Good Corporate Governance.docx

  • Uploaded by: chilma zufriya
  • 0
  • 0
  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Good Corporate Governance.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,020
  • Pages: 3
Good Corporate Governance (GCG) Assessment Upaya untuk menilai pelaksanaan GCG jamak disebut GCG Assessment. Penilaian ini dapat dilakukan melalui dua pendekatan, yakni Self Assessment dan Third-Party/External Assessment. Self Assesment Self Assessment merupakan penilaian akan implementasi GCG yang dilakukan oleh internal perusahaan atau penilaian secara mandiri, penilaian ini bagi akan berbeda-beda bagi entitas perusahaan yakni apakah perusahaan tersebut merupakan perbankan atau non bank, maupun BUMN atau non BUMN. External /Third Party Assessment Merupakan penilaian GCG yang dilakukan oleh pihak ketiga. Pihak ketiga yang melakukan penilaian umumnya adalah regulator/pengawas maupun pihak independen yang berkompeten dalam bidang GCG pada khususnya. Pemerintah melalui Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) yang telah berubah menjadi Otoritas Jasa Keuangan (OJK), bersama Bank Indonesia, dan beberapa lembaga pemerintah lainnya, merumuskan pedoman pelaksanaan GCG bagi perusahaan-perusahaan, baik perbankan maupun nonperbankan, baik BUMN maupun yang listed di Pasar Modal. Bagi perusahaan-perusahaan itu, tampaknya memang tidak sulit untuk mengatakan bahwa pihaknya sudah mentaati prinsip-prinsip dasar GCG yang mencerminkan asas transparansi, pertanggungjawaban, akuntabilitas dan keadilan. Namun, sesungguhnya perlu dilakukan suatu penilaian atau assessment GCG yang sistematis untuk meyakinkan bahwa perusahaan telah sungguh-sungguh melaksanakan Corporate Governance. Ada upaya dari pemerintah untuk melakukan penilaian, di antaranya melalui ajang Annual Report Award (ARA) yang digelar setiap tahun. Beberapa kriteria penilaian ARA terkait dengan pelaksanaan GCG, khususnya prinsip tranparansi. Di samping itu, ada pula metode lain, yang mampu memonitor, mengontrol, serta mengevaluai implementasi GCG, yaitu assessment GCG. Untuk mengetahui lebih lanjut tentang assessment GCG ini, kami cuplikan wawancara kami dengan pakar, praktisi, yang juga dosen GCG, Wilson Arafat, di kantornya, Menara BTN, Jakarta. Bisa dijelaskan tentang Assessment GCG? Assessment GCG, berarti penilaian terhadap implementasi GCG. Assessment GCG ini merupakan suatu hal yang sangat penting ketika mengelola praktik-praktik GCG di sebuah perusahaan.

Penilaian ini dapat dilakukan melalui beberapa cara atau pendekatan, yakni Self Assessment, second party assessment, dan Third-Party Assessment. Bisa dijelaskan satu-satu, Pak? Self assessment itu, ya self, sendiri. Jadi perusahaannya sendiri yang melakukan penilaian atau penilaian mandiri. Yang diwajibkan pemerintah untuk self asessment hanya bank. Jadi, bank itu sendiri yang melakukan self assessment. Pemerintah, dalam hal ini OJK, kemudian membuat kriteria apa saja yang harus dinilai. Kemudian bank melakukan assessment dengan membuktikan melalui data dan fakta bahwa perusahaannya telah melakukan assessment. Kemudian hasil tersebut dilaporkan ke OJK. Nanti OJK yang akan menentukan atau menilai, apakah bank tersebut sudah melaksanakan prinsip-prinsip GCG atau masih kurang, atau bahkan belum. Jadi ada kewajiban bagi pihak bank melapor ke OJK, dan OJK yang menentukan. Sementara self assessment bagi perusahaan BUMN, dapat menggunakan tools indikator GCG dari Kementerian BUMN. Sedangkan self assessment bagi perusahaan terbuka atau yang listed di Pasar Modal, bisa menggunakan kriterian Asean CG Scorecard. Lalu, bagaimana dengan second dan third party assessment? Second party assessment ini biasanya dilakukan oleh unit bisnis yang ditunjuk oleh perusahaan untuk melakukan assessment di perusahaannya sendiri, tapi bekerjasama dengan misalnya unit risk manajemen atau unit audit. Misalnya akan mengaudit kantor cabang, maka manajemen akan menitipkan ke tim audit untuk melakukan assessment di cabang kantor cabang tersebut. Sedangkan third party assessment ini penilaian atau evaluasi yang dilakukan oleh pihak independen. Untuk perusahaan terbuka, OJK telah menunjuk langsung Indonesian Institute for Corporate Directorship (IICD ) Indonesia. Lembaga ini adalah lembaga satusatunya yang boleh mengassess. IICD menggunakan acuan ASEAN CCG Scorecard dalam menilai praktek CG perusahaan terbuka di Indonesia. Sedangkan BUMN menunjuk BPKP (Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan) untuk melakukan assessment GCG di perusahaan-perusahaan BUMN. Untuk third party assessment ini memang belum ada standar di Indonesia. Untuk self assessment apakah ada standarnya? Sampai saat ini belum ada aturan standar. Tapi kalau sebuah perusahaan ingin melakukan self assessment, maka perusahaan tersebut bisa membuat kriteria sendiri. Saya pernah menyarankan pada pihak regulasi, bahwa seharusnya ada lembaga yang melakukan assessment GCG. Misalnya saja Kantor Akuntan Publik (KAP) yang sudah terdaftar di OJK. Saya sendiri sudah beberapa kali, misalnya dengan FE UGM membuat standarirasi, tools yang standar assessment GCG ini.

Kira-kira, variable apa saja yang harus diassess? Sesuai dengan yang dikeluarkan oleh regulasi. Kalau perusahaan perbankan, tentunya mengikuti variable yang sudah ditentukan oleh OJK. Dan ini sifatnya wajib. Misalnya saja Bank Tabungan Negara (BTN), maka dia harus melakukan self assessment sesuai dengan standar yang dikeluarkan oleh Peraturan OJK (POJK). Selain itu, BTN juga merupakan perusahaan terbuka, maka dia wajib melakukan self assessment-nya sesuai dengan kriteria Asean CG Scorecard. BTN pun merupakan perusahaan BUMN, maka dia harus mengikuti pula standar assessment yang ditentukan oleh Kementerian BUMN. Jadi paramenternya, kalau mau simple, ya ikuti OJK, regulasi, dan standar internasional. Parameter yang sesuai standar internasional itu apa saja? Kalau standar internasional ada lima parameter besarnya. Pertama, hak-hak pemegang saham, kedua, peran stakeholder, ketiga, perlakuan yang sama terhadap para pemegang saham, keempat, tranparansi dan disclosure, kelima, tugas dan tanggungjawab board. Sementara sub parameternya ada 190. http://annualreport.id/dialog/wilson-arafat-pentingnya-assessment-implementasi-gcghttps://arsasi.wordpress.com/2015/07/24/good-corporate-governance-gcg-assessment/ Control Self-assessment Keberhasilan manajemen risiko di seluruh perusahaan tergantung pada proses terpadu untuk memastikan bahwa risiko dinilai dan dikelola di seluruh organisasi dengan cara yang dinamis dan bermakna. Ada banyak teknik untuk menjangkau semua bagian organisasi sehingga penilaian diri oleh staf garis depan menjadi norma. Beberapa orang berpendapat bahwa penyebaran kuesioner yang dilakukan oleh karyawan kunci sebagai cara untuk menilai apakah ada operasi yang berisiko dan apakah kontrol menangani area risiko ini dengan benar. Teknik lain adalah penggunaan wawancara dengan manajer di unit bisnis tertentu untuk mengukur apakah area tersebut terkendali atau tidak. Pendekatan lebih lanjut adalah dengan menugaskan peninjauan komprehensif risiko di bagian profil tinggi organisasi biasanya dengan menggunakan konsultan eksternal, yang akan melaporkan kembali masalah yang ditemukan. Ketiga teknik ini cukup mudah, karena melibatkan proses yang ditumpangkan pada operasi bisnis normal dan layanan dukungan. Sayangnya, mereka memperkuat ad hoc pendekatan silo dan muncul sebagai latihan satu kali yang dilakukan oleh tim kepala kantor tujuan khusus. Pendekatan yang lebih populer adalah penggunaan lokakarya penilaian diri kontrol, atau apa yang oleh beberapa orang disebut lokakarya penilaian diri dan risiko (CRSA). Forum CRSA di Inggris terdiri dari jaringan praktisi CRSA dan orang-orang yang tertarik yang telah membentuk kelompok yang bertemu setiap kuartal. Misi mereka adalah: ‘Berbagi, mengembangkan, dan mempromosikan praktik terbaik dalam penilaian diri atas kontrol dan risiko di semua organisasi’. Pada setiap pertemuan biasanya ada beberapa presentasi oleh anggota kelompok tentang cara CRSA dioperasikan dalam organisasi yang bersangkutan.

Related Documents


More Documents from ""