05 2009
T A B L O I D
Soara KOTA
Lugas, Berani dan Cerdas
Dwi Mingguan 16 April - 2 Mei >> Terbit 16 Halaman
Rp. 3.000,-
8
Lintas KOTA
Jakarta Bogor Tangerang Bekasi
Kaligrafi, Sarana Menggapai Ma’rifat
9
Bisnis Batu Fosil yang Menjanjikan
12
Depok Refleksi Tiga Tahun Kepemimpinan NMI
di Pundak Badrul
SMP ISLAM TERPADU
DARUL HIKAM BOARDING SCHOOL/FULL DAY
MENERIMA SISWA BARU Tahun Ajaran 2009/2010
DIAKUI Surat Izin Nomor : 421.2/1526-Disdik/2006
Jl. Pertiwi Komplek BAPPENAS Blok C-62, Kedaung - Sawangan, Telp. 7411544 HP. 08561435689
k tu iatu n P S U it m ATI Ya GR Deden Saputra, SS. Kepala SMP Islam Terpadu Darul Hikam
T A B L O I D
Soara KOTA
Opini
LAIN JEPANG, LAIN INDONESIA
T
anggal 26 September 2006 yang lalu, Shinzo Abe dilantik menjadi Perdana Menteri Jepang, menggantikan Junichiro Koizumi. Koizumi dikenal sebagai pemimpin yang berhasil mengangkat kembali keterpurukan ekonomi Jepang selama satu dasa warsa yang lalu. Langkah-langkah reformasi yang dilakukannya cukup mendasar. Abe sebagai penerus, boleh dibilang anak didik dari Koizumi, dan dia akan meneruskan kebijakannya. Ia juga sudah lama magang di birokrasi pemerintahan sebelumnya. Keluarganya juga pelaku politik selama beberapa generasi. Kakeknya, Nobuyuki Kishi pernah menjadi perdana menteri Jepang pada tahun 50-an. Ayahnya, Shintaro Abe adalah menteri luar negeri di era 70-an . Abe naik ke puncak jabatan pemerintahan Jepang dengan latar belakang kuat, dan pada masa Jepang berangsur keluar dari kelesuan ekonomi. Apalagi yang kurang? Tetapi yang sangat menarik adalah keputusan pertama yang dilakukannya: Memotong gajinya 30%, dan untuk para menterinya: 10%. Ia mulai dengan sikap politikus sejati: menepikan kepentingan pribadi dan mengedepankan tugas sebagai pengabdi masyarakat. Contoh lain: Beberapa bulan yang lalu Perdana Menteri Korea Selatan mengundurkan diri gara-gara dia asyik main golf (pada hari libur!), tetapi justru hari itu adalah hari pertama pemogokan oleh buruh kereta api Korea. Secara hukum tidak ada aturan yang dia langgar. Tetapi rasa malu karena melalaikan kepentingan publik menjadi alasan yang mengalahkan segalanya. Yang dekat dengan Indonesia: Beberapa tahun yang lalu seorang direktur perusahaan penerbangan Malaysia MAS melakukan perjalanan dinas ke Inggris. Pada kesempatan itu ia juga membawa isterinya, dengan biaya sendiri. Tak ada ampun lagi, dia mengundurkan diri dari perusahaan tersebut. Tidak kurang pula contoh dari berbagai belahan dunia lain: Jepang, Inggris, Jerman, Perancis dsb. Semangat serupa ternyata juga merambah ke dunia swasta. Pemimpin perusahaan-perusahaan besar yang menyangkut kepentingan orang banyak, juga berpegang kepada nilai-nilai yang sama. Malu kalau tidak bisa memenuhi tugasnya, apalagi terlibat skandal yang mencoreng reputasi pribadi maupun perusahaan yang dipimpinnya. Sebenarnya sejarah sudah dari dulu mencatat ciri kepemimpinan yang benar. Budha Gautama meninggalkan segala kemewahan untuk bisa dekat dengan rakyat. Isa al Masih mencuci kaki para pengikutnya, sebagai lambang pengabdian. Demikian pula perilaku Muhammad s.a.w. Ditegaskan oleh beliau bahwa: menjadi pemimpin akan diminta pertanggung jawabannya dunia - akhirat. Sikap seperti itu diteruskan oleh para sahabat dan khalifah-khalifah penerusnya. Intinya: menjadi pemimpin adalah melayani, mengabdi, mendahulukan kepentingan yang diabdi: rakyat Bagaimana dengan Indonesia. Dalam keadaan negara dan bangsa sedang terpuruk seperti sekarang ini, para pejabat dan tokoh pemerintahan, legislatif, pusat dan daerah, lembaga-lembaga lain, nampak sangat berbeda perilakunya. Gaji dan fasilitas terus minta ditambah, perjalanan keluar negeri yang lebih terkesan pelesiran bersama keluarga terjadi tanpa rasa risih atau malu. Yang berlaku adalah: Kekuasaan/jabatan identik dengan preferensi dan kenikmatan. Telah sekian kali pemimpin berganti, tetapi perilaku masih begitu, bahkan kian menjadi-jadi. Karena itu sangat mengkhawatirkan bahwa bangsa ini akan dapat keluar dari penderitaan. Kapan ada tokoh pemimpin yang benarbenar mementingkan tugas dan pengabdiannya kepada rakyat? ............. Astaghfirullahaladhim. Soehari Sargo - YBP
Soara KOTA menerima artikel/tulisan yang dikirim ke Redaksi maksimal 4.500 karakter. Isi tidak mempertentangkan SARA, bersifat edukatif dan mencerahkan publik. Disertai fotocopy KTP/SIM/Kartu Pelajar/Mahasiswa yang masih berlaku. seluruh artikel/tulisan yang masuk ke meja redaksi sepenuhnya Menjadi milik Soara KOTA
Lugas, Berani dan Cerdas
Mewujudkan Pendidikan Bebas Biaya Oleh : Sucipto,Spd
P
endidikan pada hakekatnya merupakan kebutuhan pokok bagi setiap manusia. Karena melalui pendidikan inilah pengetahuan manusia akan bertambah dan semakin membuka cakrawala berpikir manusia terhadap kehidupan yang ada di sekitarnya. Hal ini tentunya harus disadari oleh para pemimpin yang ada di muka bumi untuk memberikan kesempatan kepada warga negaranya agar memperoleh pendidikan yang memadai. Terlebih bagi pemimpin negeri kita Indonesia yang mayoritas penduduknya beragama Islam. Islam mengajarkan kepada umatnya untuk senantiasa belajar menuntut ilmu pengetahuan. Dalam hal ini Rasulullah SAW. Bersabda “menuntut ilmu wajib bagi setiap muslim”. Melihat hadist tersebut, adalah mutlak bagi para pemimpin di negeri yang mayoritas penduduknya beragama Islam untuk memberikan pendidikan yang layak, murah bahkan bisa gratis. Pendidikan bebas biaya merupakan dambaan bagi setiap warga negara, terlebih dalam situasi dan kondisi seperti sekarang ini. Sebagian besar umat Islam hidup dalam situasi dan kondisi yang sangat memprihatinkan, sementara biaya pendidikan semakin hari semakin mahal. Bahkan nyaris tak terjangkau oleh masyarakat golongan bawah (kaum dhuafa). Kondisi seperti ini tentunya harus di sikapi oleh para pemimpin kita untuk membuat keputusan yang bijaksana. Pemerintah berkewajiban untuk menyediakan dan membuat kebijakan yang memungkinkan setiap warga negara mendapat pendidikan gratis atau bebas biaya. Dalil yang menunjukan bahwa pendidikan bebas biaya menjadi tanggung jawab khilafah Islam ialah berdasarkan
ijma'sahabat yang memberi gaji kepada para pengajar dari baitul mall dengan jumlah tertentu. Adalah kewajiban pemimpin bangsa ini untuk bisa menggali potensi umat Islam yang memiliki harta yang melimpah guna membantu kaum yang lemah demi kemajuan bangsa di bidang pendidikan. Melalui zakat kita dapat membantu kaum yang lemah, bersahaja dan papah. Kesadaran membayar zakat bagi setiap orang yang memenuhi syarat memang harus terus di tingkatkan. Karena dari bantuan merekalah kaum dhuafa bisa tertolong untuk menenikmati pendidikan yang layak. Dalam hal ini rasanya cukup wajar dan beralasan bila kemudian membuat semacam peraturan yang ketat, sehingga potensi besar ini dapat digunakan sebagaimana mestinya. Sementara ini pemerintah baru bisa memaksa warganya untuk membayar kewajiban kepada negara berupa pembayaran pajak. Dimana dari pendapatan pajak ini pemerintah membiayai kebutuhan operasional sehari-hari bagi kepentingan negara. Yang menjadi pertanyaan sekarang adalah apakah tidak mungkin pemungutan zakat di barengkan dengan pemungutan pajak?. Seandainya hal ini bisa dilaksanakan dengan baik, maka tidak tertutup kemungkinan bangsa ini akan terbebas dari buta huruf, karena mereka dapat menikmati pendidikan dengan gratis. Semua ini dapat dibiayai melalui zakat. Atau mungkin dapat di
Soara Warga Anda ingin berbagi informasi/pengalaman? atau ingin menumpahkan unek-unek anda ? Kirim Komentar Anda Ke : 0817 6589 113 Ketik : SW (spasi) Komentar (nama dan alamat) Atau Email ke :
[email protected] Peraturan pembuatan KTP sekarang, malah bikin susah warga. Padahal ongkos buat mondar-mandirnya aja nggak cukup Rp. 10.000,. Udah gitu banyak KTP yang RT nya sama tapi RW-nya Beda. Ada juga yang agama Islam tapi di KTP tertulis Kristen. Ketika ditanyain sama petugas yang
ngurusin KTP, alasannya, ada aja. Yang keselip-lah, kecampur-lah. Mending ngurus KTP dibalikin kayak dulu, ngurus di ke kelurahan. 2-3 hari kelar. Kalo sekarang belon tentu 2-3 hari kelar. Paling banter juga satu bulan baru kelar. (Didi RT 05/05 Rangkpan Jaya)
lakukan ketika seseorang membayar pajak apapun bentuknya mereka mendapat keringanan dalam membayar zakat, sehingga mereka tidak merasa memenuhi kewajiban secara ganda. Sungguh luar biasa Islam mengajarkan kepada pemeluknya untuk senantiasa peduli dan berbagi kepada sesama. Dan ini juga menjadi bukti bahwa nabi Muhammad SAW. adalah menjadi rahmat bagi sekalian alam. Bagaimana dengan pendidikan di kota depok? Banyak pendapat yang mengatakan bahwa biaya pendidikan di kota depok lebih mahal dari Jakarta. Sedangkan untuk pendidikan gratis kota depok telah merintisnya dengan mendirikan SMP dan SMA terbuka. Sekolah ini berdiri di BedahanSawangan. Dibawah koordinasi anakanak muda yang memiliki kepedulian sosial yang tinggi mereka memberikan bimbingan belajar kepada kaum dhuafa untuk bisa menikmati pendidikan setingkat SMP dan SMA secara gratis. Untuk menjaga eksistensi sekolah tersebut tentunya perlu perhatian dari semua pihak, demi masa depan anak bangsa.
Sucipto,Spd Guru SMK Setia Negara Depok
Di tempat saya banyak warga yang tidak masuk DPT, padahal waktu pilgub sudah terdaftar, kenapa kok sekarang dihilangkan? Ada apa nih KPU? (Herman, RT 05/05, Rangkapan Jaya) Caleg PDIP Depok Nomor urut 1. nama Hendrik, ST. belum melunasi pembelian stiker caleg 1000 lembar. Belum jadi caleg aja udah menipu. Dari (Indrajie. Kp. Sengon Panmas. 081585471689) Pak Wali, kenapa KTP dipersulit, sekarang harus ke Pemda, memag sudah tidak percaya lagi sama Lurah ? Sudah jauh, telat didenda lagi Rp. 50.000. (085959670804)
Penerbit: Nufa Citra Mandiri. Penanggung Jawab/Pemimpin Perusahaan: Drs.Bahrudin Ibnu Azis. Pemimpin Umum: Jojo Sutarjo, SE. Pemimpin Redaksi: Agus Sutaman. Wakil Pimred: Eman Sutriadi. Editor: Goro, Ikin. Staf T A B L O I D Redaksi: Marcelly Irawan. Depok : Sutriadi, AMR, Maskannurohim al katro, Adi Mulyadi, Suge, Adi Supriadi. Bogor: Abitia, Deddy Edmon, Leonardo Fernandes. Jakarta Raya : Dadang, Deni A. Safari. Tangerang : Liston Silalahi, Bambang. Fotografer: S. Margenda. Lay Out: Oman S., Rion, Marketing/Iklan: Neneng, Mimih, Maila Father. Lugas, Berani dan Cerdas Sirkulasi: Amr Assadillah, Rohim, Kantor Redaksi: Graha Usaha Nufa Lt 2 Jl. Raya Ciputat-Parung Km 7 No. 29 Sawangan Depok 16516. Telp: (021) 744 1986, 7444 206, 7062 2902. Fax: (021) 744 1986.Rekening Bank: Syariah Mandiri Cab.Pondok Indah No Rek. 004.003.1074 a/n Lembaga PPMI. Percetakan NUFA Printing (Isi di luar tanggungjawab percetakan) Email:
[email protected] . Website: www.tabloidsoarakota.blogspot.com
Soara KOTA
2
T A B L O I D
Soara KOTA
Pendidikan
Lugas, Berani dan Cerdas
MEMBANGUN INDONESIA : MELALUI ETIKA, PENDIDIKAN DAN PROFESIONALISME. - Oleh : Hj. RA SSKS Tjakraningrat (Bagian terakhir dari dua tulisan) Etika Nasional Sejak dahulu kala, meskipun berawal dari ratusan suku dengan adat berbeda, tetapi sebagai bangsa yang utuh rakyat Indonesia bisa menerima dan mempunyai ciri-ciri umum yang sama. Sopan, hormat dan taat kepada orang tua atau penguasa, ramah dan murah hati kepada sesama, menjadi ciri sebagai bangsa. Agama dan adat/tradisi juga ikut memperkuat nilainilai tersebut. Memang ciri-ciri itu pada masa penjajahan oleh Belanda dimanfaatkan untuk menaklukkan dan menempatkan orang Indonesia sebagai kelas bawah yang bisa dikuasai dengan mudah. Bagaimanapun, nilai-nilai penting tetap bisa bertahan, malah justru bisa dimanfaatkan untuk mengikuti proses kemajuan zaman. Kaum intelek Indonesia, para perintis kemerdekaan, meskipun mereka tumbuh dari alam dan pendidikan Belanda, mempunyai semangat kebangsaan yang kuat sebagaimana tercermin dalam Sumpah Pemuda 1928. Demikian pula para pejuang kemerdekaan, yang berani bekorban apa saja untuk terwujudnya bangsa dan negara yang dicita-citakan. Semua berlaku dengan tidak meninggalkan ciri-ciri dasar berbangsa. Setelah kemerdekaan tercapai, wajar kalau rakyat mendambakan perbaikan nasib dan masa depan yang makin baik untuk anak cucu. Untuk mencapainya, perlu disadari bahwa memperoleh sesuatu yang lebih berharga tidak mudah. Harus melalui proses yang sulit, penuh pengorbanan dan perlu waktu. Dengan perkataan lain, proses yang terjadi adalah proses pembangunan, penciptaan nilai tambah. Dari bodoh menjadi pintar, dari bernilai rendah menjadi berharga, dari miskin dan menderita menjadi makmur sejahtera. Semua terjadi dalam semua bidang kehidupan, pelaku, termasuk sarana/infrastruktur materil, non materil yang terlibat. Sejak awal-awal sekali, keinginan itu seharusnya diterjemahkan menjadi proses yang terencana jelas dan konsisten, bersumber kepada konsep pembangunan yang berkelanjutan. Tidak ada cara mudah untuk mencapainya. Perlu pengorbanan, kerja keras, waktu panjang. Untuk itu prioritas, pengorbanan, pemanfaatan sumber-sumber daya harus ditentukan menurut sasaran yang ingin dicapai secara bertahap dari waktu ke waktu. Setiap bangsa mempunyai cita-cita maju, berkembang dan menjadi lebih baik dalam segala hal. Keinginan itu dituangkan
dalam falsafah, ideologi dan menjadi landasan ketatanegaraan. Contoh mudah, lihatlah kata-kata dalam lagu kebangsaan masing-masing : Bangsa Amerika membanggakan : “ .............. And conquer we must , for our cause is just,.......... and the Star Spangled Banner shall wave, over the Land of the Free and Home of the Brave...............”. Bangsa Perancis menggambarkan gelora perjuangannya dengan : “ Alons enfant de patrie.......... Le jour de Gloire c'est arrive ! .................. C o n t r e n o u s l e Tyrant...................................” China lebih lagi: “ Arise, ye who refuse to be slave, ........................ millions but with one heart, Breaving enemy's fire ......................., March On!”. Jepang agak aneh sendiri. Lagu kebangsaannya berumur sangat tua, berisi falsafah yang sulit mengartikannya. Tetapi dengan tradisi dan budaya yang luhur, bangsa Jepang mampu membangun dasardasar nasionalisme yang kuat, dan dari situ justru menjadi contoh keberhasilan mencapai kemajuan bagi bangsa-bangsa lain. Indonesia pun tidak kalah agung ideologinya. Sebagaimana tercantum dalam lagu Indonesia Raya. Berisi banyak keinginan luhur, cita-cita berbangsa dan bernegara yang besar dan kuat. Perlu diingat, lagu itu justru diciptakan jauh sebelum kemerdekaan menjadi kenyataan. Semua itu menggambarkan ciri-ciri yang membentuk wawasan, tekad, cita-cita, serta keinginan berbangsa dan bernegara. Singkatnya masing-masing bangsa mempunyai nilai-nilai dan pegangan hidup tertentu. Yang kemudian terbangun menjadi budaya atau etika. Dalam melaksanakannya, masingmasing kemudian menterjemahkan ideologi dan nilai-nilai serta etika nasionalnya ke dalam sistem kehidupan berbangsa dan bernegara. Disepakatilah beberapa ketentuan, aturan atau kebiasaan dalam masyarakat, yang disimpulkan dalam Undang Undang Dasar atau Konstitusi berikut undangundang, peraturan dan etika dalam hidup sehari-hari. Kalau semua bangsa menginginkan hal yang sama, mengapa terjadi perbedaan besar dalam keberhasilannya? Para perintis Amerika harus menaklukkan alam
yang luas dan tidak bersahabat. Jepang miskin dengan sumber daya alam, bahkan bencana alam pun sering terjadi. Demikian pula China, bencana alam, kelaparan, peperangan selalu menghantui. Di pihak lain, Indonesia tidak kurang suatu apa. Letak goegrafis yang ideal, tanah yang subur, dengan kekayaan alam melimpah serta iklim dan musim yang ramah. Tetapi sejarah menunjukkan bagaimana bangsa ini meskipun secara lahiriah menunjukkan peningkatan kemakmuran, tetapi dari waktu ke waktu terus mengalami penurunan mutu kehidupan. Penjajahan berkepanjangan oleh bangsa lain, “ Een natie van koelies, en koelie onder de naties “ kata Bung Karno. Merosotnya akhlak, nilai-nilai kebangsaan, ketiadaan pemerintah yang bersih, kerusakan lingkungan hidup, dsb. Semua itu membawa beban buruk secara politik, ekonomi dan sosial serta menurunkan martabat Indonesia sebagai bangsa di mata internasioal. Pendidikan dan Profesionalisme Sejarah bangsa-bangsa di dunia menunjukkan bahwa mereka menjadi maju, makmur, disegani, karena mempunyai rakyat yang bermutu tinggi dalam segala hal. Mengapa suatu bangsa atau bahkan seseorang bisa lebih baik, pandai dan dengan nilai-nilai hidup serta kehidupan yang lebih baik dari yang lain? Jawabnya adalah pendidikan. Pendidikan adalah proses memperbaiki, meningkatkan manusia dengan menambah pengetahuan, wawasan dan memperbaiki perilakunya. Membuat dari bodoh menjadi pintar, dari picik menjadi bijak, dari hanya berpikir singkat menjadi berwawasan, dari pasrah menjadi bersemangat, dst. Pendidikan barangkali dapat disamakan dengan proses produksi: membuat bahan awal bernilai rendah menjadi produk yang bernilai tinggi. Yang harus diingat, tidak ada sesuatu proses produksi yang mudah dan gratis. Harus dengan kerja keras, pengorbanan dan dedikasi yang dijalankan terus menerus. Karena itu pendidikan harus sekaligus membentuk dedikasi, kecintaan, dan kemauan untuk berbuat yang terbaik berdasarkan kemampuan masing-masing. Bangsabangsa Barat, Jepang menyusul Korea, China serta India menjadi pengusaha ilmu, teknologi, modal, bahkan kekuatan persenjataan. Di bidang karya seni budaya, contohnya Jepang, mereka juga sangat dikenal, semua itu hasil dari pendidikan yang baik, diperkuat dengan ketekunan, pengabdian dan dedikasi
pada bidang pekerjaan, kemauan keras untuk menghasilkan yang terbaik. Dengan perkataan lain, semua itu memerlukan Profesionalisme yang tinggi. Satu hal lagi yang harus diingat: pendidikan formal yang berisi teori, ilmu pengetahuan, keahlian atau ketrampilan saja, tidak cukup. Pandai tetapi bermalasmalas, ahli tetapi tidak berdedikasi, tidak banyak berarti. Pendidikan juga harus mencakup perubahan sifat, dedikasi pada suatu tujuan, pandangan hidup dan perilaku. Hal-hal tersebut jauh lebih sulit, karena bertentangan dengan nilai-nilai dan kebiasaan yang sudah dikenal seharihari. Tetapi justru hal itu diperlakukan sebagai landasan untuk membentuk profesionalisme tadi. Hal itu perlu dan harus dibangun di dalam dan di luar pendidikan formal. Contohnya di Indonesia, diluar jam pelajaran banyak kelihatan para pelajar berkeliaran di jalanjalan, pusat perbelanjaan, atau bahkan melakukan tawuran. Ini tidak boleh dianggap sebagai kenakalan remaja belaka. Karena akan membentuk nilai serta perilaku mereka kelak. Keadaan seperti itu harus di artikan sebagai ancaman bagi masa depan bangsa dan negara. Contoh yang berlawanan: Di Korea Selatan, seorang pelajar sekolah menengah belajar dari pukul 7 pagi sampai sore, dilanjutkan istirahat sebentar kemudian mengikuti kursuskursus sampai jam 12 malam! Hal tersebut sudah terjadi berpuluh tahun, dan sekarang jelas hasilnya Korea mejadi salah satu negara yang paling maju dalam berbagai hal. Dengan pengertian itu, mudah dipahami bahwa suatu bangsa akan maju, tergantung dari mutu manusianya. Unsur manusia jauh lebih penting, bahkan paling penting menentukan nasib bangsa itu. Para ahli membuat berbagai kaidah untuk mengukur mutu manusia. Entah dengan indeks pembangunan manusia ( tingkat/mutu pendidikan, kesehatan, umur rata-rata, angka kematian dsb ), atau dengan angka-angka: jumlah lembaga pendidikan, lulusan berbagai profesi, dsb. Dalam urusan itu saja Indonesia ternyata jauh tertinggal jauh dari negara berkembang lain, bahkan ketinggalan dari negara tetangga yang beberapa tahun lalu masih dibawah Indonesia semua itu akibat kurang diperhatikannya pendidikan, oleh pemerintah maupun masyarakat sendiri. Selama ini Indonesia lebih banyak mengartikan pembangunan itu dengan peningkatan kesejahteraan
materil. Karena itu semua sumber daya ( kekayaan alam, utang, waktu dsb ) lebih diprioritaskan untuk itu akibatnya pendidikan tidak mendapat perhatian yang semestinya. Yang menyedihkan, proses itu sudah berjalan beberapa generasi, sehingga untuk merubahnya perlu proses panjang pula. Rendahnya mutu pendidikan dan profesionalisme menghasilkan orang yang enggan atau takut bersusah payah, bekerja keras, berani menghadapi kesulitan, atau berkorban, dan tidak mempunyai komitmen kuat untuk mencapai apa yang diinginkannya. Gejalanya nampak jelas: memilih jalan pintas untuk memperoleh kesenangan, korupsi, produktifitas rendah. Bahkan penyakit sosial lain seperti bermewahmewah, narkoba, rendahnya disiplin dan ketaatan hukum yang kini merebak merupakan gejala umum. Itu semua tidak sebanding dengan jerih payah dan pengorbanan yang sudah terjadi selama ini. Yang lebih berbahaya lagi, sisa-sisa kemampuan, sumberdaya dan kesempatan untuk merubah, tanpa disadari sudah sangat terbatas kalau tidak dikatakan habis. Bangsa Indonesia perlu disadarkan bahwa mereka harus berubah. Mereka tidak bisa lagi melanjutkan nilai-nilai serta gaya hidup yang sekarang. Berani kembali menderita, miskin dan berjuang lagi seperti beberapa puluh tahun lampau untuk bangkit dari lumpur petaka yang mereka ciptakan sendiri. Itu semua memerlukan pengorbanan besar dan waktu lama. Sumber daya alam nyaris habis, sementara regenerasi perlu waktu panjang. Merubah nilai-nilai, perilaku, tidak bisa instan. Sekali lagi, diperlukan kejujuran, keberanian, pengorbanan, konsistensi. Harus ditekankan disini bahwa peranan kaum ibu menjadi sangat penting, bahkan menentukan. Karena pembentukan watak dan pengembangan potensi diri harus dimulai sejak dini dan berkelanjutan. Karena kaum ibu yang bisa melakukan hal tersebut. Perubahan akan semakin berhasil kalau para elit dan pemimpin nasional tertinggi mau terlibat aktif memulai, memberikan teladan sebagaimana dilakukan oleh tokoh-tokoh besar, termasuk para wanitanya dari bangsa-bangsa lain. Mudah-mudahan Allah menerangi hati dan menolong para pemimpin dan bangsa Indonesia. (Tamat)
Meningkatkan Kualitas, Mutu dan Fasilitas untuk tetap Eksis
“Tanggapan saya tentang Kota Depok, khususnya di bidang pendidikan di usianya yang ke-10 ini cukup menggembirakan terutama dari segi kuantitasnya. Namun di sisi lain dengan banyaknya sekolah Negeri membuat sekolah swasta menjadi kekurangan siswa,” Demikian yang dikatakan Dra. Helmidar, Kepsek SMK Al-Hasra Sawagan Depok, saat ditemui oleh Soara KOTA di kantornya Jl. CiputatParung Sawangan Depok. Helmidar mencontohkan, untuk Sekolah Menengah Atas Negeri ( SMAN ) saja di Depok telah berdiri 6 sekolah dan rencananya akan didirikan satu lagi di daerah Cimanggis. Kondisi ini menurutnya membuat sekolah-sekolah
swasta lebih keras lagi untuk bisa menggaet calon siswa. Karena lanjutnya, bagaimana pun masyarakat masih lebih memilih sekolah negeri. Apalagi dengan adanya program Sekolah Gratis, yang menurutnya masih dipertanyakan apakah betul-betul digratiskan semua atau hanya sebahagiannya saja.
“Mensiasati ini kami mau tidak mau harus meningkatkan kualitas / mutu dari sekolah Al Hasra ini dengan melengkapi sarana dan prasarana sekolah, meningkatkan skill dari para guru. Semua ini tentu saja tergantung pada anggaran yang ada,” imbuhnya. Ia menjelaskan bahwa di SMA Al Hasra,
fasilitas-fasilitas yang tersedia cukup lengkap, seperti : Lab. Komputer, Bahasa, Perpustakaan, Musik dan gedung yang Representatif. Menurutnya, metode yang diterapkan di Al-Hasra disebut Pakem (Pembelajaran yang Aktif, Kreatif dan Menyenangkan). “Disamping itu juga disini kita telah memakai multimedia. Untuk Muloknya (muatan lokal) karena kita sekolah yang bercirikan Islam kita ada pelajaran alqur'an dan bahasa Arab. Ekskul sendiri ada Paskibra, Basket, Futsal, karate, marawis dan Qiro'at,” ujarnya bangga.
Ketika ditanya tetang Anggaran Pendidikan 20%, Helmidar menyambut positif apalagi dengan adanya tunjangan bagi guru yang telah memiliki sertifikasi
guru. Hanya saja ia dan rekan-rekan seprofesi merasa was-was, pasalnya dari informasi yang ia dapat di salah satu surat kabar, seorang pejabat yang berkompeten mengatakan akan mengkaji ulang tunjangan tersebut.
Helmidar hanya bisa berharap, mudahmudahan pemerintah tetap konsekuen dengan apa yang telah ditetapkannya. Bahkan ke depannya, perempuan kelahiran Padang, 23 November 1966 ini menginginkan adanya kantor Dinas Pendidikan yang permanen. Karena sepengetahuannya, selama ini kantor Disdik Depok masih menyewa tempat dan sering berpindah-pindah. “Ini tentu saja merepotkan kita jika ingin mengurus sesuatu ke Disdik,” akunya.
Kepada Pemerintah Kota Depok ia mengharapkan terus memperhatikan dunia pendidikan. Karena hematnya, pendidikan merupakan faktor penting kemajuan sebuah bangsa. ( AdiS ).
Dra. Helmidar ( Kepsek SMK AL Hasra Sawangan Depok )
3
T A B L O I D
Soara KOTA
Bumi
Lugas, Berani dan Cerdas
DEPOK DI PUNDAK BADRUL
K
ota Depok, lain dulu, lain sekarang. Kota yang berada ditengah-tengah perlintasan Bogor dan Jakarta, kini usianya menginjak sepuluh tahun. Namun, siapa nyana, Tak banyak orang yang tahu, siapa tokoh sentral yang membidani lahirnya Kota Depok. Orang sering kali hanya melihat Kota Depok hari ini, tapi melupakan sejarah berubahnya status Kota Administratif menjadi Kota, serta orang-orang yang berjasa di dalamnya. Tema Sepuluh Tahun Kota Depok, di edisi ke lima ini, Tabloid Soara KOTA, sengaja menampilkan salah satu sosok yang pernah berjasa dalam proses kelahiran Kota Depok. Ditemui dikediamannya di Perumaan Bumi Cibinong Endah beberapa waktu lalu Drs. H. Badrul Kamal, MM (BK), Kepada Soara KOTA ia menyatakan sangat menyayangkan terhadap pihak-pihak yang cenderung menafikan hal-hal yang telah dilakukannya semasa menjabat Walikota Depok (2000-2005). Menanggapi statemen melalui media brosur tentang perbandingan antara masa kepemimpinanya dengan masa kepemimpinan Nur Mahmudi Ismail (NMI), ia melihat terlalu kental dengan muatan politisnya. Karena dalam perbandingan itu tidak menunjukan benang merah yang signifikan seolah-olah ada keterputusan antara hasil pembangunan masa BK dengan hasil pembangunan Masa NMI. Menurutnya perbandingan itu terlalu tendensius, apalagi untuk dikosumsi publik. Tanpa bermaksud mengecilkan peran NMI dalam membangun Depok, BK panjang lebar menceritakan kepada Soara KOTA, tentang sejarah berdirinya Kota Depok Menurutnya banyak tokoh-tokoh sentral dibalik sejarah berdirinya yang kini h a m p i r
terlupakan bahkan cenderung dilupakan.
masukan-masukan dari masyarakat sampai ke pelosok desa.
menerima juga argumen yang ia sampaikan.
Ketika Badrul Kamal masuk ke Depok pada tahun 1997, status Depok masih Kota Administratif. Ia yang pada waktu itu menjabat Asisten Administrasi Pembanguan
Kedekatanya dengan Bupati Bogor, karena pada saat itu ia juga menjabat sebagai Asisten Administrasi Pembangunan dimanfaatkan oleh BK untuk melakukan loby yang intens, membicarakan hasil penelitian tentang kemungkinan Depok menjadi Kotamadya. Usahanya pun tidak sia-sia. Bupati memberikan angin segar, namun keputusannya ada ditangan Dewan dalam hal ini DPRD Kabupaten Bogor.
Hasil pertemuan tersebut akhirnya dibawa ke sidang pleno yang dikawal oleh masyarakat Depok termasuk di dalamnya tokoh-tokoh masyarakat yang sengaja dibawa oleh BK. Dan sidang tersebut menghasilkan satu keputusan tentang diterimanya ide pembentukan Kotamadya Depok.
banyak pihak terutama dari tokohtokoh masyarakat yang menginginkan status Depok berubah menjadi Kotamadya. Kota Bogor, ditunjuk untuk menjabat sebagai walikota Administratif Depok. Dalam perjalanannya, banyak pihak terutama dari tokohtokoh masyarakat yang menginginkan status Depok berubah menjadi Kotamadya. Maka masukan-masukan yang sampai kepadanya, ditindaklanjuti dengan melakukan penelitian yang mendalam dengan melibatkan berbagai pihak, terma suk
Ketika ada sinyal dari Bupati untuk perubahan Depok menjadi Kotamadya, muncul kendala. Karena pada saat itu Depok baru memiliki 3 kecamatan. Menurut BK dengan hanya 3 kecamatan, maka perkembangan Depok tidak akan signifikan. Oleh karena itu ia pun mengusulkan kepada Bupati, agar kecamatan yag ada di Depok dimekarkan dari 3 kecamatan menjadi 6 kecamatan. Usulan itu satu paket dengan usulan status kotamadya. Berkat kegigihannya, agenda pertemuan DPRD Kab. Bogor untuk mendengarkan usulan pembentukan Kotamadya Depok pun dapat dilaksanakan. Dalam kesempatan tersebut, Badrul Kamal menyampaikan tentang visi, misi serta strategi dan alasan-alasan kenapa Depok harus menjadi Kotamadya, termasuk di dalamnya aspek sosiologi, aspek ekonomi, demografi, budaya, politik dan sebagainya. Walau pada awalnya mereka bertahan, tapi akhirnya mereka
Bukan BK namanya, kalau ia mendiamkan hasil sidang pleno DPRD Kab. Bogor terlalu lama. Dengan semangat dan keberaniannya ia langsung menanyakan tentang kapan hasil sidang pleno ini dibawa ke DPRD tingkat I provinsi. Akhirnya setelah 10 hari hasil sidang pleno sudah sampai ke DPRD tk I. Akhirnya BK melakukan manuver ke DPRD tk I. Kemudian ketika dilimpahkan ke
Tanjung yag pada waktu itu menjabat sebagai sekretaris negara, akhirnya menjadi tujuan BK untuk melakukan loby tigkat tinggi. Dan benar dugaannya, melalui Akbar Tanjung, proposal Kota Depok digulirkan ke DPR RI untuk diplenokan dengan inisiatif dari mendagri. Dan sejarah itu mencatat, melalui tangan dingin BK proses perubahan status Depok menjadi Kotamadya diputuskan pada tanggal 27 April 1999. Tidak lama setelah itu BK pun dilantik menjadi pejabat sementara untuk mengawal masa transisi melakukan pembenahan dalam berbagai hal, di antaranya yang tadinya suku dinas menjadi dinas, termasuk mempersiapkan personalnya. Kurang lebih satu tahun BK menjadi Pejabat Sementara Walikota, baru setelah melalui proses pemilihan Walikota yang dilakukan DPRD Kota Depok dengan memperoleh 33 suara, BK menjadi Walikota definitif.
Menurut BK dengan hanya 3 kecamatan, maka perkembangan Depok tidak akan signifikan. Oleh karena itu ia pun mengusulkan kepada Bupati, agar kecamatan yag ada di Depok dimekarkan dari 3 kecamatan menjadi 6 kecamatan. Usulan itu satu paket denga usulan status kotamadya. DPR pusat, ia melakukan manuver ke DPR pusat. Satu hal yang tidak boleh dilupakan, ketika DPR RI sedang menggodok UU tentang lahirnya Kota Depok, BK memasukan masalah aset ke dalam UU tersebut. Ia berpikir, bahwa asetaset yang ada diwilayah pengembangan jika dianggap perlu menjadi aset wilayah pengembangan. Jalan berliku masih harus dilalui, karena Mendagri menghendaki bahwa inisiatif pengembangan Kota Depok harus merupakan inisiatif eksekutif. BK akhirya memutar otak. Akbar
Ketika itu BK berfikir, Kota yang baru lahir ini harus punya ciri khas, akhirnya BK membuat sayembara untuk Logo Kota Depok, dan pemenangnya adalah seorang guru yang tinggal di wilayah Sukamjaya, dengan Logo PA R I C A R A D H A R M A . Kemudian BK juga berfikir lagi, jika Bogor lagu Mars Tegar Beriman, apa salahnya jika Kota Depok, juga mempunyai lagu Mars. Di sayembarakan pula kepada warganya, siapa yang dapat membuat lagu Mars untuk Kota Depok. Keluarlah pemenangnya yaitu seorang wanita yang bernama Bunda Rini yang kini tinggal di wilayah Cinere. Dan semasa BK memimpin, setiap ulang tahun Kota Depok, lagu Mars tersebut selalu kumandangkan, setelah lagu wajib.
“ini bagian dari sejarah”, bagaimana BK dengan beberapa tokoh masyarakat terus mengawal proses lahirnya Kota Depok yang relatif cukup singkat dan paling cepat prosesnya. 7 Oktober 1997 BK masuk ke Depok sebagai Walikota Administratif, April 1999 sudah berubah statusnya menjadi Kotamadya.
Walaupun pada awalnya mereka bertahan, tapi akhirnya mereka menerima juga argumen yang ia sampaikan. Hal pertama sekali yang dilakukan BK setelah menjabat Walikota, adalah dengan mengetahui apa sih yang menjadi harapan dan keluhan masyarakat setelah Depok menjadi Kotamadya? Akhirnya, terakumulasi apa-apa yang menjadi harapan dan
4
T A B L O I D
Soara KOTA
Bumi
Lugas, Berani dan Cerdas
keluhan warga Depok, yaitu masalah pendidikan, kesehatan dan infrastruktur. Masyarakat menginginkan agar Depok bisa sama dengan kota-kota lain, seperti Tangerang, Bekasi dan Bogor, ungkapnya. inilah tantangan buat BK untuk mengakomodir harapan dan keinginan masyarakat. BK berpikir bagaimana caranya untuk bisa Depok berkembang dengan segala keterbatasan dana, sarana dan prasarana kantor yang belum ada. Sebagai seorang birokrat tulen, BK teringat ketika dulu masih menjabat sebagai Asisten II Pemkab Bogor , pernah bersama-sama dengan beberapa anggota DPRD Bogor melakukan studi banding ke Singapura. BK melihat ada tiga faktor Singapura bisa berkembang menjadi macan di Asia. Pertama, letaknya yang strategis, kedua, sumber daya yang handal, dan ketiga ditunjang oleh Good Governance. Obsesi inilah yang coba BK ingin ciptakan, yaitu menjadikan Depok sebagai miniaturnya Singapura, karena adanya kesamaan secara geografis, Depok berbatasan dengan DKI. Secara kualitas sumber daya manusia, Kota Depok memiliki Universitas Indonesia, Gunadarma, Universitas Veteran, dan perguruan tinggi lainnya yang tersebar di wilayah Depok. Maka untuk merealisasikan keinginannya, BK melakukan kerjasama dengan seluruh perguruan tinggi, baik swasta maupun negeri yang berada di wilayah Depok sesuai dengan bidangnya masing-masing. Namun BK mengakui, kendala yang paling berat adalah pada masalah Good Governance. Karena untuk merubah paradigma lama, kepada paradigma baru reformasi, tidak semudah membalikan telapak tangan. BK terus melakukan m a n u v e r, b a g a i m a n a a g a r
pendapatan daerah bisa meningkat dan investor mau datang untuk menanamkan modalnya di Kota Depok. Dibuatlah rencana pembangunan jalan tol yang dimulai dari Jalan Juanda untuk mengatasi kemacetan. Pembebasan tanah-pun dilakukan oleh Abdurahman Hakim dan komitmennya dengan Dinas PU adalah setelah Pemkot Depok membebaskan lahan, urusan selanjutnya menjadi tanggungjawab Dinas PU. Berkat pendekatan persuasif, seluruh lahan bisa dibebaskan tanpa ada sedikitpun penolakan dari warga pemilik tanah. Limo sampai dengan Citayam. Cimanggis sampai Jalan Margonda, hingga ke Tugu Sawangan, BK berhasil membebaskan lahan. Setelah pembebasan lahan selesai, mulailah dilakukan proses tender. Inilah awal banyaknya investorinvestor yang masuk. Sekitar Bulan Januari, di akhir masa jabatannya sebagai Walikota, Februari pemenang tender sudah diumumkan. Pelaksanaan fisik pun segera dimulai pertengahan 2008. jalanjalan yang memiliki akses ke Jakarta mulai dilebarkan. Kemudahan untuk berinvestasi dibuka seluas-luasnya dengan mudah, murah, dan tidak berbelitbelit. Dengan kepastian hukum yang jelas. BK pun mengintruksikan kepada dinas-dinas untuk memberikan pelayanan kepada seluruh warga depok dengan mudah, murah, dan cepat. Oleh karena itu, BK mendelegasikan sebagian kewenangannya kepada dinas-dinas. Sebab substansi Otda bukan hanya kewenangan dari pusat ke daerah saja. Dalam skala mikro kita juga memberikan perintah kepada dinas-dinas agar pelayanan semakin dekat dengan masyarakat agar prosesnya bisa cepat. Jika
semua wewenang perizinannya harus melalui Walikota, maka prosesnya harus melalui dinas, asisten, sekda, walkot, baru ke walikota. Itulah sebabnya BK melakukan pemangkasan dengan cukup ke dinas saja. Tapi BK ancam dengan sanksi yang cukup berat, jika
tingkat kemiskinannya tinggi, maka dibuatlah kantong-kantong kemiskinan. Pelajar yang memang berada diwilayah kantong kemiskinan dibebaskan dari seluruh biaya pendidikan (sekolah gratis), begitupun masalah kesehatan., juga dibebaskan dari biaya pengobatan (berobat gratis).
Kota yang baru lahir ini harus punya ciri khas, akhirnya BK membuat sayembara untuk Logo Kota Depok, dan pemenangnya adalah seorang guru yang tinggal di wilayah Sukamjaya, dengan Logo PARICARA DHARMA. Kemudian BK juga berfikir lagi, jika Bogor lagu Mars Tegar Beriman, apa salahnya jika Kota Depok, juga mempunyai lagu Mars. Di sayembarakan pula kepada warganya, siapa yang dapat membuat lagu Mars untuk Kota Depok. Keluarlah pemenangnya yaitu seorang wanita yang bernama Bunda Rini yang kini tinggal di wilayah Cinere. kewenangan dilimpahkan dan ada masalah itu menjadi tanggungjawab dinas. Itulah sebabnya dengan cepat pendapatan PAD Kota Depok, meningkat tajam, jauh melebihi Bekasi dan Bogor. BK paham, masih banyak warga Depok hidupnya masih dibawah garis kemiskinan, sehingga masalah pendidikan, kesehatan, dan ekonomi menjadi kendala utama disamping krisis moneter yang sedang terjadi waktu itu. Maka BK buat maping (peta) wilayah mana saja yang
Untuk meningkatkan usaha kecil dan menengah (UKM), Pemkot menyisihkan anggaran sebesar 1 Miliar untuk pemberian kredit dengan mudah, tanpa agunan melalui BPD. Untuk lebih mengenalkan Kota Depok kepada wilayah lain, karena orang tahunya dulu Depok itu di Jakarta. Maka sarana yang tepat adalah melalui olahraga, disamping untuk menyalurkan bakat dan menghindari generasi muda terlibat pada masalah kriminal dan narkoba. Dibentuklah Sepakbola Kota Depok, merangkak dari divisi yang paling bawah, masuk ke divisi dua, lalu divisi satu, dan terakhir BK mendengar Persikad sudah masuk ke divisi utama. Itu merupakan sebuah kebanggaan tersendiri bagi warga Depok yang akhirnya Kota Depok mulai dikenal dimana-mana.
BK juga faham betul, diantara enam kecamatan yang paling lambat pertumbuhannya ada di wilayah Kecamatan Sawangan. Untuk memacu agar terjadi peningkatan pertumbuhan, direncanakan dibuat Rumah Sakit Umum Daerah yang biayanya bisa terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat. Untuk itu dimulailah program pembebasan lahan untuk pembangunan Rumah Sakit Umum Daerah. proses pembangunanya pun bertahap, dari mulai pembebasan jalan masuk, dilanjutkan dengan pembangunan gedung utama yang sudah bisa di
operasionalkan untuk rawat inap. Karena keterbatasan dana inilah RSUD Kota Depok, masih belum sepenuhnya bisa dioperasionalkan. Baru kemudian pada tahap berikutnya, program ini diteruskan oleh Walikota Nurmahmudi. Sebagai mantan Asda dan pernah di Bapeda, maka BK faham betul bagaimana memecah distribusi aktifitas agar menyebar. Untuk itulah BK merencanakan jalan dari Sawangan ke Citayam, melingkar sampai masuk ke Sukmajaya, itu lingkar selatan. Terminal yang ada sekarang dipindahkan ke Jatijajar karena aksesnya dekat dengan jalan Tol. Jadi kalau ada Bus, tidak lagi masuk Kota, cukup sampai di terminal Jatijajar saja. Sedangkan untuk terminal yang sekarang, dijadikan sebagai sub untuk angkot, ini bisa mengurangi tingkat kemacetan. Karena itulah yang selama ini dikeluhkan warga. Namun karena keterbatasan anggaran keinginan itu belum terlaksana. “Mudah-mudahan Pak Nur (walikota Sekarang) melanjutkan program ini. Diakhir perbincangan Soara KOTA dengan Badrul Kamal. Harapan warga Depok yang terbesar adalah Depok menjadi Kotamadya, dan ini sudah terwujud. Ada tugas bersama untuk terus memelihara, mengawal, dan memajukan Kota Depok. BK pun berharap, memasuki hari jadinya yang kesepuluh ini, tepatnya tanggal 27 April, Kesejahteraan meningkat, pelayanan semakin lebih ditingkatkan, sehingga masyarakat semakin sayang dengan pemerintahannya. Dukung pemerintahan Kota Depok sepanjang itu menyangkut kepentingan masyarakat. Karena BK tahu betul bagaimana karakter masyarakat Depok. Kepada Soara KOTA BK pun menitipkan salam untuk Walikota Nur Mahmudi. (Agus/Eman)
Inilah salah satu kegiatan Badrul Kamal, setelah tidak menjabat Walikota. Setiap bulannya ia memimpin pengajian bulanan yang diadakan dilingkungan Pemda Bogor
5
T A B L O I D
Soara KOTA
Bumi
Lugas, Berani dan Cerdas
Di usianya yang ke-10 banyak masyarakat Depok tidak mengetahui Keputusan Walikota Depok Nomor : 431/79/Kpts/HK/2004 tetang penetapan Hymne dan Mars Kota Depok karya cipta Hj. Rini Tjakraningrat S. Sargo sebagai Hymne dan Mars Pemerintah Kota Depok. Berikut ini adalah syair dari Hymne dan Mars Kota Depok. Sengaja Soara KOTA tampilkan untuk mempererat persatuan dan kesatuan masyarakat Depok, sekaligus sebagai apresiasi kepada pencipta lagu tersebut “Bunda Rini” Yang telah banyak berkiprah demi kemajuan Kota Depok kita tercinta ini.
Depok Harus Menjadi “Home” Bagi Penghuninya
Roy Prygina - Koordinator FITRA Depok
P
ada momentum di ulang tahunnya yang ke 10 ini, Roy Prygina, mengkritik kebijakan yang digulirkan oleh Pemda Depok berkaitan dengan para pedagang usaha kecil dan menengah. Menurut Roy, maraknya pusat perbelanjaan yang tersebardi Depok memang akan berdampak positif terhadap kemajuan sebuah kota, namun jika tidak diatur dan dibatasi secara baik oleh pemerintah
6
daerah hal tersebut juga akan berdampak terhadap ekonomi mikro. Dengan banyaknya pusat-pusat perbelanjaan, secara tidak langsung akan mematikan para pedagang kecil menengah. Lanjutnya. Karena mereka tidak mampu untuk membeli atau menyewa kios yang disediakan oleh pihak pengelola.
Unjuk rasa para pedagang di Pasar Agung memprotes dibangunnya Pasar Segar yang berdekatan dengan Pasar tradisional, akan semakin menambah kesengsaraan saja bagi para pedagang yang bermodal pas-pas-an, dan ini jelas akan mematikan usaha mereka. Menurut Roy, sebelum Pasar Segar saja ada, masyarakat sudah mulai enggan/jarang untuk datang atau berbelanja ke Pasar Agung. Karena mereka lebih mau membeli ke Carrefour, Giant dan Hypermart yang ada. Apa lagi nantinya jika Pasar Segar tersebut jadi di bangun didekat lokasi tersebut. Ujarnya. Hal ini, lanjut Roy, Sama saja pemerintah Kota Depok ingin membunuh pedagang Pasar Agung dengan cara perlahan.
terkesan Kumuh, bau, becek dan sebagainya. ”Simple sebetulnya jika pemerintah dan para pedagang Pasar yang ada, mampu memberikan dan menciptakan kenyamanan dan kebersihan konsumen (pembeli) mungkin akan lain ceritanya”. Usul Roy. Banyaknya angkot yang ada di Depok, juga memberikan sumbangsih terhadap kemacetan di kota yang cukup padat ini. Sudah menjadi rahasia umum, bahwa mental para supir angkot sangat buruk. Berhenti semaunya serta ugal-ugalan. Saran saya, ”selain ada penertiban angkot-angkot yang ada, perlu adanya traning atau pengarahaan kepada supir-supir angkot yang ada mengenai tatacara berkendara yang baik dan lain sebagainya”. Urainya.
Roy berpendapat, tidak ada salahnya Pemerintah Kota Depok meberikan ijin Pasar Segar, namun pemerintah juga harus memberikan Solusi cerdas untuk para Pedagang yang ada di Pasar Agung agar penghasilan mereka tidak berkurang atau hilang. Mungkin dengan membenahi sistem pasar yang ada saat ini untuk lebih baik lagi dalam pengelolaan pasar yang ada. Agar tidak terkesan bahwa Pasar Tradisional
”Rasanya tidak adil jika saya hanya berbicara kekurang Kota Depok. Karena banyak juga hal-hal yang indah serta positif”. Ungkap Roy. ”Selama saya tinggal di Depok sebelumnya belum pernah ada namanya warga yang tertimpa musibah diberikan santunan oleh Pemerintah, tapi saat ini kita melihat dan merasakan dengan adanya Progam Santunan Kematian oleh Pemerintah sedikit banyaknya
warga sangat terbantu dengan adanya program tersebut”. Katanya. Roy juga menambahkan, kita juga sudah bisa menikmati jalan-jalan yang sebagian besar tidak lagi berlubang, dioperasikannya RSUD Kota Depok. Dan yang tak kalah pentingnya adalah, warga depok sudah dapat menikmati pelayanan satu atap, jelas hal ini sangat membantu warga dalam hal pelayanan karena dengan mendatangi satu tempat warga sudah bisa menikmati pelayanan yang maksimal, murah, dan praktis. Roy, juga memberikan apresiasi kepada kepemimpinan NMI dalam kurum waktu 3 tahun, dengan memberikan perubahan yang sangat berarti untuk kota ini, saya berharap, disisa waktu 2 tahun kepemimpinan beliau, Depok dapat lebih maju lagi dalam segala hal, pemerintah dapat memberikan kesejahteraan untuk warganya.dan menjadi kota yang lebih nyaman untuk ditinggali, bukan hanya sekedar menjadi “house” bagi seluruh orang, namun lebih daripada itu, Depok harus dapat menjadi “Home” bagi penghuninya. Selamat ulang tahun Depok
T A B L O I D
Soara KOTA
Bumi
Lugas, Berani dan Cerdas
Berbagai komentar dan pandangannya mengenai ulang tahun Kota Depok yang kesepuluh ini, wartawan SK coba menghimpun beberapa komentar dari kalangan birokrat, caleg, dan warga masyarakat seputar ulang tahun Kota Depok. Berikut beberapa komentarnya yang berhasil diwawancarai oleh SK. (Amr, UgE, jOs, Emonk,) Dedi Martoni, Caleg PKS asal Cimanggis
Menurut Dedi, pembangunan Kota Depok kini semakin jauh berkembang. Dedi berharap, di usianya yang kesepuluh ini, bisa lebih memberikan makna yang lebih luas dan lebih baik lagi. Untuk seluruh kepala dinas berikut jajarannya, Kepala Lurah se-Kota Depok, berikut aparat kelurahan untuk selalu memberikan pelayanan yang terbaik bagi warganya sesuai dengan visi Kota Depok yaitu melayani dan men-sejahterakan. Jangan dipersulit jika ada warga yang ingin mengurus surat perizinan. Apapun persyaratannya. Entah itu dalam pembuatan KTP, KK, IMB, Surat Kematian, Surat Keterangan Miskin, dan lain-lain. Kalau bisa semuanya digratiskan. Dalam hal pendidikan, Dedi berharap, sudah tidak ada lagi anak usia wajib belajar, harus putus sekolah lantaran tidak mampu. Karena sudah ada anggaran dari BOS yang dikucurkan, baik dari pusat, provinsi, dan bantuanbantuan lainnya dari APBD Kota Depok. Bahkan anggarannya sudah dinaikan sampai 50%. Jadi kesempatan untuk mendapat pendidikan gratis sudah bisa dinikmati oleh para siswa murid.
Segi Kesehatan, Dedi juga melihat, sekarang sudah ada kerjasama yang cukup baik antara Pemkot Depok dengan pihak rumah sakit yang memang sudah ada MoU dengan Pemkot. Sehingga warga miskin tidak lagi terlantar dalam mendapatkan pelayanan kesehatan. Karena semuanya sudah digratiskan. Masalah infrastruktur, Dedi menilai, masih banyaknya jalan-jalan yang berlubang disebabkan karena minimnya anggaran Pemkot. Sehingga lebih pada pendekatan skala prioritas. Artinya jalan-jalan mana yang memang harus segera didahulukan. Sonih, Caleg Hanura asal Panmas Sonih yang baru tahun ini mencoba terjun ke dunia politik, melalui Partai Hanura beralasan, dengan terjun ke politik praktis dan sebagai caleg DPRD Kota Depok. Dia berharap jika terpilih nanti dapat lebih memberikan kontribusi yang besar bagi warga Depok khususnya pribumi. Menurut Sonih, salah jika dalam pertarungan politik memperebutkan
kursi dewan harus banyak mengeluarkan ratusan juta rupiah untuk berkampanye. Sonih lebih melihat, pendekatan silahturahmi-lah cara yang tepat untuk lebih dikenal. Karena akan ada kedekatan secara psikologis antara warga dengan caleg. Namun bagi Sonih, wajar jika seorang caleg harus mengeluarkan biaya untuk kampanye. “Saya sendiri tidak sampai ratusan juta keluar”. Ujarnya, dengan aksen betawinya. “Yah... paling banyak saya keluar uang 10-20 jutaan. Untuk biaya kampaye selama ini”. Lanjutnya. Jika tidak terpilih pun, bagi Sonih hal ini menjadi pelajaran, dan dia tidak akan kapok untuk maju lagi pada pemilu mendatang. Ketika dimintai komentarnya seputar Kota Depok yang memasuki usia ke sepuluh ini. Sonih menilai, Pemda Depok yang dipimpin NMI, kinerjanya sudah balance. Kurangnya banyak, lebihnya juga banyak. Balance-lah, pokoknya. Ujarnya. masalah pelayanan satu atap yang dilakukan oleh pemda dirasa sudah tepat. Namun masalah pembuatan KTP yang dirasa perlu untuk ditinjau lagi. Bukan masalah denda lima puluh ribu yang dipersoalkan, tetapi lamanya dalam pengurusan KTP yang terkadang bisa memakan waktu sampai berminggu-minggu bahkan satu bulan, “inikan kendala buat masyarakat yang sangat membutuhkan”. Lanjutnya. Tapi secara umum, semua program yang sudah digulirkan dirasakan Sonih sudah cukup baik. Hasbullah Rahmad, Caleg PAN asal Sukmajaya Di usianya yang kesepuluh ini,
langsung dengan Walikota, mudahmudahan tahun depan puskesmas di wilayah Pangkalan Jati segera terwujud'. Ujarnya. Sedangkan sarana pendidikan Sekolah Dasar, Alhamdulillah di Limo cukup. Untuk SMP Negeri, dan SMA Negeri masing-masing baru ada satu. Dalam Musrembang, hal itu juga sudah kami usulkan. Mudah-mudahan di wialayh Gandul juga akan segera terlaksana. percepatan pembangunan dirasakan cukup pesat. Hanya saja Hasbullah melihat, dampak dari percepatan Kota Depok tidak diikuti oleh persiapan mental masyarakatnya dan juga persiapan mental birokrasinya. Seharusnya berbanding lurus. Artinya semakin kita maju, maka semakin berkembang. Tapi kenyataannya semakin banyak pula kerawanan. Misalnya curanmor, yang rata-rata dalam satu hari terjadi pencurian kendaraan bermotor. Dari kondisi tersebut diatas, harusnya Depok dijadikan tidak hanya kota perlintasan antara jakarta dan bogor, tetapi juga dijadikan pemagaran barang-barang haram. Ini akibat perda DKI yang melarang Gepeng untuk tidak boleh beroperasi di wilayah jakarta. Akibatnya mereka lari ke Botabek. Termasuk ke wilayah Depok. “Coba lihat dulu tahun 1999 wilayah Depok tidak ada pengemis, tapi sekarang hampir disetiap lampu merah banyak kita temukan gepeng berkeliaran”. Ujarnya. Dari sisi Birokrasi, hasbullah melihat, pemda kurang memanfaatkan posisi Depok yang strategis untuk membangun kerjasama yang saling menguntungkan dengan wilayahwilayah yang ada sekitarnya, seperti, Bogor, Tangerang, Bekasi dan Jakarta. Untuk itu kedepannya, Hasbullah berharap, mental masyarakat dan birokrasi Kota Depok, mampu mengimbangi gerak laju pembangunan Kota Depok yang semakin komplek. H. Yayan Arianto, Camat Limo
Menurut Camat Limo, perjalanan Kota Depok yang kini berusia sepuluh tahun, sarana-sarana yang di butuhkan masyarakat dibidang pendidikan dan kesehatan, sudah mulai terealisasi. Dari segi pelayanan kesehatan, menurut Yayan, masih perlu penambahan puskesmas, karena di Kecamatan Limo yang penduduk +125.000 jiwa ini, hanya dilayani oleh dua puskesmas. Puskesmas Grogol dan Puskesmas Cinere. Puskesmas Grogol melayani 3 kekelurahan dan Puskesmas Cinere melayani 5 kekelurahan.
Yayan juga menambahkan, sekarang ini sedang di tempuh proses serah terima fasos-fasum, yang sedang di bangun oleh pengembang, sesuai dengan peraturan yang ada. memang harus di serahkan ke Pemkot yang nantinya akan kita bangun sarana-sarana yang di perlukan oleh masyarakat. Misalnya, Kantor RW, Posyandu, taman, lapangan olah raga (GOR) dan lain-lain. Untuk infrastuktur, sudah ada perubahan, dengan adanya pelebaran jalan yang tadinya 4 meter kini 24 meter, jalan tembus dari cinere ke gandul tahun depan akan segera diupayakan. Semuanya tentu membutuhkan dana yang tidak sedikit, untuk pembangunan infrastruktur Pemkot sendiri baru bisa mengucurkan anggaran 13-15 persen. Namun hal itu terus berjalan, pelan tapi pasti. Katanya. Yayan, juga mengucapkan, selamat ulang tahun untuk Kota Depok yang kini berusia sepuluh tahun. Dan harapannya, dalam hal pelayanan, Pemerintah Kota Depok lebih di tingkatkan lagi agar kedepan depok menjadi lebih maju dan sejahtera. Harapannya kepada warga Limo, betulbetul lebih memanfaatkan lahan yang ada untuk ditanami tanaman yang produktif, yang nantinya senandung lagu yang pernah kita dengar, pepaya mangga pisang jambu dari pasar minggu, berganti menjadi dari Limo. dan di Limo pun sudah di buat RTBL,yang menjadi acuan atau panduan untuk masyarakat limo menjadi asri, hijau dan berbuah. Ketua RT 5/5 Kelurahan Rangkapan Jaya Salah seorang Ketua RT di Kelurahan Rangkapan Jaya yang sudah cukup lama menjabat dari tahun 1990 sampai sekarang, dan tidak mau disebutkan namanya, berharap agar kota yang usianya sudah sepuluh tahun ini, para pemimpinnya lebih memperhatikan keluhan warganya. Umpamanya, yang kecil aja misalnya dalam pengurusan pembuatan KTP. “Kalau dulu mah enak.. bikin KTP di kelurahan, belon abis sebatang rokok, tau-tau KTP kita udah jadi”, katanya dengan logat betawi. “Kalau sekarang, kudu ke Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil, telat aja kena deh gocap”. Keluhnya. “Belon lagi ongkos kesono-kesininya, macetnya, ribet dah....” lanjutnya. Akhirnya ketua RT ini berharap agar masyarakat kecil, suaranya bisa lebih didengar dan diperhatikan. Jangan cuma pas menjelang pemilu saja, usai pemilu pada lupa sama orang-orang kecil seperti saya ini. Ujarnya di ujung pembicaraan.
“Saya sudah mengusulkan dalam Musrembangdan juga berbicara
7
T A B L O I D
Soara KOTA
Sosok
Lugas, Berani dan Cerdas
Seni Dzikrullah, Sarana Menggapai Mahabbah Ma'rifat Kepada Allah SWT
K
arya seni bukan hanya lukisan yang menampilkan perpaduan solid, antara keindahan abstraksi alam fana (gambaran mahluk/ayat tersirat) yang bisa rusak, hancur, musnah dan mati, dengan keindahan, keagungan serta kekekalan (Sang Khalik), dalam kaligrafi Al-quran/firman Allah (ayat yang tersurat). Perpaduan yang mensyiarkan islam sebagai Dien/Agama, menceritakan eksistensi ke maha kuasaan dan pengagungan atas kebesaran-Nya. Melalui goresan tangan H. Agoes Noegroho, SSR, atau kerap yang disapa Goesnoeg, tercipta sebuah karya jenial seni kaligrafi yang menampilkan surgawi bergaya modern islami. Pria berdarah Jawa kelahiran Semarang, ini memang sudah suka menggambar/corat-coret, sejak ia belum sekolah. Disaat anak-anak yang lain tengah asyik bermain bermacammacam jenis permainan, ia malah sibuk menggambar diatas tanah dengan menggunakan (jari-jarinya, pecahan genteng, patahan ranting), itu dilakukannya setiap pagi sampai sore hari. Hingga suatu saat jari-jemari tangannya sempat iNfeksi dan bernanah sehingga kuku-kukunya lepas. Mungkin karena terlalu lama dan sering ia melalukan hobinya itu, namun akhirnya infeksi itu sembuh bahkan kuku jarinya lebih halus dari sebelumnya, semua berkat ketelatenan dan kesabaran sang ibu R.A.Y. Rekmini Soeprojo (perias pegantin yang handal). Menjadi Pelukis Bakat melukis yang dimilikinya dari sang Ayah R.M. Soemartono Kartomiharjo, seorang Perwira Militer yang pernah bertugas di AD, AL, dan terakhir di Kepolisian. Goesnoeg memilih melukis sebagai jalan hidupnya karena ia tidak tertarik menjadi pegawai apalagi PNS. Saat ia masih duduk di bagku SD dan SMP ia sudah menjuarai berbagai perlombaan melukis, bahkan di SD tidak ada yang mengalahkan gambar-gambarnya. Dan ia juga pernah menjadi juara sekota Semarang. Selepas SMA anak ke-6 dari 12 bersaudara, ini memutuskan untuk mengasah ilmunya di bidang seni lukis di ITB, jurusan Senirupa (melukis) pada tahun 1978-1984. “Saya merasa lebih cocok di sana karena sains, teknologi dan art itu perpaduan luar biasa sehingga saya merasa pas untuk berkembang, meneruskan cita-cita saya dari kecil”, ucap Goesnoeg. Sejak kecil (SD), Goesnoeg sangat mengagumi Raden Saleh. Kedua maestro ini sama-sama berkiprah di dunia Interasional. Hanya bedanya Raden Saleh maestro masa dulu yang lebih menampilkan dunia ala Eropa bergaya realisme klasik, sedangkan Goesoeg sendiri sang penerus adalah maestro surgawi bergaya modern Islami. Di samping itu ada dua tokoh yang juga ia kagumi yakni dari ITB.
8
Mereka adalah Prof. Ahmad Sadali, dari segi kedalaman intensitas kelembutannya dan Prof. A.D Pirous dari segi kecerahan dan keberanian untuk eksplorasi, dari dua sisi tersebut sangat menarik bagi Goesnoeg. Menurutnya pengalaman yang paling dahsyat saat kuliah di ITB, ketika ia bertemu dan dididik oleh prof Ahmad Sadali. Beliau adalah Ketua Harian Yayasan Pembinaan Masjid Salman ITB. Karena keaktifannya itu, ia pun menjadi murid kesayangan dan dekat dengan Prof. Ahmad Sadali, “bahkan ketika saya menikah beliau menyampaikan khutbah Nikah dan menjadi saksi pada pernikahan pertama saya dengan Hj. Siti Nurhayati,SE.ME . yang di karuniai dua orang putera dan satu orang puteri. Melalui ketekunannya dan pemahamannya di bidang Agama, kemudian ia memilih Islamic Art untuk karya seni lukisnya. Karena menurutnya “mungkin” ia adalah satusatunya murid atau mahasiwa ITB yang mendapat hadiah buku-buku kaligrafi dari Mesir milik Prof. Ahmad Sadali. “Yang terbaik bagi muslim adalah menyampaikan firmanfirmannya (Allah) melalui ugkapan seni kita”, demikian pesan beliau yang masih diingatnya hingga sekarang dan itu menjadi acuan semangatnya untuk menekuni bidang yang ia pilih. Sejak saat itu pria yang mempunyai falsafah “illahi anta maqshuudii wa ridloka mathlubil a'tinii mahabbataka ma'rifataka” (Tuhanku, hanya Engkaulah yang aku maksud dan keridoan-Mu lah yang aku cari, berikanlah kepadaku kecintaan dan ma'rifat kepada-Mu), itu mantap untuk menekuni hobi sekaligus telah menjadi profesinya melukis kaligrafi Islam hingga sekarang. Sebagai pelukis muslim ia tetap konsisten dan komit terhadap karya apapun yang di ciptakannya, asal itu tidak bertentangan dan selalu tunduk kepada Al-quran dan As-Sunnah. “Apapun wujud karya saya (2-3 dimensi/multidimensi), sumber hukumnya adalah AL-quranul Karim dan Al-hadist/Sunnah, baik dari dhohir (art materials), maupun dari bhatin (thematic, filosofi dan ruh)”, ucapnya menjelaskan. Ia bersyukur hasil karyanya bisa diterima dan dinikmati oleh kalangan nasional maupun Internasional. Jadi mau bangsa/negara apa baginya tidak masalah, “makanya saya keliling dunia bila bertemu siapa saja tidak hanya tambah teman tapi juga tambah saudara, karena orang menganggap baik dan sebagainya. Tidak tahu kenapa seperti itu walaupun saya tidak punya pangkat/jabatan, apalagi uang rakyat/negera, tapi Alhamdulillah, itu bukti janji Allah, dengan izin dan RidhoNya”, ucapnya bersyukur. Meskipun ada beberapa pelukis mencoba meniru atau mencontoh
karya-karya saya baik disengaja maupun tidak. Namun bagi Goesnoeg itu tidak masalah jika hasil karyanya di contoh atau ditiru orang lain, karena menurutnya ilmu yang didapat datangnya dari Allah SWT dan ia bersyukur terhadap hal itu. Bakan bila di tanya apakah Goesnoeg nanti tidak kehabisan ide? Ia menjawab dengan tegas tidak! Karena kembali lagi itu semua datangnya dari yang Maha punya ide. Ia menganggap dirinya tidak punya apa-apa tanpa kekuasaan-Nya. Ia tetap optimis dan berusaha terus untuk mengasilkan karya-karya terbaik, baru nan indah. Pria yang humoris ini mengatakan bahwa, keberhasilan hanya bisa di capai dengan kesabaran dan kerja keras dan setelah itu bertawakal kepada Allah SWT. Dan menurutnya bersikap “pasrah” menyerah sangatlah jauh berbeda dengan “menyerah”, sebagaimana Firman Allah dalam Alquran “Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum kecuali suatu kaum itu sendiri yang akan merubahnya” (Qs. Arra'du : 11).
Agoes Noegroho
Gelar Pameran Hingga Ke Manca Negara Sebagai pelukis/perupa muslim Goesnoeg mempuyai visi dan misi jauh ke depan, adapun visinya itu “hormat dan sopan kepada yang lebih tua, santun dan toleran kepada yang sederajat serta ngayomi dan penyayang kepada yang lebih muda”. Lalu misinya, ia bertekad melakuka syiar Islam dengan mengadakan pameran tuggal keseluruh Dunia dan dengan materi lukisan/senirupa Islam (kaligrafi/khat Quran maupu non khat) baik nasional maupun Internasional. Misinya itu dapat direalisasikan dengan kesempatan yang diperolehnya melalui beberapa pameran. Adapun pameran-pameran yang pernah dilakukannya yaitu : pada tahun 1983 di Galery SoemarjaSenirupa ITB. “Art Festival” Ganesha Street Bandung ITB dan tahun 1984 di kota sama Fine Art Departement. Kemudia di Gedung Indonesia-Jakarta (1991), Bank Muamalat Indonesia, Gedung Arthaloka-Jakarta (1992). Hotel Le Meridien-Jakarta, The Qur'anic Calligrafi Exibition Multi Function Room, Graha Niaga-Jakarta (1993). “Yang kekal & yang Fana” Multi Function Room Hotel Regent-Jakarta (1994), “Marhaban Ya Ramadhan” TC Galery, Kemang-Jakarta (1996), “Yang kekal & yag Fana 2” Gedung Aneka Tambang-Jakarta (1999). Selain di Indonesia ia juga menggelar pameran hingga ke manca negara, diantaranya tahun : 1995 di Kedutaan Besar RI-Riyadh, Kerajaan Arab Saudi (KSA) “The Servants Remembrance of Allah 1 “The House of Indonesian Product-Jeddah, KSA “The Servants Remembrance of Allah 2”. Tahun 1996 “The Ramdhan Kariim” Holiday In Hotel Jeddah, KSA. “The Servants Remembrance of Allah 3”, Obberoy Hotel Madinah KSA (1997) dan “The
Servants Remembrance of Allah 4” The Stamford Hotel, Singapore. “The Servants Remembrance of Allah 5” Indonesia Syariah Expo di Assembly Hall JJC Jakarta (2006). Terbaru “The Servants Remembrance of Allah 6” Islam Expo 2006, Alexandra Palace Wood Green (North London), LondonThe United Kingdom, merupakan pameran yang sangat berkesan. Sebab ia adalah satu-satunya pelukis muslim Indonesia yang tampil di Indonesia Syariah Expo-2007 pameran forum Indoesia tersebut. Karya-karyanya sudah semakin di kenal luas dan menyebar keseluruh dunia, para kolektornya pun kebanyakan para pejabat dan pemimpin negara. Seperti Presiden dan Wapres, para Menteri dan para duta besar nagara Islam di Indonesia, pengusaha swasta maupun pemeritah dan para tokoh politik. Disamping itu juga terdapat kolektor-kolektor dari luar Negeri seperti Arab Saudi, USA, Malaysia, Jepang, Singapore, Inggris, Australia dan Kerajaan Yordania, Selandia Baru dan beberapa negara
Islam Eropa Timur. “Lukisan saya menyebar melalui beberapa presiden kita, digunakan sebagai cendramata untuk kepala negara atau para rajaraja”, ujarnya penuh syukur. Disamping menjalani profesi sebagai pelukis Goesnoeg juga menjadi perancang Grapich/logo dan berkarya (patung, grafis, keramik, photograpi). Kegiatan lain ia menjadi Dosen tamu di beberapa perguruan tinggi seperti: di Lemka Kaligrafi Al-Quran Jakarta, STEKPI Jakarta, UNIJA (dulu IKIP), UIN Syarief Hidayatullah Jakarta, dan UI Jakarta. Hidup dan kehidupan itu harus di jalani,karena semua itu adalah kehendak-Nya, dengan Tasyakur, Tafakkur dan Tadzakur kepada-Nya. Goesnoeg mempunyai motivasi dan semangat untuk terus berusaha “menjadi pejuang bukan pecundang. Menjadi aset bukan kaset, yang berketuhanan buka kesetanan, ibarat miskin harta tetapi kaya Harkat. Hidup hanya mencari keberkahan dari Allah SWT. (Joe-SK)
Bio Data : Nama Lengkap Panggilan Pekerjaan Alamat Gallery
: : : :
H. Agoes Noegroho, S.Sr Goes Noeg Pelukis / Pemilik Griya Cahya Gallery Jl. Bangka I No. 8 Jakarta 12720 Tlp. 021-7196000 / Fax. 021-7194000 Email :
[email protected] Website : www.cahyagroup.com
T A B L O I D
Soara KOTA
Dunia Usaha
Lugas, Berani dan Cerdas
Bisnis Batu Fosil Beromset Ratusan Juta Rupiah M
enyandang titel LC, lulusan Fakultas Syariah Univrsitas Al Azhar Kairo Mesir, tidak menghalangi Dedi Humaedi, LC untuk terjun ke dunia bisnis, tepatnya bisnis batu fosil pohon berusia ratusan juta tahun. Darah bisnis mengalir dalam dirinya. Di bawah bendera CV. Karya Bersama ia berhasil membuka pasar ekspor batu fosil pohon sampai ke Eropa, Amerika dan Asia Pasific.
Tidak kurang dari dua container atau setara dengan 40 ton, perusahaannya mengekspor batu fosil dalam setiap bulannya. “Al hamdulillah saya banyak belajar dalam dunia marketing. Dan saya memanfaatkan fasilitas internet untuk menembus pasar ekspor Eropa, Amerika, dan Asia Pasific dalam hal ini China, Jepang, Korea, dan Taiwan, disamping pasar domestic,” ungkapnya penuh rasa syukur. Ditemui oleh Soara KOTA di kantornya yang sekaligus Work Shopnya yang luas dan bernuansa alami, Kang Dedi demikian ia akrab disapa menjelaskan secara panjang lebar tentang liku-liku perjalanan bisnisnya. “Saya sebenarnya melanjutkan usaha yang sudah dirintis oleh (alm) orang tua saya. Saya memulai belajar bisnis ini sejak tahun 2002,” kenangnya. Pria yang low profil, cool, dan sederhana ini mengakui bahwa bisnis batu fosil adalah bisnis yang menjanjikan. Menurutnya pasar ekspor lebih besar sekitar 95 % jika dibandingkan dengan pasar domestik yang hanya 5 %. Namun demikian ia percaya bahwa pasar domestik akan terus bekembang seiring dengan pengetahuan masyarakat tentang nilai artistik
batu fosil pohon. Oleh karena itu ia berencana untuk membuka cabang usahanya di Bali. Menurut kang Dedi, prospek bisnis batu fosil masih terbuka lebar. Walaupun kompetitornya mencapai 50 pengusaha, ia masih optimis bisa mengembangkan bisnisnya lebih besar dan mampu menyerap tenaga kerja lebih banyak lagi. Dengan tenaga kerja lebih dari 45 orang dan lahan work shopnya sekitar 3 ha, kini Dedi benar-benar telah siap merajai bisnis batu fosil. Untuk mencari batu fosil kini ia telah merambah pesisir pantai Sumatra mulai dari bibir pantai Lampung sampai Aceh tenggara. “jadi untuk memperoleh bahan baku masih tersedia lahan y a n g c u k u p b e s a r, ” ungkapnya optimis. “Bisnis batu fosil pohon adalah bisnis yang padat modal,” aku Dedi. Sebut saja untuk memperoleh satu batang pohon batu fosil, ia harus merogoh kocek yang cukup dalam. Mulai dari biaya observasi, penggalian, pengangkutan, sampai biaya produksi dan finishing. Ia menjelaskan untuk observasi kirakira memakan waktu satu minggu. Tapi untuk penggalian bisa memakan waktu satu tahun untuk satu pohon. “Maklum semuanya dilakukan secara manual,” ujarnya. Menurut Dedi, berdasarkan penuturan para ahli ditambah dengan informasi yang didapatnya dari internet, batu fosil kayu Indonesia umurnya kurang lebih antara 200 sampai 250 juta tahun. Data itu menunjukkan bahwa pohon yang kini telah menjadi fosil batu itu, tumbuh jauh sebelum ada kehidupan manusia.
berorientasi bisnis belaka. Ia punya tanggung jawab moral untuk generasi mendatang. Maka tidak heran jika kini ia mengoleksi beberapa jenis batu fosil kayu yang ditempatkan dalam sebuah bangunan yang cukup luas, yang dipersiapkan untuk Musium Batu Fosil Kayu. Padahal tidak sedikit dari koleksinya sudah ditawar milyaran perbuah, tapi ia enggan untuk melepasnya. “Kalau batu fosil kayu ini kita gali dan jual semua, lama-lama batu itu akan habis. Lantas bagaimana dengan generasi mendatang bisa mengenal batu fosil Indonesia kalau kita tidak melestarikannya,” demikian ia beralasan. Ditanya tentang rencara mengembangkan usaha lain selain batu fosil kayu, suami dari Ade Maliha ini menjelaskan ia sedang melebarkan sayap bisnisnya ke bidang perkayuan. Menurutnya ini sebagai solusi ketika kayu dari luar Jawa sudah tidak masuk lagi ke Jawa. Ayah dari Muhammad Ainur Ridha dan
Muhamad Danial Syakir ini, masih menyimpan obsesi. Latar belakang pendidikannya masih menyimpan cita-cita untuk terjun ke dunia pendidikan. Ia ingin memberikan solusi untuk dunia pendidikan Indonesia dengan membuka lembaga pendidikan yatim-piatu yang menitik beratkan pada aspek kualitas. Sebelum obsesinya bisa diwujudkan, kini kepeduliannya pada dunia pendidikan anakanak kurang mampu disalurkannya melalui lembaga pendidikan yang sudah ada, yang dikelola oleh teman-temannya semasa kuliah. Dengan lahan yang ada sekitar 3 ha, pria kelahiran 15 Mei 1977 ini, masih berencana unatuk meperluas work shopnya menjadi kurang lebih 5 ha. “Saya berharap work shop saya ini menjadi alternatif wisata, dimana orangorang berkunjung untuk mengetahui lebih jauh tentang batu fosil kayu. Disamping berniat membeli tentunya,” demikian ungkap Dedi diakhir wawancara. (Jo/Leo)
Bio Data: Nama Ttl Pemdidikan Perusahaan Alamat Istri Anak
: : : : : : :
e-mail
:
Dedi Humaedi, LC Bogor, 15 Mei 1977 S1 Syariah Universitas Al Azhar Kairo Mesir CV. Karya Bersama Jl. Raya Leuwiliang, Cibeber Leuwisadeng Kabupaten Bogor Ade Maliha 1. Muhammad Ainur Ridho 2. Muhammad Danial Syakir
[email protected]
Lebih jauh Dedi menjelasakan bahwa harga batu fosil ditentukan oleh bentuk dan warnanya. Walaupun rata-rata harganya berkisar kurang lebih 8000 rupiah per kilogram, tapi Dedi mayakinkan bahwa batu fosil bisa bernilai milyaran rupiah per pohonnya. “Ini tergantung dari jenis, tekstur, dan keunikan dari pohon batu fosil tersebut,” imbuhnya. Sebagai pengusaha batu fosil, Dedi tidak selalu
9
T A B L O I D
Soara KOTA
Pemda News
Lugas, Berani dan Cerdas
Depok Raih Peringkat
LPPD Terbaik Se-Jawa Barat
P
emerintah Kota Depok tahun 2007 untuk sementara dinilai sebagai LPPD terbaik pertama dari 25 Kota/kabupaten di Jawa Barat. Hal ini diperkuat dengan adanya surat resmi nomor 130.04/1043/inspt perihal Laporan Hasil Sementara Evaluasi LPPD Kota/Kabupaten tertanggal 20 Maret 2009. Surat yang ditandatangani langsung oleh Sekda Jabar Lex Lesmana, disebutkan, hasil evaluasi sementara LPPD Provinsi Jabar untuk Kota/Kabupaten se Jawa Barat tahun 2007 Kota Depok menempati peringkat pertama dengan skor 2,827 dengan kategori prestasi Tinggi. Peringkat kedua, Kota Bogor dengan skor 2,707. Sedangkan Kota Cimahi menduduki peringkat ke-3, dengan skor 2,658. Walikota Depok H. Nur Mahmudi Isma'il menyampaikan rasa syukur kepada Yang Maha Kuasa diikuti dengan ucapan terima kasih kepada seluruh aparatur Pemerintah Kota Depok serta kepada seluruh lapisan masyarakat
tanpa terkecuali yang telah secara proaktif terlibat dalam semua kegiatan pembangunan Kota Depok. Prestasi tersebut menjadi barometer kunci keberhasilan bagi setiap penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kota/Kabupaten di Indonesia. “Kita patut bersyukur terhadap prestasi yang telah kita raih ini. Seyogyanya ini tidak membuat kita terlena, bahkan sebaliknya memacu dan memompa kinerja aparatur untuk terus berpacu, berprestasi serta meningkatan pelayanan kita kepada masyarakat,” ujar Walikota. Penyusunan LPPD lanjut Walikota, dimaksudkan sebagai perwujudan kewajiban Kepala Daerah untuk melaporkan capaian keberhasilan dan masalah/kendala dari pelaksanaan pembangunan selama kurun waktu satu tahun anggaran yang digunakan Pemerintah Daerah sebagai dasar melakukan evaluasi penyelenggaraan pemerintahan daerah dan sebagai bahan pembinaan lebih lanjut. “Tujuannya untuk mewujudkan dan
meningkatkan Akuntabilitas Kinerja Pemerintahan dengan sasarannya adalah untuk pemantapan aspek pemerintahan daerah dalam membentuk sistem kepemerintahan yang baik (good governance), yang pada akhirnya bermuara kepada pencapaian visi dan misi sebagaimana telah disepakati bersama, urai orang nomor satu di Depok. Hasil evaluasi LPPD akan digunakan oleh Pemerintah untuk memberikan umpan balik kepada pemerintah daerah dalam rangka mendorong kinerja daerah dan pembinaan lebih lanjut oleh Pemerintah, disamping untuk menetapkan peringkat dan status pemerintah daerah yang publikasinya akan disampaikan pada hari otonomi daerah tanggal 25 April 2009 mendatang. Sebagai perbandingan LPPD Kota Depok tahun 2006 meraih prestasi terbaik ketiga se Jawa Barat dan peringkat dua puluh dua untuk tingkat nasional. (Agus)
Perkembangan Kota Depok Cukup Pesat “Selama dua tahun saya menjabat sebagai Kepala Kecamatan Pancoranmas, memang pembangunan khususnya di Kota Depok sangat pesat sekali,” tutur R. Sudrajat saat ditemui Soara KOTA di kantornya Jl. Kartini No. 9 Depok. Merintis karir di lingkungan pemerintahan Kota Depok, Sudrajat memulainya dari bagian perekonomian pemkot, kemudian Lurah Pancoranmas, lalu menjadi Lurah Mekarjaya, kemudian diangkat mejadi Kabaghumas Pemkot. Kini ketika ia menjabat sebagai Camat Pancoranmas, berarti sudah 27 tahun ia berkiprah untuk Depok. Tepatnya 17 tahun di Kotif Depok dan 10 tahun di Kota Depok. Menurut pengakuanya, ia termasuk salah seorang pendiri Kotif Depok. Ia tahu betul bagaimana ketika ia terlibat dalam mempersiapkan beredirinya pemerintahan Kotif Depok. “Kita mendata Depok bagaimana, dan siapa orangorangnya, serta seberapa kuat SDA nya,” kenangnya. Menurutnya Depok merupakan Kota yang heterogen. “Saya bilang kemajuan kita pesat sekali,” Akunya. “Sejak berada di bawah kepemimpinan Bapak H.Badrul Kamal, Depok sudah mengalami kemajuan yang cukup pesat. Namun Depok yang sekarang, di bawah kepemimpinan H. Nur Mahmudi Ismail, Depok jauh lebih pesat lagi,” ungkapnya. Sebut saja masalah kesehatan dengan program RW
Siaga yang sekarang berjalan cukup baik. Walaupun ia mengakui bahwa RW Siaga sudah terbentuk dari tahun 1996. Dengan adanya visi, yang dibentuk berdasarkan perda no2 tahun 2005/2006,yakni “menuju Kota Depok yang melayani dan
untuk para ahli waris yang di tinggalkan,” imbuhnya. Sudrajat merasa bangga sekali terhadap perkembangan Kota Depok. Bukan hanya dilihat dari fisik saja tapi, tapi mental manusia itu sendiri. Ini terbukti dengan berjalannya visi dan misi tersebut, dimana kesejahteraan juga pelayanannya sudah cukup baik. Sarannya, potensi yang harus digali dari segi pertanian dan perkebunan harus di kembangkan apalagi dengan adanya icon Depok ialah belimbing, dan setu harus ada perbaikan.
Rd. Sudrajat, S.Sos, M.Si Camat Pancoranmas
mensejahterakan masyarakat” Sudrajat mengakui sudah dapat dirasakan dan ia sudah turut serta mensosialisasikan RPJMD (rencana pembangunan jangka menengah daerah) kepada masyarakat. Dilihat dari sisi kelemahanya, menurut Sudrajat Depok masih kurang SDM. Orang-orang yang diperlukan untuk mengisi berbagai jabatan masih belum memadai. Sehingga pembangunan untuk kemasyarakatan, sosialisasinya belum terlaksana sepenuhnya. “Tapi walaupun minim anggaran dan SDM, Alhamdullillah masih bisa berjalan. Itu sudah terbukti dengan adanya 35 presatasi Kota Depok. Salah satunya santunan sebesar dua juta rupiah
Harapannya untuk Kota Depok ialah adanya kerjasama atara ulama dengan umat dan bagaimana kita meningkatkan sdm-sdm yang diperlukan dan kerjasama antara Muspida dengan Mspika sampai kemasyarakat, rt/rw harus berperan aktif dan bisa mengatur waktu. Untuk para caleg yang terpilih ia berharap agar bisa mengemban amanah yang dipercayakan oleh masyarakat sesuai dengan kepercayaannya yang dianut, kemudian mendukung programprogram pemerintah yang sudah berjalan.dan kepada caleg-caleg yang tak terpilih ia berharap untuk betul-betul bisa menerima kekalahan dan terus bisa mengembangkan diri. “Saya berharap semuanya bisa bersatu untuk membangun Kota Depok yang lebih baik,” ujarnya.(JoeAmr)
Nur Mahmudi Promosikan Produk UKM Lokal Depok
W
alikota Depok, H. Nur Mahmudi Ismail menyampaikan rasa kebanggaannya terhadap kegigihan dan keuletan para Usaha Kecil Menengah (UKM) lokal Depok saat melakukan kunjungan ke empat tempat UKM Depok kemarin yang didampingi oleh Kepala Dinas Perindag Kota Depok Utuh Karang Topanesa. Menurutnya ternyata seluruh produk UKM Lokal Depok tidak kalah bersaing dengan produk luar Depok baik dari sisi harga, desain, bahan baku dan bahkan harganya pun jauh lebih murah. “ Kita harus bangga dengan produk lokal Depok dan harus mempromosikannya karena ini aset Kota Depok yang harus dipertahankan serta dimotivasi untuk terus dapat memajukan perekonomian Kota Depok.
Untuk itu saya menghimbau kepada seluruh aparatur Pemkot Depok, stake holder dan masyarakat pada umumnya untuk bersama-sama memberdayakan sektor UKM Depok dengan menggunakan produk lokal
H. Nur Mahmudi Ismail Walikota Depok
Yuyun Ws Perkenalkan Kantor BNK Depok
D
alam rangka memperkenalkan keberadaan kantor Badan Narkotika Kota Depok (BNK) jumat (03/04), melaksanakan gerak jalan santai dengan mengambil start dan finish di depan kantor BNK Depok jl. Kenangan no. 6 Pancoran Mas Depok. Wakil Walikota Depok, H. Yuyun Wirasaputra yang juga Ketua BNK Depok, usai melepas peserta gerak jalan santai ikut pula sebagai peserta gerak jalan yang menempuh jarak kurang lebih 4 kilometer. Dalam sambutannya, Yuyun WS mengharapkan agar pelaksanaan gerak jalan santai dapat menjadi momentum awal untuk memperkenalkan keberadaan kantor BNK Depok. Menurutnya saat ini masih banyak masyarakat termasuk para aparat Pemda pun belum mengetahui keberadan kantor B N K ini.
terlebih. “ Untuk itu saya berharap kepada seluruh peserta gerak jalan agar selepas mengikuti gerak jalan santai dapat melihat secara langsung ruangan yang ada di dalam kantor BNK agar dapat menceritakan kepada orang lain,” ujar Yuyun sambil menunjuk ke arah dalam kantor BNK Depok. Lebih lanjut dikatakan Yuyun, di dalam kantor BNK ini ada ruangan konsultasi rohani dan psikologi yang nyaman, ruang informasi tentang narkotika dan ruangan lainnya. “tolong ajaklah kerabat keluarga, handai tolan serta kerabat lainnya jika mereka membutuhkan informasi seputar program-program BNK atau informasi seputar tentang narkotika,” pinta yuyun. Juru Bicara Pemkot Depok Eko Herwiyanto menambahkan, peserta gerak jalan santai kali ini adalah masyarakat sekitar kantor BNK, kantor instansi terdekat yang seluruh jumlahnya kurang lebih 300 orang. Acara ini dimeriahkan dengan adanya pemberian puluhan doorprise kepada p e s e r t a y a n g beruntung.”kegiatan semacam ini akan menjadi agenda rutin BNK Depok,” tambah Eko. (Agus)
H. Yuyun Wirasaputra Wakil Walikota Depok
10
T A B L O I D
Soara KOTA
Seputar Pemilu
Lugas, Berani dan Cerdas
Puluhan Demonstran Berunjuk Rasa Ke KPU Depok SK - Puluhan orang yang tergabung dalam Gerakan Masyarakat untuk Demokrasi (Gemar Demo), berunjuk rasa di Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) Depok, Selasa (14/04) menuntut seluruh anggota KPU
sebagian ada yang mengatakan tidak boleh. Yusuf juga meminta agar status Ketua KPU Depok, M. Hasan sebagai tersangka harus diperjelas
KPU Pusat Akan Berikan Sanksi Kepada Yoyok Efendi SK - Menanggapi beredarnya selebaran surat edaran yang ditandatangani oleh Ketua Divisi Hukum KPUD Depok, Yoyok Efendi. Anggota KPU Pusat, Abdul Aziz yang ditemui wartawan di Hotel Borobudur Jakarta, Jumat (10/04) mengatakan akan segera memberikan sanksi. Namun Abdul Aziz mengatakan akan mempelajari dulu bentuk pelanggaran yang telah dilakukan oleh anggota KPU Depok. ”kita konsentrasi dulu-lah pada penghitungan suara”, ujarnya. Sanksi yang akan dijatuhkan oleh KPU Pusat, terkait adanya surat edaran mengenai warga Depok yang tidak terdaftar. DPS atau DPT dapat dilayani
oleh ketua KPPS. Syaratnya, warga memiliki bukti kependudukan seperti KTP Depok dan Kartu Keluarga, dan memiliki surat keterangan ketua RT/RW setempat yang menyatakan bahwa yang bersangkutan telah berdomisili di wilayah tersebut lebih dari 1 tahun. Selain itu, penduduk Depok yang tercatat pada DPT Pilkada Depok 2005 tetapi tidak tercatat dalam DPS dan DPT Pemilu 2009 di Depok berhak memberikan suaranya pada hari pemungutan. Selebaran tersebut juga menginstruksikan kepada ketua dan anggota KPPS untuk memberi formulir undangan C4
pada pemilih Anggota KPPS juga diminta untuk melayani mereka saat pemungutan suara. Selebaran dengan nomor 136/KPUD/IV/2009 perihal instruksi teknis pelaksanaan pemungutan dan penghitungan suara yang ditujukan kepada ketua dan anggota Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK), Panitia Pemungutan Suara (PPS), dan kelompok penyelenggara pemungutan suara se-kota Depok. ditandatangani oleh Yoyo Effendi, Ketua Divisi Hukum, atas nama Ketua KPU Depok, tanggal 8 April 2009. (A5)
KPPS Depok Bolehkan Warga yang Tidak Terdaftar Ikut Mencontreng mundur sebelum pelaksanaan Pemilu Presiden 8 Juli mendatang.
terkait kasus sumpah palsu pada pilkada 2005 lalu.
Menurut Yusuf Trilis, Koordinator Gemar Demo. Ketua Divisi Hukum KPU Depok Yoyok Effendi telah melanggar UU pemilu, dan harus segera mengundurkan diri, “dia telah berani mengeluarkan surat edaran mengenai tata cara pemilihan, tanpa terlebih dahulu melalui sidang pleno”. Ujarnya.
Sedangkan tiga anggota KPU seharusnya juga tidak lolos lantaran mendapat score terendah. "Tapi tim seleksi tetap meloloskan," ujar Yusuf. Dan menurut Yusuf, semua anggota KPUD Depok sudah cacat sehingga dia meminta untuk segera mengundurkan diri.
Hal ini membuat masyarakat pemilih menjadi bingung karena isi surat tersebut membolehkan warga yang tidak mempunyai hak pilih, tetapi memiliki KTP dan Kartu Keluarga boleh ikut pencontrengan. Dan
Akibat aksi yang dilakukan ini, Saat ini, sebagian badan jalan dari arah Bojong Gede menuju Depok, dipenuhi para pengunjuk rasa yang menyebabkan kemacetan hingga persimpangan Kota Kembang. (A5)
Andrinof :
Partai Demokrat Menang di Depok DEPOK, SK - menurut Andrinof A. Chaniago, Executive Director Center for Indonesian Regional and Urban Studies (CIRUS) Surveyors Group, hasil akhir pemilu dapat diketahui pada malam hari setelah hari pencontrengan. Sampai pukul 15.00 wib, data yang sudah masuk baru sekitar 20-30 persen, dan hasil akhir dapat dilihat pada pukul 21.00 wib. "Jam 21.00 wib, data yang masuk sudah mencapai 70 persen. Maka dapat diketahui hasil akhir dari pemilu tersebut," ujarnya
Andrinof mengatakan bahwa, dia telah menerjunkan dua ribu relawan yang tersebar di dua ribu TPS se-Kota Depok. Dan hasilnya perolehan suara Partai Demokrat jauh meninggalkan partai Golkar dan PDIP. Sedangkan hasil survei yang dilakukan oleh CIRUS, calon presiden dari Partai Demokrat, SBY mendapat suara terbesar (36,69 persen). Sedangkan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri (16,20 persen), dan Sri Sultan HB X yang diusung oleh Partai Republikan, memperoleh suara (6, 47 persen). (A5)
Politik Uang Sawangan, SK - Terjadinya politik uang (money politic) yang dikhawatirkan oleh sebahagian caleg akhirnya benar-benar terjadi. Di wilayah Sawangan, dari jumlah pemilih sebanyak 127.000 orang, hampir tiga puluh persennya hak suara pemilih telah tergadai dengan uang yang kisaran besarnya variatif antara Rp. 10.000, - Rp.25.000,- . menurut sumber SK yang tidak mau disebutkan namanya. Rata-rata
yang menerima uang untuk memilih caleg dari partai tertentu adalah kaum ibu yang memang rentan terhadap praktik poliitik uang ini. Namun, secara umum berdasarkan hasil pemantauan SK, hampir disemua kecamatan, ”serangan fajar” dilakukan oleh sebagian calon legislatif (caleg) untuk mendongkrak suaranya. (A5)
SK - Hanya dengan menunjukkan KTP dan KK yang masih berlaku, sekalipun tidak terdaftar dalam daftar pemilih tetap (DPT). Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) Kota Depok membolehkan para pemilih yang tidak terdaftar bias mencontreng dengan mengacu Surat KPU Kota Depok Nomor 136/KPU-D/IV/2009 tertanggal 8 April 2009. Padahal dalam UU 10/2008 tentang Pemilu menyebutkan bahwa pemilih yang mempunyai hak suara harus terdaftar dalam DPT. Surat yang ditandatangani anggota KPU Kota Depok Yoyo Effendi itu
memuat penduduk Kota Depok yang belum terdaftar baik dalam DPS maupun DPT dapat dilayani KPPS untuk dapat memberikan suara dengan persyaratan memiliki bukti kartu tanda penduduk (KTP) dan kartu keluarga (KK) Kota Deok. Warga yang tidak punya KTP atau KK, tapi memiliki surat keterangan Ketua RT/RW setempat tentang kebenaran yang bersangkutan berdomisili sejak lebih dari satu tahun juga diperbolehkan mencontreng.
Menurut Edi, Jumlah pemilih yang tercantum dalam DPT sebanyak 364 orang. Setelah dicek ulang, Edi menemukan sejumlah nama yang
kembali tercantum dalam DPT tersebut, mulai dari nomor urut 144 sampai dengan nomor urut 255. dan ketika dijumlah, total nama-nama yang kembali masuk dalam DPT tersebut berjumlah 112 nama. Untuk mengantisipasinya, lanjut Edi, ”nama-nama yang tercantum dua kali langsung kami coret, untuk menghindari pencontrengan dua kali”. Katanya. (A5)
Aksi Nekat Oknum KPPS Kec. Panmas Panmas, SK - Aksi nekat yang dilakukan salah seorang anggota Kelompok pelaksana pemungutan Suara (KPPS), termasuk cukup berani. Ketika penghitungan sedang berlangsung, salah seorang anggota KPPS Kecamatan Pancoranmas, secara diam-diam menambahkan jumlah suara untuk caleg dari Partai gerindra. Untungnya aksi tersebut berhasil diketahui oleh salah seorang saksi dari Partai Golkar, Deny Johan.
Menanggapi laporan tersebut, anggota KPU Pusat, Endang Sulastri mengatakan pihaknya akan segera mengecek adanya laporan tersebut. “Kami belum memutuskannya, kami merapatkan dulu dan mengklarifikasinya”, kata Endang kepada wartawan di kantor KPU, Jakarta, Kamis (9/4). (A5)
Bahkan, penduduk yang tercatat dalam
Di TPS 19, Ditemukan 112 DPT Ganda Cimanggis, SK - Edi Prihantono, Ketua KPPS pada TPS 19 yang lokasinya berada di TK Bhayangkari Mako Brimob Kelapa Dua, menemukan 112 orang yang memiliki hak suara yang namanya tercatat dua kali dalam daftar pemilih tetap.
DPT Pilkada Kota Depok Tahun 2005 dan Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jabar tetapi tidak tercatat dalam DPS dan DPT Pemilu 2009 diperbolehkan memilih. Mereka semua diberi formulir C4 agar dapat memberikan suaranya.
Akibat aksi nekat tersebut. Anggota KPPS nyaris jadi bulan-bulanan warga dan saksi lainnya yang sedang mengikuti penghitungan suara. “Untungnya segera diamankan ke kantor Kecamatan untuk dimintai keterangan. ”. Kata Johan, Senin (13/4). Akibat kejadian ini, para saksi meminta penghitungan suara ulang malam itu juga. (A5)
Yoyok Efendi
Terancam Dipecat SK - Menanggapi masalah surat edaran yang dikeluarkan oleh Ketua divisi Hukum KPUD Depok, Yoyok Effendi. Ketua KPU Jawa Barat, Ferry Kurnia, kepada wartawan di Bandung, Jumat (10/4) mengatakan, jika memang Yoyok terbukti, dia bisa dikenai sanksi yang berujung pada pemecatan. Karena telah menyalahi peraturan perundangundangan. Menurut Ferry Kurnia, mestinya setiap surat edaran harus melalui rapat pleno terlebih dahulu. Untuk itu pihak KPU Jawa Barat meminta klarifikasi dari KPU Depok soal edaran itu yang diterbitkan tanpa melewati mekanisme rapat pleno. Jika terbukti, lanjutnya, perbuatan tersebut masuk dalam kategori pelanggaran kode etik. Dan bisa diajukan ke Dewan Kehormatan dengan sanksi terberat adalah pemecatan. Ujarnya (A5)
Suara PKS Depok Melorot SK - Hasil penghitungan sementara suara Pemilu Legislatif 2009 untuk DPRD Kota Depok, nampaknya hampir disemua TPS di Kecamatan Kota Depok, di dominasi oleh Partai Demokrat. Dari hasil pemantauan SK dilapangan, diperkirakan perolehan kusri untuk Partai Demokrat 16 kursi, Disusul oleh PKS dengan 10 kursi, Golkar 6, Partai Amanat Nasioanl 5 kursi, PDI-P 4 kursi, PKB dan Partai Persatuan Pembangunan masing 2 Kursi, Gerindra, Hanura, PBB, PBR, dan PDS masing-masing meraih
satu kursi. Merolotnya suara PKS pada pemilu 2009 di Kota Depok, menunjukan bahwa masyarakat mulai sedikit hilang kepercayaannya terhadap partai berlambang padi yang diapit dua bulan sabit berwarna kuning keemasan. Hilangnya kepercayaan warga masyarakat terhadap partai yang mermiliki visi. Bersih, peduli, dan profesional ini, menurut banyak kalangan, ini diduga karena kebijakan-
kebijakan Walikota Depok yang juga kader PKS, tidak populer di masyarakat. Sehingga target PKS untuk meraih 30 kursi di dewan gagal tercapai. Menurut sumber SK yang tidak mau disebutkan namanya. Anjoknya suara PKS di Depok ini akibat kebijakan Wa l i k o t a y a n g k o n t r o v e r s i a l . Diantaranya, mutasi para Kepala SKPD, pemberhentian tenaga kontrak, permasalahan guru bantu, program UPS, dan kasus kalender yang sempat mencuat beberapa waktu lalu. (A5)
11
T A B L O I D
Soara KOTA
Seputar Pemilu
Lugas, Berani dan Cerdas
DPT Bermasalah,
Yoyok Bermanufer SK - Puluhan ibu-ibu mendatangi kantor KPU Depok untuk mempertanyakan sikap KPU Depok yang seolah-olah mempermainkan para calon pemilih dengan menerbitkan dua peraturan dalam waktu hampir bersamaan. Surat edaran bernomor 136/KPUD/IV/2009, yang dikeluarkan tanggal 8 April dan ditandatangani oleh Ketua Divisi Hukum, Yoyok Efendi merupakan manufer yang dilakukan oleh Yoyok effendi menyikapi banyaknya warga Depok yang tidak terdaftar. Dan surat tersebut telah menyebarluas dan sudah beredar di Kelompok Petugas Pemungutan Suara se-Depok. Surat yang berisi bahwa pemilih yang belum terdaftar dalam daftar pemilih tetap (DPT) bisa memberikan hak suara apabila menunjukkan kartu tanda penduduk (KTP) dan kartu keluarga (KK) atau terlah terdaftar dalam DPT
Pemilihan Gubernur Jawa Barat dan Pilkada Kota Depok. Namun pada hari yang sama, Ketua KPU Depok juga mengeluarkan surat edaran bernomor No 139/KPUD/IV/2009 yang isinya pembatalan surat sebelumnya. Menurut M. Hasan, Ketua KPU Depok. Surat yang dikeluarkan oleh saudara Yoyok dibuat tidak berdasarkan mekanisme yang berlaku. “Saya nggak tahu mengapa bisa begini, nanti akan kita klarifikasi secara internal," ujarnya di Kantor KPU Depok, Kamis (9/4/). Sayangnya surat tersebut sudah terlanjut tersebar luas. Sehingga pada saat pencontrengan banyak pemilih yang protes karena ditolak KPPS padahal sudah membawa KTP dan KK. (A5)
4 TPS Di kelurahan Cinere,
Lakukan Penghitungan Ulang SK - Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) dan Panitia Pengawas Kecamatan Limo, Depok melakukan penghitungan ulang di TPS 23, 24, 25, dan 28 di Kelurahan Cinere, Kecamatan Limo, Depok. Hal ini terjadi karena adanya penggelembungan suara. Dugaan penggelembungan ini karena jumlah DPT saat penghitungan membengkak menjadi 327 dari 208.
setelah ditelusuri ternyata penggelembungan terjadi karena adanya penghitungan ganda. ”Faktor kelelahan menyebabkan terjadinya salah penghitungan”, ujar Rojali. Menurut Rojali, yang juga Ketua KPPS Kelurahan cinere, mengatakan, ”ada kesalahan dari anggota KPPS. Partai Demokrat yang memperoleh 88 suara, menjadi 120 suara”. Lanjutnya, Minggu, (12/4). (A5)
142 Warga Pondok Mandala Cimanggis, GOLPUT Sebanyak 142 warga Pondok Mandala Cimanggis, Depok memilih golput. Dari 467pemilih yang terdaftar hanya 321 pemilih yang datang ke TPS. Padahal wilayah tersebut merupakan basis PKS. meski sudah dihimbau melalui pengeras suara, sampai batas waktu yang telah ditentukan, warga yang memiliki hak suara tidak juga
menampakan batang hidungnya. Akhirnya Ketua KPPS Cimanggis menutup pendaftaran pemilih. Perhitungan suara sempat mengalami penundaan karena formulir C besar untuk DPR tidak ada. Penghitungan suara baru dilanjutkan setelah formulir C berhasil di dapat. (A5)
PKS Tinjau Ulang Koalisi Dengan Partai Demokrat Jakarta, SK - Anis Matta dalam keterangan persnya, Senin (13/4) di gedung DPR/MPR, mengatakan, PKS akan meninjau ulang rencana untuk berkoalisi dengan Partai Demokrat, jika Partai Golkar kembali berkoalisi dengan Partai Demokrat. Menurut Sekjen PKS ini, pertimbangan tersebut diambil karena sebelumnya Partai Golkar lebih dulu menyatakan tidak ingin lagi berkoalisi dengan Partai Demokrat, dan mengusung ketua umumnya maju sebagai capres. Padahal menurut Anis, keinginan PKS berkoalisi dengan Partai Demokrat adalah untuk membangun sebuah koalisi yang reformis, religius, dan nasionalis.
12
Jika Partai Demokrat mau menerima kembali tawaran Partai Golkar, jelas ini resisten dalam budaya politik. Dan sulit reformasi akan berjalan karena koalisi ini nantinya tidak akan permanen. Ujarnya. Namun Anis tetap akan mendukung SBY sebagai R1 meski keluar dari koalisi tersebut. Ketika ditanyakan keinginan untuk berkoalisi dengan partai Islam lainnya, Anis Matta hanya berujar, belum ada gambaran untuk rencana ke arah sana. Walaupun Ketua Umum PPP sempat melakukan pertemuan dengan Ketua Majelis Syuro PKS, Hilmi Aminuddin. (A5)
Refleksi Tiga Tahun
Kepemimpinan NMI Kasno Koordinator GEMMAD (Bagian Pertama dari Dua Tulisan)
D
epok telah memasuki “ranah kekuasaan” baru. Sejak dilantiknya NMI pada tanggal 25 januari 2006, pola kebijakan yang dikeluarkan NMI dirasakan tidak ada satupun yang menunjukan langkah pasti akan adanya perubahan. NMI, justru semakin “menjauh” dari janjijanjinya dimasa kampanye. Hampir tiga tahun NMI memimpin Kota Depok, sudah banyak persoalan yang timbul karena pola kebijakannya yang eksklusif dan tidak popular di masyarakat. Usulan dan masukan dari masyarakat diluar partainya ditanggapi NMI dengan prasangka buruk dan dianggap hanya ingin menjebak dirinya saja. Konsolidasi dilevel masyarakat Depok tidak pernah dilakukan NMI secara sempurna, ruang diskusi antara publik dengan pemimpinnya pun tertutup. Tiga tahun NMI menjadi walikota telah menghadirkan banyak penderitaan bahkan ”kematian” di Kota Depok. Mungkin itulah sebabnya dalam salah satu janji atau programnya adalah memberikan dana ”santunan kematian”. Artinya, telah jauh-jauh hari telah dipersiapkan bahwa akan banyak “kematian” di Kota Depok Bukti yang jelas terlihat adalah dalam APBD tahun anggaran 2008, lebih dari. 32 milyar anggaran Dinas Kebersihan Lingkungan Hidup Kota Depok, “dikangkangi” sendiri oleh NMI, diantaranya untuk program pembangunan Unit Pengolahan Sampah (UPS) dan pengadaan mesin UPS sebesar + Rp 12 milyar “yang berbau mark up”. APBD Kota Depok TA 2009, dinas KLH kembali mendapatkan jumlah anggaran yang sangat besar, yakni + Rp 42 milyar, dengan program pembangunan mesin UPS dan pengadaan mesin UPS yang menjadi prioritas utamanya. Bahkan ada pengusaha pemenang tender pengadaan kendaraan TA.2007 dikantor DAMKAR kota depok menyebutkan bahwa dirinya diwajibkan menyerahkan uang dengan kisaran 100jt s/d 200 juta kepada NMI. Dewan yang Mandul Munculnya HAK Interpensi dan ANGKET, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Depok yang “mandul” terkait tujuh pelanggaran yang dilakukan oleh Walikota Depok diantaranya, program system pengolahan sampah terpadu (SIPESAT) pemasangan BALIHO yang merupakan sumbangan pengusaha, terkait dikeluarkannya SITE PLAN Perumahan Griya Telaga Permai di sekitar Situ Cilangkap, Cimanggis Depok, Dikeluarkannya peraturan walikota (perwa) tentang pengangkatan 4
staf khusus walikota, proses tender/lelang di Dinas Tata Kota dan Bangunan serta Dinas Pekerjaan Umum kota depok yang melanggar KEPPRES 80 tahun 2003 serta perihal diterbitkannya perpanjangan Hak Guna Bangunan (HGB) No.7 lahan ex megapolitan atas nama PT.MEGALIMO ESTATE. Birokrasi Yang Tersandra PKS sebagai partai pendukung NMI di masa pencalonan PILKADA, tidak pernah melakukan peringatan dan teguran kepada Walikota, mulai dari DPP, DPD dan fraksi PKS yang ada di DPRD Kota Depok, tapi malah berperan sebagai public relation dan Special Bodyguard terhadap kebijakan NMI. munculnya “Jenderal HK”, sebagai “orangnya” NMI yang mengatur dan mengkondisikan tender/lelang proyek di dinas-dinas Kota Depok (Dinas PU, Dinas Tata Kota & Bangunan, Dinas Pendidikan, DKLH, dan Dinas Kesehatan) telah menjadi “momok” yang menakutkan di Depok khususnya para pengusaha/kontraktor. NMI juga membuat beberapa lembaga “tink tank” yang menjadi alat agitasi propaganda dan bekerja secara intelejen maupun contra intelejen (semacam CSIS di era pemerintahan suharto), di level masyarakat “akar rumput” hingga pada level lembaga/elemen pemerintah. Aparat birokasi “disandera” tanpa berani melawan NMI Kesehatan Sederajat prestasi tingkat nasional di bidang kesehatan yang diraih oleh Kota Depok yang di claim sebagai prestasi NMI, seperti Angka kematian bayi terendah seIndonesia versi DEP-KES RI, menjadi pola “kamuflase” Untuk menutupi kelemahan dibidang kesehatan selama 3 tahun ini. Masih banyaknya bayi yang kekurangan gizi serta daerah endemik Demam Berdarah Dengue (DBD), Kaki gajah, busung lapar, ISPA bahkan penyakit chikingunya di beberapa wilayah/kecamatan Depok, sangat lamban Prestasi angka kematian ibu melahirkan dari nomor 1 terburuk menjadi no 1 terbaik se Jawa Barat adalah prestasi yang sangat “tidak membanggakan” mengingat masih banyaknya ibu hamil tidak mampu yang notaben warga Depok yang belum terlayani saat memeriksakan kandungan maupun bersalin diseluruh puskesmas di wilayah Kota Depok, maupun di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sawangan Depok. Pembangun puskesmas yang di banggakan oleh NMI sebagai
prestasi, tentunya menjadi hal yang lumrah dan wajar karena siapapun yang menjadi pemimpin di kota depok ini, tentunya akan membangun sarana puskesmas mengingat saran yang ada sudah sangat buruk dan memperhatinkan kondisinya.Pengadaan alat kesehatan (ALKES) di Tender/lelang yang di duga selama dua tahun ini telah “di monopoli” oleh perusahaan kroni dari Walikota. Pendidikan Dalam bidang ini kembali NMI membangga-banggakan program yang di anggapnya sebagai prestasi dalam memimpin Kota Depok. Tambahan Dana BOS (bantuan Operasional Sekolah) sebesar Rp.10.000,-per siswa/bulan, pembebasan biaya DSP dan SPP untuk seluruh SDN, SMP DAN SMA serta bantuan pengadaan komputer kepada 150 sekolah negeri/swasta misalnya bukanlah prestasi yang patut dibanggakan jika melihat banyaknya jumlah anak putus sekolah dan sekolah madrasah di Kota Depok yang sangat memperhatinkan. Bahkan sarana/prasarana sekolah yang baru saja direhabilitasi, SDN 03 Kel. Pasir Putih, Sawangan, roboh karena “ketidak becusan” pemborong dan aparat di dinas pendidikan kota Depok yang menyebabkan Kepala Dinas Pendidikan diminta “mengundurkan diri” oleh beberapa elemen masyarakat. Kebersihan dan Lingkungan Hidup Di bidang ini, target Pemkot Depok untuk meraih ADIPURA seperti “dikejar mimpi” mengingat di awal kepemimpinan NMI, Kota Depok mendapat gelar sebagai salah satu kota terkotor di Indonesia. Program yang bernama Pengolahan Sampah Terpadu (sipesat) hasil temuan seorang yang bernama SINGGIH LELONO yang “dikumandangkan” NMI dan dipaksakan penerapannya berupa rencana pembangunan 100 titik lokasi Unit Pengolahan Sampah (UPS) hingga tahun 2011 tanpa sosialisasi kepada warga masyarakat. Dari dua puluh lokasi yang di bangun pada tahun anggaran 2008,beberapa telah mendapat penolakan dari warga diantaranya warga RW.27 Taman Cipayung, Kelurahan Abadijaya, warga RW. 06 Kel. Cimpaeun, warga Rivaria Kel. Sawangan baru, warga jalan Jawa, Depok Utara, Kel. Beji dan sebagainya, Proyek pengadaan 20 unit mesin UPS dengan pagu anggaran sebesar Rp.7,4 milyar, telah memunculkan dugaan mark up. Bahwa dari hasil penulusuran, untuk biaya/ongkos produksi mesin UPS tidak lebih dari Rp.70 juta s/d 90 juta (Bersambung)
T A B L O I D
Soara KOTA
Pendidikan
Lugas, Berani dan Cerdas
Refleksi Kebijakan Pendidikan di Kota Depok Oleh : Ir. Cornelis Leo Lamongi*
J
anuari 2006 Kota Depok memiliki Walikota yang baru, Dr. Ir..H .Nurmahmudi Ismail M.Sc. Begitu besar harapan masyarakat Depok digantungkan pada pundak beliau, utamanya dalam hal peningkatan dan pemerataan pendidikan agar tercapainya penciptaan anak bangsa yang cerdas dan siap berkompetisi di dunia global. Suka atau tidak suka maka pendidikan harus mendapatkan perhatian khusus, majunya sebuah bangsa berangkat dari tingginya kualitas pendidikan bangsa tersebut. Menyoroti dan membedah kinerja tiga tahun Nur Mahmudi memimpin kota Depok. Apresiasi dan penghargaan patut kita berikan kepada Pemkot Kota Depok/Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Depok terkait kebijakan-kebijakan peningkatan kualitas maupun kuantitas pendidikan. Namun tanpa mengurangi penghargaan kepada Pemkot Depok /Disdik kota Depok, tidak sedikit pula kebijakan yang tidak aspiratif pada dunia pendidikan yang perlu di kritisi . Disamping diluncurkannya dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) regular melalui APBN masih ada program BOS pendamping yang dialokasikan dari APBD tingkat II sebesar Rp. 10.000,-/bulan untuk siswa SD dan SMP Negeri/Swasta adalah merupakan salah satu kebijakan yang harus kita acungi jempol, bantuan tersebut sangat membantu siswa tidak mampu untuk mengatasi kendala ekonomi dalam menempuh pendidikannya di tingkat dasar. Program Bantuan Pembangunan dan Rehabilitasi Sarana Prasarana ( Sarpras ) Pendidikan untuk sekolah melalui program Role Sharing dan Dana Alokasi Khusus (DAK) yang mulai digencarkan sejak tahun 2007 adalah kebijakan yang harus juga kita berikan apresiasi yang tinggi kepada Walikota kita. Demikian pula dengan Program bantuan siswa rawan putus sekolah, juga sangat membantu siswa tidak mampu . Acungan jempol juga patut kita berikan dengan kebijakan dibebaskannya Dana Sumbangan Pendidikan ( DSP ) bagi siswa baru ( Kelas I ) pada tingkat SMP/SMA/SMK Negeri ( mulai tahun ajaran 2008) dengan pengalokasian dana dari APBD tingkat II, sedangkan pada tingkat SD Negeri telah diberlakukan beberapa waktu sebelumnya, ini adalah sebuah prestasi nyata. Pernyataan Walikota Depok bahwa SMP dan SMA di kota Depok saat ini telah menduduki peringkat ke 3 seJawa Barat dari masa lalu yang “terpuruk” pada peringkat 23 se- Jawa Barat adalah berita gembira bagi kita walaupun hal tersebut masih harus perlu dipertanyakan dan kita analisa/kaji kembali. Berdasarkan hasil pantauan dan monitoring LSM Garda Pena, implementasi kebijakan-kebijakan Walikota/Pemkot Depok tersebut tidaklah berbanding lurus dengan kebijakan awal. Pada program BOS
regular dan BOS pendamping, pengawasan/monitoring dan evaluasi terdeteksi sangat lemah, sehingga penggunaan/peruntukan dana BOS regular dan BOS pendamping terindikasi adanya penyimpangan oleh penerima bantuan, dalam hal ini Sekolah/ Satuan Pendidikan. Tidak ada niat melakukan investigasi dari Disdik Kota Depok untuk mendapatkan bukti empiris sebagai temuan dari penyimpangan dana BOS oleh penerima bantuan tersebut. Terjadinya penyimpangan bisa dilakukan dengan sengaja atau karena kurangnya pemahaman Kepala sekolah terhadap penggunaan dana BOS regular/pendamping. Tidak ada alasan bahwa sesungguhnya Disdik kota Depok telah melakukan sosialisasi kepada para Kepala sekolah, bila memang Kepala sekolah masih belum paham tentang penggunaan dana BOS, maka sejatinya menjadi kewajiban Disdik kota Depok untuk senantiasa terus menerus memberikan sosialisi program tersebut. Dampak dari kurangnya pemahaman penggunaan dana BOS oleh para kepala sekolah adalah minimal mereka gamang dalam melakukan kegiatan yang sumber dananya dari BOS regular/pendamping dan maksimal terjadinya penyimpangan tersengaja yang berkelanjutan tanpa adanya perbaikan manajemen kedepan. Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Depok/Manajer PKPS BOS Pendidikan kota Depok, hanya “duduk manis “di belakang meja, setelah mereka menerima laporan (SPJ). Maka masalah dianggap selesai, walaupun masyarakat telah berteriak-teriak bahwa ada indikasi penyimpangan dana BOS regular dan pendamping di Sekolah/Satuan Pendidikan, “Anjing Menggonggong Kafilah Berlalu“ !! Dalam hal program bantuan Pembangunan Sarana Prasarana ( Sarpras ) melalui program Role Sharing dan DAK juga “Setali Tiga Uang “. Pada proram ini Pemkot Depok/ Disdik kota Depok bertindak layaknya sebagai “Jawatan Sosial“, yang hanya menggelontorkan uang Negara tanpa ada pengawasan / monitoring melekat dan tanggung Jawab. Karena tidak adanya pemetaan (mapping) sarana prasarana akurat terkait dengan kebijakan yang diluncurkan maka pemberian bantuan tersebut hanya bersifat “Tembak Langsung:” Padahal program-program tersebut telah menganggarkan dana Monitoring/Evaluasi (Monev). Lantas, kemana larinya anggaran Monev itu ? Wallahualam ….! Tidak kalah pentingnya, dalam hal Lelang Pekerjaan di Disdik Kota Depok/Pemkot Depok, “bau amis sangat terasa menyengat“, terbukti dengan adanya sekolah yang sedang dalam tahap pembangunan, roboh ! atau pekerjaan pembangunan/rehab sekolah yang dilaksanakan oleh Kontraktor ( Anggaran APBD II ) yang progres pekerjaannya hanya mencapai 50% - 70% namun dibayar penuh oleh
Pemkot Depok./Disdik Kota Depok. Masyarakat perlu mencermati 'dagelandagelan' ini. Siapa aktor institusinya? yang jelas tidak adil bila seluruh kesalahan “dihibahkan“ pada kontraktor. Contohnya, pada medio Juni 2008 penulis pernah mengangkat indikasi dugaan kasus kecurangan Lelang Pekerjaan Sarana Prasarana Sekolah di Disdik Kota Depok, dimana laporan tersebut disampaikan kepada Kepala Disdik Kota Depok, Pemkot kota Depok sampai ke Kejaksaan Negeri Depok, namun hasilnya terindikasi terjadinya peredaman kasus oleh para birokrat terkait . Kepala Disdik Kota Depok bukannya melakukan investigasi terhadap staff yang bersangkutan malahan melakukan bantahan-bantahan yang cenderung melindungi anah buahnya. Ini-lah salah satu penyakit kronis Birokrat kita. Penulis menggaris bawahi pernyataan yang sering di sampaikan oleh Walikota Depok bahwa Pendidikan Kota Depok ( SMP/SMA) telah menduduki peringkat ke 3 se-Jawa Barat, menjadi pertanyaan penulis, apa parameter/tolok ukur Walikota Depok mendeklarasikan hal itu? Data Badan Standar Nasional Pendidikan ( BSNP) dari tahun ajaran 2006 s/d 2008 yang menggambarkan sesungguhnya peringkat yang diraih tersebut adalah dalam tataran kuantitas, bukan kualitas.
terjadi karena mereka tidak menguasai “Anatomi” dan “Roh” Pendidikan itu sendiri. Secara langsung maupun tidak langsung kebijakan tersebut telah menjadi kendala tersendiri dalam menciptakan profesionalisme kinerja seorang Pejabat “karbitan” Dampak lain adalah menurunnya semangat kerja dan kinerja para staff yang berprestasi, tapi tidak mendapat perhatian dan kesempatan untuk peningkatan karir, karena sudah terserobot oleh system yang tidak benar . Dari uraian diatas, masyarakat pendidikan masih memberikan “raport merah” pada kualitas dan kebijakan pendidikan Disdik kota Depok /Pemkot Depok.. Tidak ada kemajuan yang berarti dalam peningkatan dan pemerataan pendidikan kepada masyarakat Depok, yang ada hanya pemborosan dan penghambur-hamburan uang Negara tanpa target yang jelas.
jangan hanya pintar berteori dalam membuat kebijakan, setelah itu “ tidur nyenyak”. Kedepan diharapkan agar Pemkot Depok/Disdik kota Depok lebih meningkatkan pengawasan dan monitoring melekat agar semua program maupun kebijakan yang diluncurkan akan berbanding lurus, sesuai dengan perencanaannya . Walikota sebagai bapak masyarakat sejatinya jangan hanya menelan bulatbulat laporan Asal Bapak Senang (ABS), tapi carilah masukan-masukan dari masyarakat yang lebih realistis. Kuncinya hanya satu, harus ada kemauan kuat untuk memperbaiki diri dan menomor-satukan kejujuran . Semoga di usianya yang kesepuluh ini, Kota Depok semakin melangkah pasti. Dirgahayu Kota Depok. Ir. Cornelis Leo Lamongi. Ketua Garda Pena Idonesia. Tinggal di Depok
Pemkot Depok/Disdik Kota Depok masih perlu melakukan Evaluasi diri (Evadir) terhadap kebijakan dan implementasi kebijakan di tingkat akar rump ut,
Bicara kualitas, peringkat pendidikan kota Depok masih sangat jauh dari yang diharapkan/ digembar-gemborkan, disini terjadi “pe-nina bobo-an “ pada diri sendiri, suatu hal yang akan berakibat fatal bila fenomena ini terus berlanjut. Selain permasalahan diatas, kita melihat betapa rusaknya tatanan jenjang karir yang terjadi di Disdik kota Depok akibat kebijakan Walikota Depok yang tidak professional. Bagaimana mungkin seorang guru yang tidak pernah menjabat sebagai Kepala Sekolah atau Pengawas dapat langsung menduduki jabatan Kepala Seksi / Kepala Bidang tanpa melalui jenjang karir sebagaimana mestinya, tentu bukan berdasarkan kenaikan pangkat istimewa yang mereka diperoleh, tapi berdasarkan misi kepentingan golongan penguasa . Akibatnya sang pejabat b a r u tersebut a k a n gamang dan raguragu dalam mengambil keputusan menyelesaik an suatu masalah yang
13
T A B L O I D
Soara KOTA
Lintas Kota
Lugas, Berani dan Cerdas
IGRA Kab. Bogor
Porseni untuk Membagkitkan Kreatifitas Anak Bogor- Ikatan Guru Raudatul Athfal ( I G R A ) K a b u p a t e n B o g o r, menyelenggarakan acara tahunan, berupa Pekan Olah Raga dan Seni (PORSENI) yang dipusatkan di lapangan Tegar Beriman dan Masjid Baitul Faizin Cibinong Kab. Bogor (Rabu, 15/4/2009). Menurut Ketua Panitia Penyelenggara Dra. Iin Solihati, kegiatan ini diikuti kurang lebih 740 siswa dari 13 pengurus Cabang IGRA se Kabupaten Bogor. Berdasarkan pantauan Soara KOTA, tampak antusiasme anak-anak dalam mengikuti acara tersebut. Keceriaan, dan kegembiaraan, begitu terlihat dari muka-muka para peserta lomba, mereka seolah tak hirau walaupun panas terik, seakan membakar. Kegiatan yang diperlombakan dalam PORSENI tahun ini meliputi: senam kesegaran, puitisasi ayat-yat suci Al-
Maka tak heran, warga yang berada di sekitar Situ Pondoh, Tangerang juga dihantui kekhawatiran akan kejadian serupa terulang. Pasalnya, ada bagian dari badan Situ Cipondoh yang ambles sedalam 2 meter lebih di sisi ruas Jalan Hasyim Asy'ari. Bagian yang ambles ini
Bandung, SK Lantaran tidak sabar dan dinilai lamban dalam proses penghitungan hasil suara, beberapa caleg DPRD dan calon anggota DPD Provinsi Jawa Barat mendatangi kantor KPU Jawa Barat.
Sedangkan Caleg DPRD Provinsi dari PPP Achmad Dayat, mengaku kedatangannya ke KPU juga ingin mengetahui hasil perolehan suara yang sudah masuk ke KPU Jawa Barat.
Menurut Tubagus Sofyan, yang juga calon anggota DPD Provinsi Jawa Barat, kedatangannya ke KPU untuk mengetahui perkembangan hasil penghitungan suara. Karena Tubagus optimis masuk 4 besar dalam persaingan calon Anggota DPD dari Provinsi Jawa Barat.
Namun sayang kedatangan mereka ke KPU Jawa Barat hingga Jumat sore, penghitungan suara secara real-time belum bisa ditampilkan. Sedangkan di Media Centre yang ada di Sekretariat KPU Jawa Barat Jalan Garut, hasil perolehan suara real-time yang baru bisa ditampilkan hanya calon anggota DPR RI dari Jawa Barat. (Leo)
Penghitungan Suara di Bekasi
Membengkak Qur'a, Pildacil, lomba mewarnai dan lari estafet. “Kegiatan ini diharapkan mampu membentuk karakter dan kreatifitas anak yang memiliki akhlakul karimah dan mampu membentuk
pribadi anak-anak Indonesia yang sholeh da sholehah,” ujar Iin Solihati kepada Soara KOTA.(Leo-SK)
Situ Gintung Masih Menyisakan Luka TANGERANG - Musibah jebolnya tanggul Situ Gintung yang banyak menewaskan korban jiwa masih meninggalkan trauma mendalam bagi warga sekitar.
Caleg Provinsi dan DPD Datangi KPU
dikhawatirkan longsor, jika terus dilewati kendaraan yang bertonase berat, sehingga dapat mengancam warga sekitar. Sedikitnya terdapat 100 rumah penduduk yang berada di kawasan Situ Cipondoh. Menyikapi kondisi demikian, Wakil Walikota Tangerang Arif Witmansyah bersama Kepala Balai Besar Sungai Ciliwung Cisadane Pitoyo Subandrio meninjau lokasi Situ Cipondoh, Senin (13/4). “Yang rusak itu adalah tubuh dari bangunan tanggul Situ Cipondoh yang
SMK Islamiyah Ciputat ( Status : Terakreditasi A ) No. 03/BAS/MN/VI/2006 Kelompok : Bisnis Manajemen dan Teknologi Jl. KiHajar Dewantara No. 23 Ciputat , Telp. 740 9814 7471 6497
memang sejak zaman Belanda sudah digunakan untuk jalan. Untuk itu akan kita perbaiki yang rusaknya," ujar Pitoyo saat meninjau lokasi yang ambles tersebut. Menurutnya, Situ Cipondoh dibangun pemerintah Belanda dan digunakan sebagai irigasi pertanian. Dari pantauan, pemerintah setempat mulai memperbaiki bagian situ yang ambas itu walaupun masih seadanya, yakni dengan menumpuk karung pasir.(ram)
Bekasi, SK Ahmad Haikal, Ketua Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) Kota Bekasi mengatakan, telah terjadi pembengkakan suara yang mencapai dua kali lipat dari total pemilih 300 orang. Menurut Haikal, petugas yang menetapkan satu surat suara yang dicentang nama calon anggota legislatif dan partainya dihitung dua suara oleh petugas KPPS. Membengkaknya jumlah suara ini ditemukan di tiga kecamatan. Yaitu Kecamatan Bekasi Utara, Kecamatan Pondok Gede, dan Kecamatan Jati Asih. Haikal juga menambahkan, padahal jumlah pemilihnya hanya 300 orang, karena kesalahan petugas di TPS yang melakukan penghitungan dua kali dari satu surat suara, jumlahnya menjadi 600 suara, katanya.
Bekasi, meminta penghitungan ulang di tiga wilayah tersebut. Jika permintaan tersebut tidak dipenuhi, pihaknya akan membawa persoalan itu ke jalur hukum. Dan Panwaslu Kota Bekasi mengancam akan menuntut KPUD Kota Bekasi ke jalur hukum. Ancaman ini menurut Haikal, juga terkait tidak diberikannya salinan berita acara pemungutan dan penghitungan suara di tingkat TPS yang seharusnya diberikan kepada panwaslu usai pemungutan dan penghitungan suara tanggal 9 April lalu. Karena di dalam UU No 10/2008 Pasal 180, secara tegas disebutkan bahwa KPPS wajib memberikan salinan hasil penghitungan suara pada saat rekapitulasi dilakukan. Bila hal itu tidak dilakukan akan diancam pidana kurungan 3 2 bulan serta denda Rp3 12 juta. (A5)
Oleh karena itu, Panwaslu Kota
Yayasan Islamiyah Ciputat Bergerak dibidang Pendidikan dan Sosial berdiri sejak tahun 1964. Digagas oleh para tokoh muda yang mempunyai semangat untuk membangun bangsa seperti Bapak Drs. KH Zarkasih Nur, Drs. H. Syaeful Millah, MM, MBA. H. Moh. Anwar Nur, S.Ag, H. Abdul Munir, BA dan Hj. Muniroh Nur. Tanggapan Alumni SMK Islamiyah Ciputat 1. Agus Susanto, SE ( Guru / Alumni thn 1998 ) Menurut saya SMK Islamiyah sudah jauh lebih maju daripada waktu saya dulu, dari segi fisik gedung dan jumlah siswanya meningkat. Dan saya bangga sebagai salah satu alumninya. Harapan saya kedepan SMK Islamiyah Khususnya dan Yayasan Islamiyah umumnya dapat lebih maju lagi untuk menghasilkan lulusan yang tidak hanya ahli dalam bidangnya tapi juga berakhlak yang islami. Untuk guru idola saya Bapak Drs. Masud. 2. Adi Supriadi ( Wartawan / Alumni thn 1999 ) Banyak sekali pengalaman dan ilmu yang saya dapat di SMK Islamiyah dan yang paling berkesan bagi saya adalah sifat kekeluargaanya yang sangat kental. Hubungan antara guru dan muridnya betul-betul seperti anak dan orangtuanya.Harapan saya Islamiyah dapat
meningkatkan sarana prasarana yang telah ada dan prestasinya hingga dapat membanggakan tidak hanya bagi alumninya tapi juga umat islam pada umumnya. Guru idola Bapak Drs. Budi S 3. Neneng Efendy ( Sekertaris Direksi / Alumni thn 2007 ) Saya banyak berhutang budi pada Islamiyah. Berkat segala didikan guru-guru disana kini saya dapat merasakan hasilnya. Walaupun baru 2 tahun lulus saya telah mendapatkan pekerjaan yang baik, terima kasih Kepada seluruh staf pengajar semoga jasamu dibalas berlipat oleh Allah SWT. Idola saya Bapak Drs. Hilmudin. 4. Ellawaty ( Bendahara BMT Nurul Falah / Alumni thn 2007 ) Alhamdulilah, terima kasih seluruh dewan guru atas bimbingannya sehingga saya dapat berhasil. Semoga SMK Islamiyah semakin maju di era Globalisasi. Jangan ragu bergabunglah dengan SMK Islamiyah Ciputat. Guru Favoritku Ibu Dra. Sunanih. Demikian tanggapan dari beberapa alumni SMK Islamiyah yang telah mendapatkan kehidupannya masing-masing.
MENERIMA SISWA SISWI BARU TAHUN AJARAN 2009 / 2010 14
T A B L O I D
Soara KOTA
Serba Serbi
Lugas, Berani dan Cerdas
Konflik Pemilu ape Pemilu Konflik U
dare berase rade panas ni ari. Selese nyontreng. Bang Eska kage langsung pulang kerumeh. Asyik sedakep di baweh poon bacang nontonin suesane di TPS 3002, tempatnye terdaftar jadi peserte pemilu. Gak lame kemudian Selih ikutan ngadem. “Ude nyontreng ente?” tanye Bang Eska, sambil mate bedelak delik ke areh bilik suare.”Udeh Bang. Tuh liat kelingking aye.” Jawab Selih. Sambil nyodorin kelingkingnye nyang ade tande tintanye.”Aye peratiin dari tadi nyang dateng cuman segini Lih..pade kemane ye orang-orang?” Tanye Bang Eska.”Pake nanye….pan keliatan tuh di daftarnye, banyak tetangge kita nyang kage terdaftar.” Jawab Selih.”Aye tau Lih. Maksud aye nyang terdaftar juge kage nongol semue”Bang Eska nimpalin lagi. Bedua-duaan masih tetep bediri dibaweh poon bacang, udeh kaye anak poon. Kage lame kemudian dari sepeker Musholah nyang kage seberape jauh dari TPS bebunyi ngumandangin azan lohor. “Ayu Lih kite ke Musholah dulu”ajak Bang Eska sambil langsung ngelangkeh.Selih kage jawab apeape, malah jalan ngeduluin Bang Eska ke Musholah.”Lih, ntaran abis sholat kerumeh aye ye…bini gue tadi masak rade banyak”. “iye-iye…” jawab Selih sambil terus ngelangkeh pake kage nengok. Keringet dari kepale ngucur kaye getah karet, bibir megap-megap, enggak beda Selih juge begitu.
Maklum abis pade makan siang ame sayur asem, rendang jengkol ame ikan teri. Bukannye Bang Eska kage kebeli daging. Tapi emang entu makanan favoritnye. Aye denger dari berite, bukan cuman TPS kite doangan nyang wargenye banyak kage terdaftar Bang?” Selih buka omongan.”Aye juge dapet
jadi peserte pemilu parpol-parpolnye, ame orang-orang parpolnye juge, paling enti ujungnye nyang menang adem ayem, nyang kalah belingsatan, mo jadi ape ni negare sebesar enni Lih.(Bang Eska berenti ngomong sebentar, angkat gelas, die minum). Mendingan kite nyeritain Kote kite Depok enni, nyang bentar lagi ulang taon, Lih”. “Iye…ye.Kalo diperatiin
Depok ni ude ngalamin ganti-ganti pimpinan, buat aye sih nyang paling aye inget Pak Badrul Kamal.”Selih kasih pendapet.”Entu die Lih, Kite harus berfikir bahwe pembangunan enni adalah hasil rentetan mase lalu ampe ni ari. Bukan hasil dari satu periode pemerintahan doangan, gak bede kaye negeri kite. Nyang ente kudu inget juge, gak mungkin
informasinye begitu dari surat kabar.Abis mo pegi mane lagi Lih…” Bang Eska nimpalin.”Sah kage ye pemilu kite”Selih nanya lagi.”Mudahmudahan sah.” Jawab Bang Eska enteng.”Lah kok mudah-mudahan bang?” Tanya Selih lagi.”Abisnye kalo dimasalahin, bakal merembet ke nyang laen-laen. Kecurangankecurangannye pan seabreg-abreg, mo nyalahin siape, nah nyang curang juge orang-orang parpolnye, nyang pade protes petinggi parpolnye, nyang
Bang, ni Depok udeh kaye ayam negrinye Bang, belon seberape umurnye ude gede badannye.” Selih langsung nimpalin semanget banget, ude kaya caleg dapet suare gede.”Kagak gitu juge Lih. Depok kite ni ude mulaiin bekembang sejek mulain dihuninye Perumnasperumnas taon tuju delapan. Jadi ampe sekarang udeh tige puluh atu taon ngebangun. Baru bise kaye sekarang.”Bang Eska nimpalin lagi.”Bener Bang, nyang aye inget
kesempurnaan entu di raih ari enni. Keberhasilan ame kegagalan pasti ade”Bang Eska mulaiin keluar pinternye nih. “Tapi Bang, kaga sedikit tuh nyang pade kage puas ame pemerinteh sekarang di Depok ni.Pegimane tu?” Selih mulaiin rade ngejurus nih.”Nyang puas ame yang kaga puas pasti ade Lih. Kan kite kaga tau berape jumbleh nyang puas, berape jumbleh nyang kage pade puas. Kite mah
rakyat biase Lih, nyang penting buat kite terus aje jalanin idup di Depok enni sambil ngelakuin ape aje nyang baek buat diri kite, keluarge kite, ame lingkungan kite.” Jawab Bang Eska makin dalem, kaye sumur dimusim kering.”Tapi kalo dengerin orangorang pinteran kok ade aje nyang di bahas.?”Selih nanye lagi sambil rade mendelik penasaran, kaye kucing ngintip tikus. “Pan tadi ude aye bilang, kite mah orang biase, rakyat jelata. Mending kite mikir kehidupan nyang lebih panjang ke belakang, dan panjang kedepan, Kagak useh ikutikutan mikir buat kepentingan sepintas sambil cari-cari kedudukan ame proyek.” “Kok Bang Eska berobah sih…kaget aye…”Selih nimpalin malah mengkeret kaye tikus mau di terkam kucing. Bang Eska bangun dari duduknye, ngebet-ngebet kain sarungnye, sambil mate melotot ke Selih. Selih ikut bangun dari duduknye, matenye ngeliatin Bang Eska, nyang di kirenye bakal marah. “Ko marah sih Bang…”Selih ngeluarin omongan rade ragu, kaye tikus dapur nongol di lubangnye.”Aye kaga mareh Lih…aye cuman mo nentremin suasane ati aye……aye ke jamban dulu Lih…mo nentremin perut nih…..”Bang Eska ngomong lagi sambil langsung balik badan ke jamban, tebirit-birit kaye kucing di sebor. Selih bengong sebentar sambil garuk ubun-ubun, kaye kucing gatel kuping. “Lagi asyik ade aje gangguan….”Selih gerutu sendiri, terus megangin perut, ambil langkeh seribu keluar rumeh, kaye tikus di timpuk bakyak.
Cornelis:
Copot Kadisdik Yang Me-legalkan SMK BCN
K
etua Garda Pena Indonesia, Cornelis Leo Lamongi, mendesak Kepada Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Depok untuk segera mengambil langkah konkret sesuai dengan peraturan yang ada (SK.Mendiknas RI Nomor 060/U/2002) karena diduga SMK ini telah membohongi dan merugikan masyarakat terutama orang tua siswa dan peran Disdik kota Depok sangat kental dalam pembohongan ini. Menurut Cornelis, sesuai dengan regulasi yang ada, seorang Kepala Sekolah harus memiliki Surat Izin Memimpin (SIM), namun pada kenyataannya diduga Kepala Sekolah tersebut tidak memiliki SIM, SIM hanya dapat dikeluarkan oleh Dinas Pendidikan apabila sekolah tersebut sudah ada izin operasionalnya.
Pernyataan Disdik kota Depok bahwa sekolah tersebut telah mengajukan izin secara lisan, bukanlah berarti melegalkan beroperasinya. sekolah tersebut, sementara pada sekolah-sekolah yang telah berizin dan beroperasi secara legal, Disdik Kota Depok menerapkan regulasi yang telah baku kepada kepada Sekolah bahwa Kepala Sekolah harus memilki SIM. “Jelas Ada ambivalensi regulasi dan distorsi yang diterapkan oleh Disdik Kota Depok demi suatu kepentingan illegal”. Lanjutnya Selain menyalahgunakan izin penggunaan, sarana dan prasarana sekolah, terutama lahan upacara dan olah raga, yang merupakan kegiatan mutlak suatu sekolah juga tidak dimiliki oleh SMK tersebut. “Inilah potret dari bentuk ketidak mampuan Kepala Disdik kota Depok dalam menjalankan peraturan yang ada”. Ujarnya.
Cornelis sendiri, telah dua kali menyurati Kepala Disdik Kota Depok, tetapi pihak Disdik malah memberikan perlindungan secara langsung maupun tidak langsung pada Sekolah tersebut. Ini terbukti dengan terus berlangsungnya Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) sampai saat ini. Menurutnya, ada beberapa dugaan yang terindikasi dalam kasus tersebut diatas, pertama : adanya dugaan “main mata” Disdik kota Depok karena penabrakan regulasi ini sudah berlangsung satu semester,
tanpa ada langkah konkret Disdik kota Depok untuk menyelesaikan masalah tersebut secara tuntas, Kedua : lemahnya kinerja Kepala Disdik kota Depok dalam menjalankan Tupoksi nya. Untuk itu, Ketua Garda Pena Indonesia, meminta kepada Walikota Depok untuk segera turun tangan menangani masalah yang tidak mampu dilaksanakan oleh bawahannya. Dan selanjutnya mencopot Kepala Disdik kota Depok, “jangan menunggu sampai hancur leburnya dunia pendidikan di kota Depok
dengan kebijakan-kebijakan yang tidak memihak masyarakat”. Lanjutnya. Cornelis juga menyerukan kepada warga Depok, untuk tidak memilih Walikota pada Pilkada 2011 nanti, yang tidak berpihak kepada pendidikan. karena pada pendidikanlah bangsa ini akan mampu berkompetensi di dunia Global. Karena menurut Cornelis, Distorsi kebijakan pendidikan, merupakan pembusukan Human resources (sumber daya manusia) yang indentik dengan suatu kejahatan terstruktur terhadap suatu bangsa. (Jos)
15
T A B L O I D
Soara KOTA
Jalan-jalan
Lugas, Berani dan Cerdas
Aku ingin tetap Sekolah T
emaram lampu jalanan menerangi jalan Raya Margonda Depok. Depok di malam hari ibarat nyonya mau pergi ke pesta. Terlihat cantik walau sedikit genit, namun tetap enak untuk dilihat. Sementara terminal Depok tidak pernah kesepian para penghuninya, sepanjang jalan Margonda kendaraan padat merayap. Di sisi kiri dan kanan sejumlah gedung dan pertokoan dan super market masih disibukkan oleh para pembeli. Soara KOTA sengaja mengintip suasana Depok di malam hari. Jembatan penyebrangan yang kelihatannya sudah beralih fungsi menjadi pilihan yang tepat untuk memotret suasana lebih leluasa. Depok terlihat sebagai kota metropolis, yang terus bergeliat mempercantik diri, dengan segala kelebihan yang dimilikinya. Soara KOTA terperangkap pada pemandangan yang begitu kontras. Disudut jembatan penyebrangan yang menghubungkan terminal dengan sebuah pasar swalayan, seorang anak kecil berusia tujuh tahunan duduk terdiam dengan
segelas aqua kosong di tangannya. Berbadan kurus dengan balutan baju yang kumal menyapa lirih dengan tatapan mata yang kosong pada setiap pengguna jembatan yang lewat. Putaran waktu terus berpacu dengan kesibukan orang-orang. Semakin lama kesibukan berubah dengan kelengangan. Dan kepadatan jalan Margonda berubah dengan keheningan. Ditingkahi oleh beberapa pasang muda-mudi yang sedang dimabuk asmara, kesibukan Depok perlahan pergi meinggalkan galaunya pikiran seorang anak memikirkan hari esok di sudut jembatan. Terlihat satu dua keping uang logam mengisi gelas aquanya, tapi ia tidak mau beringsut dari tempat itu. Aku sendiri memastikan bahwa malam itu bukan malam libur sekolah. Saya teringat bahwa besok adalah hari pertama anak-anakku menjalani ujian akhir semester. Tapi siapa anak itu? Apakah ia tidak takut kesiangan esok harinya pergi ke sekolah? Atau apakah ia masih sekolah?
Teringat dengan anak-anakku, akhirnya aku tergoda untuk mendekatinya dan menyapanya dengan penuh perhatian. Awalnya aku berpikiran negative, bahwa anak itu dimanfaatkan oleh sekelompok orang yang tidak bertanggungjawab untuk mengeruk keuntungan. Tapi dari penuturan anak itu, ia adalah seorang anak miskin putra Depok. Bapaknya seorang tukang ojek, terbaring lemas tidak berdaya akibat tabrakan yang dialaminya yang membuatnya lumpuh. Sementara ibunya seorang kuli cuci, hanya bisa mendapatkan recehan untuk bayar kontrakan.
Ah…anak itu. Aku jadi malu dibuatnya. Belas kasihanku tidak beralasan jika hanya melanggengkan kemiskinan. Hanya saja aku tidak habis pikir. Masih ada anak-anak miskin di Depok yang berkeliaran yang seharusnya meraka tekun belajar di rumah menyongsong masa depannya. Tapi itulah realita. Siapa yang bertanggungjawab terhadap kondisi ini?
Ia menuturkan bahwa ia ingin tetap sekolah. Walau harus menengadahkan tangan meminta belas kasihan orang lain, ia rela melakukannya, asalkan ia bisa sekolah. Uang yang ia dapatkan ia kumpulkan untuk keperluan sekolah. Dari tutur katanya, sama sekali ia tidak menampakkan kesedihan. Ia bahkan begitu tegar untuk ukuran seorang anak kecil. Bahkan ketika ditanya tentang cita-citanya, ia menjawab lantang, bahwa ia ingin menjadi walikota Depok.
Tragedi Situ Gintung Merenggut nyawa Istriku “Di awal tahun 2009 ini, Jakarta akan mengalami tsunami kecil,” demikian yang diramalkan seorang para normal dalam mengakhiri tutup tahun 2008. Sebagai seorang wartawan yang memegang teguh keyakinan agama, aku tak pernah percaya ramalan itu.. Entah kebetulan atau keajaiban sebuah ramalan, ternyata tsunami kecil itu benar-benar terjadi. Walaupun tidak persis di wilayah Jakarta, tepatnya di Cirendeu Ciputat yang masuk ke wilayah Tangerang Banten, Situ Gintung terbangung dari tidurnya yang panjang, dan menyeringai menerjang membabi buta menelan banyak korban. Jauh sebelum bencana itu terjadi, aku telah mendengar dari berbagai pemberitaan dan laporan-laporan yang dibarengi dengan data yang ilmiah. Sebut saja laporan masyarakat setempat, laporan dari Walhi, bahkan laporan dari institusi yang paling
Cover Depan Kuping F/C Stapel F/C Banner Bawah F/C
kompeten yakni LIPPI, dimana semuanya menyatakan bahwa Tanggul Situ Gintung sudah harus segara diperbaiki. Tapi laporan itu berlalu begitu saja, sampai akhirnya tragedy itu menghentakkan kesadaran berbagai pihak, tentang betapa lalainya manusia. Dalam kesempatan terjun ke lapangan, untuk melihat dari dekat, merasakan dan turut berbela sungkawa, dan mendengar jeritan kesedihan, Soara KOTA menyeruak diantara kerumunan massa yang memadati lokasi. Entah siapa mereka, tapi diantaranya ada orangorang yang berseragam tim SAR, ada yang berseragam tim Penangulangan Bencana, bahkan ada alat-alat berat yang tidak leluasa melakukan evakuasi korban, juga ada tim para medis. Tidak sedikit orang-orang yang berseragam partai, dan juga para selebriti yang mengulurkan bantuan dengan membawa makanan dan pakaian. Tapi
Ukuran 1 x 60 mm 1,5 x 60 mm 4 x 60 mm
Rp. 500,000,Rp. 700,000,Rp. 1,800,000,-
Advertorial Advertorial FC 1 Halaman Advertorial BW 1 Halaman
yang pasti lokasi itu lebih banyak dipadati oleh wisatawan bencana. Bantuan yang mereka berikan, ucapan belasungkawa yang mereka sampaikan, tak sanggup megusir kepedihan yang membuncah dari para korban yang selamat, ketika mereka harus terpisah dengan orang-orang yang dicintainya untuk selama-lamanya. Pak Sulaiman (nama samaran) salah satu korban yang ditemui Soara KOTA menuturkan tentang bencana yang menimpanya. “Malam itu benar-benar sunyi senyap” dengan tatapan kosong ia bercerita. “Semua warga di sekitar Situ Gintung terlelap dalam tidurnya. Sementara aku dan istriku terbangun di kegelapan malam saat jam baru menunjukkan pukul 2 dini hari,” ia menyeka peluhnya.
Cover Belakang Kuping F/C Stapel F/C Banner Bawah
Rp. 5,000,000,Rp. 2,500,000,-
Ukuran 1 x 60 mm 1,5 x 60 mm 4 x 60 mm
“Tak seperti biasanya, aku diliputi oleh perasaan aneh. Dalam bilangan rakaat tahajudku, seolah-olah Allah begitu dekat. Aku sendiri benar-benar merasakan keadaan tidak berdaya bersimpuh dihamparan sajadah memasarahkan jiwa dan raga kepada Sang Pencipta alam semesta. Pada saat itu aku merasakan seakan-akan Allah meminta kepadaku mengiklaskan diri dari segala sesuatu yang akan segera diambilnya dari sisiku,” raut kesedihan semakin nyata dari kerut wajahnya. “Lamat-lamat keheningan malam itu ditingkahi oleh suara-suara yang membangunkan bulu dukukku. Kulihat istriku begitu khusuk dalam shalatnya. Aku tak tahu apakah yang ada dalam pikirannya, dan apakah yang ada dalam doanya. Apakah ia memikirkan hal yang sama denganku?” tanyanya. “Dalam keheningan malam itu, tiba-tiba suara gemuruh datang. Makin lama makin jelas dan semakin dekat dibarengi oleh dentuman-dentuman kecil. “Ya Allah…apakah ini wujud dari suara hatiku?..apakah gerangan yang terjadi?...apakah kiamat akan tiba?” tuturnya dengan dahi mengernyit.
“Bu…banjir bu..!! ayo kita ke luar!!” teriak dia pada istrinya yang tak bergerak sedikitpun ari duduknya, seolah dia tak merasakan apa yang terjadi. “Begitu cepatnya kejadian itu, saat aku berdiri air sudah sepinggang. Berkali-kali aku memanggil istriku dibarengi teriakan Allahu Akbar..Allahu Akbar…Allahu Akbar!!, tapi ia tetap pada tempatnya. Aku panik mencoba menyelamatkan diri, sementara air terus menenggelamkan rumahku. Belum lagi aku menggapai tangan istiku, tiba-tiba sebuah tangan meraihku dan menyeretku untuk keluar dari rumah itu. Aku tak melihat apa-apa lagi kecuali lubang angin.” “Aku tak ingat lagi istriku. Aku berjibaku dalam terjangan air. Aku hanya ingin menyelamatkan diri. Dalam arus air yang deras aku keluar dari lubang angin rumahku dan hanyut menepi ke sebuah tempat yang lebih tinggi. Aku selamat,” ungkapnya penuh syukur. “Tapi istriku…dimanakah gerangan? Sambil menyeka air mata ia terbata menceritakan tragedy itu. SEbuah tragedy yang telah merenggut kebahagiaannya. (Joe)
“Belum lagi aku beringsut dari dudukku, tiba-tiba air menerjang rumahku.
Rp. 300,000,Rp. 500,000,Rp. 1,400,000,-
Advertorial Advertorial FC 1/2 Halaman Advertorial BW 1/2 Halaman
Halaman Dalam BW 1 kl x 60 mmk 2 kl x 60 mmk 3 kl x 60 mmk Banner Horizontal/Vertikal Rp. 3,000,000,Rp. 1,500,000,-
Keterangan 1. Harga belum termasuk PPN 10% 2. Materi iklan diserahkan paling lambat 3 hari sebelum iklan tayang 3. Materi iklan dalam bentuk digital : tiff, eps, jpeg, Adobe Photoshop, Freehad, Corel Draw, Adobe Illustrator (font converted/atta path)
16
Aku menghela nafas panjang, beranjak pegi meniggalkan anak itu. Entah sampai kapan anak itu diam terpaku di sudut jembatan penyebrangan, aku tidak tahu. Yang pasti anak itu telah meninggalkan segores luka di hatiku, dan meninggalkan segudang tanya di pikiranku, tentang nasib anak itu dan anak-anak Indonesia lainnya yang senasib dengannya.(joe)
Rp. 150,000,Rp. 300,000,Rp. 450,000,Rp. 600,000,-