Ilmu Kalam.docx

  • Uploaded by: Chika
  • 0
  • 0
  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Ilmu Kalam.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,190
  • Pages: 11
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Kehidupan memang tidak luput dari setiap permasalahan. Dalam Islam sendiri mulai sejak dahulu di zaman Rasulullah SAW sampai sekarang memiliki permasalahan. Setelah wafatnya Rasulullah SAW mulai timbul banyaknya pergejolakan yang timbul dalam kalangan umat. Setiap Pemerintah atau Khalifah yang berkuasa berusaha untuk meminimalisir dari pemberontakan tersebut. Dari gejolak yang timbul dari umat menimbulkan berbagai firqoh (kaum) dalam kalangan umat Islam sendiri. Seperti kaum Syiah, kaum Khawarij, kaum Mu’tazilah, kaum Qadariyah, kaum Jabariyah, dan kaum Murji’ah. Dari hal ini membuat umat sendiri menjadi terpecah belah dalam pemikiran tentang Islam. Sehingga hal inilah yang memicu timbulnya dari “Teologi Islam”. Dalam konteks historis lahirnya Murjiah pada akhir abad pertama Hijrah pada saat Ibukota kerajaan Islam dari Madinah pindah ke Kuffah kemudian pindah lagi ke Damaskus. Ini dipicunya adanya pergejolakan yang timbul dalam politik imamah atau khilafat pada masa kekhalifahan Utsman bin Affan yang kemudian berkelanjutan pada masa khalifah Ali bin Abi Thalib RA. Sehingga pada tragedi terbunuhnya khalifah Utsman bin Affan RA yang dilakukan oleh Abdullah bin Salam menjadi pembuka yang dinyatakan kaum Muslimin membuka bencana baginya yang tidak akan tertutup sampai hari Kiamat. Setiap Aliran yang lahir memiliki pemikiran tersendiri dalam berperndapat yang mana menjadi pegangan tersendiri dalam mengambil suatu keputusan dan tindakan, baik itu dari kaum Syiah sampai kepada kaum Murji’ah. Dalam kesempatan ini kami mencoba menjabarkan tentang Aliran dari Murji’ah yang merupakan aliran yang ada dalam salah satu aliran dari aliran-aliran yang lahir sejak masa para sahabat Rasulullah SAW.

B. Rumusan masalah Rumusan masalah yang kami buat sebagai berikut: 1. Apa yang melatarbelakangi munculnya khawarij dan murji’ah? 2. Apa saja doktrin-doktrin khawarij dan murji’ah? Khawarij dan murji’ah

Page 1

3. Bagaimana perkembangan khawarij? C. Tujuan masalah 1. Untuk mengetahui latar belakang munculnya khawarij dan murji’ah. 2. Untuk mengetahui doktrin-doktrin khawarij dan murji’ah. 3. Untuk mengetahui perkembangan khawarij.

Khawarij dan murji’ah

Page 2

BAB II PEMBAHASAN 1. Latar belakang munculnya khawarij Kata khawarij secara etimologis berasal dari bahasa arab kharaja yang berarti keluar, muncul, timbul, atau memberontak. Berkenaan dengan pengertian etimologis ini, syahrastani menyebut orang yang memberontak imam yang sah sebagai khawarij. Berdasarkan pengertian etimologi ini pula, khawarij berarti setiap muslim yang memiliki sikap laten ingin keluar dari kesatuan umat islam. Adapun yang di maksud khawarij dalam terminologi ilmu kalam adalah suatu sekte/kelompok/aliran pengikut Ali bin Abi Thalib yang keluar meninggalkan barisan karena tidak sepakat terhadap Ali yang menerima arbitrase/tahkim dalam perang siffin pada tahun 37 H/648 M dengan kelompok bughat (pemberontakan) Mu’awiyah bin Abi Sufyan perihal persengketaan khalifah. Kelompok khawarij pada mulanya memandang Ali dan pasukannya berada pada pihak yang benar karena Ali merupakan khalifah sah yang telah dbai’at mayoritas umat islam, sementara Mu’awiyah berada pada pihak yang salah karena memberontak kepada khalifah yang sah. Lagi pula, berdasarkan estimasi khawarij, pihak Ali hampir memperoleh kemenangan pada peperangan itu, tetapi karena Ali menerima tipu daya licik ajakan damai Mu’awiyah, kemenangan yang hampir diraih itu menjadi raib.

Ali sebenarnya sudah mencium kelicikan di balik ajakan damai kelompok Mu’awiyah, sehingga pada mulanya Ali menolak permintaan itu. Akan tetapi, karena desakan sebagai pengikutnya, terutama ahli qurra’, seperti Al-Asy’ats bin Qais, Mas’ud bin Fudaki At-Tamimi, dan Zaid bin Husein Ath-Tha’i, dengan terpaksa Ali memerintahkan AL-Asytar (komandan pasukan Ali) untuk menghentikan peperangan. Setelah menerima ajakan damai, Ali bermaksud mengirimkan Abdullah bin Abbas sebagai delegasi juru damai (hakam)-Nya, tetapi orang-orang khawarij menolaknya dengan alasan bahwa Abdullah bin Abbas adalah orang yang berasal dari kelompok Ali. Mereka lalu mengusulkan agar Ali mengirim Abu Musa Al-Asy’ari dengan harapan dapat memutuskan perkara berdasarkan kitab Allah. Keputusan tahki, yaitu Ali diturunkan dari jabatannya sebagai khalifah oleh utusannya, sementara Mu’awiyah dinobatkan menjadi khalifah oleh delegasinya pula sebagai pengganti Ali, Khawarij dan murji’ah

Page 3

akhirnya mengeewakan orang-orang khawarij. Sejak itulah, orang-orang khawarij membelot dengan mengatakan,” mengapa kalian berhukum kepada manusia/ tidak ada hukum selain hukum yang ada pada sisi Allah.” Mengomentari perkataan mereka, imam Ali menjawab,” itu adalah ungkapan yang benar, tetapi mereka artikan dengan keliru.” Pada waktu itulah orang-orang khawarij keluar dari pasukan Ali dan langsung menuju Hurura, sehingga khawarij disebut juga dengan nama Hururiah. Di harura, kelompok khawarij melanjutkan perlawanan selan kepada Mu’awyah juga kepada Ali. Di sana mereka mengangkat seorang pemimpin definitif tyang bernama Abdullah bin Sahab Ar-Rasyibi. Sebelumnya mereka dipandu Abdullah Al-kiwa untuk sampai ke harura.1

2. Doktrin-doktrin pokok khawarij a. Khalifah atau imam harus dipilih secara bebas oleh seluruh umat islam. b. Khalifah tidak harus berasal dari keturunan Arab. c. Setiap orang muslim berhak menjadi khalifah asal sudah memenuhi syarat d. Khalifah dipilih secara permanen selama yang bersangkutan bersikap adil dan menjalankan syariat islam. Ia harus dijatuhkan bahkan dibunuh jika melakukan kezaliman. e. Khalifah sebelum Ali(Abu bakar, Umar,Utsman) adalah sah, tetapi setelah tahun ke tujuh dari masa ke khalifahannya, Utsman r.a dianggap telah menyeleweng. f. Khalifah Ali juga sah, tetapi setelah terjadi arbitrase, ia dianggap menyeleweng. g. Mu’awiyah dan Amr bin Al-ash serta Abu Musa Al-Asy’ari juga di anggap menyeleweng dan telah menjadi kafir. h. Pasukan perang jamal yang melawan Ali juga kafir i. Seseorang yang berdosa besar tidak lagi disebut muslim karenanya harus dibunuh. Mereka menganggap bahwa seorang muslim tidak lagi muslim (kafir) disebabkan tidak mau membunuh muslim lain yang telah dianggap kafir, dengan resiko ia menanggung beban harus dilenyapkan pula. j. Setiap muslim harus berhijrah dan bergabung dengan golongan mereka. Apabila tidak mau bergabung, ia wajib diperangi karena hidup dalam dar al harb(negara

1

Prof.Dr.H. Abdul Rozak, ilmu kalam, hlm.63-65

Khawarij dan murji’ah

Page 4

musuh), sedangkan golongan mereka dianggap berada dalam dar al islam(negara islam). k. Seseorang harus menghindar dari pimpinan yang menyeleweng. l. Adanya wa’ad dan wa’id( orang yang baik harus masuk surga, sedangkan yang jahat harus masuk ke dalam neraka). m. Amar ma’ruf nahi mungkar. n. Memamlingkan ayat-ayat al-Quran yang tampak mutasyabihat (samar). o. Al-Quran adalah mahluk. p. Manusia bebas memutuskan perbuatannya bukan dari tuhan. Doktrin yang dikembangkan kaum khawarij dapat dikategorikan ke tiga kategori,yaitu politik, teologi, dan sosial. Doktrin khawarij dari poin a sampai poin h dapat dikategorikan sebagai doktrin politik sebab membiarakan hal-hal yang berhubungan dengan masalah kenegaraan, khususnya tentang kepala negara (khalifah). Dibuat [ula doktrin teologi tentang dosa besar sebagaimana tertera pada poin i dan j. Adapun doktrin-doktrin selanjutnya yaitu dari poin k smapai p, dapat

dikategorikan

sebagai

doktrin

teologi-sosial.

Doktrin-doktrin

ini

memperlihatkan kesalehan asli kelompok khawarij, sehingga sebagian pengamat menganggap doktrin-doktrin ini lebih mirip dengan doktrin mu’tazilah, meskipun kebenaran adanya doktrin ini dalam wacana kelompok khawarij masih patut dikaji lebih mendalam.kesan skriptualis/skripturalis,sehingga menjadi fundamentalis itu ternyata tidak tampak pada doktrin-doktrin khawarij pada poin k-p. Apabila ternyata doktrin teologis-sosial ini benar-benar merupakan doktrin doktrin khawarij, dapat diprediksikan bahwa kelompok khawarij pada dasarnya merupakan orang-orang baik. Hanya, keberadaan mereka sebagai kelompok minoritas penganut garis keras, yang aspirasinya dikuilkan dan diabaikan penguasa, ditambah oleh pola pikirnya yang simplistis, telah menjadikan mereka bersikap ekstrem.2 3. Perkembangan Khawarij Khawarij, sebagaimana telah dikemukakan, telah menjadikan imamah/khilafah/politik sebagai doktrin sentral yang memicu timbulnya doktrin-doktrin teologis lainnya. Radikalisasi yang melekat pada watak dan perbuatan kelompok Khawarij 2

Prof.Dr.H. Abdul Rozak, ilmu kalam, hlm.65-68

Khawarij dan murji’ah

Page 5

menyebabkannya sangat rentan pada perpecahan, baik secara internal kaum Khawarij maupun secara eksternal dengan sesama kelompok Islam lainnya. Para pengamat telah berbeda pendapat tentang berapa banyak perpecahan yang terjadi dalam tubuh kaum Khawarij. Al-Bagdadi mengatakan bahwa sekte ini telah pecah menjadi 20 sub sekte. Harun mengatakan bahwa sekte ini telah pecah menjadi 18 sub sekte. Adapun Al-Asfarayani, seperti dikutip Bagdadi bahwa sekte ini telah pecah menjadi 22 sub sekte. Terlepas dari beberapa banyak sub sekte pecahan Khawarij yang besar hanya ada 8, yaitu : a. Al-Muhakkimah b. Al-Azriqah c. An-Najdat d. Al-Baihasiyah e. Al-Ajaridah f. As-Saalabiyah g. Al-Abadiyah h. As-Sufriyah Semua sub sekte itu membicarakan persoalan hukum orang yang berbuat dosa besar, apakah masih mukmin atau telah menjadi kafir. Tampaknya doktrin teologi tetap menjadi primadona pemikiran mereka, sedangkan doktrin-doktrin yang lain hanya menjadi pelengkap. Semua aliran yang bersikap radikal pada perkembangan lebih lanjut dikategorikan sebagai aliran Khawarij, Selama terdapat indikasi doktrin yang identik dengan aliran ini. Berkenaan dengan persoalan ini Harun mengidentifikasi beberapa indikasi aliran yang dapat dikategorikan sebagai aliran Khawarij masa kini, yaitu : a. Mudah mengafirkan orang yang tidak se golongan dengan mereka walaupun orang itu adalah penganut agama Islam;

Khawarij dan murji’ah

Page 6

b. Islam yang benar adalah Islam yang mereka pahami dan amalkan, sedangkan Islam sebagaimana yang dipahami dan diamalkan golongan lain tidak benar; c. Orang-orang Islam yang tersesat dan menjadi kafir perlu dibawa kembali ke Islam yang sebenarnya yaitu Islam seperti yang mereka pahami dan amalkan; d. Karena pemerintahan dan ulama yang tidak sepaham dengan mereka adalah sesat, mereka memilih imam dari golongannya, yaitu imam dalam arti pemuka agama dan pemuka pemerintahan; e. Mereka bersikap fanatik dalam paham dan tidak segan-segan menggunakan kekerasan dan pembunuhan untuk mencapai tujuannya.3

4. Latar Belakang aliran murji’ah Murji’ah diambil dari kata irja’ atau arja’a yang bermakna penundaan,penangguhan, dan pengharapan.kata arja’a mengandung arti memberi pengharapan, yaitu kepada pelaku dosa besar untuk memperoleh pengampunan dan rahmat Allah SWT. Munculnya aliran ini dilatar belakangi oleh persoalan politik, yaitu persoalan khilafah (kekhalifahan). Setelah terbunuhnya Khalifah Usman bin Affan, ummat islam terpecah kedalam dua kelompok besar, yaitu kelompok Ali dan Mu’awiyah. Kelompok Ali lalu terpecah pula kedalam dua golongan, yaitu golongan yang setia membela Ali (disebut Syi’ah). Ketika berhasil mengungguli dua kelompok lainnya, yaitu Syi’ah dan Khawarij, dalam merebut kekuasaan, kelompok Mu’awiyah lalu membentuk Dinasti Umayyah. Syi’ah dan Khawarij bersama-sama menentang kekuASaannya. Syi’ah menentang Mu’awiyah karana menuduh Mu’awiyah merebut kekuasaan yang seharusnya milik Ali dan keturunannya. Sementara itu Khawarij tidak mendukung Mu’awiyah karna ia dinilai menyimpang dari ajaran Islam. Dalam pertikaiian antara ketiga golongan tersebut terjadi saling mengkafirkan. Di tengah-tengah susana pertikaiian ini pertentangan politik yang terjadi. Kelompok ini yang kemudian berkembang menjadi golongan Murji’ah.

3

Prof.Dr.H. Abdul Rozak, ilmu kalam, hlm. 68-70

Khawarij dan murji’ah

Page 7

Dalam perkembangannya, golongan ini ternyata tidak dapat melepaskan diri dai persoalan teologis yang muncul di zamannya. Waktu itu terjadi perdebatan mengenai hukum orang yang berdosa besar. Kaum Murji’ah mengatakan bahwa orang yang berdosa besar tidak dapat dikatakan kafir selama ia tetap mengakui Allah SWT sebagai Tuhannya dan Muhammad SAW sebagai Rasulnya. Pendapat ini merupakan lawan dari pendapat kaum Khawarij yag mengatakan ahwa orang islam yang berdosa besar hukumnya adalah Kafir. Golongan Murji’ah berpendapat bahwa yang terpenting dalam kehidupan beragama adalah aspek iman dan kemudian amal. Jika seseorang masih beriman berarti dia tetap mukmin, bukan kafir, kendatipun ia melakukan dosa besar. Adapun hukuman bagi dosa besar itu terserah kepada Tuhan, ia ampuni atau tidak. Pendapat ini menjadi doktrin ajaran Murji’ah.

5. Doktri Ajaran Murji’ah Doktrin-doktrin aliran Murji’ah bisa diketahui dari makna yang terkandung dalam “murji’ah” dan dalam sikap netralnya. Pandangan “netral” teersebut, nampak penamaan aliran ini yang berasal dari kata arja’a, yang berarti orang yang menangguhkan, mengakhirkan dan memberi pengharapan. Menangguhkan berarti menunda soal siksaan seseorang ditangan Tuhan, yakni jika Tuhan mau memaafkan dia akan langsung masuk surga. Jika sebaliknya, maka akan disiksa sesuai dengan dosanya. Doktrin-doktrin firqoh Murji’ah secara umum dapat disimpulkan: a. Penangguhan hukum pada orang Islam yang berdosa besar/kecil sampai hari Akhir dan hanya Allah yang berhak menghukuminya. b. Menunda soal siksaan seseorang ditangan Tuhan, yaitu jika tuhan mau memaafkan, dia akan langsung masuk surga, jika maka sebaliknya dia akan masuk neraka. c. Tidak boleh mengkafirkan seseorang, walau melakukan dosa besar selama masih memeluk Islam dan menucapkan dua kalimat syahadat d. Iman sebagai akidah terletak didalam hati (batin). e. Dosa dan maksiat tidak menghilangkan iman seseorang. Ia masih mukmin dan berhak masuk surga. Khawarij dan murji’ah

Page 8

Golongan ekstrim dalam Murji’ah terbagi mendaji empat kelompok, yaitu: 1. Al-jahmiyah, kelompok jahm bin Shafwan dan para pengikutnya, berpandangan bahwa orang yang percaya kepada Tuhan kemudian menyatakan kekufuran secara lisan, todaklah menjadi kafir karna iman dan kufur itu bertempat didalam hati bukan pada bagian lain dalam tubuh mansia. 2. Shalihiyah, kelompok Abu Hasan Ash-Shalihi,

berpendapat bahwa iman adalah

mengetahui tuhan, sedangkan ufur tidak tahu tuhan. Sholat bukan merupakan ibadah kepada Allah, yang disebut ibadah adalah iman kepada-Nya dalam arti mengetahui Tuhan. Begitu pula zakat puasa dan haji bukanlah ibadah melainkan sekedar menggambarkan kepatuhan. 3. Yunusiyah dan Ubaidiyah, kelompok Yunus bin Aun An Numairi, mereka meontarkan pernyataan bahwa melakukan maksiat atau perbuatan jahat tidaklah merusak iman seseorang. Mati dalam iman, dosa-dosa dan perbuatan jahat yang dikerjakan tidaklah merugikan orang yang bersangkutan. Dalam hal ini Muqatil bin Sulaiman berpendapat bahwa perbuatan jahat, banyk atau sedikit tidak merusak iman seseorang sebagai musyrik. 4. Ghasaniyah, kelompok Ghassan Al Kufi, jika seseorag mengatakan “saya tahu Tuhan melarang makan babi, tetapi saya tidak tahu apakah babi yang diharamkan itu adalah kambing ini”, maka orang tersebut tetap mukmin, bukan kafir.4

4

Drs. A. Hadlari Moehtar, panduan ilmu kala, hlm. 84

Khawarij dan murji’ah

Page 9

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Kata khawarij seara etimologis berasal dari bahasa arab kharaja yang berarti keluar, munul, timbul, atau memberontak. Berdasarkan pengertian etimologi ini pula, khawarij berarti setiap muslim yang memiliki sikap laten ingin keluar dari kesatuan umat islam. Murji’ah diambil dari kata irja’ atau arja’a yang bermakna penundaan,penangguhan, dan pengharapan.kata arja’a mengandung arti memberi pengharapan, yaitu kepada pelaku dosa besar untuk memperoleh pengampunan dan rahmat Allah SWT.

Khawarij dan murji’ah

Page 10

Daftar pustaka Rozak,abdul dan Abdul jaliel,maman, 2012. ilmu kalam, Bandung: CV PUSTAKA SETIA. Hadlari moechtar,Ahmad, 2015. Panduan ilmu kalam, Bondowoso.

Khawarij dan murji’ah

Page 11

Related Documents

Ilmu-ilmu
August 2019 66
Ilmu
June 2020 33
Ilmu
May 2020 40
Ilmu-ilmu Kauniah
May 2020 29
Ilmu Kalam.docx
May 2020 2
Kode Ilmu
June 2020 4

More Documents from ""

Soal Simkomdig X Smk.docx
November 2019 37
Ilmu Kalam.docx
April 2020 35
Analisis Kl1.docx
November 2019 28
Promosi.pptx
November 2019 27