Detailed Process Descriptions
Pada prinsipnya proses pengolahan kelapa sawit adalah proses ekstraksi CPO secara mekanis dari tandan buah segar kelapa sawit (TBS) yang diikuti dengan proses pemurnian. Secara keseluruhan proses tersebut terdiri dari beberapa tahap proses yang berjalan secara sinambung dan terkait satu sama lain kegagalan pada satu tahap proses akan berpengaruh langsung pada proses berikutnya. Oleh karena itu setiap tahap proses harus dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan norma-norma yang ada. Adapun tahapan proses yang terjadi selama pengolahan kelapa sawit menjadi CPO adalah sebagai berikut :
A. Pembuatan Bahan Baku Setelah buah disortir pihak sortasi, buah dimasukkan kedalam ramp cage yang berada diatas rel lori. Kemudian kelapa sawit dimasukan kedalam sterilizer (CS-101) menggunakan belt conveyor (CV-101) untuk dilakukan perebusan. Perebuan ini bertujuan untuk mematikan enzim untuk mencegah kenaikan asam lemak bebas minyak yang dihasilkan, memudahkan pelepasan brondolan buah dari tandan, melunakan buah untuk memudahkan dalam proses pengepresan dan pemecahan biji, dan prakondisi untuk biji agar tidak mudah pecah selam proses pengepresan dan pemecahan biji. Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan tekanan uap sebesar 2,8-3 kg/cm2 dengan lama perebusan sekitar 90 menit. Setelah perebusan TBS yang telah masak diangkut ke thresser (TH-101) dengan mengggunakan belt conveyor (CV-102 dan CV-103). Pada proses ini tandan buah segar yang telah direbus siap untuk dipisahkan antara berondolan dan tandannya. Dengan menggunakan putaran TBS dibanting sehingga berondolan lepas dari tandannya. Thresser mempunyai kecepatan putaran 22 – 25 rpm. Untuk tandan kosong sendiri didistribusikan dengan belt conveyor (CV-110) untuk didistribusikan ke biomasa tank (TK-102). Sedangkan berondolan yang keluar dari thresser (TH-101) jatuh ke belt conveyor (CV-104) yang mendistribusikan berondolan untuk dimasukkan kedalam digester (DG-201). Didalam Digester terjadi proses pelumatan yang bertujuan agar daging buah terlepas dari biji sehingga mudah di-press. Untuk memudahkan pelumatan buah, pada digester di-inject steam bersuhu sekitar 90 – 95 °C. Hasil dari pelumatan tersebut di distribusikan oleh belt conveyor (CV-105) untuk dimasukan kedalam Vibrating Screen (VS-301) untuk memisahkan daging buah dengan biji buah. Daging buah keluar dan di distribusikan kedalam screw press (SP-201) dengan bantuan (CV-106), sedangkan biji buah di distribusikan kedalam ripple mill (RM-101) dengan bantuan belt conveyor (CV-107). Berondolan yang telah lumat masuk ke dalam screw press (SP-201) untuk diperas sehingga dihasilkan minyak (crude oil). Tekanan mesin press harus diatur, karena bila
tekanan terlalu tinggi dapat menyebabkan inti pecah dan screw press (SP-201) mudah aus. Sebaliknya, jika tekanan mesin press terlalu rendah maka oil losses di ampas tinggi. Minyak yang berasal dari stasiun press masih banyak mengandung kotoran-kotoran yang berasal dari daging buah seperti lumpur, air dan lain-lain. Untuk mendapatkan minyak yang memenuhi standar, maka perlu dilakukan penyaringan terhadap minyak tersebut dengan menggunakan Vibrating Screen (VS-302). Proses penyaringan memakai vibrating screen (VS-302) bertujuan untuk memisahkan padatan, seperti : serabut, pasir, tanah dan kotoran-kotoran lain yang masih tersisa. Vibrating yang digunakan adalah double deck vibrating screen, dimana screen pertama berukuran 30 mesh dan screen kedua 40 mesh. Padatan yang tertahan pada ayakan akan dibuang, sedangkan minyak dipompakan ke crude oil tank (CT-301) untuk ditampung sementara. Pada crude oil tank ini minyak dipertahankan 90-95°C. Dari sini minyak dipompakan ke centrifuge (CF-201). didalam centrifuge dilakukan pemisahan antara oil dengan sludge, minyak kemudian di pompakan kedalam CPO tank (TK-101) pada suhu simpan 45-55°C. Setiap hari dilakukan pengujian mutu. Minyak yang dihasilkan dari daging buah berupa minyak yang disebut Crude Palm Oil (CPO). sedangkan sludge menjadi limbah.
B. Proses Pengolahan Biji ( Kernel Station ) Sudah dijelaskan bahwa setelah pencacahan akan menghasilkan buah dan biji, dibawah ini ada beberapa alat dalam proses pengolahan biji (salah satu proses pengolahan kelapa sawit menjadi pko): Biji buah dari Vibrating Screen (VS-301) di masukan kedalam tunnel dryer (TD-101) untuk mengurangi kadar air yang terkandung pada biji dengan bantuan steam, selanjutnya biji yang sudah kering didistribusikan kedalam ripple mill (RM-101). Biji dari nut silo masuk ke ripple mill (RM-101) untuk dipecah sehingga inti terpisah dari cangkang. Biji yang masuk melalui rotor akan mengalami gaya sentrifugal sehingga biji keluar dari rotor dan terbanting dengan kuat yang menyebabkan cangkang pecah. Setelah dipecahkan inti yang masih bercampur dengan kotoran-kotoran di bawa ke vibrating screen (VS-303) dengan bantuan belt conveyor (CV-107), pada vibrating screen (VS-303) ini terjadi proses pemisahan antara inti biji, cangkang dan kotoran-kotoran lainnya secara kering. Cangkang dan kotoran lain dibuang menjadi limbah, sedangkan nut yang telah terlepas dari cangkang dan kotorannya di distribusikan dengan belt conveyor (CV-108) untuk dimasukan ke dalam screw press (SP-202) untuk diperas sehingga dihasilkan minyak (kernel oil) dan ampas. Kernel oil tersebut di pompakan masuk kedalam PKO tank (TK-105) untuk penyimpanannya sebelum dipasarkan. C. Pemanfaatan limbah tandan kosong kelapa sawit
Tandan kosong yang berasal dari threser (TH-101) di distribusikan menggunakand belt conveyor (CV-109) untuk dimasukan kedalam biomasa tank (TK-102). dari TK-102 TKKS dimasukan kedalam reaktor gasifier (RG-101) dengan bantuan belt conveyor (CV-110). Didalam reaktor (RG-101) TKKS dibakar pada suhu 600°C sampai dengan 900°C dengan bantuan udara. Produk yang dihasilkan pada proses ini adalah gas mampu bakar seperti, H2, CO, CH4, dan ash/tar. Selanjutnya gas masuk kedalam heat exchanger (HE-101) untuk menurunkan suhunya menjadi 35°C, kemudian gas masuk kedalam cyclone (CY-101) dengan bantuan centrifugal fan (CF-101). Didalm cyclone (CY-101) gas-gas dipisahkan dari pengotor yang bersifat solid yang terkandung, seperti ash dan tar. Sedangkan untuk penyaringan dari partikel yang masih tinggal di producer gas digunakan filter (F-101), dan gas siap digunakan. Dengan reaksi: 3 6C 12 H 6O O2 3CO 3CO2 6 H 2 2
D. Proses Pembuatan Green Diesel dari CPO Reaksi pembuatan greendiesel adalah reaksi hidrogenasi pada suhu dan tekanan tinggi. Hidrogen sebagai salah satu bahan baku greendiesel adalah bahan yang mudah terbakar dan dapat terbakar sendiri, kemudian ditambahkan catalyst yaitu Co-Mo/Al2O3 dan yang terakhir adalah CPO Dengan reaksi:
4C18H36O2 18H 2 7C3 H8 3C17 H36 8H 2O CPO dengan bantuan pompa, gas H2 dengan bantuan centrifugal fan (CF-103) dan catalyst dimasukan kedalam reaktor deoxygenasi (RD-101). Kemudian dari RD-101 itu menghasilkan green diesel dengan steam, steam (air dan propana) keluar kebagian atas yang selanjutnya masuk kedalam heat exchanger (HE-102) untuk diturunkan suhunya yang selanjutnya dimasukan kedalam separator (S-101). dari separator itu menghasilkan propana yang selanjutnya di blowerkan ke heat exchanger (HE-103) untuk di dinginkan, kemudian dimasukan kedalam propana storage (TK-104). sedangkan green diesel sisa yang keluar dari separator (S-101) dipompakan dan disatukan dengan hasil green diesel dari RD-101. Selanjutnya Green diesel dipompakan masuk kedalam evaporator sebanyak dua kali (EV-101 dan EV-102) untuk mengurangi kadar air yang tersisa dalam green diesel tersebut. Selanjutnya green diesel keluaran EV-102 di masukan kedalam heat exchanger (HE-104) untuk diturunkan suhu nya yang kemudian dimasukan kedalam green diesel storage (TK-103).