Ibu Muda Dan Lontong

  • Uploaded by: lucas
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Ibu Muda Dan Lontong as PDF for free.

More details

  • Words: 496
  • Pages: 3
IBU MUDA dan Ibu LON Sekali peristiwa di tengah siang bolong Aku berjalan sendiri menyelusuri jalan panjang yang penuh liang bolong Leher dahagaku yang lembut tiba-tiba berontak dan berkeluh kesah minta tolong Tak ku sangka saluran halus di dalam kerongkonganku mulai bolong Sambil berdumel aku berteriak dalam hati, bagaikan suara anjing mungil yang merintih melolong: Toooo.....looonngggg!!! Tepat di tikungan pertengahan jalan Aku berjumpa seorang ibu muda, yang cantik parasnya dan putih mulus kulitnya Matanya bagus dan bulu matanya pun jentik melingkuk indah Bibirnya sexy sekali ....seperti bibir bintang film Angelina Colie Tapi sayang ...nih Penampilannya terlampau sederhana, tampak lugu dan polos Tidak apa-apalah, yang pentingkan senyumnya ramah dan manis Yah...paling tidak hari itu aku harus bersyukur, karena sempat terpesona berjumpa dengan si dia Ibarat baru berjumpa sesosok primadona dari sebuah desa Ketika kami saling berhadapan, tiba-tiba saja si ibu muda itu menebarkan senyum menawan Senyum khas bak perawan desa yang baru selesai mandi di sungai Ah...hatiku bagaikan tertancap sebuah panah Panah ringan dari bahan ranting muda dari hutan asmara Tusukannya bagaikan menembus seluruh kujur jiwa Tanpa kusadari tiba2 saja ibu muda itu berhenti dihadapanku Tangan kanannya yang dari tadi menggendong keranjang tikar cepat-cepat sudah diturunkan Ah,,,,,,bawa apa gerangan si ibu ini? pikirku penasaran Air putih segarkah? tanya kerongkonganku kepada diriku Tampaknya ada sesuatu di dalam keranjang itu Bentuk panjang – silinder seperti botol lonjong Yah lumayan pikirku.....ada botol lonjong berisi air segar

“Maaf loh mas.....” sapa si ibu sedikit manja. “Apa mas bersedia membeli ini....?” tanya si ibu sambil menunjukkan suatu benda antik yang lembek dan panjang Ah....ternyata si ibu ini hendak memamerkan lontong toh? Teriakku dalam hati Kenapa dia tawarkan lontong? Apakah si ibu ini suka lontong? Pikirku nakal Oh.....aku tahu sekarang.... Jangan2 memang si ibu desa ini penggemar LON.....TONG. Ah, ... itu tidak penting pikirku lagi Yang jelas aku sedang kehausan dan butuh minum air segar Dan yang pasti juga aku harus berhati-hati untuk menghadapi seorang ibu yang spontan saja ku beri nama si ibu LON... Capek dhe,,,,,!!! Ntah mengapa si ibu Lon itu senang sekali berbicara banyak Hampir berjam-jam dia menguasai area pertemuan kami Suaranya cempreng bagaikan kaleng panas yang baru meletus karena hangus terbakar Sayang yah..punya wajah ayu cantik tapi suara cempreng Ah, ... itu juga tidak penting pikirku lagi Yang jelas hari itu otak kepalaku mulai sedikit panas saat sedang mendengar ocehan si ibu LON itu Kepalaku mulai menerka-nerka: Mengapa dia suka sekali berbicara tentang Lontong? Mengapa dia suka sekali bertanya-tanya tentang Lontong? Membanding-bandingkan lontong-lontong dari negeri ini Lontong Malang, Lontong Jakarta, Lontong Madura, Lontong Yogya, dan...semua lontong dari sabang sampai merauke Tiba-tiba saja hatiku mulai gelisah Perasaanku yang lembut sudah mulai menggigil Hatiku serasa tertekan pancuran air terjun Yang menghujam keras ke dalam jantungku Ya......terus terang aku mulai takut loh dengar cerita yang bertemakan Lontong “Maaf.... bu...”, jawabku lepas “Aku rasa kita harus berpisah..”.

“Kenapa sih mas harus buru-buru?....” tanya si ibu dengan mesra “Iya,,,bu karena aku nggak suka ..... bicara tentang........LON......TONG....”, jawab diriku dengan gemetaaarrrr... (Malang, Minggu,12 Oktober 2008)

Related Documents


More Documents from "Anonymous 96NsIisC5b"

Nightcrawler.pdf
June 2020 6
26 - El Morro.pdf
December 2019 25
Ibu Muda Dan Lontong
November 2019 33
Rubik's Cube Solution
August 2019 20