Gait Analysiss.docx

  • Uploaded by: 'PeRsona NoUn GraTa'
  • 0
  • 0
  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Gait Analysiss.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,831
  • Pages: 20
A. Definisi Gait Analysis Gait Analysis adalah keadaan saat satu kaki menyentuh tanah dan berakhir saat kaki yang sama menyentuh tanah kembali disebut dengan siklus berjalan Siklus ini dibagi menjadi dua periode, yaitu menopang (stance) dan mengayun (swing). Periode menopang digunakan untuk mendeskripsikan periode saat kaki menyentuh tanah sedangkan periode mengayun mendeskripsikan saat kaki berada di 3 udara, dengan kata lain tidak terjadi kontak dengan tanah. Durasi siklus berjalan bervariasi tergantung dari kecepatan orang berjalan. Umumnya periode siklus berjalan terdiri dari 60% untuk periode menopang dan 40% untuk periode mengayun (Spencer, 2005) Ada pula yang menambahkan satu fase lagi yaitu fase dua kaki di lantai (double support) yang brlangsung singkat. Fase double support ini akan semakin singkat jika kecepatan jalan bertambah, bahkan pada berlari fase double support ini sama sekali hilang, dan justru terjadi fase dimana kedua kaki tidak menginjak lantai. Fase menapak (60%) dimulai dari heel strike / heel on, foot flat, mid stance , heel off dan diakhiri dengan toe off.

Sedangkan pada fase mengayun (40%) dimulai dari toe off, swing dan diakhiri dengan heel strike (accelerasi, mid swing, decelerasi). Menurut terminologi Rancho Los Amigos yang dikutip dari Irfan (2010) dalam tubuhberjalan dikenal ada 2 fase, yaitu: 1. Stance phase adalah fase menumpu, atau fase di mana bagian tubuh (kaki) bersentuhan dengan lantai. Stance phase memberikan stabilitas untuk gait cycle dan penting untuk swing phase yang benar. Pada fase ini terdapat beberapa tahapan. Tahapan-tahapan yang terjadi pada stance phase antara lain: a. Initial Contact/Heel Strike (HO) Awal dari cara siklus berjalan. Sesaat kaki mengenai landasan, angkle berada dalam posisi normal, dan lutut dalam keadaan tertutup atau kaki lurus. Heal Strike (calcaneous) merupakan tulang pertama yang menyentuh landasan, Fase ini merupakan momen seluruh centre of gravity (COG) berada pada tingkat terendah dan seseorang pada tingkat yang paling stabil. Pada periode ini anggota bawah yang lain juga menyentuh lantai sehingga terjadi posisi

double stance. Pada fase ini sendi panggul membentuk sudut aproksimasi 30° fleksi dengan aktivasi otot gluteus maximus, hamstrings, adductor magnus. Pada sendi lutut membentuk ekstensi penuh atau relative 2-5ᵒ fleksi dengan aktivasi otot quadriceps untuk mengontrol sendi lutut. Pada sendi pergelangan kaki membentuk sudut netral 90° dengan mengaktivasi otot-otot pretibial (m. tibial anterior, m. ekstensor hallucis longus dan m. ekstensor digitorum longus) untuk mengontrol plantar fleksi.

b. Loading Response (Foot Flat) Melakukan kontak sepenuhnya dengan landasan dan dalam keadaan rata (foot flat/FF) dengan landasan

c. Midstance Dimulai pada saat heel sesaat sebelum meninggalkan landasan sehingga kaki berada sejajar dengan kaki bawah bagian depan.

d. Terminal Stance (Heel Off) Fase terminal stance pada saat heel kaki kanan (merah) meninggi (mulai meniggalkan landasan) dan dilanjutkan sampai dengan heel dari kaki biru mulai mengenai landasan,

e. Pre-Swing (Toe-Off) Fase pre-swing dimulai dengan fase initial contact (heel strike) oleh kaki kiri (biru), dan kaki kanan (merah) berada posisi meninggalkan landasan untuk melakukan periode mengayun (toe-off)

2. Swing phase adalah periode waktu di mana tubuh (kaki) tidak bersentuhan dengan lantai, selama swing phase bagian tubuh yang berayun bergerak di depan bagian tubuh yang menapak sehingga gerakan ke depan dapat terjadi. Pada swing phase, tahapan-tahapan terdiri dari :

a) Initial Swing (Acceleration) Fase initial swing dimulai pada saat telapak kaki kanan mulai diangkat dari posisi landasan. Pada saat posisi initial swing hip bergerak fleksi dan knee naik menjadi fleksi dan ankle pada posisi setengah dorsal fleksi. Di saat yang sama sisi kontralateral bersiap pada mid stance.

b) Mid-Swing Fase mid-swing yang dimulai pada akhir initial swing dan dilanjutkan sampai kaki merah mengayun maju berada di depan anggota badan sebelum mengenai landasan.

c) Terminal Swing (Decceleration) Fase terminal swing merupakan akhir dari gait cycle, terjadi pada periode waktu siklus dimana tungkai kaki mengalami perpanjangan maksimum dan berhenti pada saat heel telapak kaki kanan (merah) mulai mengenai landasan. Pada periode ini, posisi kaki kanan (merah) berada kembali berada depan anggota badan, seperti pada posisi awal gait cycle

Ada bebrapa istilah dalam pola jalan: 

Stride legth : Adalah jarak antara dua jejak kaki, pada kaki yang sama. Pada orang dewasa pria jaraknya antara 140 – 156,5cm.



Stride duration : Adalah waktu yang dibutuhkan untuk jarak tersebut.



Step length : Adalah jarak antara dua jejak kaki , baik dari kanan ke kiri atau sebaliknya. Jarak rata2nya adalah 68 – 78cm.



Step duration : Adalah waktu yang dibutuhkan dari heel strike kaki yang satu ke heel strike kaki yang lain.



Cadence : Adalah jumlah steps permenit, dimana nilai rata2nya adalah 112 – 116 permenit.

B. Perbedaan gerak dari setiap fase 1. Stance phase (fase menapak) · Ekstensi sendi panggul (hip) · Geseran ke arah horizontal- lateral pada pelvis dan truk · Fleksi lutut sekitar 15° pada awal heel strike, dilanjutkan dengan ekstensi dan fleksi lagi sebelum toe off

2. Swing phase (fase mengayun) · Fleksi lutut dengan diawali ekstensi hip · Lateral pelvic tilting kearah bawah pada saat toe off

· Fleksi hipRotasi pelvic ke depan saat tungkai terayun · Ekstensi lutut dan dorsalfleksi ankle dengan cepat sesaat sebelum heel strike

C. Otot yang berperan pada saat stabilisasi dan mobilisasi 

Stance Phase 1. Heel strike Stabilisasi : hamstring, Mobilisasi : m. gluteus maximus, m. tibialis anterior, posterior capsule, quadriceps

2. Footflat Stabilisasi : m. tibialis anterior Mobilisasi : m.quadriceps femoris, m. tibialis posterior,m. gastrocnemius, gluteus medius

3. Midstance Stabilisasi : m. Quadriceps, m. gluteus medius Mobilisasi : m. soleus, m. gastrocnemius, Fleksor digitorum longus, dan Hallucis Longus

4. Heel-off Stabilisasi : Mobilisasi : m. soleus, m. gastrocnemius, tensor fascia latae

5. Toe-off Stabilisasi : m. rectus femoris, plantar flexor, Mobilisasi : m. soleus dan tibialis posterior, m. quadrieps,

Swing Phase 6. Acceleration

Stabilisasi : m. tibialis posterior Mobilisasi : iliopsoas, rectus femoris, hamstring 7. Mid swing Stabilisasi : m. tibialis posterior, Mobilisasi : iliopsoas, rectus femoris, hamstring 8. Decelaration Stabilisasi : m. tibialis posterior, m.gluteus maximus Mobilisasi : m. tibialis anterior, hamstring, m. quadriceps femoris D. OBSERVASI GAIT Observasi visual gait analisis dipergunakan untuk mengetahui ketidaknormalan gait yang disebabkan kelemahan otot, keterbatasan mobilitas sendi, nyeri, atau gangguan kontrol motoris akibat lesi sistem saraf. Penggunaan videotape sangat bermanfaat dalam menganalisis misalnya deviasi / patologi, perkembangan, atau memfokuskan pada satu sendi. Untuk dapat terampil dalam observasi visual haruslah difahami gait yang normal.

Siklus Gait normal Siklus dimulai dari initial contact (hell strike) hingga initial contact periode berikutnya, terdiri atas:

Stance Phase (40 %) Terminologi Racho

Swing Phase (60%) Term.

Terminologi Racho

Konvensional

Term. Konvensional

Initial contact

Heel strike

Initial swing

Acceleration

Loading response

Foot flat

Mid swing

Mid swing

Mid stance

Mid stance

Terminal swing

Deceleration

Terminal stance

Heel off

Pre swing

Toe off

Dari masing-masing tahap diuraikan sebagai berikut. Initial contact to Loading response

Sendi

Hip

Otot Yang Aktif

Deviasi Gait

Penyebab

Kemungkinan Penyebab

Muskular

Lain

Gluteus maximus /

Anterior pelvic

Kelemahan hip

Hip flexion contracture /

hamstring / adducor

tilt

extensor

hip flexor spastic

magnus. Mengontrol gaya hip fleksi

Hip flexion contracture

Gluteus medius /

Badan condong

Kelemahan hip

tensor fascia latae.

ke belakang

extensor

Quadriceps aktif

Insufficiency

Kelemahan

Excessive ankle plantar

mengontrol knee

knee flexion,

knee extensor

flexion, knee pain,

flexion

knee

quadriceps spasticity,

hyperextension

knee extension

Mengontrol gaya hip adduction

Knee

contracture Excessive knee

Not due to

Knee flexion contracture,

flexion

muscle

hamstrings spasticity

weakness Ankle

Pretibial ms. To

Excessive

Weak ankle

Plantar flexor spasticity,

control ankle plantar

(terlalu cepat)

dorsifleksor

ankle plantar flexion

flexion

plantar flexion

contracture.

Mid stance Sendi

Hip

Otot Yang Aktif

Gluteus medius &

Deviasi Gait

Pelvic drop

minimus / tensor fascia contra lateral latae

atau badan

Mengkonter gaya hip

condong ipsi

adduction

lateral

Penyebab

Kemungkinan Penyebab

Muskular

Lain

Kelemahan hip

Hip pain (antalgic gait),

abductor

Hip abduction contracture ipsi lateral (Trendelen)

Excessive hip

Umum, bukan

Hip flexion atau iliotibial

flexion

karena kelemahan

band contracture

otot

Knee

Badan condong

Kelemahan hip

ke belakang

extensor

Quadriceps

knee

Kelemahan knee

Excessive ankle plantar

Mengontrol gaya knee

hyperextension

extensor

flexion (karena spastisitas

flexion, hanya saat awal mid stance.

/ contracture) Insufficiency

Soleus weakness

knee extension Ankle

Hip flexion contracture

Knee flexion contracture, hamstring spasticity

Soleus / gastrocnemius

Insufficiency

Umum bukan

Ankle plantar flexion

Mengotrol anterior

ankle

karena kelemahan

contracture / spasticity

advancement of tibia

dorsiflexion

otot selama tahap ini

Excessive ankle Kelemahan soleus

Flexed knee gait (karena

dorsiflexion

knee flexion contracture, hamstring spasticity)

Terminal stance

Sendi

Hip

Otot Yang Aktif

Deviasi Gait

Penyebab

Kemungkinan Penyebab

Muskular

Lain

Tensor fascia latae

Insufficiency

Umumnya bukan

Hip flexor contracture /

serabut anterior gerak

hip extension

karena kelemahan

spasticity

hip ekstension dan

otot

mengkonter gaya hip

Pelvic drop

Kelemahan hip

Hip pain (antalgic gait),

adduction

contra lateral

abduction

Hip abduction contracture

atau badan

ipsi lateral (Trendelen)

condong ipsi lateral Knee

Popliteus, cegah knee

knee

Kelemahan knee

Excessive ankle plantar

hyperextension

hyperextension

extensor

flexion (karena spastisitas

Insufficiency

Kelemahan soleus

/ contracture)

knee extension

Knee flexion contracture, hamstring spasticity

Ankle

Soleus / gastrocnemius

Excessive ankle Bukan kelemahan

Ankle plantarflexion

Mengotrol gaya ankle

plantarflexion

contracture / spasticity

dorsiflexion

Excessive ankle Kelemahan soleus

Flexed knee gait (karena

dorsiflexion

knee flexion contracture,

otot

hamstring spasticity

Pre swing Sendi

Hip

Otot Yang Aktif

Deviasi Gait

Penyebab

Kemungkinan Penyebab

Muskular

Lain

Adductor longus,

Excessive hip

Umumnya bukan

Hip flexion / iliotibial

gerak flection dan

flexion

karena kelemahan

band contracture

otot

Spasticity hip flexor, hip

mengontrol hip abduction

pain

menghasilkan pamindahan berat badan ke ekstremitas contra lateral Rectus femoris, gerak hip flexion dan mengontrol derajat knee flexion Knee

Popliteus /

Insufficiency

Kelemahan knee

Knee pain, knee extension

gastrocnemius, gerak

knee flexion

extensor

contracture, quadriceps

knee flexion

spasticity

Rectus femoris, mengontrol derajat knee flexion

Ankle

Soleus,

Excessive ankle Kelemahan soleus

AFO dengan rigit ankle,

gastrocnemius: pada

dorsiflexion

flexed knee gait (karena

awal pre swing untuk

knee flexion contracture,

anterior acceleration

hamstring spasticity)

tibia. Tibialis anterior, ekstensor digitorum longus, akhir pre swing mencegah plantar fleksi berlebih.

Initial swing Sendi

Otot Yang Aktif

Deviasi Gait

Penyebab

Kemungkinan Penyebab

Muskular

Lain

Hip

Iliacus / adductor

Insufficiency

Kelemahan hip

Lemahnya kontrol hip

longus: hip flexion

hip flexion

flexor

flexor akibat CNS Lesion

Circumduction

Kelemahan hip

Knee ekstension

hip

flexor

contracture: kelemahan

Gracilis / sartorius: Hip & flexion

ankle dorsifleksor: Excessive ankle plantarflexion Badan condong

Kelemahan hip

ke contra lateral flexor

Kelemahan hip abductor (stance limb): Knee extension contracture (swing limb): kelemahan ankle dorsifleksor (swing limb): Excessive ankle plantarflexion (swing limb):

Knee

Biceps femoris (caput

Insufficient hip

Kelemahan hip

Quadriceps spasticity:

brevis) : knee flexion

flexion

flexor

knee pain: knee extension contracture.

Ankle

Tibialis anterior,

Excessive ankle Umumnya bukan

Ankle plantar flexion

extensor digit longus,

plantar flexion

karena faktor otot

contracture

Deviasi Gait

Penyebab

Kemungkinan Penyebab

Muskular

Lain

ankle dorsiflexion

Mid swing Sendi

Otot Yang Aktif

Hip

Biceps femoris (caput

Excessive hip

Kelemahan ankle

Hip flexion contracture:

brevis),

flexion

dorsiflexor

Excessive ankle

semimembranosus:

dikompensasi hip

plantarflexion

pada mendekati tahap

flexion.

akhir mid swing untuk

Kelemahan hip

Kurangnya kontrol hip

Insufficient hip

flexor

flexor akibat CNS lesion

flexion

.

Hip pain (antalgic gait):

decelerate femur.

contra lateral hip abduction Kelemahan hip

contracture (trendelen gait)

Ipsilateral

abductor tungkai

Hip adductor spasticuty.

pelvic drop /

berdiri.

tubuh condong

Knee extension

ke contralateral.

contracture: kelemahan ankle dorsifleksi: Kelemahan hip

Excessive ankle

Excessive hip

flexor (diganti

plantarfleksi.

abduction.

adductor). Kelemahan hip

Circumduction

flexor

of hip

Knee

Ankle

Biceps femoris (caput

Insufficient

Kelemahan hip

Knee extension

brevis)

knee flexion

flexor

contracture.

Tibialis anterior,

Excessive ankle Kelemahan ankle

Ankle plantarfleksors

extensor digit. Longus,

plantarfleksi

spasticity / contracture

ankle dorsi flexion

Terminal swing

dorsifleksi

Sendi

Hip

Otot Yang Aktif

Deviasi Gait

Penyebab

Kemungkinan

Muskular

Penyebab Lain

Biceps femoris (caput

Insufficient hip

Kelemahan hip

Kurangnya kontrol hip

longus),

flexion

flexor

flexor akibat CNS

semimembranosus,

lesion

Semitendinosus:

Circumduction

Kelemahan hip

decelerasi femur

of hip

flexor

Knee extension

Gluteus maximus:

Excessive hip

Kelemahan ankle

contracture; Knee

decelerasi femur

adduction

dorsifleksi

extension contracture

Kelemahan hip flexor (dan adductor

Hip adductor spasticity

pengganti)

Knee

Vastus medialis,

Insufficient

Kelemahan knee

Hamstring Spasticity:

intermedius, lateralis

knee flexion

extensor

Knee flexion

Biceps femoris (caput

contracture

longus) semimembranosus, semitendinosus: mengontrol knee extension berlebihan Ankle

Tibialis anterior,

Excessive ankle Kelemahan ankle

extensor digit. Longus:

plantarflexion

ankle dorsiflexion

dorsifleksi Kelemahan knee extensor

Dari analisis berjalan tersebut dapat diindikasikan kebutuhan test dan pengukuran lain. Bila dijumpai kelemahan otot maka diperlukan test dan pengukuran kekuatan otot. Bila ditemukan pemendekan otot diperlukan tes panjang otot. Bila ditemukan contracture perlu test integritas dan mobilisasi sendi, dan lain-lain.

E.

Gaya

Berjalan Patologis Gaya berjalan akan berubah apabila salah satu sistem yang mendukungnya mengalami gangguan. Patofisiologi secara umum adalah : 

Gangguan penglihatan, apabila mata seseorang ditutup atau kehilangan penglihatannya, orang tersebut akan berjalan dengan langkah yang pendek, tangan dalam posisi ke depan atau fleksi (untuk mencegah tabrakan), goyangan tubuh berkurang, serta terjadi sedikit kekakuan



Vestibulopati, fase berjalan tidak menetap dan kehilangan keseimbangan. Orang yang mengalami vestibulopati tidak dapat berlari atau mengubah arah jalannya tiba-tiba. Pasien gangguan ini dapat didiagnosis dengan tes fungsi labirin(caloric and rotational testing, electronystagmography, and posture platform testing).

Penyebab vestibulopati yang sering adalah akibat obat dan zat toksik, serta penuaan. 

Hilangnya deteksi propioseptif, pasien dengan kelainan ini berjalan dengan tangan sedikit ke depan, badan bungkuk, rentang kaki lebar dan irregular, langkah tidak sama, dan terjadi goyangan pada tubuh. Apabila tubuh dimiringkan maka badan pasien akan jatuh dan tidak dapat bangun sendiri. Selain itu juga ditemukan Romberg sign, yaitu ketika pasien menutup mata maka badannya langsung jatuh.

Berikut ini adalah beberapa jenis kelainan gaya berjalan :

1. Gait Hemiplegia Pasien berdiri dengan kelemahan unilateral pada sisi yang terkena, lengan tertekuk, adduksi dan diputar secara internal. Kaki pada sisi yang sama dalam ekstensi dengan plantar kaki dan jari kaki dalam keadaan fleksi. Ketika berjalan, pasien akan mengunci lengannya ke satu sisi dan menyeret kaki yang terkena dengan bentuk setengah lingkaran (circumduction). Hal ini dikarenakan adanya kelemahan otot-otot distal (drop foot) dan hypertonia otot-otot ekstensor di tungkai bawah. Hal ini paling sering terlihat pada pasien stroke. Pada hemiparesis ringan, kelainan yang tampak mungkin hanya kehilangan ayunan lengan normal dan sedikit circumduction.

2. Gait Diplegia Pasien dengan gait ini memiliki keterlibatan pada kedua sisi dimana kelenturan ekstremitas bawah lebih buruk daripada ekstremitas atas. Pasien berjalan dengan basis langkah yang sempit, menyeret kedua kaki dan akan menggesek jari-jari kakinya saat melangkah. Gait ini terlihat pada lesi periventrikel bilateral, seperti yang terlihat pada cerebral palsy. Juga dikarakteristikan dengan gangguan otot-otot adduktor panggul yang dapat menyebabkan kaki untuk menyeberang melewati garis tengah yang sering disebut juga sebagai gait menggunting (scissors gait).

Di negara dengan perawatan medis yang memadai, pasien dengan cerebral palsy dapat menjalani operasi untuk merilis otot adduktor panggul sehingga meminimalkan efek menggunting

3. Gait Neuropatik Terlihat pada pasien dengan drop foot (kelemahan dorsofleksi kaki), penyebab gait ini adalah karena upaya untuk mengangkat kaki lebih tinggi selama berjalan sehingga kaki tidak menyeret di lantai. Jika terjadi secara unilateral, penyebabnya termasuk kelumpuhan saraf peroneal dan radiculopati L5. Jika terjadi secara bilateral, penyebabnya termasuk sclerosis amyotrophic lateral, penyakit Charcot-Marie-Tooth dan neuropati perifer lainnya termasuk yang berhubungan dengan diabetes yang tidak terkontrol.

4. Gait Miopati (Gait Waddling) Otot panggul bertanggung jawab untuk menjaga tingkat panggul saat berjalan. Jika pasien memiliki kelemahan pada satu sisi, hal ini akan menyebabkan penurunan panggul pada sisi kontralateral panggul saat berjalan (Trendelenburg sign). Dengan kelemahan bilateral, pasien akan mengalami panggul yang jatuh di kedua sisi selama berjalan. Gait ini terlihat pada pasien dengan miopati, seperti distrofi otot.

5. Gait Parkinsonian Dalam gait ini, pasien akan mengalami kekakuan dan bradikinesia. Ia akan membungkuk dengan kepala dan leher ke depan, dengan fleksi pada lutut. Seluruh ekstremitas atas juga dalam keadaan fleksi, tetapi jari-jari biasanya dalam keadaaan ekstensi. Pasien berjalan agak lambat dengan langkah-langkah kecil dikenal dengan sebutan marche a petit pas (berjalan dengan langkah-langkah kecil). Pasien juga mungkin mengalami kesulitan untuk memulai langkah. Pasien menunjukkan kecenderungan tanpa sadar untuk melangkah lebih cepat, yang dikenal sebagai festination. Gait ini terlihat pada penyakit Parkinson atau kondisi lain yang

menyebabkan parkinsonisme, seperti efek samping dari obat-obatan.

6. Gait Choreiform Gait Ini terlihat dengan gangguan ganglia basal tertentu termasuk Sydenham chorea, Penyakit Huntington dan bentuk lain dari chorea, athetosis ataudystonia. Pasien akan menampilkan gerakan yang tak terkendali pada semua ekstremitas, tidak teratur dan kaku. Berjalan akan lebih menonjolkan gangguan gerakan dasar itu.

7. Gait Ataxia (Serebelar) Gait ini paling sering terlihat pada penyakit serebelar, gait ini digambarkan sebagai gait yang kikuk, gerakan tiba-tiba dengan basis langkah yang lebar. Saat berdiri diam, tubuh pasien akan mengayun bolak-balik dan dari sisi ke sisi, yang dikenal sebagai titubation. Pasien tidak akan dapat melangkah dari tumit sampai ujung kaki dalam garis lurus. Gait pada intoksikasi alkohol akut akan menyerupai gait penyakit cerebellar.

8. Gait Sensorik Gait sensorik terjadi ketika ada kehilangan masukan propioreseptif ini. Dalam upaya untuk mengetahui kapan kaki mencecah tanah dan lokasi pijakan, pasien akan membanting kaki dengan keras ke tanah untuk merasakannya. Kunci gait ini akan mengalami eksaserbasi ketika pasien tidak dapat melihat kaki mereka (misalnya dalam keadaan gelap). Gait ini juga kadang-kadang disebut sebagai gaya berjalan menghentak karena pasien dapat mengangkat kaki mereka sangat tinggi untuk menghentak tanah dengan keras. Gait ini dapat dilihat pada gangguan kolom dorsal (defisiensi B12 atau tabes dorsalis) atau penyakit yang mempengaruhi saraf perifer (diabetes yang tidak terkontrol). Dalam bentuk yang parah, gait ini dapat menyebabkan ataksia yang menyerupai gaya berjalan ataksia cerebellar.

Related Documents

Gait
August 2019 32
Gait-phases.pdf
December 2019 23
Gait Deviations
April 2020 15
Gait Cycle
May 2020 12
Gait Analysiss.docx
November 2019 30
Gait Fes
December 2019 28

More Documents from "Jen Passilan"

Berg Balance Scale.docx
November 2019 30
Gait Analysiss.docx
November 2019 30
Laki-laki
May 2020 35
Chin May Chin
May 2020 30
Apresiasi
May 2020 26