MAKALAH KOMUNIKASI DAN ETIKA BISNIS “ ETIKA DALAM LINGKUNGAN BISNIS” Dosen :Deddy Ardiansyah Suis, SE., M.Ak
NAMA KELOMPOK : USWATUL KHASANAH
(1612311008)
AGUSTINA ANGGRAINI
(1612311013)
RISKI NUR ADILLA WALUYO
(1612311024)
GANET OLGA CAHYANI
(1712311082)
ADRYIAN FIRGRIANSYAH
(1612311112)
JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS BHAYANGKARA SURABAYA 2019
1. BISNIS SEBUAH PROFESI ETIS Bisnis, bisa menjadi sebuah profesi etis, bila : Ditunjang oleh sistem politik ekonomi yang kondusif – aturan yg jelas dan fair – kepastian keberlakuan aturan tersebut – aturan hukum yg mengatur kegiatan bisnis – sistem pemerintahan yg adil dan efektif Prinsip-prinsip etis untuk berbisnis yang baik Etika Terapan Secara umum Etika dibagi menjadi : Etika Umum Etika Khusus Etika Umum berbicara mengenai norma dan nilai moral, kondisi-kondisi dasar bagi manusia untuk bertindak secara etis, bgmn manusia mengambil keputusan etis, teori-teori etika, lembaga-lembaga normatif dan semacamnya. Etika Khusus adalah penerapan prinsip-prinsip atau norma-norma moral dasar dalam bidang kehidupan yg khusus. Etika Khusus dibagi menjadi 3 : Etika Individual Etika Sosial Etika Lingkungan hidup Etika Individual lebih menyangkut kewajiban dan sikap manusia thd dirinya sendiri. Etika Sosial berbicara mengenai kewajiban dan hak, sikap dan pola perilaku manusia sbg makhluk sosial dlm interaksinya dg sesamanya. Etika individual dan etika sosial berkaitan erat satu sama lain. Karena kewajiban seseorang thd dirinya berkaitan langsung dan dalam banyak hal mempengaruhi pula kewajibannya thd orang lain, dn dmk pula sebaliknya. Etika Lingkungan Hidup, berbicara mengenai hubungan antara manusia baik sbg kelompok dg lingkungan alam yg lbh luas dlm totalitasnya, dan jg hubungan antara manusia yg satu dg manusia yg lainnya yg berdampak langsung atau tdk langsung pd lingkungan hidup scr keseluruhan. Etika Lingkungan dapat berupa :
cabang dr etika sosial, sejauh menyangkut hubungan antara manusia dg manusia yg berdampak pd lingkungan) Berdiri sendiri, sejauh menyangkut hubungan antara manusia dg lingkungannya Etika sebagai Refleksi adalah pemikiran moral. Etika sbg refleksi krisis rasional meneropongi dan merefleksi kehidupan manusia dg mendasarkan diri pada norma dan nilai moral yg ada di satu pihak dan situasi khusus dari bidang kehidupan dan kegiatan khusus yg dilakukan setiap orang atau kelompok orang dlm suatu masyarakat. Dalam etika sebagai refleksi kita berfikir tentang apa yang dilakukan dari khususnya tentang apa yang harus dilakukan atau tidak boleh dilakukan. Etika sebagai refleksi menyoroti dan menilai baik buruknya perilaku orang. Etika dalam arti ini dapat dijalankan pada taraf populer maupun ilmiah Etika Profesi Pengertian Profesi Profesi dpt dirumuskan sbg pekerjaan yg dilakukan sbg nafkah hidup dg mengandalkan keahlian dan keterampilan yg tinggi dan dg melibatkan komitmen pribadi (moral) yg mendalam. Orang Profesional adalah orang yg melakukan suatu pekerjaan purna waktu dan hidup dari pekerjaan itu dg mengandalkan keahlian dan ketrampilan yg tinggi serta punya komitmen pribadi yg mendalam atas pekerjaannya itu. Atau Orang yang profesional adalah orang yg melakukan suatu pekerjaan karena ahli di bidang tsb dan meluangkan seluruh waktu, tenaga, dan perhatiannya untuk pekerjan tsb. Ciri-ciri Profesi Adanya keahlian dan ketrampilan khusus Adanya komitmen moral yg tinggi Biasanya orang yg profesional adalah orang yg hidup dari profesinya Pengabdian kepada masyarakat Pada profesi luhur biasanya ada izin khusus untuk menjalankan profesi tsb. Kaum profesional biasanya menjadi anggota dari suatu organisasi profesi Adanya komitmen moral yg tinggi Komitmen moral ini biasanya dituangkan, khususnya untuk profesi yg luhur dalam bentuk aturan khusus yg menjadi pegangan bg setiap orang yg mengemban profesi ybs. Aturan main dlm menjalankan atau mengemban profesi tsb biasanya disebut Kode Etik.
Ada 2 sasaran pokok dari kode etik, yaitu :
kode etik bermaksud melindungi masyarakat dari kemungkinan dirugikan oleh kelalaian entah secara sengaja atau tidak sengaja dari kaum profesional kode etik bertujuan melindungi keluhuran profesi tsb dari perilaku-perilaku bobrok orangorang ttt yg mengaku diri profesional Biasanya orang yg profesional adalah orang yg hidup dari profesinya: ini berarti ia hidup sepenuhnya dari profesi ini Ini berarti profesinya telah membentuk identitas orang tsb. Ia tdk bisa lagi dipisahkan dari profesi itu, berarti ia menjadi dirinya berkat dan melalui profesinya
2. BISNIS DAN ETIKA Pengertian Bisnis dan Etika Bisnis adalah usaha menjual barang atau jasa yang dilakukan oleh perorangan, sekelompok orang atau organisasi kepada konsumen (masyarakat) dengan tujuan utamanya adalah memperoleh keuntungan/laba (profit). Pada dasarnya, kita melakukan bisnis adalah untuk memperoleh laba atau keuntungan (profit). Etika adalah Kata etik (atau etika) berasal dari kata ethos (bahasa Yunani) yang berarti karakter, watak kesusilaan atau adat. Sebagai suatu subyek, etika akan berkaitan dengan konsep yang dimilki oleh individu ataupun kelompok untuk menilai apakah tindakan-tindakan yang telah dikerjakannya itu salah atau benar, buruk atau baik. Sebagian orang berpendapat kalau bisnis dan etika tidak punya kaitan sama sekali. bisnis jika terlalu banyak mementingkan etika akan semakin jauh tertinggal dengan kompetitor. pernyataan ini jelas sangat salah. bayangkan saja bila satu perusahaan melakukan banyak cara yang tidak sesuai dengan norma yang berlaku di masyrakat, bahkan cenderung tidak disukai masyarakat, hal tersebut akan berdampak turunnya citra perusahaan di mata masyarakat sebagai konsumen.
Keutamaan Etika Bisnis Dalam bisnis modern, para pelaku bisnis dituntut untuk menjadi orang-orang profesional di bidangnya Dalam persaingan bisnis yang sangat ketat,maka konsumen benar-benar raja Dalam sistem pasar terbuka dengan peran pemerintah yang menjamin kepentingan dan hak bagi semua pihak, maka perusahaan harus menjalankan bisnisnya dengan baik dan etis Perusahaan modern sangat menyadari bahwa karyawan bukanlah tenaga yang harus dieksploitasi demi mendapat keuntungan.
Sasaran dan Lingkup Etika Bisnis Etika Bisnis sebagai etika profesi membahas berbagai prinsip, kondisi dan masalah yang terkait dengan praktek bisnis yang baik dan etis. Etika Bisnis untuk menyadarkan masyarakat bahwa hak dan kewajiban mereka tidak boleh dilanggar oleh pratek bisnis siapapun juga. Etika Bisnis juga berbicara mengenai sistem ekonomi yang sangat menentukan etis tidaknya suatu usaha bisnis. Prinsip-prinsip Etika Bisnis: Prinsip otonomi Otonomi adalah sikap dan kemampuan manusia untuk mengambil keputusan dan bertindak berdasarkan kesadaran sendiri tentang apa yang dianggapnya baik untuk dilakukan.
Prinsip Kejujuran Kejujuran dalam pemenuhan syarat-syarat perjanjian dan kontrak Kejujuran dalam penawaran barang dan jasa dengan mutu dan harga sebanding Kejujuran dalam hubungan kerja intern dalam suatu perusahaan Prinsip Keadilan Prinsip keadilan menuntut agar setiap orang diperlakukan secara sama sesuai dengan aturan yang adil dan sesuai dengan kriteria yang rasional objektif dan dapat dipertanggung- jawabkan
Prinsip Saling Menguntungkan Prinsip ini menuntut agar bisnis dijalankan sedemikian rupa sehingga menguntungkan semua pihak.
Prinsip Integritas Moral Prinsip ini dihayati sebagai tuntutan internal dalam diri pelaku bisnis atau perusahaan agar dia menjalankan bisnis dengan tetap menjaga nama baiknya atau nama baik perusahaan
3. Peranan Etika dalam Bisnis Contoh kegiatan bisnis yang berlaku, sperti diungkapkan pada kasus-kasus di atas menuntut adanya suatu jalan penyelesaian agar tujuan dalam bisnis tetap bias dicapai tanpa harus mengabaikan tindakan moral. Disinilah peranan yang harus diambil oleh norma atau etika dalam kegiatan bisnis itu sendiri. Sebelumnya ada beberapa alasan mengapa etika itu penting bagi kegiatan bisnis, antara lain : a. Etika seharusnya menjadi pedoman bagi semua kegiatan manusia, karena bisnis adalah kegiatan masyarakat maka etika seharusnya menjadi pedoman dalam kegiatan bisnis tersebut, b. Bahwa aktifitas bisnis adalah sama dengan aktifitas masyarakat lainnya, tidak akan dapat berlangsung kecuali para pelakunya mematuhi standar etika yang ada. c. Pertimbangan etika sangat konsisten dengan tujuan bisnis, khususnya tujuan untuk memaksimumkan keuntungan. Banyak perusahaan yang mengalami dilema moral namun berhasil meyelesaikan secara bermoral pula dan tetap memperoleh keuntungan yang memadai, atau perusahaan yang dikenal memiliki kultur perusahaan yang bermoral ternyata adalah perusahaan yang berhasil. Memang hal ini tidak dapat membuktikan adanya hubungan etika dengan keuntungan perusahaan, sebab ada banyak faktor yang dapat mempengaruhi profitabilitas perusahaan. Namun, tanpa adanya etika dalam bisnis menyebabkan kegiatan tersebut tidak berjalan stabil.
Masyarakat juga cenderung menghukum atau menyalahkan pelaku bisnis yang tidak bermoral serta menghargai atau memuji pelaku bisnis yang bermoral, sehingga dapat kita simpulkan bahwa pelaku bisnis yang bermoral akan memperoleh keuntungan walaupun tidak jelas dalm bentuk dan jangka waktunya, sedangkan pelau bisnis yang tidak bermoral akan mengalami kerugaian yang juga tidak jelas bentuknya seperti apa dan jangka waktunya. Peranan etika dalam kegiatan bisnis antara lain adalah : 1. Etika harus menjadi pedoman dalam kegiatan masyarakat, karena itu seharusnya juga menjadi pedoman bagi bisnis. Mana tindakan yang tepat, benar dan boleh dilakukan dalam bisnis yang diharapkan menguntungkan semua pihak yang terlibat (Satyanugraha, 2003). 2. Etika berperan sebagai penghubung pelaku bisnis. Jika produsen sebagai penyedia produk yang akan dibeli oleh konsumen menyediakan fasilitas pelayanan purna jual bagi setiap konsumen yang telah memakai produknya, bukankah ini sebuah celah bagi keduanya untuk terus berhubungan. Pelayanan jual tentu merupakan refleksi nilai atau etika bisnis yang diterapkan perusahaan untuk menjaga loyalitas konsumennya (Tjiptono, 2005).
3. Etika juga berperan sebagi syarat utama untuk kelanggengan atau konsistensi perusahaan. Perusahaan yang beretika akan selalu berusaha unuk memuaskan pelanggan atau konsumennya. Loyalitas konsumen akan dapat membantu perusahaan agar tetap bisa bertahan (Tjiptono, 2005). 4. Etika utilitarianisme dalam bisnis
Kriteia dan prinsip etika utilitarianisme Nilai positif etika utilitarianisme Utilitarianisme sebagai proses dan standar penilaian Analisis keuntungan dan kerugian Kelemahan etika Utilitarianisme Utilitarianisme pertama kali dikembangkan oleh jeremy bentham ( 17481842) persoalan persoalan yang dihadapi bentham dan orang – orang sezamannya adalah bagaimana menilainya baik buruknya suatu kebijakan social politik, ekonomi dan legal secara moral . singkatnya bagaimana menilai sebuah kebijakan public , yaitu kebijaksanaan yang mempunyai dampak bagi kepentingan banyak orang secara moral . apa criteria dan dasar objektif yang dapat dijadikan pegangan untuk menilai baik buruknya suatu kebijaksanaan public. Secara lebih konkret , dalam kerangka etiks utilitarianisme kita dapat merumuskan tiga criteria objek yang dapat dasar objektif sekaligus norma untuk menilaian suatu kebijaksanaan dan tindakan . criteria pertama adalah manfaat , yaitu bahwa kebijaksanaan atau tindakan itu mendatangan manfaat atau kegunaan tertentu. Jadi kebiasaan atau tindakan yang baik adalah yang menghasilkan hal baik. Sebaliknya kebijaksanaan atau tindakan yang tidak baik adalah yang mendatangkan kerugian tertentu. Criteria kedua adalah manfaat terbesar yaitu bahwa kebijaksanaan atau tindakan itu mendatangkan manfaat terbesar dibandingkan dengan tindakan lainnya . criteria ketiga menyangkut pertanyaan mengenai manfaat terbesar untuk siapa. Untuk saya atau kelompok , atau juga untuk semua orang berkaitkan ,terpengaruh dan terkena kebijaksanaan atau tindakan yang akan diambil . dengan demikian criteria yang sekaligus menjadi pegangan objektif etika Utilitarianisme adalah : manfaat terbesar bagi sebanyak orang mungkin . Nilai positif etika Utilitarianisme 1. Pertama Rasionalitas : Utilitarianisme tidak menerima saja norma yang ada.ia mempertayaan dan ini mengandaikan peran rasio . Utilitarianisme ini sifat rasional karena ia mempertanyaan suatu tindakan apakah berguna atau tidak. Dalam kasus seks pra nikah tadi , Utilitarianisme mempertanyaan sebab – sebab seks pra nikah dilarang .
2.
Kedua Utilitarianisme sangat menghargai kebebasan setiap pelaku moral .
3.
Ketiga , universalitas : semboyan yang dikenalkan dari Utilitarianisme adalah sesuatu itu dianggap baik kalau dia memberi kegunaan yang besar bagi banyak orang . hal ini sering dipakai dalam politik dan negara.
Sampai sekarang nilai etika Utilitarianisme mempunyai daya tarik sendiri , yang bahkan melebihi daya tarik deontologist . yang paling mencolok etika Utilitarianisme tidak memaksa sesuatu yang asing pada kita . etika ini justru mensistematikan dan memformulasikan secara jelas apa apa menurut para penganutnya dilakukan oleh kita dalam kehidupan sehari- hari . bahwa sesungguhnya dalam hidupan kita, dimana kita selalu diharapkan pada berbagai alternative dan dilemma moral, kita hamper selalu menggunakan mempertimbangkan – pertimbangan disebut di atas. Utilitarianisme sebagai proses dan sebagai standar penilaian ada 2 macam : 1. Etika Utilitarianisme digunakan proses untuk mengambil keputusan ,kebijaksanaan atau tindakan . 2. Etika Utilitarianisme sebagai standar penilaian bagi tindakan atau kebijaksanaan yang telah dilakukan . Analisis keuntungan dan kerugian : dalam etika Utilitarianisme , manfaat dan kerugian selalu dikaitkan dengan semua orang yang terkaitan, sehingga analisis keuntungan dan kerugian tidak lagi semata- mata tertuju langsung pada keuntungan perusahaan . Analisis keuntungan dan kerugian dalam kerangka etika bisnis 1. Analisi keuntungan dan kerugian , cots dan benefit yang dianalisis tidak dipusatkan pada keuntungan dan kerugian perusahaan . 2. Analisis keuntungan dan kerugian tidak ditempatkan dalam kerangka uang. 3. Analisis keuntungan atau kerugian untuk jangka panjang . Langkah konkret yang perlu diambil dalam membuat kebijaksanaan bisnis , terkait dengan keuntungan atau kerugian . 1. Mengumpulkan dan mempertimbangkan alternatif kebijaksanaan dan kegiatan bisnis sebanyak- banyaknya. 2. Seluruh alternatif pilihan dalam analisis keuntungan dan kerugian , dinilai berdasarkan leuntungan yang menyangkut aspek- aspek moral. 3. Analisis secara keuntungan dan kerugian perlu dipertimbangkan dalam kerangka jangka panjang . Dua macam teori Utilitarianisme yaitu: 1. Utilitarianisme tindakan : suatu tindakan itu dianggap baik kalau tindakan itu membawa akibat yang menguntungkan . 2. Utilitarianisme peraturan : teori ini merupakan perbaikan dari Utilitarianisme tindakan . sesuatu itu pandang baik kalau ia berguna atau tidak melanggar peraturan yang ada .
Kelemahan Etika Utilitarianisme ada 6 yaitu : 1. Manfaat merupakan konsep yang begitu luas sehingga kenyataan praktis aan menimbulkan kesulitan yang tidak sedikit . 2. etika Utilitarianisme tidak pernah dianggap serius nilai suatu tindakan pada dirinya sendiri dan hanya memperhatikan nilai suatu tindakan sejauh berkaitan dengan akibatnya. 3. Etika Utilitarianisme pernah dianggap serius kemauan baik seseorang . 4. Variabel yang dinilai tidak semuanya yang dapat dikualifikasi. 5. Seandainya tiga kriteria dari etika Utilitarianisme saling bertentangan, maka akan ada kesulitan dalam menentukan proiritas diantara ketiganya . 6. Etika Utilitarianisme membenarkan hak kelompok minoritas tertentu dikorbankan demi kepentingan mayoritas. Tanggapan kritis 1. Kesulitan menentukan nilai suatu akibat .mengikuti etika normatif Utilitarianisme kita tentu tidak mudah menentukan mana akibat lebih baik ( lebih berguna) dari beberapa tindakan. Daam kehidupan kita seringkali berhadapan dengan berbagai pilihan . contoh :pergi sekolah , mengunjungi anggota keluarga yang sakit ,makan mie sakit. Kita sulit menentukan mana lebih baik pergi sekolah atau mengunjungi keluarga yang sakit.makan mie pangsit tentu membuat kita merasa kenyang apalagi bagi orang yang suka mie pangsit , tindakan makan mie pangsit tentu sangat berguna karena memberi kepuasan . pergi kesekolah akan membuat kita bisa pinter. Sekrang bagaimana mentukan akibat yang lebih baik dari tindakan tersebut ? inilah kelemahan pertama etika normatif Utilitarianisme ini. 2. Bertentangan dengan prinsip keadilan . kelemahan kedua dari teori Utilitarianisme ini adalah teori ini bertentangan dengan prinsip keadila. Sebagai contoh : karena pembangunan jalan tol , pemerintahan dengan mudah mengusir keluarga sukribo . alasan yang diberikan adalah pembangunan jalan tol lebih berguna dari pada memberikan rumah pak sukribo tidak dibongkar . alasan ini tampaknya masuk akal . akan tetapi alasannya ini bertentangan dengan keadilan adalah tidak boleh mengorbankan manusia demi kepentingan lain . dengan prinsip Utilitarianisme pemerintah gampang saja mengadakan penggusuran dengan alasan demi kepentingan umum. Disini manusia orang yang digusur dikorbankan. Hal inilah yang ditentangkan dengan prinsip keadilan yakni mengorbakan manusia.
5. Filsafat Bisnis Beretika Pemikiran atau refleksi tentang moralitas dalam ekonomi dan bisnis. Moralitas berarti aspek baik atau buruk, terpuji atau tercela, dan karenanya diperbolehkan atau tidak, dari perilaku manusia. Moralitas selalu berkaitan dengan apa yang dilakukan manusia, dan kegiatan ekonomismerupakan suatu bidang perilaku manusia yang penting.
Menurut K. Bertens, ada 3 tujuan yang ingin dicapai, yaitu : 1. Menanamkan atau meningkakan kesadaran akan adanya demensi etis dalam bisnis. Menanamkan jika sebelumnya kesadaran itu tidak ada, meningkatkan bila kesadaran itu sudah ada, tapi masih lemah dan ragu. Orang yang mendalami etika bisnis diharapkan memperoleh keyakinan bahwa etika merupakan segi nyata dari kegiatan ekonomis yang perlu diberikan perhatian serius. 2. Memperkenalkan argumentasi moral khususnya dibidang ekonomi dan bisnis, serta membantu pebisnis/calon pebisnis dalam menyusun argumentasi moral yang tepat. Dalam etika sebagai ilmu, bukan Baja penting adanya norma-norma moral, tidak kalah penting adalah alasan bagi berlakunya norma-norma itu. Melalui studi etika diharapkan pelaku bisnis akan sanggup menemukan fundamental rasional untuk aspek moral yang menyangkut ekonomi dan bisnis. 3. Membantu pebisnis/calon pebisnis, untuk menentukan sikap moral yang tepat didalam profesinya n(kelak).Hal ketiga ini memunculkan pertanyaan, apakah studi etika ini menjamin seseorang akan menjadi etis juga? Jawabnya, sekurang-kurangnya meliputi dua sisi berikut, yaitu disatu pihak, harus dikatakan etika mengikat tetapi tidak memaksa. Disisi lain, studi dan pengajaran tentang etika bisnis boleh diharapkan juga mempunyai dampak atas tingkah laku pebisnis. Bila studi etika telah membuka mata, konsekuensi logisnya adalah pebisnis bertingkah laku menurut yang diakui sebagai hal yang benar. Sudut pandang moral. Dalam bisnis, berorientasi pada profit, adalah sangat wajar, akan tetapi jangan keuntungan yang diperoleh tersebut justru merugikan pihak lain. Tidak semua yang bisa kita lakukan boleh dilakukan juga. Kita harus menghormati kepentingan dan hak orang lain. Pantas diperhatikan, bahwa dengan itu kita sendiri tidak dirugikan, karena menghormati kepentingan dan hak orang lainitu juga perlu dilakukan demi kepentingan bisnis kita sendiri. Bila bisnis dilihat dari sudut pandang moral. Apa yang menjadi tolok ukur untuk menentukan baik buruknya suatu perbuatan bisnis. Dari sudut pandang moral, setidaknya ada 3 tolok ukur yaitu : 1. Hati nurani:
Suatu perbuatan adalah baik, bila dilakukan susuai dengan hati nuraninya, dan perbuatan lain buruk bila dilakukan berlawanan dengan hati nuraninya. Kalau kita mengambil keputusan moral berdasarkan hati nurani, keputusan yang diambil "dihadapan Tuhan" dan kita sadar dengan tindakan tersebut memenuhi kehendak Tuhan. 2.Kaidah Emas : Cara lebih obyektif untuk menilai baik buruknya perilaku moral adalah mengukurnya dengan Kaidah Emas (positif), yang berbunyi : "Hendaklah memperlakukan orang lain sebagaimana Anda sendiri ingin diperlakukan" Kenapa begitu? Tentunya kita menginginkan diperlakukan dengan baik. Kalau begitu yang saya akan berperilaku dengan baik (dari sudut pandang moral). Rumusan Kaidah Emas secara negatif : "Jangan perlakukan orang lain, apa yang Anda sendiri tidak inginakan dilakukan terhadap diri Anda" Saya kurang konsisten dalam tingkah laku saya, bila sayamelakukan sesuatu terhadap orang lain, yang saya tidak mau akan dilakukan terhadap diri saya.Kalau begitu, saya berperilaku dengan cara tidak baik (dari sudut pandang moral). 3.Penilaian Umum : Cara ketiga dan barangkali paling ampuh untuk menentukan baik buruknya suatu perbuatan atau perilaku adalah menyerahkan kepada masyarakat umum untuk menilai. Cara ini bisa disebut juga audit sosial. Sebagaimana melalui audit dalam arti biasa sehat tidaknya keadaan finansial suatu perusahaan dipastikan, demikian juga kualitas etis suatu perbuatan ditentukan oleh penilaian masyarakat umum
6. CONTOH KASUS PELANGGARAN ETIKA BISNIS (Tentang Corporate Social Responcibility / CSR)
Teori Menurut Etika Bisnis Pemikiran yang mendasari CSR (Corporate Social Responsibility) yang sering dianggap inti dari Etika Bisnis adalah bahwa perusahaan tidak hanya mempunyai kewajiban-kewajiban ekonomis dan legal (artinya kepada pemegang saham atau shareholder) tapi juga kewajibankewajiban terhadap pihak-pihak lain yang berkepentingan (stakeholders) yang jangkauannya melebihi kewajiban-kewajiban di atas. Beberapa hal yang termasuk dalam CSR ini antara lain adalah tatalaksana perusahaan (corporate governance) yang sekarang sedang marak di Indonesia, kesadaran perusahaan akan lingkungan, kondisi tempat kerja dan standar bagi
karyawan, hubungan perusahan-masyarakat, investasi sosial perusahaan (corporate philantrophy). Kesesuaian Menurut PP UU Menurut Peraturan Pemerintah No. 27 tahun 2012 tentang Izin Lingkungan. Proses pembangunan yang dilakukan oleh bangsa Indonesia harus diselenggarakan berdasarkan prinsip pembangunan berkelanjutan dan berwawasan lingkungan sesuai dengan amanah Pasal 33 ayat (4) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Aktivitas pembangunan yang dilakukan dalam berbagai bentuk Usaha dan/atau Kegiatan pada dasarnya akan menimbulkan dampak terhadap lingkungan. Dengan diterapkannya prinsip berkelanjutan dan berwawasan lingkungan dalam proses pelaksanaan pembangunan, dampak terhadap lingkungan yang diakibatkan oleh berbagai aktivitas pembangunan tersebut dianalisis sejak awal perencanaannya, sehingga langkah pengendalian dampak negatif dan pengembangan dampak positif dapat disiapkan sedini mungkin. Perangkat atau instrumen yang dapat digunakan untuk melakukan hal tersebut adalah Amdal dan UKL-UPL. Pasal 22 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup menetapkan bahwa setiap Usaha dan/atau Kegiatan yang berdampak penting terhadap lingkungan hidup wajib memiliki Amdal. Analisa Kasus Pada surat kabar Jawa Pos, 2 Mei 2013, ada salah satu artikel yang menurut saya melanggar Etika Bisnis, yaitu artikel yang berjudul “Tanpa Izin, Tiga Pabrik Nekat Beraktivitas”. Ketiga industri tersebut berada di Gresik yaitu PT. BKP (Produsen Minyak Goreng), PT. IDM (Pengolahan Ikan), dan PT. HNF (Industri Alat Berat). Industri-industri tersebut dianggap melanggar Etika Bisnis dalam Corporate Social Responsibility (CSR) karena ketiganya berpotensi mengeluarkan limbah berbahaya. Bukan hanya itu, mereka juga tidak memiliki perizinan dokumen analisis mengenai dampak lingkungan (amdal), mereka hanya mendompleng dengan amdal pendirian milik Kawasan Industri Gresik (KIG). Perusahaan lain yang melanggar etika bisnis dalam CSR yaitu PT. BKP (produsen minyak goreng) yang izin amdalnya belum clear dan berkali-kali perusahaan ini dilaporkan warga
sekitar karena kerap mencemari lingkungan. Ada juga PT. IDM yang kerap dikeluhkan karena menimbulkan bau. Saran Pemerintah harus menindak lebih tegas industri-industri yang tidak mempunyai izin lengkap, terutama yang dapat merugikan masyarakat dan berdampak langsung pada lingkungan sekitar. Serta melakukan sidak dan pengawasan terhadap industri-industri baru yang akan didirikan.