untuk terkumpulnya udara pada rongga pleura, yaitu rongga tipis yang dibatasi dua selaput pleura di antara paru-paru dan dinding dada. Udara yang terkumpul pada rongga pleura dapat terjadi akibat adanya celah yang terbentuk akibat cedera pada dinding dada atau robekan pada jaringan paru-paru. Akibatnya, udara tersebut dapat menekan paru-paru dan membuat paruparu menjadi mengempis (kolaps).
Secara umum, pneumothorax terbagi menjadi dua, yaitu pneumothorax primer dan sekunder. Ketika pneumothorax terjadi pada orang yang sehat tanpa didahului penyakit paru-paru, kondisi ini disebut pneumothorax primer. Sebaliknya, pneumothorax yang dialami akibat komplikasi dari penyakit paru-paru disebut pneumothorax sekunder. Selain itu, berdasarkan penyebabnya, pneumothorax dapat dibagi menjadi pneumothorax trauma yang disebabkan oleh cedera pada dinding paru-paru atau dada, serta pneumohorax non trauma yang terjadi secara spontan tanpa diawali cedera. Seluruh jenis pneumothorax ini merupakan kondisi gawat darurat yang dapat mengancam nyawa bila tidak ditangani secara cepat, terutama bila terjadi tension pneumothorax. Tension pneumothorax merupakan kondisi di mana udara yang terkumpul pada rongga pleura tidak dapat keluar, tetapi udara dari dinding dada dan paru-paru terus masuk ke rongga tersebut, sehingga akan menekan bukan hanya paru-paru, melainkan juga jantung.
Gejala Pneumothorax Peningkatan tekanan dalam pleura akan menghalangi paru-paru untuk mengembang saat kita menarik napas. Akibatnya, dapat muncul gejala berupa:
Sesak napas. Nyeri dada. Keringat dingin. Kulit menjadi biru atau sianosis. Jantung berdebar. Batuk. Lemas.