Hurt Ep.1.docx

  • Uploaded by: Nur Fadilah Ariani
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Hurt Ep.1.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,551
  • Pages: 5
Jungkook langsung melesat ke Rumah Sakit begitu mendapat kabar bahwa Yong Ah kecelakaan. Ia berlari di koridor Rumah Sakit dengan panik. Ia terus berlari dan mencari ruangan yang dimaksud. Sampai ia berhenti di depan sebuah kamar VIP dengan nomor 129, di sampingnya tertulis nama, Park Yong Ah.

di tubuhnya, kepalanya dibalut perban, bibirnya yang dulu merah kini pucat pasi.

Mengatur napas terlebih dahulu sebelum membuka pintu kamar rawat itu dan melihat Yoongi yang sedang duduk di sebuah kursi di samping kasur Rumah Sakit. Perlahan ia berjalan, semakin dekat dan ia bisa melihat Yong Ah yang terbaring di rumah sakit dengan alat bantu medis melekat di tubuhnya.

Yoongi sama sekali tidak menjawab. Ia merogoh saku celananya dan menyerahkan sebuah benda kepada Jungkook. Jungkook mengeryit saat mengenali benda itu. “Ini milik Yong Ah. Kenapa ada padamu?” tanya Jungkook sambil mengambil cincin itu.



Jungkook menoleh, menatap Yoongi bingung. Yoongi menghela napas lalu berdecak kesal. “Tidak bisakah kau menyadarinya, Jungkook? Sudah cukup Yong Ah sakit hati, dia menyerah padamu.”

Hurt {Bagian 1} Cast : Park Yong Ah Jeon Jungkook Min Yoongi Genre : Drama, Hurt, Romance … Jungkook terkejut. Napasnya tercekat, jantungnya seakan berhenti berdetak. Bagaimana tidak? Yong Ah, gadisnya yang ceria kini terbaring lemah di ranjang Rumah Sakit. Berbagai alat medis melekat

“Apa yang terjadi, Hyung?” tanya Jungkook tanpa mengalihkan pandangannya dari Yong Ah.

“Yong Ah ingin aku mengembalikannya padamu,” sahut Yoongi datar.

“Maksudmu?” tanya Jungkook. Ia semakin bingung dan Yoongi kini kesal pada adik bungsunya ini. “Tidakkah kau mengerti jika Yong Ah sakit hati? Kau bahkan tidak pernah mempedulikan bagaimana perasaannya,” kesal Yoongi. “Haruskah aku menyebutkan semua kesalahanmu agar kau mengerti? Sadarlah, Jungkook! Yong Ah cukup muak hanya untuk kembali memaafkanmu!” “Yong Ah seperti ini juga karenamu! Aku tidak pernah melihat Yong Ah begitu frustasi hingga menangis meraung-raung padaku. Aku akui Yong Ah memang gadis yang kuat dan hebat menyembunyikan rasa sakitnya. Tapi aku tidak tahu jika Yong Ah terlalu bodoh memaafkanmu hanya karena alasan cinta!” lanjutnya. Cukup sudah. Dia benar-benar kesal sekarang. Tidak akan ada lagi rahasia.

Jungkook terdiam. lidahnya begitu kelu bahkan hanya untuk merapalkan kata maaf. Ia hanya terdiam. Tanpa terasa matanya mulai memanas. Air mata mulai menggenang di pelupuk matanya. Ia menatap Yong Ah, menyesal. Hingga akhirnya air mata itu lolos melewati pipi mulusnya. Yoongi tertawa nyalang. “Apa kau menyesal sekarang? Kemana saja kau selama ini, Jeon!” umpatnya. Isakan-isakan mulai terdengar dari bibir Jungkook. Ia terus merapalkan kata maaf ditengah isakannya. “Akan ada saat dimana Yong Ah merasa lelah dan memilih menyerah. Renungkan semua kesalahanmu. Kau pantas menyesalinya,” ucap Yoongi sebelum berlalu dari kamar dan meninggalkan Jungkook yang menangis semakin kencang sambil memegang tangan Yong Ah. … Hari ini panas, sepanas hati Yong Ah. Bagaimana tidak? Yong Ah melihat kekasihnya bersama gadis lain di depannya. Yang Yong Ah lakukan? Dia hanya menatap pria itu dengan tatapan nanar. Ia merogoh tas kecilnya, mengambil ponsel dan mengetikkan sebuah pesan. To: Jungkook Jungkook-ah, kau dimana? 10.15 KST Yong Ah kembali menatap ke depan dan melihat pria itu memegang ponselnya lalu mengetikkan sesuatu, dan tidak lama, sebuah balasan masuk ke ponselnya.

From: Jungkook Aku di kampus. Ada apa? 10.16 KST Yong Ah hanya mendecih melihat jawaban Jungkook tanpa ada niatan membalasnya. Tentu saja ia tahu Jungkook berbohong. Sangat tahu. Bukan sekali dua kali, bahkan Yong Ah menangis dalam diam. Kenapa Yong Ah masih disana? Karena alasan bodoh yang membuatnya meringis geli. ‘Karena aku mencintainya’. Berharap suatu hari Jungkook akan kembali dan hanya tersenyum padanya, mencintainya seperti dirinya mencintai Jungkook. Itulah Yong Ah. … Jungkook terbangun saat merasakan pergerakan di tangannya. Ini sudah seminggu. Jungkook tidak pernah absen untuk menjaga Yong Ah, meski pada akhirnya ia akan menangis hebat dan tertidur setelahnya. Bahkan ia tidak menyadari kehadiran Kakak-nya yang kini sedang duduk di sofa di ruangan khusus tamu. “Kau sudah bangun?” tanya Seokjin yang baru saja keluar dari kamar mandi. Jungkook masih linglung, lalu pandangannya terpaku pada Yong Ah. “Yoongi menelponku. Jadi aku datang bersama Namjoon,” jelasnya. “Sepertinya kau cukup tertekan.” Jungkook sama sekali tidak menghiraukan Seokjin yang masih berbicara padanya. Ia terus memperhatikan Yong Ah dan jari tangan Yong Ah yang masih ia genggam bergantian. Ia beranjak dari duduknya dengan tiba-tiba membuat Seokjin terkejut.

“Yongie-ah… kau bisa mendengarku?” ucap Jungkook sambil tetap menggenggam tangan Yong Ah. Tidak ada respon. “Yongie-ah…” “Sudahlah, Jungkook. Biarkan Yong Ah istirahat,” ucap Seokjin menasehati. “Tidak, Hyung. Yong Ah memanggilku,” sergah Jungkook. Seokjin menghela napas pelan. Sepertinya Jungkook sudah benarbenar gila, pikir Seokjin. “Kau hanya berhalusinasi,” sahutnya.

“Jungkook-ah, aku dat-” ucapannya terpotong begitu saja, dan bungkusan itu terjatuh. Tujuannya membuat Jungkook terkejut gagal total, dan justru dirinya-lah yang terkejut. Bagaimana tidak? Ia melihat Jungkook bersama seorang gadis saat itu. Berdua. Mata Jungkook membola, terkejut dengan kedatangan Yong Ah yang tiba-tiba itu. “Yongie-ah,” lirihnya.

“Tidak, Hyung!” bantah Jungkook.

Yong Ah termenung. Suasana menjadi canggung. Saat Jungkook mulai berjalan menghampirinya, Yong Ah melangkah mundur dan berkata, “Maaf, sepertinya aku salah masuk. Permisi.”

Jari tangan Yong Ah kembali bergerak kecil dan perlahan kelopak mata indah itu terbuka memperlihatkan obsidian berwarna dark greynya, membuat Jungkook dan Seokjin terkejut.

“Yongie-ah, tunggu!” ucap Jungkook setengah berteriak saat Yong Ah mulai melangkah pergi. Ia berhasil menahan Yong Ah sesaat sebelum Yong Ah membuka pintu.

“Hyung, cepat panggil Dokter!” ucap Jungkook setengah berteriak membuat Namjoon masuk ke dalam kamar, sedangkan Seokjin segera keluar untuk mencari Dokter. “Yongie-ah… kau bisa mendengarku?” tanya Jungkook.

“Lepaskan!” ucap Yong Ah datar.

Yong Ah mengerjap, mencoba untuk membiasakan diri dengan cahaya yang masuk indera penglihatannya. Ia linglung. Pandangannya kosong.

Terdengar helaan napas dan isakan tertahan. Dengan suara sedikit bergetar Yong Ah berkata dengan dingin, “Aku harus pergi, jadi lepaskan!”

… Ini hari Minggu. Yong Ah sengaja datang ke Apartement Jungkook tanpa memberitahukan sebelumnya. Ia memasukkan kode pin yang sudah ia hafal. Senyuman tidak pernah luntur dari wajahnya, dan dengan riangnya ia membuka pintu sambil membawa dua bungkusan di tangannya.

Jungkook meringis pelan saat melihat air mata itu mengalir di pipi mulus Yong Ah. “Dengarkan dulu. Aku bisa menjelaskannya,” ucapnya sambil memegangi tangan Yong Ah.

“Tidak akan!” sahut Jungkook. “Kau salah paham. Ini tidak seperti yang kau pikirkan,” jelasnya. “Sunbae?” panggil gadis tadi yang entah sejak kapan sudah berdiri di belakang mereka. Jungkook menoleh, Yong Ah mengalihkan pandangannya. “Sepertinya aku mengganggu. Kalau begitu, aku pulang

saja. Terima kasih sudah membantu mengerjakan tugas, Sunbae,” ucap gadis itu yang dibalas anggukan pelan oleh Jungkook. “Kau dengar?” ucap Jungkook setelah gadis itu pergi. “Kami hanya mengerjakan tugas. Dia Hoobae-ku,” jelasnya, lagi. “Yongie-ah?” panggil Jungkook pelan saat merasa Yong Ah tak kunjung menyahut. Yong Ah menghela napas pelan. “Jungkook-ah,” panggilnya membuat Jungkook berdehem dan tersenyum. Yong Ah kembali menghela napas, sebelum akhirnya berbalik menatap Jungkook dan berkata, “Kita akhiri saja.” “Apa… maksudmu?” tanya Jungkook bingung dan tidak percaya. Yong Ah menghapus air matanya dan kembali menatap Jungkook. “Ini berakhir. Aku ingin kita putus.” “T-tapi… kenapa?” tanya Jungkook masih tidak percaya. Helaan napas kembali terdengar. “Aku lelah. Bukan hanya sekali kau seperti ini. Kau selalu membuat kesalahan yang sama dan aku memaafkanmu. Aku lelah. Jadi, ini berakhir dan kita putus,” jelas Yong Ah. Jungkook mematung di tempatnya. Yong Ah tahu? Pikirnya tidak percaya. “Aku pergi,” ucap Yong Ah saat merasa Jungkook tidak akan meresponnya. Baru Yong Ah membuka pintu, bahkan belum sempat ia melangkah, sebuah tangan kekar melingkar di pinggangnya. “Maaf,” ucap Jungkook lalu menaruh kepalanya di perpotongan leher Yong Ah. “Aku salah. Maafkan aku. Jadi, jangan pergi,” lirihnya.

Yong Ah masih mematung sambil memegang gagang pintu, tanpa ada niatan untuk membalas pelukan Jungkook. “Maafkan aku. Aku mencintaimu,” ucap Jungkook lagi. Helaan napas kembali terdengar. Entah sudah berapa kali Yong Ah menghela napasnya hari itu. Jungkook masih memeluknya. Hening. Sampai terdengar suara pintu tertutup, dan Yong Ah mengusap pelan lengan yang melingkar di pinggangnya. “Jangan lakukan lagi,” lirihnya. … Yong Ah terduduk diranjangnya. Alat bantu medis telah dilepaskan dari tubuhnya, tersisa selang infus dan perban yang masih membalut kepalanya yang terluka. Ia menatap orang-orang diruangan itu bingung. Wajahnya tidak menunjukkan ekspresi apapun selain wajah kebingungannya dan sepertinya Yong Ah ketakutan. “Nona, Anda bisa mendengar Saya?” tanya Dokter dengan name tag Hong Jisoo. Yong Ah mengangguk ragu. “Anda mengalami kecelakaan dan koma selama satu minggu. Sekarang Anda berada di Rumah Sakit,” jelas Dokter Hong. Yong Ah mengeryit. Kepalanya terasa sakit. Sangat. “Apa ada korban lain, Dokter?” tanya Yong Ah dengan suara parau membuat semua orang di dalam sana menatapnya bingung. Dokter Hong tersenyum canggung. “Maaf, tapi… Anda mengalami kecelakaan tunggal, Nona.” Yong Ah berpikir sejenak. “Benarkah?” tanyanya kemudian. “Yongie-ah…” ucap Jungkook sambil memegang tangan Yong Ah membuat Yong Ah tersentak, sontak menarik tangannya dari

genggaman tangan Jungkook membuat Jungkook terkejut. Semarah itukah Yong Ah padanya? Pikirnya. “Yongie-ah…” lirihnya. Yong Ah mengeryit, menatap Jungkook bingung. “Kau… siapa?” tanyanya membuat Jungkook membeku. “Apa yang terjadi, Dok?” tanya Namjoon bingung. “Sepertinya benturan di kepala Nona Park cukup keras. Sebaiknya kita melakukan MRI untuk memeriksanya,” ucap Dokter Hong kemudian. Jungkook masih membeku. Ia terus menatap Yong Ah yang ketakutan. Pikirannya kalut. Yong Ah tidak mengenalinya? Pikir Jungkook tidak percaya. Ia masih memandangi Yong Ah sampai seseorang membuka pintu membuat semua menoleh dan Yong Ah tersenyum. “Papa…” ucap Yong Ah senang membuat Jungkook menoleh dan membulatkan matanya terkejut. “H-hyung?” Yoongi yang baru saja datang hanya menatap bingung orang-orang yang menatapnya. Yong Ah yang tersenyum padanya, tiga orang lainnya yang menatapnya terkejut, dan Jungkook yang menatapnya marah, kesal, tidak suka. … To be Continue

Related Documents

Hurt
June 2020 14
Mu Hurt Ha
June 2020 15
Christina Aguilera Hurt
December 2019 16
Hurt Ep.1.docx
June 2020 7

More Documents from "Nur Fadilah Ariani"

Hurt Ep.1.docx
June 2020 7
Sop Penyambutan Mi
August 2019 15
Jadwal Pts 5
August 2019 35
Hayu Askel.docx
April 2020 10
Yuhu.doc
April 2020 6