Makalah Paliatif Blm Selesai Hehe 2.docx

  • Uploaded by: Linda Rahmayanti
  • 0
  • 0
  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Makalah Paliatif Blm Selesai Hehe 2.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,240
  • Pages: 15
MAKALAH KEPERAWATAN PALIATIF (CONTOH HAMBATAN-HAMBATAN KERJA TIM PADA PERAWATAN PASIEN DALAM

SETTING KEPERAWATAN PALIATIF)

OLEH : KELOMPOK 4 1.

NI KADEK DWINITA PURNAMAYANTI

(17.321.2728)

2.

NI KETUT NOPIA ANTARI

(17.321.2731)

3.

NI KOMANG LINDA RAHMAYANTI

(17.321.2732)

4.

NI LUH AYU LISTYAWATI

(17.321.2735)

5.

NI LUH DESY PURWANINGSIH

(17.321.2737)

6.

NI LUH JULIANTARI

(17.321.2740)

7.

NI LUH PUTU WIDHI ASTITI RAHAYU

(17.321.2742)

8.

NI NYOMAN DESY CANDRA SARI

(17.321.2748)

9.

NI PUTU HEPINA TRESNAYANTI

(17.321.2749)

10. NI WAYAN AYU FEBRIYANI

(17.321.2753)

11. NI WAYAN WENA WARDANI

(17.321.2757)

12. PUTU BAGUS WARSA WARDANA

(17.321.2758)

13. PUTU KOLA INDRIANI

(17.321.2760)

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIRA MEDIKA PPNI BALI TAHUN AJARAN 2019

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan karuniaNya, sehingga makalah yang

berjudul “Contoh Hambatan-Hambatan Kerja Tim Pada

Perawatan Pasien Dalam Setting Keperawatan Paliatif” dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Adapun maksud dan tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai pedoman bagi mahasiswa untuk mengetahui lebih dalam dan mampu menjelaskan tentang Anatomi, Fisiologi, Kimia dan Fisika Sistem Perkemihan serta dalam

memenuhi tugas mata kuliah Sistem

Perkemihan. Disamping itu, kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sebuah kesempurnaan. Oleh sebab itu, kami mohon maaf apabila ada kesalahan-kesalahan di dalam penulisan makalah ini. Demikian pula halnya, kami juga mengharapkan kritik dan saran yang bersifat konstruktif demi penyempurnaan makalah ini untuk selanjutnya dapat menjadi lebih baik dan mempunyai potensi untuk dikembangkan. Sebagai akhir kata, dengan selesainya makalah ini maka seluruh isi makalah ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab kami dan seberapapun sederhana makalah ini, kami harapkan mempunyai suatu manfaat bagi semua pihak.

Denpasar, 25 Maret 2019

Penyusun

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................................................

i

DAFTAR ISI..................................................................................................................................

ii

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG ..................................................................................................

1

B. RUMUSAN MASALAH ..............................................................................................

1

C. TUJUAN PENULISAN ................................................................................................

2

D. MANFAAT PENULISAN............................................................................................

2

E. METODE PENULISAN ...............................................................................................

2

BAB II PEMBAHASAN A. ANATOMI ORGAN-ORGAN SISTEM PERKEMIHAN ..........................................

3

B. FISIOLOGI SISTEM URINARIUS .............................................................................

8

C. PROSES PEMBENTUKAN DAN KOMPOSISI URIN ..............................................

9

D. PENYIMPANAN DAN ELIMINASI URIN ............................................................... 12 E. PEMEKATAN URIN, MEKANISME COUNTER-CURRENT ................................. 14

BAB III PENUTUP A. SIMPULAN .................................................................................................................. 17 B. SARAN ........................................................................................................................ 17

DAFTAR PUSTAKA

BAB I

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan teknologi, perubahan gaya hidup, dan pola makan, semakin banyak orang yang mengalami penyakit kronis bahkan di usia yang masih muda. Dari data yang dimiliki oleh WHO, diketahui ada 38 juta orang yang meninggal dunia setiap tahunnya karena mengidap penyakit tidak menular. Bahkan penyakit-penyakit ini telah dialami oleh 16 juta jiwa orang, sebelum mereka berusia 70 tahun dan menyebabkan kematian dini sebanyak 82%. Penyakit kardiovaskular – penyakit yang mengganggu kesehatan jantung serta pembuluh darah – adalah penyebab utama yang menyebabkan tingkat kematian dini di dunia. Kemudian disusul dengan penyakit kanker yang telah meningkat kejadiannya hingga 70% selama 2 dekade terakhir, lalu diabetes dan penyakit pernapasan. Tingginya tingkat kematian akibat penyakit serius membuat WHO menyarankan untuk melakukan perawatan paliatif yang dianggap dapat meningkatkan kualitas hidup pasien. WHO menyatakan bahwa setiap orang di dunia berhak untuk mendapatkan perawatan yang paling baik walaupun di masa-masa akhir hidupnya. Saking banyaknya orang yang mengalami penyakit serius, maka diperkirakan setiap tahunnya terdapat 19 juta pasien yang membutuhkan perawatan paliatif.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan perawatan paliatif? 2. Bagaimana prinsip-prinsip dalam perawatan paliatif? 3. Bagaimana hambatan dalam perawatan paliatif? 1.3 Tujuan 1. Untuk mengetahui definisi dari perawatan paliatif. 2. Untuk mengetahui prinsip- prinsip dalam perawatan paliatif. 3. Untuk mengetahui hambatan dalam perawatan paliatif.

BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Perawatan Paliatif Perawatan paliatif adalah pendekatan yang bertujuan meningkatkan kualitas hidup pasien (dewasa dan anak-anak) dan keluarga dalam menghadapi penyakit yang mengancam jiwa, dengan cara meringankan penderitaan rasa sakit melalui identifikasi dini, pengkajian yang sempurna, dan penatalaksanaan nyeri serta masalah lainnya baik fisik, psikologis, sosial atau spiritual. (World Health Organization (WHO) 2016). 2.2 Tujuan Perawatan Paliatif Tujuan dari perawatan palliative adalah untuk mengurangi penderitaan pasien, memperpanjang umurnya, meningkatkan kualitas hidupnya, juga memberikan support kepada keluarganya. Meski pada akhirnya pasien meninggal, yang terpenting sebelum meninggal dia sudah siap secara psikologis dan spiritual, tidak stres menghadapi penyakit yang dideritanya. Perawatan paliatif meliputi : 1. Menyediakan bantuan dari rasa sakit dan gejala menyedihkan lainnya 2. Menegaskan hidup dan memepercepat atau menunda kematian. 3. Mengntegrasikan aspek-aspek psikologis dan spiritual perawatan pasien 4. Tidak mempercepat atau memperlambat kematian 5. Meredakan nyeri dan gejala fisik lain yang mengganggu 6. Menawarkan sistem pendukung untuk membantu keluarga menghadapi penyakit pasien dan kehilangan mereka.

2.3 Prinsip Perawatan Paliatif Menghormati atau menghargai martabat dan harga diri dari pasien dan keluarga pasien, Dukungan untuk caregiver, Palliateve care merupakan accses yang competent dan compassionet, Mengembangkan professional dan social support untuk pediatric palliative care, Melanjutkan serta mengembangkan pediatrik palliative care melalui penelitian dan pendidikan. Prinsip Perawatan Paliatif: 1. Menghilangkan nyeri dan gejala-gejala yang menyiksa lain 2. Menghargai kehidupan dan menghormati kematian sebagai suatu proses yang normal 3. Tidak bermaksud mempercepat atau menunda kematian 4. Perawatan yang mengintregasikan aspek psikologis dan spiritual, social, budaya dari pasien dan keluarganya termasuk dukungan saat berkabung 5. Memberikan sistem dukungan untuk mengusahakan pasien sedapat mungkin tetap aktif sampe kematiannya 6. Member sistem dukungan untuk menolong keluarga pasien melalui masa sakit pasien dan sewaktu masa perkabungan. Perawatan paliatif berpijak pada pola dasar berikut ini : 1. Meningkatkan kualitas hidup dan menganggap kematian sebagai proses yang normal 2. Tidak mempercepat atau menunda kematian. 3. Menghilangkan nyeri dan keluhan lain yang menganggu. 4. Menjaga keseimbangan psikologis, sosial dan spiritual. 5. Berusaha agar penderita tetap aktif sampai akhir hayatnya 6. Berusaha membantu mengatasi suasana dukacita pada keluarga.

7. Menggunakan pendekatan tim untuk mengatasi kebutuhan pasien dan keluarganya 8. Menghindari tindakan yang sia-sia 2.4 Karakteristik Perawatan Paliatif 1. Menggunakan pendekatan tim untuk mengetahui kebutuhan pasien dan keluarganya termasuk konseling kedukaan bila diperlukan. 2. Meningkatan kualitas hidup, dan juga secara positif mempengaruhi perjalanan penyakit. 3. Merupakan komponen esensial dari perawatan konprehensif kontinyu ODHA. 4. Perawatan aktif, total bagi pasien yang menderita penyakit yang tidak dapat disembuhkan. 5. Pendekatan holistic : fisik, mental, spiritual dan social. 6. Pendekatan multi – disipliner : medis, non-medis, keluarga. 2.5 Masalah Psikologis Perawatan Paliatif Penyakit kronis yang dialami pasien telah menyebabkan berbagai hal. Dampaknya tidak hanya pada kesehatan saja, namun mempengaruhi semua aspek kehidupan pasien. Oleh karena itu, perawatan paliatif dilakukan untuk mengurangi dampak lain yang mungkin timbul karena penyakit yang diserita pasien. 1. Gangguan fisik, seperti nyeri, susah tidur, napas menjadi pendek, tidak nafsu makan, dan merasa sakit pada perut. Berbagai hal tersebut sering kali dirasakan oleh pasien penyakit kronis yang sudah berada di stadium akhir. Lalu, yang bisa dilakukan untuk mengatasi hal tersebut adalah melakukan konseling gizi, melakukan terapi fisik, serta memberikan teknik bagaimana mengambil napas dalam-dalam agar tubuh menjadi lebih rileks.

2. Gangguan emosi dan sosial. Tentunya menderita suatu penyakit serius akan membuat pasien merasa takut, marah, sedih, emosi tidak terkontrol, dan depresi. Begitupun dengan keluarga pasien yang juga merasakan hal yang sama. Dalam perawatan paliatif, hal ini dapat dikurangi dengan cara melakukan konseling, membuat diskusi antar-sesama pasien yang memiliki riwayat penyakit yang sama, dan pertemuan keluarga. 3. Masalah finansial. Tidak bisa dipungkiri bahwa ketika menderita sakit, Anda dan keluarga tidak hanya harus siap mental dan fisik saja, namun dari segi keuangan juga harus diperhatikan. Penyakit serius tentunya menyebabkan pengeluaran untuk biaya pengobatan yang cukup besar. Oleh karena itu dalam perawatan paliatif ini, tim perawat harus menjelaskan seberapa besar biaya yang diperlukan untuk pengobatan, sebelum pengobatan tersebut dilakukan. Tidak hanya itu, tim perawat paliatif juga harus memberikan konseling terkait keuangan. 4. Masalah spiritual. Ketika seseorang mengalami penyakit yang serius maka mereka akan mencari kedamaian serta ketenangan. Tim perawat akan menolong pasien untuk menemukan kedamaiannya, dan biasanya melibatkan tokoh masing-masing agama yang dipercayainya.

2.6 Elemen Dalam Perawatan Paliatif Elemen dalam perawatan paliatif menurut National Consensus Project dalam (Campbell, 2013) meliputi : 1. Populasi pasien. Dimana dalam populasi pasien ini mencangkup pasien dengan semua usia, penyakit kronis atau penyakit yang mengancam kehidupan. 2. Perawatan yang berfokus pada pasien dan keluarga. Dimana pasien dan keluarga merupakan bagian dari perawatan paliatif itu sendiri. 3. Waktu perawatan paliatif. Waktu dalam pemberian perawatan paliatif berlangsung mulai sejak terdiagnosanya penyakit dan berlanjut hingga sembuh atau meninggal sampai periode duka cita. 4. Perawatan komprehensif. Dimana perawatan ini bersifat multidimensi yang bertujuan untuk menanggulangi gejala penderitaan yang termasuk dalam aspek fisik, psikologis, sosial maupun keagamaan. 5. Tim interdisiplin. Tim ini termasuk profesional dari kedokteran, perawat, farmasi, pekerja sosial, sukarelawan, koordinator pengurusan jenazah, pemuka agama, psikolog, asisten perawat, ahli diet, sukarelawan terlatih. 6. Perhatian terhadap berkurangnya penderitaan : Tujuan perawatan paliatif adalah mencegah dan mengurangi gejala penderitaan yang disebabkan oleh penyakit maupun pengobatan. 7. Kemampuan berkomunikasi : Komunikasi efektif diperlukan dalam memberikan informasi, mendengarkan aktif, menentukan tujuan, membantu membuat keputusan medis dan komunikasi efektif terhadap individu yang membantu pasien dan keluarga. 8. Kemampuan merawat pasien yang meninggal dan berduka.

9. Perawatan yang berkesinambungan. Dimana seluruh sistem pelayanan kesehatan yang ada dapat menjamin koordinasi, komunikasi, serta kelanjutan perawatan paliatif untuk mencegah krisis dan rujukan yang tidak diperukan. 10. Akses yang tepat. Dalam pemberian perawatan paliatif dimana timharus bekerja pada akses yang tepat bagi seluruh cakupanusia, populasi, kategori diagnosis, komunitas, tanpa memandang ras, etnik, jenis kelamin, serta kemampuan instrumental pasien. 11. Hambatan pengaturan. Perawatan paliatif seharusnya mencakup pembuat kebijakan, pelaksanaan undang-undang, dan pengaturan yang dapat mewujudkan lingkungan klinis yang optimal. 12. Peningkatan kualitas. Dimana dalam peningkatan kualitas membutuhkan evaluasi teratur dan sistemik dalam kebutuhan pasien. 2.7 Tempat Pelayanan Perawatan Paliatif 1. Perawatan dirumah ( Home-based care) Umumnya pilihan pasien Perlu pelatihan bagi anggota keluarga yang akan memberikan pengobatan paliatif 2. Perawatan di rumah sakit ( Hospital care) Terutama di daerah insidensi < 1 % 3. Hospice care Bagian dari pelayanan paliatif namun pasien harus memiliki kondisi khusus yakni angka harapan hidup kurang dari satu tahun serta pengobatan kuratif sudah berhenti dilakukan.

2.8 Hambatan Hambatan Tim Kesehatan Pada Perawatan Paliatif 1. Pelayanan paliatif belum mendapat perhatian khusus umumnya hanya dilakukan oleh dokter saja 2. Sulit membentuk tim karena keterbatasan SDM 3. Factor kerahasian membatasi upaya perawatan paliatif di rumah oleh anggota keluarga nya 4. Kesulitan mendapatkan obat analgesic golongan opioid karena masalah hukum 5. Perawatan paliatif masih diberikan pada menjelang ajal 6. Pola piker tenaga medis khususnya dokter,telah dibentuk sejak masih dalam pendidikan yakni tugas tenaga medis ialah menyembuhkan penyakit jadi kalau berhubung dengan keadaan penderita harus menghentikan pengobatan kuratif dan mulai dengan perawatan paliatif ia akan merasa gagal dalam tugasnya 7. Program program yang tidak menghasilkan seperti perawatan paliatif ini tidak menarik untuk dikerjakan 8. Masih belum teratasinya penyakit-penyakit infeksi kematian ibu dan anak dan lain lain yang masih menjadi prioritas sehingga perawatan paliatif yang mulai dikembangkan untuk penyakit penyakit keganasan belum mendapat prioritas

BAB III PENUTUP 3.1 Simpulan Pada pasien yang mengalami penyakit yang bersifat aktif, progresif dan fal aadvianced seperti pengidap Kanker, AIDS, Auto imun dan lainnya memerlukan perawatan paliatif dan houspis yang dapat memberikan banyak manfaat positif bagi pasien dan keluarganya. Konsep inti perawatan paliatif sendiri terdiri dari menghargai setiap kehidupan, menganggap kematian sebagai proses yang normal, tidak mempercepat atau menunda kematian, menghargai keinginan pasien dalam mengambil keputusan, menghilangkan nyeri dan keluhan lain yang menganggu, mengintegrasikan aspek psikologis, sosial, dan spiritual dalam perawatan pasien dan keluarga, menghindari tindakan medis yang sia-sia, memberikan dukungan yang diperlukan agar pasien tetap aktif sesuai dengan kondisinya sampai akhir hayat serta memberikan dukungan kepada keluarga dalam masa duka cita. Sering kali perawatan hospis diperlukan bagi pasien yang diperkirakan memiliki angka harapan hidup tinddal enam bulan lagi, yang bertujuan memaksimalkan pasien dalam fase end of life care sehingga pasien dan keluarga dapat menerima kematian dengan tenang dan damai serta bagi keluarga yang ditinggalkan tidak menimbulkan duka cita yang mendalam dan berlarut-larut.

DAFTAR PUSTAKA

Aldridge, M. D. et al. (2015) ‘Education , implementation , and policy barriers to greater integration of palliative care : A literature review’, Palilative Medicine. doi: 10.1177/0269216315606645. Campbell, M. L. (2013) Nurse to Nurse Palliative Care : Expert Interventions. First. New York: McGraw-Hill Companies. doi: DOI: 10.1036/0071493239. Doyle, D. and Woodruff, R. (2013) The IAHPC Manual of Palliative Care. 3rd editio, Journal of Pain and Palliative Care Pharmacotherapy. 3rd editio. doi: 10.3109/15360288.2013.848970. Gracia-García, P. et al. (2015) ‘Depression and Incident Alzheimer Disease: The Impact of Disease Severity’, The American Journal of Geriatric Psychiatry. Elsevier Inc, 23(2), pp. 119–129. doi: 10.1016/j.jagp.2013.02.011. Grudzen, C. R. et al. (2010) ‘Palliative Care Needs of Seriously Ill , Older’, Society for Academic

Emergency

Medicine,

pp.

1253–1257.

doi:

10.1111/j.1553-

2712.2010.00907.x. Kelley, A. S. and Morrison, R. S. (2015) ‘Palliative Care for the Seriously Ill’, The New

England Jornal of Medicine, 373(8), pp. 747–755. doi: 10.1056/NEJMra1404684. Kemenkes RI (2017) PROFIL KESEHATAN INDONESIA. Jakarta. Lilley, E. J. et al. (2016) ‘Using a Palliative Care Framework for Seriously Ill Surgical Patients The Example of Malignant Bowel Obstruction’, 151(8), pp. 695–696. doi: 10.1001/jamasurg.2016.0057.Conflict. Ngakili, O. R. and Mulyanto, P. M. (2016) ‘Persepsi Tenaga Kesehatan Terhadap Pentingnya Keberadaan Hospice Care Untuk Pasien Kanker Stadium Terminal di RSUP Fatmawati Jakarta’. Pantilat, S. Z. et al. (2015) ‘Hospital Care for Seriously Ill Patients and Their Families’, in Pantilat, S. Z. (ed.) Hospital-Based Palliative Medicine: A Practical Evidence-Based Approach. First Edit. John Wiley &SOns, Inc, pp. 1–8. Rochmawati, E., Wiechula, R. and Rn, K. C. (2016) ‘Current status of palliative care services in Indonesia : a literature review’, International Council of Nurses, pp. 180– 190. Ruland, C. M. and Moore, S. M. (1998) ‘Theory Construction Based on Standards of Care : A Proposed Theory of the Peaceful End of Life’, (August). Sadock, V. and Sadock, B. J. (eds) (2015) Kaplan & Sadock’s Comprehensive Textbook of Psychiatry. nine editi. Lippincott: Wolter Kluters

Related Documents


More Documents from "Dini Fara"