Fermentasi Nata De Coco Up

  • October 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Fermentasi Nata De Coco Up as PDF for free.

More details

  • Words: 854
  • Pages: 4
FERMENTASI NATA DE COCO

Air kelapa (Cocos nucifera) seringkali terbuang dan menimbulkan masalah akibat aromanya yang kuat setelah beberapa waktu dibuang ke lingkungan. Jumlah limbah air kelapa setiap hari jauh lebih besar dibanding jumlah yang dimanfaatkan. Pengolahan limbah air kelapa dapat dilakukan secara sederhana melalui pembuatan nata de coco. Pembuatan produk ini dapat membantu mengatasi timbulnya pencemaran limbah air kelapa. Nata de coco adalah makanan fungsional yang merupakan dietary fiber. Nata merupakan polisakarida yang menyerupai gel yang terapung di permukaan yang dihasilkan oleh bakteri Acetobacter xylinum. Pertumbuhan Acetobacter xylinum dalam medium yang cocok seperti air kelapa menghasilkan massa berupa selaput tebal pada permukaan medium. Selaput tersebut mengandung 35-62 % sellulosa. Lapisan tebal pada permukaan medium tersebut merupakan hasil akumulasi polisakarida ekstraselluler (Nata). Nata tersusun oleh jaringan mikrofibril/pelikel yang merupakan tipe sellulosa yang mempunyai struktur kimia seperti sellulosa yang dibentuk oleh tumbuhan tingkat tinggi.

Skema proses pembuatan nata de coco

Di dalam pertumbuhannya, Acetobacter xylinum memerlukan sumber nutrisi C, H, dan N serta mineral dan dilakukan dalam proses yang terkontrol dalam medium air kelapa. Air kelapa mengandung sebagian sumber nutrisi yang dibutuhkan akan tetapi kebutuhan akan substrate makro seperti sumber C dan N masih harus tetap ditambah agar hasil nata yang dihasilkan optimal, sehingga kekurangan nutrisi yang diperlukan harus ditambahkan dalam proses fermentasi. Alwani Hamad dan Kristiono (2013) dalam penelitiannya tentang “Pengaruh Penambahan Sumber Nitrogen Terhadap Hasil Fermentasi Nata De Coco” menyebutkan bahwa

urea

memberikan hasil terbaik dalam menghasilkan nata de coco dengan yield. Pada penambahan sumber nitrogen 3 gram per 500 ml air kelapa berat nata de coco yang dihasilkan pada variabel urea mempunyai hasil yang paling besar karena komposisi nitrogen di dalam urea paling besar, sehingga urea akan memberi kontribusi nitrogen yang lebih banyak dalam jumlah penambahan yang sama. Ketika urea memberikan jumlah nitrogen yang lebih besar, selulosa yang terbentuk dalam layer memberikan hasil yang lebih besar. Hal ini dapat juga dilihat bahwa mositure content nata yang dihasilkan dari penambahan urea signifikan lebih kecil dibandingkan dengan penambahan sumber nitrogen yang lain. Ketika nata yang dihasilkan lebih berat maka mempunyai kecenderungan air yang terkandung di dalamnya semakin sedikit. Hal ini menunjukkan bahwa jumlah nitrogen memberikan kontribusi terhadap jumlah selulosa dalam layer nata yang dihasilkan. Nata yang dihasilkan lebih kompak dengan selulosa sehingga air yang ada dalam matrik nata lebih sedikit. Payung Layuk, M. Lintang Dan G.H. Joseph (2012) pada penelitiannya “Pengaruh Waktu Fermentasi Air Kelapa Terhadap Produksi dan Kualitas Nata de Coco” menyebutkan bahwa air kelapa yang ditunda penggunaannya sampai 6 hari masih dapat diolah menjadi nata de coco. Rendemen dan ketebalan tertinggi diperoleh pada penundaan fermentasi air kelapa selama 4 hari. Hal tersebut terjadi karena A. xylinum tidak langsung tumbuh dan berkembang, dimana bakteri akan terlebih dahulu menyesuaikan diri dengan subtrat dan kondisi lingkungan barunya. Meskipun tidak mengalami perbanyakan sel namun aktivitas metabolisme dan pembesaran sel tetap berlangsung. Fase adaptasi bagi A. xylinum dicapai antara 0 - 24 jam sejak inokulasi. Dengan penundaan waktu fermentasi, menyebabkan air kelapa mengalami fermentasi yang menghasilkan asam sehingga menurunkan pH. Kondisi demikian menyebabkan A. xylinum lebih cepat menyesuaikan

menyebabkan pertumbuhan sel lebih cepat membelah sehingga pembentukan nata juga lebih cepat. Pada kondisi pH 4,0 - 4,5 bakteri nata akan mengeluarkan enzim ekstraseluler polymerase sebanyak-banyaknya untuk menyusun polimer glukosa menjadi selulosa (metrik nata) sehingga nata yang dihasilkan lebih tebal dibanding dengan tanpa penundaan. Bahan baku utama yang biasa digunakan dalam pembuatan nata de coco adalah air kelapa, namun permasalahan yang dihadapi produsen sari kelapa atau nata de coco di Indonesia saat ini adalah keterbatasan jumlah air kelapa yang dapat dijadikan sebagai bahan baku. Hal tersebut mengakibatkan banyak penelitian yang dilakukan untuk pengembangan bahan baku yang dapat digunakan dalam pembuatan nata de coco. Rizal Alamsyah dan Enny Hawani Loebis (2015) melakukan penelitian tentang “Pembuatan Nata dari bahan Baku Air dengan Perlakuan Konsentrasi Nutrisi dan Mikroba”. Pada penelitian tersebut diperoleh hasil bahwa jenis air yang memberikan kualitas terbaik berasal dari air mineral dengan pendidihan terlebih dahulu. Hasil yang sama juga menunjukkan dari nata berasal dari air sumur. Kekurangan nata de coco yang dihasilkan dari air adalah rendemen yang lebih rendah dibandingkan dengan nata yang dihasilkan dari media air kelapa. Karakteristik lain dari nata yang dihasilkan dari air adalah elastisitas produk yang sama, kadar abu yang rendah, dan warna putih. Pembuatan nata de coco dari bahan dasar air yang ditambahkan nutrien dan senyawa pendukung merupakan salah satu alternatif pemecahan masalah tersebut. Kondisi gizi air kelapa dapat ditiru dengan cara penambahan senyawa-senyawa tertentu dalam air hingga komposisinya menyerupai nutrisi air. Dengan pengkondisian air dengan nutrisi tersebut, maka diharapkan Acetobacter xylinum dapat tumbuh dan mengeksresikan polisakarida hingga akhirnya akan menghasilkan lapisan selulosa yang dikenal dengan nata.

DAFTAR PUSTAKA Alwani Hamad Dan Kristiono. 2013. Pengaruh penambahan sumber nitrogen terhadap hasil fermentasi nata de coco. Momentum. Vol. 9, No. 1, April 2013, Hal. 62-65 ISSN 0216-7395.

Payung Layuk, M. Lintang Dan G.H. Joseph. 2012. Pengaruh waktu fermentasi air kelapa terhadap produksi dan kualitas nata de coco. B. Palma Vol. 13 No. 1 Juni 2012 : 41 – 45. Rizal Alamsyah dan Enny Hawani Loebis. 2015. Pembuatan nata dari bahan baku air dengan perlakuan konsentrasi nutrisi dan mikroba. Balai Besar Industri Agro. WIHP – ISSN: 02151243

Related Documents

Fermentasi Nata De Coco Up
October 2019 24
Nata De Coco
May 2020 28
Nata
April 2020 27
Fermentasi
June 2020 25
Coco
May 2020 23