Fiqih Matrikulasi Kls 7 - Smpit Imam Bukhari Ta 09/10

  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Fiqih Matrikulasi Kls 7 - Smpit Imam Bukhari Ta 09/10 as PDF for free.

More details

  • Words: 5,896
  • Pages: 36
http://myimambukhari.wordpress.com

FIQIH MATRIKULASI KELAS VII – SMPIT IMAM BUKHARI 1

: : : : : : : Artikel Asli – ditulis (Disusun) oleh Ust. Abu Fahmi (Mudir Ma'had Imam Bukhari – Jatinangor) diEdit ulang oleh Ust. Fahmi Hasan (Pengajar Fiqih Matrikulasi Kelas 7 – TA 2009/2010) di-upload ke Scribd.com oleh Ust. Fata Fahmi (PJ Program Matrikulasi Kelas 7 – TA 2009/2010)

1

Copyright : Lillahi Ta'ala. Diperbolehkan untuk menyebarkan dan memperbanyak e-Book ini selama tetap mencantumkan halaman ini dan tidak untuk tujuan komersil.

1

http://myimambukhari.wordpress.com

Mukadimah

‫ه‬ َ َ ‫مد ُ للهِ وَك‬ ِ ‫ل الل‬ َ ‫سم ِ اللهِ َوال‬ ُ َ ‫سل‬ ُ ‫م عََلى َر‬ ّ ‫صل َةُ َوال‬ ْ ِ‫ب‬ ْ ‫ح‬ ّ ‫فى َوال‬ ِ ْ‫سو‬ ‫فى‬ َ َ ‫صط‬ ُ ‫ال‬ ْ ‫م‬ Alhamdulillah wa asy syukru lillah atas segala nikmatNya yang telah terlimpah curahkan kepada kita semua, khususnya keluarga besar civitas akademika SDIT-SMPIT Imam Bukhari. Nikmat aqidah dan ibadah, nikmat iman dan Islam, serta nikmat kesehatan dan kesempatan sehingga sampai detik ini kita masih bisa mewujudkan makna ubudiyyah di dalam kehidupan keseharian kita dan kita masih menghambakan diri kepadaNya. Dengan segala nikmat tersebut, kami selaku Tim Penyusun Silabi, KTSP, Dan Buku Panduan Untuk Pelajaran Diniyyah, Bahasa Arab, BTA, Tahfizh Quran, Dan Tahfizh Hadits telah mampu menghadirkan sebuah harapan teriring dengan husnu zhan billah untuk kemudian mewujudkannya dalam bentuk silabi, KTSP, maupun buku-buku panduan untuk SDIT-SMPIT Imam Bukhari. 2

http://myimambukhari.wordpress.com

Silabi, KTSP, dan buku-buku panduan tersebut segera diujicobakan secara serempak pada tahun pelajaran 20082009 untuk SDIT maupun SMPIT Imam Bukhari walaupun sebagian di antaranya telah diujicobakan pada tahun pelajaran 2007-2008. Insya Allah, buku-buku panduan tersebut tidak hanya untuk kepentingan KBM regular untuk para siswa di sekolah. Namun juga bermanfaat bagi keluarga besar yayasan, para guru, keluarga para siswa, serta bagi masyarakat pada umumnya untuk membekali, memperbaiki, dan memantapkan agama kita semua, ilmiyyah maupun amaliyyah. Kemudian kami selaku tim penyusun juga telah berusaha semaksimal mungkin untuk selalu merujuk pada kitab-kitab warisan para ulama Ahlussunnah wal jama'ah. Terakhir, kami juga sangat mengharapkan nasihat, koreksi, dan saran-saran yang membangun dari semua pihak untuk bersama-sama menuju kepada kesempurnaan dan kehati-hatian. Karena semua bentuk nasihat, koreksi, maupun saran-saran yang didasari oleh keilmuan dan manhaj yang benar akan selalu mendatangkan manfaat dan mashlahat yang besar Insya Allah, khususnya dalam proses Tarbiyyah Islamiyyah Lil Aulad. Wallahu a'lam.

Jatinangor, Juni 2008 Tim Penyusun

3

http://myimambukhari.wordpress.com

Daftar Isi Mukadimah ......................................................................... 1 Daftar Isi ............................................................................. 3 Mengenal Rukun Islam ........................................................ 5 4

http://myimambukhari.wordpress.com

a.Rukun Islam .................................................................... 5 b.Syahadat ......................................................................... 5 c.Shalat .............................................................................. 6 d.Zakat ............................................................................... 6 e.Puasa .............................................................................. 7 f. Haji .................................................................................. 7 Thaharah ............................................................................. 7

a.Thaharah ......................................................................... 7 b.Macam-Macam Thaharah ................................................ 7 c.Bentuk-Bentuk Thaharah ................................................ 8 d.Macam-Macam Air .......................................................... 8 e.Macam-Macam Najis ....................................................... 9 f. Istinja Dan Istijmar .......................................................... 10 Wudhu ................................................................................. 10

a.Fardhu-Fardhu Wudhu .................................................... 10 b.Syarat-Syarat Wudhu ...................................................... 10 c.Sunnah-Sunnah Wudhu ................................................... 11 d.Pembatal-Pembatal Wudhu ............................................. 11 e.Tata Cara Wudhu Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam ......................................................................................... 12 Mengusap Sepatu ( Khuf ) .................................................. 13

a.Mengusap Sepatu ( Khuf ) ............................................... 13 5

http://myimambukhari.wordpress.com

b.Ketentuan-Ketentuan Mengusap Sepatu ( Khuf

) ........... 13 Tayammum ......................................................................... 14

a.Tayammum ..................................................................... 14 b.Waktu-Waktu Bertayammum .......................................... 15 c.Pembatal-Pembatal Tayammum ..................................... 15 d.Tata Cara Tayammum Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam .............................................................................. 15 Shalat .................................................................................. 15

a.Kedudukan Dan Keutamaan Shalat ................................. 15 b.Ancaman Bagi Orang Yang Meninggalkan Shalat ........... 16 c.Syarat-Syarat Shalat ....................................................... 17 d.Rukun-Rukun Shalat ........................................................ 17 e.Wajib-Wajib Shalat .......................................................... 18 f. Sunnah-Sunnah Shalat .................................................... 18 g.Pembatal-Pembatal Shalat .............................................. 19 h.Sutrah ............................................................................. 19 i. Beberapa Hal Seputar Orang Yang Shalat ....................... 20 j. Tata Cara Shalat Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam 20 Mandi .................................................................................. 24

a.Mandi .............................................................................. 24 b.Hal-hal Yang Mewajibkan Mandi ..................................... 24 c.Syarat-Syarat Mandi ........................................................ 24 6

http://myimambukhari.wordpress.com

d.Mandi-Mandi Yang Disunnahkan ..................................... 25 e.Tata Cara Mandi Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam 25

I. Mengenal Rukun Islam a. Rukun Islam

َ ‫شهاد‬ َ ‫م عََلى‬ ِ َ َ َ ‫س‬ ً ‫م‬ َ ‫م‬ ّ َ ‫ه إ ِل ّ اللهُ وَ ا‬ ْ ‫ةأ‬ ُ َ‫سل‬ ْ ِ ‫ي ال‬ ُ‫دا عَب ْد ُه‬ ّ ‫ح‬ ُ ‫ن‬ َ َ ‫ن ل َ إ ِل‬ ْ ‫خ‬ َ ِ ‫ب ُن‬ ٍ ‫م‬ َ َ ‫صل َةِ وَ إ ِي َْتاِء الّز‬ ‫ن‬ ِ ْ ‫ج الب َي‬ َ ‫ضا‬ َ ‫م‬ ّ ‫ح‬ َ ‫كاةِ َو‬ ُ ‫وَ َر‬ َ ‫وم َر‬ ُ ُ ‫سوْل‬ َ َ‫ت و‬ ّ ‫ه وَ إ َِقام ِ ال‬ ْ ‫ص‬

"Islam itu dibangun di atas lima perkara, yaitu : bersaksi bahwa tidak ada Tuhan yang berhaq untuk diibadahi selain Allah dan Muhammad itu adalah hamba dan utusanNya, mendirikan shalat, menunaikan zakat, melaksanakan haji, dan berpuasa pada bulan Ramadhan" 7

http://myimambukhari.wordpress.com

Asas dari sebuah bangunan adalah tiang atau fondasi. Apabila sebuah bangunan memiliki fondasi yang kuat maka bangunan tersebut akan berdiri kokoh. Sebaliknya apabila fondasi bangunan itu lemah maka bangunan itupun tidak akan lama berdiri dan akan cepat roboh. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam mengibaratkan Islam dalam diri seseorang adalah seperti sebuah bangunan dan fondasinya adalah rukun Islam yang lima. Apabila seseorang mampu menjaga konsistensi kelima rukun tersebut maka Islam dalam dirinya menjadi kuat dan apabila salah satu dari lima rukun tersebut lemah maka Islamnyapun semakin lemah, bahkan hilang. Adapun amalan-amalan yang lain semisal jihad fi sabilillah, maka hal itu akan melengkapi dan memperkokoh bangunan Islam. Apabila seseorang meninggalkan salah satu rukun Islam tersebut maka bangunan Islamnya telah roboh dan ia harus memperbaruinya kembali dengan mengucapkan syahadat. Sedangkan apabila ia meninggalkan amalan-amalan selain rukun Islam maka bangunannya menjadi tidak sempurna meskipun tidak sampai roboh. b. Syahadat Syahadat artinya adalah persaksian. Maksudnya adalah bahwa setiap muslim harus bersaksi dan meyakini apa yang terkandung dalam lafal syahadat tersebut. Setiap muslim harus mengucapkan lafal syahadat dengan lisannya dan tidak cukup hanya dengan meyakini maknanya dalam hatinya. 8

http://myimambukhari.wordpress.com

َ ْ َ ‫ه إ ِل ّ اللهُ وَ أ‬ ْ َ‫أ‬ ‫ه‬ ً ‫م‬ َ ‫م‬ ّ َ ‫شهَد ُ ا‬ ْ ‫شهَد ُ أ‬ ُ ‫دا عَب ْد ُهُ وَ َر‬ ُ ُ ‫سوْل‬ ّ ‫ح‬ ُ ‫ن‬ َ َ ‫ن ل َ إ ِل‬

Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan ( yang berhaq untuk disembah ) kecuali Allah dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan Allah

Makna kalimat syahadat yang pertama adalah hanya beriman dan beribadah kepada Allah saja. Konsekuensi dari syahadat ini adalah bahwa kita mendustakan segala bentuk sesembahan selain Allah seperti patung, pohon, dan sesembahan-sesembahan lain. Sedangkan pada syahadat yang kedua kita beriman bahwa Muhammad adalah seorang manusia yang diberikan wahyu dari Allah melalui perantara Malaikat Jibril. Kita juga beriman bahwa Beliau adalah penutup para nabi dan rasul, bahwa agama yang Beliau bawakan adalah agama yang harus dianut oleh umat ini. c. Shalat Shalat secara bahasa berarti doa karena shalat mengandung bacaan-bacaan doa seperti Doa Iftitah, Al Fatihah, dan bacaan shalat lainnya. Adapun ditinjau dari syariat maka makna shalat adalah ucapan dan perbuatan yang dimulai dengan takbiratul ihram dan diakhiri dengan salam dengan cara dan syarat tertentu. Shalat memiliki rukun-rukun, syarat-syarat, dan sunnahsunnah tertentu yang harus diperhatikan oleh seseorang yang 9

http://myimambukhari.wordpress.com

sedang shalat. d. Zakat Zakat secara bahasa berarti tumbuh dan bersih ( suci ). Sedangkan secara istilah syariat zakat adalah sejumlah harta yang dikeluarkan oleh seorang muslim pada waktu tertentu karena melaksanakan perintah dari Allah. e. Puasa Secara bahasa puasa berarti meninggalkan sesuatu. Sedangkan secara istilah berarti menahan diri dari makan, minum, dan dari hal-hal yang membatalkan puasa sejak terbit fajar sampai tenggelamnya matahari. Puasa Ramadhan hukumnya wajib. f. Haji Makna haji adalah pergi dan bermaksud ( al qashdu ). Adapun secara istilah berarti pergi ke Ka'bah di Makkah untuk melaksanakan tata cara haji seperti yang telah diajarkan oleh Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam.

I. Thaharah a. Thaharah Thaharah adalah membersihkan kotoran, baik itu kotoran yang nampak atau kotoran yang tidak nampak. Dalam istilah syariat thaharah berarti menghilangkan hadats, najis, dan kotoran dengan air atau tanah yang suci. 10

http://myimambukhari.wordpress.com

Thaharah juga diartikan sebagai menghilangkan kotorankotoran yang masih melekat di badan yang menghalangi seseorang untuk melakukan shalat atau ibadah-ibadah yang lain. b. Macam-Macam Thaharah Para ulama membagi thaharah menjadi 2 macam, yaitu

1.

Thaharah batin, yaitu membersihkan diri dari kesyirikan dan kemaksiatan dengan cara menegakkan tauhid dalam jiwa dan mengerjakan amalan-amalan shalih. Oleh karena itu seorang muslim tidak najis baik ketika masih hidup maupun sudah mati dan seorang yang musyrik adalah najis - sehingga mereka tidak boleh masuk masjid - sampai ia masuk Islam. 2. Thaharah lahir, yaitu membersihkan diri dari kotoran yang berupa hadats maupun najis, dan thaharah inilah yang merupakan cabang dari keimanan. a. Bentuk-Bentuk Thaharah

1.

Thaharah dengan menggunakan air. Ini merupakan bentuk thaharah yang asli, yaitu dengan air yang turun dari langit atau yang keluar dari perut bumi selama air tersebut masih suci dan belum tercampur.

2.

Thaharah dengan benda-benda pengganti air. Benda-benda yang dapat digunakan sebagai pengganti air antara lain debu, batu, dan tanah yang suci. 11

http://myimambukhari.wordpress.com

Thaharah ini adalah opsi ketika tidak ada air atau tidak mampu menggunakan air. a. Macam-Macam Air Para ulama membagi air menjadi beberapa macam karena tidak semua air dapat digunakan untuk bersuci. 1. Air mutlak. Air mutlak adalah air yang masih adalam keadaan seperti saat ia diciptakan. Air ini tidak memiliki rasa, tidak berwarna, dan tidak berbau. Air jenis ini hukumnya adalah suci dan mensucikan sehingga dapat digunakan untuk bersuci. Contoh air mutlak adalah air hujan, air embun, air tanah, air laut, air mata air, salju yang mencair, dan air sungai. 2. Air yang tercampur dengan sesuatu yang suci. Apabila air mutlak tercampur dengan sesuatu yang suci dan selama air tersebut masih terjaga kemutlakannya maka air tersebut suci dan mensucikan. Namun apabila sudah berubah salah satu sifatnya ( rasa, warna, atau bau ) atau sudah tidak disebut dengan "air" lagi maka hukumnya suci dan tidak mensucikan. Contohnya adalah sirup, teh, kopi, dan yang sejenisnya. 3. Air najis. Apabila air tercampur dengan sesuatu yang najis namun masih terjaga kemutlakannya ( tidak berubah salah satu sifatnya ) maka air tersebut tetap pada hukum asalnya. Dan apabila air tersebut berubah salah satu sifatnya 12

http://myimambukhari.wordpress.com

karena najis maka air tersebut najis dan tidak boleh digunakan untuk bersuci. a. Macam-Macam Najis Najis dapat diartikan sebagai kotoran baik itu kotoran yang keluar dari dua jalan ( qubul dan dubur) manusia maupun binatang atau kotoran-kotoran yang lain yang menghalangi seseorang dari melakukan suatu ibadah apabila menempel pada badan. Beberapa contoh najis adalah

1.

2. 3.

4. 5. 6. 7. 8.

Air kencing dan kotoran manusia kecuali bayi laki-laki yang belum masuk ke dalam perutnya selain ASI maka cara bersuci dari air kencingnya adalah memerciki dengan air. Apabila menempel pada tanah maka cukup menyiramnya dengan air yang banyak sampai hilang. Darah haidh dan cara mensucikannya adalah membasuh dengan air. Jilatan anjing dalam bejana dan cara mensucikannya adalah mencucinya dengan air sebanyak tujuh kali dan salah satunya menggunakan tanah yang suci. Darah yang mengalir. Nanah. Bangkai hewan selain ikan dan belalang. Wadi, yaitu air kental yang keluar setelah kencing. Madzi, yaitu air putih lengket yang keluar karena rangsangan syahwat dengan cara apapun. 13

http://myimambukhari.wordpress.com

9. Anjing, babi, dan tikus. 10. Air kencing dan kotoran hewan yang dagingnya tidak boleh dimakan. Adapun hewan yang dagingnya halal maka air kencingnya tidak najis. 11. Minuman keras. a. Istinja Dan Istijmar Istinja adalah membersihkan najis yang keluar dari qubul dan dubur dengan menggunakan air yang suci. Sedangkan istijmar adalah membersihkan qubul dan dubur dengan menggunakan benda-benda suci yang dapat digunakan selain air ( batu dan yang sejenisnya ). Yang paling utama dalam bersuci adalah beristijmar terlebih dahulu kemudian beristinja. Dan dimakruhkan memegang kemaluan dengan tangan kanan ketika bersuci. Apabila beristijmar dengan batu maka minimal menggunakan tiga buah batu. Boleh lebih dari tiga namun disunnahkan beristijmar dengan jumlah yang ganjil. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam juga mengajarkan untuk tidak beristijmar dengan tulang dan kotoran hewan karena keduanya adalah makanan bagi bangsa jin.

I. Wudhu a. Fardhu-Fardhu Wudhu

1.

Membasuh wajah termasuk berkumur ( madhmadhah ), memasukkan air ke dalam hidung ( istinsyaq ), dan kemudian mengeluarkannya kembali ( istintsar ). 14

http://myimambukhari.wordpress.com

2. 3. 4. 5. 6.

Membasuh kedua tangan sampai siku. Mengusap seluruh kepala termasuk telinga. Membasuh kedua kaki sampai dengan mata kaki. Tertib dan berurutan. Beruntun tanpa menyela wudhu dengan kegiatan yang lain.

a. Syarat-Syarat Wudhu 1. Islam. 2. Berakal. 3. Tamyiz ( mampu membedakan antara yang suci dengan yang najis ). 4. Niat dalam hati secara terus menerus tanpa diselingi dengan niat untuk melakukan kegiatan yang lain. 5. Hilangnya hal-hal yang mengharuskan adanya wudhu. 6. Beristinja dan beristijmar sebelum wudhu. 7. Menggunakan air mutlak. 8. Menghilangkan segala sesuatu yang menghalangi sampainya air pada anggota-anggota wudhu. 9. Masuk waktu shalat bagi seseorang yang selalu berhadats. a. Sunnah-Sunnah Wudhu 1. Membaca basmalah. 2. Mecuci kedua telapak tangan sebelum mulai berwudhu. 3. Mengulang gerakan-gerakan wudhu sebanyak tiga kali dan tidak lebih ( kecuali mengusap kepala dan telinga yaitu hanya satu kali ). 15

http://myimambukhari.wordpress.com

4. Bersiwak. 5. Meratakan air ke seluruh kulit anggota-anggota wudhu dengan telapak tangan. 6. Menyela-nyela jenggot. 7. Menyela-nyela jari jemari tangan dan kaki. 8. Mengusap seluruh bagian kepala dan telinga. a. Pembatal-Pembatal Wudhu

1. 2. 3. 4. 5. 6.

7. 8.

Keluarnya kotoran dari qubul dan dubur. Tidur pulas. Keluarnya sesuatu yang najis dalam jumlah yang banyak dari tubuh. Hilang akal selain karena tidur seperti mabuk, pingsan, atau gila. Menyentuh kemaluan dan dubur secara langsung ( tanpa menggunakan penghalang ). Menyentuh wanita dengan syahwat ( sebagian ulama tidak menganggapnya sebagai sesuatu yang membatalkan wudhu ). Murtad atau keluar dari agama Islam. Makan daging unta.

a.Tata Cara Wudhu Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam َ َ ‫س‬ ‫م‬ ّ َ‫ل ك‬ َ ‫ف‬ ّ ‫ع‬ َ ‫ن‬ َ ‫مانَ ْب‬ َ ْ‫عث‬ َ َ ‫ان د‬ ُ ‫ن‬ َ َ ‫في ْهِ ث َل‬ ٍ ‫مّرا‬ ُ ‫و‬ ّ ‫أ‬ َ َ‫ضوٍْء فَغ‬ ّ ُ‫ت ث‬ َ ‫ث‬ َ ِ ‫عا ب‬ َ ‫س‬ َ ‫س‬ َ ْ ‫ست َن‬ ‫ل‬ َ َ ‫ه ث َل‬ ٍ ‫مّرا‬ ْ َ‫ل و‬ ْ ‫م‬ َ َ‫م غ‬ َ َ‫م غ‬ ْ ‫شق َ و َ ا‬ ْ ‫ض وَ ا‬ ّ ُ‫ت ث‬ َ ‫ث‬ ُ َ ‫جه‬ ّ ُ ‫ست َن ْث ََر ث‬ َ ‫ض‬ َ َ‫ت‬ َ ‫م‬ َ ِ ‫ل ذ َل‬ َ ْ ‫مث‬ ‫ح‬ َ َ ‫ق ث َل‬ ِ ‫سَرى‬ ٍ ‫مّرا‬ َ ‫س‬ َ ‫م‬ ْ ُ ‫م الي‬ َ ‫م‬ ّ ُ‫ك ث‬ ّ ُ‫ت ث‬ َ ‫ث‬ َ ‫مَنى إ َِلى ال‬ ْ ُ ‫ي َد َهُ الي‬ ِ ِ‫مَراف‬ 16

http://myimambukhari.wordpress.com

ْ َ َ ‫س‬ ‫م الُيسَرى‬ َ َ ‫ن ث َل‬ ٍ ‫مّرا‬ ِ ‫ب َِرأ‬ ْ ِ‫ل ر‬ َ َ‫م غ‬ ّ ُ‫ت ث‬ َ ‫ث‬ ْ ُ ‫ه الي‬ ُ َ ‫جل‬ ّ ُ ‫سه ِ ث‬ ِ ْ ‫مَنى إ ِلى الك َعْب َي‬ َ ‫ل الله تو‬ َ َ ِ ‫ل ذَل‬ َ ْ‫سو‬ َ ْ ‫مث‬ ‫هذَا‬ َ ‫ضوِْئي‬ ِ ُ ُ‫حوَ و‬ ْ َ ‫ضأ ن‬ ّ َ َ ِ ُ ‫ت َر‬ ُ ْ ‫م قَالَ َرأي‬ ّ ُ‫ك ث‬

"Utsman bin Affan meminta air wudhu. Ia mencuci kedua telapak tangannya tiga kali, kemudian berkumur, memasukkan air ke hidung, dan mengeluarkannya lagi. Kemudian ia membasuh wajahnya tiga kali, kemudian membasuh tangan kanannya sampai siku tiga kali begitu pula pada tangan kirinya. Lalu ia mengusap kepalanya. Kemudian ia membasuh kaki kanannya sampai mata kaki tiga kali demikian pula dengan yang kiri. Lalu ia berkata, 'Aku telah melihat Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam wudhu seperti wudhuku ini'" 1. 2. 3. 4.

Berniat dalam hati. Membaca basmalah. Mencuci kedua telapak tangan sebanyak tiga kali. Berkumur, istinsyaq, dan istintsar dengan satu telapak tangan sebanyak tiga kali. 5. Membasuh wajah dari mulai tumbuh rambut di kepala sampai dagu dan dari pinggir telinga yang satu sampai pinggir telinga yang satu lagi sebanyak tiga kali. 6. Menyela-nyela jenggot apabila lebat.

7.

Membasuh tangan sampai siku sebanyak tiga kali dimulai dari kanan sebanyak tiga kali. 8. Mengusap kepala dimulai dari bagian depan kepala sampai tengkuk dan dikembalikan lagi ke depan, kemudian mengusap telinga. Bagi wanita yang 17

http://myimambukhari.wordpress.com

berwudhu di tempat terbuka padahal ia memakai kerudung maka cukup dengan mengusap kerudungnya saja. 9. Membasuh kaki sampai kedua mata kaki sebanyak tiga kali dimulai dari kaki sebelah kanan. 10. Bersiwak. 11. Berdoa setelah berwudhu.

I. Mengusap Sepatu ( Khuf a.Mengusap Sepatu ( Khuf )

)

Apabila seseorang sedang dalam keadaan safar sedangkan ia memakai sepatu, maka ia akan merasa kesulitan ketika masuk waktu shalat dan ia harus berwudhu karena ia harus membuka sepatu dan kaus kakinya terlebih dahulu untuk kemudian ia memakainya kembali setelah berwudhu. Di antara keringanan yang diberikan oleh Allah kepada umat Muhammad adalah mereka diperbolehkan untuk mengusap sepatu ketika berwudhu tanpa harus melepaskannya terlebih dahulu. Allah juga memberikan keringanan bagi orang yang mukim ( tidak safar ) untuk mengusap sepatu ketika berwudhu dengan ketentuan yang lain dari pada seorang yang safar.

b.Ketentuan-Ketentuan Mengusap Sepatu ( Khuf ) 18

http://myimambukhari.wordpress.com

1.

Sepatu dalam keadaan suci dan halal ( bukan hasil curian atau terbuat dari sutera bagi laki-laki ).

2.

Termasuk kiyas dari sepatu adalah kaus kaki dan surban. 3. Sepatu terbuat dari bahan tebal yang menutupi seluruh bagian kaki dan juga mata kaki. Adapun surban maka harus menutupi kedua telinga. 4. Seseorang yang memakai sepatu harus dalam keadaan suci. Tidak dibenarkan seorang yang berhadats kemudian ia memakai sepatu dan mengusapnya ketika berwudhu.

5.

Mengusap sepatu hanya diperbolehkan untuk hadats kecil. Apabila seseorang dalam keadaan junub maka ia tidak cukup dengan hanya mengusap sepatunya. Ia harus melepaskan sepatu dan mandi. 6. Tidak melepas sepatu karena apabila ia melepas sepatunya maka ia harus berwudhu lagi dengan wudhu yang sempurna. 7. Masih dalam batas waktu yang diperbolehkan untuk mengusap sepatu, yaitu sehari semalam untuk orang yang mukim dan tiga hari tiga malam bagi seorang yang safar. 8. Waktu tersebut dimulai semenjak hadats yang pertama. Artinya apabila seseorang berwudhu pada tanggal 1 pukul 07.00 kemudian ia memakai sepatu dan ia berhadats pada pukul 08.00, maka ia boleh terus mengusap sepatu ketika berwudhu sampai pukul 08.00 19

http://myimambukhari.wordpress.com

tanggal 2 ( apabila ia mukim ). Pada saat itu ia harus membuka sepatunya, berwudhu dengan sempurna, baru kemudian ia memakai sepatu lagi.

I. Tayammum a. Tayammum Kata "tayammum" berarti menyengaja. Adapun menurut syariat berarti mengambil tanah suci yang digunakan untuk mengusap wajah dan telapak tangan dengan niat menghilangkan hadats karena tidak mendapatkan air atau terhalang dari menggunakan air. Tayammum dilakukan ketika seseorang mendapatkan hal-hal yang mewajibkan ia untuk mandi atau berwudhu seperti masuk waktu shalat. Tayammum dapat menghilangkan hadats besar ataupun kecil sesuai dengan niat. Menurut sebagian ulama, tayammum bukanlah pengganti wudhu atau mandi sepenuhnya namun hanya sebatas untuk memperbolehkan seseorang melakukan suatu ibadah yang semula ia terhalang darinya. Satu kali tayammum hanya digunakan untuk satu shalat saja, dan apabila ia telah mendapatkan air atau telah mampu untuk menggunakannya maka ia harus menggunakan air tersebut dan tidak bertayammum lagi. b. Waktu-Waktu Bertayammum Tayammum dilakukan ketika seseorang 1. Tidak mendapatkan air sehingga apabila seseorang telah mendapatkan air padahal ia sedang shalat maka 20

http://myimambukhari.wordpress.com

shalatnya batal dan ia harus berwudhu untuk kemudian mengulangi shalatnya tersebut. 2. Mendapatkan air namun tidak cukup digunakan untuk berwudhu, atau ketika air tersebut digunakan untuk keperluan yang lebih mendesak seperti untuk minum ketika seseorang dalam perjalanan di tengah gurun pasir. 3. Terhalang dari menggunakan air karena sakit atau airnya sangat dingin dan ia tidak mampu memanaskannya sehingga apabila ia menggunakan air tersebut maka akan membahayakan dirinya. a. Pembatal-Pembatal Tayammum Tayammum menjadi batal dengan segala hal yang membatalkan wudhu. Tayammum juga menjadi batal apabila seseorang mendapatkan air atau ketika telah mampu untuk menggunakan air.

b.Tata Cara Tayammum Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam

1. 2. 3.

Berniat di dalam hati.

4.

Mengusapkan kedua telapak tangan ke wajah dan meratakannya.

Membaca basmalah. Menepukkan kedua telapak tangan ke tanah atau debu yang suci sekali tepukan.

21

http://myimambukhari.wordpress.com

5. Mengusap tangan dari ujung jari sampai pergelangan dengan telapak tangan secara bergantian dari tangan sebelah kanan terlebih dahulu.

I. Shalat a. Kedudukan Dan Keutamaan Shalat Shalat adalah rukun Islam yang kedua setelah mengucapkan syahadat. Bagitu agungnya kedudukan shalat sehingga Allah langsung memanggil Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam untuk menghadap kepadaNya di langit yang ketujuh pada saat peristiwa isra dan mi'raj untuk memberikan perintah shalat. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam menempatkan shalat sebagai salah satu pilar agama yang apabila pilar itu lemah maka agama juga menjadi lemah. Beliau mengajarkan shalat yang sempurna kepada umatnya agar mereka mampu melaksanakannya dengan sebaik mungkin. Beliau juga mengajarkan hal-hal yang terkait dengan kesempurnaan shalat seperti bersuci, khusyu', dan dzikir-dzikir setelah shalat. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam juga mempermisalkan shalat dengan sebuah sungai jernih yang berada di depan rumah seseorang kemudian ia mandi di sungai tersebut sebanyak lima kali dalam sehari sehingga tidak ada lagi kotoran yang menempel di badan orang tersebut. Seseorang yang mendirikan shalat lima waktu sesuai dengan petunjuk Beliau maka dosa-dosanya pada hari itu akan diampuni oleh Allah. 22

http://myimambukhari.wordpress.com

b. Ancaman Bagi Orang Yang Meninggalkan Shalat Allah telah mengancam orang-orang yang meninggalkan shalat ataupun bermalas-malasan dalam melakukan shalat dengan kecelakaan dan Neraka dalam firmanNya         

"Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat, ( yaitu ) orang-orang yang lalai dari shalatnya" Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam juga mengancam seseorang yang melalaikan dan meninggalkan shalat dengan kekafiran. Beliau bersabda

ُ ‫فرِ ت َْر‬ ّ ‫ن ال‬ ‫ة‬ ْ ُ ‫ك َو ال ْك‬ ِ ‫صل‬ ِ ‫شْر‬ ُ ‫ن الّر‬ ّ ‫ك ال‬ َ ْ ‫ل َو ب َي‬ ِ ‫ج‬ َ ْ ‫ب َي‬ "Batas pembeda antara seorang muslim dengan kemusyrikan dan kekufuran adalah meninggalkan shalat" c. Syarat-Syarat Shalat Syarat shalat adalah sesuatu yang harus ada dan dengannya shalat menjadi sah. Syarat-syarat shalat adalah sebagai berikut 1. Islam. 2. Berakal. 3. Tamyiz ( mampu membedakan antara yang suci dan yang najis ). 4. Suci dari hadats. 5. Suci dari najis. 23

http://myimambukhari.wordpress.com

6. 7. 8. 9.

Menutup aurat. Masuk waktu shalat. Menghadap kiblat. Niat.

a. Rukun-Rukun Shalat Rukun shalat adalah sesuatu yang apabila tidak dilakukan maka shalatnya batal. Rukun-rukun shalat adalah 1. Berdiri bila mampu. Bila tidak mampu maka dengan duduk, bila tidak mampu maka dengan berbaring, dan bila tidak mampu bergerak maka dengan isyarat mata. 2. Takbiratul ihram. 3. Mambaca Al Fatihah. 4. Ruku'.

5.

Sujud dengan tujuh anggota badan yang menempel ke tanah ( kening dan hidung, kedua telapak tangan, kedua lutut, dan jari jemari kaki ). 6. Bangun dari sujud. 7. Duduk di antara dua sujud. 8. Thuma'ninah dalam semua gerakan shalat. 9. Tertib dan berurutan. 10. Tasyahhud akhir. 11. Duduk ketika tasyahhud akhir. 12. Membaca shalawat.

13.Mengucapkan salam. a. Wajib-Wajib Shalat 1. Semua takbir selain takbiratul ihram. 24

http://myimambukhari.wordpress.com

2. Membaca "sami'allahu liman hamidah" ketika bangkit dari ruku' bagi imam dan orang yang shalat sendirian. 3. Membaca "rabbana wa lakal hamdu". 4. Membaca "subhana rabbiyal azhim" atau bacaan yang lain ketika ruku'. 5. Membaca "subhana rabbiyal a'la" atau bacaan yang lain ketika sujud. 6. Membaca "rabbighfirli" atau bacaan yang lain ketika duduk di antara dua sujud. 7. Tasyahhud pertama. 8. Duduk untuk tasyahhud pertama. a. Sunnah-Sunnah Shalat Sunnah shalat adalah sesuatu yang apabila tidak dilakukan maka shalatnya tidak sempurna meski tidak batal. Sunnah-sunnah shalat adalah 1. Membaca Doa Iftitah.

2.

Meletakkan telapak tangan kanan di atas telapak tangan kiri di atas dada ketika berdiri sebelum dan setelah ruku' ( sebagian ulama berpendapat bahwa tangan diluruskan ke bawah ketika i'tidal ). 3. Mengangkat kedua tangan dengan jari-jari diluruskan dan dirapatkan sejajar dengan telinga atau pundak ketika takbiratul ihram, takbir untuk ruku', bangun dari ruku', dan berdiri dari tasyahhud pertama. 4. Mengulang bacaan ruku', sujud, dan duduk di antara dua sujud lebih dari sekali. 25

http://myimambukhari.wordpress.com

5. Menempatkan kepala lurus dengan punggung ketika ruku'.

6.

Mengangkat lengan dari tanah dan menjauhkannya dari sisi badan kemudian menjauhkan perut dari dari paha dan betis ketika sujud.

7.

Duduk di atas kaki kiri dan menegakkan kaki kanan ( iftirasy ) ketika duduk di antara dua sujud dan duduk tasyahhud pertama. Sebagian ulama berpendapat bahwa duduk iftirasy digunakan juga untuk tasyahhud pada shalat tsunaiyyah ( dua rakaat ).

8.

Duduk di atas pinggul dan meletakkan kaki kiri di bawah kaki kanan serta menegakkan kaki kanan ( tawarruk ) untuk tasyahhud akhir. 9. Membaca doa sebelum salam pada tasyahhud akhir. 10. Mengeraskan bacaan pada shalat shalat shubuh, shalat jum'at, shalat 'id, shalat istisqa', dan pada dua rakaat pertama shalat maghrib dan isya'.

11.Memelankan

bacaan pada shalat shalat zhuhur, shalat ashar, rakaat ketiga pada shalat maghrib, dan dua rakaat terakhir pada shalat isya'. 12. Membaca surat atau beberapa ayat Al Quran setelah membaca surat Al Fatihah. a. Pembatal-Pembatal Shalat 1. Berbicara dengan sengaja padahal ia sadar ( tidak lupa ) dan mengetahui bahwa hal tersebut dilarang. 26

http://myimambukhari.wordpress.com

2. 3. 4. 5. 6.

Tertawa. Makan dan minum. Membuka aurat. Menyimpang jauh dari arah kiblat. Banyak melakukan gerakan yang tidak perlu secara berturut-turut. 7. Hal-hal yang membatalkan wudhu. a. Sutrah Sutrah adalah pembatas bagi seseorang yang sedang shalat. Sutrah diletakkan di depan seseorang yang sedang shalat sejauh jarak ketika ia sujud. Sutrah diletakkan supaya tidak ada orang yang melewati jarak antara orang yang sedang shalat dengan sutrahnya karena orang yang lewat di depan orang yang shalat akan mengganggu kekhusyuan orang yang shalat tersebut.

َ َ َ َ َ ‫م إ َِلى‬ ‫ن‬ ِ ُ‫ست ُُره‬ ْ ‫حد ٌ أ‬ َ ‫س فَأَراد َ أ‬ َ ‫صّلى أ‬ ْ َ‫ئ ي‬ ْ ُ ‫حد ُك‬ ٍ ْ ‫شي‬ َ ‫ِإذَا‬ َ ْ ‫ن ي َحَْتاَز ب َي‬ َ ‫م‬ ِ ‫ن الّنا‬ َ َ ْ ‫شي‬ َ َ‫ما هُو‬ ‫ن‬ َ ُ ‫ن أَبى فَل ْي‬ ٌ ‫طا‬ ْ ِ ‫ه فَإ‬ َ ّ ‫ه فَإ ِن‬ ُ ْ ‫قات ِل‬ ُ ْ‫ي َد َي ْهِ فَل ْي َد ْفَع‬ Apabila salah seorang dari kalian shalat dengan sutrah yang " melindunginya dari manusia lalu ada seseorang yang ingin melintas di depannya, maka hendaklah ia menahannya. Apabila dia menolak maka hendaknya dia mencegahnya "dengan lebih keras lagi karena dia adalah setan

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam mengajarkan kepada kita bahwa ketika seseorang melakukan shalat 27

http://myimambukhari.wordpress.com

hendaknya ia shalat dengan sutrah. Sutrah bisa berupa sandaran pelana, tombak, anak panah, ataupun seseorang yang berada di depannya ketika ia shalat. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam juga mengajarkan bahwa apabila seseorang sedang shalat kemudian lewat di depannya seorang wanita atau seekor anjing hitam maka shalatnya batal. b. Beberapa Hal Seputar Orang Yang Shalat 1. Orang yang sering keluar madzinya maka ia mencuci kemaluan dan berwudhu setiap kali akan melakukan shalat. 2. Orang yang terkena penyakit keluar air kencingnya terus menerus walaupun sedikit maka ia mencuci pakaian atau badan yang terkena kencing dan mencuci kemaluan setiap kali akan shalat. Dan sebelum shalat ia harus menjaga supaya air kencingnya tidak keluar. 3. Orang yang sedang sakit juga diharuskan membersihkan badan, pakaian, dan tempatnya dari najis apabila mampu. Apabila tidak mampu maka ia shalat sesuai dengan keadaannya saat itu.

a.Tata Cara Shalat Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam 1. Berniat dalam hati. 2. Memulai shalat dengan takbiratul ihram.

28

http://myimambukhari.wordpress.com

3. 4. 5. 6.

Mengangkat kedua telapak tangan dalam keadaan lurus dan rapat sejajar dengan telinga atau pundak dan mengucapkan "Allahu akbar". Meletakkan telapak tangan kanan di atas telapak tangan kiri, atau di pergelangan tangan kiri, atau di atas tangan kiri dan meletakkannya di atas dada. Mengarahkan pandangan ke tempat sujud. Membaca Doa Iftitah. Membaca ta'awwudz dan basmalah. Membaca surat Al Fatihah. Membaca surat atau ayat selain Al Fatihah.

7.

Ruku'. Mengangkat kedua telapak tangan dalam keadaan lurus dan rapat sejajar dengan telinga atau pundak dan mengucapkan "Allahu akbar". Meletakkan telapak tangan di lutut dan merengganggkannya seakan menggenggamnya. Meluruskan kepala dan punggung karena Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam ketika Beliau ruku' apabila dituangkan air di atas punggungnya maka air tersebut tidak tumpah. Mengarahkan pandangan mata ke tempat sujud. Membaca bacaan ruku' dan mengulanginya lebih dari sekali. 8. Bangkit dari ruku' ( i'tidal ). Mengangkat kedua telapak tangan dalam keadaan lurus dan rapat sejajar dengan telinga atau pundak dan 29

http://myimambukhari.wordpress.com

mengucapkan "sami'allahu liman hamidah" bagi imam dan orang yang shalat sendirian dan "rabbana wa lakal hamdu". Meletakkan telapak tangan kanan di atas telapak tangan kiri, atau di pergelangan tangan kiri, atau di atas tangan kiri dan meletakkannya di atas dada ( sebagian ulama berpendapat bahwa kedua tangan diluruskan ke bawah ). Mengarahkan pandangan mata ke tempat sujud. Membaca bacaan i'tidal. 9. Sujud. Mengucapkan "Allahu akbar" ketika turun untuk sujud. Menyentuhkan kedua lutut ke tanah terlebih dahulu ketika turun untuk sujud ( sebagian ulama berpendapat bahwa kedua telapak tangan didahulukan ). Menempelkan tujuh anggota badan ( kening dan hidung, kedua telapak tangan, kedua lutut, dan jemari kedua kaki ) ke tanah. Meletakkan kedua telapak tangan sejajar dengan telinga atau pundak dengan jari jemari dirapatkan dan diluruskan menghadap kiblat. Menjauhkan kedua lengan dari sisi badan dan mengangkatnya dari tanah. Menegakkan paha dan menjauhkan perut dari paha. Menempelkan kedua tumit dan menegakkan telapak kaki. Membaca bacaan sujud dan mengulanginya lebih dari sekali. 30

http://myimambukhari.wordpress.com

10.Duduk di antara dua sujud. Membaca "Allahu akbar" ketika bangun dari sujud. Duduk iftirasy atau iq'a ( duduk di atas tumit dengan kedua telapak kaki ditegakkan ). Meletakkan kedua telapak tangan di atas paha dengan jari jemari dirapatkan dan diarahkan ke kiblat. Mengarahkan pandangan mata ke tempat sujud. Membaca bacaan duduk di antara dua sujud dan mengulanginya lebih dari sekali. 11. Sujud ( yang kedua ). Melakukan gerakan dan membaca bacaan seperti sujud yang pertama. 12. Duduk sebentar ( istirahat ) sebelum berdiri rakaat kedua. Melakukan gerakan seperti duduk di antar dua sujud tanpa membaca doa apapun. 13. Bangkit ke rakaat kedua. Bangkit dengan bertelekan pada kedua telapak tangan yang digenggam atau terbuka dengan jari jemari dirapatkan, atau tangan bertelekan pada lutut sambil mengucapkan "Allahu akbar" tanpa mengangkat kedua telapak tangan. Melakukan gerakan dan membaca bacaan seperti pada rakaat pertama namun tanpa membaca Doa Iftitah dan rakaat kedua disunnahkan untuk lebih pendek dari rakaat pertama. 14. Duduk tasyahhud. 31

http://myimambukhari.wordpress.com

Setelah menyelesaikan rakaat pertama maka duduk iftirasy untuk tasyahhud. Menggenggam jari jemari tangan kanan dan membentuk lingkaran dengan ibu jari dan jari tengah kemudian mengarahkan telunjuk ke arah kiblat. Menggerak-gerakkan telunjuk tangan kanan dan mengarahkan pandangan padanya ( atau tetap memandang ke arah tempat sujud ). Membaca doa tasyahhud dan shalawat. Hal-hal tersebut dikerjakan untuk semua tasyahhud. 15. Bangkit rakaat ketiga. Mengangkat kedua telapak tangan dalam keadaan lurus dan rapat sejajar dengan telinga atau pundak dan mengucapkan "Allahu akbar". Melakukan gerakan dan membaca bacaan seperti pada rakaat kedua dan rakaat ketiga disunnahkan untuk lebih pendek dari rakaat kedua. Boleh langsung ruku' setelah membaca Al Fatihah atau membaca beberapa ayat terlebih dahulu sebelum ruku'. 16. Bangkit rakaat keempat. Melakukan gerakan dan membaca bacaan seperti pada rakaat ketiga dan rakaat keempat disunnahkan untuk lebih pendek dari rakaat ketiga. 17. Duduk tasyahhud akhir. Duduk dalam posisi tawarruk. Melakukan gerakan dan membaca bacaan seperti pada tasyahhud pertama. 32

http://myimambukhari.wordpress.com

Membaca doa perlindungan dari empat hal kemudian membaca doa apa saja. 18. Menoleh ke kanan sampai terlihat pipi kanan dari arah belakang. Mengucapkan bacaan salam. Menoleh ke kiri sampai terlihat pipi kiri dari arah belakang. Mengucapkan bacaan salam. I. Mandi a. Mandi Mandi adalah mengalirkan air ke seluruh bagian tubuh dengan niat menghilangkan hadats besar agar diperbolehkan mengerjakan ibadah yang semula terhalang karena adanya hadats tersebut. Seseorang mandi untuk menyegarkan tubuh atau sekedar menghilangkan kotoran. Namun ada beberapa hal yang mengharuskan seseorang untuk mandi antara lain keluarnya mani, bertemunya dua kemaluan, orang yang baru masuk Islam, seorang muslim yang mati selain karena perang, dan perempuan muslimah yang suci dari haidh atau nifas. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam Shallallahu 'alaihi wa sallam telah mengajarkan kepada umatnya tata cara mandi yang benar. Seseorang yang mandi dengan mengikuti tata cara Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam Shallallahu 'alaihi wa sallam dengan niat ittiba' kepada Beliau ia akan mendapatkan pahala dari Allah Ta'ala. b. Hal-Hal Yang Mewajibkan Mandi 33

http://myimambukhari.wordpress.com

1. 2. 3. 4. 5. 6.

Berhentinya darah haidh atau nifas bagi wanita. Bertemunya dua kemaluan. Orang yang baru masuk Islam. Keluar mani. Seorang muslim yang mati selain karena perang. Mandi untuk melaksanakan shalat Jum'at bagi seorang muslim yang telah baligh ( sebagian ulama menghukuminya dengan sunnah muakkadah ).

a. Syarat-Syarat Mandi

1. 2. 3. 4.

Niat.

5. 6.

Menggunakan air suci dan mubah.

7.

Telah berhentinya hal-hal yang mewajibkan mandi ( seperti telah suci dari haidh dan nifas bagi wanita ).

Islam. Berakal. Tamyiz ( mampu membedakan antara yang suci dengan yang najis ). Tidak ada sesuatu yang menghalangi sampainya air ke kulit.

a. Mandi-Mandi Yang Disunnahkan

1.

Mandi untuk ihram pada saat berhaji. 34

http://myimambukhari.wordpress.com

2. Mandi ketika akan masuk kota Makkah. 3. Mandi ketika akan mengulangi persetubuhan. 4. Mandi setelah memandikan jenazah. 5. Mandi setelah mengubur mayat seorang yang musyrik. 6. Mandi setiap akan shalat bagi wanita yang istihadhah. 7. Mandi setelah siuman dari pingsan. 8. Mandi setelah berbekam ( hijamah ). 9. Mandi untuk shalat 'Id ( Hari Raya ). 10.Mandi pada hari Arafah bagi seorang yang berhaji. a.Tata Cara Mandi Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam َ َ ‫س‬ ‫ل‬ ِ ‫ه‬ َ ْ ‫ن ال‬ َ َ‫جَناب َةِ فَغ‬ ْ ُ‫م غ‬ َ َ‫ه عَل َي ْهِ و‬ ُ ‫ت ل َِر‬ ُ َ ‫سل‬ َ ّ ‫سل‬ ُ ّ ‫صّلى الل‬ ُ ْ ‫أد ْن َي‬ َ ِ‫ل الل ّه‬ ْ ‫م‬ ِ ‫سو‬ َ ُ ‫ل يده في اْلناِء ث‬ َ ‫فيه مرتي‬ ‫ه‬ َ ْ ‫م أ َد‬ ِ ‫ج‬ َِ ِ ُ َ َ َ ‫خ‬ ِ ‫م أفَْرغَ ب ِهِ عََلى فَْر‬ ّ ّ ُ ‫ن أوْ ث ََلًثا ث‬ ِ ْ َ ّ َ ِ ْ ّ َ‫ك‬ َ ‫شديدا ث ُم توضأ‬ َ ً ْ ‫ض فَد َل َك ََها د َل‬ ِ ِ‫ب ب‬ ِ ِ‫ه ب‬ ّ َ َ ّ ً ِ َ ‫كا‬ َ ‫ضَر‬ َ ‫م‬ َ َ‫وَغ‬ َ ‫ش‬ ّ ُ ‫مال ِهِ ث‬ َ ‫ش‬ ُ َ ‫سل‬ َ ‫مال ِهِ اْلْر‬ ْ َ َ ‫س‬ ْ ‫م‬ ‫ل‬ ّ َ ‫لَء ك‬ َ ‫ح‬ َ ‫سهِ ث ََل‬ ِ ‫ت‬ ٍ ‫فَنا‬ ِ ‫م أفَْرغَ عََلى َرأ‬ َ ‫ث‬ ُ ُ‫و‬ َ َ‫م غ‬ ّ ُ ‫فه ِ ث‬ ّ ُ ‫صَلةِ ث‬ ّ ‫ضوَءهُ ِلل‬ َ َ ِ ‫مهِ ذ َل‬ َ ‫س‬ ‫ه‬ َ ‫م‬ ِ ‫قا‬ ْ ِ‫ل ر‬ ّ َ ‫م ت َن‬ َ ‫سائ َِر‬ َ َ‫ك فَغ‬ َ ‫ج‬ َ ُ ُ ‫م أت َي ْت‬ ّ ُ ‫جل َي ْهِ ث‬ َ ‫ن‬ ّ ُ ‫سدِهِ ث‬ ْ َ‫حى ع‬ ْ ِ ْ ‫من‬ ِ ‫ِبال‬ ُ‫ل فََرد ّه‬ ِ ‫دي‬ Aku pernah menyiapkan air untuk mandi junub Rasululah “ Shallallahu 'alaihi wa sallam. Beliau mencuci kedua telapak tangannya dua atau tiga kali kemudian memasukkan tangan kanannya ke dalam wadah air ( untuk menciduk air ) lalu mencuci kemaluan Beliau dengan tangan kiri. Setelah itu 35

http://myimambukhari.wordpress.com

Beliau meletakkan tangan kirinya di tanah dan menggosokgosokkannya sampai benar-benar bersih. Selanjutnya Beliau berwudhu sebagaimana wudhu untuk shalat kemudian Beliau menyiram kepalanya dengan air sepenuh telapak tangan sebanyak tiga kali dan meratakannya ke seluruh tubuh. Kemudian Beliau bergeser dari tempat semula dan membasuh kedua kakinya. Selanjutnya aku memberikan handuk kepada “.Beliau namun Beliau menolaknya Sifat mandi yang sempurna dan mencakup hal-hal yang wajib maupun sunnah antara lain adalah sebagai berikut .Berniat dalam hati.1 .Membaca basmalah dalam hati.2 .Mencuci kedua telapak tangan tiga kali.3 .Membersihkan kemaluan dengan tangan kiri.4 Membersihkan tangan kiri dengan cara mencucinya.5 menggunakan air, debu, atau tanah yang suci, atau .dengan mengusap-usapkannya di tembok .Berwudhu secara sempurna.6 Menyela-nyela rambut dengan air sampai merata.7 .kemudian menyiramnya 3 kali .Meratakan air ke seluruh tubuh.8 Berpindah ke tempat semula kemudian membasuh.9 .kedua kaki

36

Related Documents