Histerektomi Diposkan oleh Nina Astika on Rabu, 27 Januari 2010 Label: reproduksi Histerektomi adalah operasi pengangkatan kandungan (rahim dan uterus) pada seorang wanita, sehingga setelah menjalani operasi ini dia tidak bisa lagi hamil dan mempunyai anak. Histerektomi biasanya disarankan oleh dokter untuk dilakukan karena berbagai alasan. Alasan utama dilakukannya histerektomi adalah kanker mulut rahim atau kanker rahim. Adapun penyebab lainnya adalah sebagai berikut. 1. Adanya fibroid yang merupakan tumor jinak pada rahim. Histerektomi perlu dilakukan karena tumor ini dapat menyebabkan perdarahan berkepanjangan, nyeri panggul, anemia, dan tekanan pada kandung kemih. 2. Endometriosis, suatu kelainan yang disebabkan dinding rahim bagian dalam yang seharusnya tumbuh di rahim saja, juga ikut tumbuh di indung telur, tuba fallopii, atau bagian tubuh lainnya. Hal ini bisa membahayakan bagi ibu. Oleh karena itu, biasanya dianjurkan untuk melakukan histerektomi oleh dokter.
Ada beberapa jenis histerektomi yang perlu kita ketahui. Berikut ini adalah penjelasannya. 1. Histerektomi parsial (subtotal). Pada histerektomi jenis ini, rahim diangkat, tetapi mulut rahim (serviks) tetap dibiarkan. Oleh karena itu, penderita masih dapat terkena kanker mulut rahim sehingga masih perlu pemeriksaan pap smear (pemeriksaan leher rahim) secara rutin. 2. Histerektomi total. Pada histerektomi ini, rahim dan mulut rahim diangkat secara keseluruhannya. 3. Histerektomi dan salfingo-ooforektomi bilateral. Histerektomi ini mengangkat uterus, mulut rahim, kedua tuba fallopii, dan kedua ovarium. Pengangkatan ovarium menyebabkan keadaan penderita seperti menopause meskipun usianya masih muda. 4. Histerektomi radikal. Histerektomi ini mengangkat bagian atas vagina, jaringan, dan kelenjar limfe disekitar kandungan. Operasi ini biasanya dilakukan pada beberapa jenis kanker tertentu untuk bisa menyelamatkan nyawa penderita.
Histerektomi dapat dilakukan melalui irisan pada bagian perut atau melalui vagina. Pilihan ini bergantung pada jenis histerektomi yang akan dilakukan, jenis penyakit yang mendasari, dan berbagai pertimbangan lainnya
Histerektomi adalah bedah pengangkatan rahim (uterus) yang sangat umum dilakukan. Ada beberapa tingkatan histerektomi, yaitu:
Histerektomi total: pengangkatan rahim dan serviks, tanpa ovarium dan tuba falopi Histerektomi subtotal: pengangkatan rahim saja, serviks, ovarium dan tuba falopi tetap dibiarkan. Histerektomi total dan salpingo-oporektomi bilateral: pengangkatan rahim, serviks, ovarium dan tuba falopi.
Penyakit yang diterapi dengan histerektomi Histerektomi memang sesuatu yang sangat tidak diharapkan, terutama bagi wanita yang masih mendambakan memiliki anak. Namun demikian, seringkali dokter tidak memiliki pilihan lain untuk menangani penyakit secara permanen selain dengan mengangkat rahim. Beberapa jenis penyakit yang mungkin mengharuskan histerektomi antara lain:
Fibroids (tumor jinak yang tumbuh di dalam dinding otot rahim) Kanker serviks, rahim atau ovarium Endometriosis, kondisi berupa pertumbuhan sel endometrium di bagian lain dari rahim Adenomyosis, kelainan di mana sel endometrium tumbuh hingga ke dalam dinding rahim (sering juga disebut endometriosis interna) Prolapsis uterus, kondisi di mana rahim turun ke vagina karena ligamen yang kendur atau kerusakan pada otot panggul bawah Inflamasi Pelvis karena infeksi
Setelah menjalani histerektomi, seorang wanita tidak lagi mendapatkan ovulasi dan menstruasi. Hal ini juga berarti berkurangnya produksi hormon estrogen dan progesteron yang dapat menyebabkan kekeringan pada vagina, keringat berlebihan, dan gejala-gejala lain yang umumnya terjadi pada menopause normal. Wanita yang menjalani salpingo-oporektomi bilateral atau pengangkatan kedua ovarium biasanya juga diberi terapi pengganti hormon untuk menjaga tingkat hormon mereka.
Prosedur Histerektomi Histerektomi dapat dilakukan melalui sayatan di perut bagian bawah atau vagina, dengan atau tanpa laparoskopi. Histerektomi lewat perut dilakukan melalui sayatan melintang seperti yang dilakukan pada operasi sesar. Histerektomi lewat vagina dilakukan dengan sayatan pada vagina bagian atas. Sebuah alat yang disebut laparoskop mungkin dimasukkan melalui sayatan kecil di perut untuk membantu pengangkatan rahim lewat vagina. Histerektomi vagina lebih baik dibandingkan histerektomi perut karena lebih kecil risikonya dan lebih cepat pemulihannnya. Namun demikian, keputusan melakukan histerektomi lewat perut atau vagina tidak didasarkan hanya pada indikasi penyakit tetapi juga pada pengalaman dan preferensi masing-masing ahli bedah.
Histerektomi adalah prosedur operasi yang aman, tetapi seperti halnya bedah besar lainnya, selalu ada risiko komplikasi. Beberapa diantaranya adalah pendarahan dan penggumpalan darah (hemorrgage/hematoma) pos operasi, infeksi dan reaksi abnormal terhadap anestesi.
Pemulihan dan Diet Pasca Operasi Pemulihan dari operasi histerektomi biasanya berlangsung dua hingga enam minggu. Selama masa pemulihan, pasien dianjurkan untuk tidak banyak bergerak yang dapat memperlambat penyembuhan bekas luka operasi. Dari segi makanan, disarankan untuk menghindari makanan yang menimbulkan gas seperti kacang buncis, kacang panjang, brokoli, kubis dan makanan yang terlalu pedas. Seperti setelah operasi lainnya, makan makanan yang kaya protein dan meminum cukup air akan membantu proses pemulihan