BA B I PENDAHULU AN LATAR BELAKANG Indonesia adalah negara tropis yang memiliki keanekaragam hayati banyak yang tidak tahu banyak yang capek dengan obat-obat pabrik
PEGAGAN (Centella asiatica)
Rumusan Masalah
Apakah terdapat kandungan antibakteri pada tanaman Pegagan (Centella asiatica) terhadap Salmonella tiphymurium?
Tujuan Penelitian
Mengetahui efek antibacterial pada tanaman pegagan terhadap Salmonella tiphymurium
Manfaat penelitian
Manfaat Ilmiah
Manfaat Peneliti
Sebagai tambahan pengetahuan dalam aktifitas uji antibakteri Menambah pengetahuan tentang sumber antibacterial alami dari tanaman pegagan
Sebagai tambahan pengetahuan bagi penulis mengenai uji antibacterial Mengetahui manfaat dari tanaman pegagan sebagai antibakterial
Manfaat praktis
Menambah wawasan kepada masyarakat mengenai manfaat tanaman di lingkungan sekitar, khususnya Pegagan dalam hal antibakteri Jika terbukti bermanfaat, maka merupakan prospek untuk pengembangan antimikroba
BA B II TI NJ AUAN PUST AK A PEG AGA N ( Centell a asia tica )
Kingdom Division Subdivision Class: Subclass Ordo Family Genus Species
: Plantae : Spermatophyta : Angiospermae Dycotyledone : Dialypetalae : Apiales (Umbelliflorae) : Apiacea (Umbelliferae) : Centella : Centella asiatica (Linn.) Urban.
Kandungan •Kandungan senyawa : Triterpenoid, saponin, Hydrocotyline & Vellarine garam-garam mineral seperti garam kalium, natrium, magnesium, kalsium, besi, vellarine, dan zat samak.
Kandungan Kimia : Asam Asiatat, B-Karioneta, B-Kariofilen, B-Elemena, B-Farnesen, B-Sitosterol, Brahminosida, Asam Brahmat, Brahmosida, Asam Sentelat, Asam Sentolat, Asam Elaiodat, Iso-Tankunisida.
NAMA-NAM A YAN G LAI N rumput kaki kuda, antanan gede, panegowang, tikusan, pegaga, piduh, kori-kori, gagan-gagan atau kisu-kisu [Indonesia] pennywort [USA]; Pohe [Hawai]; gotu kola, White Rot, Mandukaparni, Hydrocotyle asiatica, xue cao, Luo dei da, Mati cao [China]; Mandukaparni, Muttil, Kuttanal [India]; Ghod tapre [Nepal]; manimuni,matoyahuho, matoyahuhu, mrang khua, mtwigahuwu, pa-na-e-khaadoh, phac chen, phaknok, phalwen, rau ma, sarawathiaaku, takip-kohol, thalkuri, thankuri, thol-kuri, tilkushi [Srilanka].
Mo rfo logi Bentuk daunnya bulat, batangnya lunak dan beruas, serta menjalar hingga bisa semeter tingginya. Pada tiap ruas akan tumbuh akar dan daun dengan tangkai daun panjang dan akar berwarna putih. Jenisnya tumbuhan tanpa batang, dengan rimpang pendek dan stolon-stolon yang merayap dengan panjang 10-80 cm. Akarnya keluar dari setiap bonggol,dengan cabang yang akan membentuk tumbuhan baru. Helai daun bersifat tunggal (satu), panjang tangkai sekitar 5-15 cm dengan bentuk ginjal manusia. Tepi daun agak bergerigi dengan penampang 1-7 cm tersusun dalam roset yang terdiri dari 2-10 helai daun. Bunga berbentuk payung yang tunggal atau 3-5 kuntum keluar dari ketiak daun pegagan. Juga berbuah yang bentuknya lonjong atau pipih yang panjangnya 2-2,5 mm. (Hidayat, 2006)
Habitat tepi selokan, sawah atau ditanam sebagai penutup tanah diperkebunan dan dipekarangan sebagai tanaman sayur. Pegagan berasal dari Asia tropik, menyukai tanah yang agak lembab, cukup sinar matahari atau agak terlindung, dapat ditemukan di daerah dataran rendah sampai daerah dengan ketinggian 2.500 m dpl.
Vegetasi
Pegagan dapat diperbanyak dengan pemisahan stolon dan biji (Liza, 2007)
Kandungan Kandungan senyawa : Triterpenoid, saponin, Hydrocotyline & Vellarine dan garam-garam mineral seperti garam kalium, natrium, magnesium, kalsium, besi, vellarine, dan zat samak. Kandungan Kimia :Asam Asiatat, B-Karioneta, B-Kariofilen, BElemena, B-Farnesen, B-Sitosterol, Brahminosida, Asam Brahmat, Brahmosida, Asam Sentelat, Asam Sentolat, Asam Elaiodat, Iso-Tankunisida.(Seputra, 2008)
Ma nfa at pegagan
Senyawa glikosida triterpenoida (asiaticoside) mempunyai khasiat anti lepra (Morbus Hansen). menyembuhkan infectious hepatitis, campak (measles), demam, radang amandel (tonsillitis) sakit tenggorokan, bronchitis, infeksi dan batu sistem saluran kencing; muntah darah, batuk darah, mimisan; mata merah; wasir; sakit perut, cacingan, menambah nafsu makan
Za t An timik robia l
Hal yang perlu dipertimbangkan untuk memilih zat antimicrobial kimiawi: toksisitas obat terhadap sel inang harus rendah sementara memusnahkan atau menghambat agen penyakit toksisitas selektif(Jawet, 1994). konsentrasi dan intensitas zat antimicrobial. suhu dan pH obat itu harus mencapai tempat infeksi (Chambers, 2001) unsur penyebab ketidakaktifan (Jawetz,1995).
Klasif ikasi b akteri Salmonella tiphym uriu m
Kingdom: Bakteria Divisi : Probacteria Kelas : Gamma Probacteria Ordo : Enterobacteriales Famili : Enterobactericeae Genus : Salmonella Spesies: Salmonella tiphymurium
Metode Uji Antibakteri
Metode pengenceran Metode difusi
Fakto r-fa ktor yang mempengaru hi secara i n vitr o
pH lingkungan komponen-komponen pembenihan stabilitas obat besarnya inokulum masa pengeraman aktivitas metabolic mikroorgsnisme
Kera ngka Ko nsep Pegagan (Centella asiatica) Obat diare, sakit perut,demam Efek Antimikroba Anti Jamur
Anti Virus Anti Bakterial
Shigella sonnei
Escherichia coli Salmonella tiphymurium
Keterangan : = variabel yang diteliti = variabel yang tidak diteliti
Hipotesis Ekstrak pegagan (Centella asiatica) mempunyai efek antibakterial terhadap Salmonella tiphymurium
BA B II I METODE PE NELI TIAN
Jeni s dan Des ain Penel itian Jenis : Eksperimental Desain: Pre Eksperiment Waktu dan lokasi penel itian Waktu : tahun 2009 Tempat : Lab. Mikrobiologi dan lab. Farmakologi PSKU Unmul
Inst rume n Peneli tia n Bahan:
Pegagan (Centella asiatica), Salmonella typhymurium, SS (Samonella-Shigella) agar, etanol, aquadest, dan Mueller-Hinton agar
Alat:
Alat pencacah Alat penyerbuk Alat pengayak Shaker Pipet tetes Alat pengukur panjang Inkubator Gelas piala Corong Kertas saring Rotavapor Cawan petri Erlenmeyer Lidi kapas Swab steril
Vari abel penel itian Variabel independen: ekstrak pegagan (Centella asiatica) Variabel dependen: diameter zona hambatan
Def in isi operasio na l Ekstrak pegagan (Centella asiatica) yang diekstraksi dalam etanol Diameter zone hambatan adalah diameter zone yang tidak ditemukan pertumbuhan koloni bakteri Salmonella tiphymurium setelah inkubasi di sekitar cakram kertas saring pada media MH agar.
Ca ra Ke rja e kst rak Pegagan (Centella asiatica) dibersihkan dari kotoran
Keringkan di udara terbuka
Diekstraksi dengan maserasi (perendaman) dalam etanol
Dipekatkan dengan rotavapor
Hasilnya ditimbang
Persia pa n S. typhymuri um S. tiphymurium dikembangbiakan pada SS agar, koloni bakterinya diambil kemudian disuspensi dalam bentuk suspensi bakteri (inokulum) sesuai standar MacFarland inkubasi
Pers iapan me dia a gar Mueller-Hinton agar telah dibuat di pabrik dalam bentuk bubuk, dengan formula dalam 1 liter aquadest diperlukan 38 gr bubuk. Komposisi MH dalam 2 liter aquadest: Beef infusion (300 gr), Pepton (17,5 gr), Starch (1.5gr), agar (17 gr).
Persi apan pe ngu jian ekstra k
Cakram kertas saring steril dibuat dengan tang (forcep) steril, diteteskan dengan ekstrak sesuai konsentrasi, dalam hal ini 100 μg, 50 μg, 25 μg, 10 μg. Kontrol negatif: etanol pada kertas saring tanpa ekstrak Kontrol positif: ampicilin
Pe ngujia n
Ekstrak pegagan (Centella asiatica)
Dibuat dosis ekstrak: 100μg, 50μg, 25μg, 10μg Diteteskan pada cakram kertas saring kemudian ditempelkan
MH agar yang telah diswab dengan Salmonella tiphymurium
Diinkubasi
Mengukur diameter zona hambatan dalam satuan milimeter (mm)
Membandingkan hasil media uji dengan kontrol dan standar obat ampicilin
Anal isa d ata Diproses dengan SPSS 13.0 for windows Analisa uji ONE WAY ANOVA dan uji regresi linear dengan taraf signifikansi 5%