Buletin Pembangkit Intelektual, Spiritual dan Moral
Salam Redaksi Pada edisi ke IV ini buletin khittah kembali menemanai pembaca tercinta, berbagai informasi mengenai kegiatan IPNUIPPNU komisariat UNNES beserta permasalahan umum yang ada dalam masyarakat maupun mahasiswa coba di bahas oleh redaksi dengan harapan bisa memberikan inspirasi serta kemaslahatan umat menuju jalan yang lebih baik, dan Dengan tampilan yang lebih inovatif dan kreatif dalam pemberitaannya. Salam harmoni untuk umat islam di bumi ini (*) NEWS
Bertempat di gedung PW NU JATENG, Jl.Dr.Cipto, Semarang (25/1), Rombongan ziarah wali songo berangkat menuju beberapa lokasi wisata rohani islam, acara yang merupakan agenda program kerja PC IPNU kota Semarang ini di ikuti berberapa delegasi dari PAC serta Komisariat sekota Semarang. Rekan Awalia Arfan & Rekanita Maghfiroh menjadi wakil dari komisariat UNNES dalam berpartisipasi dalam acara tsb. selama 2 hari itu peserta diajak mengunjungi makammakam ulama di tanah jawa, Dimulai dari berziarah di makam sunan Kalijaga, Demak ....(bersambung hal 3) Diterbitkan Oleh: Lembaga Pers & Jurnalistik IPNU – IPPNU Komisariat UNNES. Pembina: Drs. H. Budiono. Penanggung Jawab: Ketua IPNU IPPNU Komsat UNNES. Pemimpin Redaksi: Muntohar. Sekretaris: Neni. Redaktur: Anggun, Irma, agus. Distribusi: Sem dan Abi.
PENGALAMAN PENDIDIKAN KH. ABDURRAHMAN WACHID Pertama kali belajar, Gus Dur kecil belajar pada sang kakek, K.H. Hasyim Asy'ari. Saat serumah dengan kakeknya, ia diajari mengaji dan membaca alQur'an. Dalam usia lima tahun ia telah lancar membaca al Qur'an. Pada saat sang ayah pindah ke Jakarta, di samping belajar formal di sekolah, Gus Dur masuk juga mengikuti les privat Bahasa Belanda. Guru lesnya bernama Willem Buhl, seorang Jerman yang telah masuk Islam, yang mengganti namanya dengan Iskandar. Untuk menambah pelajaran Bahasa Belanda tersebut, Buhl selalu menyajikan musik klasik yang biasa dinikmati oleh orang dewasa. Inilah pertama kali persentuhan Gu Dur dengan dunia Barat dan dari sini pula Gus Dur mulai tertarik dan mencintai musik klasik. Menjelang kelulusannya di Sekolah Dasar, Gus Dur memenangkan lomba karya tulis (mengarang) se wilayah kota Jakarta dan menerima hadiah dari pemerintah. Pengalaman ini menjelaskan bahwa Gus Dur telah mampu menuangkan gagasan/ideidenya dalam sebuah tulisan. Karenanya wajar jika pada masa kemudian tulisantulisan Gus Dur menghiasai berbagai media massa. Setelah lulus dari Sekolah Dasar, Gus Dur dikirim orang tuanya untuk belajar di Yogyakarta. Pada tahun 1953 ia masuk SMEP (Sekolah Menengah Ekonomi Pertama) Gowongan, sambil mondok di pesantren Krapyak. Sekolah ini meskipun dikelola oleh Gereja Katolik Roma, akan tetapi sepenuhnya menggunakan kurikulum sekuler. Di sekolah ini pula pertama kali Gus Dur belajar Bahasa Inggris....(bersambung hal 2) Kritik dan Saran Jika ada kritik dan saran serta permasalahan kehidupan, buletin IPNUIPPNU memberikan layanan melalui situs di http://ipnuunnes.blogspot.com atau email:
[email protected] Atau melalui via telpon dan SMS Edisi keIV/1/09 ke No.085226417645
PROFIL (sambungan hal 1) Karena merasa terkekang hidup dalam dunia pesantren, akhirnya ia minta pindah ke kota dan tinggal di rumah Haji Junaidi, seorang pimpinan lokal Muhammadiyah dan orang yang berpengaruh di SMEP. Kegiatan rutinnya, setelah shalat subuh mengaji pada K.H. Ma'sum Krapyak, siang hari sekolah di SMEP, dan pada malam hari ia ikut berdiskusi bersama dengan Haji Junaidi dan anggota Muhammadiyah lainnya. Setamat dari SMEP Gus Dur melanjutkan belajarnya di Pesantren Tegarejo Magelang Jawa Tengah. Pesantren ini diasuh oleh K.H. Chudhari, sosok kyai yang humanis, saleh dan guru dicintai. Setelah menghabiskan dua tahun di pesantren Tegalrejo, Gus Dur pindah kembali ke Jombang, dan tinggal di Pesantren Tambak Beras milik pamannya, K.H. Abdul Fatah, ia menjadi seorang ustadz, dan menjadi ketua keamanan. Pada usia 22 tahun, Gus Dur berangkat ke tanah suci, untuk menunaikan ibadah haji, yang kemudian diteruskan ke Mesir untuk melanjutkan studi di Universitas al Azhar. Pertama kali sampai di Mesir, ia merasa kecewa karena tidak dapat langsung masuk dalam Universitas alAzhar, akan tetapi harus masuk Aliyah (semacam sekolah persiapan). Di sekolah ia merasa bosan, karena harus mengulang mata pelajaran yang telah ditempuhnya di Indonesia. Untuk menghilangkan kebosanan, Gus Dur sering mengunjungi perpustakaan dan pusat layanan informasi Amerika (USIS) Pada tahun 1966 Gus Dur pindah ke Irak, sebuah negara modern yang memiliki peradaban Islam yang cukup maju. Di Irak ia masuk dalam Departement of Religion di Universitas Bagdad samapi tahun 1970. Selepas belajar di Baghdad Gus Dur melanjutkan studinya ke Belanda selama enam bulan dan mendirikan Perkumpulan Pelajar Muslim Indonesia dan Malaysia yang tinggal di Eropa. Gus Dur juga sempat pergi ke McGill University di Kanada untuk mempelajari kajiankajian keislaman secara mendalam. Namun, akhirnya ia kembali ke Indoneisa setelah terilhami beritaberita yang menarik sekitar perkembangan dunia pesantren. Perjalanan keliling studi Gus Dur berakhir pada tahun 1971, ketika ia kembali ke Jawa dan mulai memasuki kehidupan barunya, yang sekaligus sebagai perjalanan awal kariernya. Meski demikian, semangat belajar Gus Dur tidak surut. Buktinya pada tahun 1979 Gus Dur ditawari untuk belajar ke sebuah universitas di Australia guna mendapatkkan gelar doktor. Akan tetapi maksud yang baik itu tidak dapat dipenuhi, sebab semua promotor tidak sanggup, dan menggangap bahwa Gus Dur tidak membutuhkan gelar tersebut. Memang dalam kenyataannya beberapa disertasi calon doktor dari Australia justru dikirimkan kepada Gus Dur untuk dikoreksi, dibimbing yang kemudian dipertahankan di hadapan sidang akademik.(Apnk)
31 Januari
Selamat ulang tahun Ke83 Nahdlatul Ulama’
Edisi keIV/1/09
UBUDIYYAH Ziarah Kubur bagi Wanita Di antara ulama yang mengatakan bahwa ziarah kubur bagi wanita dilarang adalah Al Imam Muhammad bin Muhammad AlAbdary AlMaliki, terkenal dengan sebutan “Ibnu alHajj”. Ia berkata: “Dan selayaknya baginya (lakilaki) untuk melarang wanitawanita untuk keluar ziarah kubur meskipun wanitawanita tersebut memiliki makam (karena si mayat adalah keluarga atau kerabatnya) sebab AsSunnah telah menghukumi/menetapkan bahwa mereka (para wanita) tidak diperkenankan untuk keluar rumah untuk ziarah kubur”. (Lihat Madkhal AsSyar‘i Asysyarif 1/250). Sementara ulama yang menyatakan ziarah kubur bagi wanita boleh antara lain berpedoman pada Imam AlBukhari memberi terjemah (judul bab) untuk hadits ini dengan judul “Bab tentang ziarah kubur,” menunjukkan bahwa beliau tidak membedakan antara lakilaki dan wanita dalam berziarah kubur. (Lihat Shohih AlBukhari 3/110 116).).Sebenarnya, hukum ziarah kubur bagi lakilaki dan perempuan adalah sunnah.Sebab hikmah ziarah kubur adalah untuk mendapat pelajaran dan ingat akhirat serta mendoakan ahli kubur agar mendapat ampunan dari Allah SWT. Ziarah kubur yang dilarang adalah pemujaan, menyembah dan memintaminta kepada penghuni kubur.Adapun hadits yang menyatakan larangan ziarah kubur bagi wanita itu telah dicabut dan hukum berziarah baik lakilaki maupun perempuan adalah sunnah. Dalam kitab Sunan atTirmidzi disebutkan: “Sebagian ahli ilmu mengatakan bahwa hadits itu (larangan ziarah kubur bagi perempuan) diucapkan sebelum Nabi SAW membolehkan untuk melakukan ziarah kubur. Setelah Rasulullah saw membolehkannya, lakilaki dan perempuan tercakup dalam kebolehan itu”. (Sunan AtTirmidzi: 976) ﺇَِﻟﻴْﻬَﺎ ِﺍﻟ ﱢﺮﺣْﻠَﺔ َﻣَﻊ ٍﻣُ َﻌﱠﻴﻦ ٍﺯَﻣَﻦ ْﻓِﻲ ِ ُﻗُﺒﻮْﺭِﺍﻷَﻭِْﻟﻴَﺂء ِ ِﺯﻳَﺎﺭَﺓ ْﻋﻦ َ ُﻋﻨْﻪ َ ُﺍﷲ َﺭَﺿِﻲ َﺳ ِﺌﻞ ُ َﻭ... ٌﻗُ ْﺮﺑَﺔ ِﻷﻭِْﻟﻴَﺎء َ ُﻗُﺒﻮْﺭِﺍ ِِﺯﻳَﺎﺭَﺓ ِ ِﺑ َﻘﻮْﻟِﻪ َﻓَ َﺄﺟَﺎﺏ ﺇَِﻟﻴْﻬَﺎ ُﺍﻟ ﱢﺮﺣْﻠَﺔ ﻭَ َﻛﺬَﺍ ٌﺤَﺒَّﺔ ﺴ َﺘ ْ ُﻣ... “Ibnu Hajar AlHaitami pernah ditanya tentang ziarah ke makam para wali, pada waktu tertentu dengan melakukan perjalanan khusus ke makam mereka. Beliau menjawab: “berziarah ke makam para wali adalah ibadah yang disunnahkan. Demikian pula dengan perjalanan ke makam mereka.”(AlFatawa alKubra alFiqhiyah, juz II : 24).
(sambungan hal 1)
kemudian dilanjutkan kemakam Sunan Kudus (R.Ja’far Shodiq), Sunan Drajad (Syarifuddin), Sunan Giri (R.Ainul Yaqin), Sunan Ampel (R.Rachmat), dan Sunan Bonang (R.Makdum Ibrahim), selain ziarah rombongan juga singgah di Goa Akbar Tuban, Jawa Timur. Sementara itu PW.IPNUIPPNU JATENG Minggu (25/1) mengadakan pelatihan Administrasi di Gedung PW.NU JATENG, dalam acara tsb, hadir rekanita Sri Khanifah dan Rekanita Mas’udah sebagai delegasi dari Komisariat UNNES.(*)
LINTAS PELAJAR NU PEDULI PALESTINA …… We will not go down in the night, without a fight you can burn up our homes and our schools but our spirit will never die we will not go down in Gaza to Night ………….. Adalah cuplikan sebagian lirik tembang dari bentuk keprihatinan Michael Heart terhadap apa yang menimpa Palestina, agresi militer Israel merupakan rangkaian konflik berkepanjangan yang terjadi di timur tengah. Serangan tentara Israel selama bermingguminggu ini merupakan yang terparah dalam sejarah dunia, ratusan warga sipil dan anakanak tak berdosa menjadi korban, ribuan pemukiman penduduk, rumah sakit, tempat ibadah dan sekolahsekolah rusak parah dihantam bom dan bahkan wartawan yang sedang meliput kejadian ini pun tak luput dari serangan. Sama seperti di negaranegara lain yang menginginkan proses perdamaian di timur tengah khususnya di jalur Gaza, di Indonesia, respon berbagai pihak telah banyak bermunculan atas agresi militer Israel ini, sebagian menempuh jalan diplomasi bahkan ada sebagian pihak yang mengirim relawan langsung ke Palestina dengan harapan bisa membantu serta meringankan penderitaan warga di jalur gaza. Sebagai bentuk solidaritas terhadap saudarasaudara Muslim di Palestina pimpinan komisariat IPNUIPPNU menggelar aksi turun kejalan (15/1) dengan tema “peduli Palestina”, dimulai dengan aksi tretikal dan orasiorasi di depan bundaran air mancur Universitas Diponegoro, Jl.Pahlawan, semarang,. Aksi yang di ikuti oleh sekitar 40an anggota dan simpatisan kaderkader muda NU ini berjalan tertib, aman dan damai mesti tanpa pengawalan aparat kepolisian. Sebagai penutup rangkaian acara dilanjutkan dengan penggalaan dana masyarakat disekitar tugu muda, acara yang berlangsung 2 hari ini (15&17/1) berhasil mengumpulkan dana sumbangan sekitar Rp.3 juta, menurut koordinator lapangan Luluk Alawiyah, dana yang tekumpul akan di salurkan melalui rekening peduli palestina Bank BNI. Semoga perang ini segera berakhir.. Amin (*)
DOA
ِﺍﻟﺪﱠﺍﺭ ﻋُﻘْﺒَﻰ َ َﻓﻨِﻌْﻢ ْﺻ َﺒ ْﺮﺗُﻢ َ ﺑِﻤَﺎ ﻋََﻠﻴْﻜُﻢ ٌﺳﻼَﻡ َ ”Keselamatan atasmu berkat kesabaranmu. Maka alangkah baiknya tempat kesudahan itu”. (Do’a Rasulullah SAW ketika berziarah ke makam para syuhada di bukit Uhud)