Identifikasi Kawasan Budidaya Perternakan Sapi dan Kerbau di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam A. Pendahuluan Penataan wilayah suatu kawasan dalam tujuan pembangunan sepatutnya tidak terkonsentrasi untuk peningkatan produksi semata, namun merupakan suatu upaya memberdayakan masyarakat sebagai subyek pembangunan. Kekeliruan penekanan pembangunan pada peningkatan produksi/pembentukan modal akan mengarahkan pembangunan kepada akselerasi pertumbuhan ekonomi dengan mengundang investasi asing dan melakukan industrialisasi serta upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) dalam kerangka production centered development (Tjokrowinoto, 1996: 28-29) Pembangunan yang menempatkan manusia sebagai subyek pembangunan (people centered development) akan mengarah kepada pemberdayaan (empowerment) kemampuan manusia dalam mengaktualisasikan segala potensinya. Pola berpikir pembangunan masyarakat akan mengacu kepada pola-pola sebagai berikut: 1) Pertumbuhan dengan distribusi Pemenuhan kebutuhan pokok (basic needs) 2) Pembangunan mandiri (self-reliant development) 3) Pembangunan berkelanjutan terhadap alam (ecodevelopment) 4) Pembangunan yang memperhatikan ketimpangan menurut etnis 5) (ethnodevelopment) Terkait dengan kondisi Aceh, subyek kawasan budidaya harus dapat diidentifikasikan dengan memperhatikan keadaan masyarakatnya sendiri sehingga dapat dilakukan suatu penataan wilayah kawasan budidaya yang akan mendukung terwujudnya pembangunan dengan pemerataan distribusi pendapatan, basic needs, mandiri, ramah lingkungan, dan memperhatikan kebiasaan-kebiasaan masyarakat. 1. Latar Belakang Perternakan sapi dan kerbau tradisional adalah bagian dari kebudayaan masyarakat di Aceh, baik ditinjau dari segi permintaan (demand) maupun dari segi produksi (supply), sehingga sektor perternakan sapi dan kerbau layak menjadi salah satu dari sektor budidaya mengingat ke 5 (lima) pola berpikir pembangunan masyarakat diatas. Oleh karenanya, diperlukan suatu kajian yang memperhatikan data sosial-ekonomi masyarakat di setiap Kabupaten/Kota untuk mengidentifikasi kelayakan kawasan tersebut sebagai kawasan budidaya. Data sosial-ekonomi yang dikaji dalam peneltian ini adalah jumlah penduduk, jumlah penduduk miskin, jumlah KK miskin, KK makan 1x/hari, luas wilayah, jumlah angkatan kerja, produksi daging sapi, dan produksi daging kerbau. Data tersebut diharapkan dapat mencerminkan kebutuhan dan peluang kawasan sebagai kawasan budidaya yang merupakan informasi penting bagi pemerintah Provinsi NANGGROE ACEH DARUSSALAM dalam menetapkan kebijakan penataan wilayah kawasan budidaya perternakan sapi dan kerbau.
2. Tujuan Penulisan Dapat menentukan Kabupaten/Kota yang layak menjadi kawasan budidaya perternakan sapi dan kerbau melalui data sosial-ekonomi setiap Kabupaten/Kota. 3. Metode Penulisan - Data Data sosial-ekonomi yang dikaji dalam peneltian ini adalah (BPS NANGGROE ACEH DARUSSALAM 2005) : - sampel Kabupaten/Kota di Provinsi NANGGROE ACEH DARUSSALAM. -
Variabel dan Definisi Variabel. Ada 7 (tujuh) variabel yang akan dikaji, yaitu: Jumlah penduduk (p) Jumlah penduduk (jiwa) di Kabupaten/Kota 1) Jumlah penduduk miskin (pm) Jumlah penduduk miskin (jiwa) di 2) Kabupaten/Kota Jumlah KK miskin (kkm) Jumlah KK miskin (KK) di Kabupaten/Kota 3) KK makan 1x/hari (kk1) Jumlah KK (KK) makan 1x/hari di Kabupaten/Kota 4) Luas wilayah (a) Luas wilayah (km2) di Kabupaten/Kota 5) Jumlah angkatan kerja (l) Jumlah angkatan kerja (jiwa) yang tersedia di 6) Kabupaten/Kota Produksi daging sapi (ys) produksi daging sapi (kg) di Kabupaten/Kota 7) Produksi daging kerbau (yk) produksi daging kerbau (kg) Kabupaten/Kota 8)
-
Metode Analisis 1) Posisi Kabupaten/Kota pada Kuartil 1, 2, atau 3 setiap variabel (Qp = Kuartil jumlah penduduk, Qpm = Kuartil jumlah penduduk miskin, Qkkm = Kuartil KK miskin, Qkk1 = Kuartil makan 1x/hari, Qa = Kuartil luas wilayah, Ql = Kuartil angkatan kerja, Qys = Kuartil produksi daging sapi, dan Qyk = Kuartil produksi daging kerbau); Kuartil 1 = Tidak Layak Kuartil 2 = Layak Kuartil 3 = Sangat Layak 2) Bobot Kuartil Kabupaten/Kota Qp + Qpm + Qkkm + Qkk1 + Qa + Ql + Qys + Qyk BQ = 8 Identifikasi Kawasan: BQ < 2.5 Kawasan tidak layak budidaya. 2.5 ≤ BQ < 3 Kawasan layak budidaya. BQ = 3 Kawasan sangat layak budidaya.
B. Pembahasan 1. Potensi kawasan budidaya. Dari perhitungan BQ setiap Kabupaten/Kota (Lampiran 1) diperoleh hasil sbb: 1) Terdapat 3 (tiga) Kabupaten sebagai kawasan sangat layak budidaya perternakan sapi dan kerbau, yaitu: • Kabupaten Aceh Timur. • Kabupaten Pidie. • Kabupaten Aceh Utara. 2) Terdapat 5 (lima) Kabupaten sebagai kawasan layak budidaya perternakan sapi dan kerbau, yaitu: • Aceh Tenggara (BQ = 2.88). • Aceh Besar (BQ = 2.88). • Aceh Selatan (BQ = 2.75). • Aceh Tamiang (BQ = 2.5). 2. Rencana tata ruang dan pemanfaatan ruang wilayah. Dibutuhkan suatu upaya peningkatan nilai tambah dari hasil produksi bagi peternak sapi dan kerbau di Kabupaten Aceh Timur, Pidie, dan Aceh Utara; upaya peningkatan nilai tambah bagi para peternak dapat dilakukan melalui kebijakan khusus bagi industri pengolahan daging dan bagi sektor pemasarannya. Bagi Kabupaten kawasan layak budidaya dapat diupayakan peningkatan produksi dengan metode-metode yang sesuai dengan kaidah ilmu perternakan agar kedepan wilayah-wilayah tersebut dapat menjadi kawasan sangat layak budidaya. 3. Pengendalian pemanfaatan ruang Peningkatan nilai tambah hasil produksi di kawasan sangat layak budidaya merupakan prioritas utama. Selain akan meningkatkan kesejahteraan di wilayah tersebut, industrialisasi pasca-panen ternak sapi dan kerbau akan merangsang wilayah lainnya (terutama kawasan layak budidaya) untuk meningkatkan produktifitas perternakannya. C. Kesimpulan 1) Kabupaten-kabupaten kawasan sangat layak budidaya adalah Aceh Timur, Pidie, dan Aceh Utara. 2) Kabupaten-kabupaten kawasan layak budidaya adalah Aceh Tenggara, Aceh Besar, Aceh Selatan, dan Aceh Tamiang. 3) Diperlukan industrialisai pasca-panen ternak sapi dan kerbau di kawasan sangat layak budidaya untuk meningkatkan nilai tambah bagi peternak di kawasan tersebut dan untuk merangsang produktifitas peternak di kawasan layak budidaya.
D. Daftar Pustaka 1) http://aceh.bps.go.id/isi/pop/3htm 2) http://aceh.bps.go.id/isi/employment/1htm 3) http://aceh.bps.go.id/isi/agri/10htm 4) Kuncoro, M. (2004). Otonomi dan Pembangunan Daerah: Reformasi, Perencanaan, Strategi, dan Peluang. Jakarta: Erlangga. 5) Tjokrowinoto, M. P. (1996). Pembangunan: Dilema dan Tantangan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 6) ---------- (2007). Survey Desa Aceh: Evaluasi Keadaan Prasarana dan Sosial Desa. Program Pengembangan Kecamatan. 7) sapi dan kerbau.
Lampiran 1 Tabel Perhitungan BQ tiap-tiap Kabupaten/Kota No.
Regency/City
value_codes
Citizens Jml
Poor Citizens
Quartile
KK miskin
Jml
Quartile
Jml
Quartile
KK makan 1x/hari Jml
Area
Labor Force
Quartile
Luas
Quartile
Jml
Quartile
Produksi Daging Sapi Jml (kg)
Quartile
Produksi Daging Kerbau Jml (kg)
Quartile
Bobot (BQ)
1
Simelue
1101
78,389
1
56,780
2.00
1544
1
277
1
2052
2
49252
1
8723
1
86599
2
1.38
2
Singkil
1102
148,277
2
102,720
3.00
3567
2
677
2
3577
3
85111
2
23937
2
81744
2
2.25
3
Aceh Selatan
1103
191,539
3
108,312
3.00
7333
3
1037
3
3646
3
96919
3
15468
1
175751
3
2.75
4
Aceh Tenggara
1104
169,053
3
128,296
3.00
3629
3
676
2
4231
3
99420
3
98971
3
155525
3
2.88
5
Aceh Timur
1105
304,643
3
163,876
3.00
9517
3
1926
3
6041
3
165421
3
1348150
3
625635
3
3.00
6
Aceh Tengah
1106
160,549
3
66,396
2.00
2617
2
835
3
5773
3
119786
3
64445
2
267290
3
2.63
7
Aceh Barat
1107
150,450
2
61,984
2.00
3205
2
729
3
2426
2
87487
3
5710
1
204567
3
2.25
8
Aceh Besar
1108
296,541
3
83,688
3.00
9756
3
1864
3
2686
2
163513
3
1298376
3
193621
3
2.88
9
Pidie
1109
474,359
3
268,504
3.00
25007
3
3250
3
4161
3
288980
3
1210916
3
942380
3
3.00
10
Bireun
1110
351,835
3
168,824
3.00
11082
3
2221
3
1901
2
236503
3
629881
3
35739
1
2.63
11
Aceh Utara
1111
493,670
3
222,424
3.00
15534
3
2259
3
3297
3
261151
3
552597
3
159540
3
3.00
12
Aceh Barat Daya
1112
115,676
1
52,324
2.00
4628
3
403
1
1685
1
52320
1
12444
1
55180
2
1.50
13
Gayo Lues
1113
72,045
1
53,332
2.00
1493
1
478
2
5720
3
43277
1
287269
3
125100
3
2.00
14
Aceh Tamiang
1114
235,314
3
93,652
3.00
3637
3
822
3
1940
2
130858
3
56596
2
1178
1
2.50
15
Nagan Raya
1115
123,743
2
73,980
3.00
3211
2
211
1
3903
3
73256
2
6672
1
50669
2
2.00
16
Aceh Jaya
1116
60,660
1
27,992
1.00
1540
1
375
1
3703
3
36196
1
25237
2
26117
1
1.38
17
Bener Meriah
1117
106,148
1
45,740
1.00
2233
1
711
2
1
1.13
18
Banda Aceh
1171
177,881
3
9,208
1.00
1
1
61
1
86575
2
398307
3
317523
3
1.88
19
Sabang
1172
28,597
1
3,896
1.00
1
1
119
1
17221
1
68966
2
982
1
1.13
20
Langsa
1173
137,586
2
45,236
1.00
1
1
262
1
71696
2
329567
3
17282
1
1.50
21
Lhokseumawe
1174
154,634
2
50,908
1.00
1
181
1
81183
2
410231
3
45955
2
1.63
TOTAL
4,031,589
1,888,072
1612 111,145
1
67 18,818
1
57,365
1
2,246,124
1
6,852,463
3,568,377
Lampiran 2.
Lampiran 3