Gea + Bph.docx

  • Uploaded by: Linda Rahmayanti
  • 0
  • 0
  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Gea + Bph.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,168
  • Pages: 7
GEA PENGERTIAN Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan jumlah tinja yang lebih banyak dari biasanya (normal 100-200 ml per jam), dengan tinja berbentuk cairan atau setengah cair (setengah padat), dapat pula disertai frekuensi defekasi yang meningkat (Mansjoer, Arif., et all. 1999). Diare adalah kondisi dimana terjadi frekuensi defekasi yang abnormal (lebih dari 3 kali/hari) serta perubahan dalam isi (lebih dari 200 gram/hari) dan konsistensi feses cair (Smeltzer dan Bare, 2001, hal 1093) Gastroenteritis (GE) adalah peradangan yang terjadi pada lambung dan usus yang memberikan gejala diare dengan dengan atau tanpa disertai muntah (Sowden,et all.1996). Gastroenteritis adalah defekasi encer lebih dari tiga kali sehari dengan atau tanpa darah dan atau lendir dalam tinja (Suhariyono, 2003). Dari keempat pengertian diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa gastroenteritis adalah peradangan yang terjadi pada lambung dan usus yang memberikan gejala diare dengan frekuensi lebih banyak dari biasanya yang disebabkan oleh bakteri, virus dan parasite pathogen ETIOLOGI 1. Faktor infeksi 1) Infeksi enteral ialaha infeksi saluran pencernaan makanan yang merupakan penyebab utama diare pada anak. Meliputi infeksi enteral, sebagai berikut: i. Infeksi bakteri: vibria, E.Coli, sallmonela, shigella, campylobacter, yersiria, aeromonas dan sebagainya. ii. Infeksi virus: enterovirus, (virus echo, coxsackie, poliomyelitis) adenovirus, rofavirus, astrovirus, protozoa, jamur candida albicans. 2) Infeksi parenteral ialah infeksi diluar alat pencernaan makanan seperti otitis media akut (OMA), tonsolitis, tonsilofaringitis, bronkopneumonia, ensefalitis, pemberian makanan perselang, gangguan metabolic dan endokrin ( diabetes, Addison, tirotoksikosis) serta proses infeksi virus atau bakteri (disentri, shigellosis, keracunan makanan).

2. Faktor malabsorbsi 1) Malabsorbsi karbohidrat disakarida ( intoleransi laktosa, maltose dan sukrosa), monosakarida (intoleransi glukosa, fruktosa, dan galaktosa). 2) Malabsorbsi lemak 3) Malabsorbsi protein 3. Faktor makanan Makanan basi, beracun, alergi terhadap makanan. 4. Faktor psikologis Rasa takut dan cemas (dapat terjadi pada anak yang lebih besar 5. Malnutrisi 6. Gangguan immunologi TANDA DAN GEJALA Menurut Mansyoer Arief (2000), tanda dan gejala gastroenteritis adalah: 1. Mula – mula cengeng dan gelisah (jika pasien bayi/anak) 2. Suhu badan bisa meningkat atau tidak 3. Nafsu makan bisa berkurang atau tidak ada 4. Diare 5. Feses cair dengan atau tanpa darah/lendir 6. Warna tinja berubah menjadi kehijau-hijauan karena tercampur dengan empedu 7. Anus menjadi lecet karena tinja menjadi asam 8. Gejala munta dapat terjadi sebelum atau sesudah diare 9. Dehidrasi, bila banyak diare keluar mempunyai tanda-tanda ubun-ubun besar cekung, tonus dan turgor kulit menurun, selaput lendir mulut dan bibir kering 10. Berat badan turun. PATOFISILOGI Mekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya gastroenteritis ialah : 1. Gangguan osmotic

Akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan menyebabkan tekanan osmotic meninggi dalam rongga usus. Isi rongga usus yang berlebihan akan merangsang usus untuk mengeluarkannya sehngga timbul gastroenteritis. 2. Gangguan sekresi Akibat rangsangan tertentu (misalnya toksin) pada dinding usus akan terjadi peningkatan sekresi, air dan elektrolit keadaan rongga usus dan selanjutnya timbul gastroenteritiskarena terdapat peningkatan isi rongga usus 3. Gangguan motilitas usus Hiperperistaltik akan mengakibatkan berkurangngnya kesempatan usus untuk menyerap makanan/air sehingga timbul gastroenteritis. Sebaliknya bila peristaltic usus menurun akan mengakibatkan bakteri tumbuh berlebihan, selanjutnya timbul pula gasteoenteritis Berdasarkan cairan yang hilang tingkat dehidrasi terbagi menjadi: 1) Dehidrasi ringan yaitu kehilangan cairan 2 -5 % dari berat badan dengan gambaran klinik turgor kulit kurang elastis, suara serak, klien belum jatuh pada keadaan syok 2) Dehidrasi sedang yaitu kehilangan cairan 5 – 8 % dari berat badan dengan gambaran linik dengan turgor kulit jelek, suara serak, pre-syok nadi cepat dan dalam 3) Dehidrasi berat yaitu kehilangan cairan 8 – 10 % dari berat badan dengan gambaran klinik seperti tanda – tanda dehidrasi sedang ditambah dengan kesadaran menurun, apatis sampai koma, otot – otot kaku sampai sianosis Gastroenteritis dapat disebabkan oleh infeksi virus atau bakteri secara langsung atau oleh efek dari neurotoxin yang diproduksi oleh bakteria. Infeksi ini menimbulkan peningkatan produksi air dan garam ke dalam lumen usus dan juga peningkatan motilitas, yang menyebabkan sejumlah besar makan yang tidak dicerna dan cairan dikeluarkan. Dengan gangguan gastroenteritis yang hebat, sejumlah besar cairan dan elektrolit dapat hilang, menimbulkan dehidrasi, hyponatremia dan hypokalemia (Long, 1996). PENATALEKSANAAN Dasar penanganan Diare/GEA adalah: 1. Dietik Pemberian makanan dan minuman khusus pada penderita dengan tujuan penyembuhan dan mejaga kesehatan adapun hal yang perlu diperhatikan: memberikan bahan makanan yang

mengandung kalori, protein, vitamin, mineral dan makanan yang bersih. ASI untuk pasien bayi. 2. Obat – obatan 1) Obat anti diare: anti motilitas dan sekresi usus (Loperamid), Oktreotid (Sondostatin), sudah dicoba dengan hasil memuaskan pada diare sklerotik 2) Obat anti diare yang mengeraskan tinja dan absorbsi zat toksik yaitu Norit 1-2 tablet diulang sesuai kebutuhan 3) Antiemetic (metoclopramide) 4) Antispasmodic, antikolinergik ( antagonis stimulus kolinergik pada reseptor muskarinik), contohnya: papaperin 5) Vitamin dan mineral, tergantung kebutuhan yaitu vitamin B1, asam folat 3. Rehidrasi Tujuan terapi rehidrasi untuk mengoreksi kekurangan cairan dan elektrolit secara cepat dan kemudian mengganti cairan yang hilang sampai diarenya berhenti dengan cara membrikan oralit, cairan infus yaitu Ringer Laktat, Dekstrose 5 %. Dekstrosa dalam salin dan lain – lain. Pada klien dengan dehidrasi ringan dan sedang, cairan diberikan peroral berupa cairan yang berisikan NaCL dan Na, HCO, K dan Glukosa, untuk diare akut diatas umur 6 bulan dengan dehidrasi ringan, atau sedang dengan natrium 50-60 Meq/l dapat dibuat sendiri (mengandung larutan garam dan gula) atau air tajin yang diberi gul PATHWAY

DIAGNOSTIK Diagnose keperawatan yang lazim muncul: 1. Deficit volume cairan dan elektrolit kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan output cairan yang berlebihan. 2. Gangguan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual dan muntah. 3. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan iritasi, frekuwensi BAB yang berlebihan. 4. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan distensi abdomen.

5. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang penyakit, prognosis dan pengobatan.

HIPERPLASIA PROSTATITIS BENIGNA (BPH) PENGERTIAN Hiperplasia prostatitis benigna (benign protatic hyperplasia – BPH) adalah pembesaran prostat yang mengenai uretra, menyebabkan gejala urinaria. PATOFISIOLOGI/ETIOLOGI 1. Proses penuaan dan adanya sirkulasi androgen membutuhkan perkembangan BPH. 2. Bentuk nodular jaringan prostat mengalami pembesaran 3. Normalnya jaringan yang tipis dan fibrous pada permuaan kapsul prostat menjadi spons menebal dan membesar. 4. Uretra prostatic menjadi tertekan dan sempit menyebabkan kandung kemih menjadi kencang untuk bekerja lebih keras mengeluarkan urine 5. Efek obstruksi yang lama menyebabkan tegangan dingin kandung kemih dan menurun elastisitasnya. PENATALEKSANAAN 1. Pasien dengan gejala ringan BPH tidak berbahaya bagi semua pasien 2. Terapi: 1) Penghalang a-Adrenergik seperti doksasosin (Caradura), Prazozim (Minipres), Terasozin (Hytrin), serta relaksasi otot kandung kemih dan prostat. 2) Finasteride (proscara), efek antiandrogen pada sel prostat, dan mencegah hyperplasia 3. Dilatasi balon pada uretra prostat dalamwaktu yang singkat dapat menhilangkan gejala 4. Reseksi prostat transuretral (TURP), Vaporisasi prostat transuretral (TUVP) prosedur TUVP dibantu dengan sinar laser, maka metode tersebut dinamakan photovaporization (PVP), Transurethral microwave thermotherapy (TUMT), Transurethral needle ablation (TUNA). Insisi prostat transuretral (TUIP). Holmium laser enucleation of the prostate (HoLEP), Prostatic urethral lift implants, Prostatektomi terbuka atau open prostatectomy untuk prostat yang terlalu besar, biasanya

melalui suprapubik 5. Microwave hyperthermia treatments. DIAGNOSIS MEDIS

Gangguan eliminasi urin berhubungan dengan obstruksi uretra

DAPUS Haryono Rudi. 2012. Keperawatan Medical Bedah Sistem Pencernaan. Yogyakarta : Gosyen publishing Nursalam dan Fransisca B. Baticaca. 2009. Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Gangguan Sistem Perkemihan. Jakarta : Salemba Medika

Related Documents

Gea
November 2019 19
Gea
April 2020 22
Gea + Bph.docx
April 2020 34
Askep Gea
June 2020 17
Gea - Opa
November 2019 19
Gea Riska.docx
June 2020 23

More Documents from "rahmania firdausy"