IMPLEMENTASI STRATEGI KOGNITIF DALAM PEMBELAJARAN ’SPEAKING OF RECOUNT TEXT’ DI SMA
Oleh: Suhanto Kastaredja
[email protected]
Universitas PGRI Adi Buana Surabaya Program Studi Bahasa Inggris Jalan Ngagel Dadi III B- 37 Surabaya Tilp. (031) 5681097 Tahun 2009
3
Foreword First of all I would like to express my gratitude to God because of His bless, protection and love I could complete the paper writing assignment of the course of the Cognitive Strategy Dr. Meini Sondang, M.Pd. The topic I have decided to take is ‘The Implementation of Cognitive Strategies of in Activities of Learning and Teaching Speaking of Recount Text at Senior High School.’ I would like to express my delight for the opportunity of taking the course of the Cognitive Strategy by her. In my opinion this course is quite essential because it belongs to one of the instructional strategies that is widely discussed in various world-wide educational journals. Many instructional theorists and practitioners also have validated its effectiveness. I, therefore, feel that it is a big challenge to apply cognitive strategy in my duty as a senior high school English teacher. To complete this assignment, I have worked very hard to collect and read various sources of cognitive strategy instruction from the Internet in order to enhance my understanding about its philosophy, concept and implementation. After having adequate understanding of all aspects about the cognitive strategy, I tried to apply them in English teaching activities at SMA. I am so grateful that I have found out that cognitive strategy could be well applied in teaching English at SMA. I have to admit I could obtain a lot of benefits from the course of Cognitive Strategy by Dr. Meini Sondang, M.Pd as well as my effort in writing this assignment Finally, my sincere appreciation goes to her who has patiently shared her expertise, experience as well big-heartedness. Finally, I wish her a joyful life.
Suhanto Kastaredja
4
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL………………………………………………………....
i
KATA PENGANTAR………………………………………………………..
ii
DAFTAR ISI……………………………………………………………….....
iii
BAB I : PENDAHULUAN…………………………………………............
1
A. Kritik Terhadap Kinerja Guru Bahasa Inggris SMA …....
1
B. Langkah Preofesional Guru Bahasa Inggris SMA ……...
4
C. Tujuan Penulisan …………………………………….....
4
BAB II : STRATEGI KOGNITIF DAN ASPEK-ASPEK PEMBELAJARAN A. Strategi Kognitif dan Pemecahan Masalah ……………....
6
B. Bentuk–Bentuk Strategi Kognitif dan Fungsinya 1. Chunking.............………………………………….
8
2. Spatial........ ……………………………………….
8
3. Bridging............. ………………………………….
8
4. Multi Purposes
............................................... ..
9
C. Pembelajaran dengan Strategi Kognitif .................................
9
BAB III : STRATEGI KOGNITIF DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS DI SMA A. Keunggulan KTSP Bahasa Inggris……………………........
11
B. Pembelajaran Bahasa Inggris Berbasis Teks ……… ............
13
C. Bentuk- Bentuk Strategi Kognitif (SK) Dalam Pembelajaran ‘Recount Text’ ….. …………………………………….....
14
1. SK Untuk Analisis Struktur dan Fungsi Text ...........
15
2. SK Untuk Kalimat Dengan Past Tense......................
15
5
3. SK Untuk Membedakan Regular dan Irregular Verb.....16 4. SK Untuk Ucapan Ending-ed. ...................................
17
5. SK Untuk Jenis Kata Setelah BE ............................ .
17
6. SK Untuk Membedakan Pemakaian Was dan Were .... 18 7. SK Untuk Visualisasi Intonasi Kalimat .................... 19 8. SK Untuk Generic Struture of the Recount Text ......... 19 9. SK Untuk Aspek Budaya Presentasi Speaking ... .....
19
10. SK Untuk Frame of the Recount Text ...................... 20
BAB IV : IMPLEMENTASI SRATEGI KOGNITIF DALAM PEMBELAJARAN ‘SPEAKING OF RECOUNT TEXT ‘ A. Penempatan Strategi Kogntif…………………………. .......... 22 B. Model Penyampaian Strategi Kognitif ……………………..... 25 C. Strategi Kognitif dan Penilian.................................................... 27
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN…………………………….......
28
A. Kesimpulan ……………………………………………….....
28
B. Saran…………………………………………………….........
29
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………….......
30
BAB I
6
PENDAHULUAN
Bahasa Inggris diakui keberadaan dan peranannya sebagai alat komunikasi antar bangsa. Sangatlah disadari bahwa banyak manfaat yang dapat diperoleh dari hubungan antar bangsa, hingga banyak negara termasuk Indonesia yang memasukkan bahasa internasional ini dalam kurikulum sekolah. Dengan memiliki kemampuan berbahasa Inggris yang memadai, siswa diharapkan dapat memperoleh kesempatan yang cukup luas dan kemudahan untuk menjalin hubungan dengan bangsa lain. Namun kenyataannya, kompetensi bahasa Inggris yang dicapai oleh sebagian besar lulusan SMA masih jauh dari harapan. Banyak faktor yang menjadi penyebab permasalahan tersebut. Dalam upaya meningkatkan kompetensi bahasa Inggris anak didiknya, penulis mencoba mengkaji secara lengkap stategi kogntif secara teoritis dan praktis dalam pembelajaran bahasa Inggris Speaking of Recount Text untuk siswa SMA kelas X semester 1, sebagai tugas perkuliahan Strategi Kognitif A. Kritik Terhadap Kinerja Guru Bahasa Inggris Adalah sangat berharga hampir terjawab sudah betapa parahnya kerusakan pengajaran Bahasa Inggris di Indonesia. Banyak (baca, sebagian besar) guru Bahasa Inggris ternyata tidak mengajar. Mereka hanya membagikan LKS (LembarKerja Siswa) dan membiarkan siswanya bekerja sendiri, tanpa harus berbuat apa(Marsono, 2005). Di bagian lain kritik diberikan atas ketidaktahuaan para guru bahasa Inggris melakukan pembelajaran yang tepat “Sungguh sangat mengherankan. Sampai detik ini masih banyak guru Bahasa Inggris yang idak tahu harus berbuat apa agar peserta didik mereka mampu mencerna pelajaran bahasa Inggris yang mereka berikan Inilah laporan dari Seminar Sehari Pengajaran Bahasa Inggris What Went Wrong With English Language Teaching In Indonesia.”(Marsono, 2005)
7
Bila berfikiran positif, para guru bahasa Inggris akan bergegas melakukan introspeksi, yang tentu akan menjadi bermanfaat. Tetapi apabila disikapi secara negatif, tentu akan terjadi perdebatan yang tidak menguntungkan. Apabila memilih yang pertama yaitu dengan pemikiran positif maka kritikus kita anggap mengajak guru bahasa Inggris untuk lebih profesioanal. Maka yang harus dilakukan ialah introspeksi professional, yaitu melihat kembali proses pembelajaran yang dilakukan oleh masing-masing guru. Oleh karena itu sangatlah bijak bila bila guru bahasa Inggris mau melihat kembali teori pembelajaran. Salah satu cara melihat pada tujuan pembelajaran bahasa Inggris . Tujuan pembelajaran ialah kompetensi itu sendiri …
Meskipun pendekatan, metode, tehnik-
tehnik pembelajaran fleksibel, perlu ditekankan bahwa dalam implementasinya pengajar diharapkan memperhatikan proses atau tahapan-tahapan yang dirancang dengan matang sehingga semua kegiatan yang terjadi di dalam kelas mengarah kepada satu tujuan yakni memperoleh kompetensi wacana atau kemampuan untuk menggunakan bahasa.(Kurikulum Bahasa Inggris 2004, halaman 19) Dengan demikian, apapun kritik yang diarahkan oleh pengamat pembelajaran bahasa Inggris kepada guru bahasa Inggris, kalau para siswa sudah mencapai kompetensi berkomunikasi bahasa Inggris lisan maupn tulis secara baik, ini berarati guru sudah melakukan tugas dengan benar. B. Langkah Profesional Guru Bahasa Inggris Langkah awal yang sebenarnya sangat professional dan proporsional bagi setiap guru adalah pada minggu pertama mengajar guru perlu melakukan test atau survei, tulis tau lisan, untuk membentuk peta kompetensi kelas. Guru bahasa Inggris, dengan demikian, mengetahui berapa prosentase (siapa-siapa) siswa yang sudah mencapai kompetensi berkomunikasi dalam bahasa Inggris pada tingkat baik, cukup, kurang dan kurang sekali. Lebih tepatnya dalam tingkat bagaimanakah kelancaran, ketepatan penggunaan grammar dan ketapatan sikap seawaktu berkomunikasi. Kegiatan pembelajaran diarahkan untuk 8
meningkatkan semua komponen kompetensi itu. Streagi kognitif dapat mendukung untuk peningkatan pencapaiann peningkatan itu. Kemudian pada akhir pembelajaran asesmen dilakukan untuk melihat perubahan. Seberapa besar peningkatan dapat dicapai? Kemudian berbagai aspek dianalisis untuk memberikan jawaban atas pertanyaan bagaimana dan mengapa? Strategi kognitif akan secara efektif, efisien, praktis dan cepat akan membantu guru dalam upaya meningkatkan kompetensi pemahaman (kognitif )dan praktek (psikomotor) siswa yang belum baik menjadi baik dan siswa yang sudah baik menjadi semakin baik. Para ahli pembelajaran telah mevalidasi strategi kognitif dapat mendukung upaya tersebut. Strategi kogntif membuktikan , hasil-hasilnya mengesankan The cognitive strategy research of 1975 to 1990 has produced an impressive series of results, and, even more important, has produced a technology for continuing this line of research and practice. (Barak, 1997). Sedang Reid menyatakan lebih rinci dan tegas bahwa Instrusctional Cognitive Strategy (ISC) memberikan kemudahan dan hasil yang baik bagi siswa. ,”Facilitate performance - strategies are processes that when matched to task requirements, improve performance. You can do things better, easier, and quicker when you use a strategy.(Reid, 2006). C. Tujuan Penulisan Dengan uaraian di atas, penulis beruasaha mengambil langkah proposional dan profesional dan dengan asumsi bahwa ISC dapat meningkatkan kompetensi Bahasa Inggris (Speaking of the Recount Text) siswa sekaligus merespon secara positif kritikus guru Bahasa Inggris, penulis melakukan kajian strategi kogntif dengan segala aspeknya untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut ini: 1. Apa dan bagaimanakah strategi kognitif?
9
2. Dapatkah dan bermanfaatkah strategi kogntif diimplementasikan dalam pembelajaran bahasa Inggris yang berbasis teks? 3. Bagaimanakah implementasi strategi kognitif untuk meningkatkan pembelajaran ‘Speaking of Recount Text’?
BAB II STRATEGI KOGNITIF DAN ASPEK-ASPEK PEMBELAJARAN
Ketrampilan transfer of learning, atau ketrampilan individu mengontrol pengetahuan yang diperoleh untuk diaplikasikan dalam menghadapi masalah baru, adalah salah satu persyaratannya. Jika seorang individu sudah memiliki ketrampilan transfer of learning, maka individu tersebut sudah mempunyai strategi kognitif. (Pannen, hal: 3) Strategi kognitif didefinisikan sebagai kemampuan internal yang ter organisir yang dapat membantu siswa dalam proses belajar, proses berpikir memecahkan masyalah, dan mengambil keputusan (Pennen, dikutip dari Gagnne, 1974). Pemikiran tentang strtegi kognitif yang cermat diberikan oleh Barak yaitu membandingkan dengan pembelajaran yang berbasis penelitian (class action research). Dia melihat apa yang dilakukan guru-guru Amerika Serikat telah terbukti memberikan hasil yang baik sekali. Namun, ada kelemahan yaitu bahwa guru masih tetap mendominasi . Ini merupakan model yang tidak diterima secara politis (kebijakan pendidikan ). Sedang penilaian yang baik terhadap pembelajaran berbasis penelitiann itu cenderung memberikan
10
penghargaan kepada guru bukan pada perbaikan kualitas belajar. Barak dengan jelas mengungkapkan, “Although the teacher effects results was and remains a powerful instructional model, there were at least two problems with this research. The first was a political problem because the pattern of instruction used by the expert teachers was a teacherled model. It was a direct instruction model, a model which, today, is not politically correct or romantically correct. So much for honoring the wisdom of teachers.” Cognitive Strategy Instruction (CSI) is a very broad subject but here you will find an overview of the process and practical tips. For more in depth study references are provided. CSI is a tool intended to help students develop the necessary skills to be self-regulated learners.” (Reid, 2005). Berdasarkan pada pandangan ini, pembelajaran yang menerapkan strategi kogntif memberikan alat kepada siswa yang memungkinkan, dengan alat itu, siswa mengembangkan ketrampilannya dan melakukan sendiri. Pembelajaran dengan strategi kognitif bukanlah serangkaian langkah khusus/tertentu. Dicontohkan pada saat pembelajaran membaca, agar siswa dapat membaca dengan baik maka yang harus dilakukan guru ialah membekali siswa dengan strategi. Strategi dimaksud, yaitu menggunakan who, what and where dalam proses membaca agar para siswa dapat menghasilkan atau membuat pertanyaan yang mengantarkan mereka mengerti apa yang mereka baca. “In practice, the cognitive strategy approach did not focus on algorithms, on teaching students to use a specific series of steps, not on a specific series of steps. Rather, the emphasis was on heuristics, on providing students with guides that support their efforts. A concept map is such a heuristic or guide. The words "who", "what," and "where", words that help students generate questions is such a guide.
A. Strategi Kognitif dan Pemecahan Masalah
11
Pembelajaran dengan strategi kognitif adalah tergolong pembelajaran berbasis pada pemecahan masalah dan disebut juga strategi belajar. Ini seperti yang dinyatakan oleh Barak, “ For teaching these "higher" tasks, a new line of research began in the 1970's and flourished in the 1980's: cognitive strategy instruction. The apparent first use of the term cognitive strategies was in 1976 when Robert Gagne and Ellen Weinstein each began to use the term, Gagne in reference to problem solving (Gagne, 1977, p. 143) and Weinstein in reference to study strategies. (Barak, 2005).
Ini sejalan dengan pandangan Degeng. Pembelajaran yang berbasis pada pemecahan masalah diperlukan manusia masa kini, abad XXI. Pembelajaran abad XXI adalah pembelajaran yang memandang pendidikan tidak lagi sebagai yang mempersiapkan masa depan tetapi sebagai suatu proses agar seseorang bisa hidup kapanpun, dimanapun dan dalam keadaan apapun. Maka yang penting mengembangkan mental yang memungkinkan orang dapat belajar (Degeng, 2005). Bagaimana model pembalajaran strategi kogntif? Ada dua macam teori pembelajaran yang sangat besar mempengaruhi arah pengembangan pembelajaran, yaitu teori behavioiristik dan kognitif. Teori beheviouristik dengan model hubungan stimulus respon yang mendudukan orang yang belajar sebagai individu yang pasif. Respon atau perilaku tertentu dapat dibentuk memalui metode drill. Teori lainnya yaitu kognitif, ini oleh Degeng (2005, halaman 23) ) ditegaskan, lebih memperhatikan pada peristiwaperistiwa internal. Sehingga teori ini melihat kesuksesan seseoaang dalam belajar adalah tergantung keaktifan orang itu sendiri. Sedangkan mengajar menurut teori kontrukivistik sebagai penataan lingkungan, hanya bersifat memudahkan belajar, dan pengetahuan bersifat berubah-rubah tidak tetap. Menurut teori behaviorsitik mengajar adalah memindahkan penegetahuan dan pengetahuan dipandang sebagai sesuatu yang tetap. Teori yang lain yang disebut konstruktivistik adalah dikembangkan dari teori kognitif. Berdasarkan pada teori behavioristik, belajarsebagai perolehan pengetahuan dan mengajar adalah memindahkan kepada oraing yang belajar. Apa yang difahami oleh pengajar juga difahami oleh siswa yang belajar. Sebaliknya , bagi teori konstruktivistik belajar sebagai penyusunan pengetahuan dari pengalaman kongkrit, aktivitas kolaboratif
12
dan refleksi serta intepretasi. Behaviorostik memandang mind sebagai fungsi penjimplak struktur pengetahuan melalui proses berfikir. Dan konstruktivitik memandang mind sebagai fungsi mengintepretasikan peristiwa, objek, atau prespektif dalam dunia nyata sehingga makna yang dihasilkan bersifat unik dan individualistik.(Degeng, halaman 26) Uraian diatas sejalan dengan pandangan Bruner (1999) yang menyatakan sebgai berikut: The basic premise is that an individual learner must actively "build" knowledge and skills (e.g., Bruner, 1990) and that information exists within these built constructs rather than in the external environment. [See Ullman (1980) versus Gibson (1979) for an overview of this controversy within the cognitive perspective.] However, all advocates of constructivism agree that it is the individual's processing of stimuli from the environment and the resulting cognitive structures, that produce adaptive behavior, rather than the stimuli themselves (Harnard, 1982). Saat ini terdapat pendekatan mengajar yang disebut konstruktivisme. Konsep mendasar dari pendekatan ini ialah bahwa pengetahuan tidak dapat dialihkan dari pikiran guru ke pikiran siswa secara utuh, tetapi dibangun sendiri oleh siswa didalam kepalanya. Tepatnya dalam struktur kognitifnya (Setiawan, 2004). Berdasarkan urian tersebut, strategi kognitif jelas sekali tidak menekankan pada penambahan pengetahuan (behavioristik), tetapi lebih menekankan belajar bagaimana belajar yang wujud konkritnya memberikan guide, atau petunjuk agar siswa membangun pengetahuan dan mengembangkan ketrampilnnya sendiri. B. Bentuk-Bentuk Strategi Kognitif Dan Fungsinya Ada empat strategi kognitif menurut Pannen (1997, hal 23-24), yaitu Chunking, Spatial, Bridging dan Multipurpose. 1.
Chunking ialah strategi yang digunakan untuk mengatasi kesulitan memahami organisasi bahan ajar yang kompleks secara sistimatis. Materi pembelajaran yang kompleks dipilah-pilah menjadi bagian yang lebih kecil kemudian diurutkan.
2.
Spatial ialah strategi yang digunakan untuk mengatasi kesulitan memahami bahan ajar atau kompetensi yang kompleks dilihat secara keseluruhan kemudian juga dilihat hubungan antar komponen/bagian
13
kemudian. Strategi bisa dalam bentuk frame (table) dan Concept Map (Peta Startegi). 3.
Bridging ialah strategi untuk menjembatani pemahaman seseorang melalui metaphor, analogi (memahami konsep baru dengan menggunakan konsep yang sudah dipahami) dan advance organizer dalam (bentuk kerangka abstraksi atau ringkasan, atau dalam bentuk narasi ) untuk memudahkan pemahaman.
4.
Multipurpose ialah strategi yang diganukan berbagai tujuan, antara lain rehearsal, imagery, dan mnemonic. Rehearsal merupakan strategi untuk mereview materi, bertanya, mengantisipasi pertanyaan dan materi. Imagery (membayangkan) digunakan untuk mengatasi kesulitan pemahaman dengan cara visualisasi suatu konsep, kejadian maupun prinsip. Mnemonic atau jembatan keledai merupakan alat bantu untuk memudahkan upaya mengingat, misalnya singkatan.(LUBER., Langsung Umum Bebas Rahasia, nadjeplatingpas, yaitu jenis kata-kata yang dapat digunakan untuk mengikuti ‘to be’. Hal ini akan lebih jelas dipahami dengan dituliskan rumus kalimat sebagai berikut S+BE+ Nadjengplatingpas, noun, adjective, place, time, ing form, passive form (Marsono, 2005)
C. PEMBE LAJARAN STRATEGI KOGNITIF Kalau Pannen menggolongkan dari segi fungsinya, Carla Meister dan Barak (CMB) memiliki cara lain lagi dalam mengimplementasikan straegi kognitif. Mereka mengadopsi strategi kognitif dalam pembelajaran tersebut dengan cara membuat ringakasan dari uraianurain yang ditulis oleh oleh Collins, Brown, and Newman. Yang kemudian disebut Instructional Procedures Used in Cognitive Strategy Instruction yang kemudian diuraikan sebagai berikut: 1. Concrete Prompts concrete prompts provide cue cards provide checklists 2. Instructional Procedures 14
model using the strategy think aloud start with simplified material complete part of the task for the students present material in small steps anticipate student errors and difficult areas provide models of expert work suggest fix-up strategies increase student's responsibility Lebih lanjut Barak menjelaskan: “ Once the concrete prompts have been invented or identified, what are the specific instructional procedures one can use to teach students to use these heuristics or concrete prompts? The best review on how to teach cognitive strategies was written by Collins Brown and Newman (1989). In that review, they abstracted the procedures used in four major studies and presented their findings on instructional procedures such as modeling, thinking aloud, scaffolding, and coaching. Dari penjelasan di atas dapat diperoleh pemahaman bahwa ‘conctere prompts(CP), ialah petunjuk atau arahan nyata dari guru kepada siswa. Adapun arahan itu adalah untuk mendorong siswa melakukan tugas atau latihan dalam upaya mencapai kompetensi maksimal. Maka dalam kontek bahasa Inggris, agar siswa dapat melakukan presentasi berbicara dan menulis baik bentuk komunikasi dialog dan monolog dengan lancar, dengan garammar yang benar serta pilihan ungkapan-ungkapan yang tepat berdasarkan situasi yang dihadapi formal atau tidak formal. CP ditemukan oleh guru. CP diajarkan atau tidak diajarkan, dan kapan itu diajarkan, gurulah yang memutuskan dan melaksanakan. Adapun Collins Brown and Newman mengajarkan dengan cara memasukkan ke dalam prosedur pembelajaran modeling, thinking aloud, scaffolding dan coaching. Dalam prosedur pembelajaran bahasa Inggris urutan pembelajaran dikenal dengan urutan two cycles four stages: Two two cycles meliputi siklus lisan (listening-speaking) dan siklus tulis (readingwriting) Masing-masing siklus dibagi menjadi empat tahap, yaitu BKOF (Building Knowledge of the Field), MOT (Modeling of the Text ) dan JCOT (Joint Construction of the Text). Dalam keempat tahapan tersebut strategi kognitif dimasukkan dan diajarkan.
15
BAB III STRATEGI KOGNITIF DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS DI SMA A. Keunggulan KTSP Bahasa Inggris Kurikulum Bahasa Inggris SMA 2004, kurikulum yang berbasis kompetensi, (berkomuinikasi) berkembang menjadi Standard Isi sesuai dengan Permen No. 23 Tahun 2006 yang seiring diberlakukannya Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Kurikulum tersebut menetapkan kompetensi komunikasi sebagai tujuan akhir pembelajaran bahasa Inggris SMA. Hal demikian diwujudkan pada setiap unit pembelajaran.. Kurikulum Bahasa Inggris SMA 2004/KTSP memiliki keunggulan nyata dibanding dari kurikulumm sebelumnya, (1984, 1994). Kurikulum ini meletakan dasar kompetensi sebagai tujuan akhir dan juga memberikan kebebasan penuh kepada setiap guru bahasa Inggris dalam memilih dan menggunaakan strategi dalam kegiatan mengajar di kelas. Siswa dapat berkomunikasi secara lisan dan tertulis dengan lancar, dengan grammar yang benar dan dengan menggunakan ungkapan/kalimat yang tepat baik dalam komunikasi lisan maupun tulis dalam teks interpersonal transaksional dan monolog (recount, narrative, procedure, news item, descriptive, report, analytical exposition, hortatory exposition, review, discussion dan explanation, (Standar Isi Mata Pelajaran Bahasa Inggris). Dari rumusan tujuan tersebut, kompetensi berbicara dapat diklasifikasikan sebagai berikut
B. Pembelajaran Bahasa Inggris Berbasis Teks
Berdasarkan pada Stadar Isi Mata Pelajaran Bahasa Inggris SMA adalah berbasis text. Artinya bahwa pada dunia nyata ketika seseorang berkomunikasi menggunakan bahasa
16
baik lisan mapun tulis, maka dia sedang membentuk teks. Dan pembelajaran bahsa Inggris yang berbasis kompetensi tujuannya tidak lain mengembangkan kemampuan siswa membangun teks. Secara ringkas teks-teks yang dimaksud dalam bagan berikut.
Text dibawah adalah ini jenis-jenis teks (Genre) yang diajarkan di SMA
Text
Interpersonal and Transactional Text
Introduction Agreeing Disagreeing Accepting invitation etc Refusing Invitation
Minor Text
Invitation Letter Brochure Advertisement Announcement, etc.
Major Text
Recount, Narrative Procedure, News Item, Desc riptive, Report, Exposition, Explanation, Discussion, Review
Setiap semester, siswa SMA akan mempelajari atau mengembangkan kompetnsi sebayak tiga macam teks, yang mana setiap semseter dari kelas X sampai XII selalu ada satu teks
Major Textmajor text, masing-masing kelas/tahun yang diulang-ulang yaitu narrative. Untuk distribusi serta semester adalah sebagai berikut:
YEAR 10
YEAR 11
YEAR 12
Semester 1 Recount, Narrative, Procedure Semester 2: Narrative, Descriptive, News Items
Semester 1 Report, Narrative, Analytical Exposition Semester 17 2: Spoof, Narrative, Hortatory Exposition
Semester 1 Narrative, Discussion Explanation Semester 2: Narrative, Review
C. Bentuk- Bentuk Srategi Kognitif Dalam Pembelajaran ‘Recount Text’ Pembelajaran strategi kognitif merupakan pembelajaran yang luas namun dapat disusun menjadi alat yang paraktis yang bertujuan membantu siswa dalam menggembangkan skill yang diperlukan sedemikian rupa sehingga siswa mampu mengatur diri (memproduksi komunikasi lisan/tulis). Agar siswa memiliki kompetensi menyajikan pengalamannya atau apa yang dikerjakan/dijumpai di waktu lamapau. Dalam pembelajaran bahasa Inggris kegiatan disebut menyusun Recount Text (RT), karena hakekatnya ketika orang berbicara atau menulis mereka menyusun kemudian menghasilakn text.
Untuk mengasilkan RT, disusunlah tahapan-tahapan yang tahapan-tahapan itu akhirnya membantu siswa dapat mencapai kompetensi memeproduksi dan mempresentasikan secara lisan RT. Masing-masing tahapan akan digunakan strategi kogntif yang sesuai untuk membantu penguasaan siswa, yaitu Chunking, Spatial, Bidging serta Multi Purpose. 18
1. Strategi kognitif pertama yang harus diketahui siswa adalah RT dengan segala aspek atau bagiannya secara keseluruhan dan sekaligus siswa perlu mengetahui hubungan antar aspek atau bagian. Untuk mencapai target tersebut, strategi kognitif spatial cukup efektif membantu siswa. Dan bagan inilah yang terkait dengan RT dan aspek-aspeknya.
Text Recount (Past Experience)
Social Function: Informing Sentences (Simple Past Tense)
S+ VERB -2 + O S + DIDN’T+ VERB-1 + O DID + S + VERB-1+O WHAT + DID+ S+ VERB-
Generic Stucture Oriention-Events-Reorentation
Vocabulary Depend on Theme
S+BE+ Noun/AdjectiveAdverb of Place
SHE,HE, IT + WAS + N/Adj/Advb of place
WE, THEY, YOU + WERE + N/Adj/Advb of place
2. Strategi kognitif kedua yakni kompetensi membuat kalimat yang menggunakan past tense. Untuk membantu siswa memiliki kompetensi tersebut, strategi kognitif bridging, yaitu advanced organizer , digunakan untuk memberikan ringkasan tentang rumus kalimat-kalimat yang menggunakan past tense dan cara mengubah kalimat positif menjadi negative, pertanyaan Yes-No dan pertanyaan tanpa kata tanya.
19
SUMMARY 1. Kalimat positif yang menggunakan past tense dapat dirumuskan sebagai berikut berikut S + Verb 2 + O + Adverb of time (past). (+) Rini played volleyball yesterday. 2. Kalimat negative dibentuk dengan menammbahkan didn’t , kemudian verb 1 yang digunkan, tersusunlah : S + didn’t + Verb 1 + O + Adverb of Time (past). (-) Rini didn’t play volleyball yesterday. 3. Kalimat pertanyaan yang jawabnya yes-no (Yes-No Question) dibentuk dengan diawali “Did’ dan diikuti subjek dan diikuti verb -1. (?) Did + S + Verb-1 + O +Adverb of Time? 4. Untuk kalimat pertanyaan dengan kata tanya (What, Who, Where, When, Why dan How) sama dengan Yes-No Question, hanya tinggal menambahkan kata Tanya di depan (?) What/Who/Where + S + Verb-1
3. Strategi kognitif ketiga, siswa dibantu memiliki kompetensi membedakan Verb-1, Verb- 2 dan membedakan pula verb yang beraturan dan tidak beraturan. Untuk membantu hal ini, digunakanlah strategi koginitif spatial. Irregular Verbs No. 1 2 3
Ver1 write send buy
Verb 2 wrote sent bought
V-3 written sent bought
Meaning menulis mengirim membeli
Regular Verbs No. 1 2 3
Ver1 study stay work
Verb 2 studied stayed wrked
V-3 studied stayed worked
20
Meaning belajar tinggal bekerja
Regular Verbs 4. Strategi kognitif keempat, yaitu memberikan bantuan siswa memahami ucapakan – ed dengan tiga macam variasi ucapan. Bagian ini dapat digunakan strategi kognitif spatial juga. No
Ending-
Position, after
Pronunciation
Example of Verbs
[s,p,k] [t,d] Except [s,p,k]
[-t] [-id] [-d]
advised, stopped, worked wanted, deeded, Entered, stayed, travled,
ed 1 2 3
[-ed]
and [t,d]
moved,
[r,y,l,v,] etc.
5. Strategi kogntif kelima memberikan bantuan siswa memahami ucapakan –ed dengan tiga macam vaiasi ucapan. Bagian ini dapat diginakan strategi kognitif spatial juga.
21
6. Strategi keenam ialah mefasilitasi siswa untuk memahami struktur kalimat yang No Subject BE nadjeplatingpas 1 It was a party (n) noun 2 I was happy (adje) adjective 3 He was at home (pla) place 4 She was In Medan (pla) place 5 It was at 5 o’clock (t) time 6 We were watching TV (ing) –ing form 7 They were invited (pas) passive form menggunakan BE (was dan were). Pada langkah ini digunakanlah strategi kognitif multi purpose, yaitu mnemonic. Strategi ini untuk membantu siswa menghafal.
7. Strategi ketujuh ialah membantu siswa agar dapat membedakan pemakaian WAS dan WERE, klasfikasi subjeck berdasarkan BE (was/were) Digunakanlah
22
strategi kognitif spatial berikut ini. I, She, He, It,
Was Verb-ing
They We, You
Were
8. Strategi kogntif kedelapan multipurpose memberikan visualisasi intonasi kalimat. Klasifikasi umum ialah bahwa kalimat bahasa Inggris ada dua intonasi, falling dan rising intonation (intonasi turun dan naik). Ini digunakan strategi kognitif imagery dalam bentuk visualisasi.
a. Falling intonation a.
I watched TV last night.
b.
She went to Solo two days ago.
c.
They didn’t play tennis last week.
d.
They were at work.
b. Rising intonation a. Was she busy last Saturday? b. Were Mr. and Mrs.Yunus happy? 9. Strategi kogntif kesembilan memberikan fasilitas dalam bentuk strategi kognitif spatial atau mungkin juga disebut strategi konitif visualisasi (imagery) agar siswa dapat memahami struktur RT secara kongrit. Pemahaman kongrit itu membantu siswa menghasilkan kegiatan berbicara atau menulis dengan pola yang benar. Pengertian benar disini artinya mudah dipahami oleh pendengar, partner berbicara, atau pembaca apabila komunikasinya dalam bentuk tulis. Generic Tructure 1. Oienantion 2. Activity 1 Activity 2 Activity 3 Activity 4
Text
23
3. Orientation/Comment
9. Adapaun contoh lengkap penyajian RT dapat divisualisasakan sebagai berikut. Teks Recount (Pengalaman/Aktivitas Masa Lalu) (Opening:) Good morning Mr. Marcus Patty and all of my friends. Now I would like to perform my speaking presentation. I would like to talk about what I did yesterday. (Presentation of Recount Text)
(1. Orientation) Yesterday I didn’t go to school. I just stayed at home. I stayed on my bed until 9 o’clock (2. Series of events/activities) I felt bored and then I went to the living room to watch TV I watched Dorce Show. When I felt thirsty I went to the kitchen. I made tea for myself there. I went back to watch TV. Suddenly my hand phone rang and it was my close friend, Tina, who rang me. She asked me why I was absent. I told her that I was sick. At 10:30 Dorce Show was over. I went back to my bedroom and then I slept. I got up at 3 o’clock and my mother had been back from her office. She was cooking when I saw her in the kitchen. I was asked about my health. I told her that I got better. She gave me a bowl of boiled noodle, my favorite food, and a cup of tea. I had it in the dining room. (3. Re-orientation) After having the boiled noodle and tea, I felt much better. I was happy because I thought I could go to school the next day.
10. Terakhir bisa diterapkan strategy kognitif rehearsal yaitu berupa rangkuman yang bentuknya sebagai berikut: 1. Opening: Greeting to your teacher and friends and expressing your objective/topic of your speaking presentation.
24
2. Speaking Presentatation of Recount Text
Orientation : Your activity at home yesterday
Series of your activities: First: In the living room Second: In the kitchen Third: In the livingroom Fourth: In the bedroom Fifth: In the kitchen Sixth: In the diningroom
Re-orientation: Comment/Impression/Opinion
3. Closing: Expressing gratitude
BAB IV
25
IMPLEMENTASI SRATEGI KOGNITIF DALAM PEMBELAJARAN ‘SPEAKING OF RECOUNT TEXT ‘ Dalam pembelajaran yang berbasis kompetensi (KTSP) diharapkan guru mampu menjadikan pembelajaran berpusat pada siswa. Pengembangan kompetansi sisa lebih menekankan pada proses dan juga gruru mengubah dari paradigma dari teaching menjadi learning. Dalam kontek pembelajaran bahasa Inggris guru diharapkan lebih banyak memberikan kesempatan latihan-latihan komunikasi baik itu speaking atau pun writing. Kurang lebih prosentasenya teori (kogtitif, listening dan reading) 30% dan prakteknya (speaking dan writing) 70 %.
A. Penempatan Stretgi Kognitif
Strategi kogntif memberikan petunjuk-petunjuk praktis yang mereferensi pada teori secara benar tetapi mengandung nilai kepraktisan yang cukup besar. Dalam prakteknya penyampaian sepuluh strategi kognitif untuk Recount Text dibedakan menjadi empat , yaitu yang terkait dengan (1) pemahaman teks , yaitu stretagi kognitif 1 dan 9, (2) pemahaman kalimat, yaitu strategi kognitif 2,3,4,7 ,6) yang terkait dengan (3) speaking secara khusus, yaitu pronunciation dan intonation strategi 5 dan 8, (4) yang terkait dengan pemahaman penyajian, yaitu strategi kognitif 9. Yang pertama disampaikan padata tahap BKOF yang kedua pada tahap MOT ketiga dan keempat pada tahap JCOT dan ICOT.
Dalam pembalajaran bahasa Inggris berbasis text, urutan pembelajaran dibedakan menjadi dua siklus: siklus lisan (listening-speaking) siklus tulis (reading-writing) . Masing –masing
26
siklus dibagi menjadi empat tahap . Empat tahapan tersebut dapat diuraikan sebagai barikut:
Listening
a.
BKOF (Building Knowledge of the Field) = Apersepsi tentang teks yang diajarkan dalam kehidupa’komunikasi nyata sehari-hari.
b. MOT (Modeling of the text)= penyajian teks, diskusi isi teks, analisis bentuk teks dan grammar dan vocabulary yang terkandung di dalamnya. c. JCOT (Joint Construction of the Text ) = Kerja kelompok, tugas Speaking
menyusun dan menyajikan teks sebagai tugas kelompok. d. ICOT (Individual Constructusion of the Text) = Kerja individu, tugas menyusun dan menyajikan teks secara individu.
27
No 1
Strategi Kognitif Bahan Spatial Strukur Recount
2
Advanced
Text Summary:
Organizer
Struktur Kalimat
Spatial
(+), (-) dan (-) Membedakan
3
BKOF V
MOT JCOT
ICOT
V
V
irregular dan 4
Spatial
reular verb. Membedakan
V
V
Verb-1,2,3, irregular dan 5
Spatial
regular verb. Variasi/klasifikasi
V
V
ucapan akhiran6
Mnemonic
ed Jenis kata setelah
7
Spatial
was dan were Membedakan was V
8
Imagery
dan were Outline Recount
V
9
Imagery
Text PenyajianText
V
Rehearsal
Recount Rangkuman
10
Penjajian
28
V V
V
V
Dari uraian tahapan pembelajaran bahasa Inggris berbasis teks di atas, guru dapat menempatkan dan mengajarkan berbagai bentuk strategi konitif pada urutan yang disesuaikan dengan urutan dan juga kebutuhan pada tahap-tahap pembelajaran berbasis text. Dari diskusi di atas, dapat disiimpulkan bahwa strategi kognitif dapat diimplementasikan dalam pembelajaran bahasa Inggris, khususnya pembalajaran speaking of reacount text.
29
B. Model Penyampaian Strategi Kognitif Adapun model penyampaian bisa bervariasi, yaitu secara lisan langsung, diskusi untuk menemuan (diskusi-penemuan) , penulisan di kartu-kartu. Pada siswa yang penguasaan kebahasaannya sudah mantap, strategi yang terkait dengan persiapan speaking secara langsung, yaitu ucapan dan intonasi melalui dua model. Bisa disampaikan dengan lisan cara langsung. Berlatih secara lisan tanpa harus ditulis ataulisan di tulis di apan tulis. Ini tergantung pada tingkat penguasaan siswa. Adapaun model penyampaian bisa bervariasi, yaitu secara lisan langsung, diskusi untuk menemuan (diskusi-penemuan) , penulisan di kartu-kartu. Pada siswa yang penguasaan kebahasaannya sudah mantap, strategi yang terkait dengan persiapan speaking secara langsung, yaitu ucapan dan intonasi melalui dua model. Bisa disampaikan dengan lisan cara langsung. Berlatih secara lisan tanpa harus ditulis atau lisan di tulis di apan tulis. Ini tergantung pada tingkat penguasaan siswa. Model penyampaian kedua, guru membuat aktivitas diskusi dan yang mengarahkan siswa /kelas dengan pertanyaan-pertanyaan yang akhirnya siswa menemukan strategi itu dengan antuan guru. Penerapan model penyampaian demikian mereferansi pada model discovery learning, yang oleh guru-guru bahasa Inggris disebut tehnik EGRA (Experience/Exposing, Generalization, Re-enforcement and Application). Model ini mempunyai kelebihan dalam proses belajar siswa, yaitu mengarahkan siswa untuk berlatih berfikir. Reid memberikan pandangan untuk implementasi strategi kogntif sebagai berikut: Cognitive Strategy Instruction (CSI) is a very broad subject but here you will find an overview of the process and practical tips. For more in depth study references are provided. CSI is a tool intended to help students develop the necessary skills to be self-
30
regulated learners. CSI is a tool intended to help students develop the necessary skills to be self-regulated learners. (Reid, 2006) Adapun model penyampaian yang ketiga dengan secara langsung ditulis secara bertahap ditulis (bisa di papan tulis) dan sekaligus dibacakan oleh guru, kemudian siswa menyalin dari papan tulis. Mengapa harus ditulis dan dibacakan? Karena untuk membantu agar siswa yang memiliki learning style berbeda, yaitu video dan audio Variasi lain dari model tulis ini guru meminta siswa memiliki kartu-kartu dari manila karton, (kurang lebih 15 cm X 10 cm) dan mereka menulis strateg-stretegi ini strategi yang memungkinkan bisa ditulis dengan media kartu ini. Kelebihan dari media kartu-kartu ini bisa disentuh, dipegang, dibawa kemana-mana.untuk dipejari . strategi yang memungkinkan bisa ditulis dengan media kartu ini. Kelebihan dari media kartu-kartu ini bisa disentuh, dipegang, dibawa kemana-manaoleh siswa untuk dipeajari atau dihami secara baik. Ini memeberikan keuntungan bagi siswa yang memiliki gaya belajar kinestetik. Variasi model penyampaian dan kepemilikan strategi kognitif sangat baik karena dapat mengakomodir perbedaan cara belajar siswa ketiga jenis learning style siswa, audi (pendengaran), visual (pengelihatan) dan kenestetik(gerak/perabaan). Dimana masingmasing strategi diberikan atau diajarkan kepada siswa?
C. Stategi Kognitif dan Penilaian Stretegi kogntif disesuaikan dengan kondisi tingkat kompetensi siswa. Sebagai contoh, apabila sebagian bensar siswa sudah menguasai /memilki kompetensi membedakan pemkain was dan were, mereka bisa langsung ke strategi kogntif lain yang belum dikuasai. Guru hanya melayani mereka (sebagian kecil) yang belum menguasai. Demikian juga tingkat kesulitan vocabulary maupun grammar yang lebih sulit (past perfect tense, past
31
perfect continuos tense ) bisa ditugasan untuk diguankan (bukan hanya simple past tense) bagi siswa-siswa yang sudah kompetensnyapenguasaan simle past tense sangat baik. Bisa juga terkait dengan assessment/penilaian, tiap komponen kompetensi seperti dijelaskan di atas dapat diberlakukan besarnya nilai ketuntasan belajar (SKBM) artinya guru bisa menentukan siswa boleh /tidak boleh melanjutkan pada kompetensi lebih lanjut bila target masing-masing komponen kompetensi belum mencapai SKBM yang ditetapkan oleh guru.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Pembahasan tentang strategi kognitif dan implementasinya sudah dipaparkan secara memadai dalam bab-bab sebelumnya. Sampailah pada bab ini memberikan kesimpulan yang merupakan jawaan-jawabn pertanyaan yang diajukan dalam bagian dari penulisan paper ini dan juga menyampaikan saran kepada kolega-kolega guru Bahasa Inggris SMA A. KESIMPULAN 1. Strategi kognitif ialah kemampuan internal yang terorganisir yang dapat membantu siswa dalam proses belajar, proses berpikir memecahkan masalah, dan mengambil keputusan. Strategi kognitif dibedakan menjadi empat. Pertama chunking, Chunking ialah strategi yang digunakan untuk mengatasi kesulitan memahami organisasi bahan ajar yang kompleks secara sistimatis. Kedua Spatial, ialah strategi yang digunakan untuk mengatasi kesulitan memahami bahan ajar atau kompetensi yang kompleks
32
dilihat secara keseluruhan kemudian juga dilihat hubungan antar komponen/bagian kemudian. Ketiga Bridging ialah strategi untuk menjembatani pemahaman seseorang melalui metaphor, analogi (memahami konsep baru dengan menggunakan konsep yang sudah dipahami) dan advance organizer dalam (bentuk kerangka abstraksi atau ringkasan, atau narasi ) untuk memudahkan pemahaman. Keempat Multipurpose ialah strategi yang digunakan berbagai tujuan, antara lain rehearsal, imagery, dan mnemonic. Rehearsal strategi untuk mereview materi, bertanya, mengantisipasi pertanyaan dan materi. 2.
Dan strategi itu dapat menunjukkan maanfaat yang besar karena dapat membantu siswa dalam membangun pemahaman terhadap komponen- komponen kompetensi speaking of the text of recount, yaitu pemahana struktur teks, kalimat, ucapan dan pronunciation
3. Strategi kogntif dapat dimasukkan kedalam tahapan-tahapan pembelajaran bahasa Inggris Speaking of the Recount Text yaitu dalam tahapan BKOF, MOT, JCOT dan ICOT. B. SARAN-SARAN 1.
Guru bahasa Inggris SMA diharapkan selalu merespon kritik-kritik dari berbagai pihak dengan cara yang positif dan selalu bertindak profesioanl dalam mengelola kelas, yakni tidak mudah menyalahkan siswa. Segala permasalahan yang terkait dengan prestasi, motivasi siswa serta bahan ajar hendaknya diselesaikan dengan pendekatan dan prosedur-prosedur rasional, yaitu melalui pengamatan yang cermat, analisis yang tepat untuk dapat mencapai pemecahan masalah secara proposional
2. Guru bahasa Inggris SMA diharapkan selalu berusaha untuk mampu menganalisis struktur teks, grammatical features dan vocabulary dari setiap jenis teks yang akan
33
diajarkan kepada siswa baik lisan maupun tulis. Dari hasil pemahaman itu diharapkan guru mampu memproduksi contoh-contoh teks yang mudah dan sederhana bagi anak sehingga dapa tmenimbulkan rasa senang baik bagi guru itu mapun siswa. Guru tidak akan muadah menyalahkan siswa 3. Guru Bahasa Inggris SMA diharapkan terdorong untuk mempelajari strategi kogntif secara lebih dalam lagi sehingga akhirnya akan mampu menemukan strategi kognitif yang sangat sesuai dengan masing-masing siklus dan teks yang diajarkan sehingga siswa akan dapat meningkatkan kompetensi komunikatif baik speaking mapun writing
secara signifikan.
DAFTAR PUSTAKA Degeng, Nyoman Sudana, Prof.Dr. (2005), Teori Belajar dan Pembelajaran Surabaya: Program Pasca Sarjana UniversitasPGRI Adi Buana. Departemen Pendidikan Nasional (2003) Kurikulum Bahasa Inggris SMA 2004, Jakarta: Pusat Kurikulum Departemen Pendidikan Nasional Huitt, W. (2003). Constructivism. Educational Psychology Interactive. Valdosta, GA: Valdosta State University. Retrieved [date], from http://chiron.valdosta.edu/whuitt/col/cogsys/construct.html. Lado, Robert (1987). Lado English Series: Key to Pronunciation Symbol. Jakarta: PT. Buana Ilmu Populer. Marsono, Bambang, H. Dr. MA. M.Sc.Ph.D, Catatan Seminar Sehari Tentang Cara Mengajar Bahasa Inggris ‘THE NEWEST INTERNATIONAL SYSTEM” Jakarta: Oxford English Course. Pannen, Paulina, Dr. dan Malati, S, Ida, drh. M.Ed.. 1997. Strategi Kognitif Jakarata: Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional
34
Rosenshine, Barak., (1997). The Case for Explicit, Teacherled, Cognitive Strategy Instruction Paper presented at the annual meeting of the American Educational Research Association, Chicago, IL. March 2428, 1997. Reid, Bob, Dr. (2006). Cognitive Strategy Instruction Lincoln: Dept. of Special Ed & Communication Disorders. dari Http://www.theross.org/ Setiawan, Didang, (2004). Konstruktivisme dalam Pembelajaran. Jakarta: Buletin Pusat Perbukuan, Vol. 10. hal.28-29
35