Hipovolumia.docx

  • Uploaded by: Desvi Fitri Awan
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Hipovolumia.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 343
  • Pages: 2
BAB II TINJAUAN TEORI

A. Definisi Penipisan volume cairan ekstraseluler (CES) disebut “hipovolemia”. Ini terjadi karena kehilangan melalui kulit, GI, dan ginjal abnormal; perdarahan; penurunan masukan atau perpindahan cairan ke spasium ketiga nonekuilibirum. Tergantung pada jenis kehilangan cairan, hipovolemia dapat disertai dengan ketidakseimbangan asam-basa, osmolar, atau elektrolit. Penipisan CES berat dapat menimbulkan syok hipovolemia. Mekanisme kompensasi pada hipovolemia termasuk peningkatan rangsang sistem saraf simpatis (peningkatan frekuensi jantung, inotropik [kontraksi jantung], dan tahanan vascular), rasa haus, pelepasan hormone antidiuretik (ADH), dan pelepasan aldosteron. Hipovolemia lama dapat menimbulkan berkembangnya gagal ginjal akut (Mima M. Horne dan Pamela L. Swearingen, 2001). Hipovolumia adalah suatu kondisi akibat kekurangan volume cairan ekstraseluler (CES), dan dapat terjadi karna kehilangan melalui kulit, ginjal, gastrointestinal, pendarahan sehingga menimbulkan syok hipovolemik. (Buku kebutuhan dasar manusia dan proses keperawatan edisi 3). B. Etiologi 1. Pendarahan, seperti

hematome subkapsular hati perlukaan ganda, pendarahan

pencernaan (gastrointestinal). 2. Kehilangan cairan diluar sel (ekstraseluler), seperti muntah, diare, kekurangan cairan, diabetes insipidus. 3. Kehilangan plasma, seperti pankreatitis, luka bakar. 4. Kehilangan cairan intravaskular, seperti dehidrasi berat. 5. Kehilangan cairan tubuh yang berasal dari sistem gastrointestinal (saluran pencernaan), seperti muntah, diare. (Ika Prasetya Wijaya 2006).

C. Patofisiologi Dan WOC. Hipovolemia merupakan gangguan isotonik. Defisit volume cairan menurunkan tekanan hidrostatik kapiler dan transportasi cairan. Sel-sel mengalami kekurangan nutrien normal yang berfungsi sebagai subtrat bagi produksi energi, metabolisme dan fungsi sel yang lain. Penurunan aliran darah ginjal memicu sistem renin-angiotensin untuk meningkatkan reabsobsri natrium dan air. Sistem kardiovaskuler mengimbanginya dengan meningkatkan frekuensi jantung atau heart, kontraktilitas jantung, konstriksi vena, dan tahanan vaskuler sistemik sehingga terjadi kenaikan curah jantung dan tekanan arteri rata-rata, hipovolumia memicu respon haus dengan melepaskan lebih banyak hormon antidiuretik dan memproduksi lebih banyak aldosteron. Kalau kompesasi ini gagal, maka syok hipovolemik akan terjadi dengan urutan berikut : 1. Penurunan volume cairan intravaskuler. 2. Penurunan aliran balik vena( venousreturn) yang mengurangi preload dan volume sekuncum (stoke volume). 3. Penurunan curah jantung. 4. Penurunan tekanan arteri rata-rata. 5. Gangguan perfusi jaringan. 6. Penurunan pengangkutan oksigen dan natrium ke dalam sel. 7. Gagal organ berbagai sistem. ( Buku Ajar Patofisiologi, 2011).

More Documents from "Desvi Fitri Awan"