Desain Dan Implementasi Orthogonal Frequency Division Multiplexing (ofdm) Pada Field Programmable Gate Array (fpga)

  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Desain Dan Implementasi Orthogonal Frequency Division Multiplexing (ofdm) Pada Field Programmable Gate Array (fpga) as PDF for free.

More details

  • Words: 6,535
  • Pages: 14
DESAIN DAN IMPLEMENTASI ORTHOGONAL FREQUENCY DIVISION MULTIPLEXING (OFDM) PADA FIELD PROGRAMMABLE GATE ARRAY (FPGA) Bintang Ramdhani (Mahasiswa Teknik Elektro Universitas Lampung) Abstrak Orthogonal Frequency Division Multiplexing (OFDM) adalah sebuah teknik transmisi yang menggunakan beberapa buah frekuensi (multicarrier), yang saling tegak lurus (orthogonal). Teknik tersebut merupakan kombinasi dari teknik modulasi dan teknik multiplexing, dimana modulasi adalah proses perubahan (varying) suatu gelombang periodik sehingga menjadikan suatu sinyal mampu membawa suatu informasi. terdapat tiga parameter kunci pada yaitu :amplitudo, fase dan frekuensi, sedangkan multiplexing adalah suatu teknik mengirimkan lebih dari satu (banyak) informasi melalui satu saluran. Penelitian dilakukan dengan membuat desain transmitter dan receiver OFDM menggunakan bahasa pemrograman Very High Speed Intregrated Circuit Hardware Description Language (VHDL) pada software ISE Webpack 10.1. Desain tersebut dibuat dalam beberapa bagian agar mempermudah pembuatan desain, untuk transmitter dibagi menjadi desain modulasi, serial to parallel converter, IFFT, dan parallel to serial converter, sedangkan untuk receiver terbagi menjadi desain serial to parallel, FFT, parallel to serial converter, dan demodulasi. Kemudian masing-masing desain diuji dengan menggunakan software simulasi ModelSim XE III 6.3c dan desain tersebut diimplementasikan pada chip FPGA Xilinx Spartan-3E. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah desain transmitter dan receiver menggunakan bahasa pemrograman VHDL dan diimplementasikan pada chip FPGA Xilinx Spartan-3E.

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan teknologi telekomunikasi saat ini telah mengalami perkembangan yang pesat baik secara fisik (perangkat keras/ hardware) dan non fisik (program/ software). Perkembangan teknologi berkembang pesat dikarenakan semakin berkembangnya kebutuhan manusia akan komunikasi jarak jauh. Pada jaringan telekomunikasi, informasi atau pesan yang akan disampaikan terlebih dahulu diubah menjadi sinyal listrik dan ditransmisikan melalui suatu media sehingga dapat diterima oleh pihak yang dituju [Susanty, 2007]. Telekomunikasi nirkabel lebih banyak disukai daripada telekomunikasi dengan kabel karena telekomunikasi nirkabel ini tidak membutuhkan media perantara yang berupa fisik dalam penyampaian data-data yang akan dikirimkan tetapi melalui media gelombang cahaya tertentu (seperti teknologi infra merah pada remote TV) atau gelombang radio (seperti bluetooth pada komputer dan ponsel) dengan frekuensi tertentu. Karena tuntutan akan layanan data berkecepatan tinggi dengan performansi yang baik dan mampu bekerja pada kanal multipath fading (frequency selective fading) maka diperlukan suatu teknologi yang dapat melakukan itu. Teknologi ini adalah Orthogonal Frequency Division Multiplexing (OFDM) dan OFDM ini diimplementasikan

pada FPGA maka tidak akan membutuhkan banyak hardware karena hanya membutuhkan sebuah chip FPGA berukuran 2 x 2 x 0,2 cm yang dapat mengolah data-data tersebut sebelum dikirimkan atau diterima. B. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Mendesain modul Serial to Parallel Converter mengunakan bahasa pemrograman VHDL. 2. Mendesain modul Parallel to Serial Converter mengunakan bahasa pemrograman VHDL. 3. Mendesain modul Fast Fourier Transform mengunakan bahasa pemrograman VHDL. 4. Mendesain modul Inverse Fast Fourier Transform mengunakan bahasa pemrograman VHDL. 5. Menggabungkan modul modulasi BPSK, Serial to Parallel Converter, Fast Fourier Transform, dan Parallel to Serial Converter dalam satu sistem dan diimplementasikan pada chip FPGA. 6. Menggabungkan modul demodulasi BPSK, Serial to Parallel converter, Inverse Fast Fourier Transform, dan Parallel to Serial Converter dalam satu sistem

dan diimplementasikan pada chip FPGA. C. Manfaat Penelitian Perancangan berikut:

ini

memiliki

manfaat-manfaat

sebagai

1.

2.

Dapat meminimalisasi ukuran sebuah transmitter dan receiver, karena sistem transmitter dan receiver tersebut ditanamkan dalam sebuah chip FPGA yang berukuran 2 x 2 x 0,2 cm.. Dapat mengembangkan penerapan teknologi khususnya teknologi Integrated Circuit (IC) yang dapat dirancang sendiri oleh user.

D. Batasan Masalah Beberapa hal yang membatasi masalah dalam pembahasan tugas akhir adalah: 1. Algoritma FFT/ IFFT yang digunakan adalah algoritma decimation in frequency (DIF) 8 titik. 2. Chip FPGA yang digunakan ialah Xilinx Spartan 3E XC3S500E. 3. Bahasa Pemrogaman yang digunakan adalah Very High Speed Integrated Circuit Hardware Description Language (VHDL) untuk chip FPGA yang diproduksi oleh perusahaan Xilinx. 4. Transmitter yang dibuat tersusun dari modulasi BPSK, serial to paralel converter, IFFT, dan paralel to serial converter. Untuk receiver yang dibuat tersusun dari demodulasi BPSK, serial to paralel converter, FFT, dan paralel to serial converter. 5. Pengiriman data dari transmitter ke receiver menggunakan kabel penghubung. E. Perumusan Masalah Masalah yang akan dicoba untuk diselesaikan dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana mendesain Fast Fourier Transform (FFT), Invers Fast Fourier Transform (IFFT), Serial to Parallel Converter, dan Paraller to Serial Converter menggunakan bahasa pemrograman VHDL. 2. Bagaimana mendapatkan nilai keluaran dari masingmasing rangkaian menggunakan software simulasi agar sesuai dengan data yang didapat dalam perhitungan. 3. Bagaimana menggabungkan Serial to Parallel Converter, Modulator/ demodulator, Fast Fourier Transform/ Invers Fast Fourier Transform (FFT/IFFT), Paraller to Serial Converter dalam satu sistem digital. F. Hipotesis

Menjelaskan tugas akhir secara umum, berisi latar belakang, tujuan, manfaat penelitian, batasan masalah, perumusan masalah, hipotesis, dan sistematika penulisan. II. TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini dijelaskan secara garis besar tentang teori dasar yang digunakan dan yang berhubungan dengan sistem yang akan dibuat. III. METODE PENELITIAN Bagian ini akan menjelaskan metodologi yang digunakan dalam proses pembuatan dan pengimplementasian sistem. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Bagian ini berisi mengenai hasil pengujian dari percobaan dan membahas terhadap data-data hasil pengujian yang diperoleh. V. SIMPULAN DAN SARAN Bab ini akan menyimpulkan semua kegiatan dan hasilhasil yang diperoleh selama proses pembuatan dan implementasi sistem. II. TINJAUAN PUSTAKA A. Orthogonal (OFDM) 1.

Frequency

Division

Multiplexing

Definisi OFDM

Orthogonal Frequency Division Multiplexing (OFDM) adalah sebuah teknik transmisi yang menggunakan beberapa buah frekuensi (multicarrier) yang saling tegak lurus (orthogonal). Teknik tersebut merupakan kombinasi dari teknik modulasi dan teknik multiplexing, dimana modulasi adalah proses perubahan (varying) suatu gelombang periodik sehingga menjadikan suatu sinyal mampu membawa suatu informasi, terdapat tiga parameter kunci pada yaitu: amplitudo, fase dan frekuensi, sedangkan multiplexing adalah suatu teknik mengirimkan lebih dari satu (banyak) informasi melalui satu saluran [wikipedia, 2008]. Pada saat ini, OFDM telah dijadikan standar telekomunikasi dan dioperasikan di Eropa yaitu pada Proyek Digital Audio Broadcast (DAB), selain itu juga digunakan pada High Bit-rate Digital Subscriber Lines (HDSL) 1,6 Mbps, Very High Speed Digital Subscriber Lines (VHDSL) 100 Mbps, High Definition Television (HDTV), Worldwide Interoperability for Microwave Access (WiMAX) dan juga komunikasi radio. Gambar 1 menunjukkan prinsip utama dari FDM dan OFDM.

Pada transmitter didapat data hasil modulasi BPSK dan multiplexing IFFT, serta pada receiver didapat data hasil demodulasi BPSK dan demultiplexing FFT. Data hasil tersebut didapat dari simulasi menggunakan software Modelsim Xilinx Edition-III v6.3c dan sesuai dengan data hasil perhitungan. G. Sistematika Penulisan Gambar 1. Prinsip utama FDM dan OFDM Dalam tulisan tugas akhir rancang bangun sistematika penulisan yang dibuat adalah sebagai berikut: I. PENDAHULUAN

Istilah orthogonal dalam Orthogonal Frequency Division Multiplexing (OFDM) mengandung makna hubungan matematis antara frekuensi-frekuensi yang

digunakan dan didefinisikan dengan fungsi dari nilai real dan imaginer. Dengan persamaan matematika bisa diekspresikan sebagai dua buah kumpulan sinyal bila: a

∫ψ

p

(t ).ψ q (t )dt = 0 , ( p ≠ q )...................... (1)

b

Pemakaian frekuensi yang saling orthogonal pada OFDM memungkinkan overlap antar frekuensi tanpa menimbulkan interferensi satu sama lain. Sebagai analogi, FDM diibaratkan sebagai air yang keluar dari sebuah kran dan OFDM sebagai air yang keluar dari sebuah shower. Air pada sebuah keran akan membuat pada satu aliran air dan tidak bisa dibagi-bagi, sedangkan air pada shower akan membuat banyak aliran air sehingga jika keran tersebut ditutup dengan jari maka aliran air tersebut dapat dihentikan sedangkan pada shower tidak.

IFFT. Tetapi pada kenyataannya tidak semudah itu. Karena pembatasan spektrum dari sinyal OFDM tidak strict, sehingga terjadi distorsi linear yang mengakibatkan energi pada tiap-tiap subchannel menyebar ke subchannel di sekitarnya, dan pada akhirnya ini akan menyebabkan interferensi antar simbol (ISI). Solusi yang termudah adalah dengan menambah jumlah subchannel sehingga periode simbol menjadi lebih panjang, dan distorsi bisa diabaikan bila dipandingkan dengan periode simbol. Tetapi cara diatas tidak aplikatif, karena sulit mempertahankan stabilitas carrier dan juga menghadapi Doppler Shift. Selain itu, kemampuan FFT juga ada batasnya. Pendekatan yang relatif sering digunakan untuk memecahkan masalah ini adalah dengan menyisipkan guard interval (interval penghalang) secara periodik pada tiap simbol OFDM. Sehingga total dari periode simbol menjadi : T total = T guard + T symbol ...........................(2) Penyisipan tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 2. (a) Analogi kran air sebagai FDM yang single carrier dan (b) Analogi shower sebagai OFDM yang multi carrier 2.

Prinsip Dasar OFDM

Gambar 4. Penyisipan interval penghalang Cyclic prefix yang ditransmisikan selama guard interval, terdiri dari akhir dari simbol OFDM yang dicopy ke guard interval, dan guard interval ditransmisikan diikuti dengan simbol OFDM. Alasan guard interval terdiri dari copy dari akhir simbol OFDM adalah agar receiver nantinya mengintegrasi masing-masing multipath melalui angka integer dari siklus sinusoida ketika proses demodulasi OFDM dengan FFT. Gambar 3. Blok diagram OFDM Sinyal carrier dari OFDM merupakan penjumlahan dari banyaknya sub-carriers yang orthogonal, dengan data pada masing-masing sub-carriers dimodulasikan secara bebas menggunakan teknik modulasi. Pada stasiun penerima, dilakukan operasi yang berkebalikan dengan apa yang dilakukan di stasiun pengirim. Mulai dari konversi dari serial ke paralel, kemudian konversi sinyal yang paralel dengan Discrete Fourier Transform (DFT), konversi dari paralel ke serial, setelah itu demodulasi dan akhirnya kembali menjadi bentuk data informasi. Pemakaian frekuensi yang saling orthogonal pada OFDM memungkinkan overlap antar frekuensi tanpa menimbulkan interferensi satu sama lain. Ada beberapa kumpulan sinyal yang orthogonal, salah satunya yang cukup sering digunakan adalah sinyal sinus. Pada OFDM, sinyal didesain sedemikian rupa agar orthogonal, sehingga bila ada distorsi pada jalur komunikasi yang menyebabkan intersymbol interference dan intercarrier interference, maka setiap subchannel akan bisa dipisahkan stasiun penerima dengan menggunakan

3. a.

Keunggulan dan Kelemahan OFDM

Keunggulan OFDM OFDM ini memiliki beberapa kelebihan, diantaranya yaitu: 1. Efisien dalam pemakaian frekuensi Pada OFDM overlap antar frekuensi yang bersebelahan diperbolehkan, karena masing-masing sudah saling orthogonal, sedangkan pada sistem multicarrier konvensional untuk mencegah interferensi antar frekuensi yang bersebelahan perlu diselipkan frekuensi penghalang (guard band), dimana hal ini memiliki efek samping berupa menurunnya kecepatan transmisi bila dibandingkan dengan sistem single carrier dengan lebar spektrum yang sama. Sehingga salah satu karakteristik dari OFDM adalah tingginya tingkat efisiensi dalam pemakaian frekuensi. 2. Kuat menghadapi frequency selective fading Karakter utama yang lain dari OFDM adalah kuat menghadapi frequency selective fading. Dengan menggunakan teknologi OFDM, meskipun jalur komunikasi yang digunakan memiliki karakteristik frequencyselective fading (dimana bandwidth dari

channel lebih sempit daripada bandwidth dari transmisi sehingga mengakibatkan pelemahan daya terima secara tidak seragam pada beberapa frekuensi tertentu), tetapi tiap sub carrier dari sistem OFDM hanya mengalami flat fading (pelemahan daya terima secara seragam). Pelemahan yang disebabkan oleh flat fading ini lebih mudah dikendalikan, sehingga performansi dari sistem mudah untuk ditingkatkan Tidak sensitif terhadap sinyal tunda Keuntungan yang lainnya adalah, dengan rendahnya kecepatan transmisi di tiap subcarrier berarti periode simbolnya menjadi lebih panjang sehingga kesensitifan sistem terhadap delay spread (penyebaran sinyal-sinyal yang datang terlambat) menjadi relatif berkurang.

1.

Kelemahan OFDM Sebagai sebuah sistem buatan menusia, tentunya teknologi OFDM pun tak luput dari kekurangankekurangan. Diantaranya adalah frequency offset dan nonlinear distortion (distorsi nonlinear). 1. Sangat sensitif terhadap carrier frequency offset Sistem ini sangat sensitif terhadap carrier frequency offset yang disebabkan oleh jitter pada gelombang pembawa (carrier wave) dan juga terhadap Efek Doppler yang disebabkan oleh pergerakan baik oleh stasiun pengirim maupun stasiun penerima. 2. Mudah terkontaminasi oleh distorsi nonlinear Teknologi OFDM adalah sebuah sistem modulasi yang menggunakan multi-frekuensi dan multiamplitudo, sehingga sistem ini mudah terkontaminasi oleh distorsi nonlinear yang terjadi pada amplifier dari daya transmisi. 3. Sulit menentukan start point pada stasiun penerima Pada stasiun penerima, menentukan start point untuk memulai operasi Fast Fourier Transform (FFT) ketika sinyal OFDM tiba di stasiun penerima adalah hal yang relatif sulit atau dengan kata lain, sinkronisasi daripada sinyal OFDM adalah hal yang sulit.

2.

3.

b.

Amplitude Shift Keying (ASK) yaitu modulasi amplituda dengan pemodulasi sinyal data biner (bit 0 atau bit 1), sinyal data tersebut direpresentasikan dengan level amplituda yang berbeda. pada umumnya salah satu amplitudo adalah nol untuk mewakili biner 0, sedangkan biner 1 diwakili oleh adanya sinyal carrier dengan amplituda yang konstan, untuk modulasi tersebut dapat dilihat pada gambar 8 dan persamaannya seperti berikut: s(t ) = A cos(2πf c t ) untuk biner 1

s(t ) = 0

untuk biner 0 ......(3) ASK umumnya digunakan untuk mentransmisikan sinyal digital pada serat optik, adanya cahaya menandakan adanya 1 elemen sinyal atau biner 1 dan bila tidak cahaya berarti biner 0.. Frequency Shift Keying (FSK) yaitu modulasi frekuensi dengan pemodulasi sinyal data biner (bit 0 atau bit 1), sinyal data tersebut direpresentasikan dengan frekuensi yang berbeda. FSK mewakili dua nilai biner dengan dua buah frekuensi yang letaknya berdekatan dengan frekuensi tengah, seperti persamaan berikut : s(t ) = A cos(2πf1t ) untuk biner 1

s(t ) = A. cos(2πf 2 t ) untuk biner 0 ......(4) dimana f1 dan f2 biasanya diperoleh dari pengurangan dan penjumlahan fc dengan suatu jarak frekeunsi tertentu, modulasi tersebut dapat dilihat pada gambar 8. Karena menggunakan dua frekuensi sesuai dengan dua kode biner yang dipakai (0 dan 1) maka modulasi ini sering disebut Digital-FSK.

B. Modulasi 1.

Prinsip Dasar Modulasi

Modulasi adalah proses perubahan suatu gelombang sehingga menjadikan suatu sinyal mampu membawa suatu informasi. Dengan proses modulasi, suatu informasi bisa dimasukkan ke dalam suatu gelombang pembawa. Terdapat tiga parameter kunci pada suatu gelombang yaitu: amplitude, fasa, dan frekuensi. Ketiga parameter tersebut dapat dimodifikasi sesuai dengan sinyal informasi untuk membentuk sinyal yang termodulasi. Gambar 5. Jenis-jenis modulasi digital

2. Modulasi Digital Dalam pengiriman data informasi bisa berupa data analog maupun digital sehingga terdapat dua jenis modulasi yaitu: modulasi analog dan modulasi digital. Dalam modulasi digital, suatu sinyal analog dimodulasi berdasarkan aliran data digital. Perubahan sinyal pembawa dipilih dari jumlah terbatas simbol alternatif. Teknik yang umum dipakai adalah :

3.

Phase Shift Keying (PSK) yaitu modulasi fase dengan pemodulasi sinyal data biner (bit 0 atau bit 1), sinyal data tersebut direpresentasikan dengan fase yang berbeda. Modulasi fase memiliki dua jenis yaitu Phase-coherent PM atau yang umum disebut dengan phase shift keying (PSK), dipergunakan untuk memodulasi data biner 1 dan 0 dengan perbedaan fase sebesar 1800, pada setiap perubahan data biner.

Sedangkan yang yang lain disebut differential-PM yang dipergunakan untuk memodulasi dengan perbedaan phase sebesar 900 untuk kode biner 0 dan perbedaan phase sebesar 2700 untuk biner 1. modulasi tersebut dapat dilihat pada gambar 8 dan persamaannya seperti berikut: s(t ) = A cos(2πf c t + π ) untuk biner 1

s(t ) = A. cos(2πf c t )

untuk biner 0.....(5) Penggunaan bandwidth yang lebih efisien lagi bisa dicapai bila setiap elemen pensinyalan menunjukan lebih dari satu bit, maka setiap perubahan fase dapat digunakan untuk mewakili lebih dari satu elemen sinyal, karena pergeseran fase yang lebih kecil dari 1800 dapat dilakukan, seperti pada persamaan berikut:

s(t ) = A cos(2πf c t + 45 0 )

untuk biner 11

0

s(t ) = A. cos( 2πf c t + 135 ) untuk biner 10

Gambar 7. TDM b. Frequency Division Multiplexing (FDM) Multiplexing ini dilakukan dengan cara menata tiap data informasi sedemikian rupa sehingga menempati satu alokasi frekuensi. Data yang dikirimkan akan dicampur berdasarkan frekuensi.

s(t ) = A cos(2πf c t + 225 0 ) untuk biner 00 s(t ) = A. cos(2πf c t + 315 0 ) untuk biner 01 .....................(6) C. Multiplexing Prinsip Dasar Multiplexing Multiplexing adalah suatu teknik mengirimkan lebih dari satu informasi melalui satu saluran. Istilah ini adalah istilah dalam dunia telekomunikasi. Tujuan utamanya adalah untuk menghemat jumlah saluran fisik misalnya kabel, pemancar dan penerima (transceiver), atau kabel optik. Contoh aplikasi dari teknik multiplexing ini adalah pada jaringan transmisi jarak jauh, baik yang menggunakan kabel maupun yang menggunakan media udara (wireless atau radio). Alat yang melakukan multiplexing disebut multiplexer (MUX) dan alat yang melakukan proses yang berlawanan disebut demultplexer (DEMUX). 1.

Gambar 6. Multiplexing 3.

Jenis-jenis Multiplexing Berdasarkan teknik pengiriman data informasi maka multiplexing terbagi menjadi dua yaitu berdasarkan frekuensi dan berdasarkan waktu. a. Time Division Multiplexing (TDM) Pada multiplexing jenis ini Pengiriman data dengan mencampur data berdasarkan waktu sinyal data tersebut dikirimkan. Digunakan untuk transmisi sinyal digital, bit data dari terminal secara bergantian diselipkan di antara bit data dari terminal lain. Pada sistem yang lainnya saluransaluran yang berbeda secara bergiliran menggunakan saluran itu dengan membuat sebuah kelompok yang berdasarkan pada pulse-times (hal seperti ini disebut dengan time slot), teknik multiplexing ini dapat dilihat pada gambar 10.

Gambar 8. FDM Salah satu teknik dalam multiplexing ini adalah discrete Fourier Transform (DFT). 4.

Fast FourierTransform/ Inverse Fast Fourier Transform (FFT/IFFT)

Fast Fourier Transform/ Inverse Fast Fourier transform (FFT/IFFT) adalah suatu algoritma untuk menghitung discrete fourier transform/ inverse fast fourier fransform (DFT) yang secara substansial dapat menyimpan waktu yang lebih dari pada metoda yang konvensional. Dua kelas dasar dari algoritma Fast Fourier Transform (FFT) adalah decimation-in-time (DIT) dan decimation-infrequency (DIF).[Samuel, 2004] DFT adalah salah satu bentuk transformasi fourier dimana sebagai ganti integral, digunakan penjumlahan. DFT merujuk pada suatu transformasi matematik bebas atau tidak bergantung bagaimana transformasi tersebut dihitung, sedangkan FFT merujuk pada satu atau beberapa algoritma efesien untuk menghitung DFT. Persamaan untuk DFT adalah: N −1

X (k ) = ∑ x(n)e − j 2πk / N

................(7)

n =0

Maka persamaan untuk IDFT adalah:

x ( n) =

1 N

N −1

∑ X (k )e

j 2πk / N

................(8)

n =0

Persamaan DFT yang lain: N −1

X (k ) = ∑ x (n)WNnk n =0

………....(9)

Nilai

W Nnk sebagai berikut:

WNnk = e − j 2πk / N

W Maka nilai

W

nk N

W nk N

=W nk N

=e

....……....(10)

m S

…....…....(11)

dapat ditulis: − j 2 πn / S

……..…....(12)

WNnk = cos 2πn / S + j sin 2πn / S ........(13) Dimana : X(k) = keluaran DFT pada k k = titik keluaran DFT (mempunyai nilai 0 dari sampai N-1) N = jumlah dari sample points dalam data frame DFT x(n) = masukan DFT pada n n = titik masuakan DFT (mempunyai nilai 0 dari sampai N-1) S = jumlah titik dari FFT m = titik ke-n dari FFT Nilai dari persamaan tersebut disebut twiddle factor. twiddle factor untuk N= 8 dapat dilihat pada Tabel 1 m

Tabel 1. Twiddle factor untuk N= 8 pada FFT( W N m 0 1 2 3 4 5 6 7

W

0 1 2 3 4 5 6 7

Dengan menganbil nilai W Sm dari twiddle factor maka

D. Field Programmable Gate Array (FPGA)

−m

W

Maka persamaan akhir dari FFT 8 titik adalah:

didapat persamaan untuk FFT dan nilai WS− m untuk IFFT serta pada luarannya dibagi dengan banyaknya subchannel.

1 0,7071 – j0,7071 -j -0,7071 - j0,7071 -1 -0,7071 + j0,7071 j 0,7071 + j0,7071

Tabel 2 Twiddle factor untuk N = 8 pada IFFT( WS m

)

m S

Gambar 10. Diagram alir FFT 8 titik

)

−m S

1 0,7071 + j0,7071 j -0,7071 + j0,7071 -1 -0,7071 - j0,7071 -j 0,7071 - j0,7071

FPGA adalah komponen elektronika dan semikonduktor yang mempunyai komponen gerbang terprogram (programmable logic) dan sambungan terprogram. Komponen gerbang terprogram yang dimiliki meliputi jenis gerbang logika biasa (AND, OR, XOR, NOT, EQV) maupun jenis fungsi matematis dan kombinatorik yang lebih komplek (decoder, adder, subtractor, multiplier, dll). Blok-blok komponen di dalam FPGA bisa juga mengandung elemen memori (register) mulai dari flip-flop sampai pada Random Access Memory (RAM). Beberapa kelebihan dari FPGA antara lain adalah 1. Harga yang murah. 2. Dapat diprogram mengikuti kebutuhan. 3. Tidak memerlukan proses Fabrikasi. 4. kemampuan untuk di program kembali untuk mengkoreksi adanya bugs.

Metode pembangun FFT DIT ini diimplementasikan dalam single butterfly

Gambar 9. Diagram alir single butterfly Dalam implementasi digital dari sebuah operasi FFT, single butterfly diimplementasikan dalam unit jalur data. Sebuah unit pengendali mengendalikan jalur data dan menentukan stage. Untuk FFT 8 titik, proses terakhir berada pada stage 3.

Gambar 11. Penggolongan IC CMOS

1.

Arsitektur FPGA Secara umum arsitektur bagian dalam dari IC FPGA terdiri atas tiga elemen utama yaitu: Input/Output Blok (IOB), Configurable Logic Block (CLB) dan interconnection. 1. Input/Output Block : Sebagai interface antara external package pin dari device dan internal user logic. 2. Configurable Logic Blocks Berisi Look up table (LUT) yang berbasis struktur yang komplek dan implementasi dari rangkaian skuensial 3. Interconnection Berisi wire segments dan programmable switches dan menghubungkan antar Configurable Logic Blocks yang berbeda FPGA mempunyai sekumpulan CLB yang tersusun dalam array dengan diselang-selingi switch yang dapat mengatur-ulang interkoneksi antar logic block. Tiap logic block dapat diprogram untuk melakukan sebuah fungsi logika (seperti AND, OR, XOR, dsb.) dan kemudian switch juga dapat diprogram untuk menghubungkan blokblok sehingga fungsi logika yang lengkap dapat dilakukan.

untuk menghubungkan antar FPGA blocks, memastikan 100% connections telah terbentuk, dan meminimalkan propagation delay pada time-critical connections. 6 Programming unit, yaitu Mengkonfigurasi chip setelah placement dan routing step. Keseluruhan proses memakan waktu antara beberapa menit sampai beberapa jam. E. Very High Speed Integrated Circuit Hardware Description Language (VHDL) Very high speed integrated circuit Hardware Description Language (VHDL) adalah sebuah bahasa program yang digunakan untuk mendesain dan melakukan modelling dari suatu sistem perangkat keras digital, circuit board, dan komponen. Sebagai bahasa program, VHDL sudah distandarkan dalam bentuk IEEE standar no 10761987. 1.

Unit Desain Dasar VHDL Dalam VHDL, dikenal istilah design entity. Design entity merupakan black box sebuah sistem dalam versi VHDL. Design entity mendefinisikan bagaimana sebuah sistem yang dirancang dapat berinteraksi dengan dunia luar. Design entity merupakan unit dasar dalam mendeskripsikan suatu perangkat keras. Secara umum, design entity ini terdiri atas dua bagian, yaitu entity declaration dan architecture body. Hubungan keduanya dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 12. Arsitektur FPGA Fungsi logika dan interkoneksi FPGA ditentukan oleh data yang tersimpan pada sel memori statik internal. Ada beberapa cara untuk membuat data konfigurasi ke dalam sel memori ini, baik yang dilakukan secara otomatis pada waktu catu daya diberikan maupun dengan membaca konfigurasi data dari eksternal Serial atau byte Parallel PROM (mode master) atau Data dapat dituliskan pada FPGA dari eksternal device ( mode slave dan peripheral).

Gambar 13. Unit design dasar VHDL a.

b.

Entity Declaration Entity secara sederhana memuat daftar berbagai masukan dan luaran dari sebuah rangkaian. Entity declaration digunakan sebagai penghubung antara design entity dan sistem diluar design entity. Architecture Architecture mendefinisikan apa yang dikerjakan oleh rangkaian tersebut. Dengan kata lain, architecture VHDL menjelaskan implementasi internal dari entity terkait. Bisa terdapat beberapa architecture yang menggambarkan sebuah entity.

2.

Paradigma Pemrograman VHDL

2. Proses Implementasi FPGA FPGA diimplementasikan dengan ISE WebPACK 10.1, ada beberapa langkah dalam implementasi fpga ini, yaitu : 1. Design Entry, dapat dilakukan dengan cara schematic capture program atau VHDL / Verilog. 2. Logic Optimization, yaitu memodifikasi Boolean Expression untuk mengoptimalkan penggunaan Logic berbasis area dan kecepatan atau kombinasi keduanya. 3. Mapping, yaitu transformasi dari Boolean Expression atau VHDL kedalam bentuk rangkaian pada FPGA logic blocks (Area optimization – meminimalkan penggunaan block dan Delay optimization –

meminimalkan jumlah stage pada critical path). 4. Placement, yaitu penempatan blok-blok logika pada array FPGA. 5. Routing software, yaitu mengatur FPGA wire segments dan menentukan programmable switches

Tidak seperti bahasa program pada umumnya, misalnya C atau Pascal, dimana eksekusi untuk setiap statement dilakukan satu-persatu dan dengan suatu aturan tertentu. Di dalam architecture VHDL tidak terdapat aturan tertentu (kecuali dalam statement process, yang eksekusinya dilakukan secara sekuensial) dalam melakukan peng-assign-an statement. Perintah eksekusi akan dilakukan jika

terjadi perubahan pada sinya-sinyal dalam suatu statement. 3.

Arsitektur Standar dalam VHDL

Ada 3 pendekatan berbeda dalam menuliskan arsitektur VHDL. Ketiga pendekatan tersebut adalah dataflow, struktural dan behavioral. a.

b.

c.

Arsitektur Dataflow. Deskripsi pendekatan dataflow sama dengan bahasa transfer register (Register Transfer Language). Fungsi dari rangkaian dijelaskan dengan mendefinisikan aliran informasi dari satu register (input) ke register lain (output). Pendekatan ini memperlihatkan bagaimana input dan output dari primitive component yang berada di dalam terhubung bersama. Arsitektur Strucktural Metode ini sama saja dengan representasi skematik, karena hubungan tiap komponen diperlihatkan. Arsitektur Behavioral Pendekatan arsitektur behavioral menjelaskan tingkah laku (behavior) fungsional rangkaian yang dirancang, serta respon rangkaian terhadap berbagai sinyal masukan. Tingkah laku rangkaian diterangkan secara algoritmik tanpa memperlihatkan bagaimana strukturnya diimplementasikan. Arsitektur behavioral biasa menggunakan process statement.

F. Xilinx ISE Design Suite 10.1 Xilinx ISE Design Suite 10.1 atau yang dikenal dengan ISE WebPACK 10.1 ini adalah sebuah Integrated Software Environment yang dibuat oleh perusahaan Xilinx untuk mendesain dan memprogram chip FPGA atau CPLD yang dikeluarkan oleh perusahaan Xilinx. .

ModelSim XE III 6.3c ini terintegrasi dengan software ISE WebPACK 10.1, sehingga desain FPGA atau CPLD yang dibuat pada software ISE WebPACK bisa langsung ditampilkan pada software ModelSim ini dalam bentuk simulasi sinyal digital dari masukan dan luaran desain yang dibuat.

Gambar 15. Jendela utama ModelSim XE III 6.3c H. Xilinx Spartan-3E Starter Kit Xilinx Spartan-3E Starter Kit ini merupakan modul yang dikhususkan untuk pengembangan dari chip FPGA keluarga Spartan-3E. Chip FPGA sudah terintegrasi dengan bermacam-macam alat dalam modul ini yaitu: 1. Xilinx platform flash. 2. 50 MHz crystal clock oscillator. 3. 128 Mbit parallel flash, 16 Mbit SPI flash, 64 Mbyte DDR SDRAM. 4. Ethernet 10/100 Phy. 5. JTAG USB download. 6. 2 port serial RS-232 dan 1 port PS/2 mouse/keyboard. 7. Rotary encoder /w push button, 4 slides switch, 8 LED output, 4 momentary- contact push button. 8. 100-pin hirose expansion connection port dan 3 buah 6pin expansion connector. 9. LCD 16 character x 2 line. Modul ini juga memiliki chip CPLD CoolRunner-II.

Gambar 16. Xilinx Spartan-3E Starter Kit Gambar 14. ISE WebPACK 10.1 jendela project navigator G. ModelSim Xilinx Edition (XE) III 6.3c ModelSim ini merupakan software Mentor Graphics pertama yang mengkombinasikan teknologi single kernel simulator (SKS) dengan sebuah unified debug environment untuk bahasa pemrograman Verilog, VHDL, atau C.

J. Serial To Parallel Converter Serial To Parallel Converter atau Serial In parallel Out merupakan sebuah pengkonversi data masukan serial menjadi data luaran paralel. Pada pengkonversi ini terdapat register untuk menyimpan data masukan serial lalu mengeluarkan data tersebut secara bersama-sama sehingga data tersebut menjadi data paralel.

K. Parallel To Serial Converter Parallel To Serial Converter atau Parallel In Serial Out ini merupakan sebuah pengkonversi yang mirip dengan pengkonversi serial ke paralel hanya saja data masukan berupa data paralel dan data luaran berupa data serial. III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian

Serial to paraler converter, modulator BPSK, multiplexing IFFT, Paralel to serial converter.

Gambar 17. Blok Diagram Transmitter OFDM Dan pada dimana pada OFDM Receiver yang terdiri dari Serial to paraller converter, demodulator BPSK, multiplexing FFT, Parallel to serial converter.

Penelitian dilakukan dari bulan September 2008 sampai Desember 2008, bertempat di Laboratorium Teknik Digital yang merupakan bagian dari Laboratorium Terpadu Teknik Elektro, Jurusan Teknik Elektro, Universitas Lampung B. Alat dan Bahan Alat dan bahan penelitian mencakup berbagai instrumen, komponen, perangkat kerja serta bahan-bahan yang digunakan dalam proses penelitian, di antaranya: Peralatan: 1. Komputer Pribadi (PC) 2. Power Supply 3. Kabel penghubung universal serial bus (USB) komputer dengan starter kit 4. Digital Probe 5. Multimeter digital 6. Kabel penghubung

Gambar 18. Blok Diagram Receiver OFDM 3.

Pembuatan Desain OFDM Setelah membuat blok diagram maka dibuat desain dengan menggunakan software Xilinx ISE Design Suite 10.1 serta bahasa pemrogramanan VHDL untuk tiap blok diagram.

Bahan-bahan: 1. Xilinx Spartan 3E XC3S500E stater kit 2. Xilinx ISE Design Suite 10.1 3. ModelSim Xilinx Edition III 6.3c C. Prosedur Kerja Dalam penyelesaian tugas akhir ini ada beberapa langkah kerja yang dilakukan untuk mencapai hasil akhir yang diinginkan, diantaranya: 1.

Studi Literatur Dalam studi literatur dilakukan pencarian informasi mengenai segala sesuatu yang berkaitan dengan sistem OFDM, FPGA, dan VHDL diantaranya adalah: a. Manual Xilinx Spartan 3E XC3S500E stater kit. b. Tutorial FPGA c. Karya ilmiah tentang OFDM d. Prinsip dasar modulasi digital BPSK. e. Prinsip dasar multiplexing FFT dan IFFT. f. Bahasa pemrograman Very High Speed Integrated Circuit Hardware Description Language (VHDL). Studi literatur dilakukan dengan cara mencari dan mempelajari bahan-bahan ajar dari buku-buku dan internet.

Gambar 19. Tampilan Software Xilinx ISE Design Suite 10.1 a. Modulator Binary Phase Shift Keying (BPSK) Untuk modulator BPSK terdiri dari dua modul, Modul ini disebut juga mapped (pemetaan) karena memetakan data masukan serial binary digits menjadi data complex symbol steam.

b.

Gambar 20. Desain Modulator BPSK Demodulator Binary Phase Shift Keying (BPSK) Untuk demodulator BPSK terdapat dua modul pembalik dari modulator BPSK, modul ini disebut juga demapped karena memetakan kembali data complex symbol steam menjadi data masukan serial binary digits.

2.

Perancangan Blok Diagram Sistem OFDM Perancangan blok diagram ini dilakukan agar mempermudah dalam merealisasikan sistem yang akan dibuat. Tahap ini berisi perancangan terhadap sistem OFDM, dimana pada OFDM Transmitter yang terdiri dari Gambar 21. Desain Demodulator BPSK

c.

Pada modul ini terjadi perhitungan complex symbol steam dan perubahan data dari frequency domain sample menjadi time domain sample. Modul IFFT ini digunakan untuk membuat simbol OFDM

Serial to Parallel Converter Data yang masuk ke FPGA adalah data serial harus diubah menjadi data paralel agar bisa diproses pada FFT/ IFFT 8 titik. Data masukan serial dan data keluaran paralel 8 bit.

Tabel 4. Persamaan akhir IFFT 8 titik

d.

Gambar 22. Desain Serial to Paralel Converter Parallel to Serial Converter Data yang luaran FFT/ IFFT 8 titik adalah data paralel dimana tiap titiknya terdapat 8 bit nilai luaran sehingga total nilai luaran ini adalah 8 x 8 bit, data serial 64 bit.

Gambar 25. Desain Invers Fast Fourier Transrorm 4.

d.

Gambar 23. Desain Paralel to Serial Converter FFT Pada modul ini terjadi perhitungan complex symbol steam dan perubahan data dari time domain sample menjadi frequency domain sample. Tabel 3. Persamaan akhir FFT 8 titik

Uji Coba Sistem Uji coba ini dilakukan untuk mengetahui tingkat keberhasilan dari sistem yang telah dibuat. Adapun hal-hal yang diuji cobakan sebagai berikut: a. Uji coba sistem dengan software simulator Setelah masing-masing modul didesain maka dilakukan simulasi untuk melihat luaran dari masingmasing modul tersebut apakah sudah sesuai dengan hasil perhitungan, jika tidak sama maka dicari letak kesalahan dan diperbaiki desain tersebut lalu disimulasikan kembali, jika hasil simulasi sudah sesuai dengan nilai perhitungan maka modul-modul tersebut digabungkan menjadi satu sistem OFDM transmitter dan OFDM receiver.

Gambar 26. Tampilan Software Simulasi ModelSim XE III 6.3c b.

d.

Gambar 24. Desain Fast Fourier Transform IFFT

Uji coba sistem pada FPGA Setelah disimulasikan pada software dan tidak ada masalah maka desain tersebut di-download ke chip FPGA, setelah selesai lalu diberikan masukan nilai dari push button dan luaran dihubungkan pada lampu led, jika lampu led menyala luaran dari FPGA berarti desain sudah berhasil di-download pada chip FPGA

5.

Analisis dan Simpulan Analisis dilakukan dengan cara mengambil data dari hasil simulasi masing-masing modul lalu dibandingkan dengan data yang didapat dengan cara perhitungan oleh software Microsoft Office Excel 2003 dan data untuk FFT dan IFFT dibandingkan juga dengan hasil perhitungan yang didapat dengan software Matlab, penulis mengambil data FFT dan IFFT dengan software Matlab tersebut dari master tesis saudara Kazamu Adzha Bin Kadiran. Datadata tersebut dianalisis untuk kemudian dilakukan pengambilan kesimpulan.

6.

Pembuatan Laporan Akhir dari tahap penelitian ini adalah pembuatan laporan dari semua kegiatan penelitian yang telah dilakukan. Secara umum urutan pekerjaan yang dilakukan dalam penelitian ini dapat dijelaskan secara sistematis dalam diagram alir pada gambar 27.

Jumlah komponen digital yang digunakan dalam modul ini dapat dilihat pada tabel 5. Tabel 5. Estimasi jumlah komponen digital untuk modulasi BPSK

B. Modul Demodulasi BPSK

Gambar 29. Hasil simulasi modul demodulasi BPSK Gambar 29 menampilkan hasil simulasi demodulasi BPSK. Pada modul ini terdapat tiga glitch yaitu undefine, nilai high, dan delay. Glitch undefine terjadi karena awal luaran sebelum rising edge sinyal clock, glitch nilai high terjadi karena pada program sub-modul pertama akan merubah nilai masukan 0 menjadi 01 dan nilai selain 0 akan dirubah menjadi 11, sehingga nilai undefine tersebut akan dirubah menjadi nilai 11 lalu pada sub-modul kedua nilai 11 dirubah menjadi 1Jumlah komponen digital yang digunakan dalam modul ini dapat dilihat pada tabel 6. Tabel 6. Estimasi jumlah komponen digital untuk demodulasi BPSK Gambar 27. Diagram Alir Penelitian IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Modul Modulasi BPSK C. Modul Serial to Parallel Converter

Gambar 28. Hasil simulasi modul modulasi BPSK Gambar 28 menampilkan hasil simulasi modulasi BPSK, pada gambar terlihat glitch nilai undefine yang terjadi di awal luaran modul ini, glitch nilai undefine ini terjadi selama sebelum rising edge kedua dari sinyal clock yang merupakan penjumlahan dari dua glitch undefine dari dua sub-modul yang terdapat pada modul modulasi ini.

Gambar 30. Hasil simulasi modul serial to parallel converter

Gambar 30 terlihat hasil simulasi serial to parallel converter, terlihat data masukan serial pada 50 ns akan dikeluarkan pada 6.450 ns, ini terjadi karena data serial yang masuk pada modul ini akan disimpan pada register 64 bit dahulu, dimana dibutuhkan 64 rising edge dari sinyal clock untuk mengisi register tersebut hingga penuh lalu dikeluarkan sehingga delay pada modul ini terjadi 64 clock atau 6.400 ns. Jumlah komponen digital yang digunakan dalam modul ini dapat dilihat pada tabel 7. Tabel 7. Estimasi jumlah komponen digital untuk serial to parallel converter

D. Modul Parallel to Serial Converter

Gambar 31. Hasil simulasi modul parallel to serial converter Gambar 31 terlihat hasil simulasi parallel to converter, terlihat data masukan paralel pada channel pertama (10101010) menjadi luaran serial 8 bit pertama (10101010) dan masukan pada channel terakhir (00101010) menjadi luaran serial 8 bit terakhir (00101010). Pada modul ini tidak terdapat delay atau nilainya sangat kecil sekali karena data masukan pada 150 ns akan dikeluarkan pada waktu yang sama. Jumlah komponen digital yang digunakan dalam modul ini dapat dilihat pada tabel 8.

Gambar 32. Hasil simulasi modul FFT Pada gambar di atas terlihat hasil simulasi FFT yang sesuai nilainya dengan hasil perhitungan yang terdapat pada tabel. Karena bilangan biner tidak dapat menampilkan nilai negatif (-) maka luaran FPGA dibuat 2’s complement yang merepresentasikan nilai positif dan negatif, dimana bila MSB dari bit tersebut 0 maka data tersebut bernilai positif dan bila 1 maka data tersebut bernilai negatif. Jumlah komponen digital yang digunakan dalam modul ini dapat dilihat pada tabel 9. Tabel 9. Estimasi jumlah komponen digital FFT

Tabel 8. Estimasi jumlah komponen digital untuk parallel to serial converter

E. Modul Fast Fourier Transform .

Pada tebel di atas terlihat bahwa pada modul FFT ini terlalu banyak menggunakan IOB sehingga tidak bisa disimulasikan untuk tipe FPGA spartan-3E dengan 500 ribu gerbang logika, untuk itu perlu dirubah tipe FPGA dengan IOB yang lebih banyak untuk mendapatkan hasil simulasi modul ini. Penulis menggunakan tipe FPGA Spartan-3E dengan 1,2 juta gerbang logika untuka mendapatkan hasil simulasi pada gambar 70.

F. Modul Invers Fast Fourier Transform

Pada gambar di atas terlihat hasil simulasi dari modul transmitter OFDM, glitch undefine ini terjadi selama 6.850 ns atau sebelum rising edge ke 68 dari sinyal clock, glitch ini merupakan penjumlahan dari glitch pada modulasi BPSK, modul serial to parallel converter, modul IFFT, dan modul parallel to serial converter. Delay pada modul ini terjadi selama 6.700 ns yang berasal dari delay modul modulasi sebesar 100 ns, modul serial to parallel converter sebesar 6.400 ns, modul IFFT sebesar 100 ns, dan modul parallel to serial converter sebesar 100 ns. Tabel 11. Estimasi jumlah komponen digital untuk transmitter OFDM

G. Modul Sistem Receiver OFDM

Gambar 33. Hasil simulasi modul IFFT Pada gambar di atas terlihat hasil simulasi FFT yang sesuai nilainya dengan hasil perhitungan yang terdapat pada tabel. Karena bilangan biner tidak dapat menampilkan nilai negatif (-) maka luaran FPGA dibuat 2’s complement yang merepresentasikan nilai positif dan negatif, jika bit MSB pada nilai tersebut bernilai 0 maka nilai tersebut positif dan jika bit tersebut bernilai 1 maka nilai tersebut negatif. Tabel 10. Estimasi jumlah komponen digital untuk IFFT

Receiver OFDM ini merupakan penggabungan dari modul demodulasi BPSK, modul serial to parallel converter, modul FFT, dan modul parallel to serial converter.

Gambar 35. Hasil simulasi modul receiver Pada gambar di atas terlihat hasil simulasi dari modul transmitter OFDM dengan delay pada modul ini terjadi selama 6.700 ns yang berasal dari delay modul demodulasi sebesar 100 ns, modul serial to parallel converter sebesar 6.400 ns, modul FFT sebesar 100 ns, dan modul parallel to serial converter sebesar 100 ns. Tabel 12. Estimasi jumlah komponen digital untuk receiver OFDM

F. Modul Sistem Transmitter OFDM Transmitter OFDM ini merupakan penggabungan dari modul modulasi BPSK, modul serial to parallel converter, modul IFFT, dan modul parallel to serial converter.

V. SIMPULAN DAN SARAN

Gambar 34. Hasil simulasi modul transmitter OFDM

A. Simpulan Dari serangkaian penelitian, pengujian, dan analisa yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa: 1. Modul serial to parallel converter telah berhasil dirancang dengan menggunakan arsitektur Behavioral dan modul tersebut tersusun dari 79 slices, 134 slice flip-flops, 76 LUT, 67 bonded IOBs, dan 1 GCLKs.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

Modul parallel to serial converter telah berhasil dirancang dengan menggunakan arsitektur Behavioral dan modul tersebut tersusun dari 45 slices, 64 slice flip-flops, 80 LUT, 66 bonded IOBs, dan 1 GCLKs. Modul Fast Fourier Transform telah berhasil dirancang dengan menggunakan arsitektur Behavioral dan struktural, serta modul tersebut tersusun dari 1068 slices, 2044 LUT, 258 bonded IOBs, 20 MULT18X18SIOs dan 1 GCLKs. Modul Invers Fast Fourier Transform telah berhasil dirancang dengan menggunakan arsitektur Behavioral dan struktural, serta modul tersebut tersusun dari 589 slices, 1050 LUT, 194 bonded IOBs, 16 MULT18X18SIOs dan 1 GCLKs. Dalam desain FFT dan IFFT dengan lebar data 8 bit pada channel maka tingkat kesalahan data yang terjadi lebih kecil dari pada dengan lebar data 3 bit, sehingga semakin besar lebar data maka semakin kecil tingkat kesalahan data yang terjadi. Modul modulasi BPSK, Serial to Parallel Converter, Fast Fourier Transform, dan Parallel to Serial Converter telah berhasil digabungkan dalam satu sistem dengan menggunakan arsitektur struktural dan berhasil diimplementasikan dalam chip FPGA dengan menggunakan kurang lebih 20 % komponen digital yang terdapat dalam chip FPGA Modul demodulasi BPSK, Serial to Parallel Converter, Invers Fast Fourier Transform, dan Parallel to Serial Converter telah berhasil digabungkan dalam satu sistem dengan menggunakan arsitektur struktural dan berhasil diimplementasikan dalam chip FPGA dengan menggunakan kurang lebih 28 % komponen digital yang terdapat dalam chip FPGA

B. Saran Untuk memberikan masukan dalam penelitian berikutnya berikut ini merupakan saran-saran yang perlu diperhatikan : 1. Menggunakan modulasi QPSK atau QAM untuk dapat menggunakan bandwidth yang lebih efisien lagi. 2. Membuat modul untuk dua data luaran (real dan imaginer) transmitter dan receiver menjadi satu data luaran. 3. Menggunakan chip FPGA yang berdiri sendiri (stand alone) sehingga dapat mengunakan input – output secara optimal. 4. Untuk melihat hasil luaran dalam bentuk sinyal analog sebaiknya digunakan perangkat tambahan DAC.

Haslina. 2007. Implementation Fast Fourier Transform Using VHDL. Universiti Teknologi Malaysia, Malaysia. (psm.fke.utm.my/libraryfke/files/54_HASLINABI NTIZAINOLABIDIN2007.pdf diakses 13 Juli 2008 pukul 11.29 WIB) Ilunga, Lou I. 2005. Adaptive, Turbo-coded OFDM. Virginia Polytechnic Institute and State University, United State of America. (scholar.lib.vt.edu/theses/available/etd-08162005101502/unrestricted /ETDF diakses 9 juli 2008 pukul 22.36 WIB) Jarot, S P W. 1999. Mengenal Teknologi Frequency Division Multiplexing (OFDM) pada Komunikasi Wireless. Elektro Indonesia. (www.elektroindonesia.com/elektro/tel24.html diakses 17 Mei 2008 pukul 13.14 WIB) Langton, Charan. 2004. Orthogonal Frequency Division Multiplexing (OFDM). (http://www.complextoreal.com/tutorial.html diakses 26 Agustus 2008, Pukul 11:07 WIB) Malvino, Albert Paul. 1993. Elektronika Komputer Digital: Pengantar Mikrokomputer. Erlangga, Jakarta Mealy, Bryan. 2004. The Low-Carb VHDL Tutorial. (ece.gmu.edu/courses/ECE545/viewgraphs_F04/lo Carb_VHDL_small.pdf diakses 15 Mei 2008 pukul 1.10 WIB) Panell, Karen and Nick Mehta. 2004. Programmable Logic Design Quick Start HandBook. Xilinx, United State of America. Samuel, Decky. 2004. Verifikasi Radix-4 Pipelined 16point Complex FFT CORE Dengan Menggunakan HOL Theorem Proving. Institut Teknologi Bandung, Bandung. Stallings, William. Komunikasi Data dan Komputer: Dasar-dasar Komunikasi Data. Salemba Teknika, Jakarta Susanty, Yunita. 2007. Rancang Bangun Sistem Enkripsi Sebagai Security Komunikasi Handie-Talkie (HT) Menggunakan Mikrokontroler AVR Seri ATMEGA8535. Universitas Lampung, Bandar Lampung Wikipedia. 2008. Orthogonal frequency-division multiplexing. (http://en.wikipedia.org/wiki/OFDM.html diakses 1 Juli 2008 Pukul 11.48 WIB) Xilinx. 2008. Spartan-3 Generation FPGA User Guide. Xilinx, United State of America

DAFTAR PUSTAKA Adzha, Kamuru.2005. Design and Implementation of OFDM Transmitter And Receiver on FPGA Hardware. Universiti Teknologi Malaysia, Malaysia. (eprints.utm.my/4712/1/KamaruAdzhaKadiranKPF KE2005TTT.pdf diakses 18 Nopember 2008, Pukul 16:55 WIB) Cheng, L K. 2004. Design Of An OFDM Transmitter And Receiver Using FPGA. Universiti Teknologi Malaysia, Malaysia

My Email [email protected] [email protected]

Related Documents