Dasar Dasar Aqidah Islam

  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Dasar Dasar Aqidah Islam as PDF for free.

More details

  • Words: 8,391
  • Pages: 57
‫إﻧﺪوﻧﻴﺴﻲ‬

‫ﻣﺒﺎدئ‬ ‫اﻟﻌﻘﻴﺪة اﻹﺳﻼﻣﻴﺔ‬

‫إﻋﺪاد‬ ‫ﺳﺘﺮي أوان ﻣﺤﻤﺪ أﻧﻮن‬ ‫‪Disusun oleh:‬‬

‫‪Satriawan Muhammad Anun,Lc.‬‬ ‫إﻋﺪاد و إﺻﺪار‪:‬‬ ‫ﻣﻜﺘﺐ ﺗﻮﻋﻴﺔ اﻟﺠﺎﻟﻴﺎت ﺑﺎﻷﺣﺴﺎء – ﻗﺴﻢ اﻟﺒﺤﻮث و اﻟﺘﺮﺟﻤﺔ–‬

Dasar dasar Aqidah Islam Daftar Isi

Pengantar  Pertama :  Tiga Landasan Utama

2 3 3

 Tingkatan Agama Syarat-syarat “Laa Ilaaha Illallah”

10 12

 Kedua: Tauhid dan Klasifikasinya Keutamaan Tauhid Kesyirikan Bahaya Kesyirikan Perbedaan Antara Syirik Besar dan Syirik Kecil

29 29 32 35 38

 Ketiga: Yang Membatalkan Keislaman Tawassul Dukun dan Tukang Ramal Ziarah Kubur dan Etikanya Memakai Jimat, Penangkal bahaya dan sejenisnya  Hukum Sihir

41 41 46 46 48

   

    

40

51 53

1

Dasar dasar Aqidah Islam

2

PENGANTAR Segala puji bagi Allah , shalawat serta salam kepada Rasulullah , kepada kerabat dan sahabat beliau. Sesungguhnya aqidah adalah inti ajaran Islam, prioritas dakwah para Rasul, kebutuhan mendasar manusia yang lebih ia butuhkan daripada makan dan minum, bahkan kebahagian dan kesengsaraan anak manusia di dunia ini maupun di akhirat kelak sangat terkait dengan aqidah; karenanya wajib bagi kita sebagai seorang mukmin untuk mengilmuinya, mengamalkannya dan mendakwahkannya. Sebagai pelaksanaan dari sebagian kewajiban itu, kami di Islamic Center Ahsa’ menyusun buku kecil dan sederhana tentang dasar dasar aqidah dalam Islam secara ringkas dan praktis, dengan merujuk karangan karangan para ulama. Semoga buku sederhana ini bermanfaat bagi pembaca yang budiman, semoga menjadi amal shalih pemberat timbangan amal kelak di akhirat. Kritik, koreksi dan saran pembaca terkait buku ini sangat kami harapkan. Ahsa’ 30 Jumadil akhir 1425 H. Penyusun Abu Muhammad Yaqzhan

Dasar dasar Aqidah Islam

3

PERTAMA TIGA LANDASAN UTAMA Tiga persoalan mendasar yang wajib diketahui oleh seorang muslim adalah mengenal Tuhannya, Nabinya dan Agamanya. Tiga hal inilah yang akan ditanyakan malaikat kepadanya di alam kubur kelak. I.

MENGENAL ALLAH 

Setiap muslim wajib mengenal Tuhannya agar ia bisa menyembahNya semata dan tidak menyekutukanNya dengan sesuatu apapun. Tuhan kita yang haq (sebenarnya) adalah Allah  yang telah mencipta dan memelihara kita maupun alam semesta ini dengan segala nikmat yang dikaruniakanNya. Allah  berfirman:

‫ﲔ‬  ‫ﺎﹶﻟ ِﻤ‬‫ﺏ ﺍﹾﻟﻌ‬  ‫ﺭ‬ ‫ﺪ ِﻟ ﱠﻠ ِﻪ‬ ‫ﻤ‬ ‫ﺤ‬  ‫ﺍﹾﻟ‬ “Segala puji hanya milik Allah, Rabb semesta alam.” (Al-Fatihah: 2). “Rabb” yakni Tuhan yang mencipta, memelihara, menjaga, menolong, memberi rizki, mengatur dan menguasai semesta alam.

Dasar dasar Aqidah Islam

4

Kita mengenal Allah  melalui tanda-tanda kekuasaanNya dan melalui ciptaan-Nya. Diantara tandatanda kekuasaanNya ialah adanya malam, siang, matahari dan bulan. Allah  berfirman:

‫ﻤﺮ‬ ‫ﺍﹾﻟ ﹶﻘ‬‫ﺲ ﻭ‬  ‫ﻤ‬ ‫ﺸ‬  ‫ﺍﻟ‬‫ﺭ ﻭ‬ ‫ﺎ‬‫ﻨﻬ‬‫ﺍﻟ‬‫ﻴ ﹸﻞ ﻭ‬ ‫ﺎِﺗ ِﻪ ﺍﻟ ﱠﻠ‬‫ﻦ ﺁﻳ‬ ‫ﻭ ِﻣ‬  “Dan diantara tanda-tanda kekuasaanNya ialah malam, siang, matahari dan bulan.” (Fushshilat: 37). Diantara ciptaanNya adalah tujuh langit dan tujuh bumi beserta segala makhluk yang ada di langit dan di bumi dan di antara keduanya. Firman Allah :

‫ﻢ‬ ‫ﺎ ٍﻡ ﹸﺛ‬‫ﺘ ِﺔ ﹶﺃﻳ‬‫ﺽ ﻓِﻲ ِﺳ‬  ‫ﺭ‬ ‫ﺍ َﻷ‬‫ﺕ ﻭ‬ ِ ‫ﺍ‬‫ﺎﻭ‬‫ﺴﻤ‬  ‫ﻖ ﺍﻟ‬ ‫ﺧ ﹶﻠ‬ ‫ﻪ ﺍﱠﻟﺬِﻱ‬ ‫ ﺍﻟ ﱠﻠ‬‫ﺑﻜﹸﻢ‬‫ﺭ‬ ‫ِﺇ ﱠﻥ‬ ‫ﺲ‬  ‫ﻤ‬ ‫ﺸ‬  ‫ﺍﻟـ‬‫ﺣﺜِﻴﺜﹰﺎ ﻭ‬ ‫ﻪ‬‫ﻳ ﹾﻄﻠﹸﺒ‬ ‫ﺭ‬ ‫ﺎ‬‫ﻨﻬ‬‫ﻴ ﹶﻞ ﺍﻟ‬ ‫ﻐﺸِﻲ ﺍﻟ ﱠﻠ‬ ‫ﻳ‬ ‫ﺵ‬ ِ ‫ﺮ‬ ‫ﻌ‬ ‫ﻋﻠﹶﻰ ﺍﹾﻟ‬ ‫ﻯ‬‫ﺘﻮ‬‫ﺳ‬ ‫ﺍ‬ ‫ﻪ‬ ‫ﻙ ﺍﻟ ﱠﻠ‬ ‫ﺭ‬ ‫ﺎ‬‫ﺗﺒ‬ ‫ﻣﺮ‬ ‫ﺍ َﻷ‬‫ﻖ ﻭ‬ ‫ﺨ ﹾﻠ‬  ‫ ﺍﹾﻟ‬‫ﻣ ِﺮ ِﻩ ﺃﹶﻻ ﹶﻟﻪ‬ ‫ﺕ ِﺑﹶﺄ‬ ٍ ‫ﺍ‬‫ﺨﺮ‬ ‫ﺴ‬  ‫ﻣ‬ ‫ﻡ‬ ‫ﻮ‬‫ﻨﺠ‬‫ﺍﻟ‬‫ﺮ ﻭ‬ ‫ﻤ‬ ‫ﺍﹾﻟ ﹶﻘ‬‫ﻭ‬ ‫ﲔ‬  ‫ﺎﹶﻟ ِﻤ‬‫ﺏ ﺍﹾﻟﻌ‬  ‫ﺭ‬ “Sesungguhnya Tuhanmu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, kemudian Dia bersemayam di atas ‘Arsy. Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat, dan (diciptakanNya pula) matahari, bulan dan bintang-bintang (semuanya) tunduk kepada

Dasar dasar Aqidah Islam

5

perintahNya. Ingatlah menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah. Maha Suci Allah, Tuhan semesta alam. (Al-A’raaf: 54). Allah  tidak menciptakan kita sia sia tanpa tujuan, Dia menciptakan kita untuk beribadah dan mengabdi kepadaNya. FirmanNya:

‫ﻭ ِﻥ‬‫ﺒﺪ‬‫ﻌ‬ ‫ﻴ‬‫ﺲ ﺇِﻻ ِﻟ‬  ‫ﻧ‬‫ﺍ ِﻹ‬‫ﻦ ﻭ‬ ‫ﺠ‬ ِ ‫ ﺍﹾﻟ‬‫ﺧ ﹶﻠ ﹾﻘﺖ‬ ‫ﺎ‬‫ﻭﻣ‬  “Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah (beribadah) kepadaKu.” (Adz-Dzaariyaat: 56). Dan Ibadah (menyembah) Allah itu dengan mentauhid (mengesakan) -Nya dan mengkhususkan-Nya dengan segala bentuk dan macam Ibadah (penyembahan), seperti Islam, Iman, Ihsan, berdoa, Istighatsah (memohon saat genting), bernazar, menyembelih, Tawakkal, Isti’anah (mohon pertolongan), Isti’azah (mohon perlindungan) dan macam macam ibadah yang diwajibkan Allah . Ibnu Katsir berkata: “Hanya Pencipta segala sesuatu yang ada inilah yang berhak disembah dengan segala macam ibadah.”1 Dan barangsiapa yang menyelewengkan ibadah tersebut untuk selain Allah, maka dia telah berbuat 1

Tafsir Al-Qur’an Al-‘Adzhim, jilid 1, hal. 57.

Dasar dasar Aqidah Islam

6

kesyirikan (mempersekutukan Allah dengan makhluk) dan jatuh pada kekufuran. Allah  berfirman:

‫ﺪ‬ ‫ـ‬‫ﻪ ِﻋﻨ‬ ‫ﺑ‬‫ﺎ‬‫ﺎ ِﺣﺴ‬‫ﻧﻤ‬‫ ِﺑ ِﻪ ﹶﻓِﺈ‬‫ﺎ ﹶﻥ ﹶﻟﻪ‬‫ﺮﻫ‬ ‫ﺑ‬ ‫ﺮ ﻻ‬ ‫ﺧ‬ ‫ﻊ ﺍﻟ ﱠﻠ ِﻪ ﺇِﳍﹰﺎ ﺁ‬ ‫ﻣ‬ ‫ﺪﻉ‬ ‫ﻳ‬ ‫ﻦ‬ ‫ﻣ‬ ‫ﻭ‬  ‫ﻭ ﹶﻥ‬‫ ﺍﹾﻟﻜﹶﺎ ِﻓﺮ‬‫ ﹾﻔ ِﻠﺢ‬‫ ﻻ ﻳ‬‫ﻧﻪ‬‫ﺑ ِﻪ ِﺇ‬‫ﺭ‬ “Dan barangsiapa menyembah sesembahan yang lain di samping (menyembah) Allah, padahal tidak ada satu dalil pun baginya tentang hal itu, maka benar-benar balasannya ada pada Tuhannya. Sungguh tidak beruntung orang-orang yang kafir itu.” (Al-Mu’minun: 117). II. MENGENAL NABI  Beliau adalah Muhammad bin Abdullah bin Abdulmuththalib bin Hasyim. Haysim berasal dari suku Quraisy, suku Quraisy termasuk bangsa Arab, sedang bangsa Arab termasuk keturunan Isma’il bin Ibrahim alahimussalam. Umur beliau  63 tahun; 40 tahun sebelum masa kenabian dan 23 tahun beliau lalui sebagai seorang Nabi dan Rasul, 13 tahun beliau lalui di Mekah dan 10 tahun di Madinah.

Dasar dasar Aqidah Islam

7

Beliau  diangkat sebagai Nabi dengan wahyu “Iqra”2 dan diangkat sebagai Rasul dengan wahyu “AlMuddatstsir.”3 Beliau lahir di Mekah, sedang wafat dan dikuburkan di Madinah. Beliau diutus Allah untuk memperingatkan manusia agar menjauhi syirik dan mengajak mereka kepada tauhid. Dalilnya:

. ‫ﺮ‬ ‫ـ‬‫ﻚ ﹶﻓ ﹶﻄﻬ‬  ‫ـ‬‫ﺎﺑ‬‫ﻭِﺛﻴ‬ . ‫ﺮ‬ ‫ﺒ‬‫ﻚ ﹶﻓ ﹶﻜ‬  ‫ﺑ‬‫ﺭ‬ ‫ﻭ‬ . ‫ﺭ‬ ‫ﻧ ِﺬ‬‫ﻢ ﹶﻓﹶﺄ‬ ‫ ﹸﻗ‬. ‫ﺮ‬ ‫ﺪﱢﺛ‬ ‫ﻤ‬ ‫ﺎ ﺍﹾﻟ‬‫ﻳﻬ‬‫ﺎ ﹶﺃ‬‫ﻳ‬ ‫ﺮ‬ ‫ﺻِﺒ‬  ‫ﻚ ﻓﹶﺎ‬  ‫ﺑ‬‫ﺮ‬ ‫ﻭِﻟ‬ . ‫ﺘ ﹾﻜِﺜﺮ‬‫ﺴ‬  ‫ﺗ‬ ‫ﻦ‬ ‫ﻨ‬‫ﻤ‬ ‫ﺗ‬ ‫ﻻ‬‫ ﻭ‬. ‫ﺮ‬ ‫ﺠ‬  ‫ﻫ‬ ‫ﺰ ﻓﹶﺎ‬ ‫ﺟ‬ ‫ﺮ‬ ‫ﺍﻟ‬‫ﻭ‬ “Wahai orang yang berselimut, bangunlah, lalu sampaikanlah peringatan. Agung-kanlah Tuhanmu. Sucikanlah pakaianmu. Tinggalkanlah perbuatan dosa (menyembah berhala). Dan janganlah kamu memberi (dengan maksud) memperoleh (balasan) yang lebih banyak. Serta bersabarlah untuk (memenuhi perintah) Tuhanmu.” (Al-Muddatstsir: 1-7). “Sampaikanlah peringatan” maksudnya adalah peringatan untuk menjauhi syirik dan ajakan kepada tauhid.

2 3

Yakni surah Al-‘Alaq: 1-5. Yakni surah Al-Muddatstsir: 1-7.

Dasar dasar Aqidah Islam

8

Nabi Muhammad  adalah penutup para Nabi. Tidak ada lagi Nabi yang akan diutus setelah beliau. Karena itu, barangsiapa yang mengaku sebagai Nabi setelah beliau , maka ia adalah pendusta dan penipu. Allah  menjelaskan:

‫ﻢ‬ ‫ﺗ‬‫ـﺎ‬‫ﻭﺧ‬ ‫ﻮ ﹶﻝ ﺍﻟ ﱠﻠ ِﻪ‬‫ﺭﺳ‬ ‫ﻦ‬ ‫ﻭﹶﻟ ِﻜ‬ ‫ﻢ‬ ‫ﺎِﻟ ﹸﻜ‬‫ﻦ ِﺭﺟ‬ ‫ﺣ ٍﺪ ِﻣ‬ ‫ﺎ ﹶﺃ‬‫ ﹶﺃﺑ‬‫ﻤﺪ‬ ‫ﺤ‬  ‫ﻣ‬ ‫ﺎ ﻛﹶﺎ ﹶﻥ‬‫ﻣ‬ ‫ﲔ‬  ‫ﻴ‬‫ﻨِﺒ‬‫ﺍﻟ‬ “Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kalian, tetapi dia adalah Rasulullah (utusan Allah) dan penutup Nabi-nabi.” (Al-Ahzab: 40). Beliau  diutus oleh Allah  kepada seluruh umat manusia, dan diwajibkan kepada seluruh jin dan manusia untuk mengikuti dan mentaatinya. Allah  berfirman:

‫ﺎ‬‫ﺟﻤِﻴﻌ‬ ‫ﻢ‬ ‫ﻴ ﹸﻜ‬ ‫ﻮ ﹸﻝ ﺍﻟ ﱠﻠ ِﻪ ِﺇﹶﻟ‬‫ﺭﺳ‬ ‫ﻲ‬‫ﺱ ِﺇﻧ‬  ‫ﺎ‬‫ ﹸﻗ ﹾﻞ ﻳﺎ ﺃﻳﻬﺎ ﺍﻟﻨ‬ “Katakanlah: wahai manusia, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepada kalian semua“ (Al-A’raf:158) Tidak ada suatu kebaikan kecuali beliau telah tunjukkan kepada umatnya untuk diamalkan, dan tidak ada suatu keburukan kecuali beliau telah peringatkan kepada umatnya untuk dijauhi. Kebaikan yang beliau

Dasar dasar Aqidah Islam

9

tunjukkan adalah tauhid berikut segala yang dicintai dan diridhai Allah, sedangkan keburukan yang beliau peringatkan untuk dijauhi adalah syirik (mempersekutukan Allah) berikut segala yang dibenci dan dimurkai Allah.

III. MENGENAL ISLAM Islam adalah agama yang lurus yang diridhai oleh Allah  kepada hambaNya. FirmanNya:

‫ﺭﺿِـﻴﺖ‬ ‫ﻭ‬ ‫ﻤﺘِﻲ‬ ‫ﻌ‬ ‫ﻢ ِﻧ‬ ‫ﻴ ﹸﻜ‬ ‫ﻋ ﹶﻠ‬ ‫ﻤﺖ‬ ‫ﻤ‬ ‫ﺗ‬‫ﻭﹶﺃ‬ ‫ﻢ‬ ‫ﻨ ﹸﻜ‬‫ﻢ ﺩِﻳ‬ ‫ﺖ ﹶﻟ ﹸﻜ‬  ‫ﻤ ﹾﻠ‬ ‫ﻡ ﹶﺃ ﹾﻛ‬ ‫ﻮ‬ ‫ﻴ‬‫ﺍﹾﻟ‬ ‫ﻨﹰﺎ‬‫ﻡ ِﺩﻳ‬ ‫ﻼ‬ ‫ﺳ ﹶ‬ ‫ ﺍ ِﻹ‬‫ﹶﻟﻜﹸﻢ‬ “Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Kucukupkan kepadamu nikmatKu, serta telah kuridhai Islam jadi agama bagimu.” (AlMaa’idah: 3). Agama Islam, berdasarkan pengertian di atas, mempunyai tiga tingkatan, yaitu: Islam, Iman dan Ihsan; dan masing-masing tingkatan memiliki rukun-rukun tertentu.

Dasar dasar Aqidah Islam

10

Tingkatan Pertama: Islam Definisi Islam adalah berserah diri kepada Allah dengan tauhid dan tunduk kepadaNya dengan penuh kepatuhan akan segala perintahNya serta menyelamatkan diri dari perbuatan syirik dan orang-orang yang berbuat syirik. Rukun Islam Rukun Islam ada lima perkara: Pertama: Bersaksi (pengakuan dengan hati dan lisan) dengan mengucapkan dua kalimat syahadat:

‫ﷲ‬ ِ ‫ﻮﻝﹸ ﺍ‬ ‫ﺭﺳ‬ ‫ﺪﹰﺍ‬‫ﺤﻤ‬  ‫ﻣ‬ ‫ ﹶﺃ ﱠﻥ‬‫ﻬﺪ‬ ‫ﺷ‬ ‫ﻭﹶﺃ‬ ‫ﷲ‬ ُ ‫ﻪ ِﺇ ﱠﻻ ﺍ‬ ‫ ﹶﺃ ﹾﻥ ﹶﻻ ﺇِﻟ‬‫ﻬﺪ‬ ‫ﺷ‬ ‫ﹶﺃ‬ “Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan yang berhak disembah selain Allah dan aku bersaksi pula bahwa Muhammad itu utusan Allah.” Lalu dibuktikan dengan amal perbuatan. Kalimat syahadat ini terdiri dari dua syahadat karenanya disebut Syahadatain (dua kalimat persaksian), Syahadat pertama (Asyahadu an lailahaillallah) disebut Syahadat Tauhid, yakni persaksian dan pengakuan terhadap keesaan Allah dalam penyembahan, sedang syahadat bagian kedua (Asyhadu anna Muhammadan

Dasar dasar Aqidah Islam

11

Rasulullah) disebut Syahadat Risalah, yakni persaksian dan pengakuan tentang kerasulan Muhammad . Dalil untuk kalimat pertama (Asyhadu an Lailaha illallah) adalah firman Allah :

‫ﻮ‬ ‫ﻪ ﺇِﻻ ﻫ‬ ‫ ﻻ ِﺇﹶﻟ‬‫ﻧﻪ‬‫ﻪ ﹶﺃ‬ ‫ﺪ ﺍﻟ ﱠﻠ‬ ‫ﺷ ِﻬ‬  “Allah menyatakan bahwasanya tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia.” (Ali ‘Imraan: 18). Makna “La ilaha illallah” yang benar adalah Laa ma’buda bihaqqqin Illallah artinya: ”tiada yang berhak disembah dengan hak (sebenarnya) selain Allah ”. Lailahaillallah memiliki dua rukun: pertama Nafiy (peniadaan), yaitu kata Lailaha (tidak ada sesembahan yang hak) yang menafikan segala Ilah (sesembahan) selain Allah ; dan yang kedua Itsbat (penetapan) yaitu kata Illallah (selain Allah), yang menetapkan dan mengokohkan bahwa Allah sajalah yang berhak disembah tiada sekutu bagi-Nya. Sedang dalil untuk kalimat kedua (Asyhadu anna Muhammadan Rasulullah) yaitu firman Allah :

‫ﺎ ُﺀ‬‫ﺣﻤ‬ ‫ﺭ‬ ‫ﻋﻠﹶﻰ ﺍﹾﻟ ﹸﻜﻔﱠﺎ ِﺭ‬ ‫ﺍ ُﺀ‬‫ ﹶﺃ ِﺷﺪ‬‫ﻌﻪ‬ ‫ﻣ‬ ‫ﻦ‬ ‫ﺍﱠﻟﺬِﻳ‬‫ﻮ ﹸﻝ ﺍﻟ ﱠﻠ ِﻪ ﻭ‬‫ﺭﺳ‬ ‫ﻤﺪ‬ ‫ﺤ‬  ‫ﻣ‬  ‫ﻢ‬ ‫ﻬ‬ ‫ﻨ‬‫ﻴ‬ ‫ﺑ‬

Dasar dasar Aqidah Islam

12

“Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengannya adalah keras terhadap orangorang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka.” (Al-Fath: 29). Makna kalimat “Asyhadu anna Muhammadan Rasulullah” adalah mengakui dan meyakini dengan kuat dan pasti, lahir dan bathin bahwa Muhammad adalah hamba Allah dan Rasul (utusan)-Nya yang Dia utus ke seluruh alam, serta mengamalkan segala tuntutan dan konsekwensi pengakuan itu. Sedang Tuntutan dan konsekwensi dari kalimat “Asyhadu anna Muhammadan Rasulullah” adalah: ™ Membenarkan semua berita yang Rasulullah  sampaikan. ™ Mentaati semua perintahnya. ™ Meninggalkan semua larangannya. ™ Beribadah kepada Allah hanya dengan syariat yang beliau ajarkan. Syarat-syarat “Laa Ilaaha Illallah” Ada Tujuh syarat yang harus dipenuhi agar ucapan “Lailahaillallah” seseorang sah, dan ia harus berpegang teguh padanya tanpa menghilangkan salah satunya. Tujuh syarat itu adalah: a. Al-Ilmu (Mengetahui)

Dasar dasar Aqidah Islam

13

Yakni mengetahui makna dan maksud kalimat Lailaha illallah dari segi Nafi (peniadaan) dan Itsbat (penetapan) serta mengetahui konsekwensinya. Firman Allah :

‫ﷲ‬ ُ ‫ﻪ ﺇﻻ ﺍ‬ ‫ ﻻ ﺍِﻟ‬‫ﻧﻪ‬‫ﻢ ﹶﺃ‬ ‫ﻋ َﹶﻠ‬ ‫ﻓﹶﺎ‬ “Maka ketahuilah, bahwa tidak ada Tuhan (yang haq) melainkan Allah“ (Muhammad:19) Rasulullah  bersabda:

{‫ﻨ ﹶﺔ‬‫ﺠ‬  ‫ﺧ ﹶﻞ ﺍﹾﻟ‬ ‫ﺩ‬ ‫ﻪ‬ ‫ﻪ ﺇِﻻ ﺍﻟ ﱠﻠ‬ ‫ ﻻ ِﺇﹶﻟ‬‫ﻧﻪ‬‫ ﹶﺃ‬‫ﻌ ﹶﻠﻢ‬ ‫ﻳ‬ ‫ﻮ‬ ‫ﻭﻫ‬ ‫ﺕ‬  ‫ﺎ‬‫ﻦ ﻣ‬ ‫ﻣ‬ } “Barangsiapa yang meninggal dunia sedang dia mengetahui bahwa tidak ada tuhan yang berhak disembah selain Allah, maka ia akan masuk surga” (HR.Muslim) b. Al-Yaqin (Yakin tanpa ada keraguan) Yaitu mengucapkan kalimat Lailahaillallah dengan penuh keyakinan dan kemantapan hati, tanpa ada keraguan sedikitpun. Firman Allah :

 ‫ﻮﺍ‬‫ﺎﺑ‬‫ﺮﺗ‬ ‫ﻳ‬ ‫ﻢ‬ ‫ﻢ ﹶﻟ‬ ‫ﻮِﻟ ِﻪ ﹸﺛ‬‫ﺭﺳ‬ ‫ﻭ‬ ‫ﻮﺍ ﺑِﺎﻟ ﱠﻠ ِﻪ‬‫ﻣﻨ‬ ‫ﻦ ﺀَﺍ‬ ‫ﻮ ﹶﻥ ﺍﱠﻟﺬِﻳ‬‫ﺆ ِﻣﻨ‬ ‫ﻤ‬ ‫ﺎ ﺍﹾﻟ‬‫ﻧﻤ‬‫ِﺇ‬

Dasar dasar Aqidah Islam

14

“Sesungguhnya orang-orang yang beriman hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya kemudian mereka tidak ragu-ragu” (QS. Al -Hujurat:15) Rasulullah  bersabda:

‫ﺎ‬‫ﻪ ِﺑ ِﻬﻤ‬ ‫ﻳ ﹾﻠﻘﹶﻰ ﺍﻟ ﱠﻠ‬ ‫ﻮ ﹸﻝ ﺍﻟ ﱠﻠ ِﻪ ﻻ‬‫ﺭﺳ‬ ‫ﻲ‬‫ﻭﹶﺃﻧ‬ ‫ﻪ‬ ‫ﻪ ﺇِﻻ ﺍﻟ ﱠﻠ‬ ‫ ﹶﺃ ﹾﻥ ﻻ ِﺇﹶﻟ‬‫ﻬﺪ‬ ‫ﺷ‬ ‫}ﹶﺃ‬ {‫ﻨ ﹶﺔ‬‫ﺠ‬  ‫ﺧ ﹶﻞ ﺍﹾﻟ‬ ‫ﺩ‬ ‫ﺎ ﺇِﻻ‬‫ﻙ ﻓِﻴ ِﻬﻤ‬ ‫ﺎ‬‫ﺮ ﺷ‬ ‫ﻴ‬ ‫ ﹶﻏ‬‫ﺒﺪ‬ ‫ﻋ‬ “Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan yang berhak disembah selain Allah dan bahwa aku (Muhammad) adalah utusan Allah, seorang hamba yang menemui Allah dengan dua kalimat ini tanpa ada keraguan sedikitpun maka ia akan masuk surga” (HR.Muslim) c. Al-Ikhlas (Ikhlas, murni tanpa kesyirikan) Yaitu pemurnian amal dari segala bentuk kesyirikan, dengan cara mengikhlaskan niat, perkataan dan perbuatan hanya untuk Allah , dan demi mencari ridha-Nya semata, tidak dinodai oleh Riya’ (karena dilihat orang), sum’ah (agar di dengar/disanjung orang), keuntungan dan kepentingan pribadi, atau karena kecintaan terhadap seseorang, mazhab, atau golongan tertentu. Allah  berfirman:

‫ﻨﻔﹶﺎ َﺀ‬‫ﺣ‬ ‫ﻦ‬ ‫ﻳ‬‫ ﺍﻟﺪ‬‫ﲔ ﹶﻟﻪ‬ ‫ﺼ‬ ِ ‫ﺨ ِﻠ‬  ‫ﻪ ﻣ‬ ‫ﻭﺍ ﺍﻟ ﱠﻠ‬‫ﺒﺪ‬‫ﻌ‬ ‫ﻴ‬‫ﻭﺍ ﺇِﻻ ِﻟ‬‫ﺎ ﹸﺃ ِﻣﺮ‬‫ﻭﻣ‬ 

Dasar dasar Aqidah Islam

15

”Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan keta`atan kepadaNya dalam (menjalankan) agama dengan lurus..”(QS. Al-Bayyinah:5) Rasulullah  bersabda:

‫ﺘﻐِـﻲ‬‫ﺒ‬ ‫ﻳ‬ ‫ﻪ‬ ‫ﻪ ﺇِﻻ ﺍﻟ ﱠﻠ‬ ‫ﻦ ﻗﹶﺎ ﹶﻝ ﻻ ِﺇﹶﻟ‬ ‫ﻣ‬ ‫ﺎ ِﺭ‬‫ﻋﻠﹶﻰ ﺍﻟﻨ‬ ‫ﻡ‬ ‫ﺮ‬ ‫ﺣ‬ ‫ﺪ‬ ‫ﻪ ﹶﻗ‬ ‫} ﹶﻓِﺈ ﱠﻥ ﺍﻟ ﱠﻠ‬ {‫ﻪ ﺍﻟ ﱠﻠ ِﻪ‬ ‫ﺟ‬ ‫ﻭ‬ ‫ﻚ‬  ‫ِﺑ ﹶﺬِﻟ‬ "Sesungguhnya Allah telah mengharamkan neraka bagi orang yang mengucapkan lailahaillallah karena mencari ridha Allah.” (HR.Bukhari Muslim) d. As-Shidq (Benar, jujur tidak palsu) Yaitu jujur dalam menyebut kalimat Lailahaillallah dan dibenarkan oleh hatinya dengan segala makna dan konsekwensinya, jujur dalam keimanan kepada makna kalimat ini yaitu penyembahan yang hak kepada Allah semata. Firman Allah :

‫ﲔ‬  ‫ﺎ ِﺩ ِﻗ‬‫ﻊ ﺍﻟﺼ‬ ‫ﻣ‬ ‫ﻮﺍ‬‫ﻭﻛﹸﻮﻧ‬ ‫ﻪ‬ ‫ﺗﻘﹸﻮﺍ ﺍﻟ ﱠﻠ‬‫ﻮﺍ ﺍ‬‫ﻣﻨ‬ ‫ﻦ ﺀَﺍ‬ ‫ﻳﺎ ﺃﻳﻬﺎ ﺍﱠﻟﺬِﻳ‬ “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar.”(QS.At-Taubah:119) Sabda  Rasulullah:

Dasar dasar Aqidah Islam

16

{‫ﻨ ﹶﺔ‬‫ﺠ‬  ‫ﺧ ﹶﻞ ﺍﹾﻟ‬ ‫ﺩ‬ ‫ﻦ ﹶﻗ ﹾﻠِﺒ ِﻪ‬ ‫ﺎ ِﺩﻗﹰﺎ ِﻣ‬‫ﻪ ﺻ‬ ‫ﻪ ﺇِﻻ ﺍﻟ ﱠﻠ‬ ‫ﻦ ﻗﹶﺎ ﹶﻝ ﻻ ِﺇﹶﻟ‬ ‫ﻣ‬ } “Barangsiapa mengucapkan Lailahaillallah dengan jujur dari lubuk hatinya maka ia akan masuk surga” (HR. Imam Ahmad) e. Al-Mahabbah (Cinta tanpa dicampuri kebencian) Yaitu mencintai kalimat ini dengan segala kandungannya, petunjuknya dan tuntunannya; mencintai Allah dan rasul-Nya melebihi dari cinta kepada siapapun, mencintai Allah dengan memenuhi syarat dan kewajiban cinta itu yaitu memuliakan Allah, mengagungkan-Nya, takut kepada-Nya, serta mencintai apa apa yang Dia cintai, berupa tempat seperti mekah, Madinah dan masjid masjid pada umumnya, waktu waktu tertentu seperti bulan Ramadhan, 10 hari bulan Zulhijjah dan lain lain, juga sosok atau pribadi tertentu seperti para Nabi, Rasul, malaikat, para Shddiqin (jujur), para syuhada dan orang orang shalih, juga mencintai perbuatan perbuatan tertentu seperti shalat, zakat, puasa, haji dan lain lain, juga ucapan ucapan tertentu seperti zikir, baca Quran maupun lainnya. f.

Al-Qobul (menerima, penolakan)

tidak

dicampuri

Dasar dasar Aqidah Islam

17

Yaitu menerima segala maksud, kandungan dan konsekwensi kalimat lailahaillallah dengan hati dan lisan, membenarkan dan mempercayai semua yang disampaikan Rasulullah, serta menerimanya dengan lapang dada tanpa penolakan sedikitpun. Allah berfirman:

‫ﻦ ﺑِﺎﻟ ﱠﻠ ِﻪ‬ ‫ﻣ‬ ‫ﻮ ﹶﻥ ﹸﻛ ﱞﻞ ﺀَﺍ‬‫ﺆ ِﻣﻨ‬ ‫ﻤ‬ ‫ﺍﹾﻟ‬‫ﺑ ِﻪ ﻭ‬‫ﺭ‬ ‫ﻦ‬ ‫ﻴ ِﻪ ِﻣ‬ ‫ﻧ ِﺰ ﹶﻝ ِﺇﹶﻟ‬‫ﺎ ﺃﹸ‬‫ﻮ ﹸﻝ ِﺑﻤ‬‫ﺮﺳ‬ ‫ﻦ ﺍﻟ‬ ‫ﻣ‬ ‫ﺀَﺍ‬ ‫ﻭﻗﹶـﺎﻟﹸﻮﺍ‬ ‫ـ ِﻠ ِﻪ‬‫ﺭﺳ‬ ‫ﻦ‬ ‫ﺣ ٍﺪ ِﻣ‬ ‫ﻦ ﹶﺃ‬ ‫ﻴ‬ ‫ﺑ‬ ‫ﺮﻕ‬ ‫ ﹶﻔ‬‫ ِﻠ ِﻪ ﻻ ﻧ‬‫ﺳ‬‫ﻭﺭ‬ ‫ِﺒ ِﻪ‬‫ﻭﻛﹸﺘ‬ ‫ﻼِﺋ ﹶﻜِﺘ ِﻪ‬‫ﻭﻣ‬ ‫ﺼﲑ‬ ِ ‫ﻤ‬ ‫ﻚ ﺍﹾﻟ‬  ‫ﻴ‬ ‫ﻭِﺇﹶﻟ‬ ‫ﺎ‬‫ﺑﻨ‬‫ﺭ‬ ‫ﻚ‬  ‫ﻧ‬‫ﺍ‬‫ﺎ ﹸﻏ ﹾﻔﺮ‬‫ﻌﻨ‬ ‫ﻭﹶﺃ ﹶﻃ‬ ‫ﺎ‬‫ﻌﻨ‬ ‫ﺳ ِﻤ‬ "Rasul telah beriman kepada Al Qur'an yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasulNya. (Mereka mengatakan): "Kami tidak membedabedakan antara seseorangpun (dengan yang lain) dari rasul rasul-Nya", dan mereka mengatakan: "Kami dengar dan kami ta`at". (Mereka berdo`a): "Ampunilah kami ya Tuhan kami dan kepada Engkaulah tempat kembali" (QS.Al-Baqarah:285) termasuk dalam kategori menolak dan tidak menerima jika seseorang menentang atau menolak, atau membenci sebagian hukum atau ketentuan ketentuan syara’, seperti menentang hukum mencuri, zina, bolehnya poligami, hukum waris dan yang lainnya. Padahal Allah berfirman:

Dasar dasar Aqidah Islam

18

‫ﺍ ﹶﺃ ﹾﻥ‬‫ـﺮ‬‫ﻪ ﹶﺃﻣ‬ ‫ﻮﹸﻟ‬‫ﺭﺳ‬ ‫ﻭ‬ ‫ﻪ‬ ‫ﻰ ﺍﻟ ﱠﻠ‬‫ﻨ ٍﺔ ِﺇﺫﹶﺍ ﹶﻗﻀ‬‫ﺆ ِﻣ‬ ‫ﻭﻻ ﻣ‬ ‫ﺆ ِﻣ ٍﻦ‬ ‫ﺎ ﻛﹶﺎ ﹶﻥ ِﻟﻤ‬‫ﻭﻣ‬  ‫ﺿ ﱠﻞ‬  ‫ﺪ‬ ‫ﻪ ﹶﻓ ﹶﻘ‬ ‫ﻮﹶﻟ‬‫ﺭﺳ‬ ‫ﻭ‬ ‫ﻪ‬ ‫ﺺ ﺍﻟ ﱠﻠ‬ ِ ‫ﻌ‬ ‫ﻳ‬ ‫ﻦ‬ ‫ﻣ‬ ‫ﻭ‬ ‫ﻢ‬ ‫ﻣ ِﺮ ِﻫ‬ ‫ﻦ ﹶﺃ‬ ‫ﺮﺓﹸ ِﻣ‬ ‫ﻴ‬‫ﺨ‬ ِ ‫ ﺍﹾﻟ‬‫ﻢ‬‫ﻳﻜﹸﻮ ﹶﻥ ﹶﻟﻬ‬  ‫ﺎ‬‫ﻣﺒِﻴﻨ‬ ‫ﻼﻻ‬‫ﺿ‬ “Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mu'min dan tidak (pula) bagi perempuan yang mu'min, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sungguhlah dia telah sesat, sesat yang nyata”.(QS. Al-Ahzab:36). g. Al-Inqiyad (Patuh dan tunduk, tidak dicampuri dengan pembangkangan) Yaitu patuh dan tunduk terhadapa apa yang dikandung oleh kalimat ini, perbedaan antar Al-Inqiyad dengan Al-Qobul adalah bahwa Qabul adalah menyatakan akan kebenaran kalimat lailahaillallah dengan ucapan dan meyakininya dengan hati, sedang Inqiyad adalah mengikutinya dengan tindakan. Orang yang tahu dan meyakini serta menerima makna lailahaillallah namun dia tidak tunduk dan tidak mengamalkan konsekwensi pengetahuannya itu maka hal ini tidak berguna baginya. Firman Allah:

Dasar dasar Aqidah Islam

19

‫ﻢ ﻻ‬ ‫ﻢ ﺛﹸـ‬ ‫ﻬ‬ ‫ﻨ‬‫ﻴ‬ ‫ﺑ‬ ‫ﺮ‬ ‫ﺠ‬  ‫ﺷ‬ ‫ﺎ‬‫ﻙ ﻓِﻴﻤ‬ ‫ﻮ‬‫ﺤ ﱢﻜﻤ‬  ‫ﻳ‬ ‫ﻰ‬‫ﺣﺘ‬ ‫ﻮ ﹶﻥ‬‫ﺆ ِﻣﻨ‬ ‫ﻳ‬ ‫ﻚ ﻻ‬  ‫ﺑ‬‫ﺭ‬ ‫ﻭ‬ ‫ﻓﹶﻼ‬ ‫ﺎ‬‫ﺴﻠِﻴﻤ‬  ‫ﺗ‬ ‫ﻮﺍ‬‫ﺴ ﱢﻠﻤ‬  ‫ﻳ‬‫ﻭ‬ ‫ﺖ‬  ‫ﻴ‬ ‫ﻀ‬  ‫ﺎ ﹶﻗ‬‫ﺎ ِﻣﻤ‬‫ﺮﺟ‬ ‫ﺣ‬ ‫ﻢ‬ ‫ﺴ ِﻬ‬ ِ ‫ﻧﻔﹸ‬‫ﻭﺍ ﻓِﻲ ﹶﺃ‬‫ﺠﺪ‬ ِ ‫ﻳ‬ “Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim dalam perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa keberatan dalam hati mereka terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya”. (QS.An-Nisa:65) h. Al-kufru bima yu’bad min dunillah (pengingkaran terhadap semua yang disembah selain Allah). Yaitu mengingkari dan menjauhi segala sesembahan selain Allah, dan menetapkan ibadah hanya untuk Allah semata, tiada sekutu bagi-Nya. Allah berfirman:

‫ﻭ ِﺓ‬ ‫ﺮ‬ ‫ﻚ ﺑِـﺎﹾﻟﻌ‬  ‫ﺴ‬  ‫ـ‬‫ﺘﻤ‬‫ﺳ‬ ‫ﻦ ﺑِﺎﻟ ﱠﻠ ِﻪ ﹶﻓ ﹶﻘ ِﺪ ﺍ‬ ‫ﺆ ِﻣ‬ ‫ﻳ‬‫ﻭ‬ ‫ﺕ‬ ِ ‫ﺮ ﺑِﺎﻟﻄﱠﺎﻏﹸﻮ‬ ‫ﻳ ﹾﻜ ﹸﻔ‬ ‫ﻦ‬ ‫ﻤ‬ ‫ ﹶﻓ‬ ‫ﺎ‬‫ﻡ ﹶﻟﻬ‬ ‫ﺎ‬‫ﻧ ِﻔﺼ‬‫ﻮﹾﺛﻘﹶﻰ ﻻ ﺍ‬ ‫ﺍﹾﻟ‬ “Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus.”(QS.Al-Baqarah:256)

Dasar dasar Aqidah Islam

20

Sabda Rasulullah:

‫ﻡ‬ ‫ـﺮ‬‫ﻭ ِﻥ ﺍﻟ ﱠﻠ ِﻪ ﺣ‬‫ﻦ ﺩ‬ ‫ ِﻣ‬‫ﺒﺪ‬‫ﻌ‬ ‫ﺎ ﻳ‬‫ﺮ ِﺑﻤ‬ ‫ﻭ ﹶﻛ ﹶﻔ‬ ‫ﻪ‬ ‫ﻪ ﺇِﻻ ﺍﻟ ﱠﻠ‬ ‫ﻦ ﻗﹶﺎ ﹶﻝ ﻻ ِﺇﹶﻟ‬ ‫ﻣ‬ } {‫ﻋﻠﹶﻰ ﺍﻟ ﱠﻠ ِﻪ‬ ‫ﻪ‬ ‫ﺑ‬‫ﺎ‬‫ﻭ ِﺣﺴ‬ ‫ﻪ‬‫ﺩﻣ‬ ‫ﻭ‬ ‫ﻪ‬ ‫ﺎﹸﻟ‬‫ﻣ‬ “Barangsiapa yang mengucapakan Lailahaillallah dan ingkar terhadap semua yang disembah selain Allah, maka haram hartanya, darahnya dan urusannya terserah kepada Allah”.(HR.Muslim) (lihat kitab “beberapa pelajaran penting untuk segenap ummat” karya Syaikh Bin Baz, bersama hasyiahnya hal:48) Kedua: Mendirikan shalat. Ketiga: Mengeluarkan zakat. Allah  berfirman:

‫ﲔ‬  ‫ﺍ ِﻛ ِﻌ‬‫ﻊ ﺍﻟﺮ‬ ‫ﻣ‬ ‫ﻮﺍ‬‫ﺭ ﹶﻛﻌ‬ ‫ﺍ‬‫ﺰﻛﹶﺎ ﹶﺓ ﻭ‬ ‫ﻮﺍ ﺍﻟ‬‫ﺁﺗ‬‫ﻼ ﹶﺓ ﻭ‬‫ﻮﺍ ﺍﻟﺼ‬‫ﻭﹶﺃﻗِﻴﻤ‬  “Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku’lah brsama orang-orang yang ruku’.” (Al-Baqarah: 43). Keempat:

Dasar dasar Aqidah Islam

21

Puasa pada bulan Ramadhan. Allah  berfirman:

‫ﻦ‬ ‫ﻋﻠﹶﻰ ﺍﱠﻟﺬِﻳ‬ ‫ﺐ‬  ‫ﺎ ﻛﹸِﺘ‬‫ﻡ ﹶﻛﻤ‬ ‫ﺎ‬‫ﺼﻴ‬  ‫ ﺍﻟ‬‫ﻴﻜﹸﻢ‬ ‫ﻋ ﹶﻠ‬ ‫ﺐ‬  ‫ﻮﺍ ﻛﹸِﺘ‬‫ﻣﻨ‬ ‫ﻦ ﺁ‬ ‫ﺎ ﺍﱠﻟ ِﺬﻳ‬‫ﻳﻬ‬‫ﺎ ﹶﺃ‬‫ﻳ‬ ‫ﺘﻘﹸﻮ ﹶﻥ‬‫ﺗ‬ ‫ﻢ‬ ‫ﻌ ﱠﻠﻜﹸ‬ ‫ﻢ ﹶﻟ‬ ‫ﺒ ِﻠ ﹸﻜ‬ ‫ﻦ ﹶﻗ‬ ‫ِﻣ‬ “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagai-mana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.” (Al-Baqarah: 183). Kelima: Haji ke Baitullah. Allah  berfirman:

‫ﻼ‬ ‫ﺳﺒِﻴ ﹰ‬ ‫ﻴ ِﻪ‬ ‫ﻉ ِﺇﹶﻟ‬  ‫ﺘﻄﹶﺎ‬‫ﺳ‬ ‫ﻣ ِﻦ ﺍ‬ ‫ﺖ‬ ِ ‫ﻴ‬ ‫ﺒ‬‫ﺞ ﺍﹾﻟ‬  ‫ﺱ ِﺣ‬ ِ ‫ﺎ‬‫ﻋﻠﹶﻰ ﺍﻟﻨ‬ ‫ﻭِﻟ ﱠﻠ ِﻪ‬  “Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu bagi orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah.” (Ali ‘Imraan: 97). Tingkatan Kedua: Iman Definisi Iman adalah ucapan dengan lidah, keyakinan dalam hati dan amal perbuatan dengan anggota tubuh;

Dasar dasar Aqidah Islam

22

bertambah karena ketaatan dan berkurang karena kemaksiatan. Iman itu tujuhpuluh sekian (73-79) cabang; cabang tertinggi adalah “laa ilaaha illallah” dan cabang terendah adalah menyingkirkan duri dari jalanan, sedang sifat malu adalah salah satu cabang iman. Rukun Iman Rukun Iman ada enam perkara: 1. Beriman kepada Allah. 2. Beriman kepada malaikatNya. 3. Beriman kepada kitab-kitabNya. 4. Beriman kepada rasul-rasulNya. 5. Beriman kepada hari akhir. 6. Beriman kepada takdir baik dan buruk. Dalil lima rukun pertama:

‫ﺏ‬ ِ ‫ـ ِﺮ‬‫ﻤﻐ‬ ‫ﺍﹾﻟ‬‫ﻕ ﻭ‬ ِ ‫ﺸ ِﺮ‬  ‫ـ‬‫ﺒ ﹶﻞ ﺍﹾﻟﻤ‬‫ﻢ ِﻗ‬ ‫ﻫ ﹸﻜ‬ ‫ﻮ‬‫ﻭﺟ‬ ‫ﻮﻟﱡﻮﺍ‬ ‫ﺗ‬ ‫ﺮ ﹶﺃ ﹾﻥ‬ ‫ﺲ ﺍﹾﻟِﺒ‬  ‫ﻴ‬ ‫ﹶﻟ‬ ‫ﺏ‬ ِ ‫ﺎ‬‫ﺍﹾﻟ ِﻜﺘ‬‫ﻼِﺋ ﹶﻜ ِﺔ ﻭ‬‫ﺍﹾﻟﻤ‬‫ﻮ ِﻡ ﺍﻵ ِﺧ ِﺮ ﻭ‬ ‫ﻴ‬‫ﺍﹾﻟ‬‫ﻦ ِﺑﺎﻟ ﱠﻠ ِﻪ ﻭ‬ ‫ﻣ‬ ‫ﻦ ﺁ‬ ‫ﻣ‬ ‫ﺮ‬ ‫ﻦ ﺍﹾﻟِﺒ‬ ‫ﻭﹶﻟ ِﻜ‬ ..‫ﲔ‬  ‫ﻴ‬‫ﻨِﺒ‬‫ﺍﻟ‬‫ﻭ‬ “Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu adalah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi ...” (Al-Baqarah: 177).

Dasar dasar Aqidah Islam

23

Dalil rukun yang keenam:

‫ﺪ ٍﺭ‬ ‫ﻩ ِﺑ ﹶﻘ‬ ‫ﺎ‬‫ﺧ ﹶﻠ ﹾﻘﻨ‬ ‫ﻲ ٍﺀ‬ ‫ﺷ‬ ‫ﺎ ﹸﻛ ﱠﻞ‬‫ِﺇﻧ‬ “Sesungguhnya kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran.” (Al-Qamar: 49). Dalil bagi semua rukun iman adalah hadits Jibril  ketika ia bertanya kepada Rasulullah  tentang iman, lalu beliau menjawab:

‫ﻦ‬ ‫ﺆ ِﻣ‬ ‫ﻭﺗ‬ ‫ﻮ ِﻡ ﺍﻵ ِﺧ ِﺮ‬ ‫ﻴ‬‫ﺍﹾﻟ‬‫ ِﻠ ِﻪ ﻭ‬‫ﺳ‬‫ﻭﺭ‬ ‫ِﺒ ِﻪ‬‫ﻭﻛﹸﺘ‬ ‫ﻼِﺋ ﹶﻜِﺘ ِﻪ‬ ‫ﻣ ﹶ‬ ‫ﻭ‬ ‫ﷲ‬ ِ ‫ﻦ ﺑِﺎ‬ ‫ﺆ ِﻣ‬ ‫}ﹶﺃ ﹾﻥ ﺗ‬ {‫ﺮ ِﻩ‬ ‫ﺷ‬ ‫ﻭ‬ ‫ﻴ ِﺮ ِﻩ‬ ‫ﺧ‬ ‫ﺪ ِﺭ‬ ‫ﺑِﺎﹾﻟ ﹶﻘ‬ “(Iman adalah) beriman kepada Allah, malaikatNya, kitab-kitabNya, rasul-rasulNya, hari akhir, serta takdir baik dan takdir buruk.” (HR. Muslim). Beriman kepada Allah. Beriman kepada Allah mengandung empat perkara: ™ Mengimani adanya Allah. ™ Mengimani keesaan Allah dalam rububiyyahNya. ™ Mengimani keesaan Allah dalam uluhiyyahNya.

Dasar dasar Aqidah Islam

24

™ Mengimani keesaan Allah dalam asma dan sifatNya.

Beriman kepada malaikat. Malaikat adalah alam gaib, makhluk dan hamba Allah yang Dia ciptakan dari cahaya. Jumlah mereka banyak sekali dan tak ada yang mengetahuinya secara pasti kecuali Allah. Mereka selalu taat kepada semua perintah Allah dan tidak pernah sedikitpun melalaikannya. Mereka selalu bersujud kepada Allah pada waktu siang dan malam hari tanpa rasa letih. Beriman kepada malaikat mengandung empat perkara: ™ Mengimani adanya malaikat. ™ Mengimani malaikat-malaikat yang kita ketahui nama-namanya dengan namanya seperti Jibril dan yang kita tidak ketahui namanya kita imani secara global. ™ Mengimani sifat-sifat mereka yang telah kita ketahui. ™ Mengimani tugas-tugas mereka yang telah kita ketahui. Beriman kepada kitab-kitabNya. Beriman kepada kitab-kitab Allah mengandung empat perkara:

Dasar dasar Aqidah Islam

25

™ Mengimani adanya kitab-kitab yang diturunkan Allah kepada para Nabi dan RasulNya. Dan bahwa semuanya diturunkan dari Allah. ™ Mengimani semua kitab maupun suhuf (lembaran) yang telah Allah sebutkan di dalam Al-Qur’an dengan nama-namanya, seperti Shuhuf Ibrahim, Taurat yang diturunkan kepada Musa, Zabur yang diturunkan kepada Dawud, Injil yang diturunkan kepada Isa, dan Al-Qur’an, kitab terakhir yang diturunkan kepada Nabi Muhammad  sebagai pembenar terhadap kitab-kitab sebelumnya. ™ Mengimani dan membenarkan berita-berita valid (benar) yang dimuat-nya, seperti berita berita yang ada pada Al-Quran dan yang belum dirubah dari kitab kitab sebelum Quran. ™ Melaksanakan hukum-hukumnya yang tidak mansukh (diganti dengan hukum baru), ridha dan menerima hukumnya baik kita pahami hikmahnya maupun tidak. Semua kitab sebelum Islam telah di mansukh (terhapus hukumnya) oleh Al Quran (Quran Surat 5:48), karenanya tidak boleh mengamalkan hukum-hukum kitab-kitab terdahulu sebelum Quran kecuali yang shahih dan diakui serta ditetapkan oleh Al Quran. Beriman kepada Rasul-RasulNya. Beriman kepada rasul-rasul Allah mengandung empat perkara:

Dasar dasar Aqidah Islam

26

™ Mengimani bahwa risalah yang mereka emban benar-benar dari Allah . ™ Mengimani semua rasul-rasul Allah, baik yang disebutkan namanya di dalam Al-Qur’an - 25 orang - maupun tidak, tanpa memaksakan diri untuk mencari tahu nama-nama dan jumlah mereka yang tidak disebutkan itu. ™ Mengimani dan membenarkan berita-berita valid yang mereka sampaikan. ™ Melaksanakan syariat rasul yang diutus kepada kita, yaitu Muhammad , penutup para rasul yang diutus kepada seluruh umat manusia. Beriman kepada hari akhir. Beriman kepada hari akhir mengandung tiga perkara: ™ Mengimani ba’ts (kebangkitan). ™ Mengimani hisab (perhitungan) dan jaza (pembalasan). ™ Mengimani surga dan neraka sebagai tempat abadi bagi manusia. Termasuk bagian dari beriman kepada hari akhir adalah mengimani apa yang akan dialami oleh seseorang setelah mati (di kuburan), berupa fitnah (pertanyaan) dan siksa atau nikmat kubur. Beriman kepada takdir baik dan buruk. Beriman kepada hari akhir mengandung empat perkara:

Dasar dasar Aqidah Islam

27

™ Mengimani ba’ts (kebangkitan). ™ Mengimani bahwa Allah mengetahui segala sesuatu secara global mau-pun terperinci. ™ Mengimani bahwa Allah telah menulis hal itu di “Lauhil Mahfudz”. ™ Mengimani bahwa segala sesuatu baik itu zat,sifat maupun kejadian, tidak akan ada, kecuali atas masyiah (kehendak) Allah, baik yang terkait dengan perbuatan-Nya maupun perbuatan makhluk. ™ Mengimani bahwa seluruh yang ada –zat,sifat maupun kejadian- diciptakan oleh Allah. Tingkatan Ketiga: Ihsan Definisi dan Rukunnya: Definisi dan rukun Ihsan adalah sama, yaitu: engkau menyembah Allah seakan-akan engkau melihatNya, bila engkau tak mampu melihatNya maka Ia pasti melihatmu. Dalilnya:

‫ﻮ ﹶﻥ‬‫ﺴﻨ‬ ِ‫ﺤ‬  ‫ﻣ‬ ‫ﻢ‬ ‫ﻫ‬ ‫ﻦ‬ ‫ﺍﱠﻟﺬِﻳ‬‫ﺍ ﻭ‬‫ﺗ ﹶﻘﻮ‬‫ﻦ ﺍ‬ ‫ﻊ ﺍﱠﻟﺬِﻳ‬ ‫ﻣ‬ ‫ﻪ‬ ‫ِﺇ ﱠﻥ ﺍﻟ ﱠﻠ‬ “Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang bertakwa dan orang-orang yang berbuat kebaikan.” (An-Nahl: 128).

Dasar dasar Aqidah Islam

28

‫ﻚ‬  ‫ﺒ‬‫ﺗ ﹶﻘ ﱡﻠ‬‫ﻭ‬ . ‫ﻡ‬ ‫ﺗﻘﹸﻮ‬ ‫ﲔ‬  ‫ﻙ ِﺣ‬ ‫ﺍ‬‫ﻳﺮ‬ ‫ ﺍﱠﻟﺬِﻱ‬. ‫ﺮﺣِﻴ ِﻢ‬ ‫ﻌﺰِﻳ ِﺰ ﺍﻟ‬ ‫ﻋﻠﹶﻰ ﺍﹾﻟ‬ ‫ﻮ ﱠﻛ ﹾﻞ‬ ‫ﺗ‬‫ﻭ‬  ‫ﻢ‬ ‫ﻌﻠِﻴ‬ ‫ﻊ ﺍﹾﻟ‬ ‫ﺴﻤِﻴ‬  ‫ﻮ ﺍﻟ‬ ‫ ﻫ‬‫ﻧﻪ‬‫ ِﺇ‬. ‫ﻦ‬ ‫ﺎ ِﺟﺪِﻳ‬‫ﻓِﻲ ﺍﻟﺴ‬ “Dan bertawakallah kepada (Allah) Yang Maha Perkasa lagi Maha Penyayang, Yang melihat kamu ketika kamu berdiri (mengerjakan shalat), dan (melihat pula) perubahan gerak badanmu di antara orang-orang yang sujud. Sesungguhnya Dia adalah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (Asy-Syu’ara: 217-220). Hadits Jibril  ketika ia bertanya kepada Rasulullah  tentang ihsan, lalu beliau menjawab:

{‫ﻙ‬ ‫ﺍ‬‫ﻳﺮ‬ ‫ﻧﻪ‬‫ﻩ ﹶﻓِﺈ‬ ‫ﺍ‬‫ﺗﺮ‬ ‫ﻦ‬ ‫ﺗ ﹸﻜ‬ ‫ﻢ‬ ‫ ﹶﻓِﺈ ﹾﻥ ﹶﻟ‬،‫ﺍﻩ‬‫ﺗﺮ‬ ‫ﻚ‬  ‫ﻧ‬‫ﷲ ﹶﻛﹶﺄ‬ َ ‫ﺪ ﺍ‬ ‫ﻌﺒ‬ ‫ﺗ‬ ‫}ﹶﺃ ﹾﻥ‬ “(Ihsan adalah) engkau menyembah Allah seakan-akan engkau melihatNya, bila engkau tak mampu melihatNya maka Ia pasti melihatmu.” (HR. Muslim).

Dasar dasar Aqidah Islam

29

KEDUA TAUHID DAN KLASIFIKASINYA Definisi Tauhid adalah meyakini keesaan Allah dalam rububiyahNya, uluhiyahNya, serta asma’ (nama nama) dan sifatNya. Klasifikasi Tauhid terbagi menjadi tiga bagian: 1. Tauhid Rububiyah. 2. Tauhid Uluhiyah. 3. Tauhid Asma’ dan Sifat. 1. Tauhid Rububiyah Tauhid Rububiyah adalah mengesakan Allah dalam segala perbuatanNya, seperti menciptakan, memiliki dan mengatur urusan hambaNya. Hanya Allah  satusatunya Sang Pencipta, Yang Memberi rezeki, Yang Menghidupkan, Yang Mematikan, Yang Memberi manfaat, Yang Mendatangkan bahaya, Yang Mengatur jagat raya ini dan lain sebagainya. Allah berfirman:

‫ﲔ‬  ‫ﺎﹶﻟ ِﻤ‬‫ﺏ ﺍﹾﻟﻌ‬  ‫ﺭ‬ ‫ﺪ ِﻟ ﱠﻠ ِﻪ‬ ‫ﻤ‬ ‫ﺤ‬  ‫ﺍﹾﻟ‬

Dasar dasar Aqidah Islam

30

“Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam.” (AlFatihah: 2).

‫ﻣﺮ‬ ‫ﺍ َﻷ‬‫ﻖ ﻭ‬ ‫ﺨ ﹾﻠ‬  ‫ ﺍﹾﻟ‬‫ﹶﺃ ﹶﻻ ﹶﻟﻪ‬ “Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah.” (Al-A’raaf: 54).

‫ﺽ‬ ِ ‫ﺭ‬ ‫ﺍ َﻷ‬‫ﺕ ﻭ‬ ِ ‫ﺍ‬‫ﺎﻭ‬‫ﺴﻤ‬  ‫ﻚ ﺍﻟ‬  ‫ﻣ ﹾﻠ‬ ‫ﻭِﻟ ﱠﻠ ِﻪ‬  “Dan hanya kepunyaan Allah kerajaan langit dan bumi.” (Al-Jaatsiyah: 27). Tauhid ini diakui oleh orang-orang kafir pada masa Rasulullah , tapi itu tidak cukup untuk melegitimasi (membenarkan) keislaman mereka. Karena itu Rasulullah memerangi mereka, serta menghalalkan darah dan harta benda mereka. Allah berfirman:

‫ﻪ‬ ‫ﻦ ﺍﻟ ﱠﻠ‬ ‫ﻴﻘﹸﻮﹸﻟ‬‫ﺽ ﹶﻟ‬  ‫ﺭ‬ ‫ﺍ َﻷ‬‫ﺕ ﻭ‬ ِ ‫ﺍ‬‫ﺎﻭ‬‫ﺴﻤ‬  ‫ﻖ ﺍﻟ‬ ‫ﺧ ﹶﻠ‬ ‫ﻦ‬ ‫ﻣ‬ ‫ﻢ‬ ‫ﺘﻬ‬‫ﺳﹶﺄﹾﻟ‬ ‫ﻦ‬ ‫ﻭﹶﻟِﺌ‬  “Dan sesungguhnya jika kamu tanyakan kepada mereka: “Siapakah yang mencipta-kan langit dan bumi?” Tentu mereka akan menjawab: “Allah”.” (Luqman: 25).

Dasar dasar Aqidah Islam

31

2. Tauhid Uluhiyah Tauhid Uluhiyah adalah mengesakan Allah dalam segala perbuatan hambaNya (ibadah) terhadap-Nya, seperti berdoa, menyembelih, bernadzar, shalat dll. Seorang muslim tidak boleh menghamba kepada selain Allah; tidak kepada malaikat, nabi, atau wali dll. Ia diperintahkan menyembah Allah semata. Diutusnya para Rasul untuk merealisir Tauhid ini, dan dakwah mereka kepada tauhid ini. Allah berfirman:

‫ـﻮﺍ‬‫ﺘِﻨﺒ‬‫ﺟ‬ ‫ﺍ‬‫ﻪ ﻭ‬ ‫ﻭﺍ ﺍﻟﻠﱠـ‬‫ـﺪ‬‫ﻋﺒ‬ ‫ﻮ ﹰﻻ ﹶﺃ ِﻥ ﺍ‬ ‫ﺭﺳ‬ ‫ﻣ ٍﺔ‬ ‫ﺎ ﻓِﻲ ﹸﻛ ﱢﻞ ﺃﹸ‬‫ﻌ ﹾﺜﻨ‬ ‫ﺑ‬ ‫ﺪ‬ ‫ﻭﹶﻟ ﹶﻘ‬   ‫ﻮ‬ ‫ﺍﻟﻄﱠﺎﻏﹸ‬ ‫ﺕ‬ “Dan sesungguhnya kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyeru-kan): “Sembahlah Allah saja, dan jauhilah thaghut”.” (An-Nahl: 36).

‫ﺣﺪ‬ ‫ﻪ ﹶﺃ‬ ‫ﻮ ﺍﻟ ﱠﻠ‬ ‫ﻫ‬ ‫ ﹸﻗ ﹾﻞ‬ “Katakanlah: “Dialah Allah Yang Maha Esa.” (AlIkhlash: 1). 3. Tauhid Asma’ dan Sifat (Nama nama dan sifat sifat Allah) Tauhid asma’ dan sifat adalah menetapkan namanama dan sifat-sifat yang Allah tetapkan untuk diriNya

Dasar dasar Aqidah Islam

32

dalam kitab suciNya, atau ditetapkan oleh rasulNya dalam sunah-sunahnya yang sahih, dengan cara yang sesuai dengan keagunganNya, tanpa tahrif (penyimpangan dari makna sebenarnya), ta’thil (penghapusan atau penafian), takyif (visualisasi/menetapkan cara) dan tanpa tamtsil (penyerupaan dengan makhluk) sebagaimana Firman Allah:

‫ﺼﲑ‬ ِ ‫ﺒ‬‫ﻊ ﺍﹾﻟ‬ ‫ﺴﻤِﻴ‬  ‫ﻮ ﺍﻟ‬ ‫ﻭﻫ‬ ٌ‫ﻲﺀ‬ ‫ﺷ‬ ‫ﺲ ﹶﻛ ِﻤ ﹾﺜ ِﻠ ِﻪ‬  ‫ﻴ‬ ‫ﹶﻟ‬ “Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat.”(QS.As-Syura:11) KEUTAMAAN TAUHID Allah  berfirman:

‫ﻢ‬ ‫ـ‬‫ﻭﻫ‬ ‫ﻣﻦ‬ ‫ ﺍ َﻷ‬‫ﻢ‬‫ﻚ ﹶﻟﻬ‬  ‫ﻢ ِﺑﻈﹸ ﹾﻠ ٍﻢ ﺃﹸﻭﹶﻟِﺌ‬ ‫ﻧﻬ‬‫ﺎ‬‫ﻮﺍ ِﺇﳝ‬‫ﻳ ﹾﻠِﺒﺴ‬ ‫ﻢ‬ ‫ﻭﹶﻟ‬ ‫ﻮﺍ‬‫ﻣﻨ‬ ‫ﻦ ﺁ‬ ‫ﺍﱠﻟﺬِﻳ‬ ‫ﻭ ﹶﻥ‬ ‫ﺘﺪ‬‫ﻬ‬ ‫ﻣ‬ “Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan kezaliman (syirik), mereka itulah orang-orang yang mendapat

Dasar dasar Aqidah Islam

33

keamanan dan mereka itu adalah orang-orang yang mendapat petunjuk.” (Al-An’aam: 82). Rasulullah  bersabda:

‫ﺪﹰﺍ‬‫ﺤﻤ‬  ‫ﻣ‬ ‫ﻭﹶﺃ ﱠﻥ‬ ،‫ﻚ ﹶﻟﻪ‬  ‫ﻳ‬‫ﺷ ِﺮ‬ ‫ ﹶﻻ‬‫ﺪﻩ‬ ‫ﺣ‬ ‫ﻭ‬ ‫ﷲ‬ ُ ‫ﻪ ِﺇ ﱠﻻ ﺍ‬ ‫ﺪ ﹶﺃ ﹾﻥ ﹶﻻ ﺇِﻟ‬ ‫ﺷ ِﻬ‬ ‫ﻦ‬ ‫ﻣ‬ } ‫ﱃ‬ ‫ﺎ ِﺇ ﹶ‬‫ ﹶﺃﹾﻟﻘﹶﺎﻫ‬‫ﻪ‬‫ﻤﺘ‬ ‫ﻭ ﹶﻛ ِﻠ‬ ‫ﻮﻟﹸﻪ‬ ‫ﺭﺳ‬ ‫ﻭ‬ ‫ﷲ‬ ِ ‫ ﺍ‬‫ﺒﺪ‬ ‫ﻋ‬ ‫ﻰ‬‫ﻴﺴ‬ ‫ﻭﹶﺃ ﱠﻥ ِﻋ‬ ،‫ﻮﹸﻟﻪ‬ ‫ﺳ‬ ‫ﺭ‬ ‫ﻭ‬ ‫ﻩ‬‫ﺒﺪ‬ ‫ﻋ‬ ‫ﻰ‬ ‫ﻠ‬‫ﻨ ﹶﺔ ﻋ‬‫ﺠ‬  ‫ﷲ ﺍﹾﻟ‬ ُ ‫ ﺍ‬‫ﺧ ﹶﻠﻪ‬ ‫ﺩ‬ ‫ ﹶﺃ‬،‫ﺣﻖ‬ ‫ﺭ‬ ‫ﺎ‬‫ﺍﻟﻨ‬‫ ﻭ‬،‫ﺣﻖ‬ ‫ﻨ ﹶﺔ‬‫ﺠ‬  ‫ﺍﹾﻟ‬‫ ﻭ‬،‫ﻨﻪ‬ ‫ ِﻣ‬‫ﻭﺡ‬ ‫ﺭ‬ ‫ﻭ‬ ‫ﻢ‬ ‫ﻳ‬‫ﺮ‬ ‫ﻣ‬ {‫ﻤ ِﻞ‬ ‫ﻌ‬ ‫ﻦ ﺍﹾﻟ‬ ‫ﺎ ﻛﹶﺎ ﹶﻥ ِﻣ‬‫ﻣ‬ “Barangsiapa yang mengucapkan dua kalimat syahadat (bersaksi) bahwa tiada Tuhan yang berhak disembah selain Allah saja, tiada sekutu bagiNya, dan Muham-mad adalah hamba dan rasulNya; bahwa Isa adalah hamba Allah, rasulNya dan kalimatNya yang diberikan kepada Maryam, serta ruh daripadaNya; bahwa surga adalah benar adanya dan neraka juga benar adanya; maka Allah pasti memasukkan-nya ke dalam surga, betapapun amal yang telah diperbuatnya.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim). Tauhid memiliki fadhilah dan keutamaan yang sangat banyak. Diantaranya: ™ Tauhid adalah solusi bagi segala kesulitan di dunia dan akhirat.

Dasar dasar Aqidah Islam

34

™ Tauhid mencegah seseorang dari kekekalan dalam neraka. ™ Kesempurnaan tauhid seseorang mencegahnya dari siksa api neraka. ™ Orang yang bertauhid secara baik akan selalu mendapat petunjuk dan rasa aman di dunia dan akhirat. ™ Tauhid adalah perantara satu-satunya untuk mencapai pahala dan ridha Allah, sedang pemiliknya adalah orang yang paling berbahagia dengan mendapatkan syafaat Rasulullah  di hari kiamat nanti. ™ Semua perkataan dan perbuatan seseorang akan sempurna, terkabul dan pasti pahalanya tergantung pada kesempurnaan tauhid yang dimilikinya. ™ Tauhid memberikan motivasi kepada seorang hamba untuk melakukan amal-amal kebaikan dan meninggalkan perbuatan dosa, serta menghiburnya di saat tertimpa petaka dan musibah. ™ Tauhid yang sempurna di dalam hati seseorang selalu diikuti dengan anugerah Allah kepadanya berupa kecintaan akan iman dan amal saleh, serta kebencian terhadap kekufuran, kefasikan dan perbuatan dosa. ™ Tauhid meringankan beban derita yang menimpa seseorang. ™ Tauhid membebaskan manusia dari segala bentuk penghambaan, ketergantungan, rasa takut, rasa harap dan pamrih kepada sesama makhluk.

Dasar dasar Aqidah Islam

35

KESYIRIKAN Definisi Syirik adalah menjadikan bagi Allah sekutu dalam rububiyahNya, uluhiyahNya, atau asma’ dan sifatNya. Klasifikasi Syirik terbagi dua bagian: Pertama: Syirik Akbar (Besar, nyata). Syirik besar adalah menyerahkan salah satu jenis ibadah kepada selain Allah. Seperti berdoa kepada selain Allah; Taqarrub (mendekatkan diri) kepada selain Allah dengan menyembelih dan bernazar untuk selain Allah seperti kubur, jin, dan lainnya; takut, harap dan cinta terhadap makhluk seperti semestinya takut, harap dan cinta kepada Allah. Syirik akbar ini mengeluarkan seseorang dari Islam, pelakunya tidak diampuni oleh Allah dan akan kekal di neraka bila ia tidak bertaubat sebelum meninggal. Allah berfirman:

‫ﺎ ُﺀ‬‫ﻳﺸ‬ ‫ﻦ‬ ‫ﻤ‬ ‫ﻚ ِﻟ‬  ‫ﻭ ﹶﻥ ﹶﺫِﻟ‬‫ﺎ ﺩ‬‫ ﻣ‬‫ﻐ ِﻔﺮ‬ ‫ﻳ‬‫ﻭ‬ ‫ﻙ ِﺑ ِﻪ‬ ‫ﺮ‬ ‫ﺸ‬  ‫ ﹶﺃ ﹾﻥ ﻳ‬‫ﻐ ِﻔﺮ‬ ‫ﻳ‬ ‫ﻪ ﻻ‬ ‫ِﺇ ﱠﻥ ﺍﻟ ﱠﻠ‬ “Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni se-gala dosa selain (syirik) itu bagi siapa yang dikehendakiNya.” (An-Nisa: 48). Rasulullah  bersabda:

Dasar dasar Aqidah Islam

36

{‫ﺭ‬ ‫ﺎ‬‫ﺧ ﹶﻞ ﺍﻟﻨ‬ ‫ﺩ‬ ‫ﺍ‬‫ﷲ ِﻧﺪ‬ ِ ‫ﻭ ِﻥ ﺍ‬ ‫ﻦ ﺩ‬ ‫ﻮ ِﻣ‬ ‫ﻋ‬ ‫ﺪ‬ ‫ﻳ‬ ‫ﻮ‬ ‫ﻭﻫ‬ ‫ﺕ‬  ‫ﺎ‬‫ﻦ ﻣ‬ ‫ﻣ‬ } “Barangsiapa yang meninggal, sedang ia menjadikan selain Allah sebagai sekutu bagi-Nya dalam beribadah, maka ia pasti masuk neraka.” (HR. Al-Bukhari). Kedua: Syirik Ashgar (Kecil). Syirik kecil adalah semua perkataan dan perbuatan yang bisa menjadi perantara kepada syirik besar. Ia disebutkan di dalam Al-Qur’an dan Sunnah sebagai syirik, tetapi tidak termasuk jenis syirik besar. Seperti bersumpah dengan selain Allah, riya’, pengkultusan terhadap makhluk, dll.syirik ini tidak mengeluarkan seseorang dari Islam. Syirik ini ada dua pembagian: Pertama: Syirik Zhahir. Syirik zhahir ini bisa berupa Lafaz dan perbuatan, contoh lafaz misalnya ucapan sumpah dengan selain nama Allah seperti bersumpah dengan langit dan bumi, nenek moyang, jin yang diyakini sebagai penjaga laut, lembah dan sebagainya, bahkan juga bersumpah dengan Rasulullah, ka’bah dan sebagainya. begitu juga ucapan seseorang: ”kehendak Allah dan kehendak anda”, juga ucapan: ”kalau bukan karena Allah dan anda”, namun yang benar adalah mengucapkan: ”kehendak Allah kemudian kehendak anda”; dan ”kalau bukan karena Allah kemudian kehendak anda. Sedangkan contoh perbuatan misalnya

Dasar dasar Aqidah Islam

37

memakai kalung zimat, benang penangkal bahaya, menggantung zimat agar terhindar dari gangguan jin, dari ‘ain (penyakit karena hasad dan dengki seseorang lewat matanya), atau agar murah rezeki dan sebagainya. Hal ini bila diyakini sebagai sebab penangkal atau penolak bala, maka termasuk syirik ashgar, namun kalau diyakini bahwa zatnya yang menangkal dan menolak bala’ maka termasuk syirik akbar, karena hal itu berarti ta’alluq/ bergantung kepada selain Allah. Kedua: Syirik Khafiy (tersembunyi). Yaitu syirik dalam niat dan keinginan, seperti Riya’ (melakukan ibadah agar dilihat orang), dan sum’ah (melakukan ibadah agar didengar atau diomongkan orang). Bila amal shalih dicampuri riya’ atau sum’ah maka amal itu menjadi bathal. Allah berfirman:

‫ﻙ‬ ‫ﺸ ِﺮ‬  ‫ﻻ ﻳ‬‫ﺎ ﻭ‬‫ﺎِﻟﺤ‬‫ﻤﻠﹰﺎ ﺻ‬ ‫ﻋ‬ ‫ﻤ ﹾﻞ‬ ‫ﻌ‬ ‫ﻴ‬‫ﺑ ِﻪ ﹶﻓ ﹾﻠ‬‫ﺭ‬ ‫ﻮﺍ ِﻟﻘﹶﺎ َﺀ‬‫ﺮﺟ‬ ‫ﻳ‬ ‫ﻦ ﻛﹶﺎ ﹶﻥ‬ ‫ﻤ‬ ‫ ﹶﻓ‬ ‫ﺍ‬‫ﺣﺪ‬ ‫ﺑ ِﻪ ﹶﺃ‬‫ﺭ‬ ‫ﺩ ِﺓ‬ ‫ﺎ‬‫ِﺑ ِﻌﺒ‬ “Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya". (QS.Al-Kahfi:110) Rasulullah  bersabda:

Dasar dasar Aqidah Islam

38

:‫ ﹶﻓﻘﹶﺎ ﹶﻝ‬‫ﻨﻪ‬ ‫ﻋ‬ ‫ِﺌ ﹶﻞ‬‫ ﹶﻓﺴ‬.‫ﻐﺮ‬ ‫ﺻ‬  ‫ﻙ ﺍ َﻷ‬ ‫ﺮ‬ ‫ﺸ‬  ‫ﻢ ﺍﻟ‬ ‫ﻴ ﹸﻜ‬ ‫ﻋ ﹶﻠ‬ ‫ﻑ‬  ‫ﺎ‬‫ﺎ ﹶﺃﺧ‬‫ ﻣ‬‫ﻮﻑ‬ ‫ﺧ‬ ‫}ﹶﺃ‬ {ُ‫ﻳﹶﺎﺀ‬‫ﺍﻟﺮ‬ “Sesungguhnya yang paling aku khawatirkan atas kalian adalah syirik kecil.” Setelah ditanya tentang apa sebenarnya syirik kecil itu, beliau  menjawab: “Riya.” (HR. Ahmad).

BAHAYA KESYIRIKAN Allah  dan Rasulullah  telah menjelaskan kepada kita tentang bahaya syirik dan resiko siksaan akibat melakukannya. Kesyirikan (menyekutukan Allah) adalah dosa terbesar di sisi Allah. Dosa ini tak akan diampuni oleh Allah bila pelakunya belum bertaubat dan meninggalkannya. Adapun dosa-dosa selain kesyirikan adalah berada di bawah kehendak Allah; bila Allah menghendaki maka diampuniNya pelaku dosa-dosa itu, dan bila Ia menghendaki maka disiksaNya pelaku dosadosa tersebut. Kesyirikan adalah dosa terbesar karena: 1. Kesyirikan merupakan penyerupaan atau penyetaraan makhluk dengan Sang Pencipta (Al-Khaliq) pada karakteristik uluhiyahNya. 2. Kesyirikan tidak diampuni Allah  bila tidak didahului dengan taubat nashuha.

Dasar dasar Aqidah Islam

39

3. Semua amalan pelaku kesyirikan sia-sia dan tidak diterima, pelakunya diharamkan oleh Allah masuk surga jika ia meninggal membawa dosa syirik, dan ia kekal di neraka. Allah  berfirman:

‫ﺭ‬ ‫ﺎ‬‫ﻩ ﺍﻟﻨ‬ ‫ﺍ‬‫ﻣ ﹾﺄﻭ‬ ‫ﻭ‬ ‫ﻨ ﹶﺔ‬‫ﺠ‬  ‫ﻴ ِﻪ ﺍﹾﻟ‬ ‫ﻋ ﹶﻠ‬ ‫ﻪ‬ ‫ﻡ ﺍﻟ ﱠﻠ‬ ‫ﺮ‬ ‫ﺣ‬ ‫ﺪ‬ ‫ﻙ ﺑِﺎﻟ ﱠﻠ ِﻪ ﹶﻓ ﹶﻘ‬ ‫ﺸ ِﺮ‬  ‫ﻳ‬ ‫ﻦ‬ ‫ﻣ‬ ‫ﻧﻪ‬‫ِﺇ‬ ‫ﺎ ٍﺭ‬‫ﻧﺼ‬‫ﻦ ﹶﺃ‬ ‫ﲔ ِﻣ‬  ‫ﺎ ﻟِﻠﻈﱠﺎِﻟ ِﻤ‬‫ﻭﻣ‬ “Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka Allah pasti mengharamkan atasnya surga, dan tempatnya adalah neraka, serta tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu seorang penolongpun.” (Al-Maidah: 72). 4. Kesyirikan adalah kekurangan dan cela, dimana Allah mensucikan diri-Nya dari sifat kurang dan cela. 5. Bahwa syirik adalah dosa terbesar dari dosa dosa besar, Rasulullah menyatakan dengan sabdanya:

{... ‫ﷲ‬ ِ ‫ﻙ ﺑِﺎ‬ ‫ﺮ‬ ‫ﺸ‬  ‫ﺎِﺋ ِﺮ ﺍﻟ‬‫ ﺍﹾﻟ ﹶﻜﺒ‬‫ﺒﺮ‬‫}ﹶﺃ ﹾﻛ‬ “Dosa terbesar dari dosa dosa besar adalah Syirik (mempersekutukan) Allah,…” (HR.Bukhari)

Dasar dasar Aqidah Islam

40

PERBEDAAN ANTARA SYIRIK BESAR DAN SYIRIK KECIL: No 1. 2.

SYIRIK BESAR Mengeluarkan pelakunya dari Islam. Pelakunya kekal di neraka.

3.

Sebab kesia-siaan dan tidak diterimanya semua amalan.

4.

Menghalakan darah dan harta pelakunya.

SYIRIK KECIL Tidak mengeluarkan pelakunya dari Islam. Tidak kekal bila ia masuk neraka. Tidak demikian, tapi yang sia-sia dan tidak diterima hanyalah amalan yang dimasuki syirik kecil itu saja. Tidak menghalalkan darah dan harta pelakunya

Dasar dasar Aqidah Islam

41

KETIGA YANG MEMBATALKAN KEISLAMAN 1. Mempersekutukan Allah dalam beribadah kepadaNya. Allah  berfirman:

‫ﺭ‬ ‫ﺎ‬‫ﻩ ﺍﻟﻨ‬ ‫ﺍ‬‫ﻣ ﹾﺄﻭ‬ ‫ﻭ‬ ‫ﻨ ﹶﺔ‬‫ﺠ‬  ‫ﻴ ِﻪ ﺍﹾﻟ‬ ‫ﻋ ﹶﻠ‬ ‫ﻪ‬ ‫ﻡ ﺍﻟ ﱠﻠ‬ ‫ﺮ‬ ‫ﺣ‬ ‫ﺪ‬ ‫ﻙ ﺑِﺎﻟ ﱠﻠ ِﻪ ﹶﻓ ﹶﻘ‬ ‫ﺸ ِﺮ‬  ‫ﻳ‬ ‫ﻦ‬ ‫ﻣ‬ ‫ﻧﻪ‬‫ِﺇ‬ ‫ﺎ ٍﺭ‬‫ﻧﺼ‬‫ﻦ ﹶﺃ‬ ‫ﲔ ِﻣ‬  ‫ﺎ ﻟِﻠﻈﱠﺎِﻟ ِﻤ‬‫ﻭﻣ‬ “Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu seorang penolongpun.”(QS. Al Maidah:2). 2. Menjadikan sesuatu atau seseorang sebagai perantara kepada Allah dengan berdoa, meminta syafaat dan bertawakkal kepadanya. Allah  berfirman:

‫ﺍ‬‫ﺣﺪ‬ ‫ﻊ ﺍﻟ ﱠﻠ ِﻪ ﹶﺃ‬ ‫ﻣ‬ ‫ﻮﺍ‬‫ﺪﻋ‬ ‫ﺗ‬ ‫ﺪ ِﻟ ﱠﻠ ِﻪ ﻓﹶﻼ‬ ‫ﺎ ِﺟ‬‫ﻤﺴ‬ ‫ﻭﹶﺃ ﱠﻥ ﺍﹾﻟ‬ 

Dasar dasar Aqidah Islam

42

“Dan sesungguhnya mesjid-mesjid itu adalah kepunyaan Allah. Maka janganlah kamu menyembah seseorangpun di dalamnya disamping (menyembah) Allah.” (QS. al-Jin:18) 3. Tidak mengkafirkan kaum musyrikin, ragu-ragu dan sangsi terhadap kekafiran mereka, atau membenarkan ideologi mereka. 4. Berkeyakinan bahwa petunjuk selain Nabi  lebih baik dan lebih sempurna dari petunjuknya , atau berkeyakinan bahwa hukum selain Nabi  lebih baik dari hukumnya . 5. Membenci sesuatu yang diajarkan oleh Rasulullah  meskipun diamalkannya. Allah  berfirman:

‫ﻢ‬ ‫ﻬ‬ ‫ﺎﹶﻟ‬‫ﻋﻤ‬ ‫ﻂ ﹶﺃ‬ ‫ﺒ ﹶ‬‫ﺣ‬ ‫ﻪ ﹶﻓﹶﺄ‬ ‫ﺰ ﹶﻝ ﺍﻟ ﱠﻠ‬ ‫ﻧ‬‫ﺎ ﹶﺃ‬‫ﻮﺍ ﻣ‬‫ﻢ ﹶﻛ ِﺮﻫ‬ ‫ﻧﻬ‬‫ﻚ ِﺑﹶﺄ‬  ‫ ﹶﺫِﻟ‬ “Yang demikian itu adalah karena sesungguhnya mereka benci kepada apa yang diturunkan Allah (Al Qur'an) lalu Allah menghapuskan (pahala-pahala) amal-amal mereka.”(QS. Muhammad:9). 6. Mengolok-olok sebagian dari ajaran agama yang dibawa oleh Rasulullah ,

Dasar dasar Aqidah Islam

43

atau ganjaran yang dijanjikannya baik berupa pahala ataupun siksaan. Allah  berfirman:

‫ ﹸﻗ ﹾﻞ ﹶﺃﺑِﺎﻟ ﱠﻠ ِﻪ‬‫ﻌﺐ‬ ‫ﻧ ﹾﻠ‬‫ﻭ‬ ‫ﺽ‬  ‫ﻮ‬‫ﻧﺨ‬ ‫ﺎ‬‫ﺎ ﹸﻛﻨ‬‫ﻧﻤ‬‫ﻦ ِﺇ‬ ‫ﻴﻘﹸﻮﹸﻟ‬‫ﻢ ﹶﻟ‬ ‫ﺘﻬ‬‫ﺳﹶﺄﹾﻟ‬ ‫ﻦ‬ ‫ﻭﹶﻟِﺌ‬  ‫ﻢ‬ ‫ﺗ‬‫ﺮ‬ ‫ﺪ ﹶﻛ ﹶﻔ‬ ‫ﻭﺍ ﹶﻗ‬‫ﺘ ِﺬﺭ‬‫ﻌ‬ ‫ﺗ‬ ‫ ﻻ‬.‫ﻬ ِﺰﺋﹸﻮ ﹶﻥ‬ ‫ﺘ‬‫ﺴ‬  ‫ﺗ‬ ‫ﻢ‬ ‫ﺘ‬‫ﻨ‬ ‫ﻮِﻟ ِﻪ ﹸﻛ‬‫ﺭﺳ‬ ‫ﻭ‬ ‫ﺎِﺗ ِﻪ‬‫ﻭ َﺀﺍﻳ‬ ‫ﻢ‬ ‫ﺎِﻧ ﹸﻜ‬‫ﺪ ِﺇﳝ‬ ‫ﻌ‬ ‫ﺑ‬ “Dan jika kamu tanyakan kepada mereka (tentang apa yang mereka lakukan itu), tentulah mereka akan menjawab: "Sesungguhnya kami hanyalah bersenda gurau dan bermainmain saja". Katakanlah: "Apakah dengan Allah, ayat-ayat-Nya dan RasulNya kamu selalu berolok-olok?. Tidak usah kamu minta ma`af, karena kamu kafir sesudah beriman.”(QS. AtTaubah:65-66). 7. Melakukan sihir atau rela atas perbuatan sihir dengan segala macam bentuk-nya. Firman Allah:

‫ﺮ‬ ‫ﺗ ﹾﻜ ﹸﻔ‬ ‫ﻨﺔﹲ ﻓﹶﻼ‬‫ﺘ‬ ‫ ِﻓ‬‫ﺤﻦ‬  ‫ﻧ‬ ‫ﺎ‬‫ﻧﻤ‬‫ﻳﻘﹸﻮﻻ ِﺇ‬ ‫ﻰ‬‫ﺣﺘ‬ ‫ﺣ ٍﺪ‬ ‫ﻦ ﹶﺃ‬ ‫ﺎ ِﻥ ِﻣ‬‫ﻌ ﱢﻠﻤ‬ ‫ﻳ‬ ‫ﺎ‬‫ﻭﻣ‬ 

Dasar dasar Aqidah Islam

44

“Sedang keduanya tidak mengajarkan (sesuatu) kepada seorangpun sebelum mengatakan: "Sesungguhnya kami hanya cobaan (bagimu), sebab itu janganlah kamu kafir.” (QS.AlBaqarah:102) 8. Mendukung dan membantu orang kafir mereka melawan umat Islam. Allah  berfirman:

‫ﻡ‬ ‫ﻮ‬ ‫ﻬﺪِﻱ ﺍﹾﻟ ﹶﻘ‬ ‫ﻳ‬ ‫ﻪ ﻻ‬ ‫ﻢ ِﺇ ﱠﻥ ﺍﻟ ﱠﻠ‬ ‫ﻬ‬ ‫ﻨ‬ ‫ ِﻣ‬‫ﻧﻪ‬‫ﻢ ﹶﻓِﺈ‬ ‫ﻨ ﹸﻜ‬ ‫ﻢ ِﻣ‬ ‫ﻮﱠﻟﻬ‬ ‫ﺘ‬‫ﻳ‬ ‫ﻦ‬ ‫ﻣ‬ ‫ﻭ‬  ‫ﲔ‬  ‫ﺍﻟﻈﱠﺎِﻟ ِﻤ‬ “Barangsiapa di antara kamu mengambil mereka (Yahudi dan Nashrani) menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orangorang yang zalim.”(QS.al-Maidah:51). 9. Berkeyakinan bahwa sebagian manusia memiliki kelebihan yang membolehkannya keluar dari syariat Nabi Muhammad . Allah  berfirman:

‫ﺮ ِﺓ‬ ‫ﻮ ﻓِﻲ ﺍﻵ ِﺧ‬ ‫ﻭﻫ‬ ‫ﻨﻪ‬ ‫ﺒ ﹶﻞ ِﻣ‬‫ ﹾﻘ‬‫ﻦ ﻳ‬ ‫ﺎ ﹶﻓ ﹶﻠ‬‫ﻼ ِﻡ ﺩِﻳﻨ‬‫ﺮ ﺍ ِﻹﺳ‬ ‫ﻴ‬ ‫ﺘ ِﻎ ﹶﻏ‬‫ﺒ‬ ‫ﻳ‬ ‫ﻦ‬ ‫ﻣ‬ ‫ﻭ‬ 

Dasar dasar Aqidah Islam

45

‫ﻦ‬ ‫ﺎ ِﺳﺮِﻳ‬‫ﻦ ﺍﹾﻟﺨ‬ ‫ِﻣ‬ “Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi.”(QS. Ali Imran:85) 10. Berpaling dari agama Allah, tidak mempelajarinya dan tidak mengamalkannya. Firman Allah  :

‫ﻦ‬ ‫ﺎ ِﻣ‬‫ﺎ ِﺇﻧ‬‫ﻨﻬ‬ ‫ﻋ‬ ‫ﺽ‬  ‫ﺮ‬ ‫ﻋ‬ ‫ﻢ ﹶﺃ‬ ‫ﺑ ِﻪ ﹸﺛ‬‫ﺭ‬ ‫ﺕ‬ ِ ‫ﺎ‬‫ﺮ ﺑِﺂﻳ‬ ‫ﻦ ﺫﹸ ﱢﻛ‬ ‫ﻤ‬ ‫ ِﻣ‬‫ﻦ ﹶﺃ ﹾﻇ ﹶﻠﻢ‬ ‫ﻣ‬ ‫ﻭ‬  ‫ﻮ ﹶﻥ‬‫ﺘ ِﻘﻤ‬‫ﻨ‬ ‫ﻣ‬ ‫ﲔ‬  ‫ﺠ ِﺮ ِﻣ‬  ‫ﺍﹾﻟﻤ‬ “Dan siapakah yang lebih zalim daripada orang yang telah diperingatkan dengan ayat-ayat Tuhannya, kemudian ia berpaling daripadanya? Sesungguhnya Kami akan memberikan pembalasan kepada orang-orang yang berdosa.”(QS. as-Sajdah:22)

Dasar dasar Aqidah Islam

46

BEBERAPA MASALAH YANG BERHUBUNGAN DENGAN AQIDAH

PERTAMA: TAWASSUL Yang dimaksud dengan Tawassul adalah menjadikan sesuatu sebagai perantara antara seseorang kepada Allah . Tawassul terbagi menjadi dua: 1. Tawassul yang dibolehkan, yaitu: a. Tawassul dengan asma’ (nama nama) dan sifat sifat Allah. b. Tawassul dengan amal shalih. c. Tawassul dengan doa orang shalih yang masih hidup. 2. Tawassul yang tidak dibolehkan, yaitu selain tawassul di atas, seperti tawassul dengan meminta doa dan syafaat (pertolongan) kepada orang-orang yang telah meninggal, tawassul dengan kemuliaan Nabi , dll.

KEDUA:

DUKUN DAN TUKANG RAMAL

Dasar dasar Aqidah Islam

47

Dunia perdukunan dan ramal-meramal adalah dunia yang mengakui tahu perkara perkara yang gaib, seperti perkara-perkara yang akan terjadi di muka bumi, tempat barang-barang yang hilang dll. Padahal tidak ada yang mengetahui yang gaib kecuali Allah . Allah  berfirman:

‫ﻮ‬ ‫ﺎ ِﺇ ﱠﻻ ﻫ‬‫ﻤﻬ‬ ‫ﻌ ﹶﻠ‬ ‫ﻳ‬ ‫ﺐ ﹶﻻ‬ ِ ‫ﻴ‬ ‫ﻐ‬ ‫ ﺍﹾﻟ‬‫ﻣﻔﹶﺎِﺗﺢ‬ ‫ﺪﻩ‬ ‫ﻨ‬ ‫ﻭ ِﻋ‬  “Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang gaib, tak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri.” (AlAn’aam: 59).

‫ﺐ ِﺇ ﱠﻻ ﺍﻟﻠﱠﻪ‬  ‫ﻴ‬ ‫ﻐ‬ ‫ﺽ ﺍﹾﻟ‬ ِ ‫ﺭ‬ ‫ﺍ َﻷ‬‫ﺕ ﻭ‬ ِ ‫ﺍ‬‫ﺎﻭ‬‫ﺴﻤ‬  ‫ﻦ ﻓِﻲ ﺍﻟ‬ ‫ﻣ‬ ‫ﻌ ﹶﻠﻢ‬ ‫ﻳ‬ ‫ ﹸﻗ ﹾﻞ ﻻ‬ “Katakanlah: “Tidak ada seorangpun di langit dan di bumi yang mengetahui perkara yang gaib kecuali Allah”.” (An-Naml: 65). Orang yang mengaku mengetahui yang gaib ini disebut ‘Arraf atau Kahin, ‘Arraf adalah orang yang mengakui mengetahui kejadian kejadian yang telah lalu, sedang Kahin adalah orang yang mengaku mengetahui yang akan terjadi, namun kadang kedua duanya disebut Kahin (dukun, peramal, tukang tenung, ahli nujum dll.)

Dasar dasar Aqidah Islam

48

(lihat: Kitab Tauhid Syaikh Muhammad At –Tamimiy hal.143). Mendatangi dukun, peramal, tukang tenung, klenik, paranormal, ahli nujum, orang pintar (siapa saja yang mengaku mengetahui hal hal yang gaib, baik masa lalu maupun akan datang) adalah haram hukumnya, dan bila dipercayai apalagi dilaksanakan apa yang dia katakan, maka orang itu telah kufur/ingkar terhadap apa yang diturunkan kepada Rasulllah . Rasulullah  bersabda:

‫ﻧ ِﺰ ﹶﻝ‬‫ﺎ ﺃﹸ‬‫ﺮ ِﺑﻤ‬ ‫ﺪ ﹶﻛ ﹶﻔ‬ ‫ﻮﻝﹸ ﹶﻓ ﹶﻘ‬ ‫ﻳﻘﹸ‬ ‫ﺎ‬‫ﻴﻤ‬ ‫ ِﻓ‬‫ﺪ ﹶﻗﻪ‬ ‫ﺼ‬  ‫ﻭ ﻛﹶﺎﻫِﻨﹰﺎ ﹶﻓ‬ ‫ﺍﻓﹰﺎ ﹶﺃ‬‫ﻋﺮ‬ ‫ﻰ‬‫ﻦ ﹶﺃﺗ‬ ‫ﻣ‬ } {‫ﻤ ٍﺪ‬ ‫ﺤ‬  ‫ﻰ ﻣ‬ ‫ﻠ‬‫ﻋ‬ “Barangsiapa mendatangi tukang ramal atau dukun, lalu mempercayai apa yang diucapkannya, maka sesungguhnya ia telah kafir (ingkar) terhadap wahyu yang diturunkan kepada Muhammad .” (HR. Al-Hakim dan Al-Baihaqi).

KETIGA:

ZIARAH KUBUR DAN ETIKANYA

Ziarah kubur disunahkan bagi lelaki saja, tanpa harus dengan sengaja melakukan perjalanan khusus untuk itu.

Dasar dasar Aqidah Islam

49

Dengan ziarah kubur, orang yang masih hidup dapat mengambil pelajaran dengan mengingat kembali bahwa mereka juga akan meninggal, dan untuk itu mereka harus mempersiapkan bekal amal kebaikan sebanyak-banyaknya. Rasulullah  bersabda:

‫ﻛﹸﻢ‬‫ـ ﹶﺬ ﱢﻛﺮ‬‫ـﺎ ﺗ‬‫ﻧﻬ‬‫ﺎ ﹶﻓِﺈ‬‫ﻭﻫ‬ ‫ﺭ‬ ‫ﻭ‬ ‫ﺰ‬ ‫ ﹶﻓ‬، ‫ﻮ ِﺭ‬ ‫ﺭ ِﺓ ﺍﹾﻟﻘﹸﺒ‬ ‫ﺎ‬‫ﻦ ِﺯﻳ‬ ‫ﻋ‬ ‫ﻢ‬ ‫ﻜﹸ‬‫ﻴﺘ‬ ‫ﻬ‬ ‫ﻧ‬ ‫ﺖ‬  ‫ﻨ‬ ‫} ﹸﻛ‬ {‫ﺮ ﹶﺓ‬ ‫ﺍﻵ ِﺧ‬ “Aku pernah melarang kalian menziarahi kubur, tapi sekarang ziarahilah kubur karena itu akan mengingatkan kalian tentang akhirat.” (HR. Abu Dawud, At-Turmu-dzi, dan Ibnu Hibban). Rasulullah memberi petunjuk bagi mereka yang menziarahi kubur untuk membaca:

‫ﺎ ِﺇ ﹾﻥ‬‫ﻭ ِﺇﻧ‬ ،‫ﻴﻦ‬ ‫ﺴ ِﻠ ِﻤ‬  ‫ﻤ‬ ‫ﺍﹾﻟ‬‫ﻦ ﻭ‬ ‫ﻴ‬ ‫ﺆ ِﻣِﻨ‬ ‫ﻦ ﺍﹾﻟﻤ‬ ‫ﺎ ِﺭ ِﻣ‬‫ﺪﻳ‬ ‫ﻫ ﹶﻞ ﺍﻟ‬ ‫ﻢ ﹶﺃ‬ ‫ﻴ ﹸﻜ‬ ‫ﻋ ﹶﻠ‬ ‫ﻼﻡ‬ ‫ﺴﹶ‬  ‫}ﺍﻟ‬ {‫ﻴ ﹶﺔ‬‫ﺎ ِﻓ‬‫ﻢ ﺍﹾﻟﻌ‬ ‫ﻭﹶﻟ ﹸﻜ‬ ‫ﺎ‬‫ﷲ ﹶﻟﻨ‬ َ ‫ﺴﹶﺄﻝﹸ ﺍ‬  ‫ﻧ‬ ،‫ﻮﻥﹶ‬ ‫ﻢ ﹶﻻ ِﺣ ﹸﻘ‬ ‫ﷲ ِﺑ ﹸﻜ‬ ُ ‫ﺎ َﺀ ﺍ‬‫ﺷ‬ “Semoga Allah melimpahkan kesejahteraan kepada kalian wahai kaum mukminin dan muslimin, para penghuni kubur ini. Sesungguhnya bila telah dikehendaki Allah, kami-pun akan menyusuli kalian. Kami memohon

Dasar dasar Aqidah Islam

50

kepada Allah anugerah keselamatan atas kami dan kalian semua.” (HR. Muslim dan Abu Dawud). Adapun mengusap-usap kubur, bertawassul kepada Allah dengan penghuninya, shalat di kuburan, meneranginya dengan lampu-lampu atau mendirikan bangunan di atasnya, adalah perbuatan yang tidak dibenarkan. Jabir ra. meriwayatkan bahwa:

‫ﻰ‬‫ﺒﻨ‬ ‫ﻳ‬ ‫ﻭﹶﺃ ﹾﻥ‬ ‫ﻴ ِﻪ‬ ‫ﻋ ﹶﻠ‬ ‫ﺪ‬ ‫ﻌ‬ ‫ ﹾﻘ‬‫ﻭﹶﺃ ﹾﻥ ﻳ‬ ‫ﺮ‬ ‫ﺒ‬ ‫ﺺ ﺍﹾﻟ ﹶﻘ‬  ‫ﺼ‬  ‫ﺠ‬  ‫ ﹶﺃ ﹾﻥ ﻳ‬ ‫ﷲ‬ ِ ‫ﻮﻝﹸ ﺍ‬ ‫ﺭﺳ‬ ‫ﻰ‬‫ﻧﻬ‬} {‫ﻴ ِﻪ‬ ‫ﻋ ﹶﻠ‬ “Rasulullah  melarang menyemen/mengkafuri kuburan, duduk di atasnya, dan mendirikan bangunan di atasnya.” (HR. Muslim). Bahkan bila sampai melakukan ibadah kepada mayat yang di dalam kubur maka tergolong perbuatan syirik, seperti memohon dan meminta kepadanya, meminta pertolongan, berlindung dengannya, menyembelih dan bernazar untuknya dll. Jadi sebenarnya ziarah kubur itu disyariatkan bukan untuk tujuan tujuan mencari keberkahan, memohon hajat tertentu atau yang lainnya namun untuk: Mengingatkan yang berziarah akan kematian dan kehidupan akhirat, karenanya yang diziarahi tidak saja

Dasar dasar Aqidah Islam

-

-

51

kuburan tertentu, tidak saja ditempat tertentu, tidak pula pada masa tertentu. Berdoa untuk yang diziarahi dan yang lainnya, memohonkannya ampunan dan rahmat kepada Allah, dan agar ia mantap menghadapi ujian kubur. Bukan malah meminta kepada mereka. Mengucapkan salam kepadanya dan ahli kubur yang lain. Mengambil ibrah dan peringatan dari kondisi yang meninggal, dan ganjaran yang dia terima setelah kematiannya (lihat: Taudhihul ahkam Syaikh Al Bassam: 2/576-577)

KEEMPAT: MEMAKAI JIMAT, PENANGKAL BAHAYA DAN SEJENISNYA Ia adalah benda-benda berupa gelang, rantai, sabuk, benang dll., yang dipakai untuk mencegah diri dari berbagai bahaya yang mungkin menimpa atau menghilang-kan bahaya tersebut bila telah menimpa diri seseorang, atau untuk mendatangkan maslahat dan manfaat tertentu. Hal ini bertentangan dengan Tauhid, tidak sesuai dengan prinsip tawakkal kepada Allah. Perbuatan ini bila diyakini sebagai sebab untuk menolak bahaya atau mudharat, dan sebab mendatangkan manfaat dari Allah, maka termasuk syirik Ashgar (kecil) yang

Dasar dasar Aqidah Islam

52

bisa membawa seseorang kepada syirik besar, namun bila diyakini bahwa benda benda ini zatnya bisa menolak bahaya dan mudharat, atau mendatangkan manfaat maka ini adalah syirik akbar (besar).

‫ﺣ ﹶﻠ ﹶﻘ ﹰﺔ‬ ‫ﻳ ِﺪ ِﻩ‬ ‫ﰲ‬ ِ ‫ﻼ‬ ‫ ﹰ‬‫ﺭﺟ‬ ‫ﺭﺃﹶﻯ‬  ‫ﻲ‬ ‫ﻨِﺒ‬‫ ﹶﺃ ﱠﻥ ﺍﻟ‬ ‫ﻋﻦ ﻋﻤﺮﺍﻥ ﺑﻦ ﺣﺼﲔ‬ ‫ـﺎ‬‫ﻋﻬ‬ ‫ﻧ ِﺰ‬‫ ﺍ‬: ‫ ﹶﻓﻘﹶﺎ ﹶﻝ‬،ِ‫ﻨﺔ‬‫ﺍ ِﻫ‬‫ﻦ ﺍﹾﻟﻮ‬ ‫ ِﻣ‬:‫ﺎ ﻫ ِﺬﻩِ؟ ﻗﹶﺎ ﹶﻝ‬‫ }ﻣ‬:‫ ﹾﻔ ٍﺮ ﹶﻓﻘﹶﺎ ﹶﻝ‬‫ﻦ ﺻ‬ ‫ِﻣ‬ ‫ﺖ‬  ‫ـ‬‫ﺎ ﹶﺃ ﹾﻓ ﹶﻠﺤ‬‫ﻚ ﻣ‬  ‫ﻴ‬ ‫ﻋ ﹶﻠ‬ ‫ﻲ‬ ‫ﺖ ﻭ ِﻫ‬  ‫ﻮ ِﻣ‬ ‫ﻚ ﻟ‬  ‫ﻧ‬‫ ﹶﻓِﺈ‬،‫ﻨﺎﹰ‬‫ﻙ ِﺇ ﱠﻻ ﻭﻫ‬ ‫ﻳﺪ‬‫ﺗ ِﺰ‬ ‫ﺎ ﹶﻻ‬‫ﻧﻬ‬‫ﹶﻓِﺈ‬ {‫ﺪﹰﺍ‬‫ﹶﺃﺑ‬ “Imran bin Hushain ra. menuturkan bahwa Nabi  melihat gelang kuningan di tangan seorang lelaki, maka beliau bertanya: “Apakah ini?” Orang itu menjawab: “Penangkal sakit.” Nabipun bersabda: “Lepaskan itu, karena dia hanya akan menambah kelemahan pada dirimu; dan bila kamu meninggal, sedang gelang itu masih ada di tanganmu maka kamu tidak akan beruntung selama-lamanya.” (HR. Ahmad, Ibnu Majah, dishahihkan oleh Ibnu Hibban dan Hakim, dan disetujui oleh Imam Zahabiy).4 Rasulullah  juga bersabda:

4

Menurut Syaikh Al-Albani, hadits ini dha’if (lemah). Sedang Syaikh Shalih Al Fauzan menyatakan sanad Imam Ahmad “La ba’sa bihi (tidak apa apa)”.

Dasar dasar Aqidah Islam .(‫)ﺭﻭﺍﻩ ﺍﺑﻦ ﻣﺎﺟﻪ ﻭﺍﺑﻦ ﺣﺒﺎﻥ ﻭﺍﳊﺎﻛﻢ‬

53

{‫ﺮﻙ‬ ‫ﻮﹶﻟ ﹶﺔ ِﺷ‬ ‫ﺘ‬‫ﺍﻟ‬‫ﻢ ﻭ‬ ‫ﺎِﺋ‬‫ﺘﻤ‬‫ﺍﻟ‬‫ﺮﻗﹶﻰ ﻭ‬ ‫}ِﺇ ﱠﻥ ﺍﻟ‬

“Sesungguhnya ruqyah,5 tamimah6 dan tiwalah7 adalah syirik.” (HR. Ibnu Majah, Ibnu Hibban dan Hakim). Firman Allah :

‫ﻮ ﱢﻛﻠﹸﻮ ﹶﻥ‬ ‫ﺘ‬‫ﻤ‬ ‫ﻮ ﱠﻛﻞﹸ ﺍﹾﻟ‬ ‫ﺘ‬‫ﻳ‬ ‫ﻴ ِﻪ‬ ‫ﻋ ﹶﻠ‬ ‫ﻪ‬ ‫ﻲ ﺍﻟ ﱠﻠ‬ ‫ﺴِﺒ‬  ‫ﺣ‬ ‫ ﹸﻗ ﹾﻞ‬ “Katakanlah: "Cukuplah Allah bagiku". Kepada-Nyalah bertawakkal orang-orang yang berserah diri.”(QS. AzZumar: 38)

KELIMA:

SIHIR

Hakikat sihir itu ada. Mempelajari dan mempraktikkan sihir haram hukumnya. Ia termasuk perbuatan yang membatalkan keislaman seseorang. Allah berfirman:

5

Mantera-mantera yang dibacakan dengan tujuan penyembuhan. Sesuatu yang dikalungkan di leher dengan maksud menangkal marabahaya. 7 Suatu perbuatan yang dilakukan dengan tujuan menjadikan seorang suami mencintai isterinya, atau seorang isteri mencintai suaminya. 6

Dasar dasar Aqidah Islam

54

‫ﺮ‬ ‫ﺗ ﹾﻜﻔﹸـ‬ ‫ـﺔﹲ ﻓﹶـﻼ‬‫ﺘﻨ‬ ‫ ِﻓ‬‫ﺤﻦ‬  ‫ﻧ‬ ‫ﺎ‬‫ﻧﻤ‬‫ﻳﻘﹸﻮﻻ ِﺇ‬ ‫ﻰ‬‫ﺣﺘ‬ ‫ﺣ ٍﺪ‬ ‫ﻦ ﹶﺃ‬ ‫ﺎ ِﻥ ِﻣ‬‫ﻌ ﱢﻠﻤ‬ ‫ﻳ‬ ‫ﺎ‬‫ﻭﻣ‬  ‫ﻦ‬ ‫ﻳ‬‫ﺎﺭ‬‫ﻢ ِﺑﻀ‬ ‫ﻫ‬ ‫ﺎ‬‫ﻭﻣ‬ ‫ﻭ ِﺟ ِﻪ‬ ‫ﺯ‬ ‫ﻭ‬ ‫ﺮ ِﺀ‬ ‫ﻤ‬ ‫ﻦ ﺍﹾﻟ‬ ‫ﻴ‬ ‫ﺑ‬ ‫ﺮﻗﹸﻮ ﹶﻥ ِﺑ ِﻪ‬ ‫ﻳ ﹶﻔ‬ ‫ﺎ‬‫ﺎ ﻣ‬‫ﻬﻤ‬ ‫ﻨ‬ ‫ﻮ ﹶﻥ ِﻣ‬‫ﻌ ﱠﻠﻤ‬ ‫ﺘ‬‫ﻴ‬‫ﹶﻓ‬ ‫ﺪ‬ ‫ﻭﹶﻟ ﹶﻘ‬ ‫ﻢ‬ ‫ﻬ‬‫ﻨ ﹶﻔﻌ‬ ‫ﻳ‬ ‫ﻻ‬‫ﻢ ﻭ‬ ‫ﺮﻫ‬ ‫ﻳﻀ‬ ‫ﺎ‬‫ﻮ ﹶﻥ ﻣ‬‫ﻌ ﱠﻠﻤ‬ ‫ﺘ‬‫ﻳ‬‫ﻭ‬ ‫ﺣ ٍﺪ ِﺇ ﱠﻻ ِﺑِﺈ ﹾﺫ ِﻥ ﺍﻟ ﱠﻠ ِﻪ‬ ‫ﻦ ﹶﺃ‬ ‫ِﺑ ِﻪ ِﻣ‬ ‫ﺍ‬‫ﺮﻭ‬ ‫ﺷ‬ ‫ﺎ‬‫ﺲ ﻣ‬  ‫ﻭﹶﻟِﺒ ﹾﺌ‬ ‫ﻕ‬ ٍ ‫ﺧﻼ‬ ‫ﻦ‬ ‫ﺮ ِﺓ ِﻣ‬ ‫ ﻓِﻲ ﺍﻵ ِﺧ‬‫ﺎ ﹶﻟﻪ‬‫ﻩ ﻣ‬ ‫ﺍ‬‫ﺘﺮ‬‫ﺷ‬ ‫ﻤ ِﻦ ﺍ‬ ‫ﻮﺍ ﹶﻟ‬‫ﻋ ِﻠﻤ‬ ‫ﻮ ﹶﻥ‬‫ﻌ ﹶﻠﻤ‬ ‫ﻳ‬ ‫ﻮﺍ‬‫ﻮ ﻛﹶﺎﻧ‬ ‫ﻢ ﹶﻟ‬ ‫ﺴﻬ‬  ‫ﻧﻔﹸ‬‫ِﺑ ِﻪ ﹶﺃ‬ “…sedang keduanya tidak mengajarkan (sesuatu) kepada seorangpun sebelum mengatakan: “Sesungguhnya kami hanya cobaan bagimu, sebab itu jangan kamu kafir”. Maka mereka mempelajari dari kedua malaikat tersebut apa yang dengan sihir itu mereka dapat menceraikan seorang (suami) dengan isterinya. Dan mereka itu (ahli sihir) tidak memberi mudharat dengan sihirnya kepada seorangpun kecuali dengan izin Allah. Dan mereka mempelajari sesuatu yang memberi mudharat kepada mereka dan tidak memberi manfaat. Dan mereka telah benar-benar meyakini bahwa sesungguhnya barangsiapa yang menukarnya (kitab Allah) dengan sihir itu, tiadalah baginya keuntungan di akhirat, dan amat jahatlah perbuatan mereka menjual dirinya dengan sihir, kalau mereka mengetahui.” (Al-Baqarah: 102). Rasulullah  bersabda:

Dasar dasar Aqidah Islam

55

:‫؟ ﻗﹶـﺎ ﹶﻝ‬‫ﻫﻦ‬ ‫ﺎ‬‫ﻭﻣ‬ ‫ﷲ‬ ِ ‫ﻮ ﹶﻝ ﺍ‬ ‫ﺭﺳ‬ ‫ ﻳﹶﺎ‬:‫ﺍ‬‫ ﻗﹶﺎﹸﻟﻮ‬،ِ‫ﻮِﺑﻘﹶﺎﺕ‬ ‫ﻊ ﺍﹾﻟﻤ‬ ‫ﺒ‬ ‫ﺴ‬  ‫ﺍ ﺍﻟ‬‫ﺒﻮ‬‫ﺘِﻨ‬‫ﺟ‬ ‫}ِﺍ‬ {... ‫ﺮ‬ ‫ﺤ‬ ‫ﺴ‬  ‫ﺍﻟ‬‫ﷲ ﻭ‬ ِ ‫ﻙ ﺑِﺎ‬ ‫ﺮ‬ ‫ﺸ‬  ‫ﺍﻟ‬ “Jauhilah tujuh perkara yang membawa kehancuran.” Para sahabat bertanya: “Apakah ketujuh perkara itu wahai Rasulullah?” Beliau  menjawab: “Yaitu mempersekutukan Allah, sihir, …” (HR. Muslim). Sihir termasuk perbuatan syirik karena para penyihir memanfaatkan setan, berhubungan erat dengannya dan menyerahkan tumbal kepadanya agar ia mau memenuhi permintaan penyihir itu. Di samping itu, sihir juga mengandung pengakuan bahwa ada yang mengetahui halhal gaib selain Allah, sedang hal ini adalah kekufuran dan kese-satan. Jadi tukang sihir itu dinyatakan kafir karena dua sebab: pertama karena menggunakan syaitan, kedua mengaku mengetahui perkara gaib. Karenanya semestinya setiap Muslim menjauhi sihir dengan segala macam bentuknya, agar tidak terjatuh pada kekafiran dan agar terhindar dari azab Allah.

Related Documents

Dasar Dasar Aqidah Islam
November 2019 43
Dasar
November 2019 53
Dasar
May 2020 40
Kerangka Dasar Ajaran Islam
December 2019 42
Materi Dasar Islam
May 2020 20