3. METODE RISET/PENELITIAN KEPERAWATAN DR.H. SUHARDI M.ANWAR,DRS.,M.M NIP. 19621114 1989 101 1
A. DESAIN PENELITIAN
Desain penelitian biasa juga disebut dengan Rancangan penelitian.
Desain penelitian ini ditetapkan dengan tujuan agar penelitian dapat dilakukan dengan efektif dan efesien.
Menurut Suyanto, secara garis besarnya; desain penelitian dapat dilakukan berdasarkan jenis data yg dikumpulkan, yaitu metode kuantitatif (data penelitian berbentuk kuantitatif) dan metode kualitatif (data penelitian berbentuk kualitatif).
Lalu, apa itu metode kuantitatif dan kualitatif ???
1.
METODE KUANTITATIF
Menurut Wikipedia, penelitian kuantitatif adalah penelitian ilmiah yg sistimatis terhadap bagian-bagian dan fenomena serta hubungan- hubungannya. Tujuan penelitian kuantitatif adalah mengembangkan dan menggunakan model- model matematis, teori-teori dan/atau hipotesis yg berkaitan dengan fenomena alam. Proses pengukuran adalah bagian yg sentral dlm penelitian kuantitatif, karena hal ini memberikan hubungan yg fundamental antara pengamatan empiris dan ekspresi matematis dari hubungan-hubungan kuantitatif. Menurut Suyanto (2011), metode penelitian kuantitatif sering menggunakan pendekatan deduktif, logis, empiris, dan dapat diukur. Selain itu, metode ini juga bersifat formal, objektif, sistimatik, dan menggunakan data numerik untuk mendapatkan informasi berupa data-data.
Adapun metode kuantitatif ini terdiri dari beberapa hal berikaut: a. Deskriptif, b. Korelatif, c. Komparasi, d. Kuasi Eksprimen, e. Eksprimen.
Mari kita simak satu persatu....???? : a.
Deskriptif Penelitian deskriptif bertujuan mendapatkan gambaran yg akurat dari sejumlah karakteristik masalah yg diteliti. Penelitian deskriptif berguna utk mendapatkan makna baru, menggambarkan kategori suatu masalah, menjelaskan frekuensi suatu kejadian dari suatu masalah. Data dikumpulkan dgn cara intervieu, observasi, atau kuesioner.
Contoh : Perawatan tali pusat bayi baru lahir di ruang neonatus RSUD Lagaligo Luwu Timur tahun 2015. Penelitian ini deskriptif karena hanya ingin mengetahui gambaran ttg bagaimana perawatan tali pusat yg dilakukan di ruang neonatus. Penelitian deskriptif memiliki dua bentuk, yakni: survey dan case study (Studi Kasus) Keduanya memiliki kelebihan dan kelemahan, yaitu: 1) Kelebihan dan kelemahan Penelitian deskriptif dgn metode Survey : Kelebihan metode survey, yaitu :
a) Melibatkan sejumlah orang yg cukup besar sehingga generalisasi dpt dibuat dan dipertanggungjawabkan. b) Dapat menggunakan banyak pilihan alat pengumpul data, seperti kuesioner, wawancara, dan observasi.
c) Sering muncul masalah yg tidak diduga, sehingga dapat sekaligus melakukan eksplorasi. d) Dapat membenarkan atau menolak teori tertentu. e) Biaya dan teknik relatif murah dan mudah, seperti menggunakan jasa pos. Kelemahan metode survey, yaitu:
a) Penelitian tidak mendalam b) Responden penelitian dapat berubah-ubah c) Tidak ada jaminan semua populasi menjadi responden.
2) Kelebihan dan Kelemahan Penelitian Deskriptif dgn Metode Case Study : Kelebihan metode case syudy, yaitu:
a) Seluruh aspek responden dapat diperoleh b) Aspek yg diteliti lebih spesifik c) Dapat menggunakan semua cara pengumpulan data d) Biaya relatif murah karena spesifikasi aspek yg diteliti. Kekurangan metode case study, yaitu :
a) Generalisasi sulit dilakukan dan dipertanggungjawabkan karena kecilnya jumlah sampel b) Waktu lebih lama karena banya menggunakan metode pengumpilan data.
b.
Korelatif
Desai penelitian korelasional bertujuan mendapatkan gambaran tentang hubungan antara dua atau lebih variabel penelitia. Dengan diketahuinya hubungan variabel tersebut, maka peneliti dpt menarik kesimpulan dan permasalahan yg diteliti.Yaitu:
Apakah ada hubungan atau tidak ? Apakah hubungan tersebut signifikan atau tidak signifikan ? Bagaimanakah sifat hubungannya, negatif, atau positif ? Tetapi hrs diketahui/diingat bahwa penelitian korelasional tdk bertujuan menentukan adanya sebab-akibat (kausal). Namun hanya sebatas mendapatkan gambaran hubungan sebab-akibat dari sebuah fenomena.
Berdasarkan perlakukannya terhadap objek penelitian, desain penelitian korelasi terbagi menjadi dua jenis, sbb.: 1) Desain Korelasi Deskriptif, 2) Desain Korelasi Prediktif. 1) Desain Korelasi Deskriptif Desain korelasi deskriptif bertujuan mengetahui hubungan yg terjadi pd sebuah fenomena. Penggunaannya, utk mengidentifikasi hubungan yg terjadi sesaat, tanpa perlu kelompok kontrol atau uji coba. Contoh : “Faktor-faktor yang berhubungan dengan tingginya drop out imunisasi DPT bayi di Desa Tarengge Kecamatan Wotu Luwu Timur” . Gambar Kerangka Konsep/Kerja desain korelasi deskriptif Pendidikan Pekerjaan Pengetahuan Imunisasi
Drop Out DPT
2) Desain Korelasi Prediktif Desain korelasi prediktif digunakan jika penelitian yg akan dilakukan bertujuan mengetahui fenomena hubungan sebab-akibat. Kerangka kerjanya/konsep dibagi dua, yaitu variabel independen (terikat) dan variabel dependen (bebas). Variabel independen (bebas) bertindak sbg predictor, yaitu: variabel yg berfungsi memprediksi sesuatu yg akan terjadi pd variabel terikat. Prediksi semakin baik hasilnya apabila hubungan kedua variabel kuat. Untuk melihat prediksi secara lebih baik, maka peneliti lakukan analisis regresi. Contoh : “Analisis hubungan antara besarnya gaji dan motivasi kerja perawat di RSUD Lagaligo Wotu Luwu Timur” Kerangka Kerjanya/Konsepnya: Gaji
Motivasi Kerja Perawat
Variabel Independen
Variabel Dependen
c.
Komparasi
Desain komparasi bertujuan mencari perbandingan antara dua sampel atau dua uji coba pada objek penelitian. Desan penelitian ini terbagi : 1)
Desain Kohort, Desain kohort ini disebut juga desain Prospektif karena data yg dikumpulkan pd bersifat logitudinal.
penelitian ini
Penelitian ini digunakan utk mencari perbedaan antara dua kelompok yg memiliki faktor yg berbeda, seperti kelompok Bumil yg merokok dengan Bumil yg tdk merokok. Pertama-tama, peneliti mengamati atau menilai dua kelompok sampel dan diikuti sampai dgn waktu yg ditentukan. Kemudian, peneliti menilai kondisi sampel tsb utk melihat perbedaan pd kedua kelompok tsb. Perhatikan kerangka kerja/konsep Desain Kohort sbb.: MEROKOK
Ketahanan Frekuensi Sakit
BUMIL TDK MEROKOK
BB Bayi
2) Desain Case Control Desain ini disebut juga penelitian retros-pektif, kebalikan dari desain kohort. Pengamatan dan penilaian sampel dilakukan terlebih dahulu utk kemudian ditelusuri faktor resiko atau penyebab yg telah terjadi di masa lalu. Contoh: Penelitian ttg faktor resiko ibu hamil perokok thd kejadian BBLR. Bayi yg lahir dikelompokkan menjadi BBLR dan BB Normal, kemudian dilakukan penelusuran pada ibu bayi yg merokok. Kerangka kerja/Konsepnya sbb.:
MEROKOK
BBLR
MEROKOK
BB NORMAL
d. Kuasi Eksprimen Metode kuasi eksprimen bertujuan menjelaskan atau mengklarifikasi terjadinya sebuah hubungan dan menjelaskan hubungan sebab akibat, sehingga dpt dijadikan sbg dasar utk memprediksi sebuah fenomena. Meode kuasi eksprimen terdiri dari beberapa jenis, di antaranya: 1) Desain Satu Kelompok Post-test Desain ini disebut juga one shot case study , yaitu sebuah uji coba yg dilakukan pd sebuah kelompok tanpa kelompok control (kelemahan desain ini). Selanjutnya, uji coba pd kelompok tsb dinilai atau diukur.
Contoh:
“Efek penggunaan komunikasi terpeutik pada tingkat kepuasan pasien dalam pelayanan keperawatan”. Kerangka Konsep Desain Satu Kelompok Post-test sbb.: KOMUNIKASI TERAPEUTIK
KEPUASAN PASIEN
2) Desain Satu Kelompok Pre-post Test
Sebelum uji coba dilakukan pd sebuah kelompok tanpa kelompok control, dilakukan lebih dahulu penilaian atau pengukuran pd kelompok tsb. Selanjutnya, dilakukan uji coba kelompok, kemudian uji coba kelompok tsb dinilai kembali. Contoh : “ Perbedaan tingkat kepuasan pasien pada pelayanan keperawatan sebelum dan sesudah dilakukan komunikasi terapeutik”. Kerangka Konsepnya sbb.:
Kepuasan Pasien sebelum di Uji Coba
Komunikasi Terapiutik Pasien di Uji Coba
Kepuasan Pasien setelah di Uji Coba
3)
Desain the Static Group Comparasion Desain ini dirancang utk meneliti pengaruh dari sebuah uji coba thd kelompok objek penelitian dgn membandingkanny a dgn kelompok control. Contoh, penelitian ttg.: “Pengaruh kaegel exercise pada pasien incontenensia urine”. Kerangka Konsepnya, sbb.: Pasien Incontinesia
Latihan Kaegel
Kondisi saat ini
Pasien Incontinesia
Tdk Latihan Kaegel
Kondisi saat ini
e. Eksprimen
Metode penelitian ini bersifat objektif, sistimatis, dan terkontrol. Tujuannya, untuk memprediksi dan mengontrol sebuah fenomena atau menguji sebuah penyebab. Metode penelitian ini merupakan metode terbaik dari metode penelitian kuantitatif lainnya, karena variabel penelitian dikontrol dan mendapat manipulasi atau tindakan berupa uji coba. Metode ini terbagi 3, yaitu: 1) Desain Post-test dengan Pemilihan Desain ini hampir sama dgn desain kuasi eksperimen kelompok the static comparasion. Perbedaannya terletak pada pemilihan sampel, yg dalam desain ini, sampel hrs diacak. Desain ini tdk mengukur kelompok sebelum dilakukan uji coba, baik pada kelompok uji maupun kelompok kontrol.
Contoh: “ Pengaruh pemberian tablet Fe pada pasien primigravida di Puskesmas Burau”. Kerangka Konsep Desain post-test dengan pilihan: Pasien Primigravida Kelompk Uji di Acak
Diberi Tablet Fe
Kadar Hb
Pasien Primigravida Tdk Diberi Tablet Fe
Kadar Hb
Kelompok Kontrol di Acak
2) Desain Pre-post-test dengan Pilihan Desain ini hampir sama dgn desain post test dgn pilihan. Perbedaannya, terletak pd pengukuran, yg sebelum uji coba, kelompok uji dan kontrol diukur atau dinilai terlebih dahulu.
3) Desain Solomon Desain Solomon adalah desain yg merupakan gabungan dari desain prepost-test dengan pemilihan dan desain post-test dengan pemilihan. Desain ini adalah desain dengan penelitian yg paling kuat dan cermat dibandingkan dengan penelitian eksperimen yg lain, karena sangat kompleks dan menghilangkan kelemahan dan kekurangan desain eksperimen yg lain. Dengan demikian, pada desain Solomon, terdapat empat kelompok, dua kelompok sebagai kelompok uji coba, dan dua kelompok lainnya sbg kelompok kontrol.
2. METODE KUALITATIF Menurut Prof.Dr.H.Mudjia Rahardjo,M.Si. Tujuan utama peneliti an kualitatif adalah utk memahami (to understand) fenomena atau gejala sosial dgn lebih menitikberatkan pd gambaran yg lengkap ttg fenomena yg dikaji dpd merincinya menjadi variabel-variabel yg saling terkait. Harapannya adalah diperoleh pemahaman yg mendalam ttg fenomena utk selanjutnya dihasilkan sebuah teori. Karena penelitian kualitatif berbeda dgn penelitian kuantitatif, maka prosedur perolehan data dan jenis penelitian kualitatif juga berbeda.
Ciri-ciri penelitian Kualitatif, yaitu: a. Instrumen penelitian adalah peneliti dgn beberapa alat pengumpul data, sehingga penelitian memerlukan waktu yg sangat lama. b. Data yg dikumpulkan bukan berupa data-data angka-angka, tetapi dapat berbentuk kata-kata, narasi, atau gambar. c. Cenderung bersifat induktif, karena tdk memerlukan hipotesis. Suyanto (2011) membagi jenis penelitian kualitatif menjadi dua, yaitu:
a.
dialaminya.
Fenomenologik Metode fenomenogik bersifat induktif, deskriptif, dan dikembangka dari sebuah fenomena. Metode ini bertujuan mengetahui gambaran secara keseluruhan. Misalnya, gambaran pengalaman seseorang tentang rasa nyeri yang
b. Histories Metode histories adalah sebuah metode penelitian kualitatif yg dideskripsikan berupa narasi dan dianalisis berdasarkan kejadian masa lalu. Data diambil dari catatan, dokumen, laporan dan benda-benda sejarah.