Evaluasi Murmur Pada Pemeriksaan Auskultasi Jantung.docx

  • Uploaded by: David Haurissa
  • 0
  • 0
  • October 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Evaluasi Murmur Pada Pemeriksaan Auskultasi Jantung.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 626
  • Pages: 3
Evaluasi Murmur pada Pemeriksaan Auskultasi Jantung 19 FEBRUARY 2016 on pediatri, kardiologi Auskulitasi jantung adalah pemeriksaan yang sangat penting dalam praktek kedokteran seharihari. Banyak penyakit jantung bawaan yang dapat dengan mudah dideteksi dari pemeriksaan auskultasi yang baik dan benar. Namun, sayang terkadang keterbatasan alat (stetoskop) menjadi hambatan besar bagi dokter untuk mengembangkan skill dalam melakukan auskultasi jantung dengan baik dan benar. Setidaknya, mempelajari konsep kelainan bising jantung (murmur) akan memberikan kita paradigma kuat, meskipun dalam keterbatasan alat. Murmur merupakan suara tambahan pada jantung akibat adanya turbulensi aliran darah. Turbulensi timbul karena adanya beda tekanan antara dua ruang jantung.

Deskripsi Murmur pada Auskultasi Jantung Namun, tidak semua murmur mengindikasikan adanya kelainan struktur maupun fungsi katup jantung. Setiap murmur harus dideskripsikan sebagai berikut : 1. Fase : sistolik, diastolik atau kontinu 2. Durasi : durasi pendek (early systolic/diastolik), long duration (holosytolic/diastolik) 3. Intesitas : derajat murmur dibagi menjadi 6 tingkat o o o o o o

I / VI : terdengar dengan manuver khusus dan dengan perhatian khusus II / VI : lemah tetapi mudah di dengar III / VI : keras tetapi tanpa getar (thrill) IV / VI : dihubungkan dengan thrill tetapi untuk mendengarkan stetoskop harus tetap menempel di dada V / VI : teraba thrill, masih didengar meskipun stetoskop dilepaskan dari dada VI / VI : teraba thrill, tetap terdengar walaupun stetoskop seluruhnya dilepaskan dari dinding dada

4. Lokasi dan penjalaran : sesuai tanda anatomis misalnya apeks, parasternal kanan atau kiri, ruang interkostal kanan atau kiri. Penjalaran perlu dicatat misalnya ke aksila, leher, dsb. 5. Frekuensi : rendah, medium, tinggi 6. Kualitas : kresendo, dekresendo. Deskripsi lain adalah meniup (blowing), rumbling.

Murmur sistolik

Murmur sistolik dapat merupakan suatu keadaan normal disebut sebagai innocent murmur. Bising innocent memiliki ciri berlangsung singkat, berhenti sebelum S2, intesintas sedang yaitu < II / VI, umumnya berkurang dengan posisi duduk tegak maupun manuver Valsava. Murmur sistolik patologis dapat disebabkan oleh : 1. Turbulensi aliran darah yang kembali melintasi katup mitral atau trikuspid selama* fase sistolik*, misalnya pada regurgitasi mitral, regurgitasi trikuspid, prolaps katup mitral, disfungsi muskulus papilaris. 2. Turbulensi aliran darah melintasi katup aorta atau pulmonal selama fase sistolik, misalnya pada stenosis aorta, stenosis pulmonal. Pada stenosis aorta murmur terkeras pada ICS 2 kanan menjalar ke kedua sisi leher. Pada stenosis pulmonal murmur terkeras pada ICS 2 kiri dan terdapat wide splitting S2. 3. Adanya pirau antar ventrikel saat sistolik, misalnya pada VSD. Defek ini menimbulkan murmur sistolik yang keras, terbaik pada ICS IV garis sternal kiri

Murmur Diastolik Pada keadaan normal pada fase diastolik tidak ditemukan murmur karena katup atrioventrikel terbuka lebar dan gradien tekanan yang kecil tidak menimbulkan turbulensi aliran darah.Murmur awal diastolik biasanya disebabkan oleh insufisiensi aorta ataupun pulmonal. Murmur ini terdengar saat atau segera setelah S2. Murmur diastolik akibat insufiensi aorta sulit didengar dan membutuhkan perhatian khusus. Posisi klasik supaya murmur diastolik terdengar maksimal adalah pasien duduk membungkuk ke depan dengan penderita menahan nafas saat terakhir ekspirasi. Murmur mid-diastolik khas untuk stenosis mitral atau trikuspid. Murmur akibat stenosis mitral mempunyai frekuensi rendah yang disebut rumble. Terbaik didengarkan pada lokasi impuls maksimum ventrikel kiri menggunakan stetoskop bell. Murmur akibat stenosis trikuspid berlokasi di garis sternal kiri dan meningkat intensitasnya selama inspirasi. Murmur Kontinu Murmur kontinu merupakan murmur yang tidak terputus dimulai saat sistolik hingga seluruh bagian diastolik. Kelainan bawaan berupa PDA (patent ductus arteriosus) menimbulkan bising kontinu karena tekanan di arteri pulmonalis jauh lebih rendah dari tekanan di aorta baik pada fase sistolik maupun diastolik. Terbaik didengarkan pada ICS 2 kiri lebih lateral dari area pulmonal. Gesek perikard (Pericardial Friction Rub)

Bunyi ini memiliki intesitas tinggi, dilukiskan seperti garukan atau gesekan. Timbul pada penderita dengan inflamasi membran perikardium (perikarditis). Paling baik didengarkan

jika pasien pada posisi duduk membungkuk ke depan. Selama inspirasi, intensitas friction rub dapat meningkat.

Related Documents


More Documents from "Muhammad Daffa"