Tugas Pertemuan 2
I.
Fadhil Sa’adila L.H. 0116101037 Kelas A
Memilih contoh perusahaan serta melakukan proses audit terhadap siklus penjualan dan penagihan piutang. PT MBC adalah klien lama dari KAP SW sehingga dalam mendapatkan pemahaman yang menyeluruh mengenai proses bisnis atau aktivitas yang relevan terhadap siklus penjualan, piutang, dan penerimaan, KAP SW menggunakan data audit tahun lalu. Perlu diketahui bahwa PT MBC memiliki lima belas distributor untuk menjual produknya. Dalam rangka mengenalkan produk barunya, PT MBC menyelenggarakan acara yang mengundang kelima belas distributornya. Acara juga dimanfaatkan sebagai ajang ramah tamah atau gathering dengan distributor. Pada periode tahun berjalan, acara pengenalan produk terbaru diselenggarakan pada bulan Juli 2010 di sebuah hotel di Jakarta. Sistem MNO Pro Dalam menjalankan aktivitas operasional, PT MBC menggunakan sistem yang bernama MNO Pro. MNO Pro adalah perangkat lunak untuk enterprise resource planning yang dirancang untuk membantu manajemen perusahaan mencapai efisiensi dan efektivitas profesional. PT MBC menggunakan fungsi keuangan standar dalam sistem MNO Pro yang terdiri dari beberapa modul: a. Buku Besar, modul ini digunakan untuk mencatat semua transaksi keuangan. b. Piutang, modul ini digunakan untuk mencatat transaksi piutang, merekam saldo pelanggan, mendukung manajemen kredit, menghasilkan aging schedule, dan catatan pembayaran pelanggan. c. Hutang, modul ini digunakan untuk mencatat transaksi hutang, mempermudah proses hutang, mengelola dan memantau saldo hutang, dan mengotomatisasi proses pembayaran hutang. d. Manajemen Kas, modul ini digunakan untuk mengelola arus kas. e. Manajemen Biaya, modul ini digunakan melakukan analisis dan simulasi biayabiaya. f. Akuntansi Logistik, modul ini digunakan untuk mencatat pemasukan atau pengeluaran inventori yang terjadi, melacak dan memantau pengiriman barang. g. Penjualan, modul ini digunakan untuk mencatat transaksi penjualan.
Jika sistem MNO Pro mengalami down, maka PT MBC akan segera menghubungi teknisi atau contact person sistem MNO Pro dan aktivitas operasional sementara dilanjutkan menggunakan Microsoft Excel menggunakan data yang telah di-backup. PT MBC menerima pesanan pembelian dari distributor. Setelah itu divisi logistik memeriksa ketersediaan persediaan untuk pesanan pembelian tersebut kemudian manajer logistik akan meninjau dan mengotorisasi pesanan pembelian tersebut.. Apabila manajer logistik menyetujui pesanan pembelian tersebut, staf logistik memasukkan data yang ada di pesanan pembelian seperti nama distributor, produk, dan harga penjualan ke dalam sistem MNO Pro lalu sistem tersebut mempersiapkan proforma invoice. Barang dikemas untuk menunggu proses pengiriman. Untuk menghindari terjadinya penggandaan proforma invoice, maka proforma invoice tersebut harus diberi nomor. Divisi keuangan memproses proforma invoice. Pertama-tama staf keuangan meninjau batas kredit distributor. Apabila distributor mempunyai piutang beredar yang melampaui batas, maka perusahaan menunda proses penjualan. mempunyai
masalah
Namun,
apabila
distributor
tidak
dalam piutangnya, maka staf keuangan megeluarkan proforma
invoice dan manajer keuangan meninjau dan mengotorisasi proforma invoice. Proforma invoice ini digunakan sebagai pesanan penjualan; setiap proforma invoice memiliki nomor pesanan penjualan. Divisi logistic segera mempersiapkan delivery order apabila mereka telah mengumpulkan proforma invoice/nomor pesanan penjualan 1. Aktivitas yang Berhubungan dengan Inisiasi dan Otorisasi Penjualan (pemroresan pesanan penjualan) PC, Laptop, Notebook, dan Netbook di PT MBC PT MBC menerima pesanan pembelian dari distributor. Setelah itu divisi logistik memeriksa ketersediaan persediaan untuk pesanan pembelian tersebut kemudian manajer logistik akan meninjau dan mengotorisasi pesanan pembelian tersebut.. Apabila manajer logistik menyetujui pesanan pembelian tersebut, staf logistik memasukkan data yang ada di pesanan pembelian seperti nama distributor, produk, dan harga penjualan ke dalam sistem MNO Pro lalu sistem tersebut mempersiapkan proforma invoice. Barang dikemas untuk menunggu proses pengiriman. Untuk menghindari terjadinya penggandaan proforma invoice, maka proforma invoice tersebut harus diberi nomor. Divisi keuangan memproses proforma invoice. Pertama-tama staf
keuangan meninjau batas kredit distributor. Apabila distributor mempunyai piutang beredar yang melampaui batas, maka perusahaan menunda proses penjualan. Namun, apabila distributor tidak mempunyai masalah dalam
piutangnya, maka staf keuangan mengeluarkan proforma invoice dan manajer keuangan meninjau dan mengotorisasi proforma invoice. Proforma invoice ini digunakan sebagai pesanan penjualan; setiap proforma invoice memiliki nomor pesanan penjualan. Divisi logistik segera mempersiapkan delivery order apabila mereka telah mengumpulkan proforma invoice/nomor pesanan penjualan. Setelah manajer logistik meninjau dan mengotorisasi delivery order ditinjau dan diotorisasi oleh manajer logistik, staf gudang menginformasikan distributor apabila barang sudah dikemas dan siap untuk dikirim. Untuk barang berkuantitas besar, barang dikirim oleh perusahaan atau melalui forwarder. Sementara itu, untuk barang berkuantitas kecil, distributor langsung mengambil barang tersebut di gudang perusahaan. Distributor menandatangani delivery order saat mereka menerima barang dengan spesifikasi sesuai yang mereka minta. Staf keuangan menerbitkan commercial invoice sementara staf pajak menerbitkan tax invoice saat barang telah dikirimkan, hal ini sesuai dengan kebijakan PT MBC yang membedakan invoice untuk keperluan keuangan dan keperluan pajak. Selanjutnya, manajer keuangan menyetujui commercial invoice sementara manajer pajak menyetujui tax invoice. 2. Aktivitas yang Berhubungan dengan Pencatatan dan Pemroresan untuk Dicatat dalam General Ledger. Saat barang diambil dari gudang, staf gudang mengklik tombol “Kirim” pada sistem MNO Pro. Sistem tersebut secara otomatis mencatat (staf keuangan tidak perlu melakukan pengecekan terhadap delivery order dan pencatatan jurnal): Dr. Piutang Cr. Penjualan
xxx xxx
(B)
Penjualan Suku Cadang
1. Aktivitas yang Berhubungan dengan Inisiasi dan Otorisasi Penjualan Suku Cadang Perusahaan mempunyai beberapa pusat pelayanan yang ditugaskan untuk melakukan pelayanan purnajual (after sales service) dan penjualan suku cadang. Apabila konsumen mempunyai masalah dengan produknya, maka konsumen dapat memperbaiki produknya di pusat pelayanan tersebut. Saat konsumen ingin memperbaiki produknya, konsumen mengisi formulir permintaan pelayanan. Front line officer di pusat pelayanan kemudian memasukkan identitas konsumen di sistem dan memberikan memo kepada konsumen untuk mengambil produk saat produk tersebut telah selesai diperbaiki. Teknisi memeriksa kerusakan dan menjelaskan status kerusakan tersebut di dalam formulir permintaan pelayanan. Apabila konsumen harus mengganti suku cadang, maka teknisi menyarankan suku cadang apa di dalam formulir tersebut. Front line officer menginformasikan konsumen tentang status kerusakan dan jumlah biaya yang dikenakan. Apabila konsumen menyetujui untuk memperbaiki produknya, maka konsumen harus menandatangani memo tersebut kemudian teknisi segera melakukan perbaikan. Untuk penjualan suku cadang, teknisi meminta suku cadang kepada gudang melalui sistem MNO Pro. Saat teknisi menerima suku cadang tersebut, teknisi mengklik “Spare Part Received Module” pada sistem MNO Pro sehingga sistem tersebut langsung memperbarui status dari suku cadang yang bersangkutan. Apabila teknisi telah menyelesaikan perbaikan, maka kasir segera mencetak invoice dari sistem MNO Pro. Konsumen harus langsung membayar invoice kemudian kasir menutup transaksi tersebut.
2. Aktivitas yang Berhubungan dengan Pencatatan dan Pemroresan untuk Dicatat dalam General Ledger Saat kasir menutup transaksi, sistem MNO Pro secara otomatis mencatat: Dr. Kas
xxx
Cr. Penjualan
xxx
Jurnal ini berlaku untuk pembayaran kas dan kartu kredit. Pembayaran kartu kredit tetap dicatat seperti itu karena PT MBC akan menerima pembayaran dari bank penerbit kartu kredit dalam beberapa hari. Transaksi kartu kredit akan diproses oleh clearing house yang kemudian akan menghubungi bank penerbit untuk segera menransfer uang tunai langsung atas transaksi tersebut ke rekening bank PT MBC. Hal lain yang perlu diketahui adalah setiap gerai tidak membuat catatan penjualan karena semua aktivitas transaksi yang dilakukan tercatat otomatis oleh sistem dan menggunakan kode yang berbeda untuk setiap gerai sehingga nantinya dapat direkapitulasi per gerai. (C)
Penerimaan Kas
1. Aktivitas yang Berhubungan dengan Inisiasi dan Otorisasi Penerimaan Kas Setiap hari, staf keuangan akan memeriksa online banking untuk memeriksa apakah terdapat penerimaan kas dari pelanggan. Jika ada, maka staf keuangan akan melakukan pengecekan atas nama distributor dan jumlah sesuai data yang tertera pada invoice dan melakukan konfirmasi dengan distributor kemudian mencatat penyelesaian piutang pada sistem MNO Pro. Selain itu setiap bulan, staf keuangan memeriksa bank statement dan memeriksa kembali apakah ada pembayaran yang belum tercatat untuk meyakinkan keberadaan, kelengkapan, dan akurasi penerimaan kas dari distributor.
2. Aktivitas yang Berhubungan dengan Pencatatan dan Pemroresan untuk Dicatat dalam General Ledger Setelah staf keuangan memastikan perusahaan telah menerima kas untuk penyelesaian piutang, staf keuangan memasukkan nomor-nomor invoice yang telah dibayar ke sistem MNO Pro untuk kemudian menutup transaksi-transaksi tersebut sehingga sistem tersebut secara otomatis mencatat penerimaan kas sebagai berikut : Dr. Bank
xxx
Cr. Piutang
xxx
Akun – akun yang ada dalam siklus diatas adalah : a. Penjualan b. Piutang c. Bank d. Kas Akun akun yang ada di dalam siklus penjualan biasanya adalah : a. Penjualan b. Piutang dagang c. Penyisihan piutang tak tertagih d. Potongan Tunai e. Retur penjualan dan potongan f. Biaya piutang ragu - ragu Tujuan audit yang berkaitan dengan penjualan & saldo piutang usaha sebagai berikut: 1. Detail tie-in (Penjualan & Piutang usaha dalam neraca saldo sama dengan jumlah file induk terkait, dan totalnya telah ditambahkan dengan benar serta sama dengan buku besar umum). 2. Keberadaan (Penjualan & Piutang usaha dicatat sesuai keberadaannya). 3. Kelengkapan (Penjualan & Piutang usaha dicatat secara lengkap). 4. Keakuratan (Penjualan & Piutang usaha dicatat dengan akurat).
5. Klasifikasi (Penjualan & Piutang usaha diklasifikasikan dengan benar). 6. Pisah Batas (Penjualan & Pisah batas piutang sudah tepat). 7. Nilai Realisasi (Penjualan & Piutang usaha dinyatakan dalam nilai realisasi). 8. Hak Klien (Klien memiliki hak atas piutang usaha) Proses Audit atas siklus penjualan : a. Perencanaan Audit – Memahami proses bisnis penjualan, piutang dan penerimaan pada PT.MBC b. Mengevaluasi pengendalian internal c. Melakukan Pengujian Substantif atas Transaksi d. Melakukan Prosedur Analitis e. Melakukan Pengujian Substantif atas Saldo f. Penyelesaian Audit Proses Audit atas siklus piutang : a. Membuat Lead Schedule b. Membandingkan Account Receivable Turn Over dan Average Collection pada tahun berjalan dengan periode lalu. c. Konfirmasi piutang dagang d. Menganalisis kebijakan penghapusan piutang dan penyisihan piutang tak tertagih.
II.
Melakukan Sampling audit terhadap siklus penjualan dan penagihan piutang.
Frequency of control activity or document Annual Quarterly Monthly Weekly Daily Recurring manual control or document
Minimum sample sizes Risk of failure Lower Higher 1 1 1 1 2 3 5 8 15 25 25 40
Tabel diatas menjelaskan jumlah minimal sampel aktivitas pengendalian atau dokumen yang harus diperiksa auditor berdasarkan frekuensinya. Jika aktivitas pengendalian dilakukan setiap tahun atau setiap triwulan, maka sampel yang harus diperiksa berjumlah satu. Contoh dokumen yang terbit per tahun adalah SPT tahunan. Jumlah sampel yang diperiksa untuk aktivitas pengendalian yang dilakukan setiap bulan atau dokumen yang terbit per bulan seperti rekonsiliasi bank bulanan atau SPT masa adalah dua atau tiga sesuai dengan risiko terkait. Beberapa contoh yang telah dijelaskan di atas adalah aktivitas pengendalian atau dokumen yang bersifat periodik. Lain halnya dengan aktivitas pengendalian atau dokumen yang berulang-berulang dan per harinya berjumlah banyak seperti otorisasi penjualan, jumlah sampel yang diperiksa adalah 25 atau 40 disesuaikan dengan risiko terkait. Faktor utama yang mempengaruhi jumlah sampel dalam melakukan konfirmasi piutang dagang terbagi menjadi beberapa kategori, yaitu: a. Salah saji yang dapat diterima. b. Risiko yang tak terhindarkan (ukuran relatif dari total piutang dagang, jumlah akun, hasil pengujian tahun sebelumnya, dan ekspektasi salah saji). c. Risiko pengendalian. d. Risiko deteksi yang diperoleh dari pengujian substantif lainnya (perluasan dan hasil dari pengujian substantif atas transaksi, prosedur analitis, dan pengujian detail lainnya). e. Tipe konfirmasi (konfirmasi negatif biasanya membutuhkan sampel lebih banyak).
III.
Melakukan Pengujian dan Metode terhadap siklus penjualan dan penagihan piutang. Tujuan Audit Terkait Transaksi Pengendalian Internal Evaluasi yang Ingin Dicapai Pengendalian
Pengujian Substantif atas Transaksi
Keterjadian
Peninjauan dan otorisasi Memeriksa sampel pesanan pembelian oleh pesanan pembelian manajer logistik
Vouching nomornomor pesanan penjualan
Keterjadian
Peninjauan dan Memeriksa daftar otorisasi batas kredit piutang semua distributor dan proforma distributor dan invoice oleh manajer Memeriksa sampel keuangan proforma invoice
Vouching nomornomor commercial invoice
Keterjadian; akurasi Peninjauan dan otorisasi Memeriksa sampel Vouching nomordelivery order oleh delivery order nomor delivery manajer logistik order; rekalkulasi jumlah transaksi penjualan dalam sistem MNO Pro Keterjadian; akurasi Peninjauan dan otorisasi Memeriksa sampel Reviu jumlah commercial invoice dan commercial invoice dan tagihan pada tax invoice oleh manajer tax invoice commercial invoice keuangan dan manajer dan tax invoice; pajak rekalkulasi jumlah tagihan pada commercial invoice dan tax invoice
Keterjadian; akurasi Otorisasi dari konsumen Memeriksa sampel tentang perbaikan memo persetujuan produk perbaikan atas barangbarang yang sedang diperbaiki
Kelengkapan
Pencatatan ke buku besar; akurasi
IV.
Penomoran dokumen proforma invoice, delivery order, dan commercial invoice
Reviu modul penjualan pada sistem MNO Pro; rekalkulasi jumlah transaksi penjualan suku cadang
Memeriksa sampel proforma invoice, delivery order, dan commercial invoice
Menelusuri nomornomor proforma invoice, delivery order, dan commercial invoice ke jurnal penjualan pada sistem MNO Pro untuk memastikan bahwa semua telah dicatat Melakukan cross Meminta printscreen Menelusuri checking antara online banking dan commercial invoice informasi yang didapat bank statement ke jurnal penjualan dari online banking kemudian memeriksa dan memeriksa dengan invoice serta pembayaran – jumlah, tanggal, dan bank statement yang pembayaran yang telah nomor invoice diterima setiap bulan dilakukan oleh tersebut; footing dari bank distributor dalam sistem jurnal dan buku MNO Pro besar penerimaan kas per bulan
Risiko atas terhadap siklus penjualan dan penagihan piutang. Contoh dari matriks risiko terhadap siklus penjualan dan penagihan piutang
Tinggi
Tinggi
Tinggi
Rendah
Menengah
Rendah
Rendah
Rendah
Menengah
Menengah
Rendah
Rendah
Menengah
Rendah
Rendah
Rendah
Menengah
Tinggi
Rendah
Menengah
Rendah
Rendah
Rendah
Rendah
Tidak
Tidak ada
ada hasil
hasil
Hak
Nilai terealisasi
Tinggi
Klasifikasi
Tinggi
Akurasi
Tinggi
Kelengkapan
Tinggi
Keberadaan
Pisah batas
Kecocokan perincian Tinggi
Risiko audit yang dapat diterima Risiko bawaan Risiko pengendalian - penjualan
Tidak berlaku
Risiko pengendalian - penerimaan
Tidak
Tidak
berlaku
berlaku
kas Risiko pengendalian pengendalian
Tidak ada hasil
Tidak ada hasil
Tidak ada hasil
Tidak ada
Tidak ada
hasil
hasil
Rendah
tambahan Pengujian substantif
Hasil
atas transaksi
baik
Hasil baik
Hasil baik
Hasil baik
Hasil baik
- penjualan
Hasil tidak diterima
Tidak
Tidak
berlaku
berlaku
Tidak
Tidak
berlaku
berlaku
Pengujian substantif atas transaksi - penerimaan
Hasil baik
Hasil baik
Hasil baik
Hasil baik
Hasil baik
Rendah
kas Prosedur
Hasil
analitis
baik
Risiko deteksi
Tinggi
Hasil baik
Menengah
Hasil baik
Tinggi
Hasil baik
Menengah
Hasil baik
Tinggi
Hasil Hasil baik
tidak diterima
Rendah
Rendah
Tidak berlaku
Tinggi
terencana untuk pengujian perincian saldo Bukti audit terencana untuk penguijian
Rendah
Menengah
Rendah
Menengah
Rendah
Tinggi
Tinggi
Rendah
perincian saldo
Sumber : http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/20306448-S-Ayu%20Anggita%20Triandini.pdf https://www.pdfcoke.com/document/364211587/Proses-Audit-Pada-Siklus-Penjualan-Dan-Penagihan-PiutangUsaha