Gs

  • Uploaded by: khairul Amin
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Gs as PDF for free.

More details

  • Words: 1,721
  • Pages: 5
oleh M. Subhan *

I Latar Belakang

Permulaan sekitar tahun 1950, dimulainya berbagai macam kontroversi-kontroversi dengan penganut Realis dan krtitik terhadap lebel-lebel kaum idealis.kontroversi ini berkembang kepada sebuah pertanyaan tentang kemungkinan, tentang keinginan untuk mengembangkan ipembelajaran ilmu dunia politik.1. sebenarnya kecenderungan beranalisis merupakan inti dari ilmu filsafat yang sudah ditemukan pada era yunani kuno yang melahirkan sebuah ide kemudian konsep dan hasilnya adalah apa yang disebut teori. sebuah teori dalam arti sederhana merupakan menebak-nebak sesuatu yang lebih tepat lagi adalah sebuah percobaan agar mengerti terhadap variasi-variasi di dalam fenomena-fenomena.. ketimpangan dan perdebatan terhdap sejarah dunia, khususnya yang berkaitan dengan dunia internasional menyebabkan tokoh yang memiliki mahzab ala barat menemukan sebuah upaya penyelesaian terhdapa suatu peristiwa yang sudah terjadi, masih terjadi, dan yang akan terjadi. Peristiwa yang sudah terjadi itu dinamakan sejarah. Persoalan controversial ini dimulai pasca aliran behavioralis pada dunia ke-3 yang menjelaskan tentang kemunduran negara-negara jajahan ( imperialis ) yang terfokus pada adanya decision making dalam menentukan kebijakan yang bersifat ekonomis yang merupakan perpektif dalam pandangan ketergantungan ( dependency ) terhadap adanya state or no state actor ataukah hanya permainan para pemikir politik internasional dalam isu-isu bargaining position dalam menentukan masa depan berbagai jenis teori yang ada dalam kontek hubungan internasional.

Penggagas teori ini ( dependency theory ) mengalami tumpah tindih dalam hal meninijau sebuah negara yang menginginkan adanya ketergantungan terhadap negara lain sehingga secara ekonomis, pengertian ini mengalami sebuah dilemma terhadap perkembangan nnegara yang selalu mengharapkan pengayoman ekonomi baik berupa perdaganagn internasional, investasi ataupun bantuan luar negeri. Kita akan melihat sebuah pertentangn dengan teori modern yang memiliki pandangan berbeda bahwa suatu negara tidak berkembang karena adanya suatu faktor internal dan budaya bangsa tsb yang merasa statis tak tertekan dari faktor luar tetapi bukan adanya faktor ketidak tergantungan terhadap negara lain ( NonInterdependency ).

Upaaya untuk menggagas kembali negara kesatuan ( unity state ) mulai diraktekkan oleh negara lain bahwa negara kesatuan merupakan awal terbentuknya negara yang welfare ( aman, sejahtera, makmur ) dan tegaknya sistem politik negara yang mengalami bekas imperialis agara survive dalam mengakkan sebuah negara yang mengalami perkembangan global ( globalitation area ), untuk itu, disini kita kenal sebuah uraian bekas jajahan dari negara lain yang menerapkan teori modern dan teori ketergantungan akan mengajak pada upaya penyelesaian baik mikro solution dan makro solution dalam hal menjaga negara dari terbentuknya tindakan dari perbedaan susut pandangan yang salah paham dari segi teori.

II. Ekplanasi Tentang Dependency Theory Dengan Modern Theory

Pada dasarnya teori ini hendak menjelaskan persoalan kemungkinan negara-negar bekas jajahan di dunia ketiga dengan melihat dalam konteks global. Teori modern melihat negara mengalami mundur bersifat internal dan cultural, sedangkan teori Dependency melihatnya penyebab negara mundur karena faktor eksternal dan structural.teori dependency mengandung pokok batasan yang ruang lingkupnya hanya pad aspek eksternal saja. Adanya ketergantungan dari penetrasi asing dan dan dunia luar menyebabbkan timbulnya distorsi besar-besaran dalam struktur ekonomi “ pinggriran “, yang pada gilirannya menimbulkan konflik social yang gawat dan akhirnya menimbulkan penindasan negara terhadap rakyat di masyarakat yang tergantung itu . hampir semua negara dunia ketiga mengalmi penetrasi mendalam dan sagat tergantung pada negara-negara industri maju dan terutama ekonomi dunia. Penerapan teori ini banyak mempengaruhi dunia pada zaman sekrang ini.

Salah satu ketergantungan kepada negara lain dalam mempelajari studi politik global adalah imperialis ekonomi negara-negara miskin yang tidak mempunyai power baik politik, keuangan , social ekonomi , dan budaya yang mempengaruhi kecenderungan adanay players di balik penerapan teori ini. Permainan ( game ) dari sebuah teori banyak memakan sebuah ulasan dari berbagai instrumen negara dalam upaya menjajah negara yang dianggap tidak punya kapasitas sebagai negara yang tegak ( nation building state ). Perdebatan kelompok penganut realisme dan idelaisme memakan waktu kepada negara yang berkembang untuk memainkan sebuah strategi kepentingan dan tujuan menginvestasikan alat negara / organisasi bisnis negara yang kaya untuk tujuan semata-mata kepentingan politik dan ekonomis. Disini dalam memainkan pusat-pusat imperialis memainkan peran yang banyak. Bekas jajahan amerika serikat yaitu Vietnam yang berjuang melawan kaum kolonialis amerika ini sudah memasuki pada ketergantungan terhadap amerika alas an pointnya yaitu dengan menggunakan dependency theory . Amerika memberikan

bantuan kepada Vietnam yaitu mahasiswa Vietnam di USA di berikan kehidupan yang nyaman, misalnya program beasiswa karena kebanyakan imuwan Vietnam belajar dari negeri patung liberty ini , dampak dari kebijakan amerika ini adalah penyuplaian paham sistem liberal terhadap ilmuwan yang belajar di USA yang diharapkan menerapkan ajran ini sehingga nyatanya di Vietnam selatan sudah berdalih liberal yang akhirnya secara secret hidden vietnam selatan sudah bisa dikendalikan dengan kapitalis ekonomi dan mampu menguasai ekomi sebagian dengan pendirian perusahaan-perusahaan milik amerika di Vietnam . Kasus Vietnam ini bisa menjadikan salah satu contoh rujukan kemunduran dari teori modern ( modern theory ).

Pandangan Karl Deutsch pada tahun 1953 yang mengungkapakan bahwa modern theory ditinjau dari pendekatan geographi dan tingkah laku ( approaches behavioural and geographic ) integrasi dari negara terdiri dari : pertumbuhan pemberian individu sendiri dan kelompok kepentingan , pembangunan ethnic. Isi dari pernyataan beliau mungkin patut bisa disimpulkan bahwa modern theory memerlukan perubahan pada tingkat budaya dan aspek kedaerahan ( nasionalism ) / internal function yang secara nyata bahwa dominasi lingkunganlah yang menentukan pentingnya perkembangan negara. Dalam pandangan lingkungan dan budaya merupakan satu kesatuan yang utuh akan tetapi dalam sejarah tata negara dunia Pengenalan budaya keaneka ragaman dapat mempersulit kedua-duanya hubungan internasional dan juga menciptakan tegangan dengan negara nasional. Isu kepribadian nasional kelompok kesukuan berbeda, nasionalisme, multiculturalism dan sifat jamak/keadaan jamak adalah riil dan sering juga isu meragukan untuk banyak negara utama ( U.S., Negeri China, Rusia, Perancis, Malaysia dll.). (Iriye 1997, p8). Pergerakan baru ke arah mengenali keaneka ragaman budaya sudah meluaskan ruang para kaum intelektual di mana masyarakat dan orang beroperasi. juga telah cenderung untuk ' memperbesar lapisan di mana negara-negara dan orang-orang' dapat bekerja sama ( Iriye 1997, pp96-97). Bagaimanapun, pertanyaan yang penting tinggal apakah keaneka ragaman budaya dan internasionalisme budaya dapat bekerja sama untuk membantu menggambarkan ' suatu order;pesanan dunia stabil. jadi penerapan prinsip modern theory sebenarnya tidak terlepas dari lingkunagan dan budaya politik yang secara terus menerus mengalami generalisasi bahkan tidak ada satu teori pun yang sanggup menghadapi peran utma budaya apalagi budaya teikat masalah peraturan baik agama maupun adat istiadat. Disini penerapan budaya kebiasaan ( habit culture ) orang California dg orang Bhutan terjadi diferensiasi kultural. pertanyaannya adalah apakah Koperasi budaya dapat digunakan sebagai suatu kekuatan yang mempromosikan nilai-nilai lingkungan dan perhatian pengarahan ke arah permasalahan seperti kemiskinan, penyakit, ketiadaan pendidikan, dan dari sudut bangunannya yang membujuk kepada kejahatan ? ( Iriye 1998, p176).

III. Respon dan solusi Jawaban Kontroversial ke-2 Teori dalam perspektif Hubungan Internasional

Kenyataan yang dialami Negara berkembang yang mencoba mengkultuskan tentang adanya “ Reformasi Teori terbelakang “ sebuah manifestasi antara keterbukaan sistem dan perbaikan konsep Ideologi-ideologi kaum realis liberalis, idealis, kolonialis, imperialis sudah merupakan apresiasi dalam dunia sosial, khususnya mencari ( seek ) dan membenarkan teori tidaklah membalikkan telapak tangan ( kompas, 20/07/05 ). Dalam upaya mencari solusinya atas beberapa problem, dalam kuliah hubungan internasional kita kenal kata “ Diplomacy “. Kata ini diambil dalam dunia IR ( HI ) sebagai mainstream untuk antisipasi konflik ( Public Relation ), biasanya dunia politik begitu rumit apalagi ruang lingkup internasional yang mengglobal. McCain mendefinisikan Teori sebagai serangkaian yang salingberkaitan kalimat-kalimat konsep-konsep, istilah-istilah, statemen teoritis ( hipotesa ) yang sistematis. Telaah kritis terhadap teori modern dan teori ketergantunagn ( modern and dependency theory ) yang patut dirumuskan dalam sebuah kapasitas IR yaitu : kaitan antara ke-2 teori tsb berkenaan masalah: teori modern bahwa ruang lingkup teori modern tidak melihat masalah aliran-aliran yang lainnya, mislanya dalam melakukan kontek internasional ( sejarah perang dunia I dan II ) teori modern mengalami pasang surut karena pada pemakian teori hanya kebanyakan realistis dan rasionalis yang semata-mata menggunakan dari adanya teori evolusi ( marx ; sebuah pengakuan bapak teori filasafat barat ) yang berpandangan kemunculan dunia alamiah ini pada lapisan masyarakat adalah loosely ( yang berarti lepas, tidak coccok atau bebas dari faktor alam ) yang disebut social darwinsm ( masyarakat Darwin ). Ini berarti kalau kita teliti bahwa modern theory muncul karena adanya pembahruan dari pendekatan ( approach ) tradisional ( arti sistem ) menuju pada pembebasan terhadap gejala Re-new tradisional yang menganggap bahwa kemunduran dari bangsa-bangsa pada dunia tiga disebabkan faktor internal dan budaya. Internal berarti bukan lingkungan, bukan internasional, bukan aktor pemain dalam. Internal mungkin kita tinjau dari prinsip sosiologi adalah masyarakat, individu, state, ataupun kelompok jadi ada kesalahan jangkauan tinjauan penelitian dalam memaknai sebuah teori. Penjelasan mengenai bahwa salah satu yang mempengaruhi modern theory adalah budaya. Budaya berarti lingkungan. Jadi, lingkungan merupakan faktor luar. Ada sedikit kerancuan bahwa dependency theory disebabkan adanya faktor eksternal yaitu pihak asing dan struktur. Pihak asing adalah state atau pihak luar ( foreign person ) yang memanfaatkan faktor ekonomi dan power untuk menegoisasi state atau actor, jadi disini ada ketimpangan penelitian latar belakang baik society, sossekpolbudhankam, maupun struktrur

kalimat teori ini. Penulis tidak setuju bahwa dependency theory hanyalah faktor eksternal, alasannya karena melibatkan TO ( transnational organization ) sebagai MNC atau modern Terrorism yang semata-mata menginginkan ekonomi dan kesempatan kekuasaan. Sebenarnya dependency theory masuk pada Modern Theory atau output dari Modern Theory karena dalam melakukan sesuatu analisa haruslah ada kesesuian ( komprehensif ). Jadi antara faktor pemegang kekuasaan dan institusi kekuasaan( ekternal dan struktur ) tidak dapat dipisahkan dari faktor internal dan budaya.

UNIT ANALISA TEORI MODERN

Pandangan beberapa ahli teori penganut paham modern telah mengalami determinasi ilmu artinya mendefinisikan bahwa teori ini menggunakan pendekatan fungsional dan geopolitik. Perspektif yang digunakan teori ini mengacu pada state dan berdasar pada determinasi lngkungan ( enviromental determinism ). Hal ini para ahli teori ini dirasa sudah cocok dengan keadaan rakyat dan negara sebagai nation state yang memerlukan proses penyerapan adanya budaya yang menciptakan sebuah fenomena khususnya politik berdasarkan unsur populasi manusia di lingkungan tempat tinggalnya. Tahapan proses dinamika ilmu ini didapat dari buku yang berjudul On the Origin of species dari charles darwin sekitar tahun 1859 yang menganggap bahwa ilmu merupakan populasi ilmu yang perlu didiskusikan. Teori dari darwinisme ini tentang dunia alamiah terhadap masyarakat yang sudah punahb sehingga disebut masyarakat darwin. Teori determinasi lingkungan melihat negara merupakan areal geografi yang potensial untk mengadakan proses politik antar negara. Salah satu contohnya adalah jepang yang memiliki banyak pegunungan dan kurang subur dalam pemberdayaan masalah pertaniannya sehingga orang jepang memilih ke laut untuk mencari nafkah hidup.

* Penulis adalah Mahasiswa Akhir Skrispi di Jurusan Hubungan Internasional-FISIPUniversitas Jember-Indonesia dan Tulisan ini merupakan Arsip Karya Tulisan Pribadi Penulis.

Related Documents

Gs
May 2020 23
Gs
June 2020 22
Tavakoli Gs
June 2020 8
Gs Risk
May 2020 7
Gs Word.docx
May 2020 16
Gs Transcript
June 2020 11

More Documents from "Zerohedge"