F16 Halusinogen.docx

  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View F16 Halusinogen.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,744
  • Pages: 8
F16. GANGGUAN MENTAL DAN PERILAKU AKIBAT PENGGUNAAN HALUSINOGEN

I.

Definisi Halusinogen adalah zat alami dan sintetik yang dapat mengakibatkan efek halusinasi, dan dapat

menyebabkan hilangnya kontak dengan realitas dan suatu pengalaman kesadaran yang meluas dan meningkat. 1,2 II.

Jenis-Jenis dan Efek Halusinogen a) LSD (Asam Lisergat Dietilamid) LSD (asam lisergat dietilamid) yang berasal dari gandum yang terkomtaminasi oleh jamur suatu

turuna feniltetilamin dan psilosibin, suatu turunan indottilamin di jumpai bebas di alam bebas. obat ini memiliki sifat-sifat kimia yang sama dengan neurotrasnsmiter utama norepinefin, dan serotonin.2,3 Lysergic acid diethylamide, LSD disingkat atau LSD-25, juga dikenal sebagai LYSERGIDE (INN) dan bahasa sehari-hari sebagai asam, adalah obat psychedelic semisintetik dari keluarga ergoline, dikenal untuk efek psikologis yang dapat mencakup proses berpikir diubah, mata tertutup dan terbuka visual, sinestesia, rasa berubah waktu dan spiritual pengalaman, serta untuk peran kunci dalam 1960 tandingan. Hal ini digunakan terutama sebagai entheogen, narkoba, dan sebagai agen dalam terapi psikedelik. LSD adalah non-adiktif, tidak diketahui menyebabkan kerusakan otak, dan memiliki toksisitas sangat rendah relatif terhadap dosis. Namun, efek samping kejiwaan seperti kecemasan, paranoia, dan delusi yang mungkin.3,4 LSD pertama kali disintesis oleh Albert Hofmann pada 1938 dari ergotamine, bahan kimia yang berasal oleh Arthur Stoll dari ergot, jamur gandum yang biasanya tumbuh pada gandum. Pendek form "LSD" berasal dari nama kode awal LSD-25, yang merupakan singkatan untuk Jerman "Lysergsäurediethylamid" diikuti dengan nomor urut. LSD sensitif terhadap oksigen, sinar ultraviolet, dan klorin, khususnya dalam larutan, meskipun potensinya dapat berlangsung selama bertahun-tahun jika disimpan jauh dari cahaya dan kelembaban pada suhu rendah. Dalam bentuk murni itu adalah tidak berwarna, tidak berbau, padat hambar LSD biasanya disampaikan secara lisan, biasanya pada substrat seperti penyerap tinta kertas, gula batu, atau gelatin. Dalam bentuk cair, juga dapat dikelola oleh intramuscular atau intravena injeksi.LSD sangat kuat, dengan 20-30 mg (mikrogram) menjadi dosis ambang batas. Baru percobaan LSD klinis pada manusia dimulai pada tahun 2009 untuk pertama kalinya dalam 40 tahun.2,3

Gambar 1. Struktur kimiawi LSD

b) Psilocybin Psilocybin yang berasal dari beberapa jamur yaitu genus P. azurescens, P.semilanceata dan P.cyanescens dapat di jumpai dalam alam bebas memiliki sifat yang sama dengan LSD yang memiliki sifat kimia yang sama denga neurotranmites yang sama norepinefin dan serotonin. Jamur psilocybin, juga dikenal sebagai jamur psychedelic, adalah jamur yang mengandung alkaloid indol psikoaktif.Istilah sehari-hari yang umum meliputi jamur ajaib dan shrooms.genera Biologi mengandung jamur psilocybin meliputi Agrocybe, Conocybe, Copelandia, Galerina, Gerronema, Gymnopilus, Hypholoma, Inocybe, Mycena, Pluteus, dan Psilocybe. Sekitar 180 spesies yang ditemukan dalam genus Psilocybe.Psilocybe cubensis adalah yang paling umum jamur psilocybin.Jamur psilocybin memiliki kemungkinan telah digunakan sejak zaman prasejarah dan mungkin telah digambarkan dalam seni batu.3 Banyak budaya telah menggunakan jamur ini dalam upacara keagamaan. Dalam masyarakat Barat modern, mereka digunakan recreationally untuk efek psikedelik.4

Gambar 2. Struktur kimiawi psilocybin

c) Mescaline Mescalin yang berasal dari kaktus yaitu Pyote cactus yang diambil cairan menjadai seperti permen yang di emut (hisap seperti permen ) kaktus ini berasal dari america selatan. Mescaline atau 3,4,5-trimethoxyphenethylamine adalah alkaloid alami psychedelic dari kelas phenethylamine, dikenal dengan pikiran-mengubah efek serupa dengan LSD dan psilocybin. Hal ini terjadi secara alami dalam peyote kaktus (Lophophora williamsii),

San Pedro kaktus

(Echinopsis pachanoi) dan obor Peru (Echinopsis peruviana), dan juga di sejumlah anggota lain dari keluarga tanaman Cactaceae. Hal ini juga ditemukan dalam jumlah kecil di beberapa anggota Fabaceae (kacang) keluarga, termasuk Acacia berlandieri.3,4

Gambar 3. Struktur kimiawi Mescaline

d) Cannabis Cannabis, juga dikenal sebagai ganja (dari Meksiko Spanyol mariyuana), dan dengan berbagai nama lain, adalah persiapan dari tanaman Cannabis dimaksudkan untuk digunakan sebagai obat psikoaktif

dan

sebagai

obat.

farmakologi,

konstituen

psikoaktif

utama

ganja

adalah

tetrahydrocannabinol (THC), yang merupakan salah satu dari 483 senyawa yang dikenal di pabrik, termasuk setidaknya 84 cannabinoids lain, seperti cannabidiol (CBD), cannabinol (CBN) , tetrahydrocannabivarin (Thcv) dan cannabigerol (CBG).4 Ganja yang paling sering dikonsumsi untuk efek psikoaktif dan fisiologis yang dapat mencakup suasana hati tinggi atau euforia, relaksasi, dan peningkatan nafsu makan. Diinginkan efek samping kadang-kadang dapat mencakup penurunan memori jangka pendek, mulut kering, gangguan keterampilan motorik, kemerahan mata, dan perasaan paranoid atau kecemasan.3,5,6 Kontemporer menggunakan ganja sebagai obat rekreasi atau obat, dan sebagai bagian dari ritual keagamaan atau spiritual,. Tercatat paling awal menggunakan tanggal dari milenium ke-3 SM Sejak ganja awal abad 20 telah dikenakan pembatasan hukum dengan kepemilikan, penggunaan, dan

penjualan persiapan ganja mengandung cannabinoid psikoaktif saat ini ilegal di sebagian besar negara di dunia, PBB mengatakan bahwa ganja adalah obat terlarang yang paling banyak digunakan di dunia pada tahun 2004, Perserikatan Bangsa-Bangsa. diperkirakan konsumsi global ganja menunjukkan bahwa sekitar 4% dari populasi dunia orang dewasa (162 juta orang) menggunakan ganja setiap tahunnya, dan sekitar 0,6% (22,5 juta) orang menggunakan ganja setiap hari.3

Gambar 4. Struktur kimiawi Mariyuana

III.

Efek Klinik LSD, Psilocybin, Mescaline, Canabis Menghasil kan efek somatik, persepsi dan fisik yang tumpah tindih satu dengan yang lainnya.

pusing, kelemahan, tremor mual dan paresiten merupakan gejala somatik yang menojol. Penglihatah menjadi kabur gangguan perpektif ilusi atau "halusinasi" makin berkurangnya diskriminasih, pendengaran dan perubahan kesadaran akan waktu merupakan kelainan perpektif umum. gangguan ingatan, kesukaran berpikir, buruknya daya nilai dan perubahan afek, merupakan efek psikis yang menojol. Secara fisiologi hallusinogen menghasilkan hiperakatif sistem parasimpatis dan stimulasi susunan saraf pusat, di manifestasi kan oleh adanya dilatasi pupil, peningkatan denyut jantung, peningkatan tekanan darah yang moderat teremor dan eforia.3-6 IV. i.

Intoksikasi dan Gangguan terkait penggunaan zat halusinogenik. Intoksikasi halusinogen Intoksikasi didefinisikan dalam DSM-IV-TR, yaitu ditandai dengan perubahan persepsi dan

perilaku maladaptive serta tanda fisiologis tertentu.Diagnosis banding untuk intoksikasi halusinogen mencakup intoksikasi antikolinergik dan amfetamin serta keadaan putus alcohol.Penanganan terpilih untuk intoksikasi halusinogen adalah berbicara kepada pasien. Selama proses ini, pemandu dapat menenangkan pasien bahwa gejalanya terinduksi obat, bahwa mereka tidak menjadi gila dan bahwa gejala akan segera mereda. Intoksikasi halusinogen biasanya tidak memiliki gejala putus zat.5

ii.

Gangguan terkait penggunaan zat halusinogenik

 Gangguan persepsi persisten halusinogen. Penggunaan halusinogen dalam waktu yang lama dapat menyebabkan seseorang dapat mengalami kilas balik gejala halusinogenik.Sindrom ini didiagnosis sebagai gangguan persepsi persisten halusinogen.Kilas balik adalah rekurensi transien dan spontan pengalaman terinduksi zat. Sebagian besar kilas balik merupakan episode distorsi visual, halusini geometric, halusinasi bunyi, atau suara, persepsui gerakan pada lapang pandang perifer yang salah, kilasan warna, rangkaian citra ebnda bergerak, afterimage dan halo positif, makropsia, mikropsia, ekspansi waktu, gejala fisik atau emosi intens yang hidup kembali. Episode biasanya berlangsung beberapa detik sampai beberapa menit tapi terkadang bias lebih lama. Diagnosis banding kilas balik meliputi migren, kejang, abnormalitas visual, dan gangguan stress pasca trauma. Hal yang dapat memicu kilas balik antra lain: stress emosional, deprivasi sensorik, penggunaan zat psikoaktif seperti mariyuana dan alkohol.5

 Delirium pada intoksikasi halusinogen Gangguan ini diperkirakan relatif jarang.Keadaan ini dimulai selama intoksikasi pada orang yang mengingesti halusinogen murni. Tapi halusinogen sering kali dicampur dengan zat lain, dan komponen lain atau interaksinya dengan halusinogen dapat menyebabkan suatu delirium klinis.5

 Gangguan Psikotik Akibat Halusinogen Efek yang merugikan yang paling sering dari LSD dan zat yang berhubungan adalah khayalan buruk, yang menyerupai reaksi panic akut terhadap kanabis tetapi dapat lebih parah. Khayalan buruk biasanya menghasilkan gejala psikotik sesungguhnya.Perjalanan buruk jika efek segera dari halusinogen menghilang.Tetapi, perjalanan khayalan buruk adalah bervariasi, dan kadang-kadang suati episode psikotik yang berlarut-larut sulit dibedakan dari gangguan psikotik nonorganik.4,5

 Gangguan Mood akibat halusinogen. Gejala

gangguan

mood

yang

menyertai

penyalahgunaan

halusinogen

dapat

bervariasi.Penyalahgunaan mungkin mengalami gejala mirip manik berupa waham kebesaran atau persaan dan ide mirip depresi atau gejala campuran.Seperti pada gejala gangguan psikotik akibat halusinogen, gejala gangguan mood akibat halusinogen hamper selalu menghilang jika obat telah dihilangkan daru tubuh pasien.5,6

 Gangguan kecemasan akibat halusinogen Gangguan kecemasan aibat halusinogen juga bervariasi dalam pola gejalanya, tapi hanya sedikit data yang tersedia tentang pola gejala tersebut. Secara anekdotal, dokter ruang gawat darurat yang menangani pasien dengan gangguan terkait halusinogen sering kali melaporkan gangguan panic dengan agoraphobia.5

 Gangguan berhubungan dengan halusinogen yang tidak ditentukan Ketika seorang pasien dengan gangguan terkait halusinogen tidak memnuhi kriteria diagnosis manapun untuk gangguan terkait dengan halusinogen yang standar, pasien dapat diklasifikasikan menderita gangguan berhubungan dengan halusinigen yang tidak ditentukan.

V.

Pengobatan a. Intoksikasi Halusinogen

Pengobatan terpilih untuk gejala psikiatrik akut yang berhubungan dengan intoksikasi halusinogen adalah konseling suportif, menenangkan (talking down).11 Hal ini menghabiskan waktu dan berpotensi membahayakan karena adanya labilitas pasien dengan waham terkait halusinogen. Sesuai hal itu, maka penanganan halusinogen adalah dengan pemberian diazepam oral 20 mg. Obat ini berfungsi menghilangkan pengalaman LSD dan pengalaman panik yang terkait dengannya dalam waktu 20 menit dan dianggap superior dibandingkan dengan “talking down” terhadap pasien untuk periode beberapa jam atau memberi obat antipsikotik. Pemasaran dosis rendah LSD dan pendekatan yang lebih canggih terhadap penanganan korban akibat pengguna zat itu sendiri secara gabungan menurunkan timbulnya gangguan yang dahulu pernah lazim pada fasilitas penanganan psikiatri.2

b. Gangguan Persepsi Persisten Penanganan gangguan persepsi persisten halusinogen bersifat paliatif. Langkah pertama adalah identifikasi yang benar mengenai gangguan tersebut; tidak jarang pasien berkonsultasi kepada beberapa spesialis sebelum diagnosis ditegakkan. Pendekatan farmakologis meliputi benzodiazepin jangka panjang seperti diazepam (Klonopin) dan pada derajat lebih ringan antikonvulsan seperti asam valproat (Depakene) dan karbamazepin (Tegretol). Saat ini tidak ada obat yang sepenuhnya efektif menghilangkan gejala. Kondisi komorbid yang dikaitkan dengan gangguan persepsi persisten halusinogen meliputi gangguan panik, depresi mayor dan ketergantungan alkohol. Masing-masing kondisi ini membutuhkan pencegahan primer dan intervensi dini.6

c. Psikosis Terindukasi Halusinogen Penanganan Psikosis Terinduksi Halusinogen tidak berbeda dari penanganan konvensional psikosis lain. Namun,sebagai tambahan obat antipsikotik, sejumlah agen dilaporkan efektif, termasuk litium karbonat, karbamazepin, dan terapi elektrokonvulsif. Obat antidepresan, benzodiazepin dan obat antikonvulsan masing-masing juga memainkan peran tersendiri dalam terapi. Salah satu penanda gangguan ini adalah berlawanan dengan skizofrenia dengan gejala negatif dan hubungan interpersonal yang buruk kerap ditemukan, pasien dengan psikosis terinduksi halusinogen menunjukkan gejala positif halusinasi dan waham namun masih memperthankan kemampuan berhubungan dengan psikiater.12 Terapi medis paling baik diterapkan dalam konteks teapi siportif, edukasional, keluarga. Tujuan penanganan adalah pengendalian gejala, perawatan rumah sakit yang minimal, pekerjaan harian, berkembang dan bertahannya hubungan sosial, serta penatalaksanaan penyakit komorbid seperti ketergantungan alkohol.6

DAFTAR PUSTAKA 1. WHO. Leksikon: Istilah Kesehatan Jiwa dan Psikiatrik. Edisi ke-2. Jakarta: EGC; 2008. H.77. 2. Kaplan HI and Sadock BJ. Synopsis of psychiatry volume 1. 9th Edition. USA: Lippincott william & wilkins; 2008. Pg.656-7 3. Katsung BG. Farmakologi dasar dan klinik. Edisi ke-6. Jakarta: EGC; 2011. H. 505-11. 4. Harold IK, Benjamin JS, Jack AG. Neurofarmakologi halusinogen: sinopsis psikiatri. Edisi ketujuh. Jakarta: Binarupa Aksara. 2010. H. 643. 5. Halpern JH, Sherwood AR, Hudson JI, Yurgelun-Todd D, Pope HG Jr. Psychological and cognitive effects of long-term peyote use among Native Americans. Biol Psychiatry 58(8):624– 631; 2009. 6. Joewana S. Panduan mental dan perilaku akibat penggunaan zat psikoaktif. Edisi Ke-2. Jakarta: EGC; 2010. H.142-9.

Related Documents