LAPORAN PENDAHULUAN PADA KLIEN DENGAN KASUS CA. SERVIKS DI RSUD BELAMBANGAN BANYUWANGI
Oleh : Rizky Dwi Andini NIM. 2018.04.080
PROGRAN STUDI PROFESI NERS SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BANYUWANGI
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PENDAHULUAN CA. SERVIKS
DI RUANG POLI KANDUNGAN RSUD BELAMBANGAN BANYUWANGI
Yang telah disetujui pada tanggal : 30 Januari 2019
Oleh MAHASISWA
( Rizky Dwi Andini )
MENGETAHUI
Pembimbing Institusi
Pembimbing Klinik
(
(
)
Kepala Ruangan
(
)
)
A. Definisi Kanker serviks adalah penyakit akibat tumor ganas pada daerah mulut rahim sebagai akibat dari adanya pertumbuhan jaringan yang tidak terkontrol dan merusak jaringan normal di sekitarnya (Manuaba, 2010). Kanker serviks merupakan karsinoma yang primer berasal dari serviks atau kanalis servikalis dan atau porsio (Cunningham, 2010). Menurut Diana, Rama (2009), kanker serviks merupakan tumor ganas yang tumbuh didalan leher rahim atau serviks yang terdapat pada bagian terendah dari rahim yang menempel pada puncak vagina.
B. Etiologi Penyebab terjadinya kelainan pada sel-sel serviks tidak diketahui secara pasti tetapi terdapat beberapa faktor resiko yang berpengaruh pada terjadinya kanker serviks antara lain : 1. Human Papiloma Virus (HPV) Merupakan penyebab kutil genitalis atau kondiloma akuminata yang ditularkan melalui hubungan seksual, sedangkan varian yang berbahaya yaitu HPV tipe 16, 18, 45, dan 56. 2. Merokok Kandungan tembakau pada rokok akan merusak sistem kekebalan dan mempengaruhi tubuh untuk melawan infeksi HPV pada serviks. 3. Hubungan seksual pertama dilakukan pada usia dini dibawah 18 tahun 4. Berganti-ganti pasangan seksual 5. Pernah menikah dengan penderita kanker serviks 6. Pemakaian Dietilstilbestrol (DES) Biasanya banyak digunakan pada wanita hamil untuk mencegah keguguran (banyak digunakan tahun 1940-1970). 7. Pemaikaian pil KB 8. Gangguan sistem kekebalan tubuh 9. Infeksi Herpes genitalis atau infeksi Klamidia menahun 10. Golongan ekonomi rendah, karena ketidakmampuan melakukan papsmear secara rutin.
C. Epidemiologi Kanker serviks biasanya menyerang wanita berusia 35- 55 tahun, 90% dari kanker serviks berasal dari sel skuamosa yang melapisi serviks dan 10% sisanya berasal dari sel kelenjar penghasil lendir pada saluran servikal yang menuju kedalam rahim (Nurarif & Hardhi, 2015).
D. Klasifikasi Tahapan atau stadium kanker menurut FIGO (2000) dalam Nurarif & Hardhi (2015): Stadium Stadium 0 Stadium I Stadium I A
Stadium I A 1
Stadium I A 2
Stadium I B Stadium I B 1 Stadium I B 2 Stadium II
Stadium II A Stadium II B Stadium III
Stadium III A
Stadium III B
Stadium IV Stadium IV A
Stadium IV B
Keterangan Karsinoma insitu, karsinoma intraepitel Karsinoma masih terbatas di serviks (penyebaran ke korpus uteri diabaikan) Invasi kanker ke stroma hanya bisa didiagnosis secara mikroskopik. Lesi yang dapat dilihat secara makroskopik walau dengan invasi yang superficial dikelompokkan pada stadium I B Invasi ke stroma dengan kedalaman tidak lebih 3,0 mm dan lebar horizontal lesi tidak lebih 7 mm Invasi ke stroma lebih dari 3 mm tetapi kurang dari 5 mm dan perluasan horizontal tidak lebih 7 mm Lesi yang tampak terbatas pada serviks atau secara mikroskopiklesi lebih luas stadium I A 2 Lesi yang tampak tidak lebih dari 4 cm dari dimensi terbesar Lesi tampak > 4 cm dari diameter terbesar Tumor menginvasi diluar uterus, tapi belum mengenai dinding panggul/ sepertiga distal/ bawah vagina Tanpa invasi ke parametrium Menginvasi parametrium Tumor meluas ke dinding panggul dan/ mengenai sepertiga bawah vagina dan/ menyebabkan hidronefrosis atau tidak berfungsinya ginjal Tumor meluas ke sepertiga bawah vagina dan tidak invasi ke parametrium tidak sampai ke dinding panggul Tumor meluas ke dinding panggul dan/ menyebabkan hidronefrosis atau tidak berfungsinya ginjal Tumor meluas keluar dari organ reproduksi Tumor menginvasi ke mukosa kandung kemih atau rektum dan/ keluar dari rongga panggul minor Metastasis jauh penyakit mikroinvasif, invasi stroma dengan kedalaman 3 mm/ kurang dari membran basalis epitel tanpa invasi kerongga pembuluh limfe/darah/melekat dengan lesi kanker serviks
E. Manifestasi Klinis Tanda –tanda dini kanker seviks kebanyakan tidak menimbulkan gejala, akan tetapi dalam perjalanannya akan menimbulkan beberapa gejala antara lain (Sastrawinata, 2005) : 1. Keputihan yang makin lama makin bau akibat infeksi dan nekrosis jaringan 2. Perdarahan yang terjadi diluar senggama (tingkat II dan III) 3. Perdarahan yang dialami segera setelah senggama (75-880%) 4. Perdarahan spontan saat defekasi
5. Perdarahan spontan pervaginam Menurut Sarwono (2010) pada tahap lanjut keluhan berupa : 1. Cairan pervaginam yang berbau busuk 2. Nyeri panggul 3. Nyeri pinggang dan pinggul 4. Sering berkemih 5. Buang air besar atau air kecil sakit 6. Gejala penyakit yang redidif (nyeri pinggang, edema kaki unilateral, obstruksi ureter) 7. Anemi akibat perdarahan berulang 8. Rasa nyeri akibat infiltrasi sel tumor ke serabut saraf
F. Patofisiologi Adanya faktor penyebab terjadinya kanker serviks akan menyebabkan munculnya lesi pre invasif yang berkembang melalui stadium displasia, adanya mutasi genetik pengendali sel kanker (onkogen, tumor supresor, repair genes) yang memperantari timbulnya transformasi maligna. Lesi pre invasif akan mengalami regresi secara spontan sebanyak 3-35%, bentuk ringan memiliki angka regresi yang tinggi. Waktu yang diperlukan dari displasia menjadi karsinoma in situ (KIS) berkisar 1-7 tahun, sedangkan dari KIS berubah menjadi invasif sekitar 3-20 tahun. proses berkembangnya kanker serviks berlangsung lambat diawali dengan perubahan displasia perlahan-lahan menjadi progresif. Displasia ini akan muncul apabila ada aktivitas regenerasi
epitel yang
meningkat misalnya akibat trauma mekanik,/ kimiawi, infeksi virus/bakteri, atau gangguan keseimbangan hormon. Sekitar 7-10 tahun perkembangan tersebut menjadi bentuk preinvasif menjadi invasif pada stroma serviks dengan keganasan. Perluasan lesi di serviks menimbulkan luka, pertumbuhan eksofitik, atau dapat berinfiltrasi ke kanalis serviks dapat meluas juga ke forniks, jaringan pada serviks, parametria, akhirnya dapat menginvasi rektum atau kandung kemih.virus DNA ini menyerang epitel permukaan serviks pada sel basal zona transformasi dibantu oleh faktor resiko lain menyebabkan perubahan gen pada molekul vital yang tidak dapat diperbaiki, menetap dan kehilangan sifat serta kontrol pertumbuhan sel normal sehingga menjadi keganasan (Manuaba, 2010).
PATHWAYS CARSINOMA SERVIKS
* Sosial ekonomi rendah * Multipartner * Multipara * Virus HPV (Human Papiloma Virus)
* Senggama dini * Terpapar bahan karsinogen * Herediter * Infeksi
Proses metaplasma Displasia serviks Ca servik
Nekrosis jaringan serviks
Menyebar ke pelvik
Pembesaran massa
Keputihan berbau busuk
Peningkatan tekanan intra pelvik
Penipisan sel epitel
Malu
Peningkatan tekanan intra abdomen
Pembuluh darah terbuka
Gangguan interaksi sosial
Nyeri
Pendarahan
Therapy
Radioterapi dan sitostatika
Pembedahan
Pre op
Post op
Kurang pengetahuan & informasi ttg prosedur operasi
Luka pembedahan
Kurang penget. informasi
Jaringan terbuka Kelemahan fisik
Anemia
Kurang perawatan diri
HbO2 menurun Suplai O2 menurun
Imunitas menurun
Rangsang nyeri
Sist. gastro intestinal
Sistem integumen
Tekanan gaster Mual, muntah, diare
Nyeri Resiko infeksi
Perubahan perfusi jaringan
Cemas
Cemas Resiko infeksi
Memperlambat pertumb. sel normal
Post
Pre
Shock hipovalemik
Kemotherapi
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan
Memperlambat usia akar rambut
Perubahan sel basal
Rambut rontok
Rambut rontok
Eritema
Alopecia
Alopecia
Gg integritas kulit
Gg konsep diri, gambar diri
Gg konsep diri, gambar diri
Merangsang pusat muntah Kontraksi diafragma abdomen lambung Mual, muntah Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan
G. Pemeriksaan Diagnostik 1. Sitologi/ Pap Smear : untuk mengamati sel-sel yang abnormal di rahim 2. Test IVA (inspeksi visual dengan asam asetat) : metode pemeriksaan dengan mengoles serviks dengan asam asetat, jika tidak ada perubahan warna maka tidak ada infeksi pada serviks 3. Schillentest 4. Kolposkopi : memeriksa menggunakan alat dan dibesarkan 10-40 kali 5. Kolpomikroskopi : melihat hapusan vagina (pap smear) dengan pembesaran sampai 200 kali 6. Biopsi : untuk menentukan jenis karsinomanya 7. Konisasi : dilakukan bila hasil sitologi meragukan 8. Foto paru dan CT Scan dilakukan atas indikasi dari pemeriksaan klinis atau geja yang timbul 9. Laboratorium : adanya peningkatan leukosit, LED (darah lengkap, fungsi ginjal, fungsi hati) (Manuaba, 2010)
H. Penatalaksanaan Medis Pemilihan dalam melakukan penatalaksanaan kanker serviks tergantung dari lokasi, ukuran tumor, stadium, usia, keadaan umum penderita dan rencana penderita untuk hamil lagi. Pengobatan pada lesi prekanker bisa dilakukan : 1. Kriosurgeri/ pembekuan 2. Kauterisasi/ pembakaran bisa disebut juga diatermi 3. LEEP (Loop Electrosurgical Excision Procedure) 4. Radiasi : dapat dipakai untuk semua stadium, bisa untuk wanita gemuk tua dan pada medical risk 5. Cytostatika : bleomicyn terapi terhadap karsinoma serviks yang radio resisten 6. Pembedahan laser untuk menghancurkan sel-sel abnormal tanpa melukai jaringan sehat di sekitarnya 7. Kemoterapi, adapun tujuannya antara lain : a. Mengurangi massa tumor selain melalui pembedahan atau radiasi b. Memperbaiki kualitas hidup c. Mengurangi komplikasi akibat metastase (Sarwono, 2010)
I. Komplikasi Komplikasi yang berkaitan dengan intervensi pembedahan antara lain : 1. Fistula uretra 2. Disfungsi kandung kemih 3. Emboli pulmonal 4. Infeksi pelvis 5. Obstruksi usus besar 6. Fistula rektovaginal
Komplikasi yang dialami segera saat terapi radiasi yaitu : 1. Reaksi kulit 2. Sistitis radiasi 3. Enteritis Komplikasi yang berkaitan dengan kemoterapi yaitu supresi sumsum tulang, mual, muntah karena penggunaan kemoterapi yang mengandung siplatin (Sofian, 2012) J. Pencegahan 1. Perubahan pola diet atau makan banyak sayur dan buah yang mengandung antioksidan dan mencegah kanker misal alpukat, brokoli, kol, wortel, anggur, jeruk, tomat. 2. Vaksin HPV untuk mencegah kanker serviks, diberikan untuk wanita yang belum terinfeksi HPV resiko tinggi (16 dan 18). 3. Melakukan pap smear (Manuaba, 2010)
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian 1. Keluhan utama : nyeri intraservikal disertai keputihan menyerupai air, berbau bahkan bisa terjadi perdarahan 2. Riwayat penyakit dahulu : riwayat abortus, infeksi pasca abortus, infeksi masa nifas, riwayat anggota keluarga yang menderita penyakit kanker. 3. Pemeriksaan fisik a. Inspeksi : pasien tampak kelelahan, kurus, sering mual, kulit pucat karena anemia, meringis menahan sakit, mata cekung b. Palpasi : nyeri pada abdomen dan punggung bawah B. Diagnosa 1. Nyeri akut berhubungan dengan penekanan pada dinding serviks 2. Disfungsi seksual berhubungan dengan proses penyakit 3. Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan C. Intervensi 1. Nyeri akut berhubungan dengan penekanan pada dinding serviks NOC : Pain Level, Pain Control Setelah dilakukan tindakan keperawatan diaharapkan masalah nyeri akut dapat teratasi sesuai dengan kriteria hasil. Kriteria hasil : Mampu mengontrol nyeri Mampu menggunakan teknik non farmakologis Mengungkapkan bahwa nyeri berkurang
NIC : Pain Management a. Kaji nyeri secara komprehensif r/ mengetahui skala nyeri b. Observasi reaksi non verbal r/ mengetahui reaksi pasien terhadap nyeri c. Gunakan pendekatan terapeutik r/ agar pasien dapat mengalihkan rasa nyeri nya d. Ajarkan teknik management nyeri (napas dalam) r/ pasien mengungkapkan lebih tenang e. Tingkatkan istirahat r/ mempercepat pemulihan f. Kolaborasi dengan dokter tentang pemberian obat analgetik r/ mengurangi nyeri 2. Disfungsi seksual berhubungan dengan proses penyakit NOC : Sexuality Pattern, Ineffective Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan masalah disfungsi seksual dapat teratasi sesuai dengan kriteria hasil. Kriteria hasil : Penerimaan identitas seksual pribadi Mampu beradaptasi dengan ketidakmampuan fisik Kontrol resiko penyakit menular seksual (PMS) NIC : Sexual Counseling a. Membangun hubungan saling percaya r/ pasien kooperatif b. Menginformasikan tentang fungsi seksual r/ pasien mengerti c. Diskusikan efek dari suatu penyakit r/ agar pasien mengerti tentang penyakitnya d. Diskusikan tingkat pengetahuan pasien tentang seksualitas r/ pengetahuan pasien semakin bertambah tentang seksualitas e. Kolaborasi dengan keluarga atau pasangan tentang konseling seksual r/ persamaan presepsi antara pasien dan keluarga maupun suami 3. Ansietas berhubungan dengan perubahn status kesehatan NOC : Anxiety Control Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan masalah kecemasan dapat teratasi sesuai dengan kriteria hasil. Kriteria hasil : NIC : Anxiety Control a. Kaji tingkat nyeri r/ mengetahui skala nyeri b. Observasi reaksi non verbal r/ mengetahui reaksi pasien terhadap nyeri c. Dengarkan apa yang dirasakan pasien dengan penuh perhatian
r/ agar pasien merasa diperhatikan d. Ajarkan teknik relaksasi (genggam jari) r/ agar pasien merasa tenang e. Anjurkan meningkatkan istirahat r/ mempercepat pemulihan f. Anjurkan keluarga selalu menemai pasiean r/ agar pasien tidak merasa sendiri g. Kolaborasi dengan dokter r/ pemberian terapi
DAFTAR PUSTAKA
Cunningham. 2010. Obstetri dan Ginekologi. USA : Mc Graw-Hill Company. Diana, Rama. 2009. Kanker Payudara, Mengenal Seluk Beluk Kanker. Jogjakarta : Mediaction. Manuaba. 2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan. Jakarta : EGC Nurarif & Hardhi. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis dan NANDA NIC NOC. Yogyakarta : Mediaction. Sofian, Amru. 2012. Rustam Mochtar Obstetri. Edisi 3. Jakarta : EGC. Sastrawinata. 2005. Obstetri dan Ginekologi. Jakarta : Widya Medika. Sarwono. 2010. Pengantar Ilmu Kebidanan. Edisi 4. Yayasan Pustaka.
LEMBAR PENGASAHAN
RESUME KEPERAWATAN DI POLI KANDUNGAN
RSUD BELAMBANGAN BANYUWANGI
Yang telah disetujui pada tanggal : 30 Januari 2019
Oleh MAHASISWA
( Rizky Dwi Andini )
MENGETAHUI
Pembimbing Klinik
Pembimbing Institusi
(
)
(
Kepala Ruangan
(
)
)