Hernia Inguinalis Lateralis Sinistra: Ferdinand Gouwtama 112017252 Pembimbing: Dr. Aplin Ismunanto Sp.b

  • Uploaded by: Ferdinand Gouwtama -
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Hernia Inguinalis Lateralis Sinistra: Ferdinand Gouwtama 112017252 Pembimbing: Dr. Aplin Ismunanto Sp.b as PDF for free.

More details

  • Words: 1,781
  • Pages: 35
Case Report

HERNIA INGUINALIS LATERALIS SINISTRA Ferdinand Gouwtama 112017252 Pembimbing : dr. Aplin Ismunanto Sp.B

Laporan Kasus

IDENTITAS PENDERITA ﹡ Nama

: Tn. U

﹡ Umur

: 61 tahun

﹡ Jenis Kelamin

: laki-laki

﹡ Alamat

: Cengkareng

﹡ Pekerjaan

: Supir pabrik garmen

﹡ Agama

: Islam

﹡ Suku bangsa

: Jawa

ANAMNESIS

﹡ Dilakukan secara AUTOANAMNESA, pada tanggal 18 Februari 2019 di poliklinik bedah RSUD Cengkareng. ﹡ Keluhan Utama : Pasien datang dengan keluhan terdapat benjolan di lipatan paha kiri sejak 3 tahun lalu.

ANAMNESIS ﹡ Riwayat Penyakit Sekarang: Pasien mengatakan kurang lebih 3 tahun yang lalu muncul benjolan dari lipatan paha kiri, awalnya benjolan tersebut kecil. Jika pasien berdiri dan mengejan benjolan tersebut keluar, namun saat berbaring dapat masuk lagi.. Benjolan tidak pernah nyeri dan tidak pernah merah. Nafsu makan pasien baik, berat badan tidak pernah menurun. Pasien kadangkadang mengejan saat BAB, karena konsistensi yang terkadang keras. BAB biasanya 2 hari sekali. Sejak 3 bulan yang lalu benjolan tidak dapat dimasukkan lagi. Pasien tidak merasa mual, tidak muntah, tidak mengalami gangguan BAB (BAB seperti biasanya) dan masih bisa kentut.

ANAMNESIS ﹡ Riwavat Penyakit Dahulu : Pasien menyangkal mempunyai riwayat batuk lama, DM, tumor/kanker. Pasien tidak mempunyai riwayat hipertensi. ﹡ Riwayat Penyakit Keluarga : Tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit yang sama seperti pasien ﹡ Riwayat Pengobatan : Tidak ada obat yang rutin dikonsumsi ﹡ Riwayat Sosial : Pasien bekerja sebagai seorang supir pabrik garmen dan sering mengangkat beban berat. Merokok (-), alkohol (-).

PEMERIKSAAN FISIK ﹡ STATUS UMUM ﹡ Keadaan umum

: Tampak sakit ringan

﹡ Keadaan gizi

: Normal (BB 60 kg, TB 160 cm, IMT 22,2)

﹡ Kesadaran

: Compos mentis

﹡ Pernapasan

: 20 kali/menit

﹡ Suhu

: 36,4

﹡ Tekanan darah

: 120/80 mmHg

﹡ Nadi

: 88 kali/menit

﹡ Kulit

: Warna kulit sawo matang

PEMERIKSAAN FISIK ﹡ STATUS UMUM ﹡ Kelenjar limfe bening

: Tidak terdapat pembesaran kelenjar getah

﹡ Muka

: simetris

﹡ Kepala

: Normocephal

﹡ Mata

: Conjungtiva tidak anemis, sclera tidak ikterik

﹡ Hidung ada sekret

: Normosepta, tidak ada septum deviasi, tidak

﹡ Mulut / gigi

: Tidak ada karies dentis, gigi lengkap

﹡ Leher

: Tidak terdapat pembesaran KGB

PEMERIKSAAN FISIK ﹡ Dada

: Bentuk thoraks normal

﹡ Jantung Inspeksi

: Tidak tampak ictus cordis

Palpasi

: Teraba ictus cordis pada sela iga V linea midclavicularis sinistra

Perkusi

: Sonor, batas jantung dalam batas normal

Auskultasi

: BJ I-II murni regular, murmur (-), gallop (-)

﹡ Paru Inspeksi

: Pergerakan dada simetris, tidak ada bagian yang tertinggal

Palpasi

: Tidak terdapat nyeri tekan, vocal fremitus simetris

Perkusi

: Sonor pada kedua lapang paru

Auskultasi

: Vesikuler pada seluruh lapang paru

PEMERIKSAAN FISIK ﹡ Perut Inspeksi

: datar, bekas luka operasi (-)

Palpasi ○ Liver ○ Lien ○ Ginjal

: Supel, nyeri tekan (-), tidak teraba massa. : Tidak teraba pembesaran : Tidak teraba pembesaran : Tidak teraba pembesaran, nyeri ketok CVA (-)

Perkusi

: Timpani

Auskultasi

: BU (+) normoperistaltik

﹡ Kandung empedu

: Tidak tampak kelainan

﹡ Kandung kencing

: Tidak tampak kelainan

PEMERIKSAAN FISIK ﹡ Kemaluan

: Tidak tampak kelainan

﹡ Punggung

: kurvatura vertebrae normal, nyeri (-)

﹡ Refleks

: Normorefleks

﹡ Rektum/anus

: Tidak tampak kelainan

﹡ Ekstremitas : normotrofi, akral hangat, edema ekstremitas atas -/- edema ekstremitas bawah -/﹡ Sensibilitas

: Tidak tampak kelainan

PEMERIKSAAN FISIK ﹡ Status Lokalis: Regio inguinalis Sinistra : ﹡ Inspeksi: terdapat benjolan di bawah ligamen inguinale, diameter 6 cm x 4 cm, permukaan rata, warna sesuai warna kulit, tidak kemerahan.

﹡ Palpasi: tidak teraba hangat, kenyal, bentuk lonjong, batas tidak jelas, mobile, tidak dapat dimasukkan, transluminasi (-), tidak nyeri, thumb test (+)

Massa (+), diameter ± 6cmx4cm, kenyal, mobile, nyeri (-), hiperemis(-), transluminasi (-), thumb test (+)

PEMERIKSAAN PENUNJANG Hematologi Hb Lekosit Hematokrit Trombosit Faal Hati SGOT SGPT Faal Ginjal Serum Kreatinin Urea

Hasil : 15,2 gr/dl : 8,3 x 109 /L : 39% : 371 x 109 /L

Rujukan (13,4-17,7 gr/dL) (4,3-10,3 x 109/L) (38-42%) (150-450 x 109/L)

: 25 u/L : 28 u/L

(10-35 u/L) (9-43 u/L)

: 1,1 mg/dL : 48

(0,6-1,3mg/dl) (10-50 mg/dl)

PEMERIKSAAN PENUNJANG Hemostasis Masa Pendarahan PT Pasien Kontrol INR APTT Pasien Kontrol

Hasil 2 menit

Rujukan 1-6 menit

14.1 detik 13.4 detik 1.05

11.6-14.5 detik 12.0-16.0 detik

37.7 detik 28.0-39.0

29.2 – 42.2 detik 28.0 – 39.0 detik

PEMERIKSAAN PENUNJANG ﹡ Foto Thorax pada tanggal 18 Februari 2019 ﹡

Sinus dan diafragma normal.



Jantung : CTR < 50%, aorta elongasi (-)



Paru-paru : tak tampak infiltrate/coin lesion



Corakan bronkovaskular tidak prominen



Hilus normal dan pleura normal.



Tulang-tulang dan jaringan lunak normal



Kesan : Thorax foto tak tampak kelainan

﹡ Operasi Herniotomy + Hernioplasty : Kamis, 21 Februari 2019 pukul 16.00 oleh dr. Aplin Ismunanto Sp.B

Diagnosis Hernia Inguinalis Lateralis Sinistra

Resume

Seorang laki-laki berusia 61 tahun datang ke poliklinik bedah RSUD Cengkareng dengan keluhan benjolan di lipat paha sebelah kiri sejak 3 tahun terakhir. Awalnya benjolan kecil, semakin lama semakin besar. Benjolan keluar dan membesar apabila pasien berdiri atau mengejan, mengecil dan hilang bila pasien berbaring. Sejak 3 bulan terakhir, pasien tidak dapat dimasukkan lagi. Tidak ada rasa nyeri pada benjolan maupun keluhan lain seperti perut kembung, nyeri perut, pasien masih bisa BAB dan juga flatus. Nafsu makan baik dan berat badan tidak turun. Pada pemeriksaan fisik didapatkan benjolan di lipatan paha sebelah kiri yang kenyal, mobile, tidak nyeri, tidak eritema, berbatas tegas dengan ukuran 6 x 4 cm. Bising usus +.

Tatalaksana ﹡ Medikamentosa Ceftriaxone 2x1gr IV Ketorolac 3x30 mg IV ﹡ Pembedahan Herniotomy + Herniaplasty

Prognosis ﹡ Ad vitam

: Bonam

﹡ Ad functional

: Bonam

﹡ Ad sanationam

: Bonam

Tinjauan Pustaka

Pendahuluan Klasifikasi

Definisi Hernia merupakan protusi atau penonjolan isi suatu rongga melalui defek atau bagian yang lemah dari dinding rongga bersangkutan. Hernia terdiri dari cincin, kantong dan isi hernia.

Terjadinya

Klinis

Arah

Kongenital

Reponibilis

Interna

Akuisita

Irreponibilis

Eksterna

Strangulata Inkarserata

Hernia Inguinalis

Hernia Inguinalis Hernia Inguinalis Lateralis (HIL) / Indirek

Hernia Inguinalis Medialis (HIM) / Direk

Adanya kelemahan anulus internus sehingga organ-organ dalam rongga perut (omentum, usus) masuk ke dalam kanalis inguinalis dan menimbulkan benjolan di lipat paha sampai skrotum.

Adanya kelemahan dinding perut karena suatu sebab tertentu. Biasanya terjadi pada segitiga hasselbach.

Kanalis Inguinalis

Kraniolateral =

Anulus inguinalis internus (merupakan bagian terbuka dari fasia transversalis dan aponeurosis m transversus abdominis) Medial bawah = Atas dari tuberculum pubicum yang dibatasi oleh anulus inguinalis eksternus, bagian terbuka dari aponeurosis otot oblikus eksternus abdominis, Atap = Aponeurosis m. oblikus eksternus abdominis

Dasar = Ligamentum inguinale

Descencus Testiculorom Testis turun dari rongga retroperitoneal

Etiologi

Tidak menutup = Hernia kongenital

Masuk ke dalam skrotum

Terjadi penonjolan peritoneum – Processus Vaginalis Pada dewasa = menutup tapi titik lemah

Peningkatan Tekanan Intra Abdomen

23

Pelemahan Otot Dinding Perut

Diagnosis Anamnesis

Pemeriksaan Fisik

Identitas = Usia, Pekerjaan

Inspeksi : Keadaan asimetri pada kedua sisi lipat paha dalam posisi berdiri dan berbaring. Tes Visibel (pasien mengedan atau batuk)

Keluhan = Benjolan di lipat paha yang hilang timbul. Tambahan = Nyeri (Curiga inkarserata/strangulata) RPD = Riwayat batuk lama, Konstipasi

R. Sosial = Kebiasaan

HIL = Benjolan keluar dari kraniolateral ke kaudomedial berbentuk lonjong

HIM = Benjolan keluar langsung pada daerah medial berbentuk bulat

Pemeriksaan Fisik Palpasi : Dilakukan dalam keadaan ada benjolan, diraba konsistensi dan coba dorong apakah dapat di reposisi. Bila bisa, dapat teraba cincin hernia.

Untuk membedakan antara HIL dan HIM dapat dilakukan pemeriksaan khusus berupa :

Pada palpasi teraba massa, mobile, batas tegas. Bila kantong hernia berisi organ akan teraba usus, omentum.

2. Ziemann Test

1.

Finger Test

3. Thumb Test

Finger Test ﹡

Ziemann Test

Dimasukkan jari lewat skrotum melalui anulus eksternus ke kanal inguinal.





Penderita diminta batuk/mengedan:

﹡ ﹡

Thumb Test

Letakkan jari II di anulus internus, jari III di anulus eksternus dan jari IV di fossa ovalis



Ibu jari menutup anulus internus





Penderita diminta batuk/mengedan:

Penderita diminta batuk/mengedan: Benjolan keluar = HIM

Bila impuls diujung jari = HIL



Teraba dorongan pada jari II = HIL

﹡ ﹡

Bila impuls disamping jari = HIM



Teraba dorongan pada jari III = HIM



Teraba dorongan pada jari IV = Hernia Femoralis

Benjolan tidak keluar = HIL

Diagnosis Banding

﹡ Limfadenitis

﹡ Lipoma

﹡ Abses dingin

yang disertai tanda radang lokal umum dengan sumber infeksi di tungkai bawah, perineum, anus, atau kulit tubuh kaudal dari tingkat umbilikus

kadang tidak dapat dibedakan dari benjolan jaringan lemak preperitoneal pada hernia femoralis.

yang berasal dari spondilitis torakolumbalis dapat menonjol di fosa ovalis.

Untuk membedakannya perlu diketahui bahwa munculnya hernia erat hubungannya dengan aktivitas seperti mengedan, batuk, dan gerak lain yang disertai dengan peninggian tekanan intra-abdomen,

Tatalaksana ﹡ Konservatif

Terbatas pada tindakan melakukan reposisi dan pemakaian penyangga atau penunjang untuk mempertahankan isi hernia yang telah direposisi.

﹡ ﹡ ﹡ ﹡

Tidak dilakukan pada hernia inguinalis strangulata, kecuali pada anak anak. Cara = Bimanual Bila berhasil = siapkan operasi pada hari selanjutnya

Bila tidak berhasil = operasi dalam waktu 6 jam

﹡ Pemakaian bantalan penyangga (Sabuk TRUSS ) hanya bertujuan menahan hernia yang telah direposisi dan tidak pernah menyembuhkan sehingga harusdipakai seumur hidup.

Tatalaksana ﹡ OPERATIF Merupakan satu-satunya pengobatan hernia inguinalis yang rasional. Indikasi operasi sudah ada begitu diagnosis ditegakkan. Prinsip dasar operasi hernia adalah hernioraphy, yang terdiri dari herniotomi dan hernioplasti. Prinsipnya pada semua hernia harus dioperasi, karena dapat menyebabkan inkarserasi / strangulasi.

29

﹡ a. Herniotomi

Pada herniotomi dilakukan pembebasan kantong hernia sampai ke lehernya. Kantong dibuka dan isi hernia dibebaskan kalau ada perlekatan, kemudian direposisi, kantong hernia dijahitikat setinggi mungkin lalu dipotong. Herniotomy pada dewasa lebih dulu faktor-faktor penyebab harus dihilangkan dulu seperti BPH, mengangkat beban berat, batuk kronis.

30

﹡ b. Hernioplasty Pada hernioplasti dilakukan tindakan memperkecil anulus inguinalis internus dan memperkuat dinding belakang kanalis inguinalis. Hernioplasti lebih penting artinya dalam mencegah terjadinya residif dibandingkan dengan herniotomi. Dikenal berbagai metode hernioplasti seperti : ﹡ Ferguson

﹡ Bassini ﹡ Halsted

31

Komplikasi ﹡ Komplikasi hernia bergantung pada keadaan yang dialami oleh isi hernia. ﹡ Isi hernia dapat tertahan di dalam kantong hernia pada hernia irreponibilis, hal ini terjadi jika hernia terlalu besar atau terdiri dari omentum, organ ekstraperitoneal, atau hernia akreta. ﹡ Dapat pula terjadi isi hernia tercekik oleh cincin hernia sehingga terjadi hernia inkarserata yang menimbulkan obstruksi usus yang sederhana.

Komplikasi ﹡ Jepitan cincin hernia akan menyebabkan gangguan perfusi jaringan isi hernia sehingga terjadi edema dan transudasi ke dalam kantong hernia. Timbulnya edemamenyebabkan jepitan pada cincin hernia makin bertambah sehingga akhirnya peredaran darah jaringan terganggu sehingga terjadi hernia strangulata ﹡ Bila isi hernia terdiri dari usus, dapat terjadi perforasi usus sehingga muncul abses lokal, fistel dan peritonitis.

Prognosis ﹡ Prognosis biasanya cukup baik bila hernia diterapi dengan baik. Angka kekambuhan setelah pembedahan kurang dari 3%.

Thank You!

Related Documents


More Documents from ""