Good Governance

  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Good Governance as PDF for free.

More details

  • Words: 8,990
  • Pages: 133
Nama

: Dr s. Achma d I smail, MM

N.I .P

: 020 002 262

Pangkat

: IV D / Pem bin a Utama Madya

Jabat an

: Widyais wara U tama

Lahir

: 27 Apr

Pengalaman Ker

il 1946 di P

am eka san

ja :

- Di P emerint ah P rovinsi Jawa Desember 1976

Ti mur s ej ak 1

- 13 kali menduduki jabatan st sebagai

ruktur al - terakhi

r

Ke pal a Badan Koor di nas i Wilayah IV di Pamekasan Alamat Hobi

: Jal an S ido ser mo Indah XI/ 1 S urab ay a : Menikm at i yang indah

- Dita ndai dengan menin gkatnya persain gan bebas yang mengharu skan setia p bangsa (t erm asuk In donesia) untu k se cara teru s me neru s menin gkatk an kompetensin ya dala m bersa ing dengan b angsa la in - Ke bija ksa naan suatu negara ata u organis asi In ternasio nal se pert i AFTA, NAFTA, APEC , EU , World Bank, IMF dan org anisa siorganis asi hak asasi manusia perlu dij adikan pertim bangan dala m

Bangsa Indonesi a ti dak perl u khawati r bahwa Pancasi la akan berbentur an dengan proses Global isasi. Sebab Pancasi la sudah mencakup dan menj ami n real isasi dari apa yan g menj adi tuntut an hak asasi manusi a. Pancasi la adal ah ideol ogi terbuka yang akan menyerap semua perkembangan sesuai dengan zamannya.

Wawasan Kebangsaan juga tid ak perl u di khawati rkan menj adi penghambat integrasi ekonomi pasar . Namun Bangsa Indonesia harus waspada dan tanggap mengenai impl ementasinya di dalam negeri , karena induk dari ekonomi pasar adal ah si st em Kapi tali sm e dan Li beral ism e yang ditentang ol eh aspirasi perj uang an Rakyat Indonesi a

Perkembangan Lingkungan Global : - Globali sasi ekonomi dan (T he B orderless Wo rld )

info rm asi

- Ec onomic Regio nalis m (A FTA, NA FTA, APEC, EU dsb ) - Wo rld Or der (W TO, UN O d ll )

 Sentralisasi  Otoriter  KKN Marak

Fe nom ena G lob al dan Nasi onal : Ma rket Failu res (k egagala n p asa r) Go vernment Failu res (k egagala n peme rin ta h) Polit ical F ail ure s (k egagala n p oli tik)

PERKEMBANGAN LINGKUNGAN NASIONAL :  Kri sis Pol iti k Nasi onal  Kri si s Ekonom i N asi onal ( moneter, sektor ri il)

fiskal,

 Kri sis Sosi al ( kem iskinan, pengangguran, kri mi nal itas dll )

ME NUNT UT RE FORMA SI NASIO NA L Demokr: atisasi Stabi litas Ekonomi Otonomi Daer ah Pember antasan

KK N

Penegakan H ukum

a. Tuju an R efo rma si : •

Me ngata si kris is ekonomi untuk me nghasil kan stabilita s mo nete r ya ng ta nggap terh adap pengaruh global dan pemuli han aktiv itas usaha n asio nal



Me wu ju dkan kedaulata n rakya t dalam selu ruh sendi kehidupan berm asyarakat, berbangsa dan bern egara



Me negakkan hukum berdasarkan nil ai- nila i kebenaran dan keadil an HA M me nuju tercip ta nya ketertib an umum d an perb aik an sik ap m enta l



Me le takkan dasa r-d asar kera ngka dan agenda Refo rmasi Pe mb angunan, agama dan sosial budaya dala m usaha mewu ju dkan masyarakat ma dani

1. Me nciptakan Pemerintahan yang bersih (C le an Go vernment), y aitu : • Pe mb era nta san KKN • Disip li n APBN (b ala nce budget dan penghapusan dana publik non budgeter) • Pe nguatan sistem pengawa san dan akuntabil ita s publik apara tur negara , yang dil akukan oleh aparat pengawasan

b. Agenda R efo rmasi : • Pe ru bahan sist em poli tik kearah sis tem poli tik dan demokratis, partis ipatif dan egalita ria n. Refo rma si dala m sis te m kepart aia n, sis tem pemil u, susunan dan kedudukan le mbaga-le mbaga negara dan pembatasan ma sa ja batan Pr esiden • Refo rma si dalam sis te m birokra si mil it er (TNI) kekuata n mili ter harus me njadi kekuatan ya ng profe sio nal dan independen bukan menja di ala t poli tik parta i/k ekuasaan



Refo rma si bidang adminis tra si publik perlu dia ahkan pada penin gkata n pro fe sio nalis me biro krasi peme rin ta han



Refo rma si pemerin tahan adala h perubahan dari pola sentr ali sasi ke d esentra lis asi

Terwujudnya pemerintahan yang amanah atau terwujudnya tata kepemerintahan yang baik (Good Governance) Mengembalikan cita dan citra birokrasi pemerintahaan sebagai abdi negara serta dapat menjadi suri tauladan dan panutan masyarakat dalam menjalani kehidupan sehari-hari

Sera ngkaia n pro ses inte raksi sosia l politik anta ra pemerintah dengan masya ra kat dala m berbagai bidang yang berk aitan dengan kepentin gan masya ra kat se rt a intervensi pemerinta h atas kepentin gan – kepentingan te rsebut (K ooima n, 1 993)

Mengandung arti : Praktek penyelenggaraan kekuasaan dan kewenangan oleh pemerintah dalam pengelolaan urusan pemerintah secara umum dan pembangunan ekonomi Good mengandung dua pengertian 1. Nilai – nilai yang menjunjung tinggi keinginan / kehendak rakyat dan nilai-nilai yang dapat meningkatkan kemampuan rakyat dalam mencapai tujuan, kemandirian, pembangunan berkelanjutan dan keadilan sosial

1. Aspek – aspek fu ngsio nal dari pemerintahan yang efektif dan efe sie n dala m mela ksanakan tu gasnya u ntu k mencapai tu ju an

Orie ntasi ideal dia rahkan pada tuju an n asional

negara yang pencapaia n

Pemerin tah yang berfu ngsi secara id eal yait u efe ktif dan efesie n dalam u paya p encapaia n tu juan

• Pe meri ntah dap at me ng emb ang ka n mo da l/ase t politi k da n me ngu pa ya ka n sta bi lita s • Masy ara ka t mad ani me ng emb ang ka n mo da l so si al dan me ng upa ya ka n kese larasa n • Se kto r pri vat men gemb an gka n mod al eko no mi da n me ng upa yak an pertumb uha n (keadaan tetap seimbang)

Ko nsepsi kepeme rin tahan pada dasa rn ya me ru pakan sis tem in te ra ksi sosia l poli tik anta ra peme rinta h / negara dengan masya ra kat modern dewa sa in i yang memili ki karakteristik komple ks, din amis d an b eraneka ra gam

• Din amika sist em so sia l polit ik dapat dip ahami apabila memil ik i wa wa sa n yang cukup me ngenai i nteraksin ya. • Din amika sistem sosial poli tik meru pakan suatu kondis i dimana sist em sosia l politik beru bah dari suatu kondisi ke kondisi yang la in kare na adanya te kanan, dorongan atau pengaruh dari fakto r-fa ktor ekst ernal segala ala m dan

3. Se tia p in te ra ksi sosial politik me ru pakan kekuatan dinamik a sosia l ma sya ra kat yang meli puti : tin gkat aksi, str uktural, tin gkat dim ana inte ra ksi tersebut terja di. 4. Dala m me mb angun teori kepeme rin tahan dib edakan je nis jenis in tera ksi sosial politik yang me ncakup in terfe re ncy, keterlib atan dan c ampur ta ngan.

Pri nsi p yang mel andasi format kepem erint ahan modern yang di perlukan dewasa ini , tel ah menekankan kepada pola interaksi antar a pemer intah dan masyarakat yang semaki n terpadu, kohesi f ser ta berori ent as i kepada kepenti ngan masy ar akat bukan kepada kepent ingan pemer intah semat a Kondi si yang di muncul kan aktor • Sali ng mempercayai memaham i

dal am di ri seti ap

• Sali ng mem ikul tanggung

jawab

• Keterl ibatan pol it ik sosi al kem asy ar akatan

dan

dan

sal ing

dukungan

PEMERI NTAH AN MEM ILIKI BERBAG AI TU GAS BARU : • Pemberdayaan interaksi sosial politik dan mengambil tanggung jawab untuk mengorganisasikan interaksi sosial politik yang mengatur dirinya sendiri • Permasalahan tanggung jawab dan tindakan kolektif ditanggung bersama

Kerangka acuan berpi ki r bagi pej abat dalam rangka aktual isasi pada pelaksanaan gagasan konsepsi onal

• Or ientasi interaktif dan eksternal organis asi pemerin ta h sangat penting dan s tra tegis . • Administr asi publik harus mampu me mb erik an pela yanan admin istrasi, perhatian, politik , ilmiy ah dan sosia l sert a p emecahannya

Hubungan yang sinergi s dan kons trukti f di antara negara, sekt or swas ta dan mas yarakat (societ y)

Kepemeri nt ahan yang mengem bangkan dan menerapkan pr insi p- pri nsip prof esi onali tas , akuntabi litas, transparans i, pelayanan pri ma, dem okrasi , ef es iensi , ef ekti fit as, supremasi hukum dan dapat di teri ma ol eh

Demokrasi dan pemberdayaan Pelayanan (a spirit of public service) Transparansi dan akuntabilitas Partisipasi masyarakat Kemitraan Konsistensi kebijakan dan kepastian Must apad idja ja, 1999

Din amis Ko mp le ks Bera gam

Menca ku p s elu ruh usah a s wasta sek tor ind us tri , pe rdag ang an , perba nka n, ko pe rasi , bah ka n UK M d an sek tor inf or mal

Me nca kup sel uruh l em bag a po lit ik d an sekt or pu bl ik (b ir okras i)

Menc ak up ba ik pe roran gan mau pun ke lo mp ok mas yarak at (c ivil soc iet y) term asuk LSM / o rno p

TENTANG PEMBUKAAN UU 1945 Prof . Dr. Notonegoro

menyatakan

:

• Pembukaan UUD 1945 sudah merupakan pokok kai dah negar a yang fundamental (Staat Foundamental Norm ) sehingga tidak dapat di ubah oleh siapapun juga walaupun dengan cara hukum ol eh MPR hasi l pem ilu sekal ipun • Ji ka pembukaan UUD 1945 di ubah berar ti mendi ri kan negara baru dan bukan negara prokl amasi . Hal ini berar ti makar , sebagai mana di muat dal am Tap. MPRS No.X X/ MP RS/ 1996. • Am andemen UUD 1945 pas al dan penj elasannya

hanya saj a .

pada

pasal -

UUD 45 Amandemen Oktober 1999

Per tama,

19

UUD 45 Amandemen agustus 2000

Ke Dua, 18

UUD 45 Amandemen November 2001

Ke Tig a, 19

UUD 45 Amandemen Agustus 2002

Ke Empat, 10



Me le takkan atu ra n dasar yang lebih kuat, te gas dan le ngkap agar lebih konsist en dalam me wu ju dkan citacita keme rdekaan Re publi k In donesia 17 A gustu s 1945



Me nyusun atu ran dasar kehid upan ma sy arakat, berb angsa dan bernegara ya ng demokratis, modern dan re li gius untuk mendorong terwu judnya kehid upan kemasya ra katan, kebangsa an dan



Me le takkan atu ra n dasar ja minan dan p ela ksanaan kedaula tan rakyat se su ai perk embangan paham demokrasi dan peradaban umat ma nusia



Me mberikan jaminan kepastian jamin an dan perlin dungan hak asasi manusia In donesia sesuai perkembangan paham hak asasi dan p eradaban u ma t m anusia

• Me rumuskan atura n dasar penyele nggaraan negara secara demokratis dan modern antara la in me lalu i pemb agian kekuasaan yang lebih te gas, sist em Checks and Bala nces yang le bih ketat dan tra nspara n antar le mbaga negara dan pemb entu kan lemb aga negara yang baru untu k me ngakomodasik an perkembangan kebutuhan bangsa dan t antangan ja ma n

1. Memenuhi perkembangan aspirasi, kebutuhan dan kepentingan bangsa dan negara Indonesia dewasa ini sekaligus mengakomodasi kecenderungan untuk kurun waktu yang akan datang

 Menjelang sidang umum MPR tahun 1999 yang mambahas dan mengambil putusan mengenai perubahan UUD 1945 untuk pertama kalinya, fraksi-fraksi MPR mencapai kesepakatan dasar berkaitan dengan perubahan UUD 1945

 Ke sepakatan dasa r terse but pentin g untuk memberi arah dan me ma ndu dalam pembahasan se rt a pengamb ila n keputu sa n me ngenai perubahan UUD 1945 se kali gus me ncegah terjadinya perubahan konstit usi yang dapat me ngubah ata u me ngganti jati diri dan prinsip -prin sip dasa r NK RI ya ng dipro kla masik an pada tanggal 17 Agustus 1 945

• Tidak mengubah pembukaan UUD 1945 • Tetap mempertahankan NKRI • Tetap mempertahankan pemerintahan Presidensial

sistem

• Penjelasan UUD 1945 yang memuat hal – hal normatif dimasukkan ke dalam pasalpasal • Perubahan “Adendum”

dilakukan

dengan

cara

1. UUD 1945 dikenal sebagai konstitusi yang singkat di dunia; yang terdiri dari 16 bab, pasal 37, 49 ayat, 4 pasal aturan peralihan dari 2 ayat aturan tambahan Konstitusi yang singkat tersebut sulit mengikuti perkembangan bangsa dan negara Indonesia yang terus berubah seiring perkembangan jaman

• UU D 1945 memberikan kekuasaan ya ng sangat besa r bahkan tanpa batas kepada MPR sesuai dengan ketentuan pasal 2 ayat 1 penje la san UU D 1945 menegaskan bahwa MP R me megang kekuasaan tert inggi, MP R dia nggap sebagai penje lm aan rakya t, MP R me me gang kedaula tan negara se hin gga memili ki kekuasa an tanpa batas dan te rtinggi. Hal ters ebut me nganut : “Paham Su pre ma si MPR ”



UUD 1945 memberik an kekuasaan ya ng sangat besar kepada pemegang kekuasaan eksekutif (Presiden). Sis te m yang dia nut oleh UUD 1945 adalah “E xecutiv e – He avy”, yakni kekuasa an domin an bera da dit angan Pre sid en. Dis amp ing hal terse but UUD 1945 te lah banyak me mberi kewe nangan kepada kekuasa an eksekutif untu k me ngatur hal- hal yang penting dengan undangundang

Di tengah konstru ksi UU D 1945 yang “E xecutive – Heavy” , pela ksanaan kekuasaan ekse kutif makin tidak dapat di kontr ol dan ti dak dapat dis eimb angkan oleh cabang kekuasaan negara la in ya. Juga pihak le mbaga MP R yang kekuasaannya tidak te rb ata s, tid ak dapat dia wa si ole h c abang k ekuasa an l ain

• UU D 1945 tidak cukup mema dai me ngatur sist em “Checks and Balances” (s istem kontro l dan keseimb angan) antar cabang kekuasa an n egara • UU D 1945 memili ki beberapa pasal ya ngtidak tegas sehin gga me nimbulk an le bih dari satu ta fs ir • Pa 6 ayat (1) (mu lt sa i tal fsir ) mis al:berbunyi “Pr esiden ialah ora ng In donesia a sli” • Pa sa l 7 berbunyi “Pr esid en dan Wa kil Pr esid en memegang jabatannya selama masa lima tahun dan sesudahnya dapat

• UU D 1945 terlalu memb erik an keperc ayaan pada sema ngat para penyele nggara negara hal in i dapat dic erm ati dalam bunyi penjelasan UU D 1945 antara la in menyatakan “... .. .. Yang sangat pentin g dala m pemerin tahan dan dalam hal hid upnya negara iala h se ma ngat para penyelenggara negara.. .. ... ” t api kenyataannya kekuasaan di tangan sia papun c enderu ng u ntuk k orup.

1. Aspek Historis UUD 1945 disusun BPUPKI di tengah situasi perang dunia ke II suasananya serba darurat, penuh ketidak-pastian, kritis dan diliputi kecemasan dalam penjajahan Jepang

BPUPKI dengan tergesa gesa berupaya merumuskan sebuah UUD hanya dalam kurun waktu 13 hari efektif, yaitu pada sidang tahap pertama mulai tanggal 29 Mei – 1 Juni 1945. tahap kedua mulai tanggal 10 Juli – 17 Juli 1945 tugas tersebut dilanjutkan oleh PPKI yang bekerja hanya 1 (satu) hari yang khusus membahas UUD, yakni pada tanggal 18 Agustus 1945

2. Aspek Filo sofis UU D 1945 setela h beru sia 53 tahun (d ih itu ng pada sa at mu nculn ya tuntutan peru bahan UU D 1945 pada pert engahan ta hun 1998) dima na terd apat berbagai perkembangan bangsa In donesia yaitu pemik iran tentang demo kra si dan HA M serta praktek penyelenggaraan negara yang modern ya ng belum ada dala m UU D 1945

3. Aspek Sosio lo gis a. Pa da era pemerinta han Soekarn o terja di beberapa penyelenggaraan antara la in : No/III/MPRS/1963 tentang  Tap MPRS pengangkatan pemimpin besar revolusi Indonesia Bung Karno menjadi Presiden seumur hidup

a. Pa da era pemerintahan Soehart o kebebasan bers erik at dan kebebasan berpendapat mengalami tekanan yang sangat besar, part ai hanya ada tig a : PD I dan PP P sert a GO LKA R

4. Aspek Pra ktek Ke tatanegara an Pra kte k Keta ta negaraan yang terja di dapat dikata gorikan sebagai peru bahan UU D 1945. teks UU D 1945 me ma ng ma sih seperti ketik a dis ahkan ole h PPKI pada tangga 18 Agustu s 1945, te ta pi makna dan pema hama nnya tela h mengalami perubahan ketik a dik aitk an dengan praktek keta ta negara an In donesia

Ha l itu anta ra la in dic erma ti dari terb itnya ketetapan MP R nomor IV /MP R/1 983 tenta ng refe re ndum. Dala m kete ta pan MP R terse but antara lain ditegask an tekad bangsa In donesia untu k tidak me akukan perubahan te rhadap UU D 1945. ketetapan MP R in i telah merubah ketentuan pasal 37 UUD 1945 yang memb uka peluang te rja din ya perubahan te rh adap konstitusi In donesia ters ebut

Demikian pula dengan ma su knya para menteri menja di anggota MPR yang menyebabkan adanya pengaruh sistem p arlementer dala m sistem Peme rin tahan Pre sid ensia l yang dia nut UUD 1945 5. Aspek Yurid is Kemungkinan perubahan UUD 1945 dijamin secara Yuridis sebagaimana tercantum pada ketentuan pasal 37 UUD 1945 tentang perubahan undang undang dasar

• Ala san Histo ris , seja k semula didesa in bers if at sementara kare na dite ta pkan dala m suasana tergesa-g esaan • Ala san Filo sofis , pencampur adukan ya ng sa lin g bertentangan fa ham negara hukum dengan fa ham negara kekuasaan dan antara paham kedaula ta n ra kyat dengan paham in tegrali stik

• Ala san Teoritis, kurang me nonjolkan pemb ata san kekuasaan melain kan menonjolkan p engin tegra sia n • Ala san Pra ktis Po litis , bahwa dala m pelaksa naan, seir ing mengalami peru bahan dan ata u penambahan yang menyimp ang d ari t eks asli nya • Ala san Yurid is, konstitu si ju ga kla usa l p eru bahan

bahwa setiap mencantu mk an

Perubahan UUD 19 45 bukan sekedar perbai kan formul asi dan substansi tetapi perubahan paradi gmatik dala m kehi dupan bermasyarakat ber bangsa dan bernegara antara lai n : • Dari Para digma Ne gara ke

Pa radig ma Ma syarakat dengan se ma ngat penguatan c iv il society

• Dari Pa radig ma Sentralis asi Pa radig ma D esentra lisa si

ke

• Dari Pa ra digma In te gralita s ke Pa radig ma Ke daula tan Rakyat dan Demo kra si dengan penghorm atan

• Dari Pa ra digma Mo nolitik Ke Paradig ma Plu ra list ik dengan semangat n on dis kriminasi • Dari Para digma Ne gara Kekuasa an ke Para dig ma Ne gara Hu kum dengan semangat supremasi hukum ya ng adil • Dari Pa ra digam Pemusatan Kekuasa an ke Paradig ma Pe mb agian Ke kuasaan dengan prin sip keseimbangan kekuasaan dan powe r limit p ower

EVALU ASI KRI TI S ATAS AM AN DEMEN UUD 1945 Dr. Saldi Isra : lembaga legislatif pasca amandemen dinilai belum mampu mewujudkan mekanisme Checks and Balances dalam makna hakiki Sasi Dwi Harijanti : ada pertanyaan yang mendasar yaitu : bagaimana amandemen tersenut memberikan pengaruh terhadap restrukturisasi sistem Ketatanegaraan Indonesia

TRY SOET RISN O D KK (S OE TA RDJO, GU RUH , R ID WA N SAID I D AN TY AS NO SU DARTO ) ME NY ATA KAN : • Be rp egang te guh pada UUD 1945 yang asli dan Pancasila sebagai wu jud konsekwensi lo gis NK RI • Me nola k dan te rikat kepada UUD yang diama ndemen • UUD amandemen adalah inkonstit usional terhadap UU D 1945 dan Pa ncasila • Pe merinta h dimin ta me negakkan UU D 1945 asli se bagai wujud kese tia an kepada NKR I dan menorma lkan ( Jawa Pos, 20 A gus tus 20 06 )

TY AS NO SO ED AR TO  Am andemen UU D 1945 tel ah kebabl asan yang mengakibatkan keti dak pas ti an bai k dalam bi dang ideolgi , pol it ik, ekonomi maupun sos ial buday a a. Di bidang pol itik kerancuan apakah si stem Pr es idensi al at au P arl ementer b. Di bidang ekonomi , ki ta memakai kekel uargaan at au kapi tal is

si stem

 Aki batnya budaya disi ntegrasi bangsa mengancam Untuk menyelam atkan hal ini ki ta harus kembal i ke UUD 1945 Pancasi la dan Bhi nneka Tunggal Ika Jakar ta, 5 Jul i 2006

 Persoalan bangsa yang muncul sekarang ant ar lain membesarnya organi sasi mas yarakat yang ekstri m, hil angnya kem ampuan meneri ma perbedaan dan ti dak ber jal annya penegakan hukum  Saat ini Indonesi a ti dak mem iliki instrum en das ar yang menuntun arah yang akan di tuj u. Tak ada yang berani menunjukkan kepada rakyat jal an mana yang harus dit empuh Yang terj adi : hubungan pusat dengan daer ah ti dak ser asi, or mas ekstr im bermuncul an dan main haki m sendi ri

 Pa rt ai Go lkar menola k agar Presid en me ngelu arkan dekrit untu k ke naskah a sli UU D 1945  Jik a ada dekrit berarti me ru sak kedaulata n rakyat sebab UU B 1945 hasil ama ndemen sudah dise pakati MP R – R I  UU D 1945 yang se suatu yang sakra l

asli

Jakarta,

bukanlah

7 Jul i 2006

YUS UF KA LLA Pada semi nar “D esai n B aru Si stem Pol iti k Indonesia” , 22 Mar et 2006

“Pe nguatan peran masya rakat madani (C ivil So ciety) tela h me nurunkan keperc aya an ma sy arakat kepada Pe me rin tah. Degra dasi itu terjadi pasca Reform asi 1998 akib at banya knya produk hukum yang mengadopsi C ivil Socie ty”

 Setelah Reformasi masyarakat selalu bilang bahwa yang paling benar adalah Civil Society. Program dan kebijaksanaannya sangat kuat, akibatnya ketidak percayaan masyarakat pada Pemerintah.  Sebagian besar produk hukum yang dibuat pada periode 1998 – 2005 yang berciri pokok penyerahan sebagian kewenangan Pemerintah kepada komisi-komisi independen yang bekerja sama dengan institusi Pemerintah.

Mi sal ny a: KPU di bentuk sebagai peny el enggar aan pem ilu

lem baga

 KPK di bentuk sebagai lembaga untuk mempercepat pemberant as an korupsi  Komi si Yudisi al , Kepol isian dan Komi si Kejaksaan yang dibent uk sebagai Komi si Pengawas Insti tusi Pemer intah  Bank Indonesi a jugaPemeri di buat Hal ter sebut mengaki batkan ntah di kel il ingi independen ol eh kom isi – komi si independen

 Yang penting ju stru keterbukaan dan pertu mb uhan ekonomi; sebab desain poli tik akan otoma tis me ngik utin ya Contoh  Cin a, Sin gapura dan Ma la ysia : berhasil me nse ja hte rakan rakyatnya me sk i desain politik di dala m negeri tidak sete rb uka In donesia  Fil ip in a yang demokrasin ya sangat terbuka, justru terje bak pada kekerasan dan tuntuta n im peachme nt

 Dala m perja lanan waktu te rja di anggapan • Pe mik iran selu ruh program dan kebij akan Pe me rin ta h pasti j ele k • Se luruh pro gra m yang baik tid ak te rb ukti b enar

bert uju an

 Te rja di : Po we r Tends to Corrupt and Absolu te Powe r Tends to Corru pt Absolu te ly  Desain baru sis te m politik tidak perlu . Demokrasi yang sedang berjalan se karang sudah dalam posis i yang tepat sehin gga tin ggal me la ksanakan

IM PL IK ASI KE MB ALI KE NASK AH ASLI UUD 1 945 • Pemi lihan Presi den dan Wakil Presi den ti dak lagi secara langsung, tapi dipi lh ol eh MPR lewat sidang pari purna • Hak pi lih untuk m emi lih Presiden dan Waki l Presi den secara langsung akan hil ang • Seorang Presi den dan W aki l Pr esiden bi sa terpi lih unt uk per iode yang ti dak t erbatas sehi ngga di khawati rkan mem unculkan pemi mpi n yang di ktat or • TN I dan Pol ri ti dak menj adi ins ti tusi yang terpi sah • Lembaga negara DPD (Dewan Perwal ikan Daerah) tidak akan ada (Agung Laksono)

He nry B .Mayo d alam b uku “In tr oduction t o De mo kra tic Theory ” menyata kan: Sistem politik ya ng demokratis ia lah dim ana kebija kan umu m ditentukan atas dasa r mayoritas oleh wa kil-wa kil yang dia wa si se cara efe ktif ole h ra kyat dalam pemil ih an berkala yang did asarkan atas prin sip kesamaan politik dan dis ele nggara kan dala m suasana terjamin nya kebebasan politik .

Ha l te rs ebut d i atas me lip uti : • Menyelesaikan perselisihan dengan damai dan secara melembaga (Institutionalized Peaceful Settlement Of Conflict) • Menjamin terselenggaranya perubahan secara damai dalam suatu masyarakat yang sedang berubah (Peaceful Change in a Changing Society) • Menyelenggarakan penggantian pimpinan secara teratur (Orderly Succession Of Rulers)

• Me mbatasi pema kaian kekerasa n samp ai minimum (M inim um Of Coercio n) • Me ngakui serta menganggap wa ja r adanya keanekara gaman ( Div ersity) • Me nja min (J ustice)

tegaknya

keadil an

1. Lee Kuan Yew di depan the Phi lipine Cham ber of Com merce and Industry 1992 menyatakan :  Berkem bangny a dengan apa yang di yaki ni par a koment ator pol iti k Am eri ka Ser ikat , saya sam a sekal i tidak percaya bahwa dem okrasi diper lukan untuk mendorong pem bangunan . Yang di perl ukan oleh sebuah negar a adal ah : sikap di si pli n dari pada demokr as i  Kegai rahan kepada dem okrasi jus teru membawa si kap ti dak di sipl in dan ket idak terti ban yang beraki bat buruk bagi pem bangunan. Ukuran terti nggi si stem pol iti k adalah kemam puanny a

1. Ma hathir Mu hamm ad pada perte mu an poli tik di Malaysia ta hun 1993 me negaskan:  Demokrasi sudah menja di sejenis agama di Barat, di sana te la h me mb awa masyarakat ke kultu r homoseksual, in to leransi rasional, pembusukan moral dan turu nnya pertumb uhan e konomi.

A. Asas -asas um um Penyel enggaraan Negara dal am UU No. 28 tahun 1999 tentang Peny el enggaraan Negara yang bersi h dan bebas dari KK N adal ah : 1. Asas Kepasti an Hukum Adal ah as as dal am negara hukum yang mengutam akan landasan perat uran perundang- undangan, keputusan dan keadi lan dalam seti ap kebi jakan Penyel enggaraan Negara .

2. Asas Tert ib Pe nyelenggaraan NeAdala gara h asa s ya ng me njadi landasan ketera turan, kese ra sia n dan keseim bangan dalam pengabdia n Penyele nggaraan Ne gara. 3. Asas Ke pentingan Umu m Adala h asa s ya ng me ndahulu kan keseja hteraan umu m dengan cara yang aspiratif, akomodatif dan kole ktif.

4. Asas Ke te rbukaan Adala h asas yang me mbuka diri terh adap hak masyarakat untu k mempero leh in fo rma si yang benar, ju jur dan tidak dis krim inatif terh adap Penyele nggara Negara dengan te ta p memperhatikan perli ndungan ata s hak asasi pribadi, golo ngan dan rahasia negara 5. Asas Pr oposionalita s Adala h asas yang mn gutama kan keseimb angan antara hak dan kewajib an P enyele nggara Negara

6. Asas Pr ofe sio nalita s Adala h asas yang me ngutamakan keahlia n yang berdasark an kode etik dan kete ntu an peratura n peru ndangundangan yang berla ku 7. Asas A kunta bili tas Adala h asa s yang me nentukan bahwa setia p kegiatan dan hasil akhir dari kegiatan Pe nyelenggara an Ne gara haru s dapat dip ert anggung ja wa bkan kepada masyarakat atau sebagai peme gang kedaulatan tert in ggi negara sesuai dengan kete ntuan peratu ran peru ndang –

B. Akunta bilita s Kin erja In st ansi Pemerin tah Adala h perwu judan kewa jib an su atu inst ansi Pe merintah untu k me mp ert anggung jawabkan keberh asila n atau kegagalan pela ksanaan mis i org anisa si dala m me ncapai tu ju an dan sasara n yang telah dite tapkan mela lu i ala t pertanggung jawaban secara perio dik

1. Pengertia n A kuntabil it as Akunta bili tas adala h kewa jib an untu k memberik an perta nggung ja wa ban atau menjawa b dan menerangkan kin erja dan tindakan seseorang / badan hukum / pimp in an suatu org anisasi kepada pih ak yang me mil ik i hak ata u berk ewenangan untu k memin ta kete rangan atau perta nggung ja wa ban

2. Prinsip -p rin sip A kuntabil ita s • Ha rus ada komitm en dari pimpin an dan seluru h staf instansi untuk mela kukan pengelola an pela ksanaan misi agar akuntabel • Ha rus meru pakan suatu sis te m ya ng dapat menja min penggunaan su mb er-s umb er daya secara konsist en dengan peratura n perundang-undangan ya ng berlaku

• Ha ru s dapat menunjukkan tin gkat pencapaia n tu juan dan sasaran yang t elah dit etapkan • Ha ru s berorie ntasi pada pencaia n visi dan mis i sert a hasil ma nfa at yang d ip eroleh • Ha ru s jujur, obyektif, tra nsparan dan in ovatif sebagai kata lis ato r perubahan manaje men, in sta nsi pemerinta h dala m bentuk pemuktahira n me to de dan teknik pengukuran kinerja dan penyusunan la poran akunta bilita s

Ka ta “re form ” me nurut Ox fo rd Advanced Learn er’ s Dic tionary (1 978) adalah make or become bette r by moving obstacle s or puttin g right wh at is bad or wro ng. R umusan ters ebut menggamb arkan bahwa pada dasa rn ya refo rma si adala h mengubah atau me mbuat su atu le bih baik darip ada y ang s udah ada. Refo rmasi bert uju an mengore ksi dan memperb aharui te ru s me neru s arah pemb angunan bangsa yang sela ma in i

Biro kra si Peme rin tahan sebagai stru ktur peme rin ta han yang berfu ngsi mempro duksi la yanan civ il dan jasa publik berdasarkan kebij akan yang dite ta pkan dengan mempert imb angkan berbagai pilih an li ngkungan. Pemerin tah sela ku provider haru s menganta r dan menyerahkan produk itu sa mp ai di tangan (h ati) konsume r (p asie n) pada saat dibutu hkan dan tidak sebalik nya

Me mba ng un Apa rat ur Ne ga ra yan g efisien , ef ekt if dan pr odu kt if

Me mb eba skan Apa rat ur Neg ar a dari Pra kte k KKN dan per bua tan terc ela lain nya

Agar bi rokrasi pemeri nt ah mampu mengem ban mi si dan menj al ankan fungsinya KE M. P AN

LAN , BKN DLL

DE P/LP N D

DU NIA USAHA

MAS Y .

Terw uj udny a Pem eri ntahan yang amanah atau terwuj udnya Tata Kepemeri ntahan yang bai k (Good Gov er nance)

Mengem bali kan ci ta dan ci tra bi rokrasi pemer int ahan sebagai abdi negar a dan abdi masyarakat serta dapat menj adi sur i taul adan dan panutan mas yarakat dal am menj al ani kehi dupan sehari -har i

Daerah Otonom adal ah : •

Ke satua n ma sy arak at ter ten tu



Ke satua n b ud aya dan ada t i st iad at



Me ru pak an unit e ko nom i



Ru an g h idu p (Leb en str aum)



Me mil ik i pem er int aha n (L egisl atif/D PR D dan Ek sek utif



Be rha k da n ber wen an g men ga tur , men gur us, da n meng elo la urusa n pe me rin tah an yang telah me nja di ur usan ru ma h t ang ga da er ah



Dib en tuk

de ng an

huku m da lam

wilaya h

se nd iri

Und ang -Un da ng

 Pemda sebagai perangkat/ inst rumen pendidikan pol itik di tingkat lokal  Ele men dasar untuk ciptakan kes at uan dan persatuan bangsa.  Mempercepat masyarakat Soci ety )

terwujudnya madani ( Civil

Melay an i dan mem ber day akan masy ar akat guna peningkatan kesejahter aan umum melalui pemberian / penye diaa n pelay anan yang prima (efekti f-efisien dan produ ktif)

Dit andai dengan : Pemilih an an ggota mela lu i P emilu

DP RD

Pilk ada sec ara la ngsung Penyusu na n AP BD

Perd a

ten tan g

Pere nca naan Pe mban gunan Da era h Penye dia an ru ang un tu k par tisipa si publik , tra nspara nsi dan a kunta bilita s

• Pemda dan DPRD le bih mengedepankan ritu al demo kra si darip ada substa nsi demo kra si itu sendiri • Peranan DPRD sebagai badan le gis latif daerah le bih mengedepankan tu ntuta n akan hakhak me reka s ebagai a nggota DPRD



Sis i pemberd ayaan belu m terjadi Checks and Bala nces ya ng sehat, namun kola borasi ekse kutif dengan legisla tif daerah untuk kepentin gan kelo mpok masya rakat le bih dip erankan sebagai inst ru me n memobili sasi dukungan te rhadap e li te lo kal



Pr o dan Ko ntr a te rh adap issu se ntra l daerah te rkait dengan kepentin gan e li t lo kal



Pe nolakan hasil Pil kada, upaya impeachment, penola kan ata s se su atu kebij akan baik dari pusat

Ji ka dibi arkan akan terjadi proses pembodohan rakya t, mengerdi lkan pendi dikan pol itik masyarakat, mengur angi pe ran otonomi daerah dan persel ingkuhan pol itik lokal

Tu juan peningkatan keseja htera an secara kuali tatif dan kuantitatif tidak ada p erubahan y ang s ignifik an, s ebab: • Bel um jelasnya pembagi an kewenangan mengurus urusan pemeri ntahan antar tingkat an pem eri ntahan • Meningkatnya over head cost dan bel anj a ruti n/bi rokrasi • 95% DA U beras al dari dana per im bangan dan kecenderungan mi s- alokasi • Lem ahnya

supervi si dan fasi li tasi pusat

• Lem ahnya SD M aparat ur daerah

Akib atnya : A. Sal ing tudi ng/ sal ahkan :

 Pus at set engah hat i kata Daerah  Daerah kebabl asan kat a P us at

A. Terj adi ny a otonomi keutuhan menj adi obj

pros es pem busukan kebi jakan daerah dan membahayakan NKRI dan ot onomi daerah ek yang diper sal ahkan

• Poli ti cal will atau komi tmen yan g ku at pi mpi nan DPRD dan kepa la daerah • Fomul asikan strategi ya ng pas untuk masi ng- masi ng sekt or • Action terukur

plan

yang

jel as

dan

• Ter sed ianya 3M (Man , Money and M ateri al ) yan g memadai • Dere gu lasi perda- pe rda yang bera ki bat hi gh co st econom y dan per da -perda yang berp el uang terj adin ya KKN dan m enghala ngi Inv esta si • Lakukan eva luasi

pemantauan secara berkal a

dan

Pemeri ntah an yang bai k (GG) adal ah : • Pe merinta h yang menepati j anjin ya • Pe merinta h yang diperc aya rakyat

amanah

atau

• Pe merinta h yang berta nggung ja wa b ata s segala perbuatan dan tin dakannya kepada publik nya dan kepada Tuhan yang Ma ha Es a 31 Januari

2007

Salah satu in dikasi Ta ta Ke pemerintahan ya ng baik te rc ermin dari Pemerinta h yang kokoh dan penyelenggaraan pemerin tahan yang efis ien dan efe ktif yang dit opang oleh apara tur negara ya ng profe sio nal, bers ih dan berw ibawa . Sistem peme rinta han yang sudah disusun dengan baik hanya akan berhasil ji ka apara tur negara me mil ik i dan secara konsisten mengaktuali sasik an prinsip -

Tata Kepemerintahan yang baik merupakan suatu konsepsi tentang penyelenggaraan pemerintah yang bersih, demokratis dan efektif sesuai dengan cita-cita terbentuknya suatu masyarakat madani. Tata Kepemerintahan yang baik mensyaratkan adanya kompetensi birokrasi sebagai pelaksana kebijakan publik atau sebagai perangkat otoritas atas peran-peran negara yang menjalankan amanat yang diembannya. Walau demikian, penerapan prinsip-prinsip Tata Kepemerintahan yang baik pada kenyataannya sering mengalami kendala yang pada umumnya disebabkan oleh kurangnya pemahaman dan kesadaran aparaturnya.

Pesan uta ma guru besa r dari Ha rvard Un iversity, Pr of Mic hael Port er, yang data ng ke In donesia perte ngahan Desember 2006, to koh yang diju lu ki Accentu re sebagai “t he most in fl uential business th in ker in th e wo rld ” in i berani berta ru h: “K ala u orang-o rang In donesia dimin ta membuat dafta r persoala n pokok yang dih adapinya , pasti semu a sudah tahu dengan benar. Te ta pi mengapa hanya berh enti sampai disitu saja ? Me ngapa tidak bergerak secara sere nta k menyele saik an persoala n itu secara

Sebe lum ki ta mel anj utkan usaha melak sanak an Tata Kepemeri nta ha n yang bai k diperl ukan per syaratan ter tentu yai tu:

Pert ama : Samakan ( perceptio n ) , ( targ et ) d an pla n )

pla tfo rm/p ersepsi tu ju an ( goal ) , sa sa ran re ncana tin dak ( action

Ke dua : Te ra pkan 4C y aitu concept y ang jelas, pragmatis, komp re hensif dan inovatif; competence sesuai kema mp uan sebagai la ndasan penugasan dan pela tihan yang je la s; connectio ns yang me ngait kan antar elemen dan subsistem serta commitme nt yang kuat, te kad bulat selu ruh jaja ran untu k me laksa nakan tu gas dengan penuh tanggung jawa b – know your miss io n, know your me n , kele bih an dan kekura ngannya dan keep yo ur min d

Ke tig a : Laksanakan 4W ( we ll planned, we ll organize d, we ll arr anged dan well contr oll ed ) Ke emp at : Bersama 4C dan 4W, tegakkan 2K, konsisten (c onsistence) dan kese riu san (se rio usness) dan ubahla h mind-set dan culture-set, menuju budaya kerja pro duktif , inova tif, efis ien dan e fe ktif

Ke dua : Te ra pkan 4C y aitu concept y ang jelas, pragmatis, komp re hensif dan inovatif; competence sesuai kema mp uan sebagai la ndasan penugasan dan pela tihan yang je la s; connectio ns yang me ngait kan antar elemen dan subsistem serta commitme nt yang kuat, te kad bulat selu ruh jaja ran untu k me laksa nakan tu gas dengan penuh tanggung jawa b – know your miss io n, know your me n , kele bih an dan kekura ngannya dan keep yo ur min d

Ke tig a : Laksanakan 4W ( we ll planned, we ll organize d, we ll arr anged dan well contr oll ed ) Ke emp at : Bersama 4C dan 4W, tegakkan 2K, konsisten (c onsistence) dan kese riu san (se rio usness) dan ubahla h mind-set dan culture-set, menuju budaya kerja pro duktif , inova tif, efis ien dan e fe ktif

a. Asas Ke pastia n Hu kum: Asas Ke pastia n Hu kum adalah asas dala m negara hukum yang me ngutamakan la ndasa n pera turan perundang-u ndangan, kepatu ta n, keaje gan dan keadil an dala m se tia p kebija kan penyele nggaraan pemerinta han

b. A sas K esei mbangan : Asas Kesei mbangan adalah asas yang mewaji bkan Pej abat Adm ini strasi Pem eri ntah at au Badan untuk menj aga, menjam in, pali ng ti dak mengupay akan kesei mbangan, ant ara: (1) kepenti ngan antara indi vidu yang satu dengan kepenti ngan indi vi du yang lai n; (2) kesei mbangan antara indi vidu dengan mas yarakat ; (3) antara kepent ingan warga negara dan masyarakat asi ng; (4) antara kepenti ngan kel ompok masy ar akat yang satu dan kepent ingan kel ompok masyarakat lai n; (5) kesei mbangan kepent ingan ant ara pem eri ntah dengan warga negara; (6) kesei mbangan antar a gener asi yang sekarang dan kepenti ngan generasi mendatang; (7) kesei mbangan ant ara

c. Asa s Kes ama an : Asas Kesa maa n ad al ah asa s ya ng me ng uta mak an perl ak uan dan ke pu tus an ya ng sama dari keb ijaka n pemeri ntah untu k ma sa lah ya ng se rupa d. Asa s Kec erma tan : As as Ke ce rmata n ada lah asas yan g me ng an dun g arti ba hw a su atu kep utu sa n haru s dida sa rka n pad a informa si da n do ku me n ya ng leng ka p untu k me nd uku ng leg al ita s pe nga mbi lan kep utu sa n se hi ngga ke putus an yan g bersa ng kuta n dipersi apk an den ga n cerma t se be lum ke pu tus an te rseb ut diamb il da n di uca pk an

e. Asas Mo tiva si : Asas Mo ti vasi adalah asas yang mewa ji bkan pengambil keputusan menje lask an secara terb uka dan cerm at se gala pertim bangan berd asarkan atas ala san dan fa kta yang dija dik an dasar suatu keputu sa n berd asarkan peratura n peru ndang-u ndangan d an hukum

f.

Asas tidak Melamp aui dan atau Me ncampur adukkan kewe nangan : Asas tid ak Melamp aui dan atau Me ncamp ur adukkan kewe nangan adala h asas yang mawa jib kan setia p Pe jabat Ad min is tr asi Pe me rin ta han atau Badan tid ak me nggunakan kewe nangan yang dimili kin ya untuk kepentin gan pribadinya ata u kepentin gan lain yang bukan menja di sebab me ngapa kewe nangan itu dib erik an kepadanya

g. Asas B ertin dak yang wa jar : Asas Bertindak yang wa ja r adalah asas yang me wa ji bkan Pe jabat Administra si Pe me rin ta han ata u Badan untuk tid ak bertin dak dan membuat keputusan yang dis krim inatif ata u yang tidak wa ja r h. Asas KeAsas adil an : Ke adila n adala h setia p

keputu sa n penyele nggara Administra si Pemerin tahan harus me ncerminkan keadil an secara proporsional bagi setiap wa rga negara

i. A sas Ke wa ja ran d an Ke patu ta n Asas Kewa ja ran dan Ke patu ta n adalah asas ya ng mewa jib kan Pejabat Admin istrasi Peme rin tahan haru s mencermin kan keadila n secara pro porsio nal bagi setia p wa rg a

j. Asas me nanggapi pengharg aan yang wa jar ata u asa s m enepati ja nji : Asas menanggapi penghargaan yang wa jar atau asas menepati ja nji adalah asas yang me wajib kan Pejabat Admin is tr asi Pemerinta han atau Badan menepati ja njin ya yang menimb ulkan penghargaan ya ng wa jar kepada para pemohon atas la yanan dan tin dakan yang dib utuhkan dari p emerin tah

k.

Asas Me nia dakan akib at akib at suatu keputusan yang bata l atau dib ata lk an : Asas Me niadakan akib at-a kib at suatu keputusa n ya ng batal adalah asas yang mewajib kan Pe jabat Administr asi Peme rin tahan ata u Badan untuk me ngambil tindakan segera guna mencegah ata u me ngganti keru gia n yang tim bul sebagai akibat keputu sa n yang batal atau d ib atalk an

l. Asas Pe rli ndungan ata s p andangan hid up d an atau k ehidupan p ribadi : Asas Pe rli ndungan ata s pandangan hid up dan atau kehidupan prib adi adalah asas yang me wajib kan Pejabat Admin istra si Pe merin ta han atau Ba dan me nghormati pandangan hid up pribadi se seora ng atau kelompok dan mela kukan tindakan se rta memb erik an layanan tanpa mela kukan disk rim inasi kepada s etia p wa rga masya ra kat.

Tert ib penyele nggara an m. Asas Administra si Pemerinta han : Asas Te rt ib penyelenggaraan Administra si Pemerin tahan adala h asas yang menja di la ndasa n keteratura n, kesera sia n dan keseimbangan dalam pengendali an Penyele nggara an Administr asi Peme rin tahan

n. A sas Keterbukaan : Asas Ke terbukaan adalah asas yang mela yani ma sy arakat untu k memp ero leh in fo rma si ya ng benar, ju jur dan tidak diskrimin atif dala m penyelenggaraan Administra si Peme rin tahan dengan te ta p memp erh atik an perlin dungan atas hak asasi pribadi, golo ngan dan rahasia negara

o. Asas Pr opors io nali tas : Asas Pro porsio nalita s adala h asas yang menguta ma kan keseimb angan dan kewajara n antara hak dan kewa jib an wa rg a atau penduduk yang bekepentin gan dala m keputu sa n ata u peril aku Peja bat Adminis tr asi Pe me rin ta han di sa tu fi hak dan antara kepentingan warg a dengan penyele nggaraan peme rin tahan di la in fih ak

p. A sas Profe sionali tas : Asas Pro fe sio nalit as adalah asas yang me ngutamakan keahlia n yang sesuai dengan tu gas dan kode etik yang berla ku bagi Peja bat Administra si Pe merinta han ata u Badan yang mengeluark an Ke putusan Administra si Pemerin tahan bagi yang bers angkuta n

q. A sas Akuntabil it as : Asas Akuntabili tas adalah asas yang me nentukan bahwa setiap kegiatan dan hasil akhir dari kegiatan Pe nye lenggara Ne gara harus dapat dip ertanggung ja wa bkan kepada ma sy arakat atau rakyat se bagai pemegang kedaula ta n tertin ggi negara sesuai dengan kete ntu an peraturan peru ndang-undangan yang berla ku

r. A sas Kepentin gan Um um : Asas Ke pentin gan Um um adalah asas yang me ndahulukan kese jahte ra an umum dengan cara aspir atif, akomodatif, sele ktif dan tid ak disk rim inatif. s. A sas Efi sie nsi : Asas Efi sie nsi adalah asa s penyelenggaraan Admin is tr asi Peme rin tahan yang bero rie nta si pada minim alis asi penggunaan su mb er daya untu k mencapai hasil kerja yang terb aik

t. A sas Efe ktifi tas Asas Efe ktifit as adalah asas penyelenggaraan Admin ist rasi Pe me rin ta han yang bero rie ntasi pada tujuan yang te pat guna dan berdaya guna Su ra baya, 17 Desember 2006



Parti ci pa tion (part isipasi )



Rule Of



Transpare ncy (t ransparansi)



Responsi veness (daya tangga



Concensus



Equity (ber kea dil an)



Effect iveness and E efisien)



Accountai lit y (akuntabilitas)



Strat egic Vision (bervisi st

Law (a turan hukum) p)

Orient ation (ber orient asi k onsensus) ffesienscy (efekt

rategis)

ifitas dan

a. Jujur : “Juju r” adalah norma yang menuntu t setia p penyelenggara negara memili ki kelu rusan hari dan keikhlasan dalam me laksa nakan tugas No rm a in i ju ga menuntut penyelenggara negara berbohong, tid ak cura ng, ma nipula tif, ik hla s

setia p tidak tid ak dan

b. Adil : “Adil ” adala h norma yang menuntu t setiap penyele nggara negara dala m bers ikap, berp eril aku, bert in dak dan beru cap sela lu arif, bija k, tenggang rasa dan tid ak memih ak. No rm a in i ju ga menuntu t setiap penyelenggara negara untuk adil baik te rh adap dirinya se ndiri maupun orang lain, bert in dak tidak dis krim inatif (m embeda-b edakan), sepert i : bia s gender, tingkatan dan sta tu s sosial, etnis, agama, ras dalam memberik an pela yanan kepada masya ra kat serta

c. Tepat J anji : “Te pat Janji ” adala h norm a yang menuntut se tia p penye lenggara negara untuk me nepati ja nji , sumpah dan ik rar (s epert i su mp ah jabatan, komit me n dan pakta inte grit as) . d. Taat Aturan : “Taat Aturan” adalah norma yang menuntut setiap penyelenggara negara mematuhi dan menaati ketentuan peraturan perundang-undangan, tata tertib dan prosedur dalam melaksanakan tugas, kewenangan dan kewajiban secara profesional

e. Tanggung Jawa : “Tabnggung

Jawa b” adalah norma yang me nuntut kemauan moral setia p penyelenggara negara dala m setia p sik ap, perila ku, tin dakan dan ucapan dalam mela ksanakan tugas dan we we nangnya agar memili ki : • Ke sa daran menanggung pelaksa naan we we nangnya

dan resiko tu gas

• Ke ma uan dan mengemb alik an

kemauan ata s dan

keberania n citr a atas

• Ke ma uan untu k memperbaik i dir i atas kesa lahan y ang d il akukan. • Ke ma uan dan me laksa nakan tugas, dan kewa jib an profe sio nal. • Me mpertanggung setia p kegiata n akhir nya kepada ma sya ra kat.

komitm en wewe nang secara

ja wa bkan dan hasil dirinya dan

f. Resp onsif : “Responsif” (c epat ta nggap) adalah norma yang menuntut setiap penye lenggara negara dalam bers ik ap, berperila ku, bert indak dan berucap memperh atik an suatu keadaan dengan su ngguh-sungguh, cepat mengeta hui dan me nya dari geja la yang timbul, me ngantisip asi dan mengamb il t indakan segera .

g. Hati - h ati : Yang dima ksu d dengan “Ke hati hatia n” adala h norm a yang me nuntut penyelenggara negara dala m setiap sik ap, perila ku, tin dakan dan ucapannya agar memperhatikan dan menja ga suasana yang harmo nis, mencegah dan tid ak menimbulk an kere sahan atau keru gia n pada masya ra kat ata u pihak lain sehin gga terc ipta kehidupan masyarakat yang sela ra s, se ra si d an s eimbang.

h. Sopan santu n : “So pan santun” adala h norma ya ng menuntu t setiap penye lenggara negara dalam bersikap, berp erila ku, bert indak dan berucap dila kukan secara etis, me njaga ta ta kra ma, sali ng horma t, beradab, berbudi pekert i, dalam berhubungan dengan sesama manusia ma upun hubungan kerja /t ugas.

Etik a : Nila i- nil ai moral ya ng mengik at seseorang atau sekelomp ok ora ng dalam me ngatur sikap, tin dakan ataupun ucapannya. Nila i : Pengertian-pengertian ( conceptions ) yang dihaya ti seseorang me ngenai apa yang le bih penting ata u kurang pentin g, apa yang le bih baik ata u kura ng baik dan apa yang lebih benar

No rm a : Uk ura n atau patokan bagi seseora ng untuk berperil aku dala m ma sy ara kat. Ko de e tik :Se ra ngkaia n

aturan tert uli s yang me ngatur cara berperila ku yang pantas dan etis dala m suatu kumpula n fo rma l se kelo mpok o rang

Penyele nggara Ne gara :i Negeri sebagaimana dima ksu d Pe gawa dala m undang-undang nomor 43 ta hun 1999, tenta ng Pe ru bahan atas Un dangUn dang No mor 8 ta hun 1974, tenta ng Po kok-P okok Kepegawa ia n dan penyelenggara negara sebagaimana dima ksu d dala m Undang-Undang No mo r 28 tahun 1999, tentang Pe nye lenggara Ne gara yang bers ih dan bebas dari Ko ru psi, Ko lu si dan Ne potis me , se rt a peja bat publik la in nya menurut ketentuan perundang - undangan. Me ngenai pemb entukannya, baik di pusat maupun di daerah yang pro fe si atau bid ang tugas dan we we nangnya

Related Documents

Good Governance
December 2019 31
Good Governance
May 2020 26
Good Governance
June 2020 20
Good Governance
November 2019 39
Good Governance
November 2019 27