FOTO RONTGEN PERIAPIKAL A. Teknik Pada skill lab pengambilan foto rontgen periapikal kali ini dilakukan dengan teknik bisected. Menurut Iannucci dan Howerton (2012) teknik ini sering disebut juga dengan teknik “Short-cone periapical” yang paling sering digunakan di praktik kedokteran gigi rutin. Prinsipnya adalah film intraoral diletakkan dekat dengan gigi biasanya dipegang sendiri oleh pasien kemudian conebeam diarahkan pada sudut yang tepat untuk film dan objek. Peralatan dan bahan yang digunakan diantaranya : Nama Alat
Gambar
Kegunaan
Pesawat Sinar X
Mengeluarkan sinar x
Tiroid Shield
Pelindung
pasien
radiasi sinar X
dari
Apron
Pelindung
pasien
dari
radiasi sinar X
Masker
Alat
perlindungan
diri
operator
Handscoon
Alat
perlindungan
diri
operator
Paket Film
Tempat
terproyeksinya
gambaran gigi yang di rontgen
Larutan developer
Membentuk tampak
bayangan
Larutan fixing
membuat
gambaran
menjadi
permanen
dengan
menghilangkan
perak halida yang tersisa
Mesin pengering
Mengeringkan
film
radiografi
Teknik pengambilan foto rontgent periapikal bisected adalah sebagai berikut : 1. Operator memakai masker dan handscoon serta menyiapkan peralatan yang digunakan. 2. Pastikan pasien telah menggunakan alat pelindung radiasi berupa apron yang dikenakan pada badan pasien dan tiroid shield yang dikanakan pada leher pasien. 3. Film diletakkan sedekat mungkin dengan gigi, pada pengambilan foto rontgen kali ini difokuskan pada gigi 46 sehingga usahakan gigi tersebut berada pada tengah film. 4. Film dilebihkan ± 2 mm diatas insisal/oklusal dan posisi dot film terletak di bagian oklusal menghadap tube head. 5. Cara meletakkan film untuk gigi anterior (insisivus dan kaninus) panjang film diletakkan vertikal, sedangkan untuk gigi posterior (premolar dan molar) secara horizontal dengan gigi yang dituju berada di tengah film dengan jarak oklusal ± 2 mm 6. Sudut yang dibentuk antara sumbu gigi dan sumbu film, dibagi 2 sama besar sehingga terbentuklah garis bagi (bisecting line). 7. Cone beam diarahkan tegak lurus dengan bisecting line, titik pusat X-ray diarahkan ke apeks gigi dengan sudut vertikal dan horizontal yang tepat (Whaites, 2003).
Gambar 1. Penentuan sudut vertikal dilakukan dengan cara menarik garis lurus titik pusat sinar X terhadap bidang oklusal.
Gambar 2. Penentuan sudut horizontal dilakukan dengan cara mengarahkan melalui titik kontak interproksimal. Sudut ini ditentukan oleh bentuk lengkung rahang dan posisi gigi.
8. Setelah proses pengambilan foto rontgen selesai dilakukan, dilanjutkan proses pencucian film di ruang gelap. 9. Pastikan ruangan gelap tertutup dengan rapat dan hanya terdapat cahaya lampu merah yang intensitas cahayanya sangat rendah. 10. Gunakan handscoon untuk memulai proses pencucian, paket film di buka dan diambil bagian kertas filmnya. 11. Masukkan kertas film tersebut kedalam cairan developer hingga tampak gambaran radiografi gigi yang telah di foto rontgent. Tahap ini bertujuan untuk mengubah butir-butir perak halida di dalam emulsi yang telah mendapat penyinaran menjadi perak metalik atau perubahan dari bayangan laten menjadi bayangan tampak. 12. Lakukan proses rinsing dengan cara mencuci kertas film tersebut menggunkaan air bersih. Setelah proses rinsing dilakukan lampu dalam ruangan boleh dinyalakan.
13. Masukkan kertas film tersebut kedalam cairan fixing hingga gambaran radiografi yang telah di foto tampak jelas dan kertas film tak lagi berwarna kecoklatan. Hal itu dilakukan untuk mencegah kertas film berubah warna menjadi kuning apabila proses fixing tidak dilakukan secara sempurna. Tahap ini diperlukan untuk membuat gambaran menjadi permanen dengan menghilangkan perak halida yang tidak terkena sinar-X tanpa mengubah gambaran perak metalik. 14. Lakukan proses washing dengan cara mencuci kertas film tersebut menggunakan air bersih. 15. Proses terakhir adalah melakukan pengeringan kertas film menggunakan mesin pengering (Jauhari, 2010). B. Kesalahan Dalam pengambilan foto rontgent ini tidak ditemukan adanya kesalahan dalam praktik sehingga gambar yang dihasilkan pun cukup representatif dalam menampilkan gigi 46 C. Anatomi yang terlihat Enamel Dentin
Gingiva Alveolar crest
CEJ
Jaringan periodontal Lamina dura
Pulpa Sementum
Saluran Akar Foramen apikal
Gambar 2. Foto radiografi periapikal teknik bisected pada gigi 46
D. Interpretasi No
Kriteria
Elemen Gigi 44
1
Mahkota
Normal,
45
46
47
48
Normal
Normal
Normal
Gigi 48
akan
tumbuh
tetapi
secara
hanya
impacted
terfoto
sehingga
sebagian
bagian
2
Akar
Normal,
Normal
Normal
Normal
mahkotanya
akan
menabrak
tetapi
bagian distal
hanya
gigi 47 dari
terfoto
mahkota
sebagian
hingga
3
Periapikal
Normal
Normal
Normal
Normal
bagian atas
4
Jar Periodontal
Normal
Normal
Normal
Normal
apeks
5
Lamina dura
Normal
Pada
Pada apeks Pada
apeks sisi
sisi mesial
apeks sisi
mesial
dan
distal
terputus-
bifurkasi
terputus-
putus
akar
putus
kebawah terputusputus 6
Alveolar crest
Normal
Normal
Normal
Normal
7
Kesalahan
Tidak ada kesalahan dalam teknik pengambilan foto
teknik 8
Kesimpulan
Kita hanya dapat menyimpulkan dari gigi-gigi yang terfoto secara utuh. Gigi 45 : Struktur anatomis maupun jaringan pendukungnya normal kecuali hanya lamina dura pada sisi mesial apeks yang terputusputus. Gigi 46 : Struktur anatomis maupun jaringan pendukungnya normal kecuali hanya lamina dura pada sisi mesial apeks dan bifurkasi akar kebawah yang terputus-putus. Gigi 47 : Struktur anatomis maupun jaringan pendukungnya normal kecuali hanya lamina dura pada sisi distall apeks yang terputusputus.