Fix Geo Lingkungan.docx

  • Uploaded by: Idzham
  • 0
  • 0
  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Fix Geo Lingkungan.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,004
  • Pages: 12
MAKALAH GEOGRAFI LINGKUNGAN REVITALISASI KAWASAN KALI KONTO PASCA PENAMBANGAN PASIR LIAR

Dosen Pengampu: Prof. Dr. Sumarmi, M.Pd

Disusun oleh: Moh. Idzham Furqoni

(170722637014)

Nonik Virda Pornomo

(170722637019)

Septi Nuriliana

(170722637018)

Ta’ Rizal Wiji Rusdianto

(170722637067)

Tri Agung Suryo

(170722637033)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS ILMU SOSIAL JURUSAN GEOGRAFI PRODI S1 GEOGRAFI 2018

BAB I PERMASALAHAN 1.1 Latar Belakang Menurut Pasal 1 angka 1 Undang-undang Nomor 4 Tahun 2009, pertambangan adalah sebagian atau seluruh tahapan kegiatan dalam rangka penelitian, pengelolaan dan pengusahaan mineral atau batu bara yang meliputi penyelidikan umum, eksplorasi, studi kelayakan, konstruksi, penambangan, pengolahan

pemurnian,

pengangkutan dan

penjualan, serta kegiatan

pascatambang. Pengertian tersebut dalam arti luas karena meliputi berbagai kegiatan pertambangan yang ruang lingkupnya dapat dilakukan sebelum penambangan, proses penambangan, dan sesudah proses penambangan. Kabupaten Kediri merupakan salah satu daerah yang memiliki sumber daya alam yang berlimpah. Aset yang menonjol di Kabupaten Kediri adalah tambang pasir, batu, dan kerikil (mineral bukan logam dan batuan) karena Kabupaten Kediri salah satu kawasan aliran Gunung Kelud. Pemanfaatan pasir dan batu hasil normalisasi kantong lahar akibat dari erupsi Gunung Kelud perlu dikelola. Namun dalam pengelolaanya banyak sekali dijumpai berbagai permasalahan yang terjadi seperti Ijin Usaha Pertambangan (IUP), dampak terhadap lingkungan, pajak mineral bukan logam dan batuan, hingga Kebijakan Pemerintah. Kali Konto memiliki panjang sungai ± 47 km hingga ke muara kali Brantas dengan penerapan sistem sabodam yang cukup baik. Secara histori dalam seratus tahun terakhir, kali Konto merupakan salah satu anak sungai Gunung Kelud yang cukup sering terkena banjir lahar dingin yaitu terjadi pada tahun 1919, 1951, 1966, 1990, 2007 dan 2014 (Dibyosaputro et al, 2015). Berdasarkan fenomena yang telah disebutkan sebelumnya, maka timbul banyak masyarakat yang memanfaatkan fenomena tersebut untuk mencari penghasilan dengan cara menambang pasir di sungai Konto.

Salah satu daerah yang memiliki sumber daya pasir yang melimpah adalah Kecamatan Kepung, Kabupaten Kediri. Hal ini dikarenakan material pasir yang dibawa oleh aliran sungai Konto dari gunung Kelud yang diendapkan. Sungai ini melintasi kecamatan Kepung diempat desa, yaitu desa Besowo, desa Siman, desa Brumbung, dan desa Damarwulan. Pada awalnya di wilayah kecamatan Kepung tidak ada kegiatan penambangan di sepanjang sungai Konto. Seiring dengan pesatnya pembangunan, kebutuhan akan bahan baku yang berasal dari bahan galian golongan C terutama pasir semakin besar. Pasir digunakan untuk bahan material bangunan, bahan baku industri dan bahan untuk hiasan. Dalam mengelola hasil alam di Kabupaten Kediri ini sering dijumpai banyak peyalahgunaan, yaitu semakin banyak dijumpai penambangan pasir yang tidak memiliki izin dari pemerintah atau bisa dikatakan ilegal. Banyak lokasi pertambangan yang beroperasi tanpa memiliki izin usaha, hal ini sangat melanggar ketentuan hukum karena menurut UU Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara, suatu pertambangan bisa beroperasi dengan syarat harus memiliki Ijin Usaha Pertambangan (IUP). Kegiatan penambangan pasir secara liar yang secara terus menerus di daerah Sungai Konto mengakibatkan rusaknya lingkungan seperti penurunan tanggul, erosi, longsor bahkan yang lebih parah adalah mengancam putusnya jembatan yang menghubungkan antara desa sebelah utara dengan yang satu dengan desa yang berada di selatan sungai. Sehingga tidak dapat dihindari di wilayah hilir juga dengan terganggunya penyediaan air bersih.

1.2 Rumusan Masalah 1.2.1 Bagaimana potensi dan keadaan pertambangan pasir dan batu di sungai konto? 1.2.2 Bagaimana

dampak

yang

ditimbulkan

akibat

dari

aktivitas

pertambangan pasir dan batu liar di sungai Konto? 1.2.3 Bagaimana solusi yang dapat diterapkan dalam merevitalisasi sungai Konto?

1.3 Tujuan 1.3.1 Untuk mengidentifikasi potensi pertambangan pasir dan batu di sungai Konto. 1.3.2 Untuk mengidentifikasi dampak yang ditimbulkan dari penambangan pasir dan batu liar di sungai Konto. 1.3.3 Untuk

mengidentifikasi

solusi

merevitalisasi sungai Konto.

yang

dapat

diterapkan

dalam

BAB II PEMBAHASAN a. Potensi dan keadaan Sungai Konto Sungai Konto yaitu sungai yang membelah Kecamatan Kandangan menjadi dua bagian besar yaitu dibagian barat sungai dan bagian timur sungai, sungai ini yang menjadi satu-satunya jalan mengalirnya dari aliran lahar dingin gunung Kelud selain itu gunung Anjasmoro juga merupakan bagian dalam mensuplai baik berupa air maupun material. Sungai Konto ini terletak di Desa Siman, Kecamatan Kepung Kab, Kediri. Sungai Konto pada dasarnya memanjang melintasi beberapa Kecamatan, seperti kecamatan Kepung dan Kandangan. Sedangkan di Kepung sendiri merupakan kantong lahar, yang mana terdapat banyak sekali material-material pasir dan batu. Sehingga ketika melewati Kecamatan Kandangan, maka terdapat manifest dari material tersebut, yang selanjutnya digunakan masyarakat sekitar sebagai bahan bangunan. Sehingga potensi pasir terbesar yang ada pada sungai Konto terletak di Kecamatan Kepung. Bahan galian C yang didapat dari daerah ini yaitu pasir, batu, dan kerikil. Daerah bagian barat sungai adalah kawasan konservasi sungai konto ini, yang mana terdapat vegetasi hutan jati dan sengon yang digunakan untuk penopang perakaran tanah pada saat musim hujan tiba. Karena saat musim hujan tiba wilayah barat sungai konto ini akan menjadi kawasan penahan derasnya laju aliran air sungai yang berasal dari gunung Anjasmoro dan gunung Kelud. Pada saat musim penghujan inilah terdapat banyak material bahan tambang galian yang terangkut dan mengendap di wilayah timur sungai.

Gambar 1. Aktivitas pertambangan sungai konto

(Sumber : AGTVNews.com)

Sedangkan pada musim kemarau, wilayah konservasi barat sungai konto akan menjadi penyuplai air tanah dangkal karena ketinggian wilayahnya yang sejajar dengan kawasan yang berada di atasnya. Oleh karena itu air tanah lebih mudah dijangkau dan tidak dalam. Penambangan bahan galian C yang dilakukan oleh masyarakat sebenarnya tidak terlepas dari tujuan masyarakat itu sendiri, seperti keterjangkauan dan pemasaran. Banyaknya minat dari masyarakat akan bahan tambang dan juga keterjangkauan tempat menyebabkan wilayah kandangan ini di eksploitasi besar-besaran. Tidak

hanya masyarakat dengan skala kecil atau sedang

bahkan perusahaan swasta pun ikut serta dalam pengambilanan material bahan tambang secara illegal ini. Hampir 50 % dari kawasan barat telah terekpsloitasi dan vegetasinya telah hilang yang disebabkan oleh banyaknya truk-truk yang melintas untuk mengambil pasir melintasi kawasan konservasi. Wilayah ini menjadi lebih buruk saat adanya banjir lahar dingin yang di sebabkan oleh gunung Kelud yang dapat menghilangkan vegetasi kawasan konservasi. Jika dibiarkan terus menerus dapat di asumsikan bahwa beberapa tahun kedepan kawasan konservasi akan hilang.

Gambar 2. Pertambangan menggunakan alat berat (Sumber: BeritaJatim.com)

b. Dampak pertambangan pasir liar Sungai Konto Kawasan pertambangan sungai Konto ini sebenarnya sudah beberapa kali dilakukan penutupan yang di lakukan oleh pemerintah daerah, tetapi

karena faktor ekonomi dan kurang perdulinya masyarakat akan lingkungan dan dampak yang akan ditimbulkan kedepannya, mereka tetap melakukan pertambangan liar dan dilakukan lebih parah dari sebelumnya. Masyarakat lebih memilih memanfaatkan sungai konto dengan tidak mempertimbangkan dampak lingkungan yang akan di dapatkan untuk kedepannya. Pada tepian sungai konto telah mengalami erosi yang cukup parah dan menyebabkan bangunan-bangunan pada timur sungai mengalami retak-retak dan rentan untuk roboh. Ketersediaan air di wilayah ini juga berkurang akibat eksploitasi penambangan besar-sebasaran sehingga sering terjadi kekeringan pada saat musim kemarau. Berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Kediri tahun 2011-2030, pengertian rencana tata ruang wilayah merupakan suatu produk hasil dari suatu sistem proses perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang (RTRW Kabupaten Kediri, 2011:9). Sehingga pengembangan wilayah yang didasarkan atas rencana tata ruang wilayah (RTRW) merupakan pengembangan wilayah yang berbasis optimalisasi wilayah dengan ditinjau melalui analisis potensi fisik maupun potensi sosial yang dimiliki oleh suatu wilayah. Pada dasarnya aktivitas pertambangan pasir dan batu merupakan aktivitas yang baik, karena dapat mencegah pendangkalan sungai dan juga dapat menambah perekonomian masyarakat sekitar. Tetapi hal tersebut akan berdampak negatif jika pengelolaan dan pengembangannya tidak dilakukan dengan baik. Satu sisi masyarakat dapat mengelola potensi sumberdaya pertambangan secara langsung untuk menambah perekonomian warga, sedangkan pemerintah beranggapan jika pertambangan dapat dilakukan diwilayah

yang

telah

ditetapkan.

Sedangkan

aktivitas

yang

tidak

menggunakan perizinan dianggap illegal. Pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dan perubahan penggunaan lahan dikawasan ini yang menyebabkan kerusakan sumberdaya alam maupun lingkungan. Di butuhkan kelembagaan yang dapat bekerja sama dalam penertiban tata guna lahan dan ruang serta dapat mengelola sumberdaya alam dengan baik.

c. Solusi untuk merevitalisasi Sungai Konto Upaya merevitalisasi kawasan pertambangan yang harus diterapkan adalah penambangan boleh dilakukan secara manual yang artinya tidak menggunakan alat berat seperti backhoe dan lainnya karena pemakaian alat berat dapat merusak lingkungan.. Hal berikutnya yang dilakukan adalah merevegetasi daerah disekitar sepadan sungai yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas tanah, yang dimaksudkan agar daerah disekitar pinggir pinggir sungai tidak mengalami erosi. Lahan yang dijadikan pertambangan akan dikembalikan seperti semula meski berkurang kesuburan dan merubah struktur tanah tersebut. Akibat penambangan tanah tidak dapat kembali seperti semula, walaupun telah dilakukan reklamasi, namun lahan tersebut sulit untuk bisa ditanami dengan tumbuh-tumbuhan karena sumber daya tanah tersebut sudah tidak ada lagi sehingga pemilihan jenis vegetasi penutup lahan cukup penting karena dalam rangka mengembalikan fungsi tanah yang terlanjur rusak maka dibutuhkan vegetasi yang mampu bertahan pada kondisi tanah yang ekstrim. Dan fungsi lainnya sebagai penyumbang oksigen pada daerah tersebut, serta untuk upaya pelestarian atau konservasi air tanah. Dalam hal mengurangi erosi, selain dilakukan dengan revegetasi kawasan sepadan sungai dapat dilakukan dengan cara membuat tanggul pasangan. Hal ini dimaksudkan untuk menghalau air agar tidak langsung terkena dengan tanah di sepadan sungai, sehingga tingkat erosi dapat dikurangi, selain untuk mengatasi erosi tanggul pasangan ini dapat berfungsi sebagai penahan longsor akibat pengerukan tanah oleh para penambang. Disisi lain pemerintah daerah Kabupaten Kediri memiliki peran penting dalam upaya mencegah, mengatur dan menanggulagi kegiatan pertambangan pasir yang dapat merusak lingkungan, dengan membuat kebijakan peraturan daerah yang memperketat izin usaha pertambangan dengan menyertakan rencana reklamasi atau rencana pascatambang bagi setiap orang yang melakukan permohonan izin usaha tambang (IUP). Hal ini dapat memilimalisir kerusakan yang diakibatkan dari kegiatan pertambangan yang ada di Kabupaten Kediri, khususnya pertambangan pasir di sungai Konto.

Dalam hal penertiban penambang yang ilegal atau liar pemerintah sebaiknya mempertegas penertiban dan hukum sehingga menimbulkan efek jera agar tidak melakukan aktivitas pertambangan secara ilegal. Sungai Konto sebenarnya memiliki potensi besar dengan pertambangan pasir dan batunya yang dapat digunakan sebagai bahan baku material wilayah di kawasan tersebut untuk menjadi kawasan pertambangan, oleh karena itu perlu adanya integrasi pemerintah daerah untuk mengolah potensi alam yang dapat mengembangkan potensi alamnya dan dapat bermanfaat bagi masyarakat

sekitar.

Potensi

besar

bukan

hanya

terdapat

pada

pertambangannya, dapat dilakukan pengembangan potensi wisata alam agar tetap terjaganya sungai tetapi tetap dapat dimanfaatkan sebagai perekonomian warga.

BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan 1. Daerah bagian barat sungai konto adalah kawasan konservasi sungai konto ini, yang mana terdapat vegetasi hutan jati dan sengon yang digunakan untuk penopang perakaran tanah pada saat musim hujan tiba. Karena saat musim hujan tiba wilayah barat sungai konto ini akan menjadi kawasan penahan derasnya laju aliran air sungai yang berasal dari gunung Anjasmoro dan gunung Kelud. 2. Hampir 50 % dari kawasan barat telah terekpsloitasi dan vegetasinya telah hilang yang disebabkan oleh banyaknya truk-truk yang melintas untuk mengambil pasir melintasi kawasan konservasi. 3. Pengeksploitasian

secara

besar

besaran

pada

sungai

konto

ini

menyebabkan keratakan pada rumah warga dan rentan roboh. 4. Upaya merevitalisasi kawasan pertambangan yang harus diterapkan adalah penambangan boleh dilakukan secara manual dan merevegetasi daerah disekitar sepadan sungai yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas tanah, yang dimaksudkan agar daerah disekitar pinggir pinggir sungai tidak mengalami erosi. 3.2 Saran 1. Pemerintah Daerah Pemerintah Kabupaten kediri, selayaknya membuat kebijakan peraturan daerah yang memperketat izin usaha pertambangan dengan menyertakan rencana reklamasi atau rencana pascatambang bagi setiap orang yang melakukan permohonan izin usaha tambang (IUP). Hal ini dapat sedikit memilimalisir kerusakan yang diakibatkan dari kegiatan pertambangan yang ada di Kabupaten Kediri terkait RTRW.

2. Penambang pasir dan batu Penambang selayaknya membuat izin usaha pertambangan pasir agar tidak bekerja dalam pekerjaan yang ilegal, sehingga tidak berbenturan dengan peraturan pemerintah dan agar meminimalisir kerusakan lingkungan akibat ekploitasi pertambangan pasir yang berlebihan. 3. Masyarakat Masyarakat diharapkan ikut berpartisipasi dalam memperketat dan mengawasi ruang gerak penambang pasir liar sehingga dapat mengurangi masalah yang timbul akibat aktivitas pertambangan, karena masalah tersebut akan berimbas pada masyarakat sekitar.

DAFTAR PUSTAKA Bappeda Kabupaten Kediri. 2011. Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Kediri 2011-2030, tidak diterbitkan. Kediri: Bappeda Kabupaten Kediri. Dibyosaputro et al. 2015. Lahar at Kali Konto after the 2014 Eruption of Kelud Volcano, East Java : Impacts and Risk. Forum Geografi, Vol.29(1) July 2015 : 59-72. Sumarmi. 2012. Pengembangan Wilayah Berkelanjutan .Malang. Aditya Media Publishing. Undang-undang Nomor 4 Tahun 2009. Pasal 1 angka 1 tentang pertambangan mineral dan batubara Zaini Khakim, Lutfi. 2014. Model Revitalisasi Lahan Dampak Pertambangan Pasir Besi (Perspektif Implementasi Perda Kabupaten Cilacap No 17 Tahun 2010) Volume 9 nomor 1 . Universitas Negeri Semarang. Semarang

Related Documents

Fix Geo Lingkungan.docx
November 2019 15
Geo
June 2020 38
Geo
November 2019 68
Geo
May 2020 54
Geo
June 2020 47
Geo
June 2020 11

More Documents from ""

Idzam.docx
November 2019 8
Fix Geo Lingkungan.docx
November 2019 15