File.pdf

  • Uploaded by: Anrhy Jts Bthree
  • 0
  • 0
  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View File.pdf as PDF for free.

More details

  • Words: 26,369
  • Pages: 165
UNIVERSITAS INDONESIA

SISTEM INFORMASI PENCATATAN DAN PELAPORAN PELAYANAN KESEHATAN IBU TAHUN 2010 DI UPT PUSKESMAS KECAMATAN SUKMAJAYA KOTA DEPOK

SKRIPSI

Lupi Trijayanti 0706273386

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT PROGRAM STUDI SARJANA KESEHATAN MASYARAKAT DEPOK 2011

Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011

UNIVERSITAS INDONESIA

SISTEM INFORMASI PENCATATAN DAN PELAPORAN PELAYANAN KESEHATAN IBU TAHUN 2010 DI UPT PUSKESMAS KECAMATAN SUKMAJAYA KOTA DEPOK

SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana

Lupi Trijayanti 0706273386

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT PROGRAM STUDI SARJANA KESEHATAN MASYARAKAT KEKHUSUSAN INFORMATIKA KESEHATAN DEPOK 2011

Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011

Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011

Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan YME yang telah memberikan rahmat-Nya sehingga dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Sistem Informasi Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Kesehatan Ibu Tahun 2010 di UPT Puskesmas Kecamatan Sukmajaya Kota Depok”. Skripsi ini dapat tersusun berkat bantuan dan bimbingan orang-orang yang telah membantu kami selama penyusunan. Saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Allah SWT yang telah memberikan karunia Nya serta mempermudah semua urusan dalam penyusunan skripsi ini. 2. Bapak R. Sutiawan, S.Kom, M.Si selaku pembimbing akademik yang telah memberikan arahan dalam penyusunan skrips ini. 3. Ibu Milla Herdayati, SKM, M.Si selaku penguji dalam yang telah memberikan banyak masukkan dan perbaikan dalam skripsi ini. 4. dr. Toni Hermawan selaku penguji luar yang telah meluangkan waktu untuk hadir dan menguji skripsi saya. 5. Keluarga yang selalu memberikan dukungan fasilitas, semangat

dan

kebahagiaan disaat saya sedih dalam menyelesaikan skripsi ini dan terutama my lovely father yang sudah damai di dunia barunya sekarang. 6. Bu Elis selaku pembimbing lapangan yang telah banyak memberikan masukkan

Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011

7. Bu Hidayati, staf Puskesmas Sukmajaya yang telah banyak memberikan masukkan dan bantuan terhadap keberlangsungan skripsi saya. 8. Teman-teman departemen biostatistik angkatan 2007 (Noerfitri, Lanova, Novita Gusti, Dyana, Biyanti, Novi, Anjar, Nanda, Retno, Atik, Hesti, Anan, Berdit) yang telah banyak mendengar keluh kesah saya dan membantu doa. 9. Kakak-kakak ekstensi (Mba Novi, Mba Inong, Mba Vita, Ka ika), adik-adik departemen biostatistik angkatan 2008 serta teman-teman yang tidak bisa disebutkan satu per satu yang telah memberikan bantuan. Saya sadar bahwa skripsi yang telah disusun masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, saya memerlukan masukan, saran, dan kritik yang membangun agar dapat menyempurnakan penyusunan skripsi. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Depok, 31 Mei 2011

Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011

Lupi Trijayanti

Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011

Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011

ABSTRAK Nama : Lupi Trijayanti Program Studi : Sarjana Kesehatan Masyarakat Judul : Sistem Informasi Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Kesehatan Ibu di UPT Puskesmas Kecamatan Sukmajaya Skripsi ini membahas mengenai kualitas informasi yang dihasilkan oleh Puskesmas Sukmajaya Kota Depok masih rendah untuk pengambilan keputusan. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan model manajemen informasi pemantauan wilayah setempat terkait kesehatan ibu yang dapat menghasilkan informasi berbasis fakta untuk pengambilan keputusan yang tepat sasaran. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan cara observasi dan wawancara, serta melakukan analisis sistem dan mengembangkan sistem yang sudah ada. Hasil analisis dari penelitian ini adalah adanya kekurangan dan kendala dari sistem yang sudah berjalan di Puskesmas Sukmajaya sehingga mempengaruhi kualitas dari informasi. Sehingga hasil dari penelitian adalah sebuah rancangan sistem informasi pencatatan dan pelaporan yang berbasis spreadsheet dan database untuk pelayanan kesehatan ibu di Puskesmas Sukmajaya Kota Depok. Kata kunci : kesehatan ibu, spreadsheet, pencatatan, pelaporan

Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011

ABSTRACT

Name Study Programme Tittle

: Lupi Trijayanti : Bachelor Of Public Health : Registry and Report Information System of Maternal Health Care at Sukmajaya Primary Health Center

This thesis describes about quality of information that is produced by Sukmajaya Primary Health Center, Depok. The quality of information that is produced by Sukmajaya Primary Health Center, is still low to make a decision. So, this research is in order to make information management model of surveilance that concern about maternal health care. So, it can produce information based of evidence to make a decision that can intervetion to certain target. This thesis use qualitative methods with observation, interview and analysis a system and then discover a existing system. The results of this research that information system at primary health center of sukmajaya has some weakness and constraint so it can influence quality of information. Result from this research is a discovery of registry and report information system based on spreadsheet and database for maternal health care at Sukmajaya Primary Health Center,Depok. Key words : maternal health, spreadsheet, registry, report

Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011

DAFTAR ISI

Abstrak................................................................................................................... ii Daftar Isi ............................................................................................................... iv Daftar Gambar ..................................................................................................... ix Daftar Tabel ......................................................................................................... xi Bab I. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang........................................................................................... 1 1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................... 4 1.3 Pertanyaan Penelitian ................................................................................ 4 1.4 Tujuan 1.4.1. Tujuan Umum ................................................................................. 4 1.4.2. Tujuan Khusus ................................................................................ 5 1.5 Manfaat Penelitian 1.5.1. Bagi Instansi Terkait ....................................................................... 5 1.5.1. Bagi Peneliti ................................................................................... 5 1.5.1. Bagi Fakultas Kesehatan Masyarakat ............................................. 6 1.6 Ruang Lingkup Penelitian ......................................................................... 6 Bab II. Tinjauan Pustaka 2.1 Pelayanan Kesehatan Ibu 2.1.1 Pelayanan Antenatal..................................................................... 7 2.1.2 Pertolongan Persalinan................................................................. 8 2.1.3 Pelayanan Kesehatan Ibu Nifas.................................................... 8 2.1.4 Deteksi Dini Faktor Risiko dan Komplikasi Kebidanan oleh Tenaga Kesehatan Maupun Masyarakat .................................... 9 2.1.5 Penanganan Komplikasi Kebidanan .......................................... 10 2.2 Puskesmas................................................................................................ 11 2.3 Indikator 2.3.1 Pengertian Indikator ................................................................... 12 2.3.2 Prasyarat dan Janis Indikator ..................................................... 12 2.3.3 Indikator Kesehatan Ibu ............................................................. 13

Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011

2.4 PWS KIA ................................................................................................. 13 2.5 Evidence Based 2.5.1 Definisi ...................................................................................... 16 2.5.2 Penilaian Kualitas dan Batas dari Fakta .................................... 17 2.5.3 Hambatan Penggunaan Secara Luas Fakta Dalam Pembuatan Keputusan .................................................................................. 17 2.6 Basis Data 2.6.1 Pengertian Data ......................................................................... 18 2.6.2 Pengertian Basis Data ............................................................... 18 2.6.3 Bahasa Basis Data ..................................................................... 19 2.6.4 Model Basis Data ...................................................................... 19 2.7 Sistem Informasi 2.7.1 Pengertian dan Karakteristik Sistem ......................................... 21 2.7.2 Pengertian dan Karakteristik Informasi ..................................... 24 2.7.3 Pengertian dan Jenis Sistem Informasi ...................................... 26 2.7.4 Sistem Informasi Berbasis Komputer ....................................... 30 2.7.5 Pendekatan Sistem .................................................................... 31 2.7.6 Pengembangan Sistem Informasi .............................................. 32 2.7.6.1

SDLC ......................................................................... 32

2.7.6.2

Prototipe Model .......................................................... 34

2.7.6.3

Analisis Pengembangan Sistem ................................. 35

2.7.6.4

Jenis Perangkat Pemodelan ......................................... 36

2.7.6.5

Desain Sistem ............................................................. 39

2.7.6.6

Implementasi dan Pengujian Sistem .......................... 41

2.9 Teknologi Dalam Dunia Kesehatan ........................................................ 42 Bab III. Kerangka Konsep 3.1 Kerangka Teori ........................................................................................ 44 3.2 Kerangka Konsep .................................................................................... 45 3.3 Definisi Operasional ................................................................................ 46 Bab IV. Metodologi 4.1 Desain Penelitian ..................................................................................... 48

Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011

4.2 Waktu dan Lokasi Penelitian ................................................................... 48 4.3 Unit Penelitian ......................................................................................... 48 4.4 Sumber dan Metode Pengumpulan Data ................................................. 49 4.5 Instumen Pengumpulan Data ................................................................... 49 4.6 Informan Pengumpulan Data ................................................................... 49 4.7 Langkah-Langkah Pengembangan Sistem .............................................. 50 4.7.1 Tahap Analasis Sistem 4.7.1.1

Studi Kelayakan ........................................................ 50

4.7.1.2

Analisis Kebutuhan .................................................... 51

4.7.1.3

Analisis Peluang Pengembangan Sistem ................... 52

4.7.2 Tahap Desain Sistem .................................................................. 52 Bab V. Hasil Penelitian 5.1 Gambaran Geografis ................................................................................ 53 5.2 Gambaran Demografis 5.2.1 Komposisi Penduduk Menurut Janis Kelamin dan Kelompok Umur ............................................................................................ 53 5.2.2 Kepadatan Penduduk dan Pertumbuhan Penduduk .................... 55 5.3 Data Umum Puskesmas Sukmajaya 5.3.1 Ketenagaan ................................................................................. 56 5.3.2 Struktur Organisasi ..................................................................... 57 5.3.3 Sarana dan Prasarana .................................................................. 58 5.3.4 Program Kesehatan Ibu di Puskesmas Sukmajaya ..................... 60 5.3.4.1 Cakupan Program Pelayanan Kesehatan Ibu ..................... 62 5.4 Analisis Sistem Informasi Pelayanan Kesehatan Ibu di Puskesmas Sukmajaya Kota Depok 5.4.1 Studi Kelayakan .......................................................................... 65 5.4.2 Analisis Kebutuhan .................................................................... 66 5.4.2.1 Input Sistem Informasi Pencatatan dan Pelaporan Kegiatan Pelayanan Kesehatan Ibu di Puskesmas Sukmajaya Kota Depok ................................................................................ 69

Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011

5.4.2.2 Proses Sistem Informasi Pencatatan dan Pelaporan Kegiatan Pelayanan Kesehatan Ibu di Wilayah Kerja Puskesmas Sukmajaya Kota Depok ..................................................... 71 5.4.2.3 Output Sistem Informasi Pencatatan dan Pelaporan Kegiatan Pelayanan Kesehatan Ibu di Puskesmas Sukmajaya Kota Depok ................................................................................ 73 5.4.2.4 Simpulan Masalah Sistem Informasi Pencatatan dan Pelaporan Kegiatan Pelayanan Kesehatan Ibu di Puskesmas Sukmajaya Kota Depok ..................................................... 74 5.4.3 Analisis Peluang Pengembangan Sistem .................................... 75 Bab VI. Pembahasan 6.1 Pengembangan Sistem Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Kesehatan Ibu di Puskesmas Sukmajaya .................................................................. 78 6.1.1 Bagan Alir Sistem ....................................................................... 80 6.1.2 Diagram Alir Data Level 1 ......................................................... 82 6.1.3 Diagram Alir Data Level 2 ......................................................... 82 6.1.4 Entity Relationship Diagram (ERD) .......................................... 84 6.2 Rancangan Hubungan Antar Tabel ........................................................ 84 6.3 Kamus Data ............................................................................................. 85 6.4 Desain Antar Muka Sistem Informasi Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Kesehatan Ibu di Puskesmas Sukmajaya Kota Depok ........... 88 6.4.1 Input Data ................................................................................... 89 6.4.2 Output ......................................................................................... 93 6.5 Pembahasan ........................................................................................... 102 6.5.1 Sistem Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Kesehatan Ibu di Puskesmas Sukmajaya Kota Depok .......................................... 102 6.5.2 Rancangan Teknologi ............................................................... 103 6.5.3 Kelebihan dan Kekurangan Sistem .......................................... 104 6.5.4 Perbandingan Sistem ................................................................ 105 6.5.5 Prasyarat Berjalannya Sistem ................................................... 106

Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011

6.5.6 Peran Serta Sistem Sebagai Solusi Pemecahan Masalah di Puskesmas Sukmajaya Kota Depok ........................................... 107 Bab VII. Kesimpulan dan Saran 7.1 Kesimpulan ............................................................................................ 113 7.2 Saran ...................................................................................................... 114 Daftar Pustaka .................................................................................................. 115 Lampiran

Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Simbol Pada Diagram Alur Program Terstruktur ............................... 37 Tabel 2.2 Simbol Pada DFD ............................................................................... 38 Tabel 3.1 Definisi Operasional ........................................................................... 46 Tabel 5.1 Wilayah Kerja Puskesmas Sukmajaya ................................................ 53 Tabel 5.2 Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur di Puskesmas Sukmajaya Tahun 2009 ......................................................................................... 54 Tabel 5.3 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin Per Kelurahan di Puskesmas Sukmajaya Tahun 2009....................................................................... 55 Tabel 5.4 Kepadatan Penduduk Per Kelurahan Di Puskesmas Sukmajaya Tahun 2009..................................................................................................... 55 Tabel 5.5 Keadaan Tenaga di Puskesmas Sukmajaya Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tahun 2009 ...................................................................... 56 Tabel 5.6 Keadaaan Fasilitas Sarana dan Komunikasi Puskesmas Sukmajaya Tahun 2009 ......................................................................................... 58 Tabel 5.7 Jumlah Ibu Hamil Yang Mendapatkan Tablet Fe1, Fe 3 Menurut Kelurahan Puskesmas Sukmajaya Tahun 2009 .................................. 62 Tabel 5.8 Jumlah Wanita Usia Subur Dengan Status Imunisasi TT Menurut Kelurahan Puskesmas Sukmajaya Tahun 2009 .................................. 63 Tabel 5.9 Jumlah Persalinan Ditolong Tenaga Kesehatan Puskesmas Sukmajaya Tahun 2007-2009 ................................................................................ 64 Tabel 5.10 SOP Pencatatan dan Pelaporan Kegiatan Pelayanan Kesehatan Ibu di Puskesmas Sukmajaya Kota Depok .................................................... 67 Tabel 5.11 Simpulan Masalah Sistem Informasi Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Kesehatan Ibu di Puskesmas Sukmajaya ........................... 74 Tabel 5.12 Analisis Peluang Pengembangan Sistem Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Kesehatan Ibu di Puskesmas Sukmajaya ........................... 76 Tabel 6.1 Kamus Data dari Tabel Posyandu ....................................................... 85 Tabel 6.2 Kamus Data dari Tabel Klinik ............................................................ 85 Tabel 6.3 Kamus Data dari Tabel Puskesmas ..................................................... 86

Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011

Tabel 6.4 Kamus Data dari Tabel Desa .............................................................. 86 Tabel 6.5 Kamus Data dari Tabel Kelurahan ...................................................... 86 Tabel 6.6 Kamus Data dari Tabel Kecamatan .................................................... 86 Tabel 6.7 Kamus Data dari Tabel Bumil ............................................................ 86 Tabel 6.8 Kamus Data dari Tabel Kunjungan Bumil.......................................... 87 Tabel 6.9 Kamus Data dari Tabel Hamil ............................................................ 87 Tabel 6.10 Kamus Data dari Tabel Nifas............................................................. 87 Tabel 6.11 Kamus Data dari Tabel Komplikasi ................................................... 88 Tabel 6.12 Kamus Data dari Tabel Rujuk............................................................ 88 Tabel 6.13 Kelebihan dan Kekurangan Sistem Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Kesehatan Ibu di Puskesmas Sukmajaya Kota Depok ... 104 Tabel 6.14 Perbandingan Sistem Lama dan Sistem Baru .................................. 105

Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Bentuk Model Data Hierarkis .......................................................... 20 Gambar 2.2 Bentuk Model Data Jaringan ............................................................ 21 Gambar 2.3 Komponen DSS ................................................................................ 29 Gambar 2.4 Komponen Sistem Kecerdasan Buatan ............................................. 30 Gambar 2.5 Penggunaan Informasi ...................................................................... 31 Gambar 2.6 Elemen Pemecahan Masalah ............................................................ 32 Gambar 2.7 SDLC Waterfall ................................................................................ 33 Gambar 3.1 Kerangka Teori.................................................................................. 44 Gambar 3.2 Kerangka Konsep ............................................................................. 45 Gambar 4.1 SDLC Waterfall ................................................................................ 50 Gambar 5.1 Bagan Organisasi UPT Puskesmas Kecamatan Sukmajaya Tahun 2010 ................................................................................................... 57 Gambar 5.2 Kunjungan Ibu Hamil di Puskesmas Sukmajaya ............................. 62 Gambar 5.3 Jumlah Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan Puskesmas Sukmajaya Tahun 2007-2009 .............................................................................. 64 Gambar 5.4 Presenatse Peserta KB Baru dan KB Aktif Menurut Kecamatan dan Puskesmas Kelurahan Sukmajaya Tahun 2009 ................................ 65 Gambar 5.5 Diagram Konteks Sistem Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Kesehatan Ibu di Puskesmas Sukmajaya Koata Depok ................... 69 Gambar 6.1 Rancangan Alur Pelaksanaan Sistem Pencatatan dan Pelaporan Kegiatan Pelayanan Kesehatan Ibu di Puskesmas Sukmajaya ......... 79 Gambar 6.2 Diagram Konteks Sistem Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Kesehatan Ibu di Puskesmas Sukamajaya ....................................... 81 Gambar 6.3 Diagram Alir Data Level 1 Sistem Informasi Pencatatan dan Pelaporan Kesehatan Ibu di Puskesmas Sukmajaya .......................... 82 Gambar 6.4 Diagram Alir Data Level 2 Sistem Informasi Pencatatan dan Pelaporan Kesehatan Ibu di Puskesmas Sukmajaya ......................... 83

Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011

Gambar 6.5 Entity Relationship Diagram (ERD) Sistem Informasi Pencatatan dan Pelaporan Kesehatan Ibu di Puskesmas Sukmajaya ......................... 84 Gambar 6.6 Table Relationship Diagram (TRD) Sistem Informasi Pencatatan dan Pelaporan Kesehatan Ibu di Puskesmas Sukmajaya ......................... 85 Gambar 6.7 Menu Halaman Utama Sistem Pencatatan dan Pelaporan Kesehatan Ibu di Puskesmas Sukmajaya ........................................................... 89 Gambar 6.8 Menu Halaman Input Sistem Pencatatan dan Pelaporan Kesehatan Ibu di Puskesmas Sukmajaya .................................................................. 90 Gambar 6.9 Form Data Dasar Ibu dan Data Persalinan ........................................ 91 Gambar 6.10 Form Data Kunjungan Ibu Hamil ................................................... 92 Gambar 6.11 Form Data Nifas .............................................................................. 93 Gambar 6.12 Menu Laporan Sistem Pencatatan dan Pelaporan Kesehatan Ibu ... 94 Gambar 6.13 Garfik Cakupan Imunisasi TT1 dn TT2 (Contoh) .......................... 94 Gambar 6.14 Grafik Pemberian Tablet Fe1 dan Fe3 Tahun 2007-2009............... 95 Gambar 6.15 Cakupan K1 dan K4 Tahun 2007-2009 .......................................... 96 Gambar 6.16 Cakupan Deteksi Risiko Ibu Hamil Oleh Masyarakat Tahun 20062010 (Contoh) ................................................................................. 97 Gambar 6.17 Cakupan Deteksi Risiko Ibu Hamil Oleh Tenaga Kesehatan Tahun 2006-2010 (Contoh) ....................................................................... 97 Gambar 6.18 Cakupan Ibu Hamil Berisiko Yang Dirujuk .................................. 98 Gambar 6.19 Cakupan Penolong Persalinan Tahun 2007-2009 .......................... 99 Gambar 6.20 Cakupan Pemberian Vitamin A Bulan Januari-Mei 2009 (Contoh) .......................................................................................... 99 Gambar 6.21 Cakupan Komplikasi Obstetri Yang Ditangani Januari-Mei 2009 (Contoh) ....................................................................................... 100 Gambar 6.22 Grafik PWS Cakupan K1 Murni Di Wilayah Kerja Puskesmas Sukmajaya Januari-Juni 2011 (Contoh) ......................................... 101 Gambar 6.23 Langkah Sistem Dalam Mengurangi Kesalahan Data .................. 107 Gambar 6.24 Langkah Sistem Dalam Meminimalisasi Ketidaklengkapan Data .............................................................................................. 109 Gambar 6.25 Langkash Sistem Dalam Mencari Duplikasi Data ....................... 110

Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011

Gambar 6.26 Fungsi Sistem Dalam Melihat Pasien Dalam dan Luar Wilayah .. 111 Gambar 6.27 Fungsi Sistem Dalam Penyajian Data .......................................... 112

Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan salah satu kunci keberhasilan pembangunan. Hal ini dapat dilihat dari keadaan kesehatan sumber daya manusia yang melaksanakan pembangunan suatu bangsa. Kesehatan sumber daya menusia harus diperhatikan sejak awal kehidupannya. Awal kehidupan yang lebih baik dapat dilihat pada masa kehamilan seorang ibu. Negara Asia Tenggara menyumbang sepertiga dari kematian ibu dan anak secara global. Sebanyak 98% dari seluruh kematian ibu dan anak terjadi di India, Bangladesh, Indonesia, Nepal dan Myanmar (“Angka Kematian Ibu”). Menurut SDKI (Survei Demografi Kesehatan Indonesia) 2007, AKI (Angka Kematian Ibu) sebesar 228 per 100.000 kelahiran hidup. Bila disesuaikan oleh target MDG’s, Indonesia harus menurunkan angka kematian ibu menjadi 102 per 100.000 kelahiran hidup (Depkes RI, 2009). Namun perkembangan penurunan angka kematian ibu di Indonesia masih berjalan lambat dan diprediksi tidak dapat memenuhi target MDG’s pada tahun 2015. Data mengenai jumlah kematian ibu melahirkan di Provinsi Jawa Barat pada tahun 2009 menunjukkan bahwa Kota Depok menduduki peringkat ke 18 dari 26 kabupaten/kota di Provinsi Jawa Barat. Hal ini dikarenakan Kota Depok memiliki 19 kasus kematian ibu. Adapun pada tahun 2010, yaitu dari bulan Januari hingga September, jumlah kematian ibu di kota Depok masih cukup tinggi yakni mencapai 11 orang. Rata-rata penyebab dari kematian ibu di kota Depok disebabkan oleh kurang gizi dan pendarahan. Kematian ibu di Depok rata-rata terjadi pada persalinan dan masa nifas (“Kematian Ibu”). Kecamatan Sukmajaya merupakan daerah penyumbang kematian ibu terbanyak kedua di Kota Depok yaitu dengan jumlah kematian ibu sebanyak 2 orang. Depok adalah salah satu kota yang memiliki kepadatan penduduk yang cukup tinggi sehingga perlu adanya kualitas pelayanan kesehatan yang baik yang dapat mencakup seluruh masyarakat dari segala kalangan di setiap wilayah

Universitas Indonesia Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011

2

kerjanya. Menurut hasil sensus penduduk yang dilakukan BPS Kota Depok bahwa tahun 2010, luas wilayah Kota Depok adalah sekitar dengan 199,44 km² dengan jumlah penduduk secara keseluruhan adalah 1.736.565 jiwa dan tingkat kepadatan penduduk adalah sebesar 8.707 orang per km². Kecamatan Sukmajaya yang merupakan wilayah kerja dari puskesmas tempat penelitian memiliki penduduk terbanyak kedua di Kota Depok sebanyak 232.895 jiwa atau sebesar 13,41 persen. Kecamatan Sukmajaya memiliki sex ratio sebesar 100 yang dimaksudkan bahwa jumlah penduduk laki-laki dan perempuan sama (BPS, 2010). Selain itu, penduduk wanita usia reproduktif di wilayah kerja Puskesmas Sukmajaya dari tahun 2007 hingga 2009 lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok umur yang lain (Puskesmas Sukmajaya, 2010). Karakteristik penduduk di Kecamatan Sukmajaya memiliki jumlah wanita usia reproduktif cukup tinggi sehingga harus diiringi dengan perhatian terhadap manajemen pelayanan kesehatan ibu serta upaya peningkatan mutu pelayanan kesehatan ibu. Salah satu upaya manajemen pada program kesehatan ibu diantaranya adalah PWS KIA (Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Anak). Adapun pengertian dari pemantauan wilayah setempat itu sendiri adalah alat manajemen untuk melakukan pemantauan program KIA di suatu wilayah kerja secara terus-menerus. Kegiatan pemantauan dalam PWS KIA terdiri dari pengumpulan, pengolahan, analisis, dan interpretasi data serta penyebarluasan informasi ke penyelenggara program dan pihak/instansi terkait dan tindak lanjut (Depkes RI, 2009). Dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan ibu dan PWS diperlukan sebuah indikator untuk mempermudah penilaian perkembangan dari kinerja pelayanan. Adapun kegunaan dari indikator yang adekuat adalah menghasilkan gambaran situasi kesehatan yang lebih mencerminkan keadaan sesungguhnya (evidence) di masyarakat. Pada kegiatannya, pelayanan kesehatan ibu memiliki beberapa indikator. Indikator yang digunakan untuk menggambarkan situasi kesehatan ibu dan pelayanan, yaitu cakupan pelayanan K1, K1 murni, K4, TT1, TT2, Fe1, Fe3, persalinan oleh tenaga kesehatan, deteksi risiko oleh masyarakat, kasus risiko

Universitas Indonesia Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011

3

yang dirujuk, komplikasi obstetrik, serta ibu nifas yang mendapat vitamin A. Indikator-indikator tersebut membantu dalam mengevaluasi kinerja pelayanan dan kondisi kesehatan masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Sukmajaya. Kondisi saat ini di Puskesmas Sukmajaya, sistem pencatatan dan pelaporan pelayanan kesehatan ibu belum dapat menghasilkan perhitungan indikator yang baik. Hal tersebut dikarenakan pencatatan dan pelaporan yang dilakukan instansiinstansi kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Sukmajaya masih memiliki kekurangan dalam hal kelengkapan dan ketepatan dalam pencatatan dan pelaporan. Selain itu, kendala yang dalam hal mengurangi pencatatan double record. Kondisi pelaporan cakupan dari indikator di Puskesmas Sukmajaya belum dioptimalkan dalam penyajian untuk pengambilan keputusan yang cepat dan tepat, serta berdasarkan evidence based. Dilain pihak, pengambilan keputusan dengan cepat sangat membantu dalam merencanakan program kesehatan selanjutnya agar lebih tepat sasaran. Salah satu pendukung dalam pengambilan keputusan yang cepat adalah cara penyajian data. Puskesmas Sukmajaya merupakan puskesmas yang ditetapkan sebagai puskesmas standar sehingga diperlukan tindakan intervensi dari puskesmas itu sendiri tanpa menunggu hasil dari dinas kesehatan kota. Namun, menurut Kepala Puskesmas Sukmajaya, laporan cakupan yang dilaporkan ke kepala puskesmas dan Dinas Kesehatan kota Depok masih dalam bentuk jumlah angka. Hal tersebut menyebabkan tidak terlihatnya gap masalah dengan jelas sehingga data perlu diolah dengan penyajian yang lebih baik untuk pengambilan keputusan. Oleh karena itu, demi memudahkan proses sistem informasi tersebut maka diperlukan pemanfataan teknologi dan perbaikan sistem pengumpulan data yang berfungsi memudahkan dan mengefisiensikan pekerjaan dalam pengubahan suatu data menjadi informasi agar informasi yang didapat berkualitas baik. Diharapkan adanya otomasi dalam proses pencatatan, pengolahan data dan pembuatan laporan dalam bentuk sistem informasi pencatatan dan pelaporan data berbasis spreadsheet dan database yang dapat mempermudah pekerjaan.

Universitas Indonesia Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011

4

1.2 Rumusan Masalah Puskesmas Sukmajaya merupakan puskesmas yang ditetapkan sebagai puskesmas standar di kota Depok dan juga sudah berstandar ISO 901:2001. Namun, bila dilihat dari sistem pencatatan dan pelaporan pelayanan kesehatan ibu masih memiliki kendala dalam menghasilkan informasi yang berkualitas baik. Adapun yang mempengaruhi kurangnya kualitas informasi adalah adanya cakupan melebihi 100% seperti cakupan K1 sebesar 104,82%. Hal tersebut disebabkan masih adanya perhitungan yang tidak valid ataupun kesalahan dalam pendataan dari sumber daya manusianya sendiri, dan duplikasi data. Duplikasi data dapat terjadi di loket pendaftaran dengan adanya pasien yang lupa membawa kartu berobat sehingga akan dibuatkan kartu berobat yang baru dengan nomor rekam medis yang berbeda. Hal tersebut terjadi rata-rata dalam sehari pada 10 pasien dari 168 kunjungan. Kendala lainnya adalah ketidaklengkapan laporan ke puskesmas, serta penyajian data yang tidak mendukung untuk pengambilan keputusan secara cepat dan tepat. Hal tersebut tidak hanya merusak dari kualitas informasi juga dapat menghambat pengambilan keputusan yang evidence based. Dalam hal ini terkadang diperlukannya teknologi terkait proses manajemen informasi.

1.3 Pertanyaan Penelitian Bagaimana sistem informasi pencatatan dan pelaporan pelayanan kesehatan ibu guna menghasilkan informasi berbasis fakta untuk pengambilan keputusan yang tepat sasaran.

1.4 Tujuan 1.4.1

Tujuan Umum Menghasilkan sistem informasi pencatatan dan pelaporan pelayanan

kesehatan ibu yang dapat menghasilkan informasi berbasis fakta untuk pengambilan keputusan yang tepat sasaran.

Universitas Indonesia Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011

5

1.4.2

Tujuan Khusus 1. Mengetahui kendala atau masalah teknis sistem informasi pencatatan dan pelaporan pelayanan kesehatan ibu dalam menghasilkan informasi berdasarkan fakta 2. Mengetahui dampak-dampak sistem informasi pencatatan dan pelaporan yang perlu diperbaiki untuk menghasilkan informasi pelayanan kesehatan ibu berbasis fakta 3. Membuat revisi sistem informasi pencatatan dan pelaporan pelayanan kesehatan ibu yang dapat menghasilkan informasi berbasis fakta.

1.5 Manfaat Penelitian 1.5.1

Bagi Instansi Terkait 1. Menjadikan hasil penelitian sebagai bahan evaluasi kegiatan pencatatan dan pelaporan khususnya bidang pelayanan kesehatan ibu. 2. Menjadikan hasil penelitian sebagai referensi untuk memperbaiki kegiatan manajemen informasi. 3. Menjadikan

hasil

penelitian

sebagai

referensi

untuk

pengembangan sistem pencatatan dan pelaporan pelayanan kesehatan ibu di masa mendatang. 1.5.2

Bagi Peneliti 1. Menambah wawasan bagi peneliti tentang gambaran pelaksanaan sistem informasi khususnya dalam pencatatan dan pelaporan pelayanan kesehatan ibu di Puskesmas serta berbagai kendala yang mungkin ditemukan dalam proses tersebut. 2. Dapat mengaplikasikan ilmu dan ide yang dimiliki untuk mengembangkan sistem informasi yang sudah ada. 3. Menambah pengalaman dan wawasan di bidang sistem informasi kesehatan.

Universitas Indonesia Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011

6

1.5.3

Bagi Fakultas Kesehatan Masyarakat 1. Terbinanya hubungan kerjasama yang baik dalam bidang pengembangan sistem informasi antara Fakultas Kesehatan Masyarakat dengan tempat/ institusi penelitian. 2. Menambah sumber informasi kepustakaan Fakultas Kesehatan Masyarakat.

1.6

Ruang Lingkup Penelitian Dalam penulisan akan dilakukan pengembangan sistem informasi

pencatatan dan pelaporan untuk pelayanan kesehatan ibu di Puskesmas Sukmajaya Kota Depok. Tahapan penelitian ini adalah dengan pengumpulan informasi (primer dan sekunder), identifikasi masalah, studi kelayakan, analisis kebutuhan, analisis peluang pengembangan sistem, perancangan sistem dan evaluasi sistem. Penelitian ini menggunakan data tahun 2009 dan kondisi organisasi tahun 2010.

Universitas Indonesia Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011

7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pelayanan Kesehatan Ibu 2.1.1 Pelayanan Antenatal Pelayanan antenatal adalah pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan untuk ibu selama masa kehamilannya. Tenaga kesehatan yang kompeten yang memberikan pelayanan antenatal adalah dokter spesialis kebidanan, dokter, bidan, dan perawat. Pelayanan antenatal antara lain sebagai berikut : 1. Timbang berat badan dan ukur tinggi badan 2. Ukur tekanan darah 3. Nilai status gizi (ukur lingkar lengan atas) 4. Ukur tinggi fundus uteri 5. Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ) 6. Skrinning status imunisasi tetanus dan berikan imunisasi tetanus toksoid (TT) bila diperlukan 7. Pemberian tabelt zat besi minimal 90 tabelt selama kehamilan 8. Test laboratorium (rutin dan khusus) 9. Tatalaksana kasus 10. Temu wicara (konseling), termasuk perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi (P4K) serta pasca persalinan Ditentukan pula frekuensi pelayanan antenatal sebanyak 4 kali selama kehamilan, dengan ketentuan sebagai berikut : 1. Minimal 1 kali pada triwulan pertama 2. Minimal 1 kali pada triwulan kedua 3. Minimal 2 kali dalam triwulan ketiga (Depkes RI, 2009)

Universitas Indonesia Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011

8

2.1.2 Pertolongan Persalinan Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan adalah pelayanan yang aman yang dilakukan oleh tenaga kesehatan yang kompeten. Tenaga kesehatan yang kompeten yang melakukan pelayanan pertolongan persalinan adalah dokter spesialis kebidanan, dokter dan bidan. Pada persalinan, penolong persalinan harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut : 1. Pencegahan infeksi 2. Metode pertolongan persalinan yang sesuai standar 3. Manajemen aktif kala III 4. Merujuk kasus yang tidak dapat ditangani ke tingkat pelayanan yang lebih tinggi 5. Melaksanakan inisiasi menyusui dini (IMD) 4. Memberikan injeksi vitamin K1 dan salep mata pada bayi baru lahir (Depkes RI, 2009).

2.1.3 Pelayanan Kesehatan Ibu Nifas Pelayanan kesehatan ibu nifas adalah pelayanan kesehatan sesuai standar pada ibu mulai 6 jam sampai 42 hari pasca bersalin oleh tenaga kesehatan. Tenaga kesehatan yang kompeten dalam pelayanan ini adalah dokter spesialis kebidanan, dokter, bidan dan perawat. Ibu melakukan kunjungan nifas minimal sebanyak 3 kali dengan ketentuan sebagai berikut : 1. Kunjungan nifas pertama pada masa 6 jam sampai 3 hari setelah persalinan 2. Kunjungan nifas kedua dalam waktu 2 minggu setelah persalinan (8-14 hari) 3. Kunjungan nifas ketiga dalam waktu 6 minggu setelah persalinan Pelayanan yang diberikan adalah : 1. Pemeriksaan tekanan darah, nadi, respirasi dan suhu 2. Pemeriksaan tinggi fundus uteri (involusi uterus)

Universitas Indonesia Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011

9

3. Pemeriksaan lokhia dan pengeluaran per vagina lainnya 4. Pemeriksaan payudara dan anjuran ASI eksklusif 6 bulan 5. Pemberian kapsul vitamin A 200.000 IU sebanyak dua kali, pertama segera setelah melahirkan, kedua diberikan setelah 24 jam pemberian kapsul vitamin A pertama 6. Pelayanan KB pascasalin (Depkes RI, 2009).

2.1.4 Deteksi Dini Faktor Risiko dan Komplikasi Kebidanan dan Oleh Tenaga Kesehatan Maupun Masyarakat Angka kematian ibu yang terjadi di Indonesia masih tinggi. Maka dari itu, perlu adanya kegiatan deteksi dini segala faktor risiko dan komplikasi untuk mengurangi kematian ibu. Hal ini juga diperlukan untuk menjaga kesehatan janin agar tidak semakin tingginya angka kematian neonatus. Kegiatan KIA dari puskesmas juga melihat faktor risiko pada ibu hamil, seperti : 1. Primigravida kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun 2. Anak lebih dari 4 3. Jarak persalinan terakhir dan kehamilan sekarang kurang dari 2 tahun 4. Kurang Energi Kronis (KEK) dengan lingkar lengan atas kurang dari 23,5 cm, atau penambahan berat badan < 9 kg selama masa kehamilan 5. Anemia dengan hemoglobin < 11 g/dl 6. Tinggi badan kurang dari 145 cm atau dengan kelainan bentuk panggul dan tulang belakang 7. Riwayat hipertensi pada kehamilan sebelumnya atau sebelum kehamilan ini 8. Sedang/pernah menderita penyakit kronis, antara lain : tuberkulosis, kelainan jantung-ginjal-hati, psikosis, kelainan endokrin (Diabetes Mellitus, Sistemik Lupus Eritematosus, dll), tumor dan keganasan

Universitas Indonesia Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011

10

9. Riwayat kehamilan buruk, seperti

keguguran berulang,

kehamilan ektopik terganggu, mola hidatidosa, ketuban pecah dini, bayi dengan cacat kongenital 10. Riwayat persalinan dengan komplikasi, yaitu : persalinan dengan seksio sesarea, ekstraksivakum/ forceps 11. Riwayat nifas dengan komplikasi : perdarahan paska persalinan, infeksi masa nifas, psikosis post partum (post partum blues) 12. Riwayat keluarga menderita penyakit kencing manis, hipertensi dan riwayat cacat kongenital 13. Kelainan jumlah janin : kehamilan ganda, janin dampit, monster 14. Kelainan besar janin : pertumbuhan janin terhambat, Janin besar 15. Kelainan letak dan posisi janin: lintang/oblique, sungsang pada usia kehamilan lebih dari 32 minggu (Depkes RI, 2009) . 2.1.5 Penanganan Komplikasi Kebidanan Penanganan komplikasi kebidanan adalah pelayanan kepada ibu dengan komplikasi kebidanan untuk mendapat penanganan definitif sesuai standar oleh tenaga kesehatan kompeten pada tingkat pelayanan dasar dan rujukan. Diperkirakan sekitar 15-20 % ibu hamil akan mengalami komplikasi kebidanan. Untuk meningkatkan cakupan dan kualitas penanganan komplikasi kebidanan maka diperlukan adanya fasilititas pelayanan kesehatan yang mampu memberikan pelayanan obstetri dan neonatal emergensi secara berjenjang mulai dari bidan, puskesmas mampu PONED sampai rumah sakit PONEK 24 jam. Pelayanan medis yang dapat dilakukan di Puskesmas mampu PONED meliputi: 1. Pelayanan obstetri : a. Penanganan perdarahan pada kehamilan, persalinan dan nifas b. Pencegahan dan penanganan hipertensi dalam kehamilan (preeklampsi dan eklampsi)

Universitas Indonesia Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011

11

c. Pencegahan dan penanganan infeksi d. Penanganan partus lama/macet e. Penanganan abortus f. Stabilisasi komplikasi obstetrik untuk dirujuk dan transportasi rujukan (Depkes RI, 2009).

2.2 Puskesmas Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja. Berdasarkan kebijakan dasar puskesmas, Puskesmas Sukmajaya memiliki 3 fungsi, yaitu : a. Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan Puskesmas berupaya menggerakkan dan memantau penyelenggaraan pembangunan lintas sektor termasuk oleh masyarakat dan dunia usaha di wilayah kerjanya, sehingga berwawasan serta mendukung pembangunan kesehatan. Puskesmas juga aktif memantau dan melaporkan dampak kesehatan dari penyelenggaraan setiap program pembangunan di wilayah kerjanya. Upaya yang dilakukan puskesmas dalam pembangunan kesehatan adalah mengutamakan pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan. b. Pusat pemberdayaan masyarakat Puskesmas

selalu

berupaya

agar

perorangan

terutama

pemuka

masyarakat, keluarga dan masyarakat termasuk dunia usaha memiliki kesadaran, kemauan, dan kemampuan melayani diri sendiri dan masyarakat untuk hidup sehat, berperan aktif dalam memperjuangkan kepentingan kesehatan termasuk sumber pembiayaannya, serta ikut menetapkan, menyelenggarakan dan memantau pelaksanaan progam kesehatan. c. Pusat pelayanan kesehatan strata pertama Pelayanan kesehatan tingkat pertama yang menjadi tanggungjawab puskesmas, meliputi :

Universitas Indonesia Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011

12

1. Pelayanan kesehatan perorangan Pelayanan kesehatan perorangan adalah pelayanan yang bersifat pribadi (private goods) dengan tujuan utama untuk menyembuhkan penyakit dan pemulihan kesehatan perorangan, tanpa mengabaikan pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit. 2. Pelayanan kesehatan masyarakat Pelayanan kesehatan masyarakat adalah pelayanan yang bersifat publik

(public

goods)

dengan

tujuan

utama

memelihara

dan

meningkatkan kesehatan serta mencegah penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan. Pelayanan kesehatan masyarakat antara lain promosi kesehatan, pemberantasan penyakit, penyehatan lingkungan, perbaikan gizi, peningkatan kesehatan keluarga, keluarga berencana, kesehatan jiwa masyarakat serta berbagai program kesehatan masyarakat lainnya (Proyek Kesehatan Keluarga dan Gizi Departemen Kesehatan, 2002).

2.3 Indikator 2.3.1 Pengertian Indikator Menurut Wilson dan Sapanuchart (1993), indikator adalah suatu ukuran tidak langsung dari suatu kejadian atau kondisi. Misalnya berat bayi berdasarkan umur adalah indikator bagi status gizi bayi tersebut. Selain itu, menurut Green (1992) bahwa pengertian indikator adalah varibel-variabel yang mengindikasikan atau memberi petunjuk kepada kita tentang suatu keadaan tertentu, sehingga dapat digunakan untuk mengukur perubahan. (“Pengertian Indikator”)

2.3.2 Prasyarat dan Jenis Indikator Prasyarat dari indikator adalah sebagai berikut : 1. (S)imple yaitu sederhana. Artinya indikator yng ditetapkan sedapat mungkin sederhana dalam pengumpulan data maupun dalam rumus penghitungan untuk mendapatkannya.

Universitas Indonesia Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011

13

2. (M)easurable yaitu dapat diukur. Indikator yang ditetapkan harus merepresentasikan informasinya dan jelas ukurannya. Dengan demikian dapat digunakan untuk perbandingan antara satu tempat dengan tempat lain atau antara satu waktu dengan waktu lain. Kejelasan pengukuran juga akan menunjukkan bagaimana cara mendapatkan datanya. 3. (A)ttributable yaitu bermanfaat. Indikator yang ditetapkan harus bermanfaat untuk kepentingan pengambilan keputusan. 4. (R)eliable yaitu dapat dipercaya. Indikator yang ditetapkan harus dapat didukung oleh pengumpulan data yang baik, benar, teliti. 5. (T)imely yaitu tepat waktu. Indikator yang ditetapkan harus dapat didukung oleh pengumpulan dan pengolahan data serta pengemasan informasi yang waktunya sesuai dengan saat pengambilan keputusan dilakukan (Utomo, 2010)

Ada 3 jenis indikator, yaitu 1. Absolut Indikator yang merupakan pembilang saja, yaitu jumlah dari sesuatu hal/kejadian. 2. Proporsi Indikator yang nilai resultannya dinyatakan dengan persen karena pembilangnya merupakan bagian dari penyebut. 3. Angka atau rasio Indikator yang menunjukkan frekuensi dari suatu kejadian selama waktu (periode) tertentu (Utomo, 2010)

2.3.3

Indikator Kesehatan Ibu Indikator yang digunakan dalam pemantauan program kesehatan ibu

meliputi (Depkes, 2009) :

Universitas Indonesia Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011

14

1. Cakupan Kunjungan pertama Kali (K1) Murni x 100 2. Cakupan Kunjungan Ibu Hamil Keempat (K4) X100 3. Cakupan Ibu Hamil Memperoleh Imunisasi TT1 x 100 4. Cakupan Ibu Hamil Memperoleh Imunisasi TT2 x 100 5. Cakupan Ibu Hamil Memperoleh Tablet Fe1 x 100 6. Cakupan Ibu Hamil Memperoleh Tablet Fe3 x 100 7. Cakupan Data Risiko Oleh Tenaga Kesehatan x 100 8. Cakupan Deteksi Risiko Oleh Masyarakat x 100 9. Cakupan Kasus Risiko Tinggi Ibu Hamil Yang Dirujuk x 100 10. Cakupan Persalinan Ditolong Oleh Tenaga Kesehatan x 100 11. Cakupan Penanganan Komplikasi Obstetri x 100 12. Cakupan Ibu Nifas Yang Mendapat Vitamin A x 100

Universitas Indonesia Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011

15

2.4 PWS KIA Sistem pencatatan dan pelaporan kegiatan pelayanan kesehatan ibu di puskesmas mengacu pada prinsip PWS KIA. PWS KIA adalah alat manajemen untuk melakukan pemantauan program KIA di suatu wilayah kerja secara terus menerus, agar dapat dilakukan tindak lanjut yang cepat dan tepat. Kegiatan yang dilakukan dalam PWS KIA adalah sebagai berikut : a. Pengumpulan Data Data yang dicatat per desa/kelurahan dan kemudian dikumpulkan di tingkat puskesmas akan dilaporkan sesuai jenjang administrasi. b. Pencatatan Data Pencatatan data dibagi menjadi 2 data, yaitu data sasaran dan data pelayanan. Data sasaran diperoleh oleh bidan di desa/kelurahan dari para kader dan dukun bayi yang melakukan pendataan ibu hami, bersalin dan nifas. Data pelayanan adalah hasil pencatatan dari bidan di desa/kelurahan yang mencatat secara detail pelayanan KIA di dalam kohort ibu dan kartu ibu serta buku KIA. Adapun diagram alur pencatatan pelayanan KIA, yaitu : c. Pengolahan Data Langkah pengolahan data dalam kegiatan PWS KIA adalah sebagai berikut : 1. Pembersihan data, melihat kelengkapan dan kebenaran pengisian formulir yang tersedia 2. Validasi, melihat kebenaran dan ketepatan data 3. Pengkelompokkan, sesuai dengan kebutuhan data yang harus dilaporkan d. Pembuatan Grafik PWS KIA Pada tahap ini dilakukan penyajian data dalam bentuk grafik dari tiap indikator yang dipakai. Selain itu juga menggambarkan pencapaian tiap desa/kelurahan dalam tiap bulan. e. Analisis dan Rencana Tindak Lanjut Analisis adalah suatu pemeriksaan dan evaluasi dari suatu informasi yang sesuai dan relevan dalam menyeleksi suatu tindakan yang terbaik dari

Universitas Indonesia Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011

16

berbagai macam alternatif variasi. Kegiatan analisis selanjutnya ditujukan untuk menghasilkan suatu keputusan tindak lanjut teknis dan non-teknis bagi puskesmas. f. Pelaksanaan dan Pelaporan PWS KIA Data PWS KIA akan dilaporkan di masing-masing tingkatan. Pada tingkat puskesmas, data PWS KIA dilaporkan berdasarkan: 1. Ditingkat desa akan dilaporkan ke puskesmas setiap bulan dalam bentuk register KIA dan rekapitulasi kohort KB 2. Ditingkat

puskesmas

untuk

dilaporkan

ke

dinas

kesehatan

kabupaten/kota setiap bulan dalam bentuk LB3 KIA, LB3 Gizi, LB3 imunisasi, dan Rekapitulasi KB. (Depkes, 2009)

2.5 Evidence Based 2.5.1

Definisi Ketersedian

fakta

atau

informasi

mengindikasikan

sebuah

kepercayaan atau proporsi yang benar atau valid. Untuk seorang professional kesehatan masyarakat, fakta tak jarang dikaitkan dengan sebuah data yang meliputi data epidemiologi, hasil dari program atau evaluasi kebijakkan, dan data kualitatif yang digunakan untuk membuat keputusan dan penentuan prioritas. Definisi secara luas dari evidence based adalah meliputi pengembangan, implementasi, dan evaluasi efektifitas program serta kebijakkan dalam kesehatan masyarakat hingga dasar aplikasi dengan alasan pendekatan ilmiah, meliputi penggunaan sistematik dari data dan sistem informasi, dan didukung menggunakan teori ilmu sosial dan model perencanaan program. Fakta akan kesehatan masyarakat mendukung pengembangan dan implementasi dari keefektifan program dan kebijakkan. Program kesehatan masyarakat dapat didefinisikan sebagai intervensi berstruktur dengan maksud meningkatkan kesehatan dari seluruh populasi atau sebuah subpopulasi yang berisiko tinggi (Brownson,2003).

Universitas Indonesia Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011

17

2.5.2

Penilaian Kualitas dan Batas dari Fakta Beberapa kriteria digunakan dalam mencapai kualitas dalam

penelitian kesehatan masyarakat adalah dengan melakukan banyak observasi, penelitian ilmiah, menerbitkan jurnal dalam kelompok peninjau, menghasilkan temuan yang berasal dari penelitian lain, hasil diuji dengan hipotesis dan mendiskusikan hubungan dengan penelitian sebelumnya (Brownson,2003).

2.5.3

Hambatan Penggunaan Secara Luas Fakta Dalam Pembuatan Keputusan Bebrapa hambatan dalam penggunaan secara luas data dan proses

analisis dalam pembuatan keputusan adalah sebagai berikut : 1. Kelemahan

kepemimpinan

dalam

memfokuskan

agenda

berdasarkan kekuatan fakta. Hambatan ini dapat dipecahkan dengan salah satu solusi yaitu dengan komitmen dari semua pemimpin kesehatan masyarakat untuk meningkatkan intervensi kesehatan masyarakat. 2. Kelemahan dalam melihat implementasi dan evaluasi sebuah program dalam waktu yang lama. Salah satu solusi untuk hambatan ini adalah dengan cara mengadopsi dan ketaatan format rencana evaluasi dan kerja. 3. Tekanan luar termasuk politik. Salah satu solusinya adalah komunikasi strategis dan strategi diseminasi. 4. Tidak cukupnya pengetahuan kesehatan masyarakat. Perluas penyebaran berita dan bangun program pelatihan, termasuk menggunakan teknolgi belajar jarak jauh. 5. Kekurangan waktu dalam mengumpulkan informasi, analisis data dan

meninjau

kembali

literatur

untuk

fakta.

Pertinggi

kemampuan analisis secara efisien dan melihat literatur, kemampuan komputer.

Universitas Indonesia Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011

18

6. Kelemahan dalam hal meluas, memperbaharui informasi mengenai efektifitas program dan kebijakkan. Meningkatkan panduan diseminasi dalam strategi klinik dan berbasis populasi. 7. Kelemahan

efektifitas

data

dalam

intervensi

kesehatan

masyarakat untuk populasi tertentu. Meningkatkan pembiayaan untuk peneliti kesehatan masyarakat (Brownson,2003).

2.6 Basis Data 2.6.1

Pengertian Data Data merupakan material atau bahan baku yang belum mempunyai

makna atau belum berpengaruh langsung kepada pengguna sehingga perlu diolah untuk dihasilkan sesuatu yang lebih bermakna. Data dapat berbentuk nilai yang terformat, teks, citra (image), video, dan audio. Data yang terformat adalah data dengan suatu format tertentu seperti jam, tanggal atau nilai mata uang. Teks adalah sederetan huruf, angka, dan simbol-simbol khusus yang kombinasinya tak tergantung masing-masing item secara individual. Contoh teks adalah artikel. Citra (image) adalah data dalam bentuk gambar. Citra dapat berupa grafik, foto, hasil rontgen, ataupun gambar lannya. Video adalah data dalam bentuk gambar yang bergerak dan disertai dengan suara. Sedangkan audio adalah data dalam bentuk suara (Mulyanto, 2009, hal.16).

2.6.2

Pengertian Basis Data Basis data (database) adalah suatu pengorganisasian sekumpulan

data yang saling terkait sehingga memudahkan aktivitas untuk memperoleh informasi. Basis data dimaksudkan mengatasi problem pada sistem yang memakai pendekatan berbasis berkas. Untuk mengolah basis data diperlukan perangkat lunak yang disebut DBMS. DBMS adalah perangkat lunak sistem yang memungkinkan para pemakai membuat, memelihara, mengontrol, dan mengakses basis data dengan cara yang praktis dan efisien. DBMS dapat digunakan untuk

Universitas Indonesia Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011

19

mengakomodasi berbagai macam pemakai yang memiliki kebutuhan akses yang berbeda-beda (Kadir, 2002, hal.254).

2.6.3

Bahasa Basis Data Semua DBMS memiliki dua macam bahasa yang digunakan untuk

mengelola dan mengorganisasikan data, yaitu : 1. Bahasa definisi data (Data Definition Language atau DDL) DDL adalah perintah-perintah yang biasa digunakan oleh administrator basis data untuk mendefinisikan skema basis data dan juga sub skema. Hasil komplikasi dari pernyataan-pernyataan DDL disimpan dalam berkas-berkas special yang disebut katalog sistem. Katalog sistem ini memadukan metadata, yaitu dat yang menjelaskan objek-objek dalam basis data. Isi metadata adalah definisi rekamanrekaman, item data, dan objek lain yang berguna atau diperlukan oleh DBMS (Kadir, 2002, hal.266). 2. Bahasa manipulasi data (Data Manipulation Language atau DML) DML adalah perintah-perintah yang digunakan untuk melakukan hal-hal seperti mengambil data pada basis data, menambahkan data pada basis data, mengubah data pada basis data, dan menghapus data pada basis data. DML dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu a. DML Prosedural adalah perintah-perintah yang memungkinkan pemakai menentukan data apa saja yang diperlukan dan bagaimana cara mendapatkannya b. DML

non-prosedural

adalah

perintah-perintah

yang

memungkinkan pemakai menentukan data apa saja yang diperlukan, tanpa perlu menyebutkan cara mendapatkannya (Kadir, 2002, hal.266).

2.6.4

Model Basis Data Model data adalah sekumpulan konsep terintegrasi yang dipakai

untuk menjabarkan data, hubungan antar data, dan kekangan terhadap data

Universitas Indonesia Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011

20

yang digunakan untuk menjaga konsistensi. Model data memiliki 4 macam, yaitu : 1. Model Data Hierarkis Model ini sering kali dijabarkan dalam bentuk pohon terbalik. Masalah utama dalam DBMS hierarkis terletak pada ketidakpraktisan dalam merepresentasikan hubungan M:M (banyak ke banyak), mengingat suatu anak tidak boleh memiliki lebih dari satu orang tua (Kadir, 2002, hal.274). Gambar 2.1 Bentuk Model Data Hierarkis A C

B

E

F

D

G

H

I

J

2. Model Data Jaringan Model data jaringan menyerupai model hierarkis. Namun, ada perbedaan karena model data jaringan, tidak mengenal akar, dan setiap anak bisa memiliki lebih dari satu orang tua. Mengingat bahwa anak bisa memiliki lebih dari sebuah orang tua, maka model data ini mendukung hubungan M:M (Kadir, 2002, hal.275).

Universitas Indonesia Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011

21

Gambar 2.2 Bentuk Model Data Jaringan

B

E

A

H

C

I

F

G

J

K

3. Model Data Relasional Model data relasional mengunakan sekumpulan tabel berdimensi dua (yang biasa disebut relasi atau tabel) dengan masing-masing tabel tersusun atas sejumlah baris dan kolom. Pada model relasional, kaitan atau asosiasi dua buah tabel disebut hubungan (relationship). Hubungan dapat berupa : a. 1-1 yakni satu data pada suatu tabel berpasangan dengan hanya satu pada tabel lainnya b. 1-M yakni satu data pada suatu tabel berpasangan dengan banyak data pada tabel lainnya (Kadir, 2002, hal.271).

4. Model Data Berbasis Objek Model data berbasis objek adalah model data yang menerapkan teknik pemrograman berorientasi objek. DBMS yang menggunakan model ini biasa disebut OODBMS (Object Oriented Database Management System) (Kadir, 2002, hal.276).

2.7 Sistem Informasi 2.7.1

Pengertian dan Karakteristik Sistem Menurut Jerry Fith Gerald, sistem adalah suatu jaringan kerja dari

prosedur-prosedur saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau menyelesaikan suatu sasaran tertentu

Universitas Indonesia Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011

22

(Mulyanto, 2009, hal.2). Dalam bidang sistem informasi, sistem diartikan sebagai komponen yang saling berhubungan, bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama dengan menerima input serta menghasilkan input dalam proses transformasi yang teratur. Apabila suatu komponen tidak memberikan kontribusi terhadap sistem untuk mencapai tujuan, tentu saja komponen tersebut bukan bagian dari sebuah sistem. Suatu sistem memiliki beberapa karakteristik, yaitu : 1. Komponen Sistem Suatu sistem tidak berada dalam lingkungan yang kosong, tetapi sebuah sistem berada dan berfungsi di dalam lingkungan yang berisi sistem lainnya. Apabila suatu sistem merupakan salah satu dari komponen sistem lain yang lebih besar, maka akan disebut dengan subsistem, sedangkan sistem yang lebih besar tersebut adalah lingkungannya. Setiap subsistem mempunyai sifat-sifat dari sistem untuk menjalankan suatu fungsi tertentu dan memengaruhi proses sistem secara keseluruhan. Suatu sistem dapat mempunyai suatu sistem yang

lebih besar yang disebut super sistem. Sebagai

contohnya apibila fakultas disebut sebagai sistem maka perguruan tinggi merupakan super sistem. 2. Batas Sistem Batas sistem merupakan pembatas atau pemisah antara suatu sistem dengan sistem yang lainnya atau dengan lingkungan luarnya. Batas

sistem

menentukan

konfigurasi,

ruang

lingkup,

atau

kemampuan sistem. Batas sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai suatu kesatuan. Batas sistem juga menunjukkan lruang lingkup (scope) dari sistem tersebut. 3. Lingkungan Luar Sistem Lingkungan luar adalah apa pun di luar batas dari sistem yang dapat

mempengaruhi

menguntungkan

operasi

ataupun

yang

sistem,

baik

pengaruh

yang

merugikan.

Pengaruh

yang

menguntungkan ini tentunya harus dijaga sehingga akan mendukung

Universitas Indonesia Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011

23

kelangsungan operasi sebuah sistem. Sedangkan lingkungan yang merugikan harus ditahan dan dikendalikan agar tidak mengganggu keberlangsungan sebuah sistem. 4. Penghubung Sistem Penghubung merupakan hal yang sangat penting, sebab tanpa adanya pengubung, sistem akan berisi kumpulan subsistem yang berdiri sendiri dan tidak saling berkaitan. Penghubung inilah yang akan menjadi media yang digunakan data dari masukan (input) hingga keluaran (output). Dengan adanya penghubung, suatu subsistem dapat berinteraksi dan berintegrasi dengan subsistem yang lainya membentuk satu kesatuan. 5. Masukan Sistem (Input) Masukan atau input merupakan energi yang dimasukkan ke dalam sistem. Masukan dapat berupa masukan perawatan (maintance input) dan masukkan sinyal (signal input). Maintance input adalah bahan yang dimasukkan agar sistem tersebut dapat beroperasi. Signal input adalah masukkan yang diproses untuk mendapatkan keluaran. 6. Keluaran Sistem (Output) Keluaran (output) adalah hasil dari pemprosesan. Kelauaran dapat berupa informasi sebagai masukan pada sistem lain atau hanya sebagai sisa pembuangan. 7. Pengolah Sistem (Process) Pengolahan sistem (process) merupakan bagian yang melakukan perubahan dari masukan menjadi keluaran yang diinginkan. 8. Sasaran Sistem Suatu sistem pasti memiliki sasaran (objective) atau tujuan (goal). Apabila sistem tidak memiliki sasaran, maka operasi sistem tidak akan ada gunanya. Secara umum, sistem memiliki 3 tujuan utama, yaitu mendukung fungsi kepengurusan manajemen,pengambilan keputusan manajemen dan kegiatan operasi perusahaan (Mulyanto, 2009, hal.1-8).

Universitas Indonesia Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011

24

2.7.2

Pengertian dan Karakteristik Informasi Menurut McFadden, dkk (1999), informasi merupakan data yang

telah diproses sedemikian rupa sehingga meningkatkan pengetahuan seseorang yang menggunakan data tersebut. Sedangkan, menurut Davis (1999), informasi adalah data yang telah diolah menjadi sebuah bentuk yang berarti bagi penerimanya dan bermanfaat dalam pengambilan keputusan saat ini atau saat mendatang (Kadir, 2002, hal.31). Menurut Barry E., informasi merupakan sesuatu yang menunjukkan hasil pengolahan data yang diorganisasi dan berguna kepada orang yang menerimanya. Serta menurut Robert N. Anthony dan John Dearden dalam buku Management Control System, menyebut informasi sebagai suatu kenyataan, data item yang menambah pengetahuan bagi penggunanya (Mulyanto, 2009, hal.17). Menurut Stephen A. Moscove dan Mark G. Simkin dalam bukunya Accounting Information System: Concepts and Practise mengatakan informasi sebagai kenyataan atau bentuk-bentuk yang berguna yang dapat digunakan untuk pengambilan keputusan bisnis (Mulyanto, 2009, hal.17). Kualitas informasi dipengaruhi oleh 3 hal pokok, yaitu : 1. Akurasi (accuracy) Informasi dikatakan akurat apabila informasi tersebut tidak bias atau menyesatkan,

bebas

dari

kesalahan-kesalahan

dan

harus

jelas

mencerminkan maksudnya. Beberapa hal yang dapat berpengaruh terhadap keakuratan sebuah informasi antara lain adalah : a. Informasi yang akurat harus memiliki kelengkapan yang baik, karena bila informasi yang dihasilkan sebagian tentunya akan memengaruhi dalam pengambilan keputusan atau menentukan tindakan secara keseluruhan, sehingga akan berpengaruh terhadap kemampuannya untuk mengontrol atau memecahkan suatu masalah dengan baik.

Universitas Indonesia Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011

25

b. Informasi yang dihasilkan oleh proses pengolahan data, haruslah benar sesuai dengan perhitungan-perhitungan yang ada dalam proses tersebut. c. Informasi harus aman dari segala gangguan (noise) dapat mengubah atau merusak akurasi informasi tersebut agar sesuai dengan tujuan utama.

2. Tepat waktu (timeliness) Informasi yang dihasilkan dari suatu proses pengolahan data, datangnya tidak boleh terlambat (using). Informasi yang terlambat tidak akan mempunyai nilai yang baik, karena informasi merupakan landasan dalam pengambilan keputusan.

3. Relevansi (relevancy) Informasi dikatakan berkualitas jika relevan bagi pemakainya. Hal ini berarti bahwa informasi tersebut harus bermanfaat bagi pemakainya. Relevansi informasi untuk tiap-tiap orang satu dengan yang lainnya berbeda.

Misalnya

informasi

mengenai

kerusakan

infrastruktur

laboratorium komputer ditujukan kepada rector universitas. Tetapi akan lebih relevan bila ditujukan kepada penanggung jawab laboratorium. Untuk menilai atau mengukur nilai sebuah informasi (value of information) ditentukan dari dua hal pokok, yaitu manfaat (benefit) dan biaya (cost). Suatu informasi dikatakan bernilai bila manfaatnya lebih efektif dibandingkan dengan biaya untuk mendapatkannya dan sebagian besar informasi tidak dapat tepat ditaksir keuntungannya dengan satuan nilai uang tetapi dapat ditaksir dengan nilai efektivitasnya. Nilai suatu informasi berhubungan dengan keputusan. Informasi yang dapat mengurangi ketidakpastian dalam pengambilan keputusan dapat dikatakan informasi tersebut memiliki nilai yang tinggi. Sebaliknya apabila informasi tersebut kurang

memberikan

manfaat dalam

Universitas Indonesia Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011

26

pengambilan keputusan, maka informasi tersebut dikatakan bernilai rendah. Informasi itu sendiri juga memiliki ciri-ciri sebagai berikut : 1. Benar atau salah. Dalam hal ini, informasi berhubungan dengan kebenaran terhadap kenyataan. 2. Baru. Informasi benar-benar baru bagi si penerima. 3. Tambahan. Informasi dapat memperbarui atau memberikan perubahan terhadap informasi yang telah ada. 4. Korektif. Informasi dapat digunakan untuk melakukan koreksi terhadap informasi sebelumnya yang salah atau kurang benar. 5. Penegas. Informasi dapat mempertegas informasi yang telah ada sehingga keyakinan terhadap informasi semakin meningkat (Mulyanto, 2009, hal.20).

2.7.3

Pengertian dan Jenis Sistem Informasi Menurut Bodnar dan Hopwood (1993) dalam buku Accounting

Information System edisi kelima, mendefinisikan sistem informasi sebagai kumpulan perangkat keras dan perangkat lunak yang dirancang untuk mentransformasikan data ke dalam bentuk informasi yang berguna (Mulyanto, 2009, hal.28). Menurut Turban, McLean, Waterbe (1999) dalam buku Information Technology for Management Making Connection for Strategies Advantages, mendefiniskan sistem informasi sebagai sistem mengumpulkan, memproses, menyimpan, menganalisis, dan menyebarkan informasi untuk tujuan yang spesifik. Sedangkan definisi sistem informasi menurut Joseph Wilkinson dalam buku Accounting Information System adalah

kerangka

kerja

yang

mengoordinasikan

sumberdaya

(manusia,komputer) untuk mengubah masukan (input) menjadi keluaran (informasi) guna mencapai sasaran-sasaran perusahaan (Mulyanto, 2009, hal.29). Beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa sistem informasi merupakan suatu komponen yang terdiri dari manusia, teknologi informasi,

Universitas Indonesia Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011

27

prosedur

kerja

yang

memproses,

menyimpan,

menganalisis

dan

menyebarkan informasi untuk mencapai suatu tujuan. Sistem informasi terdiri dari lima sumber daya yang dikenal sebagai komponen sistem informasi. Kelima sumber daya tersebut adalah manusia, hardware, software, data dan jaringan. Adapun jenis-jenis dari sistem informasi berdasarkan tujuannya adalah sebagai berikut : 1. Tansaction Processing Systems Fokus utama sistem ini adalah pada data transaksi. Sistem ini digunakan untuk menghimpun, menyimpan dan memproses data taransaksi serta sering kali mengendalikan keputusan yang merupakan bagian dari transaksi. Model dari sistem ini adalah data transaksi mula-mula dimasukkan ke dalam sistem dan kemudian disimpan dalam basis data. Selanjutnya, sistem dapat memberikan laporan ataupun dokumen tentang transaksi. Pemakai dapat meminta suatu permintaan terhadap data dan sistem akan memberikannya. Pemakai juga dapat mengambil data (download) ataupun meletakkan data (upload) ke dalam basis data (Kadir, 2002 hal.111). 2. Sistem Informasi Manajemen (SIM) SIM adalah sistem informasi yang sduah terkomputerisasi yang bekerja karena adanya interaksi antara manusia dan komputer. Sistem informasi manajemen mendukung spektrum tugas-tugas operasional yang lebih luas dari transaction processing systems, termasuk analisis keputusan dan pembuatan keputusan. Menurut Haag (2000), SIM seringkali disebut juga sebagai sistem peringatan manajemen (management alerting system) karena sistem ini memberikan peringatan kepada pemakai (umumnya manajemen) terhadap masalah maupun peluang (Kadir, 2002, hal. 114). Untuk mengakses analisis keputusan, pengguna SIM membagi basis data biasa. Basis data menyimpan data dan model yang membantu pengguna menginterpretasikan dan menerapkan data

Universitas Indonesia Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011

28

tersebtu. SIM menghasilkan data yang digunakan untuk pengambilan keputusan. SIM juga membantu menyatukan beberapa fungsi informasi bisnis yang sudah terkomputerisasi, meski tidak berupa suatu struktur tunggal (Kadir, 2002 hal.115). 3. Decision Support System DSS dirancang untuk membantu manajemen dalam proses pengambilan keputusan. DSS dibuat untuk meningkatkan proses dan kualitas hasil pengambilan keputusan. Menurut Turban (1995), DSS memadukan data dan pengetahuan untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam proses pengambilan keputusan tersebut. Menurut Alter (1992), DSS merupakan sistem informasi interaktif yang menyediakan informasi, pemodelan, dan pemanipulasian data yang digunakan untuk pengambilan keputusan pada situasi yang semiterstruktur dan situasi yang tidak terstruktur dimana tak seorang pun tahu secara pasti bagaiman keputusan seharusnya dibuat (Mulyanto, 2009, hal.214). Menurut O’Brien (2005), komponen DSS adalah data base, model base, dan software sistem. Sistem data base berisi kumpulan dari semua data bisnis yang dimiliki perusahaan, baik yang berasal dari transaksi sehari-hari, maupun data dasar (master file). Isi database digunakan oleh software sistem. Basis model (model base) merupakan komponen software yang terdiri dari model-model yang digunakan dalam rutinitas komputasional dan analistis yang secara matematis menyatakan hubungan antarvariabel (Mulyanto, 2009, hal.215)

Universitas Indonesia Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011

29

Gambar 2.3 Komponen DSS Databas e DSS Software system

Model base

4. Sistem Ahli dan Kecerdasan Buatan Kecerdasan buatan merupakan sebuah inovasi di bidang ilmu pengetahuan muncul sejak tahun 1950. Kecerdasan buatan memiliki kemampuan yang dapat menyimpan sejumlah besar informasi dan memproses dengan kecepatan yang sangat tinggi menandingi kemampuan

otak

manusia.

Pada

sistem

ini,

pengetahuan-

pengetahuan yang dimiliki manusia dimasukkan ke dalam komputer agar dapat melakukan pekerjaan seperti yang dapat dikerjakan manusia. Agar dapat menirukan kemampuan otak manusia, sebuah sistem kecerdasan buatan harus dibekali pengetahuan dan kemampuan untuk menalar. Sebuah sistem kecerdasan buatan biasanya terdiri dari dua bagian utama yang sangat dibutuhkan, yaitu basis pengetahuan (knowledge base) dan motor inferensi (inference motor). Basis pengetahuan berisi fakta-fakta yang terjadi, teori, pemikiran, dan hubungan antar entitas. Sedangkan motor inferensi berisi

kemampuan

untuk

menarik

kesimpulan

berdasarkan

pengetahuan (Mulyanto, 2009, hal.221).

Universitas Indonesia Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011

30

Gambar 2.4 Komponen sistem kecerdasan buatan

Motor Inferensi

Basis Pengetahuan

Pertanyaan Masalah

Jawaban Solusi

5. Executive Support System Sistem informasi eksekutif atau EIS (Executive Information System) berada pada level manajemen tingkat atas. Sistem informasi eksekutif menyediakan informasi bagi eksekutif mengenai kinerja keseluruhan

fungsi

organisasi.

Sistem

informasi

eksekutif

menggabungkan berbagai fitur sistem informasi manajemen dan sistem pendukung keputusan. EIS dirancang untuk membantu eksekutif mencari informasi yang diperlukan manakala mereka membutuhkannya dan dalam bentuk apapun yang paling bermanfaat (Mulyanto, 2009, hal. 218).

2.7.4

Sistem Informasi Berbasis Komputer Sistem informasi dapat dibedakan menjad dua, yaitu sistem

informasi manual dan sistem informasi berbasis komputer atau lebih dikenal Komputer Based Information System (CBIS). Dalam perkembangannya, sistem informasi berbasis komputer dikenal dengan sebutan sistem informasi saja. Sistem informasi berbasis komputer merupakan suatu sistem pengolah data menjadi informasi dengan menggunakan alat bantu pengambil keputusan. Sistem informasi berbasis komputer mengandung arti bahwa komputer memiliki peranan yang sangat penting dalam sebuah sistem informasi (Mulyanto, 2009, hal.27).

Universitas Indonesia Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011

31

2.7.5

Pendekatan Sistem Penggunaan informasi dalam pemecahan masalah adalah membantu

dalam analisis situasi, penilaian, pelaksanaan dan pemantauan, perencanaan program, alternatif pemecahan dan penentuan prioritas (Pusat Kajian Informatika Kesehatan, 2009). Gambar 2.5 Penggunaan Informasi

Bagian-bagian dalam pemecahan masalah adalah masalah, standard, informasi, solusi alternatif, kendala dan solusi serta pemecah masalah. Adapun tahapan dalam pemecahan masalah adalah persiapan, definisi dan solusi. Pada tahap persiapan dilakukan dengan melihat organisasi sebagai sistem, mengenal lingkungan sistem dan mengidentifikasi sub sistem. Pada tahap definisi adalah melihat proses sistem ke subsistem dan menganalisis bagian-bagian sistem dalam urutan yang jelas. Tahap solusi terdiri dari tahapan mengidentifikasi alternatif solusi, mengevaluasi solusi, memilih solusi terbaik, mengimlementasi solusi dan melihat keefektifan solusi (Pusat Kajian Informatika Kesehatan, 2009).

Universitas Indonesia Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011

32

Gambar 2.6 Elemen Pemecah Masalah

2.7.6

Pengembangan Sistem Informasi

2.7.6.1 SDLC Pengembangan sistem informasi merupakan proses atau prosedur yang harus diikuti untuk melaksanakan seluruh langkah dalam menganalisis, merancang, mengimplementasikan, dan memelihara sistem informasi. Adapun beberapa tahapan dalam SDLC menurut bebrapa sumber adalah sebagai berikut : a. Menurut Alter (1992), tahapan SDLC adalah insiasi, pengembangan, implementasi dan operasi serta pemeliharaan b. Menurut Fabbri dan Schwab (1992), tahapanSDLC adalah studi kelayakan, rencana awal, analisis sistem, desain sistem dan implementasi sistem c. Menurut Hoffer, George dan Valacich (1998), tahapan SDLC adalah identifikasi dan seleksi proyek, insiasi dan perencanaan proyek, analisis, perencanaan logis, perancangan fisik, implementasi dan pemeliharaan. d. Menurut McLeod (1998), tahapan SDLC adalah perencanaan, analisis, perancangan dan implementasi (Kadir, 2002, hal.398). Universitas Indonesia Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011

33

Gambaran SDLC Waterfall berdasarkan Roger Pressman adalah sebagai berikut (Mulyanto, 2009, hal.243) : Gambar 2.7 SDLC Waterfall Pengembangan Sistem/Informasi Analisis

Pengkodean

Desain

Pada

fase

analisis

kebutuhan,

seorang

Pengujian

analis

sistem

mengumpulkan kebutuhan secara lengkap, kemudian dianalisis dan didefinisikan kebutuhan-kebutuhan yang harus dipenuhi oleh sistem yang akan dikembangkan.Pada fase ini harus dikerjakan secara lengkap sehingga akan menghasilkan desain yang lengkap. Biasanya kualitas informasi yang didapat dari fase analisis kebutuhan atau analisis sistem memengaruhi kualitas sistem yang dikembangkan. Setelah kebutuhan dikumpulkan secara lengkap, informasi mengenai kebutuhan-kebtuhan tesebut diubah ke dalam struktur data dengan menggunakan beberapa alat (tools) seperti DFD (Data Flow Diagram), ERD (Entity Relationship Diagram), dan STD (State Transaction Diagram). Kemudian pada fase implementasi, esain sistem diterjemahkan ke dalam kode-kode dengan menggunakan bahasa pemrograman yang sudah ditentukan. Kemudian dilakukan pengujian terhadap unit-unit yang dihasilkan. Pada fase pengujian, unit-unit trsebut disatukan dan dilakukan pengujian secara keseluruhan. Kemudian dilakukan pengoperasian sistem pada lingkungan yang sebenarnya dan dilakukan perawatan atau pemeliharaan pada sistem tersebut (Mulyanto, 2009, hal.244).

Universitas Indonesia Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011

34

2.7.6.2 Prototipe Model Prototipe merupakan suatu metode dalam pengembangan sistem yang menggunakan pendekatan untuk membuat sesuatu program dengan cepat dan bertahap sehingga segera dapat dievaluasi oleh pemakai. Secara garis besar, menurut Lucas (2000) bahwa sasaran prototipe adalah mengurangi waktu sebelum pemakai melihat sesuatu yang konkret dari usaha pengembangan sistem, menyediakan umpan balik yang cepat dari pemakai kepada pengembang, membantu menggambarkan kebutuhan pemakai dengan kesalahan-kesalahan yang lebih sedikit, meningkatkan pemahaman pengembang dan pemakai terhadap sasaran yang seharusnya dicapai oleh sistem dan menjadikan keterlibatan pemaka sangat berarti dalam analisis dan desain sistem (Kadir, 2002, hal.416). Model prototipe sering digunakan untuk membantu dalam membangun sistem informasi mengingat klien hanya memberikan informasi yang bersifat umum mengenai sistem yang akan dibangun. Dalam membangun model prototipe, langkah pertama yang harus dilakukan yaitu pengumpulan kebutuhan. Pada tahap ini membangun sistem akan bertemu dengan klien dan menentukan kebutuhankebutuhan yang diketahui dan gambaran-gambaran yang akan dibutuhkan nantinya. Kebutuhan yang dibicarakan masih bersifat umum. Langkah kedua adalah melakukan perancangan secara cepat dan sederhana yang terakhir, klien dapat mengevaluasi prototipe untuk menemukan

kekurangan-kekurangan

yang

ada

pada

prototipe,

kemudian menentukan kebutuhan-kebutuhan yang lebih bersifat khusus. Langkah-langkah tersebut dilakukan berulang-ulang hingga kebutuhan-kebutuhan klien terpenuhi (Mulyanto, 2009, hal.245).

Universitas Indonesia Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011

35

2.7.6.3 Analisis Pengembangan Sistem Dalam mengembangkan sistem informasi, beberapa hal yang harus diperhatikan adalah kebutuhan terhadap suatu sistem yang akan dikembangkan. Kebutuhan terhadap sistem yang akan dikembangkan ini meliputi kecepatan dan ketepatan pengolahan informasi pada sistem lama dan sistem baru. Selain kecepatan dan ketepatan sistem dalam mengolah informasi, perlu juga diperhatikan mengenai keamanan yang dimiliki oleh sistm yang akan dikembangkan. Tujuan utama analisis sistem adalah untuk menentukan hal-hal detail tentang yang akan dikerjakan oleh sistem yang diusulkan (dan bukan bagaimana caranya). Analisis sistem mencakup sebagi berikut : 1. Studi Kelayakan Studi

kelayakan

digunakan

untuk

menentukan

kemungkinan keberhasilan solusi yang diusulkan. Di dalam tahapan ini, analisis sistem melaksanakan penyelidikan awal terhadap masalah dan peluang bisnis yang disajikan dalam usulan proyek pengembangan sistem. Tugas-tugas dalam sudi kelayakan adalah penentuan masalah dan peluang yang dituju sistem, pembentukkan sasaran sistem baru secara keseuruhan, pengidentifikasian para pemakai sistem, dan pembentukan lingkup sitem. Selain itu, selama dalam tahapan studi kelayakan sistem analis juga melakukan tugas-tugas seperti pengusulan perangkat lunak dan perangkat keras untuk sistem baru, pembuatan analisis untuk membuat dan membeli aplikasi, pembuatan analisis biaya/manfaat, pengkajian terhadap risiko proyek, dan pemberian rekomendasi untuk meneruskan atau menghentikan proyek. Menurut Turban, Mc Lean dan Wetherbe (1998) bahwa studi kelayakan diukur dengan memerhatikan aspek teknologi, ekonomi, faktor organisasi, dan kendala hukum, etika dan yang lain

sedangkan menurut McLeod, 1998, mencakup aspek

Universitas Indonesia Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011

36

teknis, ekonomis, pengembalian non-ekonomi, hukum dan etika, operasional dan jadwal (Kadir, 2002, hal.403).

2. Analisis Kebutuhan Analisis

kebutuhan

dilakukan

untuk

menghasilkan

spesifikasi kebutuhan (disebut juga spesifikasi fungsional). Spesifikasi kebutuhan adalah spesifikasi yang rinci tentang halhal yang akan dilakukan sistem ketika diimplementasikan. Spesifikasi ini dipakai untuk membuat kesepakatan antara pengembang sistem, pemakai yang kelak menggunakan sistem, manajemen, dan mitra kerja yang lain (misalnya auditor internal). Analisis kebutuhan ini diperlukan untuk menentukan keluaran yang akan dihasilkan, masukan yang diperlukan sistem, lingkup proses yang digunakan untuk mengolah masukan menjadi keluaran, volume data yang akan ditangani sistem, jumlah pemakai dan kategori pemakai serta kontrol terhadap sistem. Untuk melakukan analisis kebutuhan, analis sistem dilakukan langkah-langkah wawancara, riset terhadap sistem sekarang, observasi lapangan, kuis, pengamatan terhadap sistem serupa dan prototipe (Kadir, 2002, hal.403404).

2.7.6.4 Jenis Perangkat Pemodelan Untuk menguraikan suatu sistem menjadi beberapa modul tersebut dikenal dngan istilah perangkat permodelan. Perangkat permodelan merupakan suatu model atau alat bantu yang digunakan untuk memecah suatu sistem menjadi beberapa bagian yang dapat diatur dan mengomunikasikan cirri konseptual dan fungsional.

Universitas Indonesia Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011

37

1. Diagram Alur Program Terstruktur Diagram alur program terstruktur (structured diagram flowchart) yaitu perangkat permodelan yang menunjukkan alur logika suatu program. Adapun simbol dari diagram alur adalah sebagai berikut : Tabel 2.1 Simbol Pada Diagram Alur Program Terstruktur Simbol

Fungsi Penugasan/perhitungan/proses

Kotak mulai serta selesai/berhenti

Pita magnetic

Mencetak hasilnya (yang biasanya disimpan) / dokumen

2. Desain Diagram Alir Data Menurut Mahyuzir (1991), diagram alir data (DFD = data flow diagram) adalah teknik grafik yang digunakan untuk menjelaskan aliran informasi dan transformasi data yang bergerak dari pemasukkan data hingga ke keluaran (Mulyanto, 2009, hal.277). Keuntungan dari data flow diagram adalah memungkinkan untuk menggambarkan sistem dari level yang paling tinggi kemudian menguraikannya menjadi level yang lebih rendah (dekomposisi). Langkah dalam membuat data flow diagram meliputi tiga tahap : a. Diagram konteks, yaitu diagram yang mendeskripsikan interaksi langsung antara sistem yang dikaji dengan entity yang berada di luar sistem. Diagram konteks berfungsi untuk memperlihatkan interaksi sistem informasi dengan lingkungan dimana sistem

Universitas Indonesia Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011

38

tersebut ditempatkan. Sistem tersebut berinteraksi dengan entitas dimana entitas ada 2 jenis, yaitu entitas sumber dan entitas tujuan. Entitas sumber adalah entitas yang member data ke sistem. Sedangkan entitas tuuan adalah entitas yang menerima data dari sistem. b. Diagram nol, untuk menggambarkan tahapan proses yang ada dalam diagram konteks yang penjabarannya lebih terperinci. c. Diagram detail, untuk menggambarkan arus data secara lebih mendetail lagi dari tahap proses yang ada di dalam diagram nol. Keuntungan menjelaskan alur data menggunakan DFD adalah lebih memahami keterhubungan sistem dengan sub sistem, dan lebih dapat mengkomunikasikan pengetahuan sistem kepada user agar lebih interaktif (“Data Flow Diagram”). Simbol-simbol yang digunakan dalam DFD adalah sebagai berikut (Suryadi, 1997, hal.11): Tabel 2.2 Simbol Pada DFD Simbol

Fungsi Digunakan untuk menggambarkan entitas eksternal yang dapat mengirim atau menerima data Menunjukkan arah pergerakan atau alur dan juga tujuan data Menggambarkan proses transformasi dan harus diberi nomor sesuai dengan levelnya

 

Penyimpanan data (data storage) termasuk penambahan dan pengambilan data. Beri nomor untuk mengidentifikasi

Universitas Indonesia Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011

39

3. Diagram E-R atau ERD (Entity Relationship Diagram) ERD (Entity Relationship Diagram) yaitu perangkat permodelan yang menunjukkan hubungan dari beberapa data di dalam penyimpanan data. ERD juga merupakan suatu diagram yang menggambarkan hubungan antar entitas yang salaing berinteraksi. Pada ERD terdapat 3 jenis hubungan, yaitu uninary, binary dan ternary (“Entity Relationship Diagram dan Kardinalitas”). 4. Kamus Data Kamus data yaitu perangkat pemodelan yang menunjukkan definisi elemen data di dalam sebuah sistem (Lisatriana, 2010).

2.7.6.5 Desain Sistem Desain sistem dibagi menjadi 2 subtahapan : 1. Perancangan Konseptual Perancangan konseptual sering kali disebut perancangan logis. Spesifikasi dalam rancangan ini adalah sebagai berikut : a. Keluaran Rancangan laporan mencakup frekuensi laporan (harian, mingguan, dan sebagainya), isi laporan, bentuk laporan dan laporan cukup ditampilkan pada layar atau perlu dicetak. b. Penyimpanan data Semua data yang diperlukan untuk membentuk laporan ditentukan lebih detail termasuk ukuran data dan letaknya dalam berkas. c. Masukan Rancangan masukan meliputi data yang perlu dimasukkan dalam sistem. d. Prosedur pemrosesan dan operasi

Universitas Indonesia Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011

40

Rancangan ini menjelaskan bagaimana data masukkan diproses dan disimpan dalam rangka menghasilkan laporan (Kadir, 2002, hal.408). 2. Perancangan Fisik Pada perancangan fisik, rancangan yang bersifat konseptual diterjemahkan

dalam

bentuk

fisik

sehingga

terbentuk

spesifikasi yang lengkap tentang modul-modul sistem dan antarmuka antarmodul, serta rancangan basis data secara fisik. Berikut ini adalah hasil akhir dari pernacangan fisik : a. Rancangan keluaran, berupa bentuk laporan dan rancangan dokumen b. Rancangan masukan, berupa rancangan layar untuk pemasukan data c. Rancangan

antarmuka

pemakai

dan

sistem,

berupa

rancangan interaksi antara pemakai dan sistem (menu, ikon, dan lain-lain) d. Rancangan platform, berupa rancangan yang menentukan perangkat keras dan perangkat lunak yang digunakan e. Rancangan basis data, berupa rancangan-rancangan berkas dalam basis data, termasuk penentuan kapasitas masingmasing f. Rancangan modul, berupa rancangan modul atau program yang dilengkapi dengan algoritma g. Rancangan kontrol, berupa rancangan kontrol-kontrol yang digunakan dalam sistem, seperti validasi h. Dokumentasi berupa hasil pendokumentasian hingga tahap perancangan fisik i. Rencana pengujian, berisi rencana yang dipakai untuk menguji sistem j. Rencana konversi, berupa rencana untuk menerapkan sistem baru terhadap sistem lama (Kadir, 2002, hal.409).

Universitas Indonesia Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011

41

2.7.6.6 Implementasi dan Pengujian Sistem Implementasi sistem merupakan pengembangan dari tahap desain sistem. Tahap ini merupakan tahap yang menentukan pengembangan sistem, karena sebagus apapun tidak ada implementasi akan tidak ada gunanya. Tahap implementasi mencakup pengkodean, atau pemrograman, pengujian dan dokumentasi. 1. Pengkodean Pengkodean atau lebih dikenal dengan pemrograman merupakan kegiatan analisis kebutuhan yang diterjemahkan ke dalam bahasa yang dimengerti oleh komputer dengan bahasa pemrograman. Dalam melakukan pemrograman, seorang programmer serng melakukan penguian terhadap kode-kode program untuk memastikan kesalahan yang ditimbulkan karena salah tulis atau kesalahan pemrograman. 2. Pengujian Pengujian atau testing merupakan proses pengeksekusian program untuk melakukan kesalahan-kesalahan yang terdapat dalam sistem kemudian dilakukan pembenahan. Pengujian juga dilakukan dengan memerhatikan konsep pengembangan. 3. Dokumentasi Dokumentasi merupakan kegiatan melakukan pencatatan terhadap setiap langkah pekerjaan dari awal pembuatan program sampai akhir pembuatan program. Berdasarkan pemakaiannya, dokumentasi dapat dibedakan menjadi 3 jenis, yaitu dokumentasi untuk pemrogramer, dokumentasi untuk operator, dan dokumentasi untuk pemakai (Mulyanto, 2009, hal.265-269).

Universitas Indonesia Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011

42

2.8 Teknologi Dalam Dunia Kesehatan Dunia kesehatan sudah mulai mengalami kemajuan dengan adanya peningkatan pelayanan kesehatan menggunakan teknologi. Kemajuan teknologi tersebut dianggap sangat membantu dan mempermudah dalam menangani hambatan dan juga sebagai pendukung dalam peningkatan kualitas pelayanan kesehatan. Telemedicine merupakan salah satu revolusi ilmu kedokteran. Dalam prakteknya telemedicine menggunakan teknologi informasi untuk menghindari hambatan-hambatan geografis, jarak, waktu dalam memberikan pelayanan kesehatan. Salah satu aplikasi telemedicine yang telah diaplikasikan di Amerika Serikat adalah idaho. Teknologi idaho ditujukan untuk memberikan pendidikan kesehatan berkelanjutan pada dokter di pedesaan tanpa harus berpergian jauh. Hal tersebut diberikan dalam bentuk videokonferensi interaktif dan berisikan evidence based practice. Idaho ini menggunakan sumber videokonferensi yang menghubungkan antar negara bagian. Sistem telemedicine ini memiliki keuntungan berupa membantu pertukaran informasi tanpa perlu memikirkan hambatan geografis, menurunkan biaya kesehatan karena akan lebih murah berkomunikasi lewat jaringan daripada harus berpergian dari suatu tempat ke tempat lain serta menghemat waktu (Ilyan, 2007, hal. 271) Teknologi juga digunakan dalam hal pencatatan hasil pemeriksaan, seperti halnya teknologi peresepan dokter komputerisasi. Amerika sudah mengalihkan sistem peresepan dokter ke komputer. Menurut hasil studi jurnal online Health Service Research (2007), rumah sakit yang melakukan peresepan ke komputer menunjukkan penurunan kesalahan peresepan sebesar 66% (“Kesalahan Pengobatan”). Kesalahan peresepan mencakup salah obat atau dosis tidak tepat atau penggunaan obat di waktu yang salah atau tidak ada keterangan. Kebanyakkan kesalahan-kesalahan tersebut menimbulkan efek yang tidak diinginkan

namun

kesalahan

tersebut

tidak

dapat

terdeteksi.

Dengan

menggunakan sistem komputerisasi mempermudah bagi bagian farmasi dan menjaga keamanan pasien. Peresepan secara komputerisasi mempermudah bagian

Universitas Indonesia Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011

43

farmasi dikarenakan bagian farmasi tidak perlu menguraikan tulisan dokter (“Kesalahan Pengobatan”). Teknologi lain yang membantu dalam dunia kesehatan adalah SIG (sistem informasi geografis). Menurut De Mers (1997), SIG adalah suatu alat dengan sistem komputer yang digunakan untuk memasukkan, menyimpan, memeriksa, mengintegrasi, memanipulasi, menganalisa dan menampilkan data yang berhubungan dengan posisi permukaan bumi. SIG juga dapat digunakan untuk menggambarkan besar masalah kesehatan dan identifikasi determinan kesehatan yang spesifik sebagai masukan proses pengambilan keputusan, surveilans, intervens kesehatan dan strategi pencegahan penyakit, serta untuk analisis epidemiologi dan manajemen kesehatan masyarakat (Indriasih, 2008, hal. 99).

Universitas Indonesia Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011

44

BAB III KERANGKA KONSEP

3.1 Kerangka Teori Pemecahan masalah dilakukan untuk mengoreksi pelaksanaan, melakukan pengambilan respon cepat, meminimalisasi dampak, konsekuensi dan mengidentifikasi keputusan alternatif. Informasi dalam pemecahan masalah dapat digunakan untuk analisis situasi, penilaian, pelaksanaan dan pemantauan, perencanaan program, alternatif pemecahan masalah dan penentuan prioritas. Pemecahan masalah tersebut dapat dilakukan dengan pendekatan sistem, seperti berikut : Gambar 3.1 Kerangka Teori Masalah Kendala

Solusi Alternatif

Pemecah Masalah Informasi

Standard

Solusi Kerangka teori di atas merupakan dasar untuk membangun sebuah kerangka konsep untuk penelitian ini. Kerangka teori memiliki 5 komponen yang diperlukan oleh pemecah masalah dalam mencarikan solusi. Lima komponen itu adalah masalah, kendala, informasi, solusi alternatif, dan standard. Masalah yang ada akan dianalisis oleh pemecah masalah yang memperlihatkan kendala dan informasi yang dibandingkan dengan standard

Universitas Indonesia Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011

45

yang ada. Dari komponen tersebut, pemecah masalah diberikan masukan solusi alternatif. Sehingga langkah pendekatan sistem tersebut menghasilkan solusi. Kendala yang diperoleh dari proses yang berlangsung dalam pelayanan kesehatan ibu dan manajemen informasi. Yang dilakukan melalui pendekatan sistem berupa input, proses, dan output.

3.2 Kerangka Konsep Gambar 3.2 Kerangka Konsep

Masalah Kualitas informasi yang dihasilkan oleh Puskesmas Sukmajaya Kota Depok Masih Rendah untuk Pengambilan Keputusan yang evidence based Standard

Kendala • Pencatatan Data • Pengumpulan Data

Input

• Pengolahan Data • Perhitungan Data

Proses

• Penyajian informasi

Output

• PWS KIA • Sistem Pencatatan dan Pelaporan Kegiatan KIA di Puskesmas Sukmajaya • Teori Evidence Based

Model Alternatif Pemecahan • Modifikasi software aplikasi pencatatan dan pelaporan pelayanan kesehatan ibu berbasis spreadsheet dan database

• Penegakkan SOP pencatatan dan pengolahan data pelayanan kesehatan ibu, seperti jumlah petugas KIA, penentuan kualitas petugas sesuai dengan tanggung jawab.

Universitas Indonesia Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011

46

Pada kerangka konsep yang dibangun, peneliti menggunakan kerangka teori di atas dengan dilakukan simplifikasi. Simplifikasi dilakukan dikarenakan ada beberapa komponen yang memiliki kesamaan. Seperti halnya solusi dengan solusi alternatif. Peneliti hanya menjelaskan mengenai solusi alternatif yang akan diberikan kepada instansi terkait, dimana solusi utama akan ditetapkan oleh instansi tersebut. Simplifikasi juga dilakukan pada komponen kendala. Hal tersebut dikarenakan komponen kendala memiliki kesamaan dengan informasi yang akan dilaporkan oleh pemecah masalah, yaitu berupa kendala/masalah yang akan dianalisis. Pada kerangka konsep di atas dapat dilihat bahwa Puskesmas Sukmajaya kota Depok memiliki masalah berupa sistem informasi pencatatan dan pelaporan pelayanan kesehatan ibu. Hal tersebut adanya gap antara standard dengan pelaksanaan di puskesmas dengan menganalisis kualitas informasi dan manajemen data yang berlangsung di Puskesmas Sukmajaya Kota Depok. Selanjutnya, peneliti menyimpulkan solusi alternatif.

3.3 Definisi Operasional Tabel 3.1 Definisi Operasional Nama Komponen Kualitas informasi pelayanan kesehatan ibu di Puskesmas Sukmajaya Kota Depok

Definisi Operasional Kualitas informasi dinilai dari keakuratan, tepat waktu dan relevansi.

Cara Ukur Wawancara

Pencatatan Data

Proses pencatatan data - Wawancara pelayanan ke dalam - Observasi form yang telah disediakan dicatat dengan lengkap, benar dan tidak mengalami duplikasi baik di

Hasil Ukur Gambaran kualitas informasi

Gambaran kegiatan pencatatan pelayanan kesehatan ibu

Universitas Indonesia Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011

47

Pengumpulan Data

Pengolahan Data

Perhitungan Data

Penyajian Informasi

puskesmas maupun klinik, BPS ataupun posyandu. Proses pengumpulan data dari instansi kesehatan di wilayah kerja ke puskesmas sukmajaya secara tepat waktu dan tertib setiap bulannya Pengolahan data yang dilakukan secara bertahap yaitu verifikasi (lengkap dan benar), pembersihan data (benar dan tepat) dan pengkelompokkan data Perhitungan data dilakukan secara valid, reliabel, akurat, dan benar Penyajian data yang telah diolah menghasilkan informasi

- Wawancara

Gambaran pengumpulan data pelayanan kesehatan ibu ke puskesmas

- Wawancara

Gambaran pengolahan data pelayanan kesehatan ibu

- Wawancara

Gambaran perhitungan data pelayanan kesehatan ibu Gambaran penyajian data pelayanan kesehatan ibu

- Observasi - Wawancara - Observasi

Universitas Indonesia Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011

48

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

4.1

Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini bersifat

kualitatif. Penelitian ini menggunakan metode observasi dan wawancara untuk mengetahui gambaran sistem pencatatan, pengolahan dan pelaporan program pelayanan kesehatan ibu pada wilayah kerja Puskesmas Sukmajaya kota Depok.

4.2

Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian mulai dilakukan saat praktikum kesehatan masyarakat dari

Bulan Agustus 2010 di Puskesmas Sukmajaya kota Depok. Penentuan lokasi penelitian berdasarkan adanya kesenjangan antara penetapan kualitas dengan kenyataan yang ada. Hal ini terjadi dengan adanya penetapan puseksemas yang berstandarisasi namun untuk sistem pelaporan masih manual, kualitas dan pemanfaatan informasi belum berjalan secara optimal di Puskesmas Sukmajaya kota Depok.

4.3

Unit Penelitian Unit penelitian dalam penelitian ini adalah program pelayanan

kesehatan ibu di Puskesmas Sukmajaya kota Depok. Puskesmas Sukmajaya dalam penelitian ini merupakan unit penelitian namun hasil dari penelitian ini diharapakan dapat digeneralisir untuk seluruh puskesmas yang berada di kota Depok yang berjumlah sebanyak 32. Adapun unit analisa yang berkaitan dengan penelitian ini adalah kepala Puskesmas Sukmajaya, bidan koordinator di Puskesmas Sukmajaya, bidan pelaksana pelayanan di Puskesmas Sukamajaya, petugas SP3 di Puskesmas Sukmajaya, kader posyandu dan klinik/rumah bersalin.

Universitas Indonesia Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011

49

4.4

Sumber dan Metode Pengumpulan Data Praktikum kesehatan masyarakat ini menggunakan 2 sumber data,

yaitu: a. Sumber data primer, yaitu hasil wawancara dari pihak terkait dengan pemberi pelayanan kesehatan ibu di wilayah kerja Puskesmas Sukmajaya, hasil pengamatan mengenai sistem informasi kesehatan ibu b. Sumber data skunder, yaitu melalui telaah dokumen profil Puskesmas Sukmajaya, buku KIA, register terkait pelayanan kesehatan ibu, LB3 KIA dan dokumen terkait pelayanan kesehatan ibu lainnya.

4.5

Instrumen Pengumpulan Data Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah daftar

pertanyaan yang digunakan dalam wawancara, daftar check list yang digunakan dalam observasi dan dokumen profil Puskesmas Sukmajaya, buku KIA, register KIA, register terkait pelayanan kesehatan ibu, LB3 terkait KIA dan dokumen pelayanan kesehatan ibu lainnya yang digunakan dalam proses telaah dokumen.

4.6

Informan Pengumpulan Data Pada kegiatan wawancara ini, dilakukan penentuan subyek responden tanpa melakukan sampling tetapi tetap didasarkan atas kesesuaian (appropriatness) dan kecukupan (adequacy). Adapun informan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Kepala Puskesmas Sukmajaya Kota Depok 2. Bidan Koordinator Puskesmas Sukmajaya Kota Depok 3. Staf poli KIA di Puskesmas Sukmajaya Kota Depok 4. Kader Posyandu di wilayah kerja Puskesmas Sukmajaya Kota Depok

Universitas Indonesia Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011

50

5. Petugas KIA di BPS wilayah kerja Puskesmas Sukmajaya Kota Depok seorang staf, kader posyandu, dan petugas KIA di klinik.

4.7

Langkah-Langkah Pengembangan Sistem Pengembangan sistem informasi yang akan digunakan pada sistem

informasi untuk pelayanan kesehatan ibu di Puskesmas Sukmajaya adalah mengunakan metode SDLC (System Development Life Cycle). Adapun proses atau prosedur yang harus diikuti dalam pengembangan sistem adalah menganalisis, merancang, mengimplementasikan dan memelihara sistem informasi (Mulyanto,2009,hal.243). Menurut Roger Pressman (2001), tahapan-tahapan SDLC model klasik yang sering disebut dengan waterfall (Kadir, 2002, hal.398) adalah sebagai berikut : Gambar 4.1 SDLC Waterfall Pengembangan Sistem/Informasi Analisis

4.7.1

Desain

Pengkodean

Pengujian

Tahap Analisis Sistem Untuk membangun atau mengembangkan sistem informasi

harus dilakukan penyelidikan dan analisis mengenai alasan timbulnya ide atau gagasan untuk membangun dan mengembangkan sistem informasi. Analisis sistem mencakup studi kelayakan dan analisis kebutuhan. 4.7.1.1

Studi Kelayakan Studi

kelayakan

digunakan

untuk

menentukan

kemungkinan keberhasilan solusi yang diusulkan. Adapun penilaian dari studi kelayakan adalah sebagai berikut :

Universitas Indonesia Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011

51

1. Kelayakan Ekonomi (echonomical feasibility) Pada tahapan ini akan dilakukan pengidentifikasian kemampuan Puskesmas Sukmajaya dalam pengembangan sistem dilihat dari dana yang tersedia atau faktor ekonomi.

2. Kelayakan Operasional (operational feasibility) Pada tahapan ini akan dilakukan pengidentifikasian kemampuan dari SDM dalam pemanfataan sistem yang akan dikembangkan. Dengan

cara

pengidentifikasian

kemampuan

SDM

dalam

pemanfataan aplikasi komputer berbasis spreadsheet dan database.

3. Kelayakan Teknik (technical feasibility) Pada tahapan ini akan dilakukan pengidentifikasian ketersediaan teknologi beserta aplikasi dan standar teknologi yang tersedia.

4.7.1.2

Analisis Kebutuhan Analisis kebutuhan ini diperlukan untuk menentukan

keluaran yang akan dihasilkan sistem, masukan yang diperlukan sistem, lingkup proses yang akan digunakan untuk mengolah masukan menjadi keluaran, volume data yang akan ditangani sistem, jumlah pemakai dan kategori pemakai, serta kontrol terhadap sistem. Untuk melakukan analisis kebutuhan di Puskesmas Sukmajaya maka dilakukan langkah-langkah sebagai berikut : 1.

Wawancara, melakukan wawancara secara langsung dengan petugas kesehatan yang bertanggung jawab dan bertindak dalam kegiatan pelayanan kesehatan untuk ibu.

2.

Observasi, melakukan pengamatan secara langsung terkait kegiatan pemberian pelayanan untuk kesehatan ibu.

Universitas Indonesia Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011

52

3.

Telaah dokumen, menelaah sejumlah dokumen terkait pencatatan dan pelaporan mengenai kegiatan pemberian pelayanan untuk kesehatan ibu.

4.7.1.3 Analisis Peluang Pengembangan Sistem Pada tahap ini dilakukan analisis antara sistem yang berlangsung di puskesmas Sukmajaya dengansistem yang akan dikembangkan. Maka akan dapat melihat peluang untuk dilakukan pengembangan sistem.

4.7.2

Tahap Desain Sistem Desain

sistem

dibagi

menjadi

dua

subtahapan,

yakni

perancangan konseptual dan pernacangan fisik. Modul merupakan atribut tunggal dari perangkat lunak yang memungkinkan suatu masalah yang besar dan rumit dapat diselesaikan dengan mudah. Untuk menguraikan suatu sistem menjadi beberapa modul dikenal dengan istilah perangkat pemodelan. Jenis-jenis perangkat pemodelan yang akan digunakan dalam perancangan sistem informasi pencatatan dan pelaporan pelayanan kesehatan ibu di Puskesmas Sukmajaya adalah sebagai berikut : 1. Desain model, digambarkan melalui flowchart dan diagram arus data (DAD). 2. Desain output, hasil dari proses data yang dimasukkan dalam sistem dapat berupa hasil perhitungan indikator, laporan dan sebagainya. 3. Desain input, desain tampilan dari form data yang akan diinput dalam sistem. 4. Desain basis data, pengorganisasian sekumpulan data yang saling terkait

sehingga

memudahkan

aktifitas

untuk

memperoleh

informasi

Universitas Indonesia Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011

53

BAB V HASIL PENELITIAN

5.1 Gambaran Geografis Puskesmas Sukmajaya berdiri sejak tahun 1981. Puskesmas Sukmajaya memiliki wilayah kerja seluas sekitar 55,14 km² atau 27,53% dari luas Kota Depok. Wilayah kerja Puskesmas Sukmajaya berbatasan dengan : •

Sebelah utara

: Kelurahan Pondok Cina



Sebelah selatan

: Kelurahan Kalimulya, Cilodong, dan Sukmajaya



Sebelah barat

: Kelurahan Kemiri Muka dan Depok



Sebelah timur

: Kelurahan Abadijaya dan Baktijaya

Wilayah kerja Puskesmas Sukmajaya memiliki 2 kelurahan, yaitu kelurahan Mekarjaya dan kelurahan Tirtajaya, dimana kelurahan terdekat berjarak 1 km dan jarak terjauh 5 km. Adapun gambaran wilayah kerja setiap kelurahan dapat dilihat dalam tabel berikut ini : Tabel 5.1 Wilayah Kerja Puskesmas Sukmajaya Luas Wilayah (Km²) 1 Mekarjaya 26,60 2 Tirtajaya 28,54 Jumlah 55,14 Sumber : Data kelurahan Mekarjaya dan Tirtajaya No

Kelurahan

Jumlah RW 31 8 39

Jumlah Posyandu 28 9 37

5.2 Gambaran Demografis 5.2.1 Komposisi Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Kelompok Umur Berdasarkan data Kecamatan Sukmajaya, pada tahun 2009 penduduk di wilayah kerja Puskesmas Sukmajaya berjumlah 52.858 jiwa. Mengalami penurunan sekitar 0,35% dari tahun sebelumnya. Jika diklasifikasikan menurut jenis kelamin, dari total 52.858 jiwa penduduk di wilayah kerja Puskesmas Sukmajaya terdapat 25.400 jiwa atau

Universitas Indonesia Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011

54

48,05% penduduk laki-laki dan 27.458 jiwa atau 51,95% penduduk perempuan. Tabel 5.2 Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur Di Puskesmas Sukmajaya Tahun 2009 No

Gol. Umur

Tahun 2009 L

P

Total

1

0-1

507

516

1.023

2

1-4

1.456

1.513

2.969

3

5-14

4484

4.599

9.093

4

15-44

13.228

14.323

27.551

5

45-64

4.624

5.221

9.845

6

>65

1.101

1.326

2.427

25.400

27.458

52.858

Jumlah

Sumber : Kota Depok dalam Angka 2007, 2008 dan 2009

Pada tahun 2009 jumlah penduduk berdasarkan struktur usia yang paling dominan adalah kelompok usia 15-44 tahun sejumlah 27.551 atau sebesar 52,12%. Diikuti oleh kelompok umur 45-64 sejumlah 9.845 jiwa atau sebesar 18,62%. Selain itu juga terdapat 13.035 jiwa atau 24,66% penduduk yang termasuk kelompok usia belum produktif secara ekonomi (0-14 tahun). Untuk usia produktif (15-64) pada tahun 2009 adalah sebesar 37.396 jiwa atau 70,75% dari total penduduk di wilayah Puskesmas Sukmajaya.

Universitas Indonesia Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011

55

Tabel 5.3 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin Per Kelurahan Di Puskesmas Sukmajaya Tahun 2009 Jumlah No

Kelurahan

L

P

Jumlah

Jumlah

%

Jumlah

%

Jumlah

%

1

Mekarjaya

21.720

47,5%

23.985

52,5%

45.705

100%

2

Tirtajaya

3.680

51,4%

3.473

48,6%

7.153

100%

25.400

48,1%

27.458

51,9%

52.858

100%

Puskesmas Sukmajaya

Wilayah kerja Puskesmas Sukmajaya memiliki total penduduk lakilaki sejumlah 25.400 penduduk (48,1%) dan jumlah penduduk perempuan berjumlah 27.458 penduduk (51,9%). Sehingga dalam wilayah kerja Puskesmas

Sukmajaya

jumlah

penduduk

perempuan

lebih

banyak

dibandingkan penduduk laki-laki.

5.2.2 Kepadatan Penduduk dan Pertumbuhan Penduduk Tingkat kepadatan penduduk tertinggi terdapat di Kelurahan Mekarjaya yaitu 1.718 jiwa/km² dan Kelurahan Tirtajaya yaitu 251 jiwa/km². Kepadatan penduduk di wilayah kerja Puskesmas Sukmajaya yaitu tiap kilometer persegi rata-rata dihuni 959 jiwa. Tabel 5.4 Kepadatan Penduduk Per Kelurahan Di Puskesmas Sukmajaya Tahun 2009 No

Kelurahan

Luas Wilayah (Km²)

Jumlah Penduduk

Kepadatan Penduduk /Km²

1

Mekarjaya

26,60

45.705

1.718

2

Tirtajaya

28,54

7,153

251

55,14

52.858

959

Puskesmas Sukmajaya

Universitas Indonesia Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011

56

5.3 Data Umum Puskesmas Sukmajaya 5.3.1 Ketenagaan Adapun ketenagaan di Puskesmas Sukmajaya tahun 2009 adalah sebagai berikut : Tabel 5.5 Keadaan Tenaga di Puskesmas Sukmajaya Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tahun 2009 No 1

2

3

4

Jenjang Pendidikan

Jumlah

%

Medis -

Dokter Umum

5

15,15

-

Dokter Gigi

3

9,09

D3 Keperawatan

1

3,03

D3 Kebidanan

5

15,15

D3 Kesehatan Gigi

1

3,03

SPK Perawat Kesehatan

5

15,15

D1 Kebidanan

2

6,06

SPRG

0

0

Keperawatan

Kefarmasian -

Apoteker

0

0

-

SMF/SAA

1

3,03

S1 Kesehatan Masyarakat

2

6,06

D3 Sanitarian

0

0

D3 Gizi

0

0

D1 Sanitarian

0

0

Kesehatan Masyarakat

Universitas Indonesia Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011

57

D1 Gizi

0

0

5

Analis Kesehatan

1

3,03

6

Tenaga Non Kesehatan -

Sarjana Non Kesehatan

1

3,03

-

SLTA

5

15,15

-

SLTP

1

3,03

-

SD Ke bawah

0

0

5.3.2 Struktur Organisasi Gambar 5.1 Bagan Organisasi UPT Puskesmas Kecamatan Sukmajaya Tahun 2010

Universitas Indonesia Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011

58

5.3.3 Sarana dan Prasarana Tabel 5.6 Keadaan Fasilitas Sarana dan Komunikasi Puskesmas Sukmajaya Tahun 2009 No I

1

2

Nama Sarana Gedung Puskesmas Luas Tanah Luas Gedung Gedung “A” Gedung “B” Gedung “C” Lantai I A. Gedung “A” a. Loket Pendaftaran b. BP. Umum c. BP. Gigi d. BP. Lansia e. Laboratorium f. Rontgen g. Ruang Tindakan h. Kamar Mandi B. Gedung “B” a. BP. KIA/KB b. Ruang Bersalin c. Perawatan Kebidanan d. Dapur e. Kamar Mandi C. Gedung “C” a. BP. Balita/MTBS b. Kamar Obat c. Gudang Obat d. Gudang Vaksin e. Mushola f. Klinik TB Paru g. Kamar Mandi Lantai II A. Gedung “A” a. Tata Usaha b. Klinik Sanitasi c. Klinik Gizi d. Ruang Kepala Puskesmas e. Aula Puskesmas f. Dapur g. Kamar Mandi

Jumlah

Satuan

2.000 1.214 560 418 236

m² m² m² m² m²

1 1 1 1 1 1 1 2

Ruang Ruang Ruang Ruang Ruang Ruang Ruang Ruang

Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik

1 1 1 1 4

Ruang Ruang Ruang Ruang Ruang

Baik Baik Baik Baik Baik

1 1 1 1 1 1 1

Ruang Ruang Ruang Ruang Ruang Ruang Ruang

Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik

1 1 1 1 1 1 2

Ruang Ruang Ruang Ruang Ruang Ruang Ruang

Keadaan

Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik

Universitas Indonesia Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011

59

II 1

2

3

4

5

6

B. Gedung “B” a. Perawatan Gizi Buruk b. Tempat Bermain c. Ruang Dokter d. Ruang Perawat e. Dapur TFC f. Kamar Mandi C. Gedung “C” a. Klinik Jiwa b. Gudang c. Sekretariat Satgas Siaga d. Kamar Mandi Sarana Sarana Periksa a. Bed Periksa b. Tensi Meter c. Stetoskop d. Senter e. Bath Room Scale f. Baby Scale g. Microtoice h. Thermometer Sarana BP.Gigi a. Dental Unit b. Rontgent Gigi Sarana BP. KIA/KB a. Bidan Kit b. IUD Kit c. APN Kit d. Vacum Kit e. Implan Set f. Dopler g. Ambu Bag Dewasa h. Mini Lap Sarana Klinik Sanitasi a. Sanitarian Kit b. Syringe-needle Electricat Destroyer c. Maket Rumah Sehat d. Mesin Fogging e. Mist Blower Sarana Klinik Gizi a. Food Model b. Microtoice c. Bathroom scale d. Dacin e. Pengukur Panjang Badan Sarana Imunisasi

1 1 1 1 1 2

Ruang Ruang Ruang Ruang Ruang Ruang

Baik Baik Baik Baik Baik Baik

1 1 1 2

Ruang Ruang Ruang Ruang

Baik Baik Baik Baik

5 7 7 5 6 2 2 8

Buah Buah Buah Buah Buah Buah Buah Buah

Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik

2 1

Unit Unit

Baik Rusak

1 2 1 2 2 2 1 1

Unit Unit Unit Unit Unit Unit Unit Unit

Baik Baik Baik Baik Baik 1 Baik, 1 Rusak Baik Baik

1 1

Unit Unit

Baik Baik

1 3 1

Unit Unit Unit

2 Baik, 1 Rusak Baik Baik

1 3 1 1 2

Set Buah Buah Buah Buah

Baik Baik Baik Baik Baik

Universitas Indonesia Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011

60

7

8 9

10

11

12

13

a. Cold Chain b. Freezer c. Sterilisator Sarana Kamar Obat a. Mortir b. Blender Obat c. Pres Puyer Set Sarana UKS/UKGS a. UKS Kit Sarana Tata Usaha a. Komputer b. Printer c. Mesin Tik d. OHP Sarana Transportasi a. Mobil Pusling b. Ambulans Siaga c. Motor Sarana Komunikasi a. Telephone b. Sound System Sarana Kebersihan dan Penunjang a. Kulkas b. AC c. Kipas Angin d. Sapu e. Alat Pengepel f. Jam Dinding g. Tempat Sampah Sarana Rumah Dinas a. Rumah Dinas Kepala Puskesmas

2 1 1

Unit Unit Unit

Baik Rusak Baik

2 2 1

Set Unit Set

Baik Baik Baik

1

Unit

Baik

6 5 1 1

Unit Unit Buah Unit

Baik Baik Baik Rusak

2 1 2

Unit Unit Unit

Baik Baik Baik

1 4

Unit Unit

Baik Baik

2 6 8 10 10 10 20

Unit Unit Buah Buah Buah Buah Buah

Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik

1

Unit

Baik

5.3.4 Program Kesehatan Ibu di Puskesmas Sukmajaya Puskesmas Sukmajaya memiliki beberapa program yang berkaitan dengan pelayanan kesehatan ibu baik di dalam dan luar gedung, antara lain : a. Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil 1. Kunjungan ibu hamil pertama (K1) akses 2. Kunjungan ibu hamil pertama (K1) murni 3. Kunjungan ibu hamil keempat (K4) 4. Pemberian tablet Fe 5. Penanganan Obstetri

Universitas Indonesia Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011

61

6. Pemberian buku KIA 7. Pemberian stiker P4K 8. Audit maternal dan perinatal (AMP) Sosial 9. Pelacakan kasus b. Pelayanan Persalinan 1. Jamkersal (Jaminan Kesehatan Persalinan) 2. Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan c. Pelayanan Ibu Nifas 1. Kunjungan ibu nifas d. Pelayanan KB 1. Pelayanan KB suntik 2. Pelayanan KB implant 3. Pelayanan KB IUD 4. Pelayanan KB pil 5. Pelayanan KB kondom 6. Safari KB e. Pelayanan Imunisasi f. KP-ASI g. Pencatatan dan pelaporan h. Pelatihan Kader i. Penyuluhan j. Kemitraan dukun-bidan k. Verifikasi kematian ibu dan bayi

Universitas Indonesia Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011

62

5.3.4.1 Cakupan Program Pelayanan Kesehatan Ibu 1. Kunjungan Ibu Hamil

Kunjungan ibu hamil yang dilaporkan oleh Puskesmas Sukmajaya adalah K1 dan K4. Kunjungan ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Sukmajaya meningkat. Pada tahun 2007, K1 sebesar 86,32% dan K4 sebesar 81,92%, di tahun 2008, K1 sebesar 99% dan K4 sebesar 90,67% dan pada tahun 2009 jumlah K1 sebesar 104,82% dan K4 sebesar 93,84%. Pada kegiatan kunjungan ibu terdapat beberapa tindakan yang dicatat cakupannya, seperti : a. Pemberian zat besi Tabel 5.7 Jumlah Ibu Hamil Yang Mendapatkan Tablet Fe1, Fe3 Menurut Kelurahan Puskesmas Sukmajaya Tahun 2009 No

1 2

Kelurahan

Mekarjaya Tirtajaya Jumlah

Puskesmas

Sukmajaya

Jumlah Ibu Hamil 2.098 371 2.469

Fe1 Jumlah 2.219 304 2.523

Fe3 % 105,79 81,82 102,19

Jumlah 2.005 274 2.279

% 95,57 73,86 92,30

Universitas Indonesia Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011

63

Pemberian zat besi pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Sukmajaya pada tahun 2009 sudah baik. Ini dapat dilihat dari cakupan pemberian Fe1 dan Fe3 di tahun 2009 seperti tabel di atas. Jumlah pemberian tablet Fe1 di wilayah kerja Puskesmas Sukmajaya adalah sebesar 102,19% dan pemberian tablet Fe3 sebesar 92,30%.

b. Pemberian Imunisasi TT Pada WUS Tabel 5.8 Jumlah Wanita Usia Subur Dengan Status Imunisasi TT Menurut Kelurahan Puskesmas Sukmajaya Tahun 2009 No 1

Kelurahan

WUS

Mekarjaya Jumlah (Kab/Kota)

2.069 2.069

TT1 Jumlah % 90 4,35 90

4,35

TT2 Jumlah % 188 9,09 188

9,09

TT3 Jumlah % 0 -

TT4 Jumlah % -

0

-

-

TT5 Jumlah % -

Pemberian imunisasi TT berlangsung sebanyak lima kali. Pada tabel di atas terlihat bahwa wanita usia subur hanya mendapatkan TT sebanyak 2 kali. Pada TT1, besarnya cakupan WUS yang diberikan imunisasi sebesar 4,35%, sedangkan TT2 cakupannya mencapai 9,09%.

2. Penolong Persalinan Adapun cakupan penolong persalinan di Puskesmas Sukmajaya oleh tenaga kesehatan dari tahun 2007-2009 adalah sebagai berikut :

Universitas Indonesia Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011

-

64

Jumlah persalinan ditolong oleh tanga kesehatan pada tahun 2007 sebanyak 101,23%, tahun 2008 sebanyak 100% dan tahun 2009 sebanyak 88,25%. Adapun jumlah ibu yang bersalin dan ditolong tenaga kesehatan di tahun 2009 adalah sebagai berikut: Tabel 5.9 Jumlah Persalinan Ditolong Tenaga Kesehatan Puskesmas Sukmajaya Tahun 2009 No 1 2

Kelurahan Mekarjaya Tirtajaya Jumlah

Jumlah Bersalin

Ditolong Nakes

%

2.003 354 2.357

1.810 270 2.080

90,36 76,27 88.25

Dukun Dan Lainlain -

% -

Cakupan dari persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan di wilayah Puskesmas Sukmajaya adalah sebesar 88,25%. Angka cakupan tersebut berasal dari rata-rata dua kelurahan yang menunjukkan bahwa cakupan persalinan oleh nakes di kelurahan Mekarjaya sebesar 90,36% sedangkan di Tirtajaya sebesar 76,27%.

Universitas Indonesia Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011

65

3. Pelayanan KB Berkualitas

Pada tahun 2007, jumlah cakupan peserta KB baru sebesar 17,37% dan peserta KB aktif sebesar 75,01% . Ditahun 2008 jumlah cakupan peserta KB baru sebesar 19,42% dan peserta KB aktif sebesar 80,48% sedangkan tahun 2009 cakupan peserta KB baru sebesar 19,32% dan peserta KB aktif sebesar 70,90%. Peserta KB aktif kebanyakkan menggunakan IUD sebanyak 55% untuk KB dalam bentuk MJKP dan suntik sebanyak 74,15% untuk KB dalam bentuk non-MJKP. Peserta KB baru kebanyakkan menggunakan IUD sebanyak 17,046% untuk KB dalam bentuk MJKP dan suntik sebanyak 106,56% untuk KB dalam bentuk non-MJKP.

5.4 Analisis Sistem Informasi Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Kesehatan Ibu di Puskesmas Sukmajaya Kota Depok 5.4.1 Studi Kelayakan Tiga aspek yang diuji distudi kelayakan adalah kelayakan ekonomi, kelayakan operasional, dan kelayakan teknik. Adapun ketiga aspek tersebut dapat dijelaskan seperti di bawah ini:

Universitas Indonesia Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011

66

1. Kelayakan Ekonomi Dilihat dari aspek ekonomi berdasarkan hasil telaah dokumen perencanaan

program

Puskesmas

Sukmajaya

tahun

2010,

pengembangan untuk sistem informasi pencatatan dan pelaporan pelayanan kesehatan ibu sudah cukup layak dengan terincinya dana pengajuan komputerisasi kegiatan puskesmas tahun 2011 sebesar Rp 200.000.000. 2. Kelayakan Operasional Berdasarkan

hasil

wawancara

dengan

kepala

Puskesmas

Sukmajaya dan hasil observasi, sistem cukup layak dikembangkan dikarenakan sebagian dari bidan di poli KIA sudah dapat mengoperasikan sistem komputer berbasis spreadsheet. “…Untuk SDM nya sendiri sudah beberapa yang sudah cakap komputer. Untuk pelatihan komputer nya sendiri ada tapi tidak rutin” 3. Kelayakan Teknik Berdasarkan hasil observasi dan telaah dokumen perencanaan program, dari segi kelayakan teknis, pengembangan sistem informasi pencatatan dan pelaporan pelayanan kesehatan ibu cukup memadai. Hal tersebut ditandai dengan adanya 6 komputer yang memadai dan dalam kondisi yang baik. Walaupun komputer belum secara khusus tersedia di poli KIA.

5.4.2 Analisis Kebutuhan Analisis

kebutuhan

sistem

dimaksudkan

untuk

menghasilkan

kebutuhan spesifik sistem. Kebutuhan spesifik sistem adalah spesifikasi mengenai hal-hal yang akan dilakukan oleh sistem ketika diimplementasikan (Mulyanto, 2009, hal.256). Berikut ini pencatatan dan pelaporan kegiatan pelayanan kesehatan ibu di Puskesmas Sukmajaya Kota Depok :

Universitas Indonesia Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011

67

Tabel 5.10 SOP Pencatatan dan Pelaporan Kegiatan Pelayanan Kesehatan Ibu di Puskesmas Sukmajaya Kota Depok

Input

Posyandu

Klinik/BPS

Puskesmas

Mulai

Mulai

Mulai

Pendataan ibu hamil di wilayahnya

Kegiatan pelayanan kesehatan ibu

pencatatan di kartu ibu dan buku KIA

Kegiatan pelayanan kesehatan ibu

pencatatan rekammedis

merekap data pelayanan kesehatan ibu

Dinas Kesehatan Mulai

kegiatan pelayanan kesehatan ibu

Penganalisisan LB3

Pencatatan di kartu ibu,kartu status dan buku KIA

Selesai

Pemindahan pencatatan dari kartu status, kartu ibu ke buku harian

merekap data pelayanan kesehatan ibu

Proses

Rekap data pelayanan dari puskesmas dan instansi kesehatan lain ke register

data lengkap, benar dan valid?

Pengkelompokkan

Perhitungan cakupan

Output

LB3 dan Laporan PWS KIA

Kegiatan pencatatan pelayanan kesehatan ibu di wilayah kerja Puskesmas Sukmajaya kota Depok dilakukan di posyandu, klinik, bidan praktek swasta dan Puskesmas Sukmajaya. Posyandu melakukan pendataan jumlah ibu hamil di wilayahnya dan ibu hamil yang berkunjung ke posyandu saat ada pelayanan. Pemeriksaan pada ibu hamil di posyandu dicatat pada kartu ibu lalu direkap ke form pelaporan dari puskesmas dan langsung dilaporkan ke puskesmas. Klinik dan bidan praktek swasta melakukan pencatatan dari ibu hamil yang berkunjung untuk mendapatkan pelayanan. Pemeriksaan pada ibu hamil di klinik dan bidan Universitas Indonesia Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011

68

praktek swasta dicatat pada rekam medis lalu direkap pada form dari puskesmas dan dilaporkan ke puskesmas. Puskesmas juga melakukan kegiatan pelayanan kesehatan ibu dan melakukan pencatatan di kartu ibu, kartu status dan buku KIA. Hasil dari pencatatan pelayanan kesehatan ibu dari kartu status dan kartu ibu di Puskesmas Sukmajaya dipindahkan ke buku harian KIA. Pelaporan dari posyandu, klinik atau bidan praktek swasta dan pencatatan harian dari pelayanan kesehatan ibu di puskesmas direkap oleh bidan koordinator atau penanggungjawab program KIA Puskesmas Sukmajaya ke register. Saat proses rekap data, bidan koordinator melihat kelengkapan, kebenaran dan kevalidan data. Bila ada data yang kurang lengkap, benar dan valid maka dilakukan verifikasi ke posyandu dan klinik/bidan praktek swasta baik didatangi secara langsung atau melalui komunikasi ditelepon. Namun dari laporan klinik/BPS terkadang sulit membedakan pasien dalam dan luar wilayah. Selain itu, masih banyak posyandu dan klinik/BPS yang tidak melaporkan laporan yang dibutuhkan oleh puskesmas. Namun hal tersebut masih sulit diatasi oleh pihak puskesmas sehingga pihak puskesmas hanya mengolah data dari laporan yang masuk saja. Selanjutnya, akan dihitung cakupan dari setiap indikator. Hasil dari rekapan dan perhitungan tersebut berupa LB3 dan laporan PWS KIA. Data LB3 terkait kesehatan ibu dilaporkan ke dinas kesehatan kota setiap bulan pada tanggal 5. Dari hasil wawancara, Dinas Kesehatan Kota Depok masih memberikan feedback kepada bidan koordinator KIA mengenai LB3 terkait pelayanan kesehatan ibu yang masih kurang lengkap dan salah.

Universitas Indonesia Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011

69

Gambar 5.5 Diagram Konteks Sistem Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Kesehatan Ibu di Puskesmas Sukmajaya Kota Depok • Form Pelaporan Dinas Kesehatan • Data individu ibu yang berkunjung

• Laporan Klinik, BPS dan Posyandu • LB 3 dan Laporan PWS KIA • Feedback

Klinik/BPS • Feedback

• Form Pelaporan Posyandu • Feedback

SistemInformasi Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Kesehatan Ibu di Puskesmas Sukmajaya Kota Depok

Bidan Puskesmas

• Buku Harian Pencatatan Kunjungan Ibu Hamil dan bersalin • Kohort Ibu Hamil dan bersalin • Register ibu hamil dan bersalin • Feedback ƒ Feedback

Dinas Kesehatan Kota Depok • LB3 KIA

Kepala Puskesmas

• LB3 KIA

Gambar di atas adalah diagram konteks dari sistem informasi pencatatan dan pelaporan pelayanan kesehatan ibu di Puskesmas Sukmajaya Kota Depok. Diagram konteks terdiri dari entitas sumber yaitu klinik/BPS mengirimkan form laporan bulanan dan data individu ibu yang berkunjung, posyandu mengirimkan form laporan bulanan, bidan puskesmas memasukkan data dari buku harian, kohort ibu hamil dan bersalin, serta register ibu hamil dan bersalin ke sistem dan feedback atas laporan dari klinik/BPS dan posyandu, dan dinas kesehatan mengirimkan feedback bila ada kesalahan dan ketidaklengkapan LB3. Sedangkan, entitas tujuan yaitu klinik/BPS dan posyandu menerima feedback bila ada kesalahan dan ketidaklengkapan data, bidan puskesmas menerima laporan PWS KIA dan LB3 dari sistem dan feedback kesalahan dan ketidaklengkapan data , kepala puskesmas dan dinas kesehatan menerima LB3.

5.4.2.1 Input Sistem Informasi Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Kesehatan Ibu di Puskesmas Sukmajaya Kota Depok Hasil wawancara dengan penanggungjawab program KIA dan salah satu bidan menyatakan bahwa data yang dicatat dalam pelayanan Universitas Indonesia Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011

70

kesehatan ibu di puskesmas berasal dari catatan rekam medis dikartu status. Namun penggunaan kartu status sebagai acuan pencatatan pelayanan kesehatan ibu masih dapat menghasilkan duplikasi data. Hal tersebut dikarenakan adanya nomor rekam medis yang berbeda dengan identitas dan nama seseorang yang sama (double record). Ini dapat terjadi dalam 1 hari, rata-rata 10 orang dari 168 kunjungan dengan tujuan poli yang berbeda. “...Untuk pasien yang datang ke puskesmas merekap datanya dari rekam medis…” (Informan 2) “…Biasanya kalau dari loket kan membawa kartu status, nanti dicatat tergantung anak atau ibu, dipindahkan ke buku bantu sesuai yang diperlukan…” (Informan 3) Data pelayanan kesehatan ibu dari posyandu dan klinik/BPS juga dapat mengalami double record dikarenakan data yang diberikan ke puskesmas adalah dalam bentuk angka saja. “…data yang kita pakai untuk melaporkan kegiatan KIA per bulan dari pasien yang datang ke puskesmas kemudian dari posyandu dan dari pelayanan swasta (RB, BPS, dokter 24 jam) namun data yang kita dapatkan dalam bentuk angka saja…” (Informan 2) Mekanisme pengumpulan data dari posyandu dan klinik/BPS dilakukan pada akhir bulan sedangkan jadwal pengumpulan laporan dari puskesmas ke dinas kesehatan paling lambat tanggal 5 pada setiap bulannya. Padahal penanggung jawab program KIA harus melakukan verifikasi terhadap kesalahan atau ketidaklengkapan dari data yang dilaporkan. “Pada akhir bulan yah harusnya tanggal 30.” (Informan 2) “Laporan dilaporkan terakhir dari puskesmas ke dinas pada tanggal 5.” (Informan 2) Sehingga laporan puskesmas ke dinas kesehatan terkadang juga masih banyak yang harus diperbaiki karena ketidaklengkapannya laporan.

Universitas Indonesia Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011

71

“Masih sulit untuk mengurangi ketidaklengkapan laporan dari poli KIA. Terkadang saat laporan SP3 dilaporkan ke dinas kesehatan masih ada bagian dari kesehatan ibu yang kosong. Sehingga dinas kesehatan perlu menanyakan kembali ke penanggung jawab KIA..” (Informan 4) Hasil pengamatan menunjukkan bahwa masalah dari input sistem informasi pencatatan dan pelaporan kegiatan pelayanan kesehatan di Puskesmas Sukmajaya adalah masih adanya duplikasi data dikarenakan satu orang memiliki nomor rekam medis yang berbeda selain itu laporan yang diberikan posyandu dan klinik/BPS hanya berupa angka saja. Penerimaan laporan dari posyandu dan klinik/BPS yang mendekati jadwal pengumpulan waktu ke dinas kesehatan padahal laporan membutuhkan waktu untuk verifikasi. Hal tersebut menjadi masalah dikarenakan dinas kesehatan masih melihat ketidaklengkapan dari laporan Puskesmas Sukmajaya.

5.4.2.2 Proses Sistem Informasi Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Kesehatan Ibu di Wilayah Kerja Puskesmas Sukmajaya Kota Depok Petugas pelayanan kesehatan ibu di Puskesmas Sukmajaya aktif melakukan kegiatan verifikasi laporan yang dilaporkan oleh posyandu dan klinik/BPS. Verifikasi ditujukan pada laporan yang salah atau tidak lengkap. “…Paling verifikasi menanyakan “mba, ini apa benar jumlahnya sekian” via telepon atau sms.” (Informan 2) “...Setiap bulan datang ke wilayah sana (Tirtajaya) minta data…” (Informan 3) Dalam setiap bulan rata-rata 3-4 orang BPS mendapat umpan balik mengenai laporan yang dilaporkannya. Begitu juga posyandu dilakukan verifikasi mengenai kelengkapan dan kebenaran data. Namun terdapat posyandu dan klinik/BPS yang tidak aktif dalam kegiatan pelaporan ke puskesmas.

Universitas Indonesia Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011

72

“Karena disini jumlah BPS tidak terlalu banyak juga yang mengirimkan laporan paling juga 3-4 orang…” (Informan 2) “…Puskesmas Sukmajaya ada 10 BPS tapi ada juga yang sudah tidak aktif/praktek, yang aktif sekitar 7 BPS dan yang aktif membuat laporan ada 4 dan kadang-kadang 5…” (Informan 2) “...Daerah elite ga memiliki posyandu seperti pesona dan griya. RW yang tidak ada posyandunya ada mulai dari 23, 25, 26, 27, 28, 29 dan 31. Ada 7 RW yang tidak memiliki posyandu. Ya sudah tidak meminta laporan ke RW yang tidak ada posyandu.” (Informan 2) Umpan balik yang dilakukan oleh puskesmas juga dirasakan oleh posyandu dan klinik/BPS terkait. Hal tersebut diutarakan oleh petugas posyandu dan klinik/BPS, mereka mengatakan bahwa puskesmas sering memberitahukan bila ada kesalahan atau ketidaklengkapan data. “…Tapi terkadang akhir bulan juga dibicarakannya lagi kalau ada kekurangan/kesalahan dalam pencatatan pada saat atau sebelum kegiatan lokmin.” (Informan 5) “…misalkan kalau disana dibilang ada yang kurang, dikasih tau dan biasanya di puskesmasnya memberikan form lagi…” (Informan 6) Selain itu, petugas pencatatan dan pelaporan kegiatan pelayanan kesehatan ibu di Puskesmas Sukmajaya harus lebih menegaskan dalam kegiatan penentuan pasien dalam dan luar wilayah di klinik/BPS. Hal ini dikarenakan laporan yang dilaporkan oleh klinik/BPS belum valid dalam penentuan pasien dalam dan luar wilayah. “…kalau dari BPS ga ada ketentuan membedakan luar wilayah dan dalam wilayah. Pokoknya semua pasien yang dilayani oleh BPS tersebut atau RB tersebut dilaporkan ke puskesmas…” (Informan 2) “…Yang jadi masalah itu data dari BPS atau praktek swasta ga jelas ya kan disitu. Kalau ada alamat bisa diketahui dalam atau luar wilayah namun yang dari BPS tidak memilah-milah lagi dalam atau luar wilayah…” (Informan 3)

Universitas Indonesia Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011

73

Laporan yang diberikan ke kepala puskesmas dan dinas kesehatan masih dalam bentuk angka dan belum dianalisis. Proses pembuatan analisis setelah proses pembuatan LB3 atau saat akan diadakan lomba, namun hal itu membutuhkan waktu yang cukup lama. “…Harusnya penyajian informasi yang sudah selesai dalam bentuk angka dan grafik. Namun selesaikan angkanya dulu baru grafiknya.” (Informan 2) Hasil wawancara menunjukkan bahwa dalam proses pencatatan dan pelaporan kegiatan pelayanan kesehatan ibu masih membutuhkan waktu dalam proses analisis dan penampilan data untuk pengambilan keputusan dengan cepat, dalam verifikasi data dan penegasan dalam penentuan pasien dalam dan luar wilayah.

5.4.2.3 Output Sistem Informasi Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Kesehatan Ibu di Puskesmas Sukmajaya Kota Depok Proses pelaporan yang dilakukan petugas KIA dalam melaporkan data ke kepala puskesmas dan dinas kesehatan masih dalam bentuk angka. Belum ada penyajian yang langsung dapat dianalisis untuk pengambilan keputusan dengan cepat. Sehingga sulit untuk mencapai intervensi yang tepat sasaran. “…Kebanyakkan data disampaikan dalam bentuk angka...” (Informan 1) Selain itu, harus adanya penekanan untuk tetap memberikan data yang real dalam setiap pencatatan dan pelaporan. Hal ini dimaksudkan agar hasil yang diperoleh benar-benar menyampaikan informasi yang ada di lingkungan masyarakat. “…menekankan

kita

pendataan

apa

adanya,

jangan

dimanipulasi…” (Informan 1) “…Biasanya kan kita tau ya kadang ada staf yang agak nakal. Biasanya ada beberapa bagian yang nembak. Tapi saya tetap menekankan

Universitas Indonesia Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011

74

untuk menyampaikan data yang real. Itu penting bagi evaluasi…” (Informan 1)

5.4.2.4 Simpulan

Masalah

Sistem

Informasi

Pencatatan

dan

Pelaporan Pelayanan Kesehatan Ibu di Puskesmas Sukmajaya Kota Depok Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa terdapat masalah di Puskesmas Sukmajaya Kota Depok. Adapun masalah di Puskesmas Sukmajaya adalah sebagai berikut : Tabel 5.11 Simpulan Masalah Sistem Informasi Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Kesehatan Ibu di Puskesmas Sukmajaya Kegiatan

Input

Proses

Output

Luar Gedung

• Pada wilayah RW • Klinik/BPS memiliki • Beberapa laporan tertentu, sulit untuk banyak laporan yang pelayanan ada yang mendapatkan data ibu harus dilaporkan selain diberikan dalam hamil, nifas dan ke puskesmas sehingga bentuk angka saja bersalin tak jarang ada • Laporan ke klinik/BPS yang tidak • Pasien yang puskesmas aktif dalam pencatatan berkunjung ke dikumpulkan dan pelaporan klinik/BPS terkadang mendekati akhir bulan mencantumkan alamat yang dekat dengan klinik/BPS walaupun pasien berdomisili di luar wilayah

Dalam Gedung

• Adanya duplikasi data • Membutuhkan • Penyajian yang dikarenakan adanya penambahan waktu disampaikan masih pasien yang memiliki dalam analisis laporan dalam bentuk laporan, lebih dari 1 nomor belum dalam bentuk • Kesulitan rekam medis informasi yang dapat membedakan pasien memudahkan dalam • Verifikasi data dari dalam dan luar wilayah pengambilan posyandu dan dari laporan keputusan dan klinik/BPS mengenai klinik/BPS membandingkan trend kesalahan atau cakupan dari setiap ketidaklengakapan periode data • Masih ada posyandu dan klinik/BPS yang

Universitas Indonesia Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011

75

tidak melaporkan laporan bulanan ke puskesmas

5.4.3 Analisis Peluang Pengembangan Sistem Analisis peluang pengembangan sistem pencatatan dan pelaporan pelayanan kesehatan ibu dilihat dari 4 unsur, yaitu sumber daya manusia, sarana, dana dan manjemen. Peluang pengembangan dari unsur sumber daya manusia dilihat dari jumlah dan kualifikasi dari SDM itu sendiri. Bila dilihat dari unsur jumlah SDM, Puskesmas Sukmajaya sudah cukup memadai namun perlu adanya penetapan tanggung jawab akan kegiatan pencatatan dan pelaporan. Pembagian tanggung jawab itu sendiri sebaiknya tidak hanya dipegang oleh 1 orang saja. Hal itu dikarenakan beban kerja dari seorang bidan pun sudah cukup berat dan dikhawatirkan bila hanya satu orang yang bertanggungjawab maka tidak ada yang memback up pekerjaan bila 1 orang tersebut berhalangan. Sehingga harus adanya penetapan wakil yang bertanggungjawab. Selain itu dari unsur SDM dibutuhkan kualifikasi SDM yang memadai untuk mengimplementasikan sistem yang akan dikembangkan yang berbasis komputer. Dalam hal ini kualifikasi yang dibutuhkan adalah seseorang yang memiliki kemampuan mengolah data di sistem komputer yang berbasis spreadsheet. Puskesmas Sukmajaya dari segi SDM dikatakan berpeluang dikarenakan ada beberapa bidan yang memang sudah paham akan penggunaan aplikasi berbasis spreadsheet namun masih perlu adanya pelatihan aplikasi pengolahan data dan penyajian data melalui aplikasi berbasis spreadsheet. Peluang pengembangan dilihat dari unsur sarana yang ada di Puskesmas Sukmajaya cukup berpeluang dikarenakan puskesmas memiiki 6 komputer. Namun agar lebih berjalan sistem yang akan dikembangkan dibutuhkan 1 unit komputer yang hanya digunakan dan ditempatkan khusus di poli KIA. Bila dilihat dari segi dana, Puskesmas Sukmajaya belum melakukan penganggaran untuk sistem pencatatan dan pelaporan yang

Universitas Indonesia Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011

76

berbasis komputer. Maka pengembangan sistem akan berpeluang bila adanya dana untuk perawatan komputer secara rutin semisalnya 1 tahun sekali. Dari unsur manajemen yang dilihat dari segi legal aspek, pelayanan kesehatan ibu sudah memiliki modul PWS KIA namun untuk pengembangan sistem yang baru maka diperlukan tambahan petunjuk teknis pemanfaatan sistem informasi berbasis komputer. Selain itu dilihat dari segi komitmen, Puskesmas Sukmajaya belum cukup berpeluang. Segi komitmen yang ada sebaiknya bukan hanya niat dari beberapa petugas saja, komitmen yang diperlukan adalah berupa komitmen yang dapat mendesak petugas untuk bertanggungjawab seperti adanya penganggaran dana intensif untuk petugas yang mengumpulkan, mengolah dan menyajikan data menjadi informasi mnggunakan sistem yang dikembangkan. Sehingga bila hal tersebut tidak dilakukan, anggaran akan intensif itu tidak akan keluar, sama halnya dengan pemberian punishment dan reward. Adapun simpulan mengenai analisis peluang pengembangan sistem pencatatan dan pelaporan pelayanan kesehatan ibu di Puskesmas Sukmajaya bila dilihat dari sumber daya yang ada dengan kebutuhan yang diinginkan adalah sebagai berikut : Tabel 5.12 Analisis Peluang Pengembangan Sistem Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Kesehatan Ibu di Puskesmas Sukmajaya No 1

Unsur SDM - Jumlah

- Kualifikasi

Sistem Yang Ada

Kebutuhan Yang Baru

Peluang Pengembangan

Staf pelayanan kesehatan ibu ada 9 bidan dengan 1 orang yang bertanggungjawab dalam proses pencatatan dan pelaporan kegiatan pelayanan kesehatan ibu.

Untuk pencatatan dan pelaporan dibutuhkan minimal 1 orang yang bertanggungjawab dan 1 orang yang mem back up tanggung jawabnya.

Puskesmas Sukmajaya cukup berpeluang melakukan sistem yang akan dikembangkan namun sistem pencatatan dan pelaporan pelayanan kesehatan ibu akan berjalan dengan baik bila kebutuhan yang baru dilaksanakan.

Petugas belum optimal

Memiliki kemampuan dalam mengopersikan sistem komputer

Adapun peluang pengembangan akan sistem

Universitas Indonesia Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011

77

2

3

4

Sarana - Jumlah

Dana - Jenis

Manajemen - Legal Aspek

- Komitmen

dalam pengoperasian komputer

pengolah data berbasis spreadsheet dan database.

Terdapat 6 komputer dengan spesifikasi standar

Minimal memiliki 1 komputer dengan spesifikasi standar yang diletakkan dan digunakan khusus untuk kepentingan poli KIA.

Dana pengumpulan data, pengadaan alat tulis dan kertas

Perawatan komputer yang dilakukan rutin setahun sekali

Modul PWS KIA

Petunjuk teknis dalam pemanfaatan sistem informasi berbasis komputer sebagai pengolah data di spreadsheet dan database

Pelaksanaan pencatatan dan pelaporan pelayanan kesehatan ibu yang dilakukan tiap bulan. Selain itu adanya percontohan sistem informasi berbasis komputer di puskesmas lain yang dapat dijadikan contoh.

Adanya komitmen dalam bentuk penganggaran untuk pemberian intensif kepada petugas yang melakukan verifikasi data dan mengolah data hingga menjadi informasi yang dapat digunakan untuk perencanaan program intervensi

yang baru bila diikutsertakan pula dengan pelatihan petugas Poli KIA mengenai aplikasi komputer pengolah data berbasis spreadsheet, penambahan dana pelatihan, dana maintenance, serta pengenalan sistem yang baru dan peningkatan motivasi agar petugas dapat dengan mudah mengimplemenatsikan.

Universitas Indonesia Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011

78   

BAB VI PEMBAHASAN

6.1 Pengembangan Sistem Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Kesehatan Ibu di Puskesmas Sukmajaya Rancangan sistem pencatatan dan pelaporan kegiatan pelayanan kesehatan ibu di tingkat puskesmas merupakan pengembangan dari sistem yang sudah ada. Pengembangan ini didasarkan untuk peningkatan kualitas informasi dan ketepatan waktu serta kemudahan dalam penyajian data yang sudah dianalisis. Alur pencatatan dan pelaporan kegiatan pelayanan kesehatan ibu menjelaskan proses pemasukkan data individu dan pelayanan ke dalam aplikasi database yang akan diolah dan disajikan dalam bentuk informasi guna mempermudah pengambilan keputusan dengan cepat dan tepat. Alur pencatatan sistem di tingkat posyandu adalah dengan mendata seluruh sasaran ibu dan melakukan pelayanan terkait kesehatan ibu di posyandu selanjutnya data tersebut di input ke dalam formulir digital yang akan langsung divalidasi kelengkapan dan kebenaran di sistem tersebut. Setelah data valid maka data tersebut dimasukkan ke dalam data base yang ada di puskesmas. Sedangkan alur pencatatan di tingkat klinik/BPS, pasien yang berkunjung akan didata dan data tersebut akan diinput pada formulir digital. Pada tahap entri data, sistem juga bekerja untuk mengoreksi kebenaran dan kelengkapan data. Setelah itu, data dimasukkan ke dalam data base. Alur pencatatan yang ada di puskesmas sama halnya dengan di klinik/BPS, pasien berkunjung lalu data pelayanan dientri di formulir digital lalu diproses dalam sistem dan dimasukkan ke dalam data base. Database di puskesmas merupakan gabungan dari data di posyandu dan klinik/BPS. Data yang berada di data base akan diolah dan menghasilkan hasil perhitungan tiap indikator dan laporan bulanan terkait KIA (LB3) yang akan dikirim ke dinas kesehatan kabupaten/kota.

Universitas Indonesia    Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011

79   

Gambar 6.1 Rancangan Alur Pelaksanaan Sistem Pencatatan dan Pelaporan Kegiatan Pelayanan Kesehatan Ibu di Pusksemas Sukmajaya

Posyandu

Klinik/BPS

Puskesmas

 

Input

Mulai

Mulai

Pendataan seluruh sasaran di wilayah kerja

Pasien Berkunjung

Pelayanan mengenai kesehatan ibu

Dinas Kesehatan

Mulai Pasien Berkunjung

Data individu ibu dan data pelayanan kesehatan ibu

Data individu ibu dan data pelayanan kesehatan ibu

Input data individu ibu dan pelayanan serta input data luar gedung

Data individu ibu dan data pelayanan kesehatan ibu Input data ke formulir digital

Proses

Mulai

Data lengkap, benar dan valid?

Input data ke formulir digital Data lengkap, benar dan valid?

Database kohort ibu

Data lengkap, benar dan valid?

Pengolahan Data

Cetak

Output Spreadsheet data

Spreadsheet data

kesehatan ibu

kesehatan ibu

Cakupan K1, K4, TT1, TT2, Fe1, Fe3, Pn, Cakupan deteksi risiko oleh tenaga kesehatan, cakupan deteksi risiko oleh masyarakat, Cakupan Kasus Risiko Tinggi Bumil yang dirujuk, Cakupan penanganan Komplikasi Obstetri, Ibu Nifas Yang Mendapat Vitamin A

Adapun perbedaan alur pelaksanaan sistem pencatatan dan pelaporan pelayanan kesehatan ibu yang sudah ada dengan yang akan dikembangkan adalah pada tahap input, proses dan output. Pada tahap input data, seluruh data dari kegiatan luar gedung dimasukkan langsung dalam sistem selanjutnya sistem akan Universitas Indonesia    Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011

LB3 KIA

Selesai

80   

melakukan koreksi akan kebenaran, kelengkapan dan ketidaklengkapan data. Sehingga petugas puskesmas hanya mengoreksi data untuk pengkelompokkan dan perhitunga data saja. Setelah itu, sistem akan mengolah data dan menghasilkan sebuah informasi cakupan dari tiap-tiap program. Informasi disajikan dalam penyajian yang dapat memudahkan dalam melihat perkembangan dan perbandingan cakupan yang dicapai dari tiap periode. Sedangkan pada sistem yang lama, verifikasi akan dilakukan oleh petugas kesehatan setelah mendapat laporan rekapan dari posyandu dan klinik/BPS di wilayah kerja puskesmas. Selain itu, perhitungan masih secara manual dan penyajian data dengan grafik hanya disajikan pada waktu-waktu tertentu.

6.1.1 Bagan Alir Sistem Diagram konteks di bawah merupakan gambaran rancangan sistem pencatatan dan pelaporan pelayanan kesehatan ibu di Puskesmas Sukmajaya, yang memiliki entitas sumber dan entitas tujuan. Adapun entitas sumber dari diagram konteks adalah kader posyandu, klinik/BPS, dan puskesmas. Kader posyandu memberikan data individu sasaran ibu dan data pelayanan. Klinik/BPS dan puskesmas memberikan data individu ibu yang mendapat pelayanan dan data pelayanan. Entitas tujuan dari sistem tersebut yaitu kader posyandu, klinik/BPS, puskesmas, kepala puskesmas dan dinas kesehatan kabupaten/kota. Kader posyandu, klinik/BPS dan bidan puskesmas mendapat feedback dari sistem mengenai ketidaklengkapan dan kesalahan data. Sedangkan bidan puskesmas dan kepala puskesmas mendapat hasil pengolahan data disistem berupa cakupan K1 Murni, K4, TT1, TT2, Fe1, Fe3, penanganan komplikasi obstetrik, penolong persalinan, ibu nifas yang mendapat vitamin A, deteksi risiko oleh nakes, deteksi risiko oleh masyarakat, dan kasus risiko tinggi ibu hamil yang dirujuk, serta LB3. Dinas kesehatan kabupaten/kota mendapat LB3 terkait kesehatan ibu dari sistem.

Universitas Indonesia    Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011

81   

Gambar 6.2 Diagram Konteks Sistem Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Kesehatan Ibu di Puskesmas Sukmajaya • • • • • • • • • • • • Data individu ibu mendapat  pelayanan  • Data Pelayanan  BPS/Klinik  Bersalin 

Kader  Posyandu 

• Feedback  • Data Individu seluruh  sasaran  • Data Pelayanan  • Feedback 

Kepala  Puskesmas 

• • • • • • • • • • • •

• •

SistemInformasi  Pencatatan dan  Pelaporan  Pelayanan  Kesehatan Ibu di  Puskesmas  Sukmajaya  Kota Depok

Cakupan K1 Murni dan K4  Cakupan imunisasi TT1  Cakupan imunisasi TT2  Cakupan tablet Fe1  Cakupan tablet Fe3  Cakupan Penanganan Komplkasi  Obstetri  Penolong Persalinan  Cakupan Ibu Nifas Yang Mendapat  Vit.A  Cakupan Data Risiko oleh Nakes  Cakupan Deteksi Risiko Oleh  Masyarakat  Cakupan Kasus Risiko Tinggi Ibu  Hamil Yang Dirujuk  LB3 Kesehatan Ibu  feedback 

Bidan  Koordinator 

• Data Individu ibu yang  mendapat pelayanan  • Data Pelayanan 

• LB3 Kesehatan Ibu 

Dinas  Kesehatan  Kota Depok 

Cakupan K1 Murni dan K4  Cakupan imunisasi TT1  Cakupan imunisasi TT2  Cakupan tablet Fe1  Cakupan tablet Fe3  Cakupan Penanganan Komplkasi  Obstetri  Penolong Persalinan  Cakupan Ibu Nifas Yang Mendapat  Vit.A  Cakupan Data Risiko oleh Nakes  Cakupan Deteksi Risiko Oleh  Masyarakat  Cakupan Kasus Risiko Tinggi Ibu  Hamil Yang Dirujuk  LB3 Kesehatan Ibu 

Universitas Indonesia    Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011

82   

6.1.2 Diagram Alir Data Level 1 Gambar 6.3 di bawah menjelaskan lebih rinci mengenai program yang akan dikembangkan. Pada diagram alir data level 1 di bawah menjelaskan bahwa kader posyandu, klinik/BPS dan bidan puskesmas memasukkan data berupa data individu ibu dan data pelayanan kesehatan ibu ke dalam sistem yang akan diolah selanjutnya akan dianalisis dalam bentuk penyajian data yang akan digunakan untuk pengambilan keputusan. Keluaran dari sistem tersebut akan dilaporkan ke dinas kesehatan kabupaten/kota, kepala puskesmas dan bidan puskesmas dalam bentuk laporan LB3 dan hasil perhitungan cakupan.

Gambar 6.3 Diagram Alir Data Level 1 Sistem Informasi Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Kesehatan Ibu di Puskesmas Sukmajaya

Kader Posyandu Klinik/BPS

Data individu ibu Data pelayanan kesehatan ibu 1.0 Input Data

2.0

3.0

Pengolahan Data

Analisa dan Penyajian Data Laporan LB3 Hasil perhitungan cakupan

Bidan Puskesmas

Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota

Kepala Puskesmas

6.1.3 Diagram Alir Data Level 2 Gambar 6.4 di bawah ini menjelaskan diagram alir data level 2. Pada diagram alir data level 2 proses input data dibagi menjadi 2 proses yaitu pencatatan yang dilakukan saat pelayanan berupa data individu dan data pelayanan kesehatan ibu setelah itu dilakukan pengisian form digital yang menghasilkan data sasaran, data pelayanan ibu hamil, data persalinan, dan data pelayanan ibu nifas. Setelah dilakukan pengisian form digital, data dari kader posyandu, klinik/BPS dan bidan puskesmas akan masuk ke database Universitas Indonesia    Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011

83   

yang selanjutnya akan diolah dalam sistem. Pengolahan itu mengalami beberapa tahap, yaitu pembersihan data, validasi, pengkelompokkan data dan perhitungan. Perhitungan dilakukan untuk melihat dari tiap-tiap indikator. Setelah data itu diolah maka akan disajikan dalam bentuk grafik. Dan hasil penyajian akan dilaporkan ke kepala puskesmas, dan bidan puskesmas. Hasil perhitungan data berupa LB3 akan dicetak dan dikirimkan ke dinas kesehatan kabupaten/kota.

Gambar 6.4 Diagram Alir Data Level 2 Sistem Informasi Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Kesehatan Ibu di Puskesmas Sukmajaya Kader Posyandu 1.1 Klinik/BPS

Data individu ibu

Pencatatan Data Pelayanan kes.ibu

1.2 Pengisian Form Digital

2.1 Pembersihan Data

sasaran ibu hamil persalinan ibu

Bidan Puskesmas

ibu nifas

2.2

2.3

2.4

Validasi

Pengkelompokkan data

Perhitungan

cakupan K1 murni cakupan k4 cakupan TT1 cakupan TT2 cakupan Fe1 cakupan Fe3 cakupan penanganan komplikasi obstetri

3.1 Penyajian Grafik

cakupan linakes Dinas Kesehatan Kabupaten/kota

cakupan data risiko oleh masyarakat cakupan data risiko oleh nakes cakuapn ibu nifas mendapat vit.A

Kepala Puskesmas

cakupan bumil risiko yang dirujuk LB3

Universitas Indonesia    Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011

3.2 Cetak Laporan

84   

6.1.4 Entity Relationship Diagram (ERD) Entity relationship diagram (ERD) adalah diagram yang menunjukkan hubungan antar entitas yang saling berinteraksi (“Entity Relational Diagram dan Kardinalitas”). Di bawah ini adalah ERD dari sistem pencatatan dan pelaporan pelayanan kesehatan ibu di Puskesmas Sukmajaya.

Gambar 6.5 Entity Relationship Diagram (ERD) Sistem Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Kesehatan Ibu di Puskesmas Sukmajaya

Puskesmas

Memberi laporan

Mempunyai

Kecamatan

Kelurahan

Mempunyai

memberi laporan Mendata

Posyandu

Mempunyai

Desa

Klinik

Kunjungan Hamil

Mempunyai

Bumil

Mempunyai

Mempunyai Mempunyai

Komplikasi

Mempunyai

Hamil

Mempunyai

Rujukan

Nifas Mempunyai

6.2 Rancangan Hubungan Antar Tabel Berikut table relationship diagram (TRD) sistem pencatatan dan pelaporan pelayanan kesehatan ibu di Puskesmas Sukmajaya, yaitu :

Universitas Indonesia    Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011

85   

Gambar 6.6 Table Relationship Diagram (TRD) Sistem Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Kesehatan Ibu Di Puskesmas Sukmajaya

6.3 Kamus Data Berikut adalah kamus data dari database sistem informasi pencatatan dan pelaporan pelayanan kesehatan ibu di Puskesmas Sukmajaya adalah sebagai berikut : Tabel 6.1 Kamus Data dari Tabel Posyandu Field Name

Type

Description

ID posyandu

Autonumber

ID Posyandu

Nama Posyandu

Text

Nama dari Posyandu

Tabel 6.2 Kamus Data dari Tabel Klinik Field Name

Type

Description

ID Klinik

Autonumber

ID Klinik

Nama Klinik

Text

Nama dari Klinik

Universitas Indonesia    Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011

86   

Tabel 6.3 Kamus Data dari Tabel Puskesmas Field Name

Type

Description

ID Puskesmas

Autonumber

ID Puskesmas

Nama Puskesmas

Text

Nama dari Puskesmas

Tabel 6.4 Kamus Data dari Tabel Desa Field Name

Type

Description

IDdesa

Autonumber

ID Desa

Nama Desa

Text

Nama desa atau alamat jalan dari seorang pasien

Tabel 6.5 Kamus Data dari Tabel Kelurahan Field Name

Type

Description

ID kelurahan

Autonumber

ID Kelurahan

Nama Kelurahan

Text

Nama dari Kelurahan

Tabel 6.6 Kamus Data dari Tabel Kecamatan Field Name

Type

Description

ID Kecamatan

Autonumber

ID Kecamatan

Nama Kecamatan

Text

Nama dari Kecamatan

Tabel 6.7 Kamus Data dari Tabel Bumil Field Name

Type

Description

ID Bumil

Autonumber

ID Ibu Hamil

Nama Ibu

Text

Nama dari Ibu Hamil

Nama Suami

Text

Nama suami dari ibu hamil

RT

Number

RT dari tempat tinggal ibu hamil

RW

Number

RW dari tempat tinggal ibu hamil

Universitas Indonesia    Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011

87   

Tabel 6.8 Kamus Data dari Tabel Kunjungan Bumil Field Name

Type

Description

ID kunjungan

Autonumber

ID Kunjungan

Tgl_kunjug

Date/Time

Tanggal Berkunjung

HPHT

Date/Time

Tanggal Hari Pertama Haid Terakhir

BB

Number

Berat Badan (kg)

TB

Number

Tinggi Badan (cm)

TD

Number

Tekanan Darah (mmHg)

Status TT

Text

Status imunisasi TT (TT1, TT2, TT3, TT4, TT5, dan Tidak Dapat)

Status Fe

Text

Status mendapatkan tablet Fe (Fe 1, Fe3 dan Tidak Dapat)

Tabel 6.9 Kamus Data dari Tabel Hamil Field Name

Type

Description

ID hamil

Autonumber

ID hamil

Tgl lahir ibu

Date/Time

Tanggal Lahir Ibu

Tgl Persalinan

Date/Time

Tanggal Persalinan

Penolong persalinan

Text

Penolong persalinan (Keluarga, dukun, bidan, dr.spesialis, dokter, lain-lain dan tidak ada)

Tempat persalinan

Text

Tempat Bersalin (rumah, polindes, puskesmas, RB, RSIA, RS, RS ODHA)

Cara persalinan

Text

Cara Persalinan (Normal, Sectio Caesar)

Tabel 6.10 Kamus Data dari Tabel Nifas Field Name ID nifas

Type Autonumber

Description ID Nifas

Universitas Indonesia    Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011

88   

Status vit A

Text

Status Vitamin A ( Tidak mendapat, Mendapat)

Tabel 6.11 Kamus Data dari Tabel Komplikasi Field Name

Type

Description

ID Komplikasi

Autonumber

ID Komplikasi

Nama Komplikasi

Text

Jenis Komplikasi

Deteksi_1

Text

Pendeteksi risiko pertama kali (Pasien, Keluarga, Masyarakat, Dukun, Kader, Bidan, Perawat, Dokter atau (-) untuk yang tidak ada komplikasi)

Tabel 6.12 Kamus Data dari Tabel Rujuk Field Name

Type

Description

ID Rujuk

Autonumber

ID Rujukan

Tempat rujukan

Text

Tempat Rujukan (Puskesmas, Rumah Bersalin, RSIA/RSB, RS, Lain-lain atau (-) untuk yang tidak ada komplikasi)

Keadaan tiba

Text

Keadaan tiba (Hidup, Meninggal atau (-) untuk yang tidak ada komplikasi)

Keadaan Pulang

Text

Keadaan pulang (Hidup, Meninggal atau (-) untuk yang tidak ada komplikasi)

6.4 Desain Antarmuka Sistem Informasi Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Kesehatan Ibu di Puskesmas Sukmajaya Kota Depok Menu halaman utama dari sistem informasi pencatatan dan pelaporan pelayanan kesehatan ibu terdiri dari 2 button, yaitu input data dan output data. Button tersebut membantu pengguna untuk membuka halaman yang diinginkan. Berikut tampilan menu halaman utama yang terdapat pada gambar 6.7:

Universitas Indonesia    Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011

89   

Gambar 6.7 Menu Halaman Utama Sistem Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Kesehatan Ibu

6.4.1 Input Data Menu halaman input adalah tampilan yang membantu mengarahkan pengguna untuk memasukkan data yang diperlukan. Menu halaman input terdiri dari 5 pilihan button yang membantu menuju halaman yang dituju, yaitu data dasar ibu, data kunjungan bumil, data persalinan, data ibu nifas, dan menu utama. Bila pengguna ingin memasukkan data identitas ibu hamil dapat mengklik button data dasar ibu. Untuk mengentry data pelayanan pemeriksaan ibu hamil dapat mengklik button data kunjungan ibu hamil dan mengentry mengenai pelayanan saat persalinan dengan mengklik button data persalinan. Sedangkan mengentry data pemberian pelayanan kepada ibu nifas adalah dengan mengklik button data ibu nifas. Mengembalikkan ke tampilan menu halaman utama adalah dengan mengklik button menu utama. Adapun tampilan dari menu halaman input adalah sebagai berikut : Universitas Indonesia    Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011

90   

Gambar 6.8 Menu Halaman Input Sistem Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Kesehatan Ibu

Form data dasar ibu dapat diisi oleh petugas kesehatan. Data yang dapat diisi dalam form data dasar ibu antara lain id ibu, nama ibu, nama suami, tanggal lahir ibu, desa/alamat, RT, RW, kelurahan, dan kecamatan. Dalam pengisian form data dasar ibu juga akan digabungkan dengan data bersalin ibu. Data persalinan yang harus diisi antara lain nama fasilitas tempat bersalin, tanggal persalinan, penolong persalinan, tempat persalinan, cara persalinan, komplikasi, rujukan, keadaan tiba dan keadaan pulang. Pada form data persalinan ada penggolongan yang dilakukan secara otomatis oleh sistem yaitu bila penolong persalinan adalah seorang tenaga kesehatan maka pada bagian penolong nakes (tenaga kesehatan) akan dikodekan 1 dan bila penolong persalinan bukan nakes maka akan dikodekan menjadi 0. Selain itu, penanganan komplikasi obstetrik pada persalinan juga dikelompokan bila seorang ibu yang mengalami komplikasi dan dilakukan penanganan dengan dirujuk ke fasilitas kesehatan maka akan dikodekan 1 namun bila tidak maka dikodekan 0. Adapun bentuk dari form data dasar ibu adalah sebagai berikut :   Universitas Indonesia    Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011

91   

Gambar 6.9 Form Data Dasar Ibu dan Data Persalinan

Form data kunjungan ibu hamil dapat diisi oleh petugas kesehatan dengan membedakan tingkat pemberi pelayanan. Tingkat pemberi pelayanan dibagi menjadi 3, yaitu posyandu, klinik/RB/BPS dan puskesmas. Data yang dapat diisi dalam form data kunjungan ibu hamil antara lain tingkat pemeriksaan, nama fasilitas, id ibu, nama ibu, tanggal lahir ibu, nama suami, tanggal berkunjung, BB (berat badan), TB (tinggi badan), TD (tensi darah), status TT (imunisasi tetanus toxoid), status Fe (pil zat besi), komplikasi, tempat rujukan, pendeteksi terjadinya komplikasi, keadaan tiba dan keadaan pulang. Dari hasil input data pada form data kunjungan ibu hamil akan dihasilkan secara otomatis oleh sistem berupa umur kehamilan trisemester kunjungan, K1, K4, TT1, TT2, Fe1, Fe3, pendeteksi komplikasi masyarakat atau tenaga kesehatan, dan dilakukan kegiatan rujuk atau tidak. Adapun bentuk dari form data kunjungan ibu hamil adalah sebagai berikut :   Universitas Indonesia    Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011

92   

Gambar 6.10 Form Data Kunjungan Ibu Hamil

Form data nifas dapat diisi oleh petugas kesehatan dengan membedakan tingkat pemberi pelayanan. Tingkat pemberi pelayanan dibagi menjadi 3 yaitu posyandu, klinik/RB/BPS dan puskesmas. Data yang dapat diisi dalam form data nifas antara lain tingkat pemeriksaan, nama fasilitas, id ibu, nama ibu, nama suami, tanggal lahir ibu, status vitamin A, komplikasi, tempat rujukan, keadaan tiba dan keadaan pulang. Hasil input ada yang akan dikelompokkan secara otomatis oleh sistem antara lain pemberian vitamin A bila diberi vitamin A maka akan dikodekan 1 dan sebaliknya bila tidak maka dikodekan 0 dan penanganan komplikasi obstetri bila ibu nifas dengan komplikasi dirujuk ke fasilitas kesehatan maka dikodekan 1 dan sebaliknya akan dikodekan 0. Adapun bentuk dari form data nifas adalah sebagai berikut:

Universitas Indonesia    Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011

93   

Gambar 6.11 Form Data Nifas

6.4.2 Output Menu laporan adalah tampilan yang membantu mengarahkan pengguna untuk menghasilkan perhitungan dari indikator yang ada. Menu laporan terdiri dari 5 pilihan button yang membantu ke halaman yang diinginkan, yaitu output kunjungan ibu hamil, output persalinan, output pelayanan nifas, output komplikasi obstetri dan menu utama. Adapun tampilan dari menu laporan adalah sebagai berikut :

Universitas Indonesia    Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011

94   

Gambar 6.12 Menu Laporan Sistem Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Kesehatan Ibu

Adapun hasil dari pengolahan data yang sudah diinput adalah sebagai berikut: Gambar 6.13 Grafik Cakupan Imunisasi TT1 dan TT2 (Contoh)

Cakupan Imunisasi TT1 dan  TT2  Bulan Januari‐Maret 2011 150 100 TT1

50

TT2

0 Januari

Februari

Maret

Universitas Indonesia    Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011

95   

Gambar 6.13 merupakan grafik yang berfungsi menampilkan cakupan imunisasi TT1 dan TT2 selama bulan Januari-Maret 2011. Data dapat ditampilkan dalam kurun waktu bulan atau tahun. Hal tersebut dimaksudkan untuk melihat dan membandingkan cakupan pada 3 periode sehingga dapat melihat perkembangan dari cakupan dan dapat mengambil keputusan untuk intervensi dengan cepat. Gambar 6.14 Grafik Pemberian Tablet Fe1 dan Fe3 Tahun 2007-2009

Cakupan Pemberian Fe1 dan Fe3  Tahun 2007‐2009 120 100 80 60

Fe1

40

Fe3

20 0 tahun2007

tahun2008

tahun2009

Gambar 6.14 merupakan grafik yang berfungsi menampilkan cakupan pemberian tablet Fe1 dan Fe3 selama tahun 2007-2009. Data ditampilkan dalam periode tahun namun sistem dapat juga menampilkan grafik dalam periode bulan. Pada grafik di atas digambarkan bahwa ada suatu cakupan yang nilainya lebih dari 100 %, hal tersebut mengindikasikan bahwa harus adanya perbaikan sistem pencatatan dan pelaporan (validasi data).

Universitas Indonesia    Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011

96   

Gambar 6.15 Cakupan K1 dan K4 Tahun 2007-2009

Cakupan K1 dan K4  Tahun 2007‐2009 120 100 80 60

K1 Murni

40

K4

20 0 Tahun 2007

Tahun 2008

Tahun 2009

Gambar 6.15 berfungsi untuk menampilkan grafik cakupan K1 dan K4 pada tahun 2007-2009. Grafik di atas menampilkan dalam 3 priode waktu yang dimaksudkan untuk melihat perkembangan dari kegiatan kunjungan ibu selama masa kehamilan. Pada grafik di atas digambarkan bahwa ada suatu cakupan yang nilainya lebih dari 100 %, hal tersebut mengindikasikan bahwa harus adanya perbaikan sistem pencatatan dan pelaporan (validasi data). Hal tersbut juga dapat dilihat apakah ibu hamil yang di luar wilayah mendapat pelayanan dimasukkan dalam perhitungan atau tidak.

Universitas Indonesia    Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011

97   

Gambar 6.16 Cakupan Deteksi Risiko Ibu Hamil Oleh Masyarakat Tahun 2006-2010 (Contoh)

Cakupan Deteksi Risiko Bumil  Oleh Masyarakat Tahun 2006‐ 2010 80 60 Cakupan  Deteksi Risiko  Bumil Oleh  Masyarakat

40 20 0 Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun  2006 2007 2008 2009 2010

Gambar 6.16 merupakan grafik garis yang berfungsi untuk menampilkan cakupan deteksi risiko ibu hamil oleh masyarakat pada tahun 2006-2010. Grafik di atas menampilkan dalam 5 periode waktu (bulan/tahun). Gambar 6.17 Cakupan Deteksi Risiko Ibu Hamil Oleh Tenaga Kesehatan Tahun 2006-2010 (Contoh)

Cakupan Deteksi Risiko Bumil  Oleh Nakes Tahun 2006‐2010 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0

Cakupan  Deteksi Risiko  Bumil Oleh  Nakes Tahun  Tahun  Tahun  Tahun  Tahun  2006 2007 2008 2009 2010

Universitas Indonesia    Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011

98   

Gambar 6.17 merupakan grafik garis yang berfungsi untuk menampilkan cakupan deteksi risiko ibu hamil oleh tenaga kesehatan pada tahun 2006-2010. Grafik di atas menampilkan dalam 5 periode waktu (bulan/tahun) yang berfungsi untuk membandingkan cakupan dari periode ke periode lainnya. Gambar 6.18 Cakupan Ibu Hamil Berisiko Yang Dirujuk Tahun 2006-2010 (Contoh)

Cakupan Bumil Berisiko Yang  Dirujuk Tahun 2006‐2010 40 30 20

Cakupan Bumil  Berisiko Yang  Dirujuk

10 0 tahun  tahun  tahun  tahun  tahun  2006 2007 2008 2009 2010

Gambar 6.18 merupakan grafik garis yang berfungsi untuk menampilkan cakupan ibu hamil yang berisiko dan dirujuk. Grafik di atas menampilkan dalam 5 periode waktu (bulan/tahun) yang berfungsi untuk membandingkan cakupan dari periode ke periode lainnya.

Universitas Indonesia    Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011

99   

Gambar 6.19 Cakupan Penolong Persalinan Tahun 2007-2009

Cakupan Pn 105 100 95 90 85

Cakupan Pn

80

Gambar 6.19 merupakan grafik garis yang berfungsi untuk menampilkan cakupan persalinan ibu yang ditolong oleh tenaga kesehatan. Tenaga kesehatan yang dimaksud adalah bidan, dokter, dan dr.spesialis. Gambar 6.20 Cakupan Pemberian Vitamin A Bulan Januari-Mei 2009 (Contoh)

Cakupan Pemberian Vit.A Januari‐Mei 2009 120 100 80 60 40 20 0

Cakupan  Pemberian  Vit.A

Gambar 6.20 merupakan grafik garis yang berfungsi untuk menampilkan cakupan pemberian vitamin A pada ibu nifas. Grafik di atas Universitas Indonesia    Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011

100   

ditampilkan dalam 5 priode waktu (bulan/tahun). Hal tersebut untuk membandingakan persentase cakupan dari waktu ke waktu.

Gambar 6.21 Cakupan Komplikasi Obstetri Yang Ditangani Januari-Mei 2009 (Contoh)

Cakupan Komplikasi Obstetri Yang  Ditangani Januari‐Mei 2009 100.5 100 99.5 99 98.5 98 97.5 97

Cakupan  Komplikasi  Obstetri Yang  Ditangani

Gambar 6.21 merupakan grafik garis yang berfungsi untuk menampilkan cakupan komplikasi obstetri yang ditangani. Komplikasi obstetri merupakan komplikasi yang dialami ibu saat hamil, persalinan dan nifas. Grafik di atas ditampilkan dalam 5 periode waktu (bulan/tahun). Hal tersebut untuk membandingakan persentase cakupan dari waktu ke waktu. Garfik-grafik di atas memperlihatkan cakupan program pelayanan kesehatan ibu dari periode ke periode pada seluruh wilayah kerja. Sistem yang dikembangkan dapat menghasilkan grafik PWS sehingga dapat melihat cakupan dari tiap-tiap wilayah kerja dan target program. Grafik PWS dapat dimanfaatkan untuk semua program pelayanan ibu seperti cakupan K1, K4, TT1, TT2, Fe1, Fe3, deteksi risiko ibu hamil oleh tenaga kesehatan, deteksi risiko ibu hamil oleh masyarakat, penanganan komplikasi obstetri, persalinan oleh tenaga kesehatan, ibu hamil risiko yang dirujuk dan ibu nifas yang Universitas Indonesia    Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011

101   

mendapat vitamin A. Salah satu penyajian dari cakupan pelayanan kesehatan ibu yang menggunakan grafik PWS adalah sebagai berikut : Gambar 6.22 Grafik PWS Cakupan K1 Murni Di Wilayah Kerja Puskesmas Sukmajaya Bulan Januari-Juni 2011 (contoh)

Cakupan K1 Murni  Januari‐Juni 2011 (contoh)

%

87.1 79.2 71.3 63.4 55.4 47.5 39.6 31.7 23.8 15.8 7.9 0.0 Mekarjaya

Tirtajaya

Puskesma s

%

33.8

40.9

48.3

Kum. sd Bln lalu

223

47

34

Bln ini

78

10

13

47.5

47.5

47.5

% Target K1 

Pada penyajian hasil perhitungan melalui grafik PWS, maka dapat dilihat apakah capaian dari kinerja petugas kesehatan sudah memenuhi target. Selain itu grafik PWS dapat membantu untuk menganalisis apakah program dapat mencapai target tahunan dan pergerakkannya setiap bulan. Dan bila grafik lebih dari 100%, juga dapat mengevaluasi proses pencatatan dan pelaporan. Selain grafik dari perhitungan indikator di atas, sistem membantu dalam pembuatan laporan LB3. Sistem menghasilkan hasil perhitungan dari beberapa laporan LB3 yang nantinya akan ditulis petugas kesehatan dalam laporan manual yang berkaitan dengan laporan bulanan KIA/KB (LB3).

Universitas Indonesia    Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011

102   

6.5 Pembahasan Penelitian ini dilakukan dalam beberapa tahapan, yaitu tahapan pengumpulan data dan tahapan pengembangan sistem. Pada tahapan pengumpulan data, peneliti menggunakan metode wawancara, telaah dokumen dan observasi langsung. Pengembangan sistem yang dilakukan merupakan tahapan dari penyusunan sistem yang sudah ada menjadi sistem baru guna meningkatkan kinerja dari sistem dan kualitas informasi yang dihasilkan. Pada tahapan pengembangan sistem, peneliti menggunakan aplikasi perangkat lunak berupa spreadsheet dan database. Pengembangan aplikasi tidak seluruhnya dapat berjalan secara otomatis, beberapa pengolahan data masih membutuhkan ketelitian penginput data sebelum diolah secara otomatis, seperti penentuan K1 dan K4, serta melihat double record. Hal ini dikarenakan keterbatasan dari peneliti dalam pengembangan sistem.

6.5.1 Sistem Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Kesehatan Ibu di Puskesmas Sukmajaya Kota Depok Kegiatan pencatatan yang dilakukan oleh Puskesmas Sukmajaya Kota Depok masih dilakukan secara sederhana, yaitu petugas kesehatan mencatat hasil pelayanan di kartu ibu dan dipindahkan ke kohort dan pada akhir bulan, petugas

kesehatan

merekap

data

dari

puskesmas,

posyandu,

dan

klinik/BPS/RB di wilayah kerjanya secara manual pada register. Penyajian data yang dihasilkan hanya berupa angka saja. Penyajian data berupa grafik dibuat bila dibutuhkan saja. Masalah lain adalah duplikasi data seseorang. Tak jarang pasien lupa membawa kartu berobat dan sistem pencari di loket pendaftaran tidak menemukan data pasien sehingga dibuatkan status yang baru. Hal ini menyebabkan seseorang bisa memiliki nomor status yang berbeda yang dapat mempengaruhi perhitungan cakupan. Masalah pada input data adalah tidak seluruh posyandu atau klinik/BPS yang rutin melaporkan kegiatan pelayanan pada ibu. Sehingga perhitungan cakupan tidak menyeluruh untuk semua wilayah kerja puskesmas, ada beberapa ibu hamil yang tidak terhitung. Selain Universitas Indonesia    Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011

103   

itu, puskesmas menerima pengumpulan data dari posyandu dan klinik/BPS pada waktu mendekati waktu pelaporan ke dinas kesehatan kota/kabupaten sehingga membutuhkan waktu lebih untuk memperbaiki ketidaklengkapan ataupun kesalahan dalam pencatatan. Masalah dalam manajemen data adalah dilakukannya verifikasi laporan dari posyandu dan klinik/BPS sehingga tidak efisien dalam bekerja. Dalam hal perhitungan data, petugas kesehatan harus lebih teliti memilih pasien luar maupun dalam wilayah yang dapat mempengaruhi kualitas informasi. Masalah-masalah yang disebutkan di atas dapat mempengaruhi dari kualitas informasi yang dihasilkan. Kualitas informasi yang kurang juga dapat mempengaruhi keputusan dalam mengintervensi program dari cakupan yang kurang.

6.5.2 Rancangan Teknologi Spesifikasi perangkat keras dan perangkat lunak yang digunakan adalah sebagai berikut : Spesifikasi minimum perangkat keras (hardware) yaitu : •

Processor

: Intel Pentium III atau lebih



Memory

: 512 Megabyte (Mb) atau lebih



Harddisk

: 40 Gigabyte (Gb)



Keyboard

: Standar



Mouse

: Standar



Cd Room

: Standar



Monitor

: Super VGA 640 x 480 Color 15” atau lebih

Spesifikasi minimum perangkat lunak (software) yaitu : •

Sistem Office : Minimal 2003



Aplikasi Spreadsheet

Universitas Indonesia    Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011

104   

6.5.3 Kelebihan dan Kekurangan Sistem Sistem informasi pencatatan dan pelaporan pelayanan kesehatan ibu di Puskesmas Sukmajaya Kota Depok ini memiliki kelebihan dan kekurangan yang dijelaskan dalam tabel berikut :

Tabel 6.13 Kelebihan dan Kekurangan Sistem Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Kesehatan Ibu di Puskesmas Sukmajaya Kota Depok Kelebihan 1. Memudahkan proses pengumpulan, pengolahan dan penyajian data 2. Tersedianya database ibu hamil yang valid 3. Meminimalisir double record 4. Mengefisiensikan waktu dalam proses pencatatan, pengolahan, dan analisis data 5. Meminimalisir kesalahan dan ketidaklengkapan data 6. Memudahkan dalam pemisahan pasien dalam atau luar wilayah 7. Membantu penyajian data untuk pengambilan keputusan yang tepat dan cepat.

Kekurangan 1. Membutuhkan biaya untuk sosialisasi dan pelatihan dari sistem informasi yang akan berlangsung 2. Belum secara optimal bisa diotomasikan, membutuhkan proses validasi yang bertahap. 3. Membutuhkan ketelitian dari petugas yang mengolah data dan pehitungan data 4. Masih butuh pengembangan lebih lanjut dalam memanggil data yang sudah direcord sebelumnya seperti pada kunjungan ibu hamil agar user tidak harus merecord ulang data dasar yang sama. 5. Membutuhkan dana untuk pemeliharaan sistem

Adapun komentar dari pihak Puskesmas Sukmajaya terkait sistem informasi pencatatan dan pelaporan pelayanan kesehatan ibu yang dikembangkan oleh peneliti adalah agar sistem seharusnya dapat memanggil record pasien kunjungan lama sehingga user tidak harus merecord ulang data dasar yang sama. Selain itu diharapkan, sistem dapat mendeteksi ibu yang komplikasi. Dilain pihak, petugas puskesmas mengatakan sistem yang dikembangkan kurang lebih sudah baik dan dapat dimanfaatkan di puskesmas sehingga membantu puskesmas daam hal memiliki database. Selain itu, sistem sangat membantu dalam pelaporan bulanan yang selama ini masih memiliki kendala dalam hal ketidaklengkapan dan kesalahan data. Dari tampilan dan kemudahan dalam menjalankan sistem juga sudah dianggap mudah dalam pengoperasian. Namun, pihak puskesmas belum memadai Universitas Indonesia    Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011

105   

dalam hal sarana komputer yang akan diadakan di poli KIA sehingga pihak puskesmas mengeluhkan akan sangat sulitnya untuk melakukan input data secara langsung.

6.5.4 Perbandingan Sistem Sistem informasi pencatatan dan pelaporan pelayanan kesehatan ibu di Puskesmas Sukmajaya Kota Depok adalah pengembangan dari sistem yang sudah berlangsung sebelumnya di Puskesmas Sukmajaya yang memiliki beberapa perbedaan, antara lain :

Tabel 6.14 Perbandingan Sistem Lama dan Sistem Baru Komponen

Sistem Lama

Sistem Baru

Input

1. Pencatatan dilakukan di atas kertas. 2. Data dikumpulkan mendekati jadwal pengumpulan laporan ke dinas kesehatan kabupaten/kota dan kebanyakkan melaporkan dengan angka absolute

1. Pencatatan dilakukan secara terkomputerisasi dengan program spreadsheet 2. Data dikumpulkan langsung ke sistem sehingga langsung diverifikasi bila ada kesalahan, ketidaklengkapan pencatatan

Proses

1. Merekapitulasi data yang dilaporkan oleh posyandu, klinik atau BPS 2. Belum ada database 3. Melakukan perhitungan secara manual

1. Pengolahan data sudah dilakukan secara otomatis 2. Tersedia database yang memudahkan pengolahan dan pencarian data 3. Rekapitulasi sudah dilakukan sejak pemasukkan data ke sistem

Output

1. Pembuatan grafik dilakukan bila ada kegiatan lomba atau pertemuan pembahasan cakupan saja

1. Tersedia penyajian data berupa grafik sesuai ketepatan waktu dan dapat digunakan untuk pengambilan keputusan dengan tepat dan cepat

Universitas Indonesia    Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011

106   

6.5.5 Prasyarat Berjalannya Sistem Sistem informasi pencatatan dan pelaporan pelayanan kesehatan ibu dapat berjalan dengan baik di Puskesmas Sukmajaya Kota Depok jika ada kegiatan dalam memenuhi prasyarat di bawah ini yaitu : 1. Semua bidan puskesmas, bidan praktek swasta, kader posyandu dan bidan di desa telah melakukan pengisian kartu ibu dan kartu pemeriksaan ibu dengan baik dan benar. 2. Adanya standarisasi pengisian kartu ibu dan kartu pemeriksaan ibu yang disesuaikan dengan sistem komputerisasi. 3. Tersedianya

teknologi

komputer

yang

menunjang

untuk

berjalannya sistem yang dikembangkan yang berupa pemanfaatan spreadsheet dan database. 4. Adanya dana penunjang untuk pemeliharaan sistem. Dana penunjang digunakan untuk perawatan sistem. Perawatan sistem dapat dilakukan per bulan. Dalam perawatan sistem yang berupa perawatan hardware dan software dibutuhkan teknisi yang handal. Perkiraan dana penunjang itu diperkirakan sekitar Rp 100.000. Namun bila ada kerusakan komponen hardware maka dana yang dibutuhkan tentunya akan lebih besar tergantung komponen yang akan diganti kerusakannya. 5. Adanya pelatihan dan komitmen yang tinggi untuk semua petugas yang akan menggunakan sistem ini sehingga dapat memanfaatkan sistem yang dikembangkan dengan baik dan benar. Pelatihan sistem komputer dikhususkan pada pelatihan pengolahan data yang berbasis spreadsheet yang memiliki manfaat dalam manajemen data, seperti pencatatan, pengolahan, dan penyajian data. 6. Adanya tenaga teknologi informasi yang dapat memelihara keberlangsungan sistem 7. Adanya kebijakkan dan komitmen dari pemberi kuasa

Universitas Indonesia    Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011

107   

8. Adanya petunjuk teknis yang jelas dalam pemanfaatan sistem pengolahan data yang berbasis spreadsheet dan database yang dikembangkan 9. Adanya standarisasi nomor rekam medis/status.

6.5.6 Peran Serta Sistem Sebagai Solusi Pemecahan Masalah di Puskesmas Sukmajaya Kota Depok Pengembangan sistem informasi pencatatan dan pelaporan di Puskesmas Sukmajaya Kota Depok diharapkan dapat menjadi suatu solusi dalam pemecahan masalah. Penggunaan aplikasi komputer berbasis spreadsheet

dan

database

diharapkan

dapat

mengefisiensikan

dan

mengefektifkan kinerja. Pencatatan yang dilakukan menggunakan aplikasi ini diharapkan dapat mengurangi ketidaklengkapan ataupun kesalahan data. Hal tersebut dapat mengurangi beban kerja petugas puskesmas untuk melakukan verifikasi data karena sudah dapat secara langsung dilakukan dalam sistem. Adapun sistem akan meminimalisasi kesalahan dan ketidaklengkapan adalah dengan cara seperti pada gambar di bawah ini : Gambar 6.23 Langkah Sistem Dalam Mengurangi Kesalahan Data

Universitas Indonesia    Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011

108   

Gambar 6.23 di atas menggambarkan mengenai cara kerja sistem dalam meminimalisasi kesalahan data. Pada gambar 6.23 yang pertama dijelaskan bahwa cara pengisian pada variabel status TT adalah diisi dengan TT1, TT2, TT3, TT4, TT5 atau tidak dapat. Bila diisi dengan jawaban yang tidak sesuai dengan petunjuk maka akan muncul konfirmasi data seperti gambar 6.23 yang kedua. Pada kotak konfirmasi data akan muncul peringatan“Data Yang Dimasukkan Salah!”. Pada tahap meminimalisasi ketidaklengkapan data dibutuhkan ketelitian user. Namun sistem akan membantu dalam melihat data yang masih tidak lengkap atau kosong dengan cara memfilter variabel yang ingin dilihat ketidaklengkapannya. Seperti pada gambar di bawah ini :

Universitas Indonesia    Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011

109   

Gambar 6.24 Langkah Sistem Dalam Meminimalisasi Ketidaklengkapan Data

Gambar 6.24 di atas menggambarkan cara kerja sistem dalam meminimalisasi ketidaklengkapan data. Sistem tidak secara langsung akan mendeteksi. Dalam hal ini user harus melakukan filter data yang blank sehingga data yang kosong dapat terlihat. Universitas Indonesia    Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011

110   

Sistem juga diharapakan dapat membantu dalam mengolah data seperti dalam perhitungan dan memvalidasi data bila ada duplikasi data agar menghasilkan informasi dengan kualitas yang baik. Hal tersebut dapat dilakukan dengan menyortir data dan user mengkoreksi apakah ada data yang duplikasi atau tidak. Adapun langkah dalam menyortir adalah seperti pada gambar berikut : Gambar 6.25 Langkah Sistem Dalam Mencari Duplikasi Data

Sistem diharapkan dapat membantu dalam perhitungan data dalam dan luar wilayah sehingga dapat melihat cakupan dari setiap wilayah kerja Puskesmas Sukmajaya. Hal tersebut dapat dilakukan dengan cara memfilter data kecamatan sesuai dengan wilayah kerja Puskesmas Sukmajaya. Seperti gambar di bawah ini :

Universitas Indonesia    Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011

111   

Gambar 6.26 Fungsi Sistem Dalam Melihat Pasien Dalam dan Luar Wilayah

Selain itu, pengembangan sistem dengan aplikasi spreadsheet dan database ini dapat membantu dalam penyajian data yang berguna untuk membuat keputusan dengan cepat dan tepat. Hal ini dapat mengefisiensikan waktu dalam penganalisisan laporan. Seperti pada gambar di bawah ini :

Universitas Indonesia    Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011

112   

Gambar 6.27 Fungsi Sistem Dalam Penyajian Data

 

Universitas Indonesia    Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011

113   

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

7.1 Kesimpulan Kesimpulan dari pengembangan sistem informasi pencatatan dan pelaporan pelayanan kesehatan ibu di Puskesmas Sukmajaya adalah sebagai berikut : 1. Adanya permasalahan dalam sistem informasi pencatatan dan pelaporan pelayanan kesehatan ibu yang saat ini berjalan di Puskesmas Sukmajaya antara lain : a. Adanya duplikasi data yang disebabkan pasien memiliki lebih dari satu nomor status. b. Ketidaklengkapan

dan

kesalahan

pencatatan

laporan

yang

dilaporkan oleh posyandu dan klinik/BPS yang ada di wilayah kerja Puskesmas Sukmajaya. Sehingga menyebabkan puskesmas memiliki kendala dalam hal kelengkapan data yang akan dilaporkan ke dinas kesehatan kota Depok. c. Perlunya tambahan waktu dalam mengartikan data yang sudah diolah menjadi informasi d. Ada beberapa posyandu dan klinik/BPS yang tidak aktif dalam melaporkan laporan bulanan ke puskesmas Sukmajaya. e. Kesulitan dalam pengolahan data yaitu dalam pemisahan data dalam dan luar wilayah yang diperoleh dari klinik/BPS. f. Kurangnya penyajian data yang mendukung untuk pengambilan keputusan dengan tepat dan cepat 2. Pengembangan sistem informasi pencatatan dan pelaporan pelayanan kesehatan ibu di Puskesmas Sukmajaya diharapkan dapat menjadi solusi pemecahan masalah untuk kegiatan pencatatan dan pelaporan di Puskesmas Sukmajaya. Sistem ini diharapkan dapat meminimalisir duplikasi data, ketidaklengkapan dan kesalahan pencatatan, kesalahan Universitas Indonesia    Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011

114   

perhitungan dan memudahkan dalam penyajian data yang terkait pengambilan keputusan yang tepat dan cepat. Sehingga dapat menghasilkan kualitas informasi yang baik guna meningkatkan kesehatan ibu.

7.2 Saran Saran yang diberikan peneliti agar sistem dapat berjalan dengan baik adalah sebagai berikut : 1. Adanya pelatihan dalam menggunakan sistem yang baru 2. Seluruh petugas kesehatan di puskesmas, klinik/BPS dan kader posyandu diharapkan mencatat kartu ibu atau kartu pemeriksaan ibu hamil dengan baik dan benar 3. Disediakannya

dana

penunjang

untuk

pengembangan

dan

pemeliharaan sistem 4. Adanya legal aspek untuk pelaksanaan sistem informasi pencatatan dan pelaporan pelayanan kesehatan ibu di Puskesmas Sukmajaya dan petunjuk teknis pelaksanaan sistem 5. Adanya tenaga teknologi informasi guna menjamin keberlangsungan sistem 6. Penggunaan teknologi sesuai standar 7. Adanya standarisasi nomor rekam medis atau status 8. Adanya integrasi dengan sistem yang lain atau yang baru.

Universitas Indonesia    Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011

115

DAFTAR PUSTAKA

AkuIndonesia, “Angka Kematian Ibu Di Asia Tenggara Paling Tingg Di Dunia”. http://akuindonesiana.wordpress.com (3 Januari 2011) Badan Pusat Statistik Kota Depok. “Hasil http://www.bps.go.id (14 Desember 2010).

Sensus

Penduduk

2010”,

“Benarkah Virus Polio Merebak Lagi Di Indonesia”, http://kesehatanlingkungan.wordpress.com (16 Desember 2010). Brownson, Ross C., dkk. Evidence-Based Public Helath, New York : Oxford University Press, 2003. Budi. “Pengertian Indikator”, http://mbudiu.blogspot.com/2010/12/pengertianindikator.html (2 Mei 2011). Darni, Evi. “Pengembangan Sistem Informasi PWS KIA Berbasis Sistem Informasi Geografis Dinas Kesehatan Aceh Barat Tahun 2008”, Depok : FKM UI , 2008. Data Flow Diagram. Presentasi Kuliah Aplikasi Basis Data, Depok. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. “Pedoman Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Anak (PWS KIA) 2009”. http://staff.blog.ui.ac.id/r-suti/2010/03/25/SIK-PWS-bidan-komunitas/(1 April 2010) Entity Relational Diagram dan Kardinalitas. Presentasi Kuliah Aplikasi Basis Data, Depok. FKMUI, Modul Surveilan-SIK Kebidanan Komunitas, Depok : FKM UI, 2011 Ilyan, Theresia dan Sylvie Sakasasmita. (2007). Aplikasi Telemedicine Bagi Pendidikan Kedokteran di Pedesaan. Jurnal Cermin Dunia Kedokteran, 164, 271-278. Indikator Program Kesehatan Tingkat Kabupaten. Presentasi Kuliah Sistem Informasi Kesehatan, FKM UI: Depok. Indriasih, Endang (2008). Sistem Informasi Geografis (SIG) Dalam Bidang Kesehatan Masyarakat. Buletin Penelitian Sistem Kesehatan, Vol.11, 99-104. Kadir, Abdul. Pengenalan Sistem Informasi, Yogyakarta : ANDI, 2002.

Universitas Indonesia Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011

116

“Kematian Ibu Melahirkan Di Kota Depok Tinggi”. http://www.pikiranrakyat.com/node/128767 (14 Desember 2010) Kendall dan Kendall, Analisis dan Perancangan Sistem, Jakarta : Indeks, 2007. “Kesalahan Pengobatan Dikurangi dengan Komputerisasi Peresepan Dokter”, http://www.blackwell-synergy.com/doi/abs/10.1111/j.14756773.2007.00751.x?journalCode=hesr. [Refrensi dari jurnal Cermin Dunia Kedokteran, 164, 298] Lisatriana, Biyanti. “Basis Data Surveilans Demam Berdarah Dengue Berbasis Web Di Dinas Kesehatan Kota Bandar Lampung”, FKM UI : Depok, 2010. Mulyanto, Agus. Sistem Informasi Konsep dan Aplikasi, Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2009. Mulyanto, Asep Zaki. “Pengembangan Sistem Informasi Geografis Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Anak di Dinas Kesehatan Kabupaten Majalengka”, FKM UI : Depok, 2006. Muryanto. “Pengembangan Sistem Informasi Program Kesehatan Ibu dan Anak di Kabupaten Sanggau”, FKM UI : Depok, 2007. Proyek Kesehatan Keluarga dan Gizi Departemen Kesehatan, Arrime Pedoman Manajemen Puskesmas, Jakarta : Departemen Kesehatan, 2002. Puskesmas Sukmajaya. Profil Puskesmas Sukmajaya Tahun 2009, Depok : Puskesmas Sukmajaya, 2010. Pusat Kajian Informatika Kesehatan. Pendekatan Sistem (System Approach), Presentasi Kuliah Sistem Informasi Kesehatan, Depok: FKM UI, 2009. Suryadi dan Agus Sumin, Pengantar Algoritma dan Pemrograman. Depok : Penerbit Gunadarma, 1997. Tim Penyusun P2KT. Perencanaan Program Puskesmas Sukmajaya Tahun 2010. Depok : Puskesmas Sukmajaya, 2010. Tofik, Moch. Bekerja Secara Otomatis di Microsoft Office Excel 2007 dengan Macro. Bekasi : Media Kita, 2009. Utomo, Budi, Kerangka Logis Monitoring dan Evaluasi Program Kesehatan. Presentasi Kuliah Monitoring dan Evaluasi, FKM UI : Depok, 2010. Widyastuti, Endah. “Draft Why PPWS-KIA Matters”, UNICEF.

Universitas Indonesia Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011

LAMPIRAN PEDOMAN WAWANCARA MENDALAM DENGAN KEPALA PUSKESMAS SUKAMAJAYA (INFORMAN 1) KOTA DEPOK

Saya, Lupi Trijayanti mahasiswa FKM UI memohon kesediaan Bapak/ibu/saudara/i berkenan untuk diwawancarai mengenai sistem informasi pencatatan dan pelaporan kegiatan pelayanan kesehatan ibu di wilayah kerja Puskesmas Sukmajaya. Adapun tujuan dari hasil kegiatan wawancara ini untuk tugas akhir (skripsi) saya dan diharapkan dapat menjadi masukkan bagi puskesmas terkait. Terima kasih atas partisipasinya.

a. Identitas Informan Nama

:

Umur

:

Jabatan

:

No. Kontak

:

b. Keterangan Wawancara Hari/Tanggal

:

Jam

:

c. Pelaksanaan •

Input 1. Bagaimana pembagian waktu kerja antara pemberian pelayanan dan pencatatan kegiatan pelayanan kesehatan ibu? 2. Bagaimana sistem informasi kesehatan ibu yang dilaksanakan di Puskesmas Sukmajaya Kota Depok?



Output 1. Menurut Bapak, bagaimana penyajian informasi dari indikator pelayanan kesehatan ibu dalam pengambilan keputusan secara cepat? 2. Siapa saja yang memanfaatkan informasi kesehatan ibu tersebut?

Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011

3. Bagaimana pengaruh informasi cakupan pelayanan kesehatan ibu terhadap kepentingan program dan pengambilan keputusan? 4. Siapa yang bertanggung jawab dalam penentuan tindakan intervensi pada program kesehatan ibu untuk selanjutnya? 5. Bagaimana tindakan intervensi yang dilakukan oleh puskesmas terkait pencapaian cakupan yang tidak sesuai target? 6. Bagaimana pendapat Bapak terhadap umpan balik yang berkaitan dengan informasi kesehatan ibu dari dinas kesehatan? •

Peluang Pengembangan 1. Bagaimana pendapat Bapak mengenai peran sistem informasi program kesehatan ibu dengan tugas/jabatan Bapak? 2. Menurut Bapak, bagaimana tentang keadaan sarana dan sumber daya yang tersedia terkait dalam penunjang pelaksanaan sistem informasi program kesehatan ibu di Puskesmas Sukmajaya? (SDM, organisasi, hardware, software, dan dana)? 3. Bagaimana komitmen Bapak terhadap pengembangan sistem informasi program kesehatan ibu di Puskesmas Sukmajaya? Apakah ada kebijakan pendukung?

Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011

PEDOMAN WAWANCARA MENDALAM DENGAN BIDAN KOORDINATOR (INFORMAN 2) PUSKESMAS SUKMAJAYA

Saya, Lupi Trijayanti mahasiswa FKM UI memohon kesediaan Bapak/ibu/saudara/i berkenan untuk diwawancarai mengenai sistem informasi pencatatan dan pelaporan kegiatan pelayanan kesehatan ibu di wilayah kerja Puskesmas Sukmajaya. Adapun tujuan dari hasil kegiatan wawancara ini untuk tugas akhir (skripsi) saya dan diharapkan dapat menjadi masukkan bagi puskesmas terkait. Terima kasih atas partisipasinya.

a. Identitas Informan Nama

:

Umur

:

Jabatan

:

No. Kontak

:

b. Keterangan Wawancara Hari/Tanggal

:

Lainnya

:

c. Pelaksanaan •

Input 1. Bagaimana proses pencatatan dan pelaporan mendapatkan data program kesehatan ibu? Probing: ‐

Siapa yang melakukan?



Apa yang menjadi sumber datanya?

Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011

2. Apa saja sumber pencatatan pelayanan kesehatan ibu yang berlangsung di Puskesmas Sukmajaya? 3. Kapan jadwal pengumpulan pencatatan pelayanan kesehatan ibu yang dilakukan oleh BPS/klinik/puskesmas yang berada di wilayah kerja Puskesmas Sukmajaya? 4. Kapan jadwal pengumpulan laporan terkait pelayanan kesehatan ibu yang akan dikumpulkan ke Dinas Kesehatan kota Depok? •

Proses 1. Bagaimana kegiatan verifikasi yang dilakukan puskesmas terhadap laporan yang dikumpulkan dari instansi kesehatan yang berada di wilayah kerja Puskesmas Sukmajaya? 2. Berapa frekuensi petugas kesehatan harus melakukan verifikasi atau berapa perbandingan posyandu/klinik/BPS yang didatangi saat verifikasi dengan jumlah seluruh instansi kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Sukmajaya? 3. Apa saja kegiatan yang terjadi diproses validasi? 4. Apa saja kendala yang dialami dalam menentukkan pasien dalam dan luar wilayah? 5. Apa saja kendala dalam pengelolaan data kesehatan ibu di wilayah kerja Puskesmas Sukmajaya?



Output 1. Bagaimana penyajian hasil perhitungan cakupan pelayanan kesehatan ibu di tingkat puskesmas? 2. Apa saja laporan yang harus dilaporkan ke dinas kesehatan terkait pelayanan kesehatan ibu? Dalam bentuk apa? 3. Siapa saja yang memanfaatkan informasi kesehatan ibu tersebut? 4. Bagaimana informasi kesehatan ibu tersebut disampaikan pada yang membutuhkan?

Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011

PEDOMAN WAWANCARA MENDALAM DENGAN PENGELOLA PROGRAM KIA (INFORMAN 3) PUSKESMAS SUKMAJAYA

Saya, Lupi Trijayanti mahasiswa FKM UI memohon kesediaan Bapak/ibu/saudara/i berkenan untuk diwawancarai mengenai sistem informasi pencatatan dan pelaporan kegiatan pelayanan kesehatan ibu di wilayah kerja Puskesmas Sukmajaya. Adapun tujuan dari hasil kegiatan wawancara ini untuk tugas akhir (skripsi) saya dan diharapkan dapat menjadi masukkan bagi puskesmas terkait. Terima kasih atas partisipasinya.

a. Identitas Informan Nama

:

Umur

:

Jabatan

:

No. Kontak

:

b. Keterangan Wawancara Hari/Tanggal

:

Lainnya

:

c. Pelaksanaan •

Input 1. Bagaimana proses pencatatan dan pelaporan mendapatkan data program kesehatan ibu? Probing: ‐

Siapa yang melakukan?



Apa yang menjadi sumber datanya?

2. Apa saja sumber pencatatan pelayanan kesehatan ibu yang berlangsung di Puskesmas Sukmajaya? 3. Kapan jadwal pengumpulan pencatatan pelayanan kesehatan ibu yang dilakukan oleh BPS/klinik/puskesmas yang berada di wilayah kerja Puskesmas Sukmajaya?

Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011

4. Kapan jadwal pengumpulan laporan terkait pelayanan kesehatan ibu yang akan dikumpulkan ke Dinas Kesehatan kota Depok? •

Proses 1. Apa peran serta ibu dalam kegiatan verifikasi yang dilakukan puskesmas terhadap laporan yang dikumpulkan dari instansi kesehatan yang berada di wilayah kerja Puskesmas Sukmajaya? 2. Berapa frekuensi petugas kesehatan harus melakukan verifikasi atau berapa perbandingan posyandu/klinik/BPS yang didatangi saat verifikasi dengan jumlah seluruh instansi kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Sukmajaya? 3. Apakah nomor status sudah membantu dalam pemisahan pasien dalam dan luar wilayah? 4. Apakah laporan dari BPS sudah dipisahkan antara pasien dalam dan luar wilayah?



Output 1. Apa saja laporan yang harus dilaporkan ke dinas kesehatan terkait pelayanan kesehatan ibu? Dalam bentuk apa? 2. Siapa saja yang memanfaatkan informasi kesehatan ibu tersebut? 3. Bagaimana informasi kesehatan ibu tersebut disampaikan pada yang membutuhkan?

Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011

PEDOMAN WAWANCARA MENDALAM DENGAN PENGELOLA PEMBUAT LAPORAN (INFORMAN 4) PUSKESMAS SUKMAJAYA KOTA DEPOK

Saya, Lupi Trijayanti mahasiswa FKM UI memohon kesediaan Bapak/ibu/saudara/i berkenan untuk diwawancarai mengenai sistem informasi pencatatan dan pelaporan kegiatan pelayanan kesehatan ibu di wilayah kerja Puskesmas Sukmajaya. Adapun tujuan dari hasil kegiatan wawancara ini untuk tugas akhir (skripsi) saya dan diharapkan dapat menjadi masukkan bagi puskesmas terkait. Terima kasih atas partisipasinya.

a. Identitas Informan Nama

:

Umur

:

Jabatan

:

No. Kontak

:

b. Keterangan Wawancara Hari/Tanggal

:

Lainnya

:

c. Pelaksanaan •

Kontrol 1. Bagaimana kontrol yang dilakukan terkait ketidaklengkapan data yang diberikan penanggungjwab program kesehatan ibu? 2. Apakah data diproteksi untuk menjamin keamanannya?



Peluang Pengembangan Sistem 1. Menurut Bapak/Ibu, perencanaan ke depan terhadap pengembangan sistem informasi program kesehatan ibu di Puskesmas Sukmajaya? 2. Menurut Bapak/Ibu, bagaimana tentang keadaan sarana dan sumber daya yang menunjang pelaksanaan sistem informasi program

Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011

kesehatan

ibu

di

Puskesmas

Sukmajaya

kota

Depok?(SDM,

Organisasi, Hardware, Software, dan dana) •

Analisis Sistem 1. Menurut Bapak/Ibu, apakah penyajian informasi program kesehatan ibu mendukung pengambilan keputusan? Dalam bentuk apa saja penyajian hasil perhitungan cakupan yang ditampilkan?

Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011

PEDOMAN WAWANCARA MENDALAM DENGAN PETUGAS KIA DI KLINIK/RS (INFORMAN 6) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUKMAJAYA

Saya, Lupi Trijayanti mahasiswa FKM UI memohon kesediaan Bapak/ibu/saudara/i berkenan untuk diwawancarai mengenai sistem informasi pencatatan dan pelaporan kegiatan pelayanan kesehatan ibu di wilayah kerja Puskesmas Sukmajaya. Adapun tujuan dari hasil kegiatan wawancara ini untuk tugas akhir (skripsi) saya dan diharapkan dapat menjadi masukkan bagi puskesmas terkait. Terima kasih atas partisipasinya.

a. Identitas Informan Nama

:

Umur

:

Jabatan

:

No. Kontak

:

b. Keterangan Wawancara Hari/Tanggal

:

Lainnya

:

c. Pelaksanaan •

Input 1. Bagaimana proses pencatatan data program kesehatan ibu? Probing: ‐

Siapa yang melakukan?



Pedoman pencatatan?



Apa yang menjadi sumber datanya?

2. Kapan jadwal pengumpulan pencatatan pelayanan kesehatan ibu ke Puskesmas Sukmajaya?

Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011

3. Bagaimana ketepatan waktu dalam pengumpulan laporan ke Puskesmas Sukmajaya kota Depok? •

Proses 1. Bagaimana proses pengumpulan laporan program kesehatan ibu? Probing: ‐

Siapa yang melakukan?



Pedoman pembuatan laporan?



Dalam bentuk seperti apa, data yang dilaporkan?

2. Apa saja umpan balik yang dilakukan Puskesmas Sukmajaya terkait kekurangan dalam laporan? 3. Apa saja kendala dalam pengelolaan data kesehatan ibu di wilayah kerja Puskesmas Sukmajaya? 4. Bagaimana cara penentuan pasien dalam dan luar wilayah? •

Validitas data 1. Bagaimana definisi operasional dari perhitungan : • KI, K4, Persalinan Nakes, Sasaran ibu Hamil, Sasaran ibu bersalin?

Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011

PEDOMAN WAWANCARA MENDALAM DENGAN KADER POSYANDU (INFORMAN 5) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUKMAJAYA

Saya, Lupi Trijayanti mahasiswa FKM UI memohon kesediaan Bapak/ibu/saudara/i berkenan untuk diwawancarai mengenai sistem informasi pencatatan dan pelaporan kegiatan pelayanan kesehatan ibu di wilayah kerja Puskesmas Sukmajaya. Adapun tujuan dari hasil kegiatan wawancara ini untuk tugas akhir (skripsi) saya dan diharapkan dapat menjadi masukkan bagi puskesmas terkait. Terima kasih atas partisipasinya.

a. Identitas Informan Nama

:

Umur

:

Jabatan

:

No. Kontak

:

b. Keterangan Wawancara Hari/Tanggal

:

Lainnya

:

c. Pelaksanaan •

Input 1. Bagaimana proses pencatatan data program kesehatan ibu? Probing: ‐

Siapa yang melakukan?



Pedoman pencatatan?



Apa yang menjadi sumber datanya?

2. Kapan jadwal pengumpulan pencatatan pelayanan kesehatan ibu ke Puskesmas Sukmajaya? 3. Bagaimana ketepatan waktu dalam pengumpulan laporan ke Puskesmas Sukmajaya kota Depok?

Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011



Proses 1. Bagaimana proses pengumpulan laporan program kesehatan ibu? Probing: ‐

Siapa yang melakukan?



Pedoman pembuatan laporan?



Dalam bentuk seperti apa, data yang dilaporkan?

2. Apa saja umpan balik yang dilakukan Puskesmas Sukmajaya terkait kekurangan dalam laporan? 3. Bagaimana untuk mencakupi seluruh masyarakat agar mendapat pelayanan kesehatan ibu? 4. Apa saja kendala dalam pengelolaan data kesehatan ibu di wilayah kerja Puskesmas Sukmajaya? •

Validitas data 1. Bagaimana definisi operasional dari perhitungan : • KI, K4, Persalinan Nakes, Sasaran ibu Hamil, Sasaran ibu bersalin? 2. Bagaimana cara mendapatkan seluruh jumlah sasaran ibu hamil, nifas dan bersalin?

Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011

Tabel Check List Data Observasi

Ketersediaan Ada

Input

Keterangan

Tidak

Data kepegawaian Sarana dan prasarana SOP Pendanaan Program dan Sistem Informasi PWS KIA

Proses

Pencatatan Kegiatan KIA Data Kegiatan KIA Pengecekan kelengkapan data kegiatan PWS KIA Pengolahan data kegiatan PWS KIA Dokumentasi

pelaporan

PWS

KIA ke tingkat dinas kesehatan kabupaten/kota Hasil analisis dan penyajian data

Output

PWS KIA Control

Jadwal pelatihan untuk kegiatan sistem informasi PWS KIA Jadwal pertemuan pembahasan hasil analisis PWS KIA

Feedback

Catatan

progress

perbaikan

sistem informasi PWS KIA *keterangan diisi dengan jenis ketersediaan dan spesifikasi dari data observasi

Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011

PANDUAN PENGGUNAAN APLIKASI

PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI PENCATATAN DAN PELAPORAN PELAYANAN KESEHATAN IBU DI UPT PUSKESMAS KECAMATAN SUKMAJAYA KOTA DEPOK TAHUN 2011

OLEH LUPI TRIJAYANTI 0706273386

PEMINATAN INFORMATIKA KESEHATAN FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS INDONESIA 2011

Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011

Petunjuk Praktis Penggunaan Aplikasi Sistem Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Kesehatan Ibu Di UPT Puskesmas Kecamatan Sukmajaya Kota Depok

1. Mulai 2. Masuk ke sheet "Menu Utama"

3. Klik "Input Data

4. Maka akan masuk ke sheet "Menu Input" 5. Pada Menu Input terdapat 5 pilihan button. a. Data Dasar ibu akan menuju sheet "Data Dasar Ibu" b. Data kunjungan ibu akan menuju sheet "Data Kunjungan Ibu Hamil" c. Data Persalinan akan menuju sheet "Data Dasar Ibu"

Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011

d. Data Ibu Nifas akan menuju sheet "Data Nifas" e. Menu Utama akan kembali lagi pada sheet "Menu Utama"

LANGKAH DI BAWAH INI UNTUK SEMUA SHEET (DATA DASAR IBU, DATA KUNJUNGAN IBU HAMIL, DATA NIFAS) 6. Untuk memasukkan data melalui form pengisian maka dapat dengan mengklik "form" (seperti gambar di bawah ini)

7. Letakkan kursor pada kolom variabel pertama juga 8. Maka akan muncul "form" input seperti di bawah ini (contoh form data dasar ibu dan data persalinan)

Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011

Pada form terdapat button yang berfungsi sebagai berikut : •

New

:Untuk memasukkan data yang baru



Delete

:Menghapus data yang sudah dimasukkan ke sistem



Find Prev

:Untuk melihat record data sebelumnya



Find Next

:Untuk melihat record data selanjutnya



Criteria

:Untuk mencari record sesuai variabel yang diinginkan (misal mencari ibu yang hamil di bidan Titi)



Close

:Untuk menutup tampilan form dan kembali ke spreadsheet

9. Setelah dimasukkan pada form, data akan tampil di spreadsheet. 10.Contoh data yang sudah tampil di spreedsheet (misal : Data Kunjungan Ibu Hamil

Pada setiap tampilan spreadsheet ada button yang dilingkari kuning yang berfungsi sebagai berikut : • Menu Utama : Kembali menuju sheet tampilan "Menu Utama" • Sort Z-A

: Mengurutkan data dari no.status yang besar ke kecil

Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011

• Sort A-Z

: Mengurutkan data dari no.status yang kecil ke besar

• Petunjuk

: Menuju sheet "Petunjuk" untuk penggunaan aplikasi

Sistem informasi pencatatan dan pelaporan pelayanan kesehatan ibu ini dikembangkan dalam membantu meminimalisasi permasalahan dalam bidang pencatatan, pengolahan dan pelaporan data pelayanan kesehatan ibu. Adapun permasalahan dan langkah penyelesaian masalah yang akan diminimalisasi pada sistem adalah sebagai berikut : 1. Meminimalisasi Kesalahan Data

Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011

Cara pengisian pada variabel status TT adalah diisi dengan TT1, TT2, TT3, TT4, TT5 atau tidak dapat. Bila diisi dengan jawaban yang tidak sesuai dengan petunjuk maka akan muncul konfirmasi data seperti gambar 6.23 yang kedua. Pada kotak konfirmasi data akan muncul peringatan“Data Yang Dimasukkan Salah!”. 2. Meminimalisasi Ketidaklengkapan Data

Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011

Sistem tidak secara langsung akan mendeteksi. Dalam hal ini user harus melakukan filter data yang blank sehingga data yang kosong dapat terlihat. 3. Meminimalisasi Duplikasi Data

Sistem juga diharapakan dapat membantu dalam mengolah data seperti dalam perhitungan dan memvalidasi data bila ada duplikasi data agar menghasilkan informasi dengan kualitas yang baik. Hal tersebut dapat dilakukan dengan menyortir data dan user mengkoreksi apakah ada data yang duplikasi atau tidak. 4. Membantu Pemilihan Pasien Dalam dan Luar Wilayah

Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011

Hal tersebut dapat dilakukan dengan cara memfilter data kecamatan sesuai dengan wilayah kerja Puskesmas Sukmajaya. Seperti gambar di atas.

5. Membantu Dalam Penyajian Laporan a. Buka sheet “Menu Utama” b. Klik button “Output Data”

c. Pada “Menu Output” terdapat 5 button yang berfungsi seperti berikut : •

Output Kunjungan Hamil untuk menuju sheet “Output K.Bumil”



Output Persalinan untuk menuju sheet “Output Persalinan”

Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011



Output Pelayanan Nifas menuju sheet “Output Nifas”



Output Komplikasi Obstetri menuju sheet “Obstetri”



Menu Utama akan menuju sheet “Menu Utama”

Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011

Adapun langkah dalam membuat penyajian laporan adalah sebagai berikut: (langkah di bawah untuk seluruh output, baik output kunjungan hamil, persalinan, nifas maupun obstetrik) 1. Bila menghitung jumlah sasaran maka masukkan nilai CBR dan jumlah penduduk. Bila nilai CBR dan jumlah penduduk sudah dimasukkan maka akan menghasilkan jumlah sasaran.

2. Untuk menghitung cakupan, maka masukkan jumlah dari setiap pelayanan. Maka akan terhitung, jumlah dari cakupan tiap-tiap program. Untuk jumlah dari setiap pelayanan dapat melihat dari perhitungan di sheet pemasukkan data sebelumnya sesuai yang program yang diinginkan.

Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011

3. Untuk membuat grafik atau penyajian informasi, maka dapat digunakan dalam beberapa priode. Data dimasukkan dalam beberapa priode yang sebelumnya sudah dicatat. Sehingga user perlu memasukkan nilai dari tiap-tiap priode waktu.

4. Setelah itu, klik button Grafik “Nama cakupan”

PETUNJUK PENYAJIAN GRAFIK PWSPELAYANAN KESEHATAN IBU Pada grafik PWS, diharapkan pembaca grafik dapat melihat capaian dari cakupan per daerah. Selain itu, pembaca grafik dapat melihat apakah target tahunan dapat tercapai apa tidak dengan bantuan melihat dari target per bulannya. Bila capaian mencapai 100%, maka pembaca diharuskan melihat lagi proses pencatatan dan pengolahan terutama mengenai validasi data dan perhitungan

Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011

pasien dalam dan luar wilayah. Hal tersebut perlu dioptimalisasi agar informasi yang dihasilkan berkualitas baik. Adapun langkah-langkah pembuatan grafik PWS adalah sebagai berikut : 1. Tentukkan target bulan, dengan cara (target per tahun/12) x bulan ke-n 2. Masukkan target bulan pada kolom target bulan tersebut

3. Tujukan pada kolom kosong, klik insert-column

4. Klik kanan pada kotak grafik, lalu select data

Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011

5. Klik add

6. Pilih series name dengan nama judul kolom, series values dengan nilai dari kolom tersebut. Seperti gambar di bawah ini :

Lakukan hal tersebut, pada kum sd bulan lalu, bulan ini, % dan target bulan. Setelah seluruhnya di add, maka lakukan pengeditan untuk nama tiap grafik. Dengan cara seperti berikut :





Adapun langkah di atas adalah a.

Klik edit

b.

Pilih axis range, pada nama desa

c.

Klik OK

Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011



7. Maka akan tampil penyajian grafik, seperti berikut :

8. Lakukan pengeditan grafik dengan mengubah grafik kum bulan lalu, bulan ini dengan grafik garis lalu buat grafik garis tersebut tanpa line (no line). Dengan cara sebagai berikut : a. Klik pada grafik yang akan di edit b. Klik kanan lalu change series chart type, lalu pilih grafik garis,klik OK c. Klik Format, pilih shape outline, no outline



B



Lakukan hal yang sama dengan target. Namun pada target, jangan pilih no outline, pilih warna untuk grafik garis target.

Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011

9. Buat tidak ada jarak antar grafik cakupan a. Klik grafik batang cakupan b. Klik kanan pilih “Format Data Series” c. Pilih No Gap

10. Atur skala axis a. Klik sumbu Y b. Klik Kanan, pilih Format Axis c. Atur axis Option, untuk major unit adalah skalatiap bulannya dengan cara target tahun dibagi 12.

11. Atur warna pada grafik batang capaian program bulan ini a. Klik pada grafik batang, pilih bar yang ingin di ubah warna nya

Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011

b. Klik kanan, pilih format data point c. Piih fill lalu pilih solid d. Tentukkan warna yang diinginkan e. Lakukan pada bar yang lain

12. Pilih design dari grafik a. Klik kotak grafik b. Pilih design, seperti pada gambar

Sistem informasi..., Lupi Trijayanti, FKM UI, 2011

Related Documents


More Documents from "arif"

File.pdf
April 2020 4