Dokumen.tips_ikatan-dan-jahitanpdf.pdf

  • Uploaded by: dwi yulianto
  • 0
  • 0
  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Dokumen.tips_ikatan-dan-jahitanpdf.pdf as PDF for free.

More details

  • Words: 1,616
  • Pages: 16
Ikatan dan Jahitan Ditulis Oleh: Dr.Vampire A. SIMPUL Simpul merupakan bagian penting dalam tindakan bedah. Proses hemostasis, penyambungan jaringan, jahitan akan bertahan jika dilakukan penyimpulan dengan teknik yang benar. Tiap jaringan yang dijahit mempunyai karakter yang berbeda, untuk itulah diperlukan teknik penyimpulan yang berbeda pula. Prinsip – Prinsip Dalam Membuat Simpul       

Kuat dan tidak mudah lepas, Sederhana Ikatan sekecil mungkin, ujung dipotong secukupnya. Tidak boleh ada gesekan antara untaian benang yang akan melemahkan jahitan Tidak boleh ada kerusakan materi jahitan (tidak boleh menjepit benang dengan instrumen) Tidak boleh terdapat tarikan yang berlebihan Pertahankan tarikan pada satu ujung benang setelah ikatan pertama supaya lilitan tidak longgar pada jahitan kontinu

Macam Simpul 

Reef knot

Dilakukan tiga kali simpul dengan gerakan 1 dan 3 sama. Semua simpul memakai reef knot. Dapat dikerjakan dengan :   

Satu tangan Dua tangan Instrumen



Surgeon’s knot

Simpul pertama dilakukan 2 kali lilitan selanjut nya simpul 1 kali lilitan dengan arah/gerakan yang berbeda dengan sebelumnya. Dipakai jika regangan tinggi



Deep Tying

Dilakukan pada area yang dalam (misalnya simpul di intra abdomen) dilakukan beberapa simpul yang sama (sleep knot dan diakhiri dengan reef knot. Sebaiknya menggunakan tangan(bukan instrument) 

Slip Knot

Dua simpul yang sama kemudian didorong dengan jari, kemudian simpul ketiga berlawanan dengan simpul 1 dan 2. Prinsip gerakan dalam simpul Terdiri dari 2 macam gerakan: Gerakan simpul ke 1 harus sama dengan 3, 5, 7 dst. Gerakan simpul ke 2 harus sama dengan 4, 6, 8 dst.

Hasilnya:

Kamudian dilanjutkan sekali lagi dengan arah yang berlawanan dari simpul terakhir, hasilnya Deep Tying Perbedaan dengan reef knot: Pada pengencangan simpul benang tidak boleh ditarik ke atas melainkan harus didorong ke bawah menggunakan jari telunjuk.

Perhatikan urutan penyimpulannya

Slip knot Terdiri atas : 1. Dua kali gerakan yang sama (dengan telunjuk atau jari tengah) atau Gerakan reef knot yang ditarik ke arah yang sama (tanpa penyilangan) 1. Harus diakhiri dengan reef knot. Jadi terdapat 4 gerakan

Reef knot dengan menggunakan instrumen

Ulangi dengan arah ikatan kedua beda dengan yang pertama Dan ikatan ketiga sama dengan ikatan pertama

B. JAHITAN Jahitan telah dilakukan berabad-abad yang lalu, mulai dengan menggunakan bulu binatang, serat tumbuhan sampai sintetik. Tujuan penjahitan adalah    

Menutup defek Mendekatkan tepi luka yang mempunyai tegangan Mendekatkan tepi kulit Meminimalkan perdarahan dan infeksi

Teknik penjahitan tergantung kepada:     

Tipe luka Lokasi anatomi luka. Ketebalan kulit Derajat ketegangan Hasil kosmetik yang diharapkan

Untuk mengoptimalkan hasil secara fungsi dan kosmetik, perlu diperhatikan:   

Meminimalkan dead space Mengembalikan kepada kontur anatomis bagian yang dijahit Meminimalkan bekas jahitan dengan cara memilih benang yang tepat dan tension yang minimal.

Menurut waktu penjahitannya, jahitan dibagi menjadi: 

Jahitan Primer

Adalah jahitan yang dilakukan segera setalah luka terbentuk 

Jahitan Sekunder

Dilakukan setalah jahitan pertama (primer) terlepas atau longgar. Atau dilakukan mengoreksi dead space. Tujuan jahitan sekunder adalah untuk:     

Memperkuat jahitan primer Menghilangkan dead space Mencegah akumulasi cairan pada luka abdominal selama proses penyembuhan. Untuk penutupan luka sekunder karena kerusakan jahitan pada masa penyembuhan. Umumnya digunakan benang tidak diserap.

Menurut kontinuitasnya, jahitan dibagi menjadi: Jahitan interrupted, yaitu jahitan satu tidak ada hubungan dengan jahitan yang lainnya,.Kedua adalah jahitan kontinyu/continous running suture, antara jahitan sebelum dan sesudah, terdapat hubungan berupa benang yang tidak dipotong. 

Interrupted Suture

Teknik ini menjahit tepi luka dengan satu jahitan, disimpulkan kemudian dipotong. Teknik ini memerlukan lebih banyak benang karena setiap jahitan harus dibuat simpul dan dipotong. Relatif lebih aman karena bila satu jahitan putus jahitan lainnya tidak terganggu. Baik digunakan untuk luka yang terinfeksi, karena mudah membuka jahitan jika ada satu tempat yang mengalami infeksi sehingga tidak mengganggu jahitan lainnya. Interrupted suture bisa berbentuk jahitan simple, atau subkutikuler, matras vertikal ataupun matras horizontal Penjahitan dianjurkan dimulai di tengah dan dilanjutkan setiap pertengahan dari insisi yang tersisa. Arah jarum yang tegak lurus dengan permukaan kulit dan juga tegak lurus sayatan kulit Jarak masuk dan keluarnya jarum dari tepi sayatan sama dengan dalamnya jaringan yang diambil (x) dan jarak antar jahitan sama dengan dua kali jarak tersebut (2) Keuntungan:    

Mudah Kekuatan jahitan besar Kecil kemungkinan menjerat sistem sirkulasi sehingga mengurangi edema Mudah untuk mengatur tepi-tepi luka

Kerugian:  

Lama Bekas jahitan lebih terlihat

Perhatikan pola umum jahitan simple interrupted

Terlalu longgar

Terlalu dangkal,

Eversi (benar)



Terlalu kuat hingga kulit robek

Terlalu dalam

Inversi (salah)

Continuous Suture / Running Stitches

Adalah suatu serial jahitan yang dibuat dengan menggunakan benang tanpa putus antara jahitan sebelum dan sesudahnya. Untaian benang dapat diikat pada setiap ujung jahitan. Cara ini dapat dilakukan dengan cepat, kekuatan tegangan seluruh jahitan sepanjang luka hamper sama. Tarikan yang terlalu kuat harus dihindari untuk mencegah putusnya jahitan yang akan merusak semua jahitan. Biasanya digunakan diperitoneum atau fascia dinding abdomen. Untuk luka infeksi tidak dianjurkan menggunakan teknik ini. Kerugiannya, jika satu jahitan longgar maka akan berpengaruh terhadap jahitan sebelum atau sesudahnya. Syarat :   

Harus dengan asisten yang tugasnya hanya melepas & memegang benang, BUKAN mengencangkan jahitan. Selama penjahitan benang tidak boleh kendor. Jarum diambil siap pakai (Midposisi)

Keuntungan

 

Cepat Sedikit simpul

Kerugian   

Jahitan menjadi mudah longgar jika satu jahitan saja tidak kuat Sulit mengoreksi jika terjadi infeksi Pengangkatan harus sekaligus, tidak bisa per area(misalnya jika di area tertentu ada pus)

Teknik Jahitan 

Jahitan continuous/continuous running suture

Gambar Jahitan continuous



Jahitan continuous interlocking/Running locked sutures

Gambar Jahitan continuous interlocking/Running locked sutures 1. Interrupted Suture/simple interrupted suture

Gambar jahitan simple interrupted

Gambar jahitan simple interrupted 1. Interrupted Vertical Mattress Suture Indikasi utama penggunaan vertical matress suture adalah untuk mengangkat permukaan pinggir luka, yaitu bila tepi luka tidak sama tinggi sehingga jika dengan jahitan simple interrupted tepi luka (epitel dengan epitel) tidak bertemu (inversi). Vertical mattress suture sering digunakan pada bagian tubuh yang memiliki kecenderungan untuk inverted, seperti posterior neck atau luka yang terdapat pada permukaan yang concave.

Gambar vertical mattress suture Beberapa peneliti percaya bahwa penggunaan vertical mattress suture yang menyebabakan pinggir luka mengalami eversi lebih baik dibandingkan teknik penjahitan luka yang lain. Vertical matres berfungsi untuk menyamakan permukaan sayatan

1. Horizontal Mattress Suture Teknik ini bertujuan untuk membuat pinggir luka menjadi eversi (menjorok keluar) dan membagi rata tekanan pada seluruh pinggir permukaan luka,

Gambar matras horizontal Teknik ini dipergunakan biasanya pada luka yang memiliki jarak kedua permukaan pinggir luka yang cukup jauh, sehingga regangan cukup kuat. Jahitan ini dipergunakan sebagai initial suture untuk mendekatkan dua permukaan pinggir luka. Teknik suture ini juga cukup efektif dalam memegang permukaan kulit luka yang rapuh seperti kulit di telapak tangan dan kaki. Teknik ini juga efektif untuk hemostasis akibat perdarahan bawah kulit di tepi luka (misalnya di kulit kepala). Horizontal mattress suture juga berguna untuk aproksimasi tanpa mengganggu sesuatu struktur yang berjalan sejajar dengan luka sayatan, seperti pembuluh darah, nervus dll 1. Smead-Jones/Far-and-Near Jahitan ini digunakan pada jaringan dengan regangan yang kuat, misalnya penjahitan fascia.

Gambar jahitan Smead-Jones 1. Corner Stitch Variasi dari teknik horizontal mattress suture dan half-buried horizontal mattress suture, atau disebut juga corner stitch. Teknik suture corner stitch dipergunakan untuk mendekatkan pinggir luka yang membentuk sudut tanpa menghilangkan atau mengurangi suplai darah ke permukaan kulit tersebut.

Gambar jahitan sudut

1. Jahitan pure-string Merupakan jahitan tidak terputus pada sekeliling lumen atau area tertentu yang dikencangkan seperti tali celana. Contohnya seperti pada apendektomi.

Gambar jahitan pure-string

1. Jahitan yang dikubur (burried) Seluruh jahitan berada dibawah lapisan epidermal. Bisa dilakukan dengan menggunakan jahitan continuous atau interrupted dan tidak diangkat setelah operasi. Jalurnya searah atau paralel dengan luka. Jahitan dilakukan pendek-pendek, dibagian lateral sepanjang luka. Setelah jahitan selesai dilakukan, kedua ujung tali diikat. Keuntungannya adalah baik secara kosmetik karena penyatuan kulit dilakukan dari bawah, hingga kulit tidak terlukai oleh bekas jahitan.

Gambar jahitan subcuticular

Dilakukan untuk tujuan kosmetik, sehingga harus dilaksanakan dengan benar : 1. 2. 3. 4.

Simpul pertama di subkutis (absorbable). Pengambilan subkutis harus sama dalam dari permukaan kulit. Keluar masuknya jarum harus sejajar dari sisi luka berseberangan. Diselesaikan tanpa simpul (dengan penjahitan bentuk Z dimana jarum dimasukkan kembali pada lubang yang sama)

Stapler Selain jahitan dengan benang, aproksimasi tepi luka dapat juga dengan menggunakan stapler. Aplikasinya dengan menggunakan alat seperti halnya stapler kertas. Keuntungannya adalah lebih cepat, namun kerugiannya kadang-kadang tepi luka tidak sama tinggi dan inversi.

Gambar penggunaan stapler Skin Tapes Plester kulit (steril) dapat digunakan bila jaringan yang dipertemukan memiliki regangan yang rendah. Biasanya digunakan setelah jahitan subkutikuler yang baik sehingga terjadi aproksimasi antara epitel kedua tepi luka. Penggunaan plester ini lebih cepat, namun rawan terjadi pergeseran.

Gambar penutupan akhir luka dengan plester

1. PENGANGKATAN JAHITAN Pengangkatan jahitan antara lain disesuaikan dengan lokasi anatomis luka, kondisi luka, usia luka, jenis benang yang digunakan, jenis tehnik jahitan. Jahitan mungkin ditinggalkan terutama bila digunakan benang yang diserap. Pengangkatan dilakukan pada jahitan kulit. Benang mungkin diangkat sekaligus atau berselang-seling dengan selang waktu1 – 3 hari. TABEL Suggested Removal Times for Interrupted Skin Sutures

Area

Removal time (days)

Face Neck Scalp Upper extremity Trunk Extensor surface hands Lower extremity

3 to 5 5 to 8 7 to 9 8 to 14 10 to 14 14 14 to 28

Teknik Pengangkatan jahitan: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.

Pastikan jaringan telah rapat Bersihkan dengan kasa lembab steril Tindakan aseptik Identifikasi jenis jahitan (simple interupted, matras, continous subcuticular dll) Angkat simpul dengan pinset anatomis Gunting benang yang paling dekat dengan kulit Cabut benang perlahan lahan. Jika ada tahanan, tarik kearah awal jahitan dan kembali tarik kearah berlawanan. 8. Periksa apakah ada seroma, pus atau krusta, jika ada cuci dan bersihkan. 9. Jika luka operasi rentan kontaminasi, bisa dibalut kembali dengan steril dressing

Simpul ditarik dengan pinset Gunting benang yang menempel ke kulit di tepi jahitan

Tarik simpul kearah berlawanan - See more at: http://bedahminor.com/index.php/main/show_page/213#sthash.cWTbbjsj.dpuf

More Documents from "dwi yulianto"