Doc-20181104-wa0010.docx

  • Uploaded by: Sandy Elka
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Doc-20181104-wa0010.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 10,975
  • Pages: 58
UNIVERSITAS INDONESIA

Asuhan Keperawat Keluarga pada Keluarga Bapak R dengan Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Istirahat dan Tidur pada ibu E

Oleh: Yusriana 1406523591

Supervisor Utama : Dr.Etty Rekawati, Skp., M.K.M Supervisor : Heny Permatasari, S.Kp.Sp.Kom

PROGRAM STUDI SPESIALIS ILMU KEPERAWATAN KOMUNITAS FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS INDONESIA DESEMBER, 2016

Asuhan Keperawatan Keluarga

A. Data umum

No.

1. Nama Kepala Keluarga

: Bapak R

2. Usia Kepala Keluarga

: 63 tahun

3. Alamat

: Rw 06 Rt 01 Curug

4. Pendidikan Kepala Keluarga

: SD

5. Pekerjaan

: Sopir

6. Komposisi Keluarga

:

Nama

Jenis

Hubungan

Kelamin

dengan KK

Usia

Pendidikan

1.

Ibu E

Perempuan

Istri

60

SMP

2.

Nn.F

Perempuan

Anak

22 th

SMA

Genogram:

Bpk. R

Keterangan: : Laki-laki : Perempuan : Meninggal : Klien

Ibu E

Pekerjaan

Ibu rumah tangga Swasta -

Ket.

a. Tipe Keluarga Tipe keluarga yaitu nuclear family. Bapak R tinggal bersama dengan isterinya, Ibu E dan anaknya yaitu Nn.F. Ibu E mengatakan jarang mengalami percekcokan atau selisih paham dengan bapak R begitu juga dengan Nn. F. Mereka saling menghargai dan menghormati satu sama lain, Nn.F selalu memberikan sebagian penghasilannya setiap bulan terhadap ibunya, Nn E juga jarang melawan apabila ibu E memberikan nasehat, mandiri, tidak pernah merepotkan ibu E dan selalu memberikan pembelaan atau perlindungan terhadap ibu E jika sedang mengalami percekcokan dengan Ny.W. b. Suku Keluarga Bapak R berasal dari suku betawi, bahasa yang digunakan sehari-hari adalah bahasa betawi dan bahasa indonesia. Budaya sosial khusus dalam keluarga adalah saling menghormati antar anggota keluarga dan masyarakat. Budaya keluarga ibu E yaitu sering membantu antara keluarga satu sama lain apabila ada yang mengalami kesulitan. Keluarga ibu E tidak memiliki kebiasaan dalam budaya yang bertentangan dengan kesehatan seperti pantangan terhadap makanan ataupun anggapan negatif terhadap penyakit yang diderita oleh ibu E dan bapak R. c. Agama Kepercayaan yang dianut keluarga Bapak R adalah Islam. Keluarga Bapak R sering menjalankan ibadah sholat di rumah dan berjamaah di masjid setiap shalat magrib dan subuh. Bapak R sering mengikuti pengajian setiap malam jumat sedangkan ibu E sering mengikuti pengajian-pengajian majelis taklim yang diadakan di RW 06 Curug setiap hari senin dan selasa. d. Status sosial ekonomi keluarga Bapak R memiliki penghasilan sebagai sopir sebesar Rp. 1.200.000,00 per bulan, ditambah dengan penghasilan ibu E berdagang nasi uduk dan gorengan dengan pendapatan setiap bulan lebih kurang Rp.600.000,00 per bulan, dan penghasilan dari Nn. F sebesar Rp.1.500.000,00 namun tidak menetap atau kerja secara terusmenerus setiap bulan karena sistem kontrak. Total penghasilan ini dirasa oleh keluarga sudah mencukupi untuk kebutuhan sehari-hari dan masih ada untuk ditabung dan sedekah.

e. Aktivitas rekreaksi keluarga Keluarga mengatakan cukup jarang melakukan rekreasi di luar rumah. Namun, kumpul-kumpul keluarga di dalam rumah sering dilakukan seperti menonton tv bersama saat waktu luang dan setiap bulan bapak R dan ibu E dikunjungi anaknya beserta cucunya yang tinggal di parung dan anak yang tinggal di RT 03 RW 06. Selain itu kumpul-kumpul dengan keluarga disekitar rumah karena adik-adik ibu E dan juga bapak R tinggal berdekatan dalam satu RW. Bapak R sesekali juga membawa ibu E pergi jalan-jalan menggunakan motor untuk pergi ke pasar Cisalak atau berkunjung ke rumah saudara atau kerumah anak yang di ciparung, bogor atau Rt 02 Rw 06.

1. Riwayat dan Tahapan Perkembangan Keluarga a. Tahap perkembangan keluarga saat ini Tahap perkembangan keluarga saat ini adalah keluarga dengan lansia dengan masalah hipertensi dan kelelahan dan keluarga dengan anak dewasa. b. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi Tahap perkembangan keluarga Bapak R yang belum terpenuhi, yaitu mempersiapkan anak untuk hidup mandiri dan menerima kepergian anak setelah menikah nanti. Ibu E mengatakan ia kadang kepikiran karena Nn.F sudah cukup umur tetapi belum juga menikah, sehingga Ibu E kadang merasa khawatir dengan kondisi puterinya. Selain itu ibu E juga mengatakan Ny.W sebagai anak yang tinggal didekat rumah ibu E agar bisa memiliki rumah sendiri nantinya, karena sejak sudah menikah Ny.W tinggal di kamar kontrakan yang dimiliki oleh ibu E yaitu bagian depan dari rumah ibu E. Kedekatan tempat tinggal sering menimbulkan percekcokan atau selisih paham antara ibu E dengan Ny.W hampir setiap hari. c. Riwayat keluarga inti Ibu E mengatakan pernikahannya dengan bapak R tidak ada riwayat dijodohkan. Ibu E dan bapak R menikah pada tahun 1973 atau usia pernikahan 43 tahun. d. Riwayat keluarga sebelumnya Orang tua Bapak R dan Ibu R ada memiliki riwayat penyakit kronik/genetik yaitu riwayat hipertensi dari ayahnya bapak R dan riwayat hipertensi juga dari ibunya ibu E.

2. Lingkungan a. Karakteristik rumah Rumah Bapak R yang ditempati saat ini adalah rumah pribadi. Tipe bangunan rumah Bapak R adalah rumah permanen. Terdapat 2 kamar tidur, 1 dapur, 1 kamar mandi, 1 ruang tengah tempat berkumpulnya keluarga sekaligus ruang tamu. Kurangnya ventilasi atau jendela di dalam kamar dan ruangan sehingga ruanagan tampak gelap sehingga pada siang hari tetap menggunakan penerangan lampu, selain itu rumah bapak R juga tampak kurang bersih dan kurang rapi. Denah rumah: Kamar mandi

kamar 2

R.Tamu dan R keluarga kamar 1 pintu

Dapur pintu belakang

pintu utama

b. Karakteristik tetangga dan komunitas Rumah keluarga Bapak R berada di perkampungan yang cukup padat penduduknya, karena didaerah sekitar tempat tinggal bapak R adalah merupakan lingkungan yang banyak kos-kosan atau kontrakan rumah petak, berdekatan dengan pabrik paralon, pabrik aqua dan juga jalan lintas menuju bogor dan jalan toll. Jarak antar rumah satu dengan yang lainya saling berdekatan. Rumah disekitar merupakan rumah dari saudara-saudara ibu E dan juga bapak R. Warga Rw 06 memiliki kegiatan pengajian yang rutin dilakukan setiap minggu dan kegitan arisan Rw setiap bulan. Kelompok usia yang mendominasi wilayah ini adalah usia dewasa peretngahan dan dewasa akhir. Warga mayoritas berasal dari keturunan betawi, sunda dan jawa. Hubungan antar warga harmonis dan saling membantu satu sama lain. Keluarga mengatakan nyaman tinggal di lingkungan tersebut. Masalah kesehatan yang sering ada adalah hipertensi dan asam urat. Fasilitas pelayanan kesehatan yang ada di sekitar lingkungan yaitu Puskesmas, bidan praktek, dokter praktek dan klinik umum (24 jam) yang menyediakan pemeriksaan untuk semua tingkatan usia. Sedangkan kegiatan posyandu dan

posbindu juga sudah ada setiap bulan, yang menyediakan pemeriksaan untuk bayi, balita dan ibu hamil, sedangkan untuk kegiatan posbindu terkait dengan pemeriksaan lansia berjalan setiap jadwal posbindu meskipun jadwal tidak sama setiap bulan. Tempat pelaksanaan Posyandu adalah dirumah kader RW setempat dapat ditempuh dengan menggunakan jalan kaki, sedangkan untuk pelaksanaan posbindu dilaksanakan ditempat pengajian warga Rw setempat dengan memberikan pelayanan seperti timbang berat badan, pengukuran tekanan darah, pengukuran asam urat, gula darah, dan kolesterol bagi warga yang bersedia untuk membayar. Fasilitas umum yang ada di lingkungan yaitu sekolah, masjid, tempat pertemuan untuk pengajian taklim dan pertemuan warga Rw 06. c. Mobilitas grafis keluarga Keluarga menempati rumah tersebut sudah 43 tahun. Keluarga tidak pernah pindah rumah sampai saat ini. Ketiga bepergian keluarga menggunakan sepeda, motor dan mobil yang dimiliki oleh bapak R. d. Perkumpulan keluarga dan interkasi komunitas Keluarga jarang memanfaatkan waktu luang untuk berkumpul bersama keluarga, melakukan diskusi, bercerita kegiatan sehari-hari yang telah dilakukan, biasanya dilakukan saat malam hari. Bapak R sering mengikuti kegiatan pengajian dan pertemuan rutin bapak-bapak, begitu juga Ibu E sering mengikuti kegiatan majelis taklim dan arisan yang di adakan di Rt 01 maupun Rw 06. Ibu E dan bapak R tidak rutin mengikuti kegiatan posbindu setiap bulan. e. Sistem pendukung keluarga Keluarga bapak R memiliki sistem pendukung yang berasal dari anak pertama Tn.P yaitu yang tinggal di ciparung, meski cukup jauh dan jarang ketemu tetapi Tn.P cukup sering menanyakan keadaan bapak R dan ibu E melalui telepon, baik kesehatan ataupun kondisi lainnya. Selain itu dukungan dari adik-adik ibu E juga sering diberikan karena mereka sangat peduli satu sama lain baik dalam memberikan support fisik maupun mental. Namun sistem pendukung yang berasal dari kelompok penderita hipertensi dan gangguan tidur belum ada, kader juga tidak ada melakukan kunjungan kerumah.

3. Struktur Keluarga a. Struktur peran (formal dan informal) 1) Peran formal Bapak R berperan sebagai kepala keluarga, pencari nafkah, dan pengambil keputusan di keluarga. Ibu E sebagai ibu rumah tangga berperan sebagai pengurus rumah, pengatur kebutuhan anggota keluarga, selain itu ibu E juga membantu dalam meningkatkan ekonomi atau penghasilan keluarga dengan menjual nasi uduk setiap pagi. Nn. F berperan sebagai anak bungsu dari lima bersaudara. Peran tersebut diterima dan konsisten sesuai dengan kemampuan anggota keluarga. 2) Peran Informal Bapak R dan Ibu E bersama-sama menjaga anaknya yaitu Nn.F yang saat ini dalam tahapan dewasa. Ibu E sebagai istri saat ini berusaha memenuhi kebutuhan bapak R agar tekanan darah bapak R bisa kembali dalam batasan normal. Namun ibu E sendiri juga sedang mengalami gangguan tidur karena merasa sangat kelelahan dengan aktifitas sehari-harinya yang kadang-kadang tidak ada yang membantu dalam menyiapkan dagangan nasi uduk. b. Pola komunikasi Pola komunikasi dalam keluarga bapak R adalah saling terbuka satu sama lain, namun bapak R tidak banyak bicara didalam rumah atau dengan anggota keluarga lainnya yaitu ibu E dan Nn.F. Bapak R memulai pembicaraan apabila dirasa penting saja, tetapi dalam hal komunikasi sampai sekarang tidak banyak hambatan karena masing-masing anggota keluarga sudah memahami satu sama lain. Ketika ada salah satu anggota keluarga yang sedang berbicara, anggota keluarga lain mendengarkannya dengan baik. Ketika ada masalah, keluarga baru mengadakan rembuk dan berdiskusi untuk memecahkan masalah. Anggota keluarga bertingkah laku sopan dalam berinteraksi. Latar belakang komunikasi dalam keluarga ini adalah budaya betawi dan lebih sering menggunakan bahasa indonesia. c. Struktur kekuatan keluarga Di dalam keluarga, Bapak R yang memegang peranan utama dalam pengambilan keputusan termasuk mengatur dan memutuskan apa yang akan dilakukan oleh anak ataupun ibu E. Umumnya setiap ada masalah, yang memegang peranan

penting adalah bapak R. Beliau memutuskan seluruh tindakan apabila ada keluarga yang sakit atau ada masalah keuangan. Umumnya keluarga merasakan puas dengan keputusan yang diambil karena sebelum memutuskan sesuatu sebelumnya keluarga terlibat dalam berdiskusi untuk memecahkan masalah. d. Nilai atau norma keluarga Nilai dan norma yang di anut keluarga umumnya dilatarbelakangi oleh budaya betawi. Sampai saat ini keluarga menerima nilai yang dianut dan tidak ada konflik nilai. Nilai dan norma yang dianut tidak berpengaruh terhadap status kesehatan keluarga.

4. Fungsi Keluarga a. Fungsi afektif Setiap anggota keluarga saling peduli dan menyayangi satu sama lain. Fungsi afektif keluarga baik. Kasih sayang yang diberikan kepada semua anggota keluarga adalah sama. Bentuk dukungan yang diberikan dalam keluarga biasanya berbentuk verbal dengan saling menyemangati dan mendukung. Hubungan keluarga sangat dekat dan saling terbuka jika mempunyai masalah. Jika ada masalah dalam keluarga, maka cenderung menyelesaikannya cara musyawarah. b. Fungsi sosialisasi Keluarga Bapak R dan ibu E sering bersosialisasi dengan masyarakat di lingkungan sekitar tempat tinggal. Bapak R dan keluarga sering mengikuti kegiatan yang dibuat oleh masyarakat sekitarnya. Hubungan keluarga dalam melatih sosialisasi anak dengan lingkungan cukup baik. c. Fungsi Perawatan Keluarga mengatakan saat ada anggota keluarga yang sakit biasanya diberikan obat warung dan jika tidak sembuh, baru di bawa ke Puskesmas atau beli obat apotik. Keluarga tidak banyak mengetahui tentang informasi kesehatan sehingga mereka tidak banyak tahu bagaimana menjaga kesehatan dan mengatasi kondisi anggota keluarga yang sakit. Keluarga mengatakan kondisi sehat adalah ketika tubuh masih bisa melakukan kegiatan sehari-hari seperti bekerja dan mengasuh cucu. Kondisi sakit adalah ketika badan terasa tidak enak, dan sudah tidak mampu melakukan aktivitas seperti biasa. Bapak R saat ini sering merasakan pegal pada bagian kuduk, namun tidak dianggap suatu masalah yang berat karena bapak R

merasakan masih bisa melakukan aktivitas sehari-hari. Selain itu bapak R sering merasakan lelah karena kurang istirahat, tetapi tidak dijadikan suatu keluhan. Bapak R menderita hipertensi sudah sejak 2 tahun lalu. Ibu E yang dikeluhkan saat ini adalah sulit tidur yang disebabkan karena kelelahan dengan aktifitas yang sangat padat setiap harinya, selain berjualan ibu E juga masih harus mengasuh cucu yaitu anak Ny.W. Ibu E baru mengetahui tekanan darahnya tinggi pada saat dilakukan pemeriksaan, namun ibu E lebih sering merasakan tidur tidak cukup setiap harinya. Ibu E merasakan sulit memulai tidur, mudah terbangun, dan jika sudah terbangun sulit untuk tidur kembali, jika siang hari badan terasa lemah dan mata terasa ngantuk. Ibu E merasakan sulit tidur ini lebih kurang 1 tahun terakhir ini. Ibu R mengatakan semua anggota keluarga jenis makanan yang dimakan sama dan senang mengonsumsi makanan apapun terutama bapak R lebih senang makan dengan telor dan suka makan santan. Makanan tidak ada dipisahkan antara makanan untuk Ibu E maupun Bapak R dan juga Nn.F. Frekuensi makan pada keluarga Bapak R tiga kali sehari, tetapi Ibu E kadang-kadang makannya tidak teratur yang dikarenakan tidak selera makan dan merasa kenyang terus. Konsumsi buah, sayur dan buah bergizi lainnya cukup terpenuhi. Ibu E kadang-kadang bisa tidur siang namun kadang juga tidak bisa tidur siang dan bapak R tidak pernah tidur siangkarena aktifitasnya sebagai sopir. Tidur malam ibu E lebih kurang 3-4 jam/hari, dan kadang-kadang terganggu tidurnya apabila banyak pikiran. Ibu E mengatakan bahwa rekreasi di luar rumah jarang dilakukan, tetapi Ibu E dan bapak R kadang-kadang dikunjungi anaknya yang tinggal di Parung dan di Bogor. Ibu E tidak pernah melakukan jalan pagi, sedangkan bapak R

setiap hari

melakukan jalan pagi sembari pergi shalat subuh ke masjid. Bapak R tidak merokok di dalam dan di luar rumah. Keluarga sering membeli obat di warung untuk mengatasi sakit yang dirasakan sebelum harus berobat ke puskesmas atau membeli obat ke apotik. Pelayanan kesehatan yang dimanfaatkan adalah puskesmas dan apotik. Keluarga mengatakan cukup puas dengan pelayanan kesehatan yang diterima dari puskesmas, selain jarak yang dekat dengan tempat tinggal pelayanannya sangat bagus. Keluarga belum pernah mendapatkan pendidikan kesehatan terkait gangguan istirahat dan tidur seperti yang dialami oleh ibu E.

5. Stres dan Koping Keluarga a. Stresor yang di miliki 1) Stresor jangka pendek: Stresor yang dimiliki keluarga saat ini adalah penghasilan yang tidak menentu setiap bulannya, karena Nn.F tidak setiap bulan pekerjaannya berjalan terus menerus karena sistem kontrak ketika kontrak berjalan berarti pekerjaan berjalan juga begitu juga sebaliknya. 2) Stresor jangka panjang: Ibu E mengatakan memikirkan kenapa sering beradu pendapat dengan Ny.W karena adanya perbedaan pendapat cara mengasuh anak-anak Ny.W. Selain itu adanya hubungan kurang baik antara anak pertama dengan anak ketiga dan keempat, meski sudah berkeluarga masing-masing tetapi ada suatu hal yang selalu dipermasalahkan atau menjadi bahan pecekcokkan. Ibu E juga mengatakan menginkan jodoh terbaik untuk Nn.F kelak nanti. Dengan banyaknya pikiran membuat ibu E banyak pikiran sehingga sulit untuk tidur. b. Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi/stresor Menurut keluarga, mereka sudah berusaha merawat anggota keluarga yang sakit dengan baik dan ibu E mengatakan berusaha menyikapi masalah anak-anaknya dengan sabar meski ibu E diakatan berpihak pada anak pertamanya. c. Strategi koping yang digunakan Startegi koping yang digunakan oleh ibu E untuk mengatasi setiap maslahnya yaitu dengan bercerita pada adik-adiknya yang tinggal didekat rumah ibu E, karena ibu E tidak berani bercerita pada bapak E takut menimbulkan beban dan tekanan darahnya naik. d. Adaptasi Keluarga Stresor yang dirasakan oleh ibu E berdampak pada tekanan darah menjadi naik, karena sebelumnya ibu E tidak pernah mendapatkan tekanan darahnya mencapai 190/100 mmHg. Secara keseluruhan keluarga selalu dapat mengatasi stressor dan beradaptasi dengan keadaan baru.

6. Harapan Keluarga Ibu E sangat berharap selalu diberikan kesehatan dan kesabaran oleh Allah SWT sehingga mampu melakukan perannya sebagai istri dan ibu yang bijaksana buat anakanaknya, serta sebagai nenek yang baik bagi cucu-cucunya.

7. Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan Kepala

Bpk. R Bentuk simetris, distribusi rambut merata, berwarna putih uban

Leher

Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid

Telinga

Bentuk simetris antara telinga kanan dan kiri, liang telinga terlihat

bersih,

eritema

(-),

tidak

ada

ganngguan

pendengaran Mata

Kelopak mata terlihat dapat membuka menutup, sclera bening, konjungtiva pink tidak pucat, alis mata berbatas tegas dan simetris, pembengkakan mata (-), respon terhadap cahaya (+)

Mulut dan hidung

Bentuk simetris, lidah berwarna putih kemerahan, tidak ada secret yang keluar melalui hidung, tidak ada kotoran yang terlihat melalui hidung, lidah pada posisi normal, bicara tidak pelo, tidak ada gangguan menelan, bibir simetris, mukosa bibir lembab, tidak ada cuping hidung, Tidak ada lesi pada rongga mulut, perdarahan dan pembengkakan (-), karies gigi (-), gigi tidak lengkap pada bagian geraham dan beberpa gigi dibagian depan.

Dada dan paru- paru

Abdomen

Reproduksi

Suara nafas vesikuler, Inspeksi tidak ada retraksi dada saat bernafas, Palpasi pengembangan dada simetris, Perkusis: sonor, Auskultasi paru :vesikuler Inspeksi: tidak ada lesi disekitar abdomen, tidak ada distensi, perut tidak kembung, Auskultasi: bising usus 20 x/menit, Perkusi: tympani, Palapasi: tidak ada nyeri tekan diseluruh lapang abdomen, tidak ada pembesaran organ Tidak ada keluhan

Eliminasi

Sistem Integumen

Sistem perkemihan Pola : ± 5-6x sehari, tidak mengalami inkontinensia Eliminasi (BAB): pola 1x sehari, tidak ada konstipasi. Turgor kulit elastis, tidak ada abrasi, tidak ada lebam, tidak bengkak, tidak ada eritema

Sistem

Ekstremitas atas dan bawah simetris, rentang gerak

muskuloskeletal

terganggu karena pada persendian lutut terasa sakit bila untuk melakukan aktifitas, dan kekuatan otot sudah berkurang

BB dan TB

65 kg & 173 cm

Tanda- tanda vital

TD 200/110 mmHg; Nadi 90 x/menit; Pernapasan 16 x/menit; Suhu 36,8º C

Capillary refill

< 2 detik

Pemeriksaan Kepala

Ibu E Bentuk simetris, distribusi rambut merata, tipis, berwarna putih uban.

Leher

Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid

Telinga

Bentuk simetris antara telinga kanan dan kiri, liang telinga terlihat

bersih,

eritema

(-),

tidak

ada

ganngguan

pendengaran Mata

Kelopak mata terlihat dapat membuka menutup, sclera bening, konjungtiva pink tidak pucat, alis mata berbatas tegas dan simetris, pembengkakan mata (-), respon terhadap cahaya (+), tampak ada kantung mata, pada bagian bawah mata tampak kehitaman, tampak kurang segar atau sayu.

Mulut dan hidung

Bentuk simetris, ekspresi muka sesuai, lidah berwarna putih kemerahan, tidak ada secret yang keluar melalui hidung, tidak ada kotoran yang terlihat melalui hidung, lidah pada posisi normal, bicara tidak pelo, tidak ada gangguan menelan, bibir simetris, mukosa bibir lembab, tidak ada cuping hidung, Tidak ada lesi pada rongga

mulut, perdarahan dan pembengkakan (-), karies gigi (),gigi tidak lengkap lagi terutama pada bagian gigi geraham. Dada dan paru-paru

Abdomen

Reproduksi Eliminasi

Sistem Integumen

Suara nafas vesikuler, Inspeksi tidak ada retaksi dada saat bernafas, Palpasi pengembangan dada simetris, Perkusi: sonor, Auskultasi paru :vesikuler Inspeksi: tidak ada lesi disekitar abdomen, tidak ada distensi, perut tidak kembung, Auskultasi: bising usus 15 x/menit, Perkusi: tympani, Palapasi: tidak ada nyeri tekan pada bagian abdomen, tidak ada pembesaran pada abdomen. Tidak ada keluhan Sistem perkemihan Pola : ± 5-6x sehari, tidak mengalami inkontinensia Eliminasi (BAB): pola 1x sehari, tidak ada konstipasi. Turgor kulit elastis, tidak ada abrasi, tidak ada lebam, tidak bengkak, tidak ada eritema

Sistem

Ekstremitas atas dan bawah simetris, rentang gerak penuh

muskuloskeletal

meski kadang ada rasa nyeri pada persendian lutut, dan kekuatan otot sudah berkurang

BB dan TB

62 kg & 160 cm

Tanda- tanda vital

TD 190/100 mmHg; Nadi 82 x/menit; Pernapasan 20 x/menit; Suhu 36,6º C

Capillary refill

< 2 detik

Tidur

 Ibu E mengatakan setiap hari tidur hanya 3-4 jam  Ibu E mengatakan setiap tidur merasa tidak nyenyak  Ibu E mengatakan memulai tidur pukul 23.00 tapi merasakan bisa tidur sekitar 1 jam dari mulai rebahkan badan  Ibu E mengatakan mudah terbangun dipertengahn jam tidurnya  Ibu E mengatakan susah tidur lagi jika sudah terbangun  Ibu E tampak menahan kantuk pada saat siang hari  Wajah ibu E tampak tidak segar

Pemeriksaan Kepala

Nn. F Bentuk simetris, distribusi rambut merata, tebal dan berwarna hitam

Leher

Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid

Telinga

Bentuk simetris antara telinga kanan dan kiri, liang telinga terlihat

bersih,

eritema

(-),

tidak

ada

gangguan

pendengaran Mata

Kelopak mata terlihat dapat membuka menutup, sclera bening, konjungtiva pink tidak pucat, alis mata berbatas tegas dan simetris, pembengkakan mata (-), respon terhadap cahaya (+)

Mulut dan hidung

Bentuk simetris, ekspresi muka sesuai, lidah berwarna putih kemerahan, tidak ada secret yang keluar melalui hidung, tidak ada kotoran yang terlihat melalui hidung, tidak ada lesi pada rongga mulut, perdarahan dan pembengkakan (-), tidak terdapat karies gigi

Dada dan paru- paru

Abdomen

Reproduksi Eliminasi

Sistem Integumen

Suara nafas vesikuler, Inspeksi tidak ada retaksi dada saat bernafas, Palpasi pengembangan dada simetris, Perkusis: sonor, Auskultasi paru :vesikuler Inspeksi: tidak ada lesi disekitar abdomen, tidak ada distensi, perut tidak kembung, Auskultasi: bising usus 8 x/menit, Perkusi: tympani, Palapasi: tidak ada nyeri tekan diseluruh lapang abdomen, tidak ada pembesaran organ. Tidak ada keluhan Sistem perkemihan Pola : ± 5x sehari Eliminasi (BAB): pola 1x sehari, tidak ada konstipasi. Warnakulit putuh langsat dan bersih, tidak ada abrasi, tidak ada lebam, tidak bengkak, tidak ada eritema

Sistem

Ekstremitas atas dan bawah simetris, rentang gerak penuh,

muskuloskeletal

dan otot kuat

BB dan TB

BB 52 kg dan tinggi badan 157 cm.

Tanda- tanda vital

TD : 110/80 mmHg, Nadi 76 x/menit; Pernapasan 20 x/menit; Suhu 36,5º C

Capillary refill

< 2 detik

LAMPIRAN ANALISA DATA No. 1.

2.

Data

Diagnosa Keperawatan

DS: Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan  Ibu E mengatakan bapak R menderita tekanan darah tinggi sejak 2 tahun yang lalu  Ibu E mengatakan tidak ada mengolah makanan khusus untuk bapak R  Ibu E mengatakan bapak R jarang melakukan pemeriksaan kesehatan secara teratur kepelayanan kesehatan  Ibu E mengatakan bapak R masih sering makan telor dan sayur bersantan hampir setiap hari  Ibu E mengatakan bapak R tidak pernah mengikuti olah raga lansia  Bapak R mengatakan tidak ada keluarga maupun teman yang mendukungnya untuk melakukan olah raga secara teratur DO:  Tekanan darah bapak R 200/110 mmHg  Bapak R terlihat tampak lelah  Mata bapak R terlihat merah DS: Konflik peran orang tua  Ibu E mengatakan kadang terpikiran karena puterinya (Nn.F) belum menikah  Ibu E mengatakan sampai saat ini puterinya belum ada tanda-tanda untuk menikah.  Ibu E mengatakan khawatir dengan puterinya belum menikah sementara Nn.F sudah cukup umur

Universitas Indonesia

No.

Data

Diagnosa Keperawatan

 Ibu E mengatakan khawatir puterinya belum menikah sementara usia Ibu E dan Bapak R sudah semakin lanjut DO:  Ibu E tampak khawatir  Puteri Ibu E 1 orang belum menikah  Hasil pemeriksaan fisik : TD = 190/100 mmHg

3.

DS: Gangguan pola tidur  Ibu E mengatakan setiap hari tidur hanya 3-4 jam  Ibu E mengatakan setiap tidur merasa tidak nyenyak  Ibu E mengatakan memulai tidur pukul 23.00 tapi merasakan baru bisa tidur sekitar 1 jam dari mulai rebahkan badan  Ibu E mengatakan mudah terbangun dipertengahan jam tidurnya  Ibu E mengatakan susah tidur lagi jika sudah terbangun  Ibu E mengatakan DO:  Mata ibu E tampak terlihat kehitaman dan berkantung  Ibu E tampak menahan kantuk pada saat siang hari  Wajah ibu E tampak tidak segar/terlihat lelah  Hasil pemeriksaan fisik : TD = 190/100 mmHg  Nadi : 82x/menit  Pernafsan : 20x/menit

Universitas Indonesia

SKORING 1. Ketidakefektifan mempertahankan kesehatan bapak R Kriteria

Bobot

Total

Sifat masalah: Sejahtera (3) Defisit kesehatan (3) Ancaman kesehatan (2) Faktor risiko (1) Kemungkinan diubah: Mudah (2) Sebagian (1) Tidak dapat (0)

1

3/3x1= 1

2

1/2x2= 1

Kemungkinan dicegah: Tinggi (3) Cukup (2) Rendah (1)

1

2/3x1= 2/3

Menonjolnya masalah: Membutuhkan perhatian segera (2) Tidak membutuhkan perhatian segera (1) Tidak dirasakan sebagai masalah atau kondisi yang

1

1/2x1= ½

Pembenaran Bapak R mengalami masalah tekanan darah tinggi sejak 2 tahun yang lalu, namun bapak R masih suka makan makanan yang asin (ikan asin), makan makanan tinggi lemak (telor) setiap hari. Ibu E belum memisahkan makanan khusus buat bapak R meski sudah mengetahui bapak R sudah 2 tahun mengalami tekanan darah tinggi Ibu E mengetahui tentang penatalakasanaan tekanan darah tinggi, tetapi untuk Ibu E masih belum memberikan diet rendah garam dan memisahkan makanan khusus untuk bapak R. Begitu juga bapak R lebih suka dengan lauk telur setiap harinya dan jarang kepelayanan kesehatan untuk melakukan pemeriksaan secara rutin atau untuk pemeriksaan kesehatan. Bapak R mengetahui masalah tekanan darahnya tinggi sejak 2 tahun yang lalu tetapi tidak meminum obat untuk menurunkan tekanan darah secara rutin. Keluarga termasuk kelompok rentan, karena lansia mengalami tekanan darah tinggi dengan tahap tumbuh kembang anak dewasa yang belum menikah sehingga dapat menambah beban pikiran bapak R Keluarga mengetahui masalah tekanan darah tinggi pada bapak R, namun tekanan darah tinggi bapak R belum cukup dianggap mengganggu kondisi bapak R saat ini karena bapak R masih dapat bekerja dan tidak mengganggu aktivitas sehari-hari yaitu sebagai sopir.

Universitas Indonesia

membutuhkan perubahan (0) Total

5

3

1/6

2. Konflik peran orang tua pada keluarga Bp. R Kriteria Sifat masalah: Sejahtera (3) Defisit kesehatan (3) Ancaman kesehatan (2) Faktor risiko (1) Kemungkinan diubah: Mudah (2) Sebagian (1) Tidak dapat (0) Kemungkinan dicegah: Tinggi (3) Cukup (2) Rendah (1) Menonjolnya masalah: Membutuhkan perhatian segera (2) Tidak membutuhkan perhatian segera (1) Tidak dirasakan sebagai masalah atau kondisi yang membutuhkan perubahan (0) Total

Bobot

Total

Pembenaran

1

1/3x1= 1/3

Ibu E mengatakan khawatir dengan kondisi puterinya (Nn.F) yang belum menikah sampai saat ini. Sementara usia ibu E dan bapak R sudah semakin lanjut.

2

1/2x2=1

1

2/3x1= 2/3

Pada saat ini tahap perkembangan keluarga dengan anak dewasa yang belum menikah. Ibu mengatakan sampai saat ini puterinya (Nn.F) belum ada tanda-tanda untuk menikah, sementara usi Ibu E dan Bapak R semakin lanjut. Ibu E mengatakan khawatir puterinya (Nn.F) belum menikah sementara usia Ibu E dan Bapak R sudah semakin lanjut. Masalah ini kadang menjadi beban pikiran Ibu E dan Bapak R.

1

2/2x1=1

5

3

Ibu E mengatakan kedua puterinya belum menikah dan ibu E menginginkan puterinya (Nn.F) segera menikah karena usia ibu E dan bapak R sudah semakin lanjut. Keluarga termasuk kelompok rentan, karena lansia mengalami tekanan darah tinggi dengan tahap tumbuh kembang anak dewasa yang belum menikah sehingga dapat menambah beban pikiran bapak R

Universitas Indonesia

3. Gangguan pola tidur pada ibu E Kriteria Sifat masalah: Sejahtera (3) Defisit kesehatan (3) Ancaman kesehatan (2) Faktor risiko (1) Kemungkinan diubah: Mudah (2) Sebagian (1) Tidak dapat (0) Kemungkinan dicegah: Tinggi (3) Cukup (2) Rendah (1) Menonjolnya masalah: Membutuhkan perhatian segera (2) Tidak membutuhkan perhatian segera (1) Tidak dirasakan sebagai masalah atau kondisi yang membutuhkan perubahan (0) Total

Bobot

Total

Pembenaran

1

3/3x1= 1

Ibu E mengatakan setiap malam merasakan sulit untuk memulai tidur, setiap terbangun dipertengahan jam tidur sulit untuk tidur kembali dan setiap malam tidur hanya 3-4 jam saja. Setiap bangun tidur ibu E merasa masih mengantuk dan merasa tidur tidak nyenyak.

2

1/2x2=1

Ibu E juga mengatakan kegaitan sehari-harinya membuat badannya terasa capek-capek dan sering mengalami banyak pikiran sehingga menyebabkan sulit tidur

1

3/3x1= 1

Ibu E mengatakan hampir setiap malam mengalami kesulitan untuk memulai tidur dan terbangun lebih awal.

1

2/2x1=1

Ibu E mengatakan menginginkan kebutuhan tidurnya bisa terpenuhi sehingga ketika bangun tidur badan terasa segar

5

4

Universitas Indonesia

PRIORITAS DIAGNOSIS KEPERAWATAN No

Keluhan

Skor

1

Gangguan pola tidur pada ibu E

2

Ibu E mengatakan setiap malam merasakan sulit untuk memulai tidur, setiap terbangun dipertengahan jam tidur sulit untuk tidur kembali dan setiap malam tidur hanya 3-4 jam saja. Setiap bangun tidur ibu E merasa masih mengantuk dan merasa tidur tidak nyenyak. Selain itu ibu E juga mengatakan kegaitan sehari-harinya membuat badannya terasa capek-capek dan sering mengalami banyak pikiran sehingga menyebabkan sulit tidur. Ibu E mengatakan menginginkan kebutuhan tidurnya bisa terpenuhi sehingga ketika bangun tidur badan terasa segar. Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan

3 2/3

3

Bapak R mengalami masalah tekanan darah tinggi sejak 2 tahun yang lalu, namun bapak R masih suka makan makanan yang asin (ikan asin), makan makanan tinggi lemak (telor) setiap hari. Ibu E belum memisahkan makanan khusus buat bapak R meski sudah mengetahui bapak R sudah 2 tahun mengalami tekanan darah tinggi. Begitu juga bapak R lebih suka dengan lauk telur setiap harinya dan jarang kepelayanan kesehatan untuk melakukan pemeriksaan secara rutin atau untuk pemeriksaan kesehatan. Bapak R tidak meminum obat untuk menurunkan tekanan darah secara rutin. Keluarga mengetahui masalah tekanan darah tinggi pada bapak R, namun tekanan darah tinggi bapak R belum cukup dianggap mengganggu kondisi bapak R saat ini karena bapak R masih dapat bekerja dan tidak mengganggu aktivitas sehari-hari. Konflik peran orang tua

3 3/6

4

Ibu E mengatakan khawatir dengan kondisi puterinya (Nn.F) yang belum menikah sampai saat ini. Sementara usia ibu E dan bapak R sudah semakin lanjut. Keluarga termasuk kelompok rentan, karena lansia mengalami tekanan darah tinggi dengan tahap tumbuh kembang anak dewasa yang belum menikah sehingga dapat menambah beban pikiran bapak R dan ibu E.

Universitas Indonesia

PLAN OF ACTION (POA) N Kegiatan o Gangguan pola tidur 1

Terapi teknik relaksasi progresif

2

Menetapkan nutrisi/diet tepat untuk mengatasi gangguan tidur

3

Modifikasi lingkungan

4

Pengaturan jadwal tidur

Tujuan

Waktu dan Tempat (November-Desember) 9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

24

25

Media 26

27

28

29

30

1

Menurunkan ketegangan otototot dan saraf tubuh serta melepaskan stress di dalam tubuh Menurunkan risiko untuk mengkonsumsi makanan yang menyebabkan gangguan tidur Pemanfaatan sumber daya yang ada dilingkungan tidur untuk meningkatkan kualitas tidur lansia Meningkatkan motivasi lansia

Pemeliharaan kesehatan di keluarga tidak efektif 1 Pembelajaran: Meningkatkan proses penyakit pengetahuan tentang keluarga tentang

Universitas Indonesia

hipertensi

hipertensi

2

Diskusi alternatif dan solusi pemecahan masalah, keuntungan dan kerugian setiap alternatif

Memberikan dukungan keluarga dalam membuat keputusan

3

Manajemen diet tepat untuk hipertensi

4

Diskusi dengan keluarga dalam Identifikasi Risiko:

Meningkatkan kemampuan menurunkan masalah hipertensi Mengetahui faktor risiko dari hipertensi

Faktor risiko terjadinya peningkatan tekanan darah 5

Identifikasi pelayanan kesehatan, kegunaan dan cara mengakses Konflik peran orangtua 1 Identifikasi ketidakpuasan/ masalah dalam keluarga 2 Bantu anggota

Mendorong keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan Membantu memilah masalah yang dirasakan Membantu

Universitas Indonesia

3

keluarga mengklarifikasi apa yang dibutuhkan dan harapan anggota keluarga yang lain Komunikasi efektif

menjelaskan harapan keluarga terhadap anggota keluarga lain Membantu hubungan dengan anggota keluarga yang lain

Universitas Indonesia

NURSING CARE PLAN (NCP) No 1

Data DS:  Ibu E mengatakan setiap hari tidur hanya 3-4 jam  Ibu E mengatakan setiap tidur merasa tidak nyenyak  Ibu E mengatakan memulai tidur pukul 23.00 tapi merasakan baru bisa tidur sekitar 1 jam dari mulai rebahkan badan  Ibu E mengatakan mudah terbangun dipertengahan jam tidurnya  Ibu E mengatakan susah tidur lagi jika sudah terbangun  Ibu E mengatakan DO:  Mata ibu E tampak terlihat kehitaman dan berkantung  Ibu E tampak menahan kantuk pada saat siang hari  Wajah ibu E tampak tidak segar/terlihat lelah  Hasil pemeriksaan fisik : TD = 190/100 mmHg

Diagnosa DOMAIN 4 Aktivitas/ istirahat

KELAS 1 Tidur / istirahat

NOC Keluarga mampu mengenal masalah gangguan pola tidur Domain IV: Pengetahuan kesehatan dan perilaku Kelas S: Pengetahuan kesehatan

1803: Pengetahuan tentang proses penyakit (gangguan pola tidur) Diagnosis dari 1 (tidak Gangguan pola tidur meningkat mengetahui) 4 (pengetahuan (000198) baik) Indikator  mengetahui tentang kebutuhan tidur : 0004 1. jam tidur (1-5) 2. pola tidur (1-5) 1. kualitas tidur (1-5) 2. tidur rutin (1-5) 3. tidur dari awal sampai habis dimalam hari (1-5) 4. perasaan segar setelah bangun tidur (1-5) 5. suhu ruangan yang nyaman (15) 6. tempat tidur yang nyaman (1-5)

NIC Keluarga mampu mengenal masalah gangguan pola tidur 5602: Mengajarkan proses terjadinya gangguan pola tidur 1. Menilai pemahaman klien dan keluarga tentang gangguan tidur 2. Jelaskan patofisiologi terjadinya gangguan pola tidur dan bagaimana hubungan antara anatomi dan fisiologi 3. Jelaskan tanda dan gejala tentang gangguan pola tdiur yang dialami 4. Berikan informasi yang akurat tentang gangguan pola tidur 5. Identifikasi perubahan pada kondisi fisik klien akibat gangguan pola tidur 6. Diskusikan perubahan gaya hidup yang bisa dilakukan untuk mencegah komplikasi atau mengontrol gangguan pola tidur 7. Diskusikan perawatan yang dibutuhkan untuk ganguan pola tidur dan jelaskan alasannya

Universitas Indonesia

 Nadi : 82x/menit Pernafsan : 20x/menit

7. kesulitan memulai tidur (1-5) 8. nyeri (1-5) Keluarga mampu memutuskan untuk memperbaiki kesehatan

8. Gali sumberdaya/ dukungan yang memungkinkan bagi klien dan keluarga Kemampuan keluarga memutuskan untuk memperbaiki kesehatan

Domain IV: Pengetahuan kesehatan Dukungan membuat keputusan : dan perilaku 1. Bantu keluarga untuk menjelaskan nilai dan harapan Kelas Q: Perilaku kesehatan. yang dapat diperoleh dari perawatan gangguan tidur Hasil: 2. Bantu keluarga Kepatuhan perilaku meningkat dari mengidentifikasi keuntungan 1 (Tidak dilakukan)  4 (Sering dan kerugian apabila tidak melakukan perawatan dilakukan) gangguan tidur 1. Manfaat perawatan gangguan 3. Pertahankan komunikasi pola tidur dengan keluarga dari awal 2. Menjelaskan rasional perawatan 4. Fasilitasi keluarga terkait gangguan pola tidur tujuan perawatan 3. Melakukan skrining kesehatan informasi yang seperti penyebab gangguan pola 5. Berikan dibutukan dan ditanyakan oleh tidur pada tenaga kesehatan keluarga 6. Gunakan teknologi komputer, web, atau handphone untuk Berpartisipasi dalam memutuskan mendukung keputusan pentingnya melakukan perawatan 7. Manfaatkan dukungan keluarga gangguan tidur meningkat dari 2 atau kelompok lain untuk (Jarang dilakukan)  4 (Sering pengambilan keputusan dilakukan)

Universitas Indonesia

1. Identifikasi prioritas hasil Proses pemeliharaan keluarga: 2. Gunakan pemecahan masalah untuk mencapai hasil yang 1. Identifikasi efek dari perubahan nilai terhadap proses keluarga diinginkan 2. Lakukan strategi yang 3. Identifikasi dukungan untuk digunakan oleh anggota mencapai hasil keluarga untuk menyikapi 4. Evaluasi kepuasan terhadap adanya perubahan nilai/aturan hasil keputusan dalam keluarga Keluarga mampu melakukan perawatan 1633: Partisipasi latihan meningkat dari 1 (tidak melakukan)  4 (sering melakukan) 1. Identifikasi faktor penghambat 2. Buat tujuan jangka pendek dan panjang 3. Keseimbangan aktivitas rutin termasuk latihan 4. Partisipasi dalam latihan rutin 5. Pakaian yang sesuai untuk latihan 6. Menampilkan latihan dengan benar 7. Pantau perkembangan latihan yang sudah dilakukan

Kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit  Peningkatan tidur : 1850 1. tentukan pola tidur/aktivitas pasien 2. perkirakan tidur/siklus bangun pasien didalam perawatan perencanaan 3. jelaskan pentingnya tidur yang cukup selama sakit 4. jelasakn efek dari obat yang dikonsumsi pasien terhadap pola 5. anjurkan pasien untuk memonitor pola tidurnya dan jumlah jam tidur 6. bantu untuk menghilangkan situasi stres sebelum tidur 7. pantau makanan sebelum tidur dan intake minuman yang dapat

Universitas Indonesia

mengganggu tidur 8. anjurkan pasien untuk menghindari tidur siang 9. ajarkan pasien untuk melakukan teknik relaksasi progresif untuk memancing tidur 10. anjurkan untuk meningkatkan kenyamanan seperti pijat, pengaturan posisi dan sentuhan afektif Keluarga mampu memodifikasi Keluarga mampu memodifikasi faktor risiko gangguan pola faktor Penyebab gangguan pola tidur seperti kelelahan tidur seperti karena nyeri akibat 0180: Manajemen energi asam urat Domain IV : pengetahuan 1. kaji status fisiologi lansia yang menyebabkan kelelahan sesuai kesehatan dan perilaku dengan konteks usia dan perkembangan Level 2: Kelas Q: perilaku 2. anjurkan lansia mengunkapkan kesehatan perasaan secara verbal mengenai keterbatasan yang  perilaku promosi kesehatan : dimiliki 1602 3. gunakan instrumen yang valid 1. memonitor lingkungan terkait untuk mengukur kelelahan dengan risiko (1-5) 4. tentukan persepsi lansia/orang 2. memonitor perilaku personal terdekat dengan lansia terkait dengan risiko mengenai penyebab kelelahan 3. keseimbangan aktivitas dan 5. pilih intervensi untuk istirahat

Universitas Indonesia

4. mempertahankan tidur yang adekuat 5. menggunakan teknik-teknik pengurangan stres yang efektif 6. mengikuti diet sehat 7. menggunakan latihan rutin yang efektif

Keluarga mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan Kelas Q: Perilaku sehat Perilaku mencari pelayanan kesehatan meningkat dari 2 (Jarang dilakukan)  4 (Sering dilakukan)

mengurangi kelelahan secara nonfarmakologis 6. tentukan jenis dan banyaknya aktivitas yang dibutuhkan untuk menjaga ketahanan fisik 7. monitor intake/asupan nutrisi untuk mengetahui sumber energi yang adekuat 8. monitor/catat waktu an lama istirahat dan tidur lansia Keluarga mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan Panduan pelayanan kesehatan 1. Bantu keluarga untuk memilih pelayanan kesehatan yang sesuai 2. Informasikan kepada keluarga tentang perbedaan pelayanan kesehatan beserta fasilitasnya

1. Menampilkan perawatan penyebab gangguan pola tidur yang dianjurkan seperti melakukan pemeriksaan asam Konseling tentang gangguan pola urat dan tekanan darah 2. Mendeskripsikan strategi untuk tidur: memaksimalkan kesehatan dalam 3. Upaya mencari tenaga 1. Fasilitasi mengidentifikasi perilaku kesehatan/pelayanan kesehatan perawatan gangguan tidur yang jika diperlukan dilakukan

Universitas Indonesia

Partisipasi keluarga dalam perawatan kesehatan keluarga meningkat dari 2 (Jarang dilakukan)  4 (Sering dilakukan) 1. Berpartisipasi dalam perencanaan dan peningkatan kesehatan sendi 2. Mengevaluasi keefektifan perawatan gangguan pola tidur 2

DS :  Ibu E mengatakan bapak R menderita tekanan darah tinggi sejak 2 tahun yang lalu  Ibu E mengatakan tidak ada mengolah makanan khusus untuk bapak R  Ibu E mengatakan bapak R jarang melakukan pemeriksaan kesehatan secara teratur kepelayanan kesehatan  Ibu E mengatakan bapak R masih sering makan telor dan sayur bersantan hampir setiap hari  Ibu E mengatakan bapak R tidak pernah mengikuti olah raga lansia  Bapak R mengatakan tidak ada keluarga maupun teman yang

Domain 1: Promosi Kesehatan Kelas 2: Manajemen kesehatan Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan pada keluarga

2. Sediakan informasi yang dibutuhkan tentang pentingnya perawatan gangguan pola tidur 3. Evaluasi kemajuan dari penurunan faktor risiko terjadinya gangguan pola tidur

Keluarga mampu mengenal Keluarga mampu mengenal masalah hipertensi masalah Domain IV: Pengetahuan 1. Pendidikan kesehatan kesehatan dan perilaku tentang hipertensi (5610) Kelas S: Pengetahuan kesehatan a. Identifikasi karakteristik kelompok lansia yang Kelas S (pengetahuan kesehatan) mempengaruhi strategi Pengetahuan: Manajemen pembelajaran penyakit kronis (hipertensi) b. Tentukan pengetahuan 1874 a. Mengetahui penyebab dan kesehatan terkini dan gayah faktor pendukung terjadinya hidup lansia maupun keluarga hipertensi (1-3) c. Bantu lansia dan keluarga b. Mengetahui keuntungan untuk mengklarifikasi manajemen hipertensi (1-3) keyakinan dan nilai kesehatan c. Mengetahui tanda dan gejala berkaitan dengan hipertensi komplikasi hipertensi (1-3) d. Tentukan tujuan program d. Mengetahui strategi untuk pendidikan kesehatan tentang mencegah komplikasi hipertensi hipertensi (1-3) e. Hindari penggunaan teknik e. Mengetahui strategi untuk yang menakutkan sebagai mengontrol hipertensi (1-3) strategi untuk meotivasi dalam f. Mengetahui pentingnya mengubah perilaku hidup sehat Universitas Indonesia

mendukungnya untuk melakukan olah raga secara teratur DO:  Tekanan darah bapak R 200/110 mmHg  Bapak R terlihat tampak lelah  Mata bapak R terlihat merah

kepatuhan akan perawatan hipertensi (1-3) g. Mengetahui kapan lansia membutuhkan bantuan petugas kesehatan (1-3) Pengetahuan tentang manajemen hipertensi (1831) a. Mengetahui tanda dan gejala awal penyakit (1-3) b. Mengetahui tanda dan gejala penyakit hipertensi yang semakin memburuk (1-3) c. Mengetahui kemungkinan perubahan rasa pada bagian sakit kuduk, sakit kepala akibat hipertensi (1-3) d. Mengetahui manfaat latihan rutin dan ringan seperti teknik relaksasi progresif (1-3) e. Mengetahui strategi untuk melindungi lambung (1-3) f. Mengetahui strategi untuk mencegah kekambuhan hipertensi (1-3) g. Mengetahui modifikasi diet yang tepat hipertensi (1-3) h. Mengetahui dampak buruk akibat dari sakit hipertensi (1-3) i. Mengetahui sumber informasi yang terpercaya terkait hipertensi (1-3)

f. Gunakan media menarik perhatian lansia dan keluarga g. Ajarkan startegi yang bisa digunakan untuk menolak perilaku sehat atau hipertensi h. Lakukan demonstrasi atau redemonstrasi untuk meningkatkan psikomotor 2. Mengajarkan proses terjadinya hipertensi (5602) a. Menilai pemahaman lansia tentang hipertensi b. Jelaskan patofisiologi terjadinya hipertensi dan bagaimana hubungan antara anatomi dan fisiologi c. Review/ ulas pengetahuan lansia tentang hipetensi yang dirasakan d. Jelaskan tanda dan gejala tentang hipertensi yang dialami e. Berikan informasi tentang hipertensi f. Identifikasi perubahan pada kondisi fisik lansia g. Diskusikan perubahan gaya hidup yang bisa dilakukan untuk mencegah komplikasi atau mengontrol proses penyakit h. Diskusikan terapi/ perawatan

Universitas Indonesia

yang dibutuhkan dan jelaskan alasannya 1803: Pengetahuan: Proses i. Gali sumberdaya/ dukungan yang memungkinkan penyakit (hipertensi) Indikator j. Rujuk lansia pada pelayanan/ a. mengetahui sifat spesifik dukungan yang ada di penyakit hipertensi (1 menjadi masyarakat 3) b. mengetahui penyebab hipertensi (1 menjadi 3) c. mengetahui faktor risiko hiperetensi (1 menjadi 3) d. mengetahui komplikasi hiperetensi (1 – 3) e. mengetahui cara mencegah dan merawat hiperetensi (1-3) Kemampuan keluarga dalam Keluarga mampu memutuskan memutuskan Domain IV: Pengetahuan kesehatan 5250: dukungan membuat dan perilaku keputusan Kelas Q: Perilaku kesehatan. a. Identifikasi dan klarifikasi Hasil: adanya perbedaan pandangan 1606: berpartisipasi dalam dalam melihat masalah memutuskan perawatan kesehatan. gastritis pada lansia a. Membuat keputusan terkait b. Fasilitasi klien dan keluarga perawatan lansia (2-4) untuk mengklarifikasi nilai dan b. Melakukan identifikasi hasil (2harapan yang akan 4) mempengaruhi pengambilan c. Menggunakan teknik keputusan pemecahan masalah untuk c. Bantu klien dan keluarga mencapai hasil (2-4) mengidentifikasi keuntungan dan kerugian masing-masing

Universitas Indonesia

alternatif pemecahan masalah. Keluarga mampu melakukan perawatan Kepatuhan perilaku: Aktivitas yang disarankan (1632) a. Diskusikan aktivitas yang disarankan secara konsisten b. Identifikasi harapan akan manfaat aktivitas fisik secara konsisten c. Identifikasi hambatan untuk melakukan aktivitas fisik d. Gunakan stretegi untuk promosi keamanan secara konsisten e. Gunakan strategi untuk meluangkan waktu dalam melakukan aktivitas fisik secara konsisten f. Berpartisipasi dalam aktivitas sehari-hari secara konsisten

Keluarga mampu memodifikasi lingkungan Domain IV : pengetahuan kesehatan dan perilaku

Kemampuan keluarga dalam merawat 1. Promosi latihan teknik relaksasi progresif (0202) bagi lansia yang mengalami nyeri ringan a. Jelaskan tentang manfaat latihan (teknik relaksasi progresif) b. Instruksikan untuk memulai latihan rutin secara perlahan c. Hindari untuk melakukan gerakan yang cepat dan memberikan tekanan d. Minta klien untuk mendemonstrasikan ulang gerakan teknik relaksasi progresif e. Monitor toleransi selama latihan misal nadi cepat, dan pusing ringan f. Kolaborasi dengan anggota keluarga dalam merencanakan, mengajarkan dan monitor rencana latihan Keluarga mampu memodifikasi lingkungan (1260) Manajemen diet sehat hipertensi a. Diskusikan dengan lansia

Universitas Indonesia

Level 2: Kelas S: pengetahuan tentang manajemen diet untuk gastritis a. Mengetahui diet sehat untuk penderita hipertensi b. Mengetahui strategi untuk mencapai diet sehat hipertensi c. Mengetahui hubungan diet, aktivitas/ latihan dan kekambuhan hipertensi d. Mengetahui risiko kesehatan yang berkaitan dengan diet tidak sehat dan kekambuhan hipertensi e. Mengetahui strategi untuk memodifikasi makanan

b.

c. d.

e.

f. Dukungan sosial (1504) a. Keinginan menghubungi anak untuk meminta bantuan b. Bantuan uang diberikan ketika lansia membutuhkan c. Penawaran bantuan oleh anak d. Tersedianya waktu dari anak kepada orangtua e. Informasi yang diberikan oleh anak khususnya terkait hipertensi f. Dukungan emosional/ kasih sayang terpenuhi Keluarga mampu memanfaatkan

hubungan antara makanan yang masuk, latihan, dan hipertensi Diskusikan dengan lansia bahwa makan yang tidak teratur dapat meningkatkan kekambuhan hipertensi Gali motivasi lansia untuk mengubah pola makan Tentukan jenis makanan yang dianjurkan dan makanan yang harus dihindari Anjurkan klien untuk mengkonsumsi makanan yang dianjurkan saja dan menghindari makanan yang harus dihindari Anjurkan memisahkan menu makanan dengan anggota keluarga lainnya bila memungkinkan

Keluarga mampu

Universitas Indonesia

3

DS:  Ibu E mengatakan kadang terpikiran karena puterinya (Nn.F) belum menikah  Ibu E mengatakan sampai saat ini puterinya belum ada tanda-tanda untuk menikah.  Ibu E mengatakan khawatir dengan puterinya belum menikah sementara Nn.F sudah cukup umur  Ibu E mengatakan khawatir puterinya belum menikah sementara usia Ibu E dan Bapak R sudah semakin lanjut

Domain 7: Hubungan peran Kelas 2: Hubungan keluarga Konflik peran orang tua (00064)

fasilitas kesehatan Kelas Q: Perilaku sehat Kepuasan pasien: Akses pada sumber perawatan (3000) a. Tersedianya perawatan yang dibutuhkan b. Tersedianya peralatan kesehatan yang dibutuhkan untuk perawatan c. Kepuasan terhadap perawat sebagai pemberi perawatan d. Bantuan terhadap akses penyedia kesehatan

memanfaatkan fasilitas kesehatan

Setelah dilakukan intervensi keperawatan, keluarga mampu mengenal masalah: 2602 : Fungsi keluarga a. Menunjukkan kepedulian pada keluarga yang membutuhkan perawatan b. Menunjukkan keterlibatan anggota keluarga yang lain untuk menyelesaikan masalah c. Menunjukkan sikap saling mendukung d. Menunjukkan saling memberikan bantuan e. Menunjukkan keakraban antara orangtua dengan anak f. Menunjukkan peran yang diharapkan antara orangtua

Setelah dilakukan intervensi keperawatan, keluarga mampu mengenal masalah: Pemeliharaan proses keluarga (7130) a. Identifikasi masalah yang dihadapi keluarga b. Tentukan tipe proses keluarga b. Identifikasi efek perubahan peran pada proses keluarga c. Bantu keluarga untuk tetap menjaga kontak dan komunikasi antar anggota keluarga d. Diskusikan strategi untuk menormalisasi kehidupan antar anggota keluarga

7910: Konsultasi a. Berikan konsultasi kepada klien dan keluarga dengan hasil skrining yang abnormal untuk rencana tindak lanjut yang harus dilakukan 8100: rujukan: a. Rujuk klien (lansia) ke pelayanan kesehatan bila perlu

Universitas Indonesia

dengan anak DO:  Ibu E tampak khawatir  Puteri Ibu E masih ada satu orang belum menikah (Nn.F)  Hasil pemeriksaan fisik : TD = 190/100 mmHg Keluarga mampu mengambil keputusan Domain IV: Pengetahuan kesehatan dan perilaku Kelas Q: Perilaku kesehatan. Hasil: 1606: berpartisipasi dalam memutuskan perawatan kesehatan. a. Membuat keputusan terkait perawatan (2-4) b. Melakukan identifikasi hasil (24) c. Menggunakan teknik pemecahan masalah untuk mencapai hasil (2-4)

Keluarga mampu melakukan perawatan Koping keluarga (2600) a. Menunjukkan peran yang fleksibel b. Menunjukkan keterlibatan

Keluarga mampu mengambil keputusan 5250: dukungan membuat keputusan a. Identifikasi dan klarifikasi adanya perbedaan pandangan dalam melihat masalah kesehatan antara keluarga dan perawat. b. Fasilitasi klien untuk mengklarifikasi nilai dan harapan yang akan mempengaruhi pengambilan keputusan c. Bantu klien mengidentifikasi keuntungan dan kerugian masing-masing alternatif pemecahan masalah. Keluarga mampu melakukan perawatan Terapi keluarga (7150) a. Tentukan pola komunikasi dalam keluarga b. Identifikasi bagaimana

Universitas Indonesia

4.Keluarga mampu memodifikasi lingkungan 2002 Kesejahteraan individu

pemecahan masalah dalam keluarga c. Tentukan bagaimana pengambilan keputusan dalam keluarga d. Identifikasi kekuatan/ sumber di keluarga e. Identifikasi peran yang biasa digunakan f. Bantu anggota keluarga mengklarifikasi apa yang dibutuhkan dan harapan anggota keluarga yang lain g. Identifikasi ketidakpuasan/ masalah dalam keluarga h. Bantu keluarga untuk berkomunikasi secara efektif i. Fasilitasi diskusi dalam keluarga 4.Keluarga mampu memodifikasi lingkungan Dukungan keluarga (7140)

a. Kepuasan dalam melakukan aktivitas keseharian b. Kepuasan terhadap peran c. Kepuasan terhadap hubungan sosial d. Kemampuan untuk rileks e. Tingkat kebahagiaan meningkat f. Kemampuan untuk mengekspresikan emosi

a. Pastikan keluarga memberikan perawatan yang terbaik bagi klien b.Fasilitasi komunikasi antara klien dan keluarga atau antar anggota keluarga c. Ciptakan hubungan kepercayaan dengan keluarga d.Sediakan bantuan bagi keluarga

c. d.

e. f. g. h.

keluarga dalam pengambilan keputusan Menunjukkan pengelolaan masalah keluarga Menunjukkan perasaan dan emosi secara terbuka antar anggota keluarga Menggunakan strategi family center untuk mengurangi stress Peduli akan kebutuhan antar anggota keluarga Membuat jadwal pertemuan rutin dengan keluarga Diskusikan tanggung jawab kan tugas dalam keluarga

Universitas Indonesia

untuk memenuhi kebutuhan Komunikasi meningkat dari 2 makanan, rumah dan pakaian (Jarang dilakukan)  4 (Sering yang layak dilakukan) e. Bantu anggota keluarga dalam a. Komunikasi terbuka mengidentifikasi dan pemecahan b. Gunakan respon verbal dan non terhadap konflik verbal Mendengar aktif (4920) a. Dengarkan keluhan, ungkapan, Iklim sosial dalam keluarga perasaan dari anggota keluarga meningkat dari 2 (Jarang berkaitan dengan adanya dilakukan)  4 (Sering dilakukan) perubahan peran a. Berpartisipasi dalam aktivitas secara bersama – sama b. Menentukan aturan dalam keluarga c. Saling mendukung satu sama lain d. Bekerjasama untuk dapat mencapai tujuan dalam keluarga

Universitas Indonesia

CATATAN PERKEMBANGAN No 1

Diagnosa Tanggal/Jam Implementasi Keperawatan Gangguan pola Senin, 14 TUK 1 tidur November Dengan menggunakan lembar balik dan 2016, jam booklet: 13.00 WIB 1. Membina hubungan baik dengan ibu E dan keluarga 2. Menjelasakan maksud dan tujuan impelentasi 3. Melakukan pendidikan kesehatan mengenai gangguan tidur dan karakteristik gangguan tidur 4. Memberikan informasi pada ibu E bahwa hasil pemeriksaan skrining tidur menggunakan skala 5. Memberikan reinforcement positif terhadap keluarga atas pencapaian hasil yang baik

Evaluasi

Tanda tangan

Subyektif :  Ibu E dan keluarga mengatakan bersedia mengikuti kegiatan yang aakan direncanakan oleh perawat  Keluarga mengatakan kalau gangguan tidur sering dialami dan biasa terjadi oleh kebanyakan orang yang sudah tua  Setelah menonton video tentang gangguan tidur, Ibu E menyampaikan bahwa “ternyata saya sudah mengalami masalah gangguan tidur sudah lebih 3 bulan tetapi tidak dianggap hal yang serius”  Keluarga mengatakan gangguan tidur seharusnya diobati supaya tidak lebih parah kondisinya  Keluarga mengatakan lebih mengetahui

Universitas Indonesia

Selasa, 15 November 2016 pukul

TUK : 1 Dengan menggunakan media lembar balik

tentang gangguan tidur yang terjadi  Keluarga mengatakan ingin mendapatkan pengetahuan yang lebih banyak tentang gangguan tidur supaya bisa menjaga kondisinya Objektif :  Keluarga memperhatikan saat pemutaran video tentang gangguan tidur  Keluarga aktif dalam bertanya dan menjawab pertanyaan evaluasi  Terdapat kontak mata selama proses diskusi  Sesekali menganggukkan kepala saat diberi penguatan atau penjelasan. Analisis :  TUK 1 tercapai, dimana ibu E dan keluarga bersedia mengikuti kegiatan yang akan dilakukan oleh perawat bersama dan keluarga memiliki pandangan yang lebih terbuka tentang gangguan tidur Perencanaan :  Lanjutkan ke TUK 1 kemampuan keluarga mengenal masalah lebih lanjut tentang gangguan tidur Subjektif:  Keluarga dapat menyebutkan kembali penyebab gangguan tidur yang sering

Universitas Indonesia

10.00

Jumat, 18 November 2016 pukul 13.00

1. Menjelaskan kepada keluarga tentang terjadi pada ibu E akibat kelelahan dan penyebab, faktor risiko, pencegahan banyak pikiran dan perawatan gangguan tidur  Keluarga mengatakan usia yang mulai 2. Meminta keluarga untuk menyebutkan tua, masih banyak aktivitas, dan banyak kembali informasi yang telah pikiran bisa meningkatkan gangguan disampaikan tidur pada ibu E 2. Memberi pujian atas pencapaian yang Objektif : benar  Keluarga aktif dalam bertanya dan menjawab pertanyaan evaluasi  Terdapat kontak mata selama proses diskusi Analisis:  TUK 1 tercapai, dimana mampu mengenal masalah gagguan tidur  Mengetahui sifat spesifik penyakit gangguan tidur (1 menjadi 3)  Mengetahui penyebab gangguan tidur (1 menjadi 3)  Mengetahui faktor risiko gangguan tidur (1 menjadi 3)  Mengetahui akibat lanjut dari gangguan tidur (1 – 3)  Mengetahui cara mencegah dan merawat gangguan tidur (1-3) Perencanaan:  Lanjutkan ke TUK 2 kemampuan keluarga mengambil keputusan Subjektif: TUK : 2 1. Menjelaskan pada keluarga tentang  Keluarga mampu menyebutkan akibat lanjut dari gangguan pememnuhan akibat lanjut dari gangguan tidur kebutuhan tidur yaitu kepala pusing, sulit 2. Menjelaskan kepada keluarga

Universitas Indonesia

mengenai alternatif pemecahan masalah gangguan tidur yang dirasakan Ibu E 3. Membantu klien dan keluarga menetapkan keuntungan dan kerugian masing-masing alternatif pemecahan masalah. 4. Memberikan motivasi/dukungan keluarga memilih alternatif untuk mengatasi gangguan tidur 5. Memberi pujian atas pilihan yang tepat

konsentrasi, dan risiko kecelakaan  Keluarga mampu menyebutkan alternatif pemecahan gangguan tidur seperti minum susu sebelum tidur, menyiapkan jenis makanan dan buaha-buahan yang dapat membantu mengatasi gangguan tidur seperti tidak makan makanan tinggi kalori sebelum tidur, anjurkan makan buah pisang, markisa, atau buah naga  Keluarga mampu memilih tindakan perawatan gangguan tidur di rumah dengan menerapkan lingkungan tempat tidur bersih setiap hari, mentaati jadwal tidur, diet, kegiatan olahraga lansia dan latihan relaksasi progresif Objektif:  Keluarga tampak mempertimbangkan setiap keputusan  Keluarga tampak siap membantu mengatasi masalah gangguan tidur ibu E Analisis:  Keluarga mampu memutuskan tindakan yang tepat dalam merawat anggota keluarga dengan gangguan istirahat dan tidur dapat tercapai.  Membuat keputusan terkait perawatan lansia dengan gangguan tidur (skala 4)  Melakukan identifikasi hasil (skala 4)

Universitas Indonesia



Senin, 21 November 2016, pukul 11.00

TUK 3: 1. Menjelaskan pada keluarga tindakan untuk mencegah dan merawat gangguan tidur pada lansia 2. Menjelaskan persiapan sebelum melakukan teknik relaksasi progresif, sleep hygiene 3. Mendemontrasikan latihan teknik relaksasi progresif untuk merelaksasi pada setiap kelompok otot untuk menurunkan rasa lelah pada fisik 4. Menyusun jadwal penerapan sleep hygiene (perilaku tidur, lingkungan tidur, diet, dan olahraga) 5. Memberi pujian atas upaya keluarga yang benar

Menggunakan teknik pemecahan masalah untuk mencapai hasil (skala 4) Perencanaan:  Lanjutkan TUK 3 kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit Subyektif:  Keluarga mampu menjelaskan cara perawatan lansia di rumah dengan gangguan tidur dengan menerapkan beberapa kegiatan seperti menetapkan jadwal tidur, menjaga lingkungan tidur selalu kondusif, mengatur jadwal diet sehat untuk mengatasi gangguan tidur, membuat jadwal olahraga lansia secara teratur dan jadwal latihan teknik relaksasi progresif secara teratur Obyektif  Keluarga mampu mendemonstrasikan dan menerapkan tahapan sleep hygiene dengan baik  Keluarga terlihat aktif saat proses diskusi  Keluarga menyetujui untuk menjadi pendukung utama bagi lansia Analisis  Keluarga tampak siap membantu lansia menjalankan konsekuensi proses sleep hygiene  Keluarga mampu membantu ibu E dalam menyiapkan perilaku tidur lansia seperti mengingatkan jadwal tidur melalui sleep dairy Perencanaan

Universitas Indonesia

Lanjutkan TUK 4 keluarga memodifikasi lingkungan Rabu, 23 November 2016 pukul 13.00

TUK 4 1. Mendiskusikan bersama keluarga faktor risiko yang berkaitan dengan gangguan tidur seperti makan tidak teratur, makan makanan tinggi kalori dan banyak pikiran 2. Memotivasi keluarga untuk membantu lansia menjaga makanan yang harus dihindari dan memodifikasi makanan seperti menyediakan minum susu hangat 1-2 jam sebelum tidur 3. Memberikan lingkungan rumah yang nyaman seperti nyaman dan tidak bising, tempat tidur yang bersih dan nyaman untuk ibu E 4. Memberi pujian atas upaya keluarga dan Ibu E

mampu

Subjektif  Keluarga mampu menyebutkan faktor risiko yang mempengaruhi gangguan tidur seperti perut kosong saat mau tidur dan makan makanan yang banyak mengandung kalori sereperti makanan yang tinggi kandungan rasa manis dan juga dapat disebabkan karena banyak pikiran  Keluarga mampu menyebutkan makanan yang dianjurkan untuk lansia yang mengalami gangguan tidur seperti buah pisang dianjurkan, minum susu hangat 2 jam sebelum tidur,  Keluarga mengatakan akan semakin memperhatikan dalam menyediakan makanan untuk ibu E  Keluarga mengatakan akan memberikan lingkungan tidur yang nyaman untuk Ibu E Objektif  Keluarga berpartisipasi aktif dalam diskusi menentukkan jenis makanan dan juga dalam memanfaatkan lingkungan Analisis  Mengetahui diet sehat untuk lansia yang mengalami gangguan tidur  Mengetahui strategi untuk memenuhi kebutuhan makan ibu E (jangan biarkan

Universitas Indonesia

perut terlalu kosong)  Mengetahui hubungan diet sehat yang tepat dengan manfaat untuk mudah tidur bagi lansia  Mengetahui risiko kesehatan yang berkaitan dengan gangguan tidur  Mengetahui strategi untuk memodifikasi makanan yang tepat untuk lansiayang mengalami gangguan tidur seperti memberikan susu hangat 2 jam sebelum tidur  Mengetahui latihan fisik yang berguna untuk mengatasi gangguan tidur

Kamis, 24 November 2016 pukul 10.30

TUK 5: 1. Anjurkan konsultasi kepada Ibu E jika merasakan 2. Memotivasi keluarga untuk memantau kualitas tidur ibu E melalui buku sleep diary setiap harinya secara tidak langsung dapat meningkatkan motivasi ibu E dalam meningkatkan jam tidurnya 3. Memotivasi keluarga untuk memperhatikan faktor penyebab apa yang menyebabkan gangguan tidurnya 4. Anjurkan keluarga untuk merujuk ke Puskesmas bila diperlukan

Perencanaan Lanjutkan TUK 5 Memanfaatkan fasilitas kesehatan Subjektif:  Keluarga mengatakan sudah mengetahui kondisi gangguan tidur pada Ibu E yang dapat disebabkan oleh beberapa faktor seperti perilaku tidur, lingkungan tidru, diet dan kurangolahraga, serta dapat juga disebabkan oleh banyaknya pikiran  Keluarga mengatakan akan melakukan tindak lanjut pemeriksaan kesehatan jika gangguan tidur ibu E jika semakin berat dirasakan  Keluarga bersedia mengingatkan atau membawa ibu E ke pelayanan posyandu setiap bulan untuk melakukan pengecekan Universitas Indonesia

5. Anjurkan keluarga untuk membawa kesehatan lansia melakukan pemeriksaan rutin Obyektif melalui posbindu setempat  Keluarga tampak sesekali menganggukkan kepala saat dilakukan konseling  Ibu E bersedia memeriksakan kesehatannya Posbindu setempat setiap bulannya dan ke Puskesmas jika dibutuhkan dan bersedia datang untuk mengikuti senam lansia yang diadakan di lapangan RW 06 Analisis  Keluarga mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan  Meminta bantuan dari petugas kesehatan professional untuk masalah gangguan tidur jika dibutuhkan Perencanaan  Lanjutkan pemantauan kesehatan ibu E secara berkala CATATAN PERKEMBANGAN No 2

Diagnosa Keperawatan Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan

Tanggal/Jam Selasa, 15 November 2016, jam 10.00 WIB

Implementasi

Evaluasi

Tanda tangan

Subjektif: TUK 1 : a. Mengidentifikasi karakteristik lansia  Ibu E dan keluarga mengatakan bahwa hipertensi dapat disebabkan karena yang mempengaruhi strategi kelelahan dan banyak pikiran yang pembelajaran dirasakan oleh lansia b. Tentukan pengetahuan kesehatan terkini dan gaya hidup lansia maupun  Ibu E dan keluarga mengatakan bahwa

Universitas Indonesia

keluarga c. Membantu lansia dan keluarga untuk mengklarifikasi keyakinan dan nilai kesehatan berkaitan dengan hipertensi d. Menentukan tujuan program pendidikan kesehatan tentang hipertensi e. Menghindari penggunaan teknik yang menakutkan sebagai strategi untuk meotivasi dalam mengubah perilaku hidup sehat f. Menggunakan media menarik perhatian lansia dan keluarga g. Mengajarkan strategi yang bisa digunakan untuk menolak perilaku sehat atau hipertensi h. Melakukan demonstrasi atau redemonstrasi untuk meningkatkan psikomotor





hipertensi sering terjadi pada lansia Ibu E dan keluarga mengatakan hipertensi yang dialami lansia dapat disebabkan oleh faktor stress yang berlebihan, kelelahan, diet yang tidak teratur, dan oalahraga tidak teratur Ibu E dan keluarga mengatakan jika mengalami hipertensi maka hindari makanan yang memperparah kondisi seperti makanan yang tinggi lemak

Objektif  TD bapak R : 200/110 mmHg  Nadi bapak R: 78 x/mnt  TD ibu E : 180/100 mmHg  Nadi Ibu E : 76 x/mnt  Bapak R dan ibu E terlihat memperhatikan penjelasan dari perawat tentang hipertensi  Keluarga aktif dalam bertanya dan menjawab pertanyaan evaluasi dari perawat  Sesekali bapak R memegang bagian kuduk saat berbincang-bincang dengan perawat  Sesekali ibu E menguap saat berbincang dengan perawat Analisis: TUK 1 tercapai, keluarga mampu mengenal masalah anggota keluarga yang sakit Pengetahuan keluarga tentang hipertensi meningkat dari 1-3  Penyebab dan faktor yang mempengaruhi Universitas Indonesia

hipertensi  Strategi untuk mengontrol hipertensi  Strategi untuk mengelola hipertensi Perencanaan  Lanjutkan TUK 2, kemampuan keluarga mengambil keputusan untuk mengatasi hipertensi Rabu, 16 November 2016 pukul 10.00

TUK 2: Subjektif: a. Bapak R dan keluarga mengetahui  Keluarga dapat menyebutkan kembali tanda dan gejala awal penyakit tanda awal hipertensi yaitu badan terasa hipertensi (1-3) tidak seimbang, kepala terasa sakit, kuduk b. Bapak R dan keluaraga mengetahui terasa sakit tanda dan gejala penyakit hipertensi  Keluarga mengatakan penyebab terjadinya yang semakin memburuk (1-3) hipertensi yang paling sering adalah c. Bapak R dan keluarga mengetahui makan tidak teratur, jarang berolahraga kemungkinan perubahan rasa pada dan banyak pikiran bagian sakit kuduk, sakit kepala akibat  Keluarga mengatakan cara untuk hipertensi (1-3) mengatasi gangguan tidur adalah dengan d. Mengetahui manfaat latihan rutin dan mengatur diet yang tepat, melakukan ringan seperti teknik relaksasi olahraga dan menghindari stres progresif (1-3)  Keluarga mengatakan dampak burruk dari e. Mengetahui strategi untuk mencegah hipertensi adalah susah tidur dan bahkan kekambuhan hipertensi (1-3) sampai stroke f. Mengetahui modifikasi diet yang tepat  Keluarga mengatakan bahwa penyakit hipertensi (1-3) hipertensi itu adalah penyakit berbahaya g. Mengetahui dampak buruk akibat dari dan diperhatikan sakit hipertensi (1-3) Objektif : h. Mengetahui sumber informasi yang  Keluarga aktif dalam bertanya dan terpercaya terkait hipertensi (1-3) menjawab pertanyaan evaluasi  Terdapat kontak mata selama proses

Universitas Indonesia

Kamis, 17 November 2016 pukul 10.00

TUK 3 : a. Menjelaskan kepada keluarga mengenai alternatif pemecahan masalah hipertensi yang dirasakan Ibu E dan bapak R b. Membantu klien menetapkan keuntungan dan kerugian masingmasing alternatif pemecahan masalah. c. Menjelaskan alternatif yang akan dilakukan untuk mengatasi hipertensi yaitu menetapkan diet tepat, mengatur jadwal olahraga teratur, jam istirahat

diskusi Analisis:  TUK 2 tercapai, dimana mampu mengambil keputusan untuk lebih serius merawat bapak R dengan hipertensi  Mengetahui sifat spesifik penyakit hipertensi (1 menjadi 3)  Mengetahui penyebab hipertensi (1 menjadi 3)  Mengetahui faktor risiko hipertensi (1 menjadi 3)  Mengetahui komplikasi hipertensi (1 – 3)  Mengetahui cara mencegah dan merawat hipertensis (1-3) Perencanaan:  Lanjutkan ke TUK 3 kemampuan keluarga merawat bapak R dengan hipertensi Subjektif:  Keluarga mengatakan bersedia untuk merawat ibu E dan bapak R  Keluarga mengatakan bersedia mengikuti terapi yang diberikan oleh perawat selama proses kunjungan dalam keluarga  Keluarga mampu menyebutkan alternatif pemecahan hipertensi yaitu perawatan di rumah dan kunjungan ke pelayanan kesehatan apabila tanda dan gejala hipertensi muncul  Keluarga mampu memilih tindakan

Universitas Indonesia

dan tidur secara teratur, mengontrol perawatan hipertensi di rumah yaitu pemeriksaan tekanan darah secara menjaga diet sehat untuk penderita teratur dan latihan teknik relaksasi hipertensi, mengikuti teknik relaksasi progresif progresif selama 6 kali pertemuan, d. Memberikan motivasi/dukungan mengikuti jadwal olahraga secara teratur keluarga memilih alternatif untuk minimal jalan pagi dan senam lansia mengatasi hipertensi setiap hari minggu. e. Memberi pujian atas pilihan yang tepat yang dilakukan oleh keluarga Objektif:  Keluarga tampak mempertimbangkan setiap keputusan  Keluarga tampak antusias dalam mengambil keputusan setiap kegiatan yang akan dilakukan  Keluarga membuat jadwal kegiatan olahraga rindan dan olahraga lansia setiap minggu  Keluarga mampu memahami jadwal tidur yang dijelaskan oleh perawat Analisis:  Keluarga mampu memutuskan tindakan yang tepat dalam merawat anggota keluarga dengan hipertensi tercapai.  Membuat keputusan terkait perawatan lansia dengan hipertensi (skala 4)  Melakukan identifikasi hasil perkembangan setiap minggu (skala 4)  Menggunakan teknik pemecahan masalah

Universitas Indonesia

Senin, 21 November 2016, pukul 11.00

TUK 4: a. Menjelaskan pada keluarga tindakan untuk mencegah dan merawat hipertensi ibu E dan bapak R b. Menjelaskan persiapan sebelum melakukan teknik relaksasi c. Mendemontrasikan teknik relaksasi progresif untuk merelaksasi setiap kelompok otot secara sistematis untuk menurunkan kelelahan dan ketegangan otot d. Menjelaskan persiapan contoh makanan sebelum mendemontrasikan e. Mendemontrasikan jenis makanan apa saja yang boleh dikonsumsi oleh lansia dengan hipertensi f. Memberi pujian atas upaya keluarga yang benar

untuk mencapai hasil yang diinginkan (skala 4) Perencanaan:  Lanjutkan TUK 3 kemampuan keluarga dalam merawat lansia Subyektif:  Keluarga mampu menjelaskan cara perawatan lansia di rumah dengan hipertensi dengan tetap menjaga pola makan yang teratur dan diet tepat untuk mengatsi hipertensi  Keluerga mengatakan bersedia mengikuti dan menerapkan diet hipertensi yang rencanakan oleh perawat  Keluarga mengatakan bersediamengikuti latihan progresif hingga 6x pertemuan selanjutnya  Keluarga mengatakan bersedia mengikuti jadwal olahraga ringan dan olahraga lansia secara teratur Obyektif  Ibu E dan bapak R mampu mengikuti demonstrasi gerakan teknik relaksasi progresif yang dipimpin oleh perawat  Keluarga terlihat aktif saat proses diskusi  keluarga tampak memahami dengan penjelasan perawat Analisis  Keluarga mampu mendemontrasikan contoh jenis makanan yang dianjurkan untuk diet hipertensi  Keluarga mampu mengikuti demontrasi

Universitas Indonesia

Rabu, 23 November 2016 pukul 13.00

TUK 4 a. Mendiskusikan bersama keluarga faktor risiko yang berkaitan dengan hipertensi seperti diet hipertensi tidak teratur, kelelahan, olahraga tidak teratur dan pikiran banyak (stress) b. Memotivasi keluarga untuk membantu lansia menjaga pola makan yang sehatsesuai diet hipertensi yang ditetapkan untuk lansia hipertensi c. Memberi pujian atas upaya yang telah dilakukan oleh ibu E, bapak R dan keluarga

gerakan teknik relaksasi progresif Perencanaan Lanjutkan TUK 4 keluarga mampu memodifikasi lingkungan Subjektif  Keluarga mengatakan faktor risiko yang mempengaruhi hipertensi seperti diet hipertensi tidak teratur, keleahan, olahraga tidak teratur dan banyak pikran (stress)  Keluarga mengatakan makanan yang dianjurkan dan baik bagi penderita hipertensi yaitu makanan rendah lemak, kolesterol, dan asin  Keluarga mengatakan akan semakin hatihati dan taat diet yang dianjurkan oleh perawat Objektif  Keluarga berpartisipasi aktif dalam diskusi  Keluarga mampu menyebutkan faktor risiko yang mempengaruhi hipertensi seperti makan tidak teratur, tidak patuh diet hipertensi  Keluarga mampu menyebutkan makanan yang dianjurkan dan baik bagi penderita hipertensi Analisis  Ibu E, bapak R dan keluarga mengetahui makanan yang dianjurkan dan makanan yang harus dihindari  Ibu E, bapak R dan keluarga mengetahui strategi untuk makan dengan teratur

Universitas Indonesia

3

Konflik peran orangtua

Jumat, 25 November 2016, pukul 10.00

TUK 1: a. Mengidentifikasi masalah yang dihadapi keluarga b. Mendiskusikan bersama keluarga efek perubahan peran pada proses keluarga c. Menjelaskan tipe proses keluarga yang dijalani d. Memberikan kesempatan bertanya bagi keluarga e. Memberikan penghargaan pada peran serta keluarga

 Ibu E, bapak R dan keluarga mengetahui hubungan diet dan kekambuhan hipertensi  Ibu E, bpak R dan keluarga mengetahui risiko kesehatan yang berkaitan dengan hipertensi  Mengetahui strategi untuk memodifikasi makanan diet hipertensi  Mengetahui latihan teknik relaksasi progresif untuk menurunkan tekanan darah Perencanaan Intervensi tidak dilanjutkan TUK 5 dikarenakan keluarga sudah mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan jika benarbenar sakit dan ibu E selalu mengikuti kegiatan posbindu setiap bulan. Subjektif:  Ibu E megatakan ingin puterinya segera menikah  Ibu E mengatakan cemas karena puterinya belum juga menikah sementara usia puterinya sudah cukup dewasa  Ibu E mengatakan bahwa anak-anaknya yang tidak tinggal di bogor dan di parung jarang mendatangi kerumah, paling sering 2 minggu sekali  Ibu E mengatakan anak yang tinggal didekat rumahnya justru terjadi perbedaan pendapat dan sering menimbulakn cekcok  Ibu E mengatakan lebih lega setelah bercerita dengan perawat

Universitas Indonesia

Senin, 28 November 2016, pukul 10.00

TUK 1: a. Mengidentifikasi masalah yang dihadapi keluarga lebih dalam lagi b. Mendiskusikan bersama keluarga tentang efek perubahan peran pada proses keluarga c. Memberikan kesempatan bertanya bagi keluarga d. Memberikan penghargaan pada peran serta keluarga

Objektif:  Ibu E menangis saat menceritakan kondisi yang dirasakan saat ini  Ibu E tampak sedih  Ibu E tampak murung Analisis:  TUK 1 belum tercapai karena Ibu E lebih banyak mencurahkan isi hatinya sehingga harus melanjutkan pertemuan untuk mencapai TUK 1 Perencanaan: Lanjutkan TUK 1 Subjektif:  Ibu E dan bapak R mengatakan bahwa saat ini ingin puterinya segera menikah  Ibu E dan bapak R merasa lebih paham tentang adanya perubahan peran yang mempengaruhi keluarga saat ini  Keluarga mampu menyebutkan tipe keluarga yang dijalani saat ini yaitu dengan anak dewasa  Ibu E mengatakan ingin merasakan damai dan tidak ada percekcokan lagi dengan anaknya yang tinggal didekat rumahnya Objektif:  Terlihat adanya perbedaan pandangan antara Ibu E dan anaknya aitu Nn.F tentang rencana pernikahan  Suasana kurang harmonis antara Ibu E dan anaknya yaitu ibu W, namun tetap saling menghargai Analisis:

Universitas Indonesia

Selasa, 30 November 2016, pukul 10.00

Rabu, 30

TUK 2:

 TUK 1 tercapai, dimana keluarga mampu mengenal masalah yang terjadi dan memahami tugas keluarga yang dijalani Perencanaan : Lanjutkan ke TUK 2 kemampuan keluarga mengambil keputusan Subjektif:  Keluarga mengatakan sebenarnya hanya kurang komunikasi yang jelas antar anggota keluarga sehingga menimbulkan masalah  Keluarga mampu menyebutkan alternatif pemecahan masalah melalui komunikasi yang baik dan mengetahui fungsi keluarga

a. Mendiskusikan dengan keluarga mengenai solusi dalam menjalin komunikasi yang baik antar anggota keluarga b. Memfasilitasi keluarga untuk mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan dari alternatif solusi c. Memotivasi keluarga mengambil keputusan d. Memberikan reinforcement positif Objektif: terhadap alternatif pilihan tepat yang  Keluarga aktif dalam bertanya dan dipilih menjawab pertanyaan  Terdapat kontak mata selama proses diskusi Analisis:  Membuat keputusan terkait hubungan dalam keluarga (2-4)  Melakukan identifikasi hasil (2-4)  Menggunakan teknik pemecahan masalah untuk mencapai hasil (2-4) Perencanaan: Lanjutkan TUK 3, keluarga mampu merawat atau mengatasi masalah yang dirasakan keluarga TUK 3: Subjektif:

Universitas Indonesia

November 2016, pukul 13.00

a. Mengidentifikasi sumber kekuatan di dalam keluarga b. Membantu keluarga menciptakan komunikasi yang efektif antar anggota keluarga c. Memfasilitasi diskusi dalam keluarga

 Keluarga mampu menyebutkan kekuatan dalam keluarganya adalah jumlah anak yang cukup banyak sehingga dapat saling mendukung  Keluarga mengatakan komunikasi yang efektif adalah hubungan yang baik dan saling pengertian antara orangtua dengan anak untuk tau keinginan  Keluarga mampu menyebutkan langkahlangkah dalam menciptakan komunikasi yang efektif seperti Objektif:  Terdapat kontak mata selama proses diskusi  Sesekali menganggukkan kepala saat diberi penguatan atau penjelasan Analisis:  Menunjukkan peran yang fleksibel  Menunjukkan keterlibatan keluarga dalam pengambilan keputusan  Menunjukkan pengelolaan masalah keluarga  Menunjukkan perasaan dan emosi secara terbuka antar anggota keluarga  Menggunakan strategi family center untuk mengurangi stress  Peduli akan kebutuhan antar anggota keluarga  Membuat jadwal pertemuan rutin dengan keluarga Perencanaan: TUK 3 tercapai, lanjutkan TUK 4 yaitu

Universitas Indonesia

Senin, 1 Desember 2016, pukul 11.00

TUK 4: a. Memfasilitasi komunikasi antara klien dan keluarga atau antar anggota keluarga b. Membantu anggota keluarga dalam mengidentifikasi dan pemecahan terhadap konflik

Jumat, 2 Desember 2016, pukul 11.30

TUK 4: a. Memfasilitasi komunikasi antara klien dan keluarga atau antar anggota keluarga b. Membantu anggota keluarga dalam mengidentifikasi dan pemecahan terhadap konflik

kemampuan keluarga memodifikasi lingkungan Subjektif:  Keluarga mengatakan bahwa sebenarnya, anak juga menginginkan segera menikah dan tidak bergantung orangtua.  Anak Ibu E mengatakan bahwa ia belum menikah, karena merasa belum ada yang cocok untuk menjadi pendamping hidupnya Objective:  Terjadi perdebatan antara anak dengan orangtua  Ibu E tampak cemas dan sedih  Anak masih terlihat tegang Analisa: Belum tercapai, karena masih dengan keinginan masing-masing, lanjutkan pertemuan untuk membahas masalah komunikasi yang baik antar anggota keluarga Subjektif: Keluarga mengatakan bahwa solusi yang terbaik adalah meminta Nn.F untuk membuka diri dan tidak terlalu menutup diri berteman dengan laki-laki, tetapi Nn.F masih mempertimbangkan terkait yang disampaikan oleh ibu E Objektif: Ketegangan mulai berkurang, namun puteri ibu E belum sepenuhnya menerima

Universitas Indonesia

pemecahan masalah namun beliau terlihat lebih berlapang dada dengan keputusan tersebut Analisis: Tujuan tercapai Perencanaan -

Universitas Indonesia

Universitas Indonesia

More Documents from "Sandy Elka"