Hemotatik Lokal.docx

  • Uploaded by: Reisha
  • 0
  • 0
  • October 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Hemotatik Lokal.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,034
  • Pages: 8
OBAT HEMOSTATIK Definisi hemostatik adalah suatu proses yang dapat menghentikan perdarahan pada pembuluh darah yang cedera. Faktor-faktor yang berperan adalah pembuluh darah, trombosit dan fibrin. Obat hemostatik adalah obat yang digunakan untuk menghentikan pendarahan. Obat hemostatik ini diperlukan untuk mengatasi perdarahan yang meliputi daerah yang luas. Pemilihan obat hemoastatik harus dilakukan secara tepat sesuai dengan patogenesis perdarahan. Obat hemostatik sendiri terbagi dua yaitu : 1. Obat hemostatik lokal dan 2. Obat hemostatik sistemik. A. Obat hemostatik lokal Obat hemostatik yang umumnya beraksi di dinding kapiler. Dengan meningkatkan adesivitas dari platelet dan mengubah resistensi kapiler, sehingga mampu untuk mengurangi waktu perdarahan dan kehilangan darah. Tidak efektif untuk pendarahan arteri maupun vena. Macam – macam hemostatika lokal a. Absorbance hemostatik Cara kerja : · Membentuk bekuan buatan · Memberi jaring – jaring yang mempermudah pembekuan · Trombosit kontak dngan bahan asing, pecah membebaskan faktor yang memulai bekuan darah Bentuk – bentuk : · Oksisel ( Oxidized celulose ) · Surgi gel ( Oxidized regenerated cellulose ) · Human fibrin foam · Spons gelatin b. Astringent ( stypstic ) · Asam tanat ( Tannic acid) · Feri chloride · Nitras argenti c. Vasokonstriktor · Epinephrin ( adrenalin ) 1:1000, Diteteskan dalam tampon / kapas d. Golongan koagulan · Bubuk trombin · Aktivator protrombin B. Obat hemostatik sistemik a. Terapi obat untuk kekurangan atau kelainan fakor pembekuan darah Ø Preparat plasma

Preparat plasma untuk “ Replacement Therapy” pada kelainan / kekurangan faktor pembekuan darah ( transfusi ) · Fresh whole blood · Plasma segar · Preparat protrombin kompleks faktor · II.VII, IX, V ( vit K dependent clotting factor ) · Faktor XII murni Ø Vitamin K · Alami :Vit K1 ( phytonadione ) dan Vit K2 ( menadione ), Larut dalam lemak dan proses absorpsi butuh empedu · Sintetik : Vit K3, Larut dalam air dan proses absorpsi tanpa empedu Ø Desmopresin · Meningkatkan aktivitas faktor VIII pada penderita hemofili ringan · Pemberian sebelum dan sesudah minor surgery, dapat mencegah perdarahan yang berlebihan · Dosis : 0,3 – 0,6 mg / kg BB iv b. Anti fibrinolitik · Mekanisme kerja : menghambat aktivasi plasminogen sehingga pembentukan plasmin tidak terjadi. · Contoh : Asam aminokaproat dan Asam traneksamat · Klinis digunakan untuk terapi perdarahan akut pada hemofilia dan perdarahan lainnya. c. Untuk gangguan adhesi trombosit · Contoh : Etamsilat · Penggunaan klinis untuk perdarahan kapiler, menorrhagia ( perdarahan menstruasi yang berlebihan ) Selain penjelasan di atas, ada beberapa obat-obatan hemostatik yang perlu diketahui:

 

Aprotinin, sebagai antihemostatik diindikasikan untuk : Pengobatan pasien dengan resiko tinggi kehilangan banyak darah selama bedah buka jantung dengan sirkulasi ekstrakorporal. Pengobatan pasien yang konservasi darah optimal selama bedah buka jantung merupakan prioritas absolut. Ethamsylate adalah senyawa yang dapat menstabilkan membran yang menghambat enzim spesifik postglandin dalam proses sintesanya. Obat hemostatik ini juga digunakan pada waktu operasi melahirkan sebaik operasi lain dengan kondisi hemoragik lainnya.

  

Carbazochrome, merupakan obat hemostatik yang diindikasikan untuk Perdarahan karena penurunan resistensi kapiler dan meningkatnya permeabilitas kapiler. Perdarahan dari kulit, membran mukosa dan internal. Perdarahan sekitar mata, perdarahan nefrotik dan metroragia.



Perdarahan abnormal selama dan setelah pembedahan karena menurunnya resistensi kapiler. Asam traneksamat, merupakan obat hemostatik yang merupakan penghambat bersaing dari aktivator plasminogen dan penghambat plasmin. Oleh karena itu dapat membantu mengatasi perdarahan berat akibat fibrinolisis yang berlebihan. Kompleks faktor IX, sediaan ini mengandung faktor II, VII, IX dan X, serta sejumlah kecil protein plasma lain dan digunakan untuk pengobatan hemofilia B, atau bila diperlukan faktor-faktor yang terdapat dalam sediaan tersebut untuk mencegah perdarahan. Vitamin K dan turunannya sebagai obat hemostatik, vitamin K memerlukan waktu untuk dapat menimbulkan efek, sebab vitamin K harus merangsang pembentukan faktor-faktor pembekuan darah terlebih dahulu. Faktor antihemofilik (faktor VIII) dan cryprecipitated antihemophilic factor, kedua zat ini bermanfaat untuk mencegah atau mengatasi perdarahan pada penderita hemofilia A dan pada penderita yang darahnya mengandung inhibitor faktor VIII.

Penanganan kasus perdarahan primer pada prinsipnya menggunakan bahan dan metode ini: 1. Bahan Hemostatik 1. Lokal       

Absorbable gelantin spong (Spongostan, Curaspon) Viscostat jelly Absorbable collagen wound dressing (Collaplug) Regenerarated oxidized cellulose (Surgical) Turpentine Tropical thrombin Bone wax

Aplikasi penggunaan bahan hemostatik lokal biasanya untuk perdarahan soket gigi yang diekstraksi atau setelah debridement fragmen multiple ekstraksi. Lokasi perdarahan dibersihkan secara lembut, dieringkan, letakkan dan tekan hemostatik lokal secukupnya. 1. Sistemik    

Asam traneksamat (Kalnek, Tranexid, Plasminex) Ethamsylate (Dicynone) Phytomennadione (vitamin K) Vitamin

Preparat hemostatik sistemik dapat diberikan per oral atau perenteral, bisa intra muscular atau intravena. Mekanisme kerja dan titik tangkap obat ini berbeda-beda.

1. Hemostasis dengan tekanan kasa / tampon Tidak semua lokasi perdarahan dapat dilakukan clamping atau penjahitan dan ligasi, maka dapat digunakan kasa atau tampon dengan penekanan. Metode ini dinilai paling efektif digunakan untuk hamper semua kasus perdarahan rongga mulut. Untuk kasus perdarahan soket gigi bagian dalam, gunakan tampon berukuran 1,25 cm dan letakkan pada posisi yang benar. 2. Penjahitan Penjahitan atau ligasi untuk menghentikan perdarahan amat banyak variasi metode dan bahannya. Sebaiknya digunakan benang bedah atraumatik dengan tipe dan ukuran jarum yang sesuai untuk kasus dalam rongga mulut. Pada lokasi sumber perdarahan pada bagian mukoperiosteum sekitar soket gigi dianjurkan menggunakan jahitan figure-of-technique. Metode lain dapat digunakan jahitan interrupted atau matras horizontal atau kombinasi keduanya

MEKANISME PEMBEKUAN DARAH Jika ada benturan atau gesekan menyebabkan luka, maka trombosit pecah dan keluar enzim tromboplastin (trombokinase). Zat ini bersama ion-ion kalsium yang ada di dalam plasma darah akan bereaksi dengan protombin. Protombin adalah senyawa globulin yang terdapat di dalam plasma darah dan bersifat sebagai enzim yang belum aktif. Zat ini di hasilkan di hati dengan bantuan vitamin K. zat yang terbentuk adalah thrombin, enzim trombin akan mengubah fibrinogen, suatu protein yang larut dalam plasma,menjadi fibrin. Fibrin berupa benang-benang halus yang menjaring dan mengikat sel-sel darah dan terbentuk benang-benang fibrin penutup luka. 13 FAKTOR PEMBEKUAN DARAH. 1.

Fibrinogen : sebuah faktor koagulasi yang tinggi berat molekul protein plasma dan diubah menjadi fibrin melalui aksi thrombin. Kekurangan faktor ini menyebabkan masalah pembekuan darah afibrinogenemia atau hypofibrinogenemia.

2.

Prothrombin : sebuah faktor koagulasi yang merupakan protein plasma dan diubah menjadi bentuk aktif thrombin (faktorIIa) oleh pembelahan dengan mengaktifkan faktor X (Xa) dijalur umum dari pembekuan. Fibrinogen thrombin kemudian memotong ke bentuk aktif tibrin. Kekurangan faktor menyebabkan hypoprothrombinemia.

3.

Tromboplastin : koagulasi faktor yang berasal dari beberapa sumber yang berbeda dalam tubuh, seperti otak dan paru-paru; jaringan tromboplastin penting dalam pembentukan prothrombin ekstrinsik yang mengkonversi prinsip di jalur koagulasi ekstrinsik. Disebut juga faktor jaringan.

4. 5.

Kalsium : sebuah faktor koagulasi diperlukan dalam berbagai fase pembekuan darah. Proaccelerin : sebuah faktor koagulasi penyimpanan yang relatif labil dan panas, yang hadir dalam plasma, tetapi tidak dalam serum, dan fungsi baik di intrinsik dan ekstrinsik koagulasi

jalur. Proaccelerin mengkatalisis pembelahan prothombin thrombin yang aktif. Kekurangan faktor ini, sifat resesif autosomal, mengarah pada kecendrungan berdarah yang langka yang disebut parahemofilia,dengan berbagai derajat keparahan. Disebut juga akselerator globulin. 6.

Sebuah faktor koagulasi sebelumnya dianggap suatu bentuk aktif faktor V, tetapi tidak lagi dianggap dalam skema hemostasis.

7.

Proconvertin : sebuah faktor koagulasi penyimpanan yang relative stabil dan panas dan berpartisipasi dalam jalur koagulasi ekstrinsik. Hal ini diaktifkan oleh kontak dengan kalsium, dan bersama dengan mengaktifkan faktor III itu faktor X. defisiensi faktor proconvertin, yang mungkin herediter (autosomal resesif) atau di peroleh (yang berhubungan dengan kekurangan vitamin K), hasil dalam kecendrungan perdarahan. Disebut juga serum prothrombin konversi faktor akselerator dan stabil.

8.

Antihemofilic faktor, sebuah faktor koagulasi penyimpanan yang relatief labil dan berpartisipasi dalam jalur intrinsik dari koagulasi, bertindak (dalam konser dengan faktor von Willebrand) sebagai kofaktor dalam aktivasi faktor 10. defisiensi, sebuah resesif terkait-10 sifat, penyebab hemophilia A. disebut juga antihemophilic globulin dan faktor antihemophilic A.

9.

Tromboplastin plasma komponen, sebuah faktor koagulasi penyimpanan yang relative stabil dan terlibat dalam jalur intrinsic dari pembekuan. Setelah aktivasi, diaktifkan defisiensi faktor 10. hasil di hemophilia B. disebut juga faktor natal dan faktor antihemophilic B. 10. Stuart faktor, sebuah faktor koagulasi penyimpanan yang relative stabil dan berpartisipasi dalam baik intrinsic dan ekstrinsik jalur koagulasi, menyatukan mereka untuk memulai jalur umum dari pembekuan. Setelah diaktifkan, membentuk kompleks dengan kalsium, fosfolipid, dan faktor 7, yang disebut prothrombinase; hal ini dapat membelah dan mengaktifkan prothrombin untuk thrombin. Kekurangan faktor ini dapat menyebabkan gangguan koagulasi sistemik. Disebut juga power stuart-faktor. Bentuk yang diaktifkan disebut juga thrombokinase. 11. Tromboplastin plasma yang diatas, faktor koagulasi yang stabil yang terlibat dalam jalur intrinsic dari koagulasi; sekali diaktifkan, itu mengaktifkan faktor 9. Lihat juga kekurangan 11. Disebut juga faktor antihemophilic C. 12. Hagamen faktor; faktor koagulasi yang stabil diaktifkan oleh kontrak dengan kaca atau permukaan asing lainnya dan memulai jalur intrinsic dari koagulasi dengan mengaktifkan faktor 11. Kekurangan faktor ini menghasilkan kecendrungan thrombosis. 13. Fibrin-faktor yang menstabilkan,sebuah faktor koagulasi yang merubah fibrin monomer untuk polimer sehingga mereka menjadi stabil dan tidak larut dalam urea, fibrin yang memungkinkan untuk membentuk pembekuan darah. Kekurangan faktor ini memberikan kecendrungan seseorang hemorrhagic. Disebut juga fibrinase dan protransgultaminase. Bentuk yang diaktifkan juga disebut transglutaminase.

Hemostatik Lokal Yang termasuk dalam golongan ini dapat dibagi lagi menjadi beberapa kelompok berdasarkan mekanisme hemostatiknya. 1. Hemostatik serap Mekanisme kerja : Menghentikan perdarahan dengan pembentukan suatu bekuan buatan atau memberikan jala serat-serat yang mempermudah bila diletakkan langsung pada permukaan yang berdarah . Dengan kontak pada permukaan asing trombosit akan pecah dan membebaskan factor yang memulai proses pembekuan darah. Indikasi : Hemostatik golongan ini berguna untuk mengatasi perdarahan yang berasal dari pemubuluh darah kecil saja misalnya kapiler dan tidak efektif untuk menghentikan perdarahan arteri atau vena yang tekanan intra vaskularnya cukup besar. Contoh obat : Spon gelatin, oksisel ( selulosa oksida ) Spon gelatin, dan oksisel dapat digunakan sebagai penutup luka yang akhirnya akan diabsorpsi. Hal ini menguntungkan karena tidak memerlukan penyingkiran yang memungkinkan perdarahan ulang seperti yang terjadi pada penggunaaan kain kasa . Untuk absorpsi yang sempurna pada kedua zat diperlukan waktu 1- 6 jam. Selulosa oksida dapat mempengaruhi regenerasi tulang dan dapat mengakibatkan pembentukan kista bila digunakan jangka panjang pada patah tulang. Selain itu karena dapat menghambat epitelisasi, selulosa oksida tidak dianjurkan untuk digunakan dalam jangka panjang. Busa fibrin insani yang berbentuk spon, setelah dibasahi dengan tekanan sedikit dapat menutupi dengan baik permukaan yang berdarah. 2. Astringen Mekanisme kerja : Zat ini bekerja local dengan mengendapkan protein darah sehingga perdarahan dapat dihentikan, sehubungan dengan cara penggunaannya zat ini dinamakan juga stypic. Indikasi : Kelompok ini digunakan untuk menghentikan perdarahan kapiler tetapi kurang efektif bila dibandingkan dengan vasokontriktor yang digunakan local. Contoh Obat : Antara lain feri kloida, nitras argenti, asam tanat. 3. Koagulan

Mekanisme kerja : Obat kelompok ini pada penggunaan lokal menimbulkan hemostatis dengan 2 cara yaitu dengan mempercepat perubahan protrombin menjadi trombin dan secara langsung menggumpalkan fibrinogen. Contoh Obat : Russell’s viper venom yang sangat efektif sebagai hemostatik local dan dapat digunakan umpamanya untuk alveolkus gigi yang berdarah pada pasien hemofilia. Untuk tujuan ini kapas dibasahi dengan larutan segar 0,1 % dan ditekankan pada alveolus sehabis ekstrasi gigi, zat ini tersedia dalam bentuk bubuk atau larutan untuk penggunaaan lokal. Sediaan ini tidak boleh disuntikkan IV, sebab segara menimbulkan bahaya emboli. 4. Vasokonstriktor5. Asam traneksamat Mekanisme Kerja : Sebagai anti plasmin, bekerja menghambat aktivitas dari aktivator plasminogen dan plasmin Sebagai hemostatik, bekerja mencegah degradasi fibrin, meningkatkan agregasi platelet memperbaiki kerapuhan vaskular dan meningkatkan aktivitas factor koagulasi. Indikasi Hipermenorrhea Pendarahan pada kehamilan dan pada pemasangan AKDR Mengurangi pendarahan selama dan setelah operasi Mekanisme Kerja : Epinefrin dan norepinefrin berefek vasokontriksi , dapat digunakan untuk menghentikan perdarahan kapiler suatu permukaan. Cara pemakaian : Penggunaanya ialah dengan mengoleskan kapas yang telah dibasahi dengan larutan 1: 1000 tersebut pada permukaan yang berdarah HEMOSTATIK LOKAL HEMOSTATIK SERAP Hemostatik serap (absorbable hemostatics)menghentikan perdarahan dengan pembentukan suatu bekuan buatan atau memberikan jala serat-serat yang mempermudah pembekuan bila diletakkan langsung pada permukaan yang berdarah.hemostatik golongan ini berguna untuk mengatasi perdarahan yang berasal dari pembuluh darah kecil saja,misalnya kapiler,dan tidak efektif untuk menghentikan perdarahan arteri atau vena tekanan intravaskularnya cukup besar.termasuk kelompok ini antara lain spons gelatin,oksisel (selulosa oksida)dan busa fibrin insane(human fibrin foam).spons gelatin dan oksisel dapat digtnakan sebagai penutup luka yang akhirnya diabsorsi.untuk absorbs yang sempurna dari ke dua zat ini diperlukan waktu sampai 6 jam.selulosa oksida dapat mempengaruhi regenasi tulang dan dapat mengakibatkan pembentukan kista bila digunakan jangka panjang pada patah tulang. ASTRINGEN

Yang termasuk kelompok ini antara lain feriklorida,nitras tanat.kelompok ini di gunakan menghentikan perdarahan kapiler. .

argenti,asam

Related Documents

Hemotatik Lokal.docx
October 2019 4

More Documents from "Reisha"