Hama Dan Penyakit Tanaman Setahun Sayuran01

  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Hama Dan Penyakit Tanaman Setahun Sayuran01 as PDF for free.

More details

  • Words: 3,663
  • Pages: 84
HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN SETAHUN

Hama-hama Tanaman Sayuran Dosen: Pudjianto

Tanaman Sayuran Penting • Membahas hama-hama penting pada tanaman sayuran: kacang panjang, kangkung, timun dan sejenisnya, cabai, bawang merah, tomat, kubis dan sejenisnya, kentang, dll. •

Pustaka: – Kalshoven, LGE. 1981. The Pests of Crops in Indonesia. Revised and Translated by P.A. Van der Laan. PT Ichtiar Baru Van Hoeve – Jakarta – Shepard, B.M., G.R. Carner, A.T. Barion, P.A.C Ooi, and H. Van den Berg. 1999. Insects and Their Natural Enemies Associated with Vegetables and Soybean in Southeast Asia. – Capinera, J. L. 2001. Handbook of Vegetable Pests. Academic Press.

Hama-hama Tanaman Kacang Panjang

• Bibit:

• Lalat bibit, Ophiomyia phaseoli (Tryon) (Diptera: Agromyzidae)

• Tanaman vegetatif: • Wereng daun, Empoasca sp. (Homoptera: Cicadellidae) • Hama pengorok daun, Chromatomyia (=Phytomyza) horticola (Goureau) (Diptera: Agromyzidae)

• Tanaman Generatif: • Hama penggerek polong, Maruca vitrata (=testulalis) (Geyer) (Lepidoptera: Pyralidae) • Hama penggerek polong, Lampides boeticus (L.) (Lepidoptera: Lycaenidae) • Kutu daun kacang-kacangan, Aphis craccivora Koch (Homoptera: Aphididae) • Kepik hijau, Nezara viridula (L.) (Hemiptera: Pentatomidae) • Kepik hijau kecil, Piezodorus hybneri Gmelin (Hemiptera: Pentatomidae) • Kepik penghisap polong, Riptortus linearis (L.) (Hemiptera: Alydidae)

1. Hama wereng daun, Empoasca sp. (Homoptera: Cicadellidae)

1. Hama wereng daun, Empoasca sp. (Homoptera: Cicadellidae) • Penyebaran: cosmopolit • Tanaman inang: polifag, pada berbagai jenis tanaman sayuran, terutama kacang panjang, kc tanah, terong, cabai, dll. • Siklus hidup: ± 18 hari. (pada suhu 20o – 23o C) – Telur: 9 hari – Nimfa: 9 hari

1. Hama wereng daun, Empoasca sp. (Homoptera: Cicadellidae) • Biologi: – Telur diletakkan dalam jaringan mesofil daun dan tidak keliatan dari luar. – Nimfa dan imago hidup di permukaan bawah daun dan menghisap cairan tanaman, dan menyebabkan daun yang terserang berbintikbintik putih kekuningan, keriting (melengkung ke bawah), dan kadang-kadang kering. – Populasinya tinggi hanya kadang-kadang. – Musuh alaminya antara lain berbagai predator dn cendawan patogen Entomophthorales.

2. Hama pengorok daun, Chromatomyia horticola (Goureau) (Diptera: Agromyzidae)

2. Hama pengorok daun, Chromatomyia horticola (Goureau) (Diptera: Agromyzidae) • Penyebaran: cosmopolit • Tanaman inang: polifag (lebih dari 70 jenis tanaman dari famili Leguminosae, Malvaceae, Solanaceae, Cucurbitae, dan Compositae. • Siklus hidup: ± 20 hari. (pada suhu 20o – 23o C) – Telur 2-4 hari – Larva ± 6 hari – Pupa 7-15 hari

2. Hama pengorok daun, Chromatomyia horticola (Goureau) (Diptera: Agromyzidae) • Biologi: – Telur diletakkan satu-satu dalam jaringan daun. – Larva terdiri dari tiga instar. – Larva membuat liang korokan pada daun, hidup dalam korokan (di bawah epidermis dan makan bagian daging daun). – Pupa dibentuk dalam liang korokan. – Imago aktif makan dan meletakkan telur pada siang hari. Imago makan cairan tanaman dari daun yang luka akibat tusukan ovipositor.

3. Hama penggerek polong, Lampides boeticus (L.) (Lepidoptera: Lycaenidae)

Hama-hama Tanaman Kangkung • Hama perusak daun/pucuk: • Ulat grayak, Spodoptera litura (F) (Lepidoptera: Noctuidae) • Ulat berekor, Agrius (=Herse) convolvuli (L) (Lepidoptera: Sphingidae) • Kumbang pemakan daun, Aspidomorpha miliaris F. (Coleoptera: Chrysomelidae) • Kepik penghisap pucuk, Anoplocnemis phasiana (F.) (Hemiptera: Coreidae)

Hama-hama Tanaman Timuntimunan (Cucurbitaceae) • Cucurbitaceae: mentimun, semangka, melon, paria, labu, oyong , waluh, dll. • Hama perusak daun: • Hama penggulung daun, Palpita indica (Saund.) (Lepidoptera: Pyralidae) • Ulat grayak, Spodoptera litura (F.) (Lepidoptera: Noctuidae) • Hama pengorok daun, Chromatomyia (=Phytomyza) horticola (Goureau) dan Liriomyza spp. (Diptera: Agromyzidae) • Kumbang pemakan daun: Aulacophora similis (Olivier) dan Aulacophora flavomarginata Duvalier (Coleoptera: Chrysomelidae) • Kutu kebul, Bemisia tabaci (Genn.) (Homoptera: Aleyrodidae)

• Hama perusak buah: • Lalat buah: Bactrocera (=Dacus) cucurbitae

1. Hama penggulung daun, Palpita indica (Saund.) (Lepidoptera: Pyralidae) • Penyebaran: daerah Timurtengah sampai Asia Tenggara, Australia • Tanaman inang: Cucurbitaceae, terutama paria. • Biologi: – Larva berwarna hijau muda dengan garis-garis putih, dan menjalin beberapa daun menjadi satu. Larva makan daun dari dalam jalinan daun, dan kang-kadang menggerek buah. – Pupa dibentuk dalam jalinan daun. – Imago berwarna putih dengan bercak-bercak warna gelap pada sayap.

2. Kumbang pemakan daun, Aulacophora (= Seratia) similis (Ol.) dan A. flavomarginata Duv (Coleoptera: Chrysomelidae)

2. Kumbang pemakan daun, Aulacophora (= Seratia) similis (Ol.) dan A. flavomarginata Duv (Coleoptera: Chrysomelidae) • • • •

Penyebaran: Asia Tenggara Tanaman inang: Cucurbitaceae Siklus hidup: ± 6 minggu Biologi: – Kadang-kadang sangat merusak, bahkan dapat menyebabkan gagal panen pada semangka. – Telur diletakkan dalam tanah di sekitar batang tanaman. – Larva hidup dalam tanah dan memakan akar tanaman. – Pupa dalam tanah. – Imago memakan daun tanaman Cucurbitaceae menyebabkan daun berlubang-lubang besar.

3. Kutu kebul, Bemisia tabaci (Genn.) (Homoptera: Aleyrodidae)

3. Kutu kebul, Bemisia tabaci (Genn.) (Homoptera: Aleyrodidae) • Penyebaran: – Menyebar luas di seluruh dunia, terutama daerah tropik dan sub tropik

• Tanaman inang: – Sangat polifag.

• Siklus hidup: 2-3 minggu. – Telur: ± 7 hari – Nimfa dan pupa: 7-14 minggu

3. Kutu kebul, Bemisia tabaci (Genn.) (Homoptera: Aleyrodidae) • Biologi: – Perkembangannya melewati fase-fase telur, nimfa, pupa dan imago. – Telurnya bertangkai, diletakkan pada permukaan bawah daun. – Nimfa biasanya hidup bergerombol dan mengisap cairan tanaman dari permukaan bawah daun. Sebelum menjadi imago, nimfa instar akhir berubah menjadi pupa yang tidak aktif. – Imagonya bersayap, berwarna putih dan diselimuti lilin-tipis. – Dapat berkembang biak secara partenogenetik.

• Status hama: – Kadang kadang populasinya tinggi, terutama musim kering.

4. Lalat buah, Bactrocera (= Dacus) cucurbitae Coq. (Diptera: Tephritidae)

4. Lalat buah, Bactrocera (= Dacus) cucurbitae Coq. (Diptera: Tephritidae) • Penyebaran: Afrika, Asia, Pasifik Baratdaya • Tanaman inang: – Cucurbitaceae, kadang-kadang juga dapat menyerang tomat, cabai dan sayuran lain.

• Siklus hidup: ± 3 minggu – Telur: 2-3 hari – Larva: 5-7 hari – Pupa: ± 10 hari

4. Lalat buah, Bactrocera (= Dacus) cucurbitae Coq. (Diptera: Tephritidae) • Biologi: – Terutama menyerang buah Cucurbitaceae yang sudah masak. Pada semangka dan melon sering menyerang buah-buah yang masih kecil. – Di Jawa Tengah kerusakan parah sering terjadi pada semangka dan timun suri. – Telur diletakkan berkelompok (sampai 12 butir/kelompok) dalam buah dengan menusukkan ovipositor. – Larva menggerek buah dan menyebabkan buah busuk. Larva terdiri dari 3 instar, dan instar terakhir dapat mencapai panjang 10 mm. – Pupa terbentuk dalam tanah, tetapi kadang-kadang dalam buah yang membusuk. – Imago memakan cairan organik.

5. Kepik buah, Leptoglossus australis (F.) (Hemiptera: Coreidae).

PERTANYAA N?

Hama-hama Tanaman Cabai (Solanaceae) • Bibit: • Ulat tanah, Agrotis ipsilon (Hufnagel) (Lepidoptera: Noctuidae)

• Tanaman vegetatif: • Kutu daun: Myzus persicae (Sulz.) dan A. gossypii Glover (Homoptera: Aphididae). • Kutu kebul, Bemisia tabaci (Genn.) (Homoptera: Aleyrodidae) • Trips, Thrips parvispinus (Karny) (Thysanoptera: Thripidae) • Tungau kuning, Polyphagotarsonemus latus (Banks) (Acarina: Tarsonemidae) • Ulat grayak, Spodoptera litura (F.) (Lepidoptera: Noctuidae)

• Tanaman Generatif: • Lalat buah, Bactrocera dorsalis (Hendel) (Diptera: Tephritidae) • Ulat penggerek buah, Helicoverpa armigera (Hubner) (Lepidoptera: Noctuidae)

1. Hama Kutu daun, Myzus persicae (Sulz.) (Homoptera: Aphididae)

Hama Kutu daun, Myzus persicae (Sulz.) (Homoptera: Aphididae)

Hama Kutu daun, Myzus persicae (Sulz.) (Homoptera: Aphididae)

1. Kutu daun tembakau, Myzus persicae (Sulz.) (Homoptera: Aphididae) • Penyebaran: cosmopolit. • Tanaman inang: agak polifag, terutama tembakau. • Siklus hidup: ± 6 hari – partenogenetik – Vivipar

1. Kutu daun tembakau, Myzus persicae (Sulz.) (Homoptera: Aphididae) • Biologi: – Nimfa dan imago hidup bergerombol, pada permukaan bawah daun. – Ada yang tidak bersayap yang berwarna kuning atau kadang-kadang agak kemerahan atau kehijauan, dan ada yang bersayap yang selalu berwarna gelap. – Satu individu dalam satu minggu dapat menghasilkan 50 keturunan.

• Status hama: – Kadang kadang populasinya tinggi, tetapi biasanya dapat dikendalikan oleh musuh alaminya. – Dapat menjadi vektor penyakit virus tanaman.

• Musuh alami: – Kumbang predator (Coccinelidae)

2. Hama Kutu daun, Aphis gossypii (Glover) (Homoptera: Aphididae)

2. Hama Kutu daun, Aphis gossypii (Glover) (Homoptera: Aphididae) • Penyebaran: cosmopolit. • Tanaman inang: sangat polifag, baik pada tanaman budidaya maupun gulma. • Siklus hidup: ± 6 hari – partenogenetik – Vivipar

2. Hama Kutu daun, Aphis gossypii (Glover) (Homoptera: Aphididae) • Biologi: – Nimfa dan imago hidup bergerombol, pada permukaan bawah daun atau pda pucuk tanaman cabai. – Ada yang tidak bersayap, dan ada yang bersayap. Warnanya umumnya hijau ayau hijau kehitaman, kadang-kadang coklat.

• Status hama: – Kadang kadang populasinya tinggi, tetapi biasanya dapat dikendalikan oleh musuh alaminya. – Dapat menjadi vektor penyakit virus tanaman.

• Musuh alami: – Kumbang predator (Coccinelidae) – Lalat predator (Syrphidae, Chamaemyiidae)

3. Tungau kuning, Polyphagotarsonemus (= Hemitarsonemus) latus (Banks.) (Acarina: Tarsonemidae)

3. Tungau kuning, Polyphagotarsonemus (= Hemitarsonemus) latus (Banks.) (Acarina: Tarsonemidae)

4. Puru buah cabai, Asphondylia capsici (Barnes) (Diptera: Cecidomyiidae)

5. Lalat buah, Bactrocera (= Dacus) dorsalis (Hend.) (Diptera: Tephritidae)

5. Lalat buah, Bactrocera (= Dacus) dorsalis (Hend.) (Diptera: Tephritidae) • Penyebaran: – India- Philippines

• Tanaman inang: – Polifag. Lebih dari 20 jenis buah-buahan menjadi inangnya, termasuk cabai, jambu biji, jambu air, mangga dll.

• Siklus hidup: ± 3 minggu – Telur: 2-3 hari – Larva: 8-9 hari – Pupa: ± 10 hari

5 . Lalat buah, Bactrocera (= Dacus) dorsalis (Hend.) (Diptera: Tephritidae) • Biologi: – Telur diletakkan berkelompok, ditusukkan ke dalam jaringan di bawah kulit buah. – Larva terdiri dari 3 instar. Makan dengan menggerek di dalam buah. Buah yang diserang mengalami pembusukan akibat adanya bakteri yang bersimbiosis dengan lalat buah. – Pupa terbentuk dalam puparium di tanah. – Imago makan cairan organik, termasuk hidrolisat protein. Serangga jantan tertarik attractant yang berupa metil eugenol atau iso eugenol.

2. Lalat buah, Bactrocera (= Dacus) dorsalis (Hend.) (Diptera: Tephritidae) • Status hama: – Merupakan hama penting yang sangat merusak, dan menjadi OPT karantina negera-negara tertentu yang bukan daerah penyebarannya.

• Musuh alami: – Beberapa jenis parasitoid larva dapat ditemukan di lapangan, antara lain Opius sp. (Hym.: Braconidae)

PERTANYAAN ?

Hama-hama Tanaman Tomat (Solanaceae) • Bibit: • Ulat tanah, Agrotis ipsilon (Hufnagel) (Lepidoptera: Noctuidae)

• Tanaman vegetatif: • Kutu daun: Myzus persicae (Sulz.) (Homoptera: Aphididae) • Trips, Thrips parvispinus (Karny) (Thysanoptera: Thripidae) • Tungau kuning, Polyphagotarsonemus latus (Banks) (Acarina: Tarsonemidae) • Ulat grayak, Spodoptera litura (F.) (Lepidoptera: Noctuidae)

• Tanaman Generatif: • Ulat penggerek buah, Helicoverpa armigera

Hama-hama Tanaman Terong (Solanaceae) • Bibit: • Ulat tanah, Agrotis ipsilon (Hufnagel) (Lepidoptera: Noctuidae)

• Tanaman vegetatif dan generatif: • Penggerek batang, Leucinodes orbonalis Guenee (Lepidoptera: Pyralidae) • Kumbang pemakan daun, Henosepilachna sparsa forma vigintioctopunctata (F.) (Coleoptera: Coccinellidae)

1. Penggerek batang, Leucinodes orbonalis Guenee (Lepidoptera: Pyralidae)

1. Penggerek batang/buah terong, Leucinodes orbonalis Guenee (Lepidoptera: Pyralidae) • Penyebaran: Afrika Selatan – Asia Tenggara • Tanaman inang: – Berbagai jenis terong.

• Siklus hidup: ± 3 minggu – Telur: 3-5 hari – Larva: 11-13 hari – Pupa: 6-7 hari

1. Penggerek batang, Leucinodes orbonalis Guenee (Lepidoptera: Pyralidae) • Biologi: – Telur biasanya diletakkan satu-satu pada pucuk muda, tunas bunga atau kelopak buah muda. – Larva menggerek ke dalam pucuk, tunas bunga atau buah muda. Larva berwarna merah jambu atau merah, dan terdiri dari 5 instar. Larva instar akhir dapat mencapai ukuran panjang 18 mm. – Pupa terbentuk dalam tanah, sering pada serasah.

• Status hama: – Larva menggerek batang /pucuk menyebabkan pucuk mati dan kering. Buah terong yang terserang sering busuk. Serangan pada buah terjadi bila populasinya tinggi. – Kadang-kadang menjadi hama yang merugikan bila populasi tinggi

2.Kumbang pemakan daun, Henosepilachna sparsa forma vigintioctopunctata (F.) (Coleoptera: Coccinellidae)

2. Kumbang pemakan daun, Henosepilachna sparsa forma vigintioctopunctata (F.) (Coleoptera: Coccinellidae) • Penyebaran: India-Australia. Di Indonesia menyebar dari ketinggian permukaan laut-2000 m dpl. • Tanaman inang: – Berbagai jenis tanaman Solanaceae, terutama terong.

• Siklus hidup: ± 3 minggu – Telur: 2-4 hari – Larva: 16-18 hari – Pupa: 4-6 hari

2. Kumbang pemakan daun, Henosepilachna sparsa forma vigintioctopunctata (F.) (Coleoptera: Coccinellidae) • Biologi: – Telur berbentuk kumparan, diletakkan tegak berkelompok 20-50 butir/kelompok pada permukaan bawah daun – Larva berwarna kuning dan tubuhnya diliputi duri-duri bercabang. – Pupa terbentuk menempel pada daun, dan meninggalkan bekas kulit larva instar terakhir. – Imago berbentuk setengah bola, berwarna coklat kemerahan dengan bintik-bintik hitam. Imago ini mirip dengan imago coccinelid predator, tetapi tubuhnya kusam, sedangkan yang predator mengkilap. – Larva dan imago hidup pada permukaan daun dan memakan jaringan daun, meninggalkan tulang daun sehingga daun berlubang-lubang.

2. Kumbang pemakan daun, Henosepilachna sparsa forma vigintioctopunctata (F.) (Coleoptera: Coccinellidae) • Status hama: – Kerusakan berat sering terjadi pada tanaman terong , baik yang ditanam maupun yang liar.Kadang kadang populasinya tinggi, tetapi biasanya dapat dikendalikan oleh musuh alaminya. – Pada awal musim hujan populasinya biasanya rendah karena inangnya kurang.

• Musuh alami: – Parasitoid telur, Tetrastichus (Hym.: Eulophidae), dapat mencapai 70%. Parasitoid larva dan pupa, Pediobius (Hym.: Eulophidae), dapat mencapai 30-55%. – Kepik predator, Cazira chiroptera Sch. (Hem.: Pentatomidae) memangsa larva, pupa, dan kadangkadang imago.

Hama-hama Tanaman Kentang (Solanaceae) • Bibit: • Ulat tanah, Agrotis ipsilon (Hufnagel) (Lepidoptera: Noctuidae)

• Tanaman vegetatif dan generatif: • Penggerek umbi kentang, Phthorimaea operculella (Zell.) (Lepidoptera: Gelechiidae) • Pengorok daun, Liriomyza huidobrensis, L. sativa (Diptera: Agromyzidae) • Kumbang pemakan daun, Henosepilachna vigintioctopunctata (F.)

1. Penggerek umbi kentang, Phthorimaea operculella (Zell.) (Lepidoptera: Gelechiidae)

1.

Penggerek umbi kentang, Phthorimaea operculella (Zell.) (Lepidoptera: Gelechiidae)

• Penyebaran: cosmopolit • Tanaman inang: – Kentang dan tembakau.

• Siklus hidup: 4-5 minggu – Telur: ± 7 hari – Larva: 14-21 hari – Pupa: 7 -10 hari

1. Penggerek umbi kentang, Phthorimaea operculella (Zell.) (Lepidoptera: Gelechiidae) • Biologi: – Telur diletakkan satu-satu pada permukaan bawah daun atau pada permukaan buah yang tidak tertutup tanah. – Larva berwarna abu-abu, mula-mula mengorok daun membentuk korokan lebar. Pada musim-musim selanjutnya larva menggerek batang dan terus ke umbi, terutama umbi yang tidak tertutup tanah. Larva bisa berkembang lebih lanjut dalam umbi kentang yang di penyimpanan. – Pupa terbentuk dalam kokon yang terbuat dari benang sutera pada permukaan tanah. – Imago berwarna putih kelabu dengan bintik-bintik hitam, dan bersifat nokturnal. Pada siang hari imago bersembunyi di balik daun dan beterbangan bila

1. Penggerek umbi kentang, Phthorimaea operculella (Zell.) (Lepidoptera: Gelechiidae) • Status hama: – Hama ini diduga berasal dari Amerika Selatan. – Sebagai pengorok, kerugian pada kentang tidak nyata, tetapi sangat merugikan bila mengorok daun tembakau. – Kerugian yang lebih besar terjadi ketika ulat menyerang umbi kentang. – Populasi tinggi biasanya pada musim kering.

• Musuh alami: – Parasitoid larva – Granulosis virus.

2. Pengorok daun, Liriomyza huidobrensis, (Blanchard) (Diptera: Agromyzidae)

2. Pengorok daun, Liriomyza huidobrensis, (Blanchard) (Diptera: Agromyzidae) • Penyebaran: Amerika, daerah Pasifik, Asia Tenggara. • Tanaman inang: – Sangat polifag.

• Siklus hidup: ± 3 minggu – Telur: 2-3 hari – Larva: 5-7 hari – Pupa: ± 10 hari

2. Pengorok daun, Liriomyza huidobrensis, (Blanchard) (Diptera: Agromyzidae) • Biologi: – Telur diletakkan dengan cara ditusukkan ke dalam jaringan daun. – Larva mengorok daun membentuk liang korokan yang berkelok-kelok berwarna putih. – Pupa terbentuk dalam puparium di tanah, kadangkadang berpupa di daun. – Imago berupa lalat kecil berwarna hitam dengan warna kuning pada beberapa bagian tubuhnya.

2. Pengorok daun, Liriomyza huidobrensis, (Blanchard) (Diptera: Agromyzidae) • Status hama: – L. huidobrensis merupakan hama pendatang di Indonesia (datang awal tahun 90-an). Kerusakan berat dapat terjadi pada berbagai tanaman termasuk kentang, terutama pada musim kering . – Selain L. huidobrensis yang lebih banyak di dataran tinggi, ada dua spesies pengorok daun yang merupakan hama pendatang, yaitu L. sativae yang dan L. chinensis yang hanya menyerang bawang merah dan bawang daun.

• Musuh alami: – Telah ditemukan berbagai jenis parasitoid lokal yang memarasit larva, tapi yang paling penting adalah Hemiptarsenus varicornis (Hym.: Eulophidae) dan Opius chromatomyiae (Hym.: Braconidae).

Hama-hama Tanaman Kubis (Cruciferae) • Bibit: • Ulat tanah, Agrotis ipsilon (Hufnagel) (Lepidoptera: Noctuidae)

• Tanaman vegetatif dan generatif: • Kutu daun kubis, Lipaphis erysimi Kalt. (Homoptera: Aphididae) • Kepik kubis, Eurydema pulchrum (Westwood) (Hemiptera: Pentatomidae) • Ulat pemakan daun, Plutella xylostella (L.) (Lepidoptera: Plutellidae) • Ulat crop kubis, Crocidolomia pavonana (Zell.) (Lepidoptera: Pyralidae) • Ulat kubis bergaris, Hellula undalis (F.) (Lepidoptera: Pyralidae) • Pengorok daun, Liriomyza huidobrensis, L. sativa

1. Kepik kubis, Eurydema pulchrum (Westwood) (Hemiptera: Pentatomidae)

1.

Kepik kubis, Eurydema pulchrum (Westwood) (Hemiptera: Pentatomidae)

• Penyebaran: – Asia Tenggara, Australia, Amerika.

• Tanaman inang: – Kubis-kubisan.

• Siklus hidup: ± 5 minggu – Telur: ± 6 hari – Nimfa: ± 28 hari

1. Kepik kubis, Eurydema pulchrum (Westwood) (Hemiptera: Pentatomidae) • Biologi: – Telur berbentu drum diletakkan dalam kelompok, dalam dua baris. – Nimfa terdiri dari 5 instar. Nimfa berwarna mencolok hitam dan jingga. – Imago (± 7 mm) berwarna-warni dengan bercakbercak hitam, jingga dan putih.

• Status hama: – Nimfa dan imago hidup bergerombol, menghisap daun sehingga daun berbintik-bintik nekrotik putih. – Kerusakan biasanya terbatas pada daun-daun luar. Jarang menjadi hama yang serius.

• Musuh alami: – Tidak banyak informasi.

2. Ulat pemakan daun, Plutella xylostella (L.) (Lepidoptera: Plutellidae)

2. Ulat pemakan daun, Plutella xylostella (L.) (Lepidoptera: Plutellidae)

2. Ulat pemakan daun, Plutella xylostella (L.) (Lepidoptera: Plutellidae) • Penyebaran: – Cosmopolit

• Tanaman inang: – Berbagai jenis tanaman kubis-kubisan (Crucifer).

• Siklus hidup: ± 4 minggu – Telur: ± 6 hari – Larva: ± 14 hari – Pupa: ± 7 hari

2. Ulat pemakan daun, Plutella xylostella (L.) (Lepidoptera: Plutellidae) • Biologi: – Telur berwarna kuning, diletakkan satu-satu pada permukaan bawah daun. – Larva terdiri dari 4 instar. Instar 1 mengorok daun, sedangkan instar berikutnya makan dari permukaan daun menyebabkan luka dan lubang-lubang pada daun. Ukuran larva akhir dapat mencapai panjang 8 mm. – Pupa terbentuk dalam kokon tipis dari benang sutera, menempel pada daun. – Imago berwarna abu-abu dengan corak berbentuk belah ketupat (berlian) pada bagian dorsal bila sayap menutup, sehingga dalam bahasa Inggris disebut diamondback moth atau ngengat punggung berlian.

2. Ulat pemakan daun, Plutella xylostella (L.) (Lepidoptera: Plutellidae) • Status hama: – Menjadi hama penting di daerah yang musuh alainya tidak ada (misalnya akibat penggunaan pestisida terus-menerus). – Populasi Plutella yang resisten terhadap insektisida tertentu telah sering dilaporkan. – Serangan berat dapat menyebabkan daun berlubanglubang banyak dan tanaman kubis tidak mampu membentuk krop.

• Musuh alami: – Parasitoid larva Diadegma semiclausum (Hellen) (Hym.: Ichneumonidae) sangat efektif di beberapa daerah di Indonesia. Parasitoid ini sengaja diintroduksi ke Indonesia dari New Zealand pada tahun 50-an. – Beberapa jenis cendawan patogen juga telah dilaporkan

3.Ulat crop kubis, Crocidolomia pavonana (Zell.) (Lepidoptera: Pyralidae)

3. Ulat crop kubis, Crocidolomia pavonana (Zell.) (Lepidoptera: Pyralidae) • Penyebaran: – Afrika Selatan, Asia Tenggara, Australia dan Kepulauan di Pasifik.

• Tanaman inang: – Berbagai jenis Crucifer.

• Siklus hidup: ± 4 minggu – Telur: 4-5 hari – Larva: ± 12 hari – Pupa: ± 10 hari

3. Ulat crop kubis, Crocidolomia pavonana (Zell.) (Lepidoptera: Pyralidae) • Biologi: – Telur berwarna kuning kehijauan, diletakkan dalam kelompok dan tersusun seperti susunan atap (tumpang tindih) pada permukaan bawah daun. – Larva terdiri dari 5 instar. Instar awal hidup berkelompok makan daun di sekitar tempat telur diletakkan. Instar lanjut masuk ke dalam krop dan makan di dalamnya. Bila tanaman kubis belum membentuk krop, larva lebih suka makan bagian pucuk. – Pupa terbentuk dalam tanah, dalam kokon yang terbuat dari benang sutera dan butiran tanah. – Imago berwarna putih kelabu dengan sepasang bercak coklat pada sayap depan, dan bersifat nokturnal.

3. Ulat crop kubis, Crocidolomia pavonana (Zell.) (Lepidoptera: Pyralidae) • Status hama: – Menjadi hama penting dan serangannya dapat menurunkan hasi dan menyebabkan banyak kerugian.

• Musuh alami: – Ada beberapa parasitoid yang berupa tabuhan dan lalat parasit, tetapi tingkat parasitisasinya di lapangan rendah. – Beberapa jenis cendawan patogen juga telah dilaporkan.

4. Ulat kubis bergaris, Hellula undalis (F.) (Lepidoptera: Pyralidae)

4. Ulat kubis bergaris, Hellula undalis (F.) (Lepidoptera: Pyralidae) • Penyebaran: – Daerah Timur tengah, Asia tropik dan subtropik, Pasifik Baratdaya

• Tanaman inang: – Crucifer dan Capparidaceae.

• Siklus hidup: 23-25 hari

4. Ulat kubis bergaris, Hellula undalis (F.) (Lepidoptera: Pyralidae) • Biologi: – Telur diletakkan satu-satu atau dalam baris pada daun. – Larva mempunyai kapsul kepala warna hitam, dan garis garis warna gelap memanjang tubuhnya. Larva wakan daun dekat tulang daun utama atau masuk ke dalam krop dan berlindung dengan merekatkan daun dengan benang sutra yang kuat. – Pupa terbentuk dalam tanah, dalam kokon yang terjalin kuat..

• Status hama: – Serangan biasanya terjadi pada bagian pucuk tanaman yang masih muda. Biasanya menjadi masalah di dataran yang lebih rendah.

• Musuh alami: – Tidak banyak diketahui.

Hama-hama Tanaman Bawang merah dan bawang daun (Liliaceae) • Tanaman vegetatif: • Ulat bawang, Spodoptera exigua (Hubner) (Lepidoptera: Noctuidae) • Kutu daun: Neotoxoptera formosana (Takahashi) (Homoptera: Aphididae) • Trips, Thrips tabaci Lindeman (Thysanoptera: Thripidae)

1. Ulat bawang, Spodoptera exigua (Hubner) (Lepidoptera: Noctuidae)

1. Ulat bawang, Spodoptera exigua (Hubner) (Lepidoptera: Noctuidae) • Penyebaran: – Afrika, Asia, Eropa, Amerika

• Tanaman inang: – Polifag, tapi di Indonesia terutama menyerang bawang merah dan bawang daun.

• Siklus hidup: 3-4 minggu – Telur: ± 3 hari – Larva: 9-14 hari – Pupa: ± 10 hari

1. Ulat bawang, Spodoptera exigua (Hubner) (Lepidoptera: Noctuidae) • Biologi: – Telur diletakkan pada daun dalam kelompok dan ditutupi oleh sisik warna coklat. – Larva terdiri dari 6 instar. Larva langsung menggerek ke dalam daun bawang dan makan daun dari dalam, serta meninggalkan epidermis luar daun bawang sehingga daun berwarna putih. – Pupa terbentuk dalam tanah dalam kokon yang terbuat dari benang sutera dan butiran tanah. – Imago bermarna abu-abu-coklat dan aktif malam hari.

1. Ulat bawang, Spodoptera exigua (Hubner) (Lepidoptera: Noctuidae) • Status hama: – Merupakan hama utama pada bawang merah sehingga petani menggunakan insektisida sangat intensif. – Serangan berat dapat menyebabkan tanaman rusak parah, bahkan dapat menyebabkan gagal panen.

• Musuh alami: – Ada beberapa paraitoid telur dan larva. – Virus patogen, SeMNPV (Spodoptera exigua Multicapsid Nucleopolyhedrovirus) telah banyak dikembangkan dan sangat efektif mengendalikan larva ulat bawang.

2. Kutu daun: Neotoxoptera formosana (Takahashi) (Homoptera: Aphididae)

3. Trips, Thrips tabaci Lindeman (Thysanoptera: Thripidae)

3. Trips, Thrips tabaci Lindeman (Thysanoptera: Thripidae)

• Penyebaran: Cosmopolit • Tanaman inang: – polifag.

• Siklus hidup: 2-3 minggu – Telur: 4-10 hari – Nimfa: ± 5 hari – Pupa: 4-7 hari

3. Trips, Thrips tabaci Lindeman (Thysanoptera: Thripidae) • Biologi: – Telur diletakkan dalam jaringan daun atau batang muda. – Nimfa instar 1 dan 2 aktif makan dengan meraut permukaan daun atau batang sehingga meninggalkan bekas luka berwarna keperakan atau coklat. – Nimfa instar 3 dan 4 tidak aktif dan biasanya disebut prapupa untuk instar 3 dan pupa untuk instar 4. Pupa T. tabaci terbentuk di tanah. – T. tabaci dapat berkembangbiak secara partenogenetik.

• Status hama: – Populasi trips yang tinggi dapat menimbulkan kerusakan yang nyata pada daun akibat aktifitas makan hama ini.

?

Related Documents