INDONEISA MENGEKSPOR BATIK KE NEGARA ASEAN Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia mencatat adanya peningkatan kontribusi ekspor sebesar 13,71 persen dari US$ 5,02 miliar menjadi US$ 5,7 miliar ke enam negara ASEAN di luar Singapura, Malaysia, dan Thailand tahun ini.
Ketua Komite Tetap Pengembangan Ekspor Kadin Handito Joewono berujar, pemberlakuan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) telah memberikan motivasi positif kepada eksportireksportir Indonesia untuk menggenjot ekspornya ke negara ASEAN.
Nama : Neza Rianda Putri Kelas : VI – A Klpk : Omnivora
BATIK PEKALONGAN DIEKSPOR INDONESIA
Beberapa negara di Asia Tenggara jadi analan ekspor kain sarung batik asal Pekalongan, Jawa Tengah. Sekretaris Asosiasi Eksportir dan Produsen Handicraft Indonesia (Asephi) Pekalongan Arief Wicaksono mengatakan selama ini, kain sarung batik Pekalongan masih mendominasi ekspor ke sejumlah negara kawasan Asia Tenggara. "Seperti Malaysia dan Brunei Darussalam," katanya, di Pekalongan, Minggu.
Ia mengatakan kendati permintaan konsumen terhadap kain sarung batik sedikit mengalami penurunan akibat adanya krisis global tetapi negara di kawasan Asia Tenggara masih menjadi tujuan utama sasaran ekspor produk kerajinan batik.
Selain kain sarung batik, kata dia, asephi juga mengekspor produk kerajinan lain seperti daster dan batik rayon ke sejumlah kawasan Timur Tengah, Afrika, Amerika Serikat, Australia, dan Amerika Latin.
Nama : Herdi Pasya Kelas : VI – A Klpk : Vivivar
GERABAH TEMBUH ASIA TENGGARA Mataram (ANTARA News) - Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Nusa Tenggara Barat mencatat kerajinan gerabah Lombok mampu menembus pasar di 14 negara yang tersebar di kawasan Asia, Eropa dan Afrika.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Nusa Tenggara Barat (NTB) H Lalu Imam Maliki di Mataram Sabtu mengatakan, sebagian besar produk kerajinan gerabah tersebut diekspor oleh lima eksportir melalui pelabuhan Tanjuk Perak Surabaya, Jawa Timur dan Tanjung Priok, Jakarta.
"Eksportir lebih memilih mengekspor barang melalui pelabuhan di luar NTB karena biayanya lebih efisien," ujarnya.
Negara di kawasan Asia yang menjadi pasar produk kerajinan gerabah Lombok pada 2011 adalah Singapura dengan nilai ekspor mencapai 1.626 dolar AS, Myanmar 1.749 dolar AS, Malaysia 7.110 dolar AS dan Australia senilai 36.530 dolar AS.
Nama : Arman Prebiyansah Kelas : VI – A Klpk : Vivivar
EKSPOR GERABAH KE ASIA TENGGARA Bantul - Kalangan perajin di sentra kerajinan gerabah dan keramik Desa Kasongan, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mampu mengekspor berbagai macam kerajinan rata-rata sebanyak 80 kontainer per bulan. "Jika dirupiahkan rata-rata tiap kontainer senilai Rp50 juta sampai Rp75 juta, tergantung kuantitas dan kualitas produk," kata Koordinator Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kasongan, Suwarjo di Bantul, Kamis. Menurut dia, berbagai kerajinan gerabah yang diekspor itu diantaranya guci yang dibalut dengan kerang dan kaca, patung dan kerajinan sebagai hiasan luar ruangan dengan berbagai model, hiasan dan motif kembangannya. "Ekspor ke Australia didominasi arca (patung), ke Amerika guci dengan motif antik, sedangkan ke Eropa rata-rata kerajinan dengan motif mencolok," katanya. Sentra kerajinan Kasongan memiliki 852 perajin yang tersebar di lima pedusunan, jelasnya, dengan 200 perajin kualitas ekspor, termasuk lima perajin skala besar. "Nilai transaksi tersebut belum termasuk pengiriman domestik karena perajin yang memproduksi kualitas menengah ke bawah sangat banyak umumnya harganya masih menjangkau wisatawan," katanya. Tren ekspor kerajinan gerabah, kata dia, mengalami pasang surut terutama akibat krisis keuangan yang melanda Amerika dan Eropa yang berdampak pada penurunan ekspor ke negara-negara itu. "Sejak 2008 sampai 2010 ekspor kerajinan cenderung turun terutama ke Amerika dan Eropa, namun antara 2011 hingga 2012 ekspor mulai meningkat bahkan mulai merambah ke Australia dan sebagian Asia," katanya. Nama : Yulia Safitri Kelas : VI – A Klpk : Herbivora
Ekspor gerabah naik 10% tahun 2013 Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Koperasi Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), memprediksikan ekspor produk kerajinan gerabah dari Desa Kasongan meningkat 5-10% pada awal 2013.
Menurut Pengelola Unit Pelaksana Teknis Gerabah Kasongan Disperindakop Kabupaten Bantul Suwarjo di Yogyakarta, Selasa, hal tersebut didorong inovasi kerajinan gerabah yang hingga saat ini muncul sekitar 20 desain baru setiap bulan.
"Dengan inovasi-inovasi yang terus dilakukan permintaan akan meningkat meski masih terdampak krisis global," katanya.
Saat ini, kata dia, para perajin gerabah di Kasongan masih mengalokasikan rata-rata 50% produk untuk diekspor dan 50% untuk pasar domestik. Menurut dia, saat ini permintaan ekspor dari Amerika dan Eropa yang sepi dapat dialihkan ke Australia.
"Meskipun dari Amerika dan Eropa sepi, permintaan dari Australia saat ini lebih banyak biasanya meminta kerajinan-kerajinan jenis arca,"katanya.
Selain itu, dia mengatakan pada 2013 krisis global di Eropa dan Amerika diperkirakan sedikit mereda dibandingkan tahun sebelumnya.
Dia mengatakan hingga semester I/2012 permintaan ekspor rata-rata mengalami penurunan hingga 10% menjadi 80 kontainer per bulan dari 2011 yang rata-rata mencapai 90 kontainer per bulan dengan kisaran nilai Rp800 juta hingga Rp100 juta per kontainer.
Nama : Argil Pratama Kelas : VI – A Klpk : Karnivora
Kerajinan Diekspor ke 180 Negara Termasuk Asean JAKARTA – Produk kerajinan karya Indonesia, di antaranya anyaman tikar, bordir, ukiran, kursi, dan meja saat ini telah dipasarkan ke lebih dari 180 negara. Tujuan utama Negara ekspor Amerika Serikat, Jepang, Inggris, Jerman, Australia, Prancis, dan Belanda.
Wakil Presiden (Wapres) Boediono pun mengaku bangga dengan tingginya minat pasar internasional terhadap produk kerajinan Indonesia karena dibuat dengan sentuhan seni dan budaya Indonesia, serta dengan cita rasa yang tinggi. “Sederetan keunikan lainnya juga barangkali sulit ditandingi oleh produk bangsa-bangsa lain di dunia,” ungkap Boediono saat membuka “International Handicraft Trade Fair 2013” yang akan berlangsung 24-28 April 2013 di Jakarta Convention Center (JCC), Rabu (24/4).
Hadir pada acara itu antara lain Herawati Boediono, Menteri Perindustrian MS Hidayat, Menteri Peranan Perempunan dan Perlindungan Anak Linda Amalia Sari, serta Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisnamukti.
Menurut dia, perkembangan ekonomi dan berlakunya perjanjian perdagangan bebas telah meningkatkan tuntutan konsumen terhadap suatu produk kerajinan yang berdesain dan berkualitas bagus. Persaingan pemasaran produk kerajinan nasional semakin ketat karena adanya saingan dari produk-produk negara lain.
Nama : Helina Julia Kelas : VI – A Klpk : Vivipar
VOLUME EKSPOR ROTAN KE ASIA TENGGARA TURUN Kinerja ekspor rotan Indonesia tahun lalu tidak menggembirakan. Karena, baik volume maupun nilainya turun bila dibanding tahun 2012. Berdasarkan data Kementerian Perdagangan (Kemdag), volume ekspor produk rotan 2013 sebanyak 74.804 ton, turun 11,19% dari 2012 yang sebanyak 84.233 ton. Sementara nilainya 7,63%. dari US$ 285.29 juta menjadi US$ 263,49 juta di kurun waktu tersebut. Abdul Sobur, Sekretaris Jenderal Asosiasi Mebel Kayu dan Rotan Indonesia (AMKRI), menuturkan, penurunan ekspor ini sebenarnya sudah diprediksikan sejak awal. "Sebab pada 2012 terjadi peningkatkan ekspor yang tidak wajar. Nah, sekarang sudah mulai normal," katanya kemarin. Untuk tahun ini, Sobur memproyeksikan ekspor produk rotan akan lebih baik dari tahun lalu meskipun pertumbuhannya tidak terlalu tinggi. Menurutnya, setidaknya volume dan nilai ekspor produk hasil rotan tahun ini akan tumbuh sekitar 10%-20% dari tahun lalu. Adapun alasannya, karena ada pasar baru yang sangat potensial seperti China dan Rusia. Mengenai penurunan ekspor rotan tahun lalu, Rudyzar ZM, Koordinator Asosiasi Pengusaha Rotan Indonesia (APRI), menyatakan, salah satu faktor pemicu adalah produk furnitur berbahan baku rotan sintetis seperti yang dihasilkan Cina. Meski tidak merinci, Rudyzar mengungkapkan harga rotan sintetis lebih murah ketimbang rotan alami. Alhasil, harga jual furnitur dari rotan alami menjadi lebih mahal. Rotan alami, kata Rudyzar kebanyakan diminati oleh negara-negara di Eropa. Sementara itu produk furnitur berbahan baku rotan sintetis diminati oleh negera-negara di Asia. "Hotel di Alexandria Kairo sudah memakai furnitur sintetis," ujarnya. Selama ini tujuan ekspor utama produk rotan asal Indonesia adalah negara-negara seperti Amerika Serikat (AS), Jepang, Belanda, Australia, Eropa, dan
Nama : Fajar Apriyadi Kelas : VI – A Klpk : Vivipar
EKSPOR ROTAN KE ASIA TENGGARA DAN LAINNYA Jakarta - Kementerian Perindustrian memprediksi ekspor produk rotan Indonesia tahun ini akan mencapai US$ 250-300 juta. "Naik dibandingkan tahun lalu yang mencapai kisaran US$ 200 juta," kata Direktur Jenderal Pengembangan Perwilayahan Industri Kementerian Perindustrian, Dedi Mulyadi, di Kementerian Perindustrian, Senin, 26 Januari 2013. Sampai dengan triwulan III tahun 2012, nilai ekspor produk rotan mencapai lebih dari US$ 157 juta. Nilai ekspor ini disumbang dari ekspor produk furnitur rotan sebesar US$ 118,53 juta dan anyaman rotan sebesar US$ 39,25 juta. Total ekspor rotan pada 2011 mencapai US$ 100 juta. Peningkatan ekspor produk rotan ini disebabkan oleh penurunan produksi furnitur rotan Cina karena negara tersebut tidak lagi memiliki bahan baku. "Beberapa negara kompetitor juga tidak dapat memenuhi pesanan furnitur rotan dan meminta produsen Indonesia memenuhi order tersebut," kata Dedi. Beberapa negara negara tujuan ekspor rotan Indonesia yaitu Jerman, Israel, Malaysia, Rusia, Turki, Amerika Serikat, Inggris, Belanda, dan Finlandia. Dedi menilai kebijakan pemerintah yang menghentikan ekspor bahan baku rotan sejak awal 2012 telah memberikan dampak positif bagi industri rotan Indonesia. "Dalam jangka panjang bisa mendorong hilirisasi industri rotan yang bisa menciptakan penyerapan tenaga kerja di daerah," katanya. Kementerian Perindustrian menilai industri rotan Tanah Air masih harus meningkatkan kualitas desain produk rotan serta branding agar produk rotan Indonesia semakin laku di pasar dunia. Ketua Asosiasi Mebel dan Kerajinan Rotan Indonesia (AMKRI), Sunoto, mengatakan tren positif yang dicapai ekspor produk rotan Indonesia dipicu oleh kebijakan pemerintah yang menghentikan ekspor bahan baku rotan. "Terbukti selama 2012 ekspor produk rotan furnitur meningkat, sekitar 16 atau 17 persen," katanya kepada Tempo hari ini. Menurut dia, Indonesia kini harus menyiapkan industri rotan dalam negeri agar semakin bisa memasok produk rotan ke luar negeri dalam jumlah besar.
Nama : Muhammad Regiansyah Kelas : VI – A Klpk : Ovipar