Edukasi 1 Baru Baru

  • Uploaded by: Hilmi Setiawan
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Edukasi 1 Baru Baru as PDF for free.

More details

  • Words: 8,223
  • Pages: 8
EDUKASI

SENIN 3 MARET 2008

Lebih Dari Sekedar Berita

buletin-edukasi.blogspot.com

EDISI I TERBIT 8 HALAMAN DUA MINGGUAN

RAKER HMJ TARBIYAH

BAGAIMANA rasanya jika lagi asyik nelpon, tiba-tiba di layar HP anda muncul tulisan ‘low batterai’? Tentu anda akan jengkel dibuatnya. Tetapi perkembangan teknologi komunikasi, telah menemukan sumber energi yang dihasilkan oleh alam. Selain ramah lingkungan, teknologi ini juga tersedia dimanapun. Ilmu dan Teknologi......6

BAGAIMANA rasanya jika lagi asyik nelpon, tiba-tiba di layar HP anda muncul tulisan ‘low batterai’? Tentu anda akan jengkel dibuatnya. Tetapi perkembangan teknologi komunikasi, telah menemukan sumber energi yang dihasilkan oleh alam. Selain ramah lingkungan, teknologi ini juga tersedia dimanapun. Ilmu dan Teknologi......6

SEORANG anak bertanya kepada ayahnya. “Kenapa ayah tidak naik pesawat terbang saja ke Mekkah? itu kan lebih mudah.” Sang ayah terdiam sejenak. “Air laut baru akan kehilangan rasa asinya setelah ia menguap ke langit,” jawabnya. Layar Tancap......7

Foto: Istimewa

MISTERI keberadaan ‘The Dragon’ yang selalu menyemburkan api lewat mulutnya, telah terpecahkan. Berkat keberanian prajurit gugus armada perang Belanda, si Naga bisa dikendalikan. Sayang, kedekatan dunia manusia dengan sang Naga, membuat jumlah mereka semakin berkurang. Bahaya kepunahan menghantui mereka. Jalan-jalan......8

Pengurus HMJ Tarbiyah STAIN Jember 20072007 melaksanakan Rapat Kerja (RAKER) di Taman Rekreasi Galaxi, Mumbulsari Jember (31/1). Pada acara itu, membahas beberapa program HMJ setahun kedepan. Foto: Farhan/Edukasi

LITBANG, Bidang Baru HMJ Tarbiyah 2007-2008

EDUKASI – Memanfaatkan waktu setelah Ujian Akhir Semester (UAS), pengurus HMJ Tarbiyah yang baru dilantik beberapa waktu kemarin, akhirnya melakukan Rapat Kerja (RAKER) di Taman Rekreasi Galaxi, Mumbulsari, Kamis (31/1). beda dengan kepengurusan tahun kemarin. “Berikut ini agenda yang kami tawarkan; pertama, kajian dengan seluruh warga tarbiyah. Kedua, Debat Ilmiah yang diikuti seluruh warga tarbiyah. Ketiga, Seminar nasional,” ujar Yanti R.J, Koordonator Bidang Keilmuan. Sementara itu, Bidang Pengembangan Jaringan mempunyai terobosan yang cukup menarik. Untuk memperluas jaringan dengan dunia luar kampus, mereka berencana membuka komunikasi dengan seluruh mahasiswa jurusan tarbiyah se-Jawa Timur. Selain itu, bidang ini juga akan menjalin hubungan dengan LSM pendidikan yang ada di Jember. Satu agenda yang cukup menarik dari teman-teman di Bindang Pengembangan Jaringan ini. Mereka bakal

BENAZIR BHUTTO (1953-2007)

Penerobos Tradisi Dominasi Kaum Pria

TARIF IKLAN : Rp. 40.000 : Rp. 30.000 : Rp. 18.000 : Rp. 13.000 : Rp. 8.000

[email protected]

Foto: Reza/GettyImages

1 Halaman 1/2 Halaman 1/3 Halaman 1/4 Halaman 1/6 Halaman

melakukan kegiatan Jalan-jalan Sehat. “Kegiatan ini saya harap dapat memperkuat hubungan HMJ tarbiyah dengan pihak luar kampus,” ungkap Huda, salah satu anggota Bidang Pengembangan Jaringan. Mendapat giliran ketiga, Bidang Jurnalistik memulai presentasi agenda kerjanya ke depan. Bidang yang bergerak diurusan tulis-menulis ini, telah berhasil membuat media Online yang dapat diakses seluruh mahasiswa di mana saja mereka berada. “Kami, dari Bidang Jurnalistik telah mengaktifkan sebuah Blog, yang bernama tabiyahstain.wordpress.com, “ terang Hilmi, dari Bidang Jurnalistik. “Selain itu, Bidang Jurnalistik juga bakal menerbitkan sebuah media cetak yang sampai saat ini masih

Setelah menyusuri rimbunya kebun Karet milik PTPN, seluruh pengurus HMJ Tarbiyah STAIN Jember periode 2007-2008 sampai di Galaxi sekitar pukul sembilan pagi. Tidak butuh waktu lama, akhirnya Taufik, Ketua HMJ Tarbiyah menemukan tempat yang teduh, enak untuk diskusi menyusun agenda kerja HMJ ke depan. Di bawah tenda berukuran 2x2 meter, dan bergambar sebuah merek minuman ringan ternama di bagian atasnya. Ketujuh belas pengurus HMJ Tarbiyah langsung membongkar isi tas masing-masing untuk segera memulai diskusi. Bidang Keilmuan mendapat giliran pertama menyampaikan unekunek yang sudah mereka susun semalaman. Bidang Keilmuan menawarkan agenda yang tidak jauh

Benazir Bhutto tewas tertembak di daerah Garhi Khuda Bakhsh, Sindh, Jumat, 28 Desember tahun lalu.

Sangat terkejut dengan berita pembunuhan Benazir Bhutto. Waktu kecil, rasanya saya sering dengar nama dia di televisi dan koran atau majalah. Tidak heran, beliau adalah perdana mentri wanita pertama di negaranya dan naik ke tampuk kepemimpinan lewat perjuangan yang cukup berat. Lahir di Pakistan tahun 1953, Benazir adalah putri dari Zulfikar Ali Bhutto, mantan perdana mentri di Pakistan antara tahun 1971-1979. Ayah Benazir adalah seorang anak dari golongan elit di Pakistan Selatan dan dengan posisinya sebagai pemimpin negara kemudian, Benazir dapat dikatakan adalah anak yang dibesarkan dengan berbagai fasilitas. Pada tahun 1973, Benazir lulus dari Harvard University dan melanjutkan kuliah di Oxford University, England.

(Bersambung hal: 7, LITBANG)

Lulus dari jurusan hukum di Oxford pada tahun 1977, Benazir kembali ke Pakistan. Setelah kematian ayahnya yang dieksekusi pemerintah berkuasa pada tahun 1979, Benazir dikenakan tahanan rumah sampai lima tahun kemudian. Pada tahun 1984, setelah dibebaskan dengan alasan kesehatan, Benazir mendirikan cabang People’s Party, partai yang didirikan ayahnya di London. Pada tahun 1986, keadaan politik memungkinkan Benazir untuk pulang kampung dan mulai berkampanye untuk memperbaiki demokrasi yang ditekan dibawa pemerintahan militer Zia-ul Haq. Setelah kematian presiden Zia di tahun 1988 karena kecelakaan pesawat, pemilu mengantarkan (Bersambung hal: 7, PENEROBOS)

2

KUPAS KAMPUS

BENCANA SITUBONDO

Campoan, 1 Tewas, 17 Rumah Ludes EDUKASI - Nasib nahas menimpa Nasipah (55). Bapak satu anak ini, tewas terseret derasnya aliran Lumpur bercampur batu sebesar dirinya. Ironis, jenazah baru ditemukan keesokan harinya, 150 meter dari rumahnya, di Desa Campoan, Mlandingan, Situbondo. Kisah menyesakkan dada akibat tanah longsor tidak berhenti sampai di situ. Abdurrahman (45), orangtua Yanti Roudlotul Jannah, salah satu pengerus HMJ Tarbiyah, terpaksa merelakan rumah beserta isinya lenyap tersapu

longsor. “Selain korban jiwa. Bencana tanah longsor kemarin, mengakibatkan 17 rumah warga rata dengan tanah,” papar Abdurrahman. Sebelum terjadi longsor, warga de Campoan sebenarnya sudah mengungsi. “Malam itu tanah bergetar, dari kejauhan terdengar bunyi dentuman-dentuman menyerupai bom,” kenang Abdurahman. Sementara itu, dari pantauan Edukasi terdapat sebuah bekas masjid yang kini tinggal jendela dan separo atapnya saja. Bagian yang lainnya habis tergerus batubatu besar yang meluncur saat tanah longsor. Dalam jangka pendek, para warga

yang tersebar di beberapa titik penampungan, membutuhkan tempat hunian sementara yang aman. “Tidak enak mas, setiap kali hujan, kita semua selalu mengungsi di tempat yang lebih tinggi,” ujar salah satu korban yang kehilangan rumah. Sedangkan penanganan jangka panjang, warga menuntut kepada pemerintah setempat, supaya disediakan perumahan yang layak huni. “Guna mempercepat pembangunan rumah kembali. Kita sudah melayangkan surat permintaan kepada DPRD Situbondo,” ujar Abdurrahman. “Jika dipaksa membangun dari awal lagi tanpa bantuan dari pemerintah, seluruh warga disini sangat keberatan,” tambahnya. Imbas dari bencana ini, korban tidak hanya kehilangan harta benda. Mereka juga mengalami trauma yang cukup besar. “Di samping bantuan materi, pendampingan psikologis dan pendidikan sangat meraka butuhkan. Mengingat, longsor kali ini begitu parah,” pinta Taufiqurrahman, Ketua HMJ Tarbiyah, saat mendampingi beberapa mahasiswa STAIN Jember malakukan aksi bakti sosial. (E-1)

Korban longsor, di Desa Campoan, Kecamatan Mlandingan, Situbondo mengharapkan segera mendapat bantuan tempat tinggal yang layak. akibat longsor (9/2) lalu, 17 rumah warga hilang tersapu lumpur2`8````````` Foto: Farhan/Edukasi

EDUKASI - Senin 3 Maret 2008

BAKSOS Tanah Longsor Situbondo HMJ Tarbiyah STAIN Jember, bekerja sama dengan PMII Komisariat STAIN Jember dan PKK RW 2 Keluarahan Mangli. Mengadakan aksi bakti sosial, membantu korban tanah longsor di Desa Campoan, Situbondo, Sabtu(23/2). Dalam aksi kali ini, 22 set alat dapur, yang terdiri dari kompor, wajan dan panci, disumbangkan untuk 22 KK yang menjadi korban. “Semoga bantuan yang tidak seberapa ini, bisa bermanfaat bagi para korban,” ujar Taufiqurrahman, Ketua HMJ Tarbiyah periode 2007-2008. Bencana yang terjadi 9 Pebruari lalu ini, terjadi tepat di samping rumah Yanti, salah satu pengurus HMJ Tarbiyah yang nyantri di PP Nuris 2 Mangli. (E-1)

Jadual Siap, Dosen Belum Memasuki hari pertama pemerograman KRS (Kartu Rencana Studi) kemarin (18/2). Beberapa mahasiswa STAIN Jember dari berbagai angkatan, masih belum bisa menemui dosen pembimbingnya. “Dosen wali saya masih ada di luar kota. Katanya sih pulang kampung,” keluh seorang mahasiswa kepada edukasi di rung dosen. Dari pantauan edukasi, di hari pertama ini, ada beberapa dosen yang tidak datang. Tetapi secara keseluruhan, tahun ini kedisiplinan dosen menempati ruangannya lebih baik dari pada tahun sebelumnya. Sementara itu, di masing-masing kantor jurusan, Tarbiyah, Dakwah dan Syari’ah. Jadual perkuliahan sudah dipampang sejak hari pertama pengambilan KHS. (E-1)

Penyelesaian KOPMA Masih Ngambang EDUKASI – Lebih dari 3 bulan, kasus yang menimpa Koperasi Mahasiswa (KOPMA) STAIN Jember masih belum menemukan titik terang. KOPMA terus melakukan transaksi jual beli. Padahal, hasil audiensi pertama (19/11/ 2007), KOPMA dibekukan selama evaluasi berjalan. Selain pembekuan, audiensi yang dilaksanakan di Ruang Sidang Madya itu juga menggagas pembentukan tim evaluasi. Tugas tim ini adalah untuk mengevaluasi kinerja manajemen KOPMA. Selanjutnya, tim ini harus memberi rekomendasi kepada pimpinan STAIN, jika KOPMA itu bisa diteruskan atau terpaksa harus dibubarkan. Selang beberapa minggu, tim evaluasi, terdiri dari pihak akademik, BLM, BEM, pembina KOPMA, dan tiga orang perwakilan dari Gerakan Peduli Mahasiswa (GPM), mengadakan rapat evaluasi perdana. Sayang, rapat yang berlangsung sekitar 2 jam itu tidak maksimal. Pasalnya, tim evaluasi ini kesulitan memulai kerjanya, ketika tidak ada AD/ ART di tangan masing-masing anggota tim. Meskipun demikian, rapat yang digelar di ruang VIP ini menetapkan Drs. Sofyan Stauri, MM. menjadi ketua tim evaluasi. “Sebagai ketua tim, saya bersedia untuk mencari AD/ART-nya KOPMA,” tegas Sofyan. Tetapi sampai berita ini diturunkan,

Sofyan Stauri masih belum bisa menentukan kapan akan menggelar rapat evaluasi selanjutnya. “Saya sudah mendapatkan AD/ART dari KOPMA. Kirakira besok (sekarang, red) hari efektif mulai, rapat evaluasi bisa dilanjutkan,” tambah Sofyan. Kilas Balik Awan mendung menggelayut di atas kios KOPMA. Muncul setelah puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Gerakan Peduli Mahasiswa (GPM), melakukan domonstrasi yang menuntut transparansi dana dari pengurus KOPMA, Selasa (6/11) tahun lalu. Aksi yang awalnya tertib ini, mendadak menjurus anarkis. Pintu lipat KOPMA digedor-gedor, spanduk bergam-bar minuman ringan dicopot paksa dan saling dorong antara kedua belah pihak. Bahkan ada seorang mahasiswa yang ketahuan membawa senjata tajam. “Senjata tajam itu hanya sebuah cutter yang akan digunakan untuk memotong hasil foto copy,” terang petugas keamaan saat dikonfirmasi di tempat jaganya. Selain transparansi dana, GPM juga

Foto: Hilmi/Edukasi

Puluhan aktivis, GPM mendatangi toko KOPMA STAIN Jember, Selasa (6/11/07). Mereka menuntut transparansi dana dari pihak KOPMA STAIN Jember. Aksi ini sempat diwarnai kericuhan. mempertanyakan uang Rp. 20.000 yang dibebankan kepada seluruh mahasiswa baru di STAIN Jember. “Jika dikumpulkan dari seluruh mahasiswa yang terdaftar di STAIN. Jumlah dana untuk KOPMA mencapai 6 juta,” tutur salah satu anggota GPM berapi-api. “Jika uang Rp. 20.000 itu adalah simpanan pokok, berarti seluruh mahasiswa secara otomatis terdaftar sebagai anggota,” tambah demonstran lain. Ditemui di tempat lain, M. Chotib, sebagai pembina KOPMA mengaku tidak pernah menerima laporan keuangan dari

pengurus KOPMA. “Dengan uang sebesar itu, sebenarnya sudah cukup untuk membenahi KOPMA di segala aspek,” tambah Chotib. Tarik-ulur masalah KOPMA tidak habis dalam sehari. Akhirnya, kedua belah pihak, GPM dan KOPMA bersedia melakukan audiensi. Ada hal yang menarik dari audiensi yang difasilitasi PK III ini. KOPMA tidak dapat menunjukkan laporan keuangan. Gara-garanya sederhana, seluruh dokumen yang ada di komputer KOPMA terkena virus. (E-1)

MANCANEGARA

EDUKASI - Senin 3 Maret 2008

PAKISTAN

Pakistan Election: Fact and Figures

PAKISTAN JELANG PEMILIHAN UMUM

Bom Mobil Menewaskan 40 Orang Islamabad. Sebuah bom mobil meledak di Islamabad, Pakistan Utara, Sabtu (16/ 2) kemarin. 40 orang tewas dan 90 orang lainnya luka-luka dalam tragedi ini. “Selain korban nyawa, ledakan ini, juga menghancurkan sebuah kantor pemilihan umum,” papar mentri dalam negeri Pakistan. Ironis, tragedi ini terjadi tepat dua hari sebelum pemilihan parlemen Pakistan. Beberapa orang yang menjadi korban, adalah anggota dari PPP (Pakistan People Party). Sebuah partai oposisi pimpinan Benazir Bhutto, sebelum akhirnya ia terbunuh Desember, tahun lalu. “Ledakan yang terjadi di Paranchinar ini, menjadi pukulan bagi PPP. Karena pada saat itu, banyak anggota PPP yang berkumpul untuk penyegaran,” ungkap Javed Iqbal Cheema, Juru Bicara Menteri Dalam Negeri Pakistan. (CNN/E-1)

Islamabad. Pakistan merupakan negara dengan sistem pemirintahan parlemen. Pemilihan di negara ini, berlangsung lima tahun sekali.

Foto: Warrick Page/Getty Images

Beraneka warna, poster calon pemipin mulai menghiasi sudut-sudut tempat di Pakistan. Masyarakat di Pakistan menggelar pemilu Senin (18/2) serentak di seluruh penjuru negeri.

PBB;

AFGANISTAN

Serangan “Pembawa” Maut di Afghanistan Kandahar. Sedikitnya, 80 orang tewas dalam kasus bom bunuh diri di Kota Afghan, Kandahar. Entah berapa banyak lagi yang masih belum diketahui, sejak infasi Amerika, 2001 silam. Ledakan menghempaskan kerumunan orang yang menonton kompetisi pertarungan anjing, kemarin (16/2) misalnya. “60 orang mati syahid saat dibawa ke rumah sakit, dan 20 lainnya meninggal di tempat,” kata Gubernur Assadullah Khalid. “Tetapi itu adalah sebuah tanda dari perjuangan mereka,” ujar Jon Brain, dari BBC. Mereka mempunyai sebuah keyakinan teguh, sebelum melakukan aksi bom bunuh diri di pinggir jalan. (BBC/E-1)

3

Prajurit Anak, Tersebar di Penjuru Dunia Masa kecil yang seharusnya penuh dengan rasa tentram dan aman. Tidak berlaku bagi anak-anak yang hidup di negara konflik. Sejak kecil, anakanak ini sudah terbiasa dengan desing senapan. 58 kelompok separatis yang terdapat di 13 negara, terus merekrut anak-anak untuk dijadikan prajurit perang. “Kondisi ini sama sekali tidak bisa diterima,” menurut pejabat senior PBB di Amerika. Hasil laporan Ban Ki-moo, 13 negara yang merekrut anak-anak untuk dijadikan prajurit perang yaitu: Afghanistan, Burundi, Afrika Tengah, Kongo, Myanmar, Nepal, Somalia, Sudan, Chad, Kolombia, Philipina, Sri Lanka dan Uganda. Wakil menteri umum, Radhika Coomaraswamy, memaparkan jika Dewan Keamanan PBB minggu ini (17/2), akan

menambahkan pelayanan perlindungan kepada anak di daerah konflik. Akibat peperangan, banyak anak yang terbunuh, diculik, diperkosa dan ditutup akses untuk hidup aman bersama lingkungan sekitarnya. Dalam kesempatan lain, Menteri Pertahanan Perancis, Bernard Kouchner, mengatakan jika negaranya terus memantau kondisi anak-anak yang hidup di wilayah perbatasan. “Saat ini harus tidak ada penyusutan kekuatan. Target melawan kekerasan terhadap anak menjadi tanggung jawab bersama,” tambah Kouchner. (AP/E-1)

· Pemilihan ini merebutkan jatah kursi Majelis Perwakilan di Palestina, 342 kursi. Terdiri dari: 272 kursi umum, 60 kursi jatah wakil perempuan dan 10 kursi lagi untuk wakil non-muslim. · Dari 272 keseluruhan kursi umum, dibagi menjadi beberapa perwakilan wilayah. Punjab 148 kursi, Sindh 61 kursi, Provinsi Frontier Barat Daya (NWFP) 35 kursi, Balochian 14 kursi, 12 kursi untuk FATA dan sisanya, 2 kursi untuk pemerintahan pusat. · Dalam kurun waktu 22 tahun, Palestina sudah melaksanakan pemilihan lima kali. Tahun 1985, 1988, 1990, 1993, 1997 dan 2002. · Presiden Pakistan, menjadi wewenang “Chief Election Commissioner” yang memimpin Election Commission (EC). Election Commission merupakan badan mandiri dari pemerintahan. · Pada tahun 2008 ini, 44 partai politik terdaftar di EC sebagai peserta resmi. Jumlah ini lebih kecil dari tahun sebelumnya, 2002, yang mencapai 77 partai politik. (CNN/E-1)

Foto: UN/File Photo

Serdadu cilik, lengkap dengan senjata laras panjang di pundaknya. Dari catatan PBB (17/2), di Congo, terjadi ekploitasi besar-besaran terhadap anak kecil.

WORLD PICTURE

Pekerja Palestina, memberiskan buku-buku yang berserakan di perpustakaan YMCA (Young Men’s Cristian Association) di Jalur Gaza, (15/2). Perpustakaan milik komunitas kristen ini hancur lebur setelah diserang bom bunuh diri.

Foto: Reza/Ap Photo

Foto: Reza/Ap Photo

Mahasiswa di Pristina, mengibarkan bendera berwarna dasar merah dengan gambar garuda berkepala dua, dengan penuh suka cita. Mereka gembira menyambut hari kemerdekaan negaranya, Kosovo, (17/2) kemarin.

Foto: Abid Katib/Getty Images

Pasukan Militer, bantuan dari PBB terus melakukan patroli di daerah perbatasan KosovoSerbia (17/2). Meskipun telah merdeka, kondisi keamanan di Kosovo masih belum stabil.

OPINI

4

EDUKASI - Senin 3 Maret 2008

EDITORIAL EDUKASI

ARTIKELMAHASISWA

BUDAYA LATAH

REFLEKSI PENDIDIKAN INDONESIA

udaya baru menghinggapi seluruh civitas akademika STAIN Jember. Jelang tutup tahun 2007, hingga permulaan tahun 2008. Seluruh dosen di kampus ini, berlomba-lomba meluncurkan sebuah buku. Entah itu memang kehendak hati nuraninya untuk menyalurkan ilmu yang ia miliki, ataukah hanya mencari score guna menaikkan jabatan. Bisa dilihat dari kualitas masing-masing buku. Menulis sebuah buku, memang tidak bertentangan dengan tugas mereka sebagai seorang dosen. Apapun itu bukunya, bagaimana pun cara menulisnya dan seperti apapun kualitasnya. Namun sangat disayangkan. Beberapa mahasiswa ada yang mengeluh, karena ia diwajibkan membeli buku bikinan dosen mereka sendiri. Modus operandi jual-beli buku yang dipakai si penulis buku pun beraneka ragam. Pertama, si dosen dengan terangterangan mengatakan, “seluruh materi ujian ada di dalam buku ini”. Parahnya lagi, soalnya kontekstual, harus sama dengan teori! Kedua, dosen yang ingin membuat sebuah buku, mewajibkan seluruh mahasiswa yang ia ajar, mengucurkan sejumlah uang. Menjelang ujian, senyum simpul dosen keluar bebarengan dengan buku yang baru saja ia selesaikan. Ironis, di tengah-tengah kondisi ekonomi mahasiswa yang berbeda-beda. Mulai dari yang berdompet tebal hingga tipis, mereka dibebani dengan kewajiban membayar sebuah buku. Celakanya, kualitas buku-buku ‘karbitan’ ini masih dan terus menjadi perbincangan banyak orang. Anehnya, kegelisahan sebagian mahasiswa ini tidak terdengar pihak rektorat. Padahal pihak rektorat dituntut berbuat bijak, baik itu kepada mahasiswa atau dosen. Kedepan, pihak rektorat dituntut untuk lebih terbuka, menjadi pengayom seluruh masyarakat kampus. Tidak ada yang merasa dirugikan. Di sisi lain, buku bukan satu-satunya tolak ukur kualitas sebuah perguruan tinggi. Tidak ada rumusnya, sekolahan itu berkualitas karena mencetak ribuan eksemplar buku. Mahasiswa juga manusia, sama dengan dosen. Ada kalanya mereka mempunyai uang, tetapi ada kalanya juga mereka tidak punya uang sama sekali.[]

B

EDUKASI

Lebih Dari Sekedar Berita

Bidang Jurnalistik HMJ Tarbiyah STAIN Jember Ketua M. Hilmi Setiawan Sekertaris Septi Yuli Handayani Anggota Widyawati Lay Out Hilmi Redaksi: (0331) 3677823 E-mail: [email protected]

Sebuah Kritik Konstruktif Pendidikan Oleh. Zainal Anshari *

B

elajar dari masa silam, akan memperkaya kamus pengalaman khasanah intelektual. Kekayaan khasanah berfungsi untuk melangkah pada jalan yang benar. Belajar dapat dilakukan oleh semua orang, tanpa harus terikat dengan berbagai aturan yang merumitkan (belajar, red). Jadi, jangan menggunakan konstruk pola belajar secara formal semata. Karena yang demikian, hanya akan memotong gairah seseorang untuk memulai belajar secara berkesinambungan. Belajar, tidak harus dengan membayar mahal, tidak harus diatur secara formal, dan tidak harus ribet secara administratif. Yang penting di dalam hatinya memiliki kemauan untuk terus berlajar. Berbeda jika kita memiliki satu titik pandang bahwa; “orang belajar harus dengan bangku pendidikan formal”. Maka proses belajar kita hanya selesai sampai menerima ijzah dari sebuah lembaga pendidikan. Di tempat lain, banyak pemikir yang risau dengan proses pembelajaran di negeri ini, cenderung Lips Service. Mereka memandang, bahwa pendidikan di negeri ini tidak bertujuan pada bagaimana warga negara Indonesia “berpendidikan utuh”. Akibatnya, rule of law hanya ilusi. Kondisi diperparah dengan munculnya istilah sekolah faforit, kelas nasional, internasional, yang pada umumnya dapat dimasuki oleh orangorang yang bermodal dan pandai. Sangat “jarang” rakyat yang tak bermodal tapi berkualitas dapat mengikuti proses pembelajaran di dunia pendidikan faforit. Alasan mendasarnya; modal. Nah disini bukannya mengelak, tetapi memang faktanya sangat jarang masyarakat yang dapat mengenyam pendidikan dalam ranah pembiayaan yang melambung.

Padahal kondidsi negara kita, dari sisi kemiskinan dan penganguuran masih sangat akut. Itupun menurut pandangan penulis, lebih disebabkan oleh mahalnya pembiayaan pendidikan, ditambah adanya “calo-calo intelektual” dalam pendidikan. Logika pembeli dan penjual dalam pendidikan, seharusnya tidak ada. Tapi ketika logika itu muncul, pada bagai-mana kepuasan pembeli dan penjual, maka tidak salah kemudian, ketika pendidikan itu benar-benar menjadi tidak memberikan kontribusi positif pada keberadaan orang lemah dan miskin. Semestinya, pendidikan di negeri ini, sesuai dengan amanat Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (SISDIKNAS) tahun 2003. mengarahkan bagaimana meningkatkan kualiatas manusia Indonesia secara keseluruhan, tanpa pandang bulu. Mengenaskan sekali. Jika secara panjang lebar bicara tentang keterpurukan pendidikan di negeri ini. Sebab, walau bagaimana pun, bangsa kita, sebenarnya, lebih pandai daripada bangsa lain. Terbukti Malaysia pernah kula’an tenaga pengajar dari negeri kita. Tapi kenapa kemudian, Malaysia lebih kencang lajunya dari pada kita? Ada apa gerangan? Belajar tanpa kungkungan apapun, adalah sebuah tanggung jawab moral. Tanggung jawab ini harus menjadi panggilan jiwa bagi para pelaksana pendidikan dan pemerintah. Jangan panggilan lain yang dikedepankan, materi misalkan. Sebab, jika panggilan pemenuhan materi semata. Maka tercapainya hakikat pendidikan yang sebenarnya akan terhalang di jalan. Ada beberapa hal yang perlu dijadikan pertimbangan moral dalam pelaksanaan pendidikan. Pertama, pendidikan sebagai kewajiban bagi setiap orang harus betulbetul dijalankan. Kedua, niatilah untuk membantu orang, masyarakat, bangsa dan negara sendiri

(Nasionalisme). Ketiga, motifasi diri untuk menyelesaikan tanggung jawab bersama, dengan anggapan, ini sebagai tanggung jawab sosial yang perlu perhatian semua orang. Bukan hanya pemerintah, orang tua, dan lembaga pendidikan semata, tapi semua elemen bangsa. Sebagai contoh, tawuran antar pelajar di beberapa daerah, merupakan bagian dari bukti bahwa dinamika pembelajaran di negeri ini, belum mengantarkan kita pada sebuah keberhasilan maksimal. Atau juga belum dapat mengantarkan kualitas pendidikan kita pada taraf minimal. Hal ini bisa berubah, dengan catatan setiap orang, lembaga, orang tua menamkan sebuah tanggung jawab pendidikan adalah hak mereka untuk terus meningkatkan sumber daya manusia luhur dan bermoral seutuhnya, bukan dalam jangka waktu tertentu. Terlepas dari keinginan hanya membaca yang negatif saja, bangsa ini dalam wilayah pendidikan juga dapat meraih beberapa prestasi secara internasional. Tapi dalam hal ini, sengaja pembacaan kita lakukan pada hal-hal yang perlu untuk di benahi dalam rangka penyelenggaraan pendidikan masa depan. Sekali lagi, profit oriented, tidak layak untuk menjadi tujuan “selipan” pendidikan di negeri ini. Saat ini juga, komitmen implementatif harus dilaksanakan. Demi keselamatan dan keutuhan cita-cita para pahlawan 1945, yakni kemerdekaan hakiki. Semoga, moral dan cita-cita utuh nan murni serta luhur untuk betul-betul meningkatkan sumberdaya manusia di negeri ini, masih saja menjadi bagian terpenting bagi para pelaku dan pelaksana pendidikan (Orang tua, guru, peserta didik, pemerintah dan semua elemen). Amin. Wallahu a’lamu bisshowwab.

ibu dari lima anak yang masih kecil-kecil. Ketika dokter memvonis kakak saya terkena kanker payudara stadium empat, saya melihat perempuan yang selalu ceria ini tiba-tiba luruh kehilangan daya. Tersungkur bagai benang basah. Dia menangis di bahu saya ketika kami berdua berada di ruang tunggu sebuah klinik. Saya berusaha menguatkan hatinya. Kakak saya tidak siap menerima kenyataan ketika dokter ‘dengan wajah dan kata-kata yang dingin’ mengatakan kakak saya sebaiknya mempersiapkan diri untuk menghadapi kematian karena tidak ada lagi upaya yang bisa dilakukan. Sambil terus menangis kakak saya meminta saya berjanji untuk menjaga kelima anaknya. Dia ingin meyakinkan dirinya bahwa jika dia tiada kelak, kelima anaknya akan aman berada dalam asuhan saya, adik bungsunya. Setelah saya berjanji, hari-hari berikutnya saya melihat bagaimana kakak saya berlomba dengan waktu sebelum kematian menjemput. Dia mempersiapkan kelima anak-anaknya

yang masih kecil, dan tidak lagi memiliki ayah, untuk tabah dan menerima kenyataan mereka akan hidup tanpa ibu dan ayah. Hampir satu tahun menjelang ajalnya, saya melihat ketegaran yang luar biasa yang dipelrlihatkan kakak saya. Walau terbaring tanpa daya di rumah sakit, dengan dada yang hancur tak berbentuk, dia tetap berusaha ceria. Apalagi di hadapan anak-anaknya. Seusai terapi-kemo, proses yang membuatnya sangat menderita dan merontokkan seluruh rambutnya, kakak saya selalu berusaha bangkit dari tempat tidur dan mengunjungi pasien-pasien kanker lainnya. Sejak kecil sifat yang sangat menonjol darinya adalah keinginan yang kuat untuk melayani dan membuat orang lain bahagia. Hal yang tetap dia lakukan walau dalam kondisi tubuh yang sangat lemah. Perempuan yang luar biasa tegar.

Mahasiswa STAIN Jember, sekaligus Ketua Umum PMII Komisariat STAIN Jember

CERBUNG

Kanker (1) MATA saya berkaca-kaca. Dada rasanya sesak. Pemandangan di hadapan saya tidak akan pernah saya lupakan seumur hidup. Sejumlah anak, dengan masker di mulut, berjalan mendorong tiang beroda. Di atas tiang bergelantung tabung cairan infus. Dari ujung tabung melingkar seutas selang yang berujung di lengan atau kaki anak-anak itu. Melalui jarum infus, cairan di dalam tabung mengalir masuk ke tubuh mereka yang tampak lemas. Sejak saat kami memilih mengangkat topik anak-anak penderita kanker di Kick Andy, saya mencoba mempersiapkan hati dan perasaan untuk menghadapi kondisi yang paling buruk. Tapi, ketika pada waktunya saya dihadapkan pada pemandangan di depan mata saya, toh hati ini terasa ditusuk-tusuk. Pemandangan tersebut menggiring ingatan saya melayang kembali mengenang detik-detik sakratul maut menjemput nyawa kakak perempuan saya,

(kickandy.com - Bersambung)

EDUKASI - Senin 3 Maret 2008

KEPASTIAN HUKUM (Alm) HM. SOEHARTO

NUSANTARA

5

Kiprah Perempuan Desa di Era Otonomi Daerah Peran perempuan Indonesia dalam konteks berbangsa dan bernegara, banyak mengalami pasang surut seiring dengan situasi dan perkembangan keadaan. Pada masa revolusi fisik maupun di awal-awal kemerdekaan, kaum perampuan di Indonesia mempunyai peran dan porsi yang cukup signifikan, baik dalam usaha meraih kemerdekaan maupun mempertahankan kemerdekaan yang telah dikumandangkan pada tanggal 17 Agustus 1945.

Foto: ADEK BERRY/AFP

Seorang pelajar, duduk di depan poster penguasa Orde Baru, Soeharto, di sekitar RSPP Jakarta, Rabo (23/1). Dalam kasus Soeharto ini, pemerintah dihadapkan dengan polemik memberi gelar jasa atau ketegasan hukum.

Berbondong-bondong Gabung Askar Wathaniyah Dari hasil kunjungan Komisi I DPR ke kawasan Pulai Sibati, Tawau, Tarakan Meidan, Juni 2005, yang disampaikan Ali Muchtar Ngabalin dan Mayjen Sembiring Meliala, Minggu (17/2). Terdapat 9-13 ribu WNI (warga negara Indonesia) yang ditarik menjadi milisi AW (Askar Wathaniyah). Ngabilin pernah bertemu langsung dengan WNI yang menjadi anggota AW. “Di sini sulit mendapatkan pekerjaan, kalau tidak menjadi bagian dari sekuriti Malaysia,” Ngabilin menirukan keluh WNI yang menjadi anggota AW. Sementara itu, pengamat intelejen, Wawan Purwanto, menegaskan tidak ada perekrutan WNI ke AW. “Malaysia tidak akan mau menerima warga negara Indonesia menjadi pasukan bela negara. Sebab, mereka takut kebobolan intelejen kita,” tambah purwanto. (JP/E-1)

Freeport Bangun Pabrik Semen di Papua Memanfaatkan limbah tailing yang mencapai 200 ribu ton perhari. PT. Freeport Indonesia berencana membangun pabrik semen di Kabupaten Mimika di Papua. Saat ini, perusahaan milik Amerika yang bergerak di tambang emas dan tambang ini, telah menandatangani Mou dengan Pemda Papua. “Sekarang kami sedang mencari swata nasional untuk kerja sama, selain tengan mencari cadangan kapur,” ujar Vice President & Director External Relation Freeport August Kafiar, saat bertemu Wapres Jusuf Kalla di Swiss-Belhotel, Jayapura, Sabtu (16/7) kemarin. “Bila potensi tailing itu dimanfaatkan untuk semen, proyek-proyek infrastruktur, terutama jalan, jembatan dan perumahan akan lebih efisien,” tamba August. Tidak begitu jelas berapa nilai investasi yang disiapkan PT. Freeport untuk membangun proyek ini. Tetapi PT. Freeport telah mengalokasikan dana sebesar USD 100 juta (sekitar Rp 918 miliar) untu mendanai persiapan pendirian semen pabrik tersebut. (JP/E-1)

Bukti-bukti sejarah maupun cerita tantang sejarah ( The tale of history) banyak bercerita bagaimana perjuangan dan keteguhan kaum perempuan Indonesia dalam membantu para pejuang untuk mengusir para penjajah. Mereka ada di posko-posko kesehatan maupun di dapur-dapur umum, untuk mendukung setiap pergerakan dari para pejuang kita. Mereka telah memberikan semangat dan inspirasi tersendiri para pejuang dalam usaha ikut aktif mempertahankan kemerdekaan bangsa. Begitu pula dimasa awal-awal pembangunan di era tahun 70-an. Terlepas dari kepentingan politik tertentu, kaum perempuan di Indonesia telah terlibat secara aktif dan positif dalam menggerakkan roda-roda pembangunan sebagaimana tercermin dalam berbagai bentuk perkumpulan, seperti Dharma Wanita, PERWARI (Persatuan Wanita Republik Indonesia), di pos-pos Yandu maupun di lingkungan ibu-ibu PKK di seluruh tanah air. Dimasa reformasi seperti sekarang ini, kaum perempuan di Indonesia seolaholah telah mendapatkan energi baru yang jauh lebih besar, dimana peran dan fungsi mereka di tengah-tengah masyarakat menjadi semakin terbuka lebar. Salah satu hasil dari reformasi adalah adanya otonomi daerah sebagai manifestasi berakhirnya masa sentralisasi kekuasaan yang selama ini hanya berada di tangan pemerintah pusat. Melalui UU. No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah dan UU No. 25 Tahun 1999

tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah, maka kaum perempuan di Indonesia mempu-nyai peluang yang lebih besar untuk menunjukkan eksistensinya sebagai bagian dari warna negara yang mempunyai hak dan kewajiban yang sama dengan yang lain. Kondisi kualitas SDM Berdasarkan laporan UNDP baru-baru ini (2004), tingkat HDI (Human Developmen Index) Indonesia menempati posisi ke 111 dari 175 negara. Posisi ini masih jauh di bawah Negara-negara di kawasan Asia Tenggara seperti, Malaysia (59), Thailand (76) dan Philipina (83). Bahkan dengan Vietnam, sebuah Negara yang baru saja dilanda konflik dan perang saudara yang panjang, Indonesia masih berada satu peringkat dengan Negara ini. HDI merupakan sebuah tolak ukur baru—baru diperkenalkan tidak kurang dalam lima tahun terakhir ini—untuk mengukur keberhasilan pembangunan sebuah Negara. Apabila dimasa-masa lampau, tingkat pembangunan suatu Negara hanya semata-mata didasarkan pada penilaian pertumbuhan ekonomi saja, maka HDI merupakan sebuah metodologi yang melihat pembangunan sebuah negara dalam cakupan yang lebih luas. Tidak hanya dilihat dari sisi keberhasilan pembangunan ekonomi semata, tetapi meliputi aspek pembangunan pendidikan maupun kondisi derajat kesehatan masyarakat. Penilaian HDI akan selalu disan-

dingkan dengan GDI (Gender Development Index) dan GEM (Gender Empowerment Measures) yang secara empiris mempunyai hubungan erat dengan tingkat kemajuan dan kesejahteraan suatu bangsa. Bila dilihat dari GDI, dalam laporan yang sama. UNDP mencatat bahwa Indonesia berada pada urutan ke-92 dan tertinggal sangat jauh dengan negara-negera anggota Asean lainnya. Singapura menempati posisi (26), kemudian Malaysia (55), Thailand (58) dan Philipina serta Vietnam masing-masing di urutan ke-62 dan ke-89. Laporan dari UNDP ini semakin relevan apabila kita melihat realitas kualitas Sumber Daya Manusia kaum perempuan Indonesia, khusunya di sektor pendidikan. Berdasarkan data yang ada di Sub-Direktorat Pendidikan Keaksaraan Direktorat Pendidikan Luar Sekolah – Depdiknas, tidak kurang ada 11.200.000 kaum perempuan di Indonesia yang tercatat masih menyandang buta aksara. 9,7% dari angka tersebut adalah kaum perempuan yang berusia antara 10-45 tahun (Media Indonesia, 11 Juli 2005). Kondisi yang tidak jauh berbeda, tercermin pula dalam aspek kesehatan yang di hadapi kaum perempuan di Indonesia. Meskipun pada tingkat harapan hidup perempuan Indonesia lebih baik (68 th) di bandingkan kaum laki-laki (64 th), namun realitas kesehatan kaum perempuan masih jauh dari harapan. Angka kematian ibu di Indonesia tetap masih tinggi, yaitu diatas 300/100.000 kelahiran hidup. (E-1)

Anti Plastic Bag Campaign 2008 Data terakhir menyebutkan, jumlah sampah kantong plastik di seluruh dunia saat ini mencapai 500 juta hingga satu milyar kantong plastik. “Artinya, warga dunia menghasilkan satu juta sampah kantong plastik setiap menit,” ungkap Cinta Azwirdatari, Ketua Panitian “Anti Plastic Bag Campaign 2008” Aksi yang dipusatkan di Kampus ITB ini, merupakan salah satu wujud tindakan nyata kepedulian mahasiswa dalam upaya menjaga lingkungan. Target dari kampanye ini adalah menciptakan suatu tren di kalangan anak muda untuk membawa tas sendiri saat berbelanja sebagai pengganti kantong plastik, sehingga bisa mereduksi sampah. Sasaran kampanye ini memang anak muda, yaitu dalam rentang usia 15–25 tahun. Ikon kampanye ini adalah Dewi

Lestari, seorang figur publik yang seringkali menunjukkan kepeduliannya terhadap lingkungan, salah satunya dengan membuat tulisan mengenai plastik di blognya. “Masalah lingkungan adalah masalah yang paling tidak mengenal ras, gender, dan latar belakang sosial Bumi kita cuma satu,” katanya. Menurut Azwirdatari, saat ini sudah banyak orang yang peduli terhadap lingkungan, tapi bingung mesti mulai dari mana. Mereka menunggu tangan besar. “Padahal, tangan–tangan kecil pun bisa mempunyai peran. Bahkan lebih besar ketimbang tangan-tangan besar,” tambahnya. Menurut Sobirin, dari DPKLTS (Dewan Pemerhati Lingkungan dan Tatar

Sunda), lebih dari 90% warga kota Bandung tidak peduli pada sampahnya. Salah satu jenis sampah yang terbanyak, adalah kantong plastik. Hasil pengujian laboratorium menunjukkan, bekas katong plastik membutuhkan 500 tahun untuk terdekomposisi secara sempurna. “Sampah kantong plastik di kota Bandung saja seharinya bisa menutupi 50 lapangan bola,” tambah Sobirin, saat konferensi pres di Campus Center ITB, Senin (4/3) kemarin. (E-1)

ANDA PUNYA AGENDA

KAMI SIAP BEKERJASAMA

ILMU DAN TEKNOLOGI

6

EDUKASI - Senin 3 Maret 2008

BAHAYA RADIASI WI-FI EDUKASI - Pihak akademik STAIN Jember, baru saja melakukan terobosan baru untuk memenuhi kebutuhan mahasiswanya. Kini, Mahasiswa dimanjakan dengna internet gratis di sekitar gedung akademik, dengan memanfaatkan jaringan Wi-Fi. Tentu, inovasi ini membanggakan. Tetapi, ada dampak negatif di balik layanan baru ini. Apakah jaringan nirkabel wirelessfidelity (Wi-Fi) benar-benar menjadi ancaman kesehatan bagi manusia? Pertanyaan itu muncul dan memancing perdebatan setelah Panorama—program stasiun televisi Inggris, BBC—menyiarkan hasil investigasinya pada awal pekan lalu. Menurut temuan Panorama, tingkat radiasi yang dipancarkan perlengkapan Wi-Fi pada satu sekolah di Norwich, yang memiliki lebih dari seribu murid, lebih tinggi ketimbang tingkat radiasi yang dipancarkan dari menara transmisi operator telepon seluler umumnya. Pengukuran Panorama menunjukkan kekuatan sinyal Wi-Fi di dalam ruang kelas itu tiga kali lebih kuat daripada intensitas radiasi dari menara ponsel. Temuan ini dianggap signifikan karena anak-anak memiliki tengkorak yang lebih

tipis ketimbang orang dewasa dan masih dalam tahap pertumbuhan. Pengujian menunjukkan bahwa anak-anak menyerap radiasi yang lebih banyak daripada orang dewasa. Di perkotaan Inggris, hotspot Wi-Fi muncul bak jamur. Menurut Panorama, dalam 18 bulan terakhir ada 2 juta pengguna Wi-Fi baru. Wi-Fi digunakan pada 70 persen sekolah secondary dan 50 persen sekolah primer. Berbeda dengan Panorama, pengukuran tingkat radiasi di sekolah Norwich itu jauh di bawah ambang batas keamanan yang dibuat pemerintah. Bahkan masih 600 kali di bawah ambang batas. Tapi sebagian ilmuwan menduga basis ambang batas itu tidak benar. Para saintis juga prihatin dengan tidak adanya penelitian tentang dampak radiasi jaringan nirkabel (Wi-Fi). Padahal untuk riset serupa pada

Telepon Seluler Tenaga Surya Beruntungnya kita tinggal di wilayah tropis yang hampir tiap hari pasti merasakan hangatnya sinar matahari. Sayangnya, di sini anugerah Tuhan yang bisa didapat tanpa membayar itu tidak dimanfaatkan secara maksimal. Padahal sejak Alexandre-Edmond Becquerel, fisikawan Prancis—ayah Nobelis Fisika 1903—menemukan efek photovoltaic pada 1839, orang berlomba-lomba mengupayakan pengubahan sinar matahari menjadi listrik untuk semua aktivitas manusia. Kini salah satu aplikasi dari temuan photovoltaic cell atau sel surya itu adalah telepon seluler S116 buatan perusahaan ponsel Cina, Hi-Tech Wealth (HTW). S116 diklaim HTW sebagai ponsel tenaga surya pertama di dunia. Tak hanya sinar matahari, kumpulan sel surya yang terdapat di panel flip penutup ponsel bertipe cangkang kerang ini bisa mengubah cahaya dari sebatang lilin menjadi sumber tenaganya. Memang, sebelum S116, sudah ada handset yang ditenagai oleh sinar matahari. Tapi ponsel itu mesti dihubungkan dengan modul panel surya tersendiri. Sedangkan pada S116, panel suryanya terintegrasi ke bodi ponsel. HTW memamerkan S116 pertama kali di ajang CeBIT2007 di Hanover, Jerman, Maret lalu. Saat ini S116 sudah dipasarkan di Cina dengan harga US$ 510 (Rp 4,6 juta). Jika ponsel berdimensi 110 x 52 x 18,5 milimeter ini diletakkan di tempat yang

I S A K EDU

terkena sinar matahari langsung selama satu jam, ia bisa mengisi ulang baterainya untuk berbicara selama 40 menit. Untuk memenuhi kapasitas baterainya, membutuhkan waktu 12 jam men-jemurnya langsung di bawah sinar matahari. Selain itu, HTW mengatakan baterai S116 memiliki masa pakai yang dua setengah kali usia pakai baterai ponsel tradisional. Panel surya S116 mengandung 5.000 lensa berukuran mikrometer yang bisa memfokuskan sinar yang ada ke setiap sensor panel surya yang laun untuk meningkatkan efisiensi pengubahan sinar menjadi listrik. HTW mengatakan memiliki delapan paten pada teknologi ponsel tenaga suryanya itu. Sebagai ponsel masa kini, S116 dilengkapi kamera digital 1,3 megapiksel serta layar kristal cair berukuran 2,2 inci beresolusi 240 x 320 piksel (QVGA)-nya dapat mendukung pemutaran video dan juga audio MP3. S116 merupakan ponsel dual-band GSM (900/1.800 Mhz) dan memiliki slot kartu memori Micro Secure Digital. Menurut kantor berita Cina, Xinhua, HTW berencana melepas enam ponsel tenaga surya lainnya pada tahun ini. Hingga 2009, produk ponsel tenaga surya HTW akan mencapai 30 model. Sumber lain menyebutkan bahwa pemerintah negeri tirai bambu ini, telah memesan 50 ribu unit S116 untuk diujicobakan di wilayah terpencil Cina. Di pedalaman Cina masih banyak warga yang belum dijangkau oleh listrik. (TMP/E-1)

REDAKSI: Gedung UKM STAIN Jember lt. 2

ponsel dan menara radio ada ribuan. Efek radiasi bagi kesehatan, menurut Profesor Olle Johansson dari Karolinska Institute in Swedia, yang diwawancarai Panorama, “Jika melihat literatur, Anda bisa temukan sejumlah efek radiasi, seperti kerusakan kromosom, berdampak pada kapasitas konsentrasi dan menurunnya memori jangka pendek, serta meningkatnya kejadian berbagai tipe kanker.” Ilmuwan lain, Dr Gerd Oberfeld dari Salzburg, mengatakan saatnya Wi-Fi dicabut dari sekolah-sekolah. Alasannya, “Jika Anda melihat data, akan tampak gambaran yang jelas—ini seperti puzzle dan semua cocok, dari pecahnya DNA pada tingkat penelitian binatang hingga kejadian epidemiologis, misalnya peningkatan gejala dan tingkat penyakit kanker.” Namun, investigasi Panorama langsung ditanggapi kalangan ilmuwan, teknisi, dan pengguna Wi-Fi. Menurut saintis, investigasi dari program dokumentasi BBC itu tak berdasar konsep ilmiah dan cerita yang menakut-nakuti. Paddy Regan, fisikawan dari University of Surrey, misalnya, mengkritik metode pengukuran Panorama yang tak

fair. Menurut juru bicara Panorama kepada Guardian, perbandingan pengu-kuran dilakukan dari jarak 1 meter untuk komputer jinjing dan wireless router Wi-Fi serta 100 meter dari menara ponsel. Menurut Regan, tak mengherankan kalau hasilnya tiga kali lipat lebih tinggi. “Aturan fundamental dalam pengukuran ilmiah adalah Anda harus mencoba membandingkan sesuatu berdasarkan hukum akar terbalik. Untuk membuat perbandingan yang adil antara dua sumber radiasi, pengukuran harus dilakukan dari jarak yang sama.” Tapi juru bicara Panorama mempertahankan kesahihan metodologi penelitiannya. Menurut dia, “Titik yang memiliki intensitas tertinggi dari menara ponsel adalah ketika ia menyentuh tanah.” Sejauh ini para ilmuwan percaya bahwa Wi-Fi lebih aman ketimbang radiasi ponsel karena peralatan Wi-Fi mengirimkan sinyal pada jarak yang lebih pendek sehingga dapat beroperasi pada kekuatan rendah. Menurut Health Protection Agency, seseorang yang duduk di dalam area hotspot selama setahun terus-menerus menerima dosis radiasi yang sama dengan orang yang menggunakan ponsel selama 20 menit. (TMP/E-1)

PINGIN CARI ILMU DI DUNIA JURNALISTIK !

SEGERA GABUNG DENGAN KITA FORMULIR TERBATAS

THE FUTURE IN YOUR HAND

UMUM

EDUKASI - Senin 3 Maret 2008

7

PENEROBOS.....1

Benazir Bhutto

LAYAR TANCAP

Benazir menjadi perdana mentri pada tahun yang sama. Kemenangan Benazir adalah suatu kemenangan yang cukup spektakuler mengingat Benazir ditentang oleh saudara laki-lakinya sendiri Murtaza dan kalangan ulama garis keras dengan alasan Benazir adalah seorang wanita. Karir Benazir selanjutnya diwarnai dengan pergulatan politik, pengasingan, dan tuduhan korupsi terutama kepada suaminya, Asif Ali Zardari yang digelari “Mr. Ten Percent” yang menunjuk kepada jumlah komisi yang dimintakan oleh Zardari terhadap pemodal asing yang masuk ke Pakistan. Pada tahun 1990, hanya satu setengah tahun berkuasa, pemerintahan Benazir dibubarkan oleh presiden dengan alasan korupsi. Tiga tahun kemudian, pemerintahan Nawaz Sharif, jatuh dengan tuduhan yang sama dan Benazir kembali menjadi perdana mentri melalui pemilu. Pemerintahan kedua Benazir jatuh pada tahun 1996 ditengah tuduhan nepotisme dan salah urus ekonomi. Pada tahun 1999, Benazir kembali meninggalkan Pakistan beberapa saat sebelum pengadilan memutuskan dia bersalah atas tuduhan korupsi. Tahun 2007, Benazir kembali ke Pakistan setelah presiden Musharraf memberikan amnesti atas hukuman terhadap korupsi dan menghentikan penyidikan atas tuduhan yang lain. Kembalinya Benazir di tahun 2007 juga sebagai bagian dari usaha presiden Musharraf dan dunia internasional (baca:US) untuk mengembalikan demokrasi di Pakistan. Sebagai seorang pemimpin pemerintahan, karir Benazir dianggap tidak terlalu cemerlang. Selain tuduhan korupsi yang bolak balik menghantam pemerintahannya, Benazir juga dianggap tidak memberi banyak sumbangsih berarti. Walaupun meneriakkan isu emansipasi wanita dalam kampanyenya, pemerintahan Benazir tidak membuat banyak perubahan dalam hal ini. Keputusannya untuk menikah dengan pria pilihan orangtua juga cukup menge-

Lahir Tempat

Le Grand Voyage

LITBANG.....1 belum kita beri nama”, tambahnya. Bagi mahasiswa Jurusan Tarbiyah semester II dan IV siapkan diri anda untuk aktif di Bidang Jurnalistik Tarbiyah. Pasalnya, awal Maret nanti, akan dilakukan perekrutan anggota. Terakhir, Bidang LITBANG, inovasi baru dari HMJ Tarbiyah, menawarkan sebuah pelatihan penelitian bagi seluruh warga tarbiyah. “Kita, dari Bidang Jur-

: 21 Juni 1953 : Karachi, Pakistan bagian tenggara. Ayah : Zulfikar Ali Bhutto Pendidikan : Harvard University (1973), Oxford University (1977)

zir, menyelamatkan karir politiknya adalah alasan dia mengikuti tradisi tersebut. Selain hal di atas, pemerintahan Benazir juga dianggap terlalu banyak menghabiskan tenaga untuk menjaga posisi partainya tetap di atas dengan melakukan segala cara untuk memupuskan kekuatan lawan-lawan politiknya. Dalam masa pemerintahan yang pertama, partai Benazir menghabiskan 14 bulan dari 18 bulan masa pemerintahannya untuk memastikan Nawaz Sharif yang merupakan ancaman terhadap pemerintahannya tidak menang dalam pemilu distrik. Walaupun demikian, Benazir tetap diingat sebagai pemimpin yang karismatik, politisi handal, penerobos tradisi dominasi kaum pria di negaranya, dan pemimpin yang meneriakan isu-isu sosial yang ingin didengarkan oleh rakyat. Sebagai pribadi, seorang teman masa kuliah di Harvard dan Oxford mengingat Benazir sebagai pribadi yang serius, pandai, dan sangat terlibat dengan politik termasuk politik kampus. Benazir berkampanye untuk menjadi anggota kelompok debat yang prestisius di Oxford karena dia ingin menjadi wanita asia pertama yang menjadi anggota kelompok itu. Pada kampanye kedua setelah kegagalan yang pertama, Benazir menang dan mencapai citacitanya. Tampaknya Benazir adalah seorang wanita yang kuat, tahu yang dia inginkan, dan bekerja keras untuk keinganan tersebut. Rest in Peace buat Benazir. Bagaimanapun juga, pribadi dan hasil semua kerja kerasmu tetap akan dikenang di seluruh dunia. (time.com)

Perjalanan sejauh 5.000 Km dari Prancis ke Arab Saudi, ditempuh Reda (Nicolas Cazale) dan kakeknya (Mohammed Majd) dengan sebuah mobil butut. Pintu sebelah kiri-depan berbeda dengan pintu-pintu lain, warnanya orange. Reda sempat menolak ketika pertama kali ditawari sang ayah untuk menemaninya pergi ke Baitullah. Berbagai alasan diutarakan Reda, salah satunya alasan pendidikan. Reda sudah pernah gagal naik kelas, ia tidak mau itu terulang lagi. Namun, setelah desakan dari seluruh keluarga, Reda pun meng-iyakan ajakan ayahnya. Dilepas dengan pelukan hangat kakak laki-lakinya, Reda berangkat mengantar ayahnya menjalankan Rukun Islam yang ke lima itu. Di sepanjang jalan, Reda mendapat banya pengalaman yang menarik. Baik itu pengalaman batin maupun pengalaman jasmani. Pengalaman batin pertama Reda, dimulai ketika ayahnya membuang telepon seluler yang ia bawa dari rumah. Telepon tidak ada berarti kontak dengan kekasihnya, Lisa di Prancis pun terputus. Ia sempat kesal kepada ayahnya, tetapi itu tidak bertahan lama. Tidak hanya Reda, ayahnya pun juga mendapat ujian yang cukup berat. Saat melewat pegunungan bersalju, demam tinggi menyerang ayah Reda. Ia sempat di rawat inap di sebuah rumah sakit. Selain itu, hati sang ayah suatu hari hancur. Tanpa sengaja ia memergoki Reda membawa pulang seorang penari ke Hotel dengan keadaan teler. Begitu banyak cerita-cerita yang mengilhami kita, bahwa kesabaran dan menghargai orang lain itu sangat penting. Apalagi jika kita ada di negeri orang.

nalistik mempunyai target meningkatkan partisipasi warga tarbiyah untuk mengikuti Riset Kolektif Mahasiswa (RKM),” cetus Farhanudin Sholeh, koordinator Bidang LITBANG. Di akhir acara, Taufiqurrahman, Ketua HMJ Tarbiyah berpesan kepada seluruh pengurus, “Semoga diskusi kali ini bermanfaat, dan seluruh agenda yang telah kita susun bersama dapat terlaksana, amin.” (E-1)

KLINIK JURNALISTIK

STRUKTUR PENGURUS HMJ TARBIYAH STAIN JEMBER 2007-2008 Ketua Umum Sekertaris Umum Bendahara Umum

: Taufiqurrahman Rifa’I : M. Asfar : Siti Mutmainnah

Bidang keilmuan Bidang Pengembangan Jaringan Ketua : Yanti Roudotul Jannah Ketua : Miftahul Huda Sekertaris : Qomar Sekertaris : Chotib Umar Anggota : Royani Anggota : Yuli Susilowati Bidang Jurnalistik Ketua : M. Hilmi Setiawan Sekertaris : Septi Yuli Handayani Anggota : Widyawati

Bidang LITBANG Ketua : Farhanudin Sholeh Sekertaris : Nukman Hakim Anggota : Fatlawi al-Hadad

Foto: en.wikipedia.org

Menunaikan ibadah haji naik mobil. Tentu tidak pernah terbesit di pikiran kita. Tetapi keluarga Reda nekat ziarah ke Tanah Suci mengendarai jutkan banyak kalangan. Menurut Bena- mobil.

Sutradara Pemain Produser Distributor Tahun

: Ismael Ferroukhi : Nicolas Cazale, Mohammed Majd. : Humbers Balsan : Pyramide Distribution : 2004

Meskipun akhirnya, pesan yang disampaikan Le Pare, ayah Reda, jika haji itu adalah cara membersihkan diri sebelum ajal menjemput, jadi kenyataan. Film Prancis garapan sutradara Ismael Ferroukhi ini ditampilkan dengan sederhana. Tetapi film ini banyak mengandung pelajaran moral. Seperti, banyak orang bisa membaca dan menulis, tetapi buta akan kehidupan. Bagi anda yang tidak terbiasa dengan film-film non-Hollywood, film ini mungkin tidak menarik. Tidak ada kecanggihan efek apapun yang dipakai di film peraih Film Terbaik pada Venice Film Festival ini. (E-1) “Saat air laut naik ke langit, rasa asinnya hilang dan murni kembali. Saat menguap ia menjadi tawar. Itulah sebabnya, naik haji berjalan kakai, lebih baik daripada naik kuda. Lebih baik naik kuda darip pada naik mobil. Lebih baik naik mobil daripada naik kapal laut. Lebih baik naik kapal laut dari pada naik pesawat.”

Pengertian Jurnalistik Pengertian istilah jurnalistik dapat ditinjau dari tiga sudut pandang: harfiyah, konseptual, dan praktis. Secara harfiyah, jurnalistik (journalistic) artinya kewartawanan atau kepenulisan. Kata dasarnya “jurnal” (journal), artinya laporan atau catatan, atau “jour” dalam bahasa Prancis yang berarti “hari” (day). Asal-muasalnya dari bahasa Yunani kuno, “du jour” yang berarti hari, yakni kejadian hari ini yang diberitakan dalam lembaran tercetak. Secara konseptual, jurnalistik dapat dipahami dari tiga sudut pandang: sebagai proses, teknik, dan ilmu. 1. Sebagai proses, jurnalistik adalah “aktivitas” mencari, mengolah, menulis, dan menyebarluaskan informasi kepada publik melalui media massa. Aktivitas ini dilakukan oleh wartawan (jurnalis). 2. Sebagai teknik, jurnalistik adalah “keahlian” (expertise) atau “keterampilan” (skill) menulis karya jurnalistik (berita, artikel, feature) termasuk keahlian pengumpulan bahan penulisan seperti peliputan peristiwa (reportase) dan wawancara.

3. Sebagai ilmu, jurnalistik adalah “bidang kajian” mengenai pembuatan dan penyebarluasan informasi (peristiwa, opini, pemikiran, ide) melalui media massa. Jurnalistik termasuk ilmu terapan (applied science) yang dinamis dan terus berkembang sesuai dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi dan dinamika masyarakat itu sendiri. Sebaga ilmu, jurnalistik termasuk dalam bidang kajian ilmu komunikasi, yakni ilmu yang mengkaji proses penyampaian pesan, gagasan, pemikiran, atau informasi kepada orang lain dengan maksud memberitahu, mempengaruhi, atau memberikan kejelasan. Secara praktis, jurnalistik adalah proses pembuatan informasi atau berita (news processing) dan penyebarluasannya melalui media massa. Dari pengertian kedua ini, kita dapat melihat adanya empat komponen dalam dunia jurnalistik: informasi, penyusunan informasi, penyebarluasan informasi, dan media massa. (romeltea.wordpress.com)

JALAN-JALAN

8

EDUKASI - Senin 3 Maret 2008

RUNAH MAKAN GALAXI

Benar-benar Mantap... EDUKASI – Pengalaman makan siang dengan latar belakang persawahan yang menghijau, serta ditemani ribuan ikan emas yang berenang kesana-kemari. Rasanya, sulit sekali kita temukan di Kota Jember.

Hilmi Setiawan Tiga jam berkutat dengan puluhan lembar daftar agenda HMJ setahun ke depan. Kepala ku serasa penuh sesak dengan jutaan huruf dan ribuan angka. Belum lagi, usaha saling sanggah dan lempar pendapat, membuat suasana siang hari itu semakin panas. Tetapi dengan sedikit bersabar. Aku dapat imbalan yang cukup seimbang. Dengan capek, lelah dan kantuk yang aku alami. Sesaat setelah sahabat Asfar menutup RAKER dengan bacaan hamdalah. Aku dan seluruh pengurus HMJ Tarbiyah STAIN Jember 2007-2008, bergegas mencari tempat makan yang enak, murah dan beda dari yang lainnya. “Woi…., di seberang jalan sana lho, ada warung bebas, “ suara Nukman, tibatiba terdengar dari barisan paling belakang. Tanpa pikir panjang dan banyak pertimbangan, kita semua menuju titik yang ditunjuk Nukman tadi. Setelah menyebrang jalan raya yang tidak terlalu lebar, hanya sekitar 4 meter. Aku terkejut, baru kali ini menemukan warung yang benar-benar unik. Kenapa? Karena dari depan, sama sekali tidak kelihatan warungnya. Yang ada hanya

sebuah bengkel kendaraan bermotor yang cukup besar. Wah, gila si Nukman, bengkel gini dibilang warung. Pikir ku. Di bengkel itu, ke empat sisi didingnya hitam legam. Belepotan oli semuanya. Beberapa motir, sedang asyik memutar ke kanan-ke kiri sebatang engkol. Di sampingnya, pria yang punya sepeda motor asyik dengan sebatang rokok yang ada di antara jari telunjuk dan jari tengahnya. Beberapa meter berjalan melalui jalan setapak di samping bengkel tadi. Aku dikejutkan dengan tatanan ikan bakar yang membujur rapi di sebuah piring berukuran 30-an sentimeter. Ya, akhirnya aku temukan sebuah warung makan. Tidak terlalu luas, kirakira kapasitasnya 30 orang Di samping ikan tadi, ada semangkuk tumis Pakis, sambal, Ayam goreng, Telor goreng, sayur asam dan yang terakhir, penyet Terong. Sementara itu, di rak bagian bawah, puluhan jenis kerupuk dengan berbagai ukuran, tertata tidak serapi ‘temantemannya’ di atasnya. Sebentar aku berdiri di tengah-tengah warung itu. Aku tahu maksud dari

Foto: Hilmi/Edukasi

Dua pengurus, HMJ Tarbiyah STAIN Jember 2007-2008 menyantap menu pilihan mereka dengan lahap, seusai RAKER (31/1). Di warung Galaxi, pembeli bebas mengambil sendiri makanan sesuai dengan selera masing-masing. ‘Warung Bebas’ yang dikatakan Nukman tadi. Ternyata di warung ini, kita bebas mengambil apapun langsung dengan tangan kita sendiri. Orang-orang biasa menyebut model prasmanan. Tetapi, perlu diketahui. Bebas di warung yang seluruh masakannya dimasak oleh santri sebuah ponpes ini, adalah bebas yang bertanggung jawab. Artinya, kita tidak boleh mengecewakan kepercayaan yang diberikan si pemilik warung. Keunikan lain yang ada di warung ini, adalah kolam ikan yang mengelilingi warung. Kolam yang memanjang dari pinggir jalan hingga ke belakang ini, digunakan untuk budidaya Ikan air

tawar. Misalnya, ikan Emas dan ikan Gurami. Jika ingin melihat seberapa banyak ikan yang ada di kolam, cukup lemparkan sisasisa nasi yang ada di piring. Pluk, dengan seketika ratusan ikan berebut beberapa butir nasi yang telah kita lempar. Seketika itu pula air tampak menguning, akibat dari banyaknya ikan Mas yang berenang naik ke permukaan. Puas rasanya, makan sekenyangnya dengan dihibur ribuan ikan Mas. Uraturat syaraf yang dari pagi menegang. Kini kembali kendur. Benar-benar kenangan makan selera tinggi. Mudah-mudahan, aku bisa mengunjungi kalian lagi ikanikan yang manis.

MENELUSURI JEJAK ‘SANG NAGA’ EDUKASI - Legenda ‘Sang Naga’ sempat gempar dan

menarik minat para pelaut tempo dulu. Sayangnya, mereka tidak ada yang berani mendekati pulau ‘Sang Naga’ untuk membukatikan keberadaannya. Sampai akhirnya pada awal 1910-an, muncul laporan dari gugus satuan tempur armada kapal Belanda yang bermarkas di Flores tentang makhluk misterius yang diduga “naga” mendiami sebuah pulau kecil di wilayah Kepulauan Sunda Lesser (sekarang jajaran Kepulauan Flores, Nusa Tenggara). Laporan pertama para militer laut Belanda, menggambarkan jika makhluk aneh itu panjangnya mencapai tujuh

meter, dengan tubuh raksasa, dan mulut yang terus menyemburkan api. Letnan Steyn van Hensbroek, seorang pejabat Administrasi Kolonial Belanda di kawasan Flores mendengar laporan ini dan kisah-kisah yang melingkupi Pulau Komodo. Ia pun merencanakan perjalanan ke Pulau Komodo. Sebelum berangkat, ia mempersenjatai diri dan membawa satu regu tentara terlatih. Setelah beberapa hari mendiami

Foto: Istimewa

Foto: Istimewa

Komodo, Varanus Comodoensis (latin) terancam punah, jumlahnya kini hanya sekitar 3.000 ekor. Untuk melindungi Komodo, pada tahun 1980 pemerintah Indonesia bekerja sama dengan UNESCO menyepakati pembentukan kawasan konservasi, yaitu Taman Nasional Komodo, di Pulau Komodo, Kepalauan flores (atas).

pulau itu, Hensbroek akhirnya berhasil membunuh satu spesies aneh itu. Setelah puas memandangi makhluk aneh yang panjangnya melebihi tinggi tubuhnya. hensbroek membawanya ke markas dan dilakukan pengukuran panjang hasil buruannya itu dengan panjang kira-kira 2,1 meter. Bentuknya sangat mirip kadal. Satwa itu kemudian dipotret oleh Peter A Ouwens, Direktur Zoological Museum and Botanical Gardens Bogor, Jawa. Inilah dokumentasi pertama tentang komodo. Ouwens tertarik dengan temuan satwa aneh tersebut. Ia kemudian merekrut seorang pemburu lihai untuk menangkap kadal raksasa lain untuknya. Sang pemburu berhasil membunuh dua ekor komodo yang berukuran 3,1 meter dan 3,35 meter, plus menangkap dua anakan, masing-masing berukuran di bawah satu meter. Berdasarkan tangkapan sang pemburu ini, Ouwens melakukan penelitian dan menyimpulkan bahwa komodo bukanlah naga penyembur api, melainkan termasuk jenis kadal monitor (monitor lizard) di kelas reptilia. Hasil penelitiannya ini kemudian dipublikasikan pada koran terbitan tahun 1912. Komodo, mempunyai senjata berupa kibasan ekornya yang kuat. Komodo bisa melumpuhkan seekor kerbau hanya dengan satu kibasan ekornya. Selain itu, Komodo juga memiliki rahang yang besar dan kuat. Di dalamnya berdiri kokoh 26 gigi berukuran 4 cm yang

sangat tajam, hingga mampu merobek kulit babi hutan yang ia mentah-mentah. Sama seperti reptil-reptil lain, ular misalnya, Komodo mempunyai lidah yang bercabang dua di ujungnya. Lidah pada hewan-hewan reptil, selain berguna untuk indra pengecap, juga berguna sebagai alat sensor yang membantunya menentukan seekor mangsa.

Taman Nasional Komodo Saat ini, jumlah komodo yang menghuni gugusan pulau Komodo yang ada di Kepualauan Flores terus menurun. Tercatat tinggal sekitar 3.000 ekor. Padahal, tahun 1980 jumlah komodo mencapai 5.000-an. Sadar akan resiko kepunahan komodo, pemerintah beserta pihak swasta mengambil langkah perlindungan terhadap hewan –yang konon katanya– peninggalan zaman purba ini. Akhirnya, pada pertengahan tahun 1980, didirikanlah taman konservasi di Pulau Komodo. Taman konservasi ini dinamakan Taman Nasional Komodo (TNK). Memasuki tahun 1991 UNESCO mencanangkan TNK menjadi Kawasan Warisan Dunia. TNK mendiami lahan seluas 1.817 Km2 di mana sepertiga wilayahnya adalah daratan yang terdiri dari pulau Komodo, Rinca, Gili Mota, Nusa Kode dan Padar, dan selebihnya adalah perairan laut yang memiliki ekosistem terumbu karang, padang lamun, hutan bakau, dan telukteluk yang terlindungi. (ANT/E-1)

Related Documents

Edukasi 1 Baru Baru
May 2020 33
Baru
June 2020 44
Baru
May 2020 47
Baru
May 2020 48
Baru
July 2020 34
Baru
June 2020 32

More Documents from ""

Azka Syawal
November 2019 35
Buku
May 2020 52
Azka Ramadhan
November 2019 37
Edukasi 1 Baru Baru
May 2020 33
Edisi 1 Buletin Nusantara
November 2019 38
Edisi 1
November 2019 23