Yang terus membikin cemaskan justru manusia zaman now yang terpetakpetak ini, akan mudah terjangkit kebencian. Alam fikirannya sangat-sangat terkendali oleh media mainstrim, jumud, dan artifisial. Tidak objektif, justru linier dan mudah diseret arus media.
Sejatinya ini bukan soal salah siapa, atau salah media dan pemilik medianya. Saya mau buka kedoknya ya, tapi takut khilaf-ah hehehe. Ya. Karena hulu hilir falsafahnya sudah jelas – “libertarian pers” – maka outputnya ya seperti “indonesia” sekarang ini; medsos kocar kacir dan bom hoax mecabik-cabik. Tetangga bahkan kawan kita sendiri itu kan tidak semuanya bisa seketika dewasa, maka tidak selalu bisa menjunjung “libertarian pers”.
Puncaknya, ada firasat/prasangka baik dan buruk ditiap ruang pikiran manusia yang sedang dituju/kepentingan, termasuk memikirkan sesuatu yang orang senangi. Maka Imam Syafi’i me-natijah-kan bahwa; sesuatu yang dibenci akan cepat terlihat buruk, dan sesuatu yang ia sukai akan mudah terlihat baik.
#TangankuJekGatel Gegar Kahanan Adu-adu