EPILEPSI
SPO NO Dokumen NO. Revisi
: SPO / BP / 009 :
TanggalTerbit : 2 Mei 2016 Halaman
PUSKESMAS PEKUNCEN
: 1/3
Dr. Teguh Ariyanto. MPH
KABUPATEN BANYUMAS 1. Pengertian
NIP.197502212008011004 Epilepsi didefinisikan sebagai suatu keadaan yang ditandai oleh bangkitan epilepsi berulang berselang lebih dari 24 jam yang timbul tanpa provokasi. Sedangkan yang dimaksud dengan bangkitan epilepsi adalah manifestasi klinis yang disebabkan oleh aktivitas listrik yang abnormal dan berlebihan dari sekelompok neuron di otak.
2. Tujuan
Agar petugas dapat menegakkan diagnosis epilepsi, melakukan pengobatan, edukasi pasien dan keluarga.
3. Kebijakan 4. Referensi
Keputusan
menteri
kesehatan
republik
indonesia
Nomor
HK.02.02/menkes/514/2015 5. Prosedur
a. Petugas memanggil pasien yang telah dilakukan pemeriksaan tandatanda vital oleh perawat, b. Petugas melakukan anamnesa pada pasien, c. Petugas menanyakan pada pasien: Langkah pertama: memastikan apakah kejadian yang bersifat paroksismal merupakan bangkitan epilepsi. 1. Gejala sebelum, selama dan paska bangkitan Keadaan penyandang saat bangkitan: duduk/ berdiri/ bebaring/ tidur/ berkemih. Gejala awitan (aura, gerakan/ sensasi awal/ speech arrest). Pola/bentuk
yang
tampak
selama
bangkitan:
gerakan
tonik/klonik, vokalisasi, otomatisme, inkontinensia, lidah tergigit, pucat berkeringat, deviasi mata. Keadaan setelah kejadian: bingung, terjaga, nyeri kepala, tidur, gaduh gelisah, Todd’s paresis. Faktor pencetus: alkohol, kurang tidur, hormonal. Jumlah pola bangkitan satu atau lebih, atau terdapat perubahan pola bangkitan. 2.
Penyakit lain yang mungkin diderita sekarang maupun riwayat penyakit neurologik dan riwayat penyakit psikiatrik maupun
EPILEPSI
PUSKESMAS PEKUNCEN SPO
NO Dokumen
: SPO / BP / 009
NO. Revisi
:
TanggalTerbit
: 2 Mei 2016
Halaman
: 3/3
Dr. Teguh Ariyanto. MPH NIP.197502212008011004
penyakit sistemik yang mungkin menjadi penyebab. 3. Usia awitan, durasi, frekuensi bangkitan, interval terpanjang antar bangkitan. 4. Riwayat terapi epilepsi sebelumnya dan respon terhadap terapi (dosis, kadar OAE, kombinasi terapi). 5. Riwayat penyakit epilepsi dalam keluarga. 6. Riwayat keluarga dengan penyakit neurologik lain, penyakit psikiatrik atau sistemik. 7.
Riwayat
pada
saat
dalam
kandungan,
kelahiran
dan
perkembangan bayi/anak. 8. Riwayat bangkitan neonatal/kejang demam. 9. Riwayat trauma kepala, infeksi SSP. d. Petugas melakukan pemeriksaan fisik meliputi inspeksi adanya tanda-tanda dari gangguan yang berhubungan dengan epilepsi seperti trauma kepala, infeksi telinga atau sinus, gangguan kongenital, kecanduan alkohol atau obat terlarang, kelainan pada kulit, kanker, defisit neurologik fokal, pemeriksaan neurologis. e. Petugas menegakan diagnosis, sebagai dokter pelayanan primer, bila pasien terdiagnosis sebagai epilepsi, untuk penanganan awal pasien harus dirujuk ke dokter spesialis saraf. Jika terjadi kejang, tangani kejang dengan obat-obatan anti konvulsi yang tersedia di puskesmas. f. Petugas memberikan Konseling dan Edukasi: Memberi informasi kepada keluarga bahwa penyakit ini tidak menular. Kontrol
pengobatan
merupakan
hal
penting
bagi
penderita.Pendampingan terhadap pasien epilepsi utamanya anak-anak perlu pendampingan sehingga lingkungan dapat menerima dengan baik. Pasien epilepsi dapat beraktifitas dengan baik. i. Petugas mencucitangan sebelum dan setelah tindakan, j.
Petugas menulis hasil pemeriksaan fisik, laboratorium, diagnose dan terapi kedalam rekam medis pasien, serta melengkapi lembar surat
EPILEPSI
PUSKESMAS PEKUNCEN SPO
NO Dokumen
: SPO / BP / 009
NO. Revisi
:
TanggalTerbit
: 2 Mei 2016
Halaman
: 3/3
Dr. Teguh Ariyanto. MPH NIP.197502212008011004
rujukan bagi pasien epilepsi yang baru pertama kali terdiagnosis. Petugas menandatangani rekam medis 6. Unit Terkait 7.Rekaman Historis Perubahan
BP umum, UGD No
Yang diubah
Isi Perubahan
Tanggalmulai di berlakukan