Dalam Bidang Konstruksi Memang Tak Lepas Dari Faktor.docx

  • Uploaded by: elvyafrina
  • 0
  • 0
  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Dalam Bidang Konstruksi Memang Tak Lepas Dari Faktor.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 777
  • Pages: 5
Dalam bidang konstruksi memang tak lepas dari faktor-faktor penghambat jalannya suatu proyek, diantaranya: Bahan-bahan material bangunan, tenaga kerja, peralatan pendukung proyek, dan biaya/dana keuangan. Disini saya mengambil contoh proyek Hambalang yang terhenti yang mana merupakan Kawasan proyek Pusat Pendidikan, Pengembangan, dan Sekolah Olah Raga Nasional berlokasi di Hambalang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Adapun sebab-sebab terhentinya proyek Hambalang ini yang saya dapatkan dari beberapa sumber berita diantaranya karena adanya masalah biaya/dana keuangan akibat kasus korupsi. Berdasarkan berita Warta Kota (30 Mei 2012) memberikan informasi bahwa “pihak Kementrian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) selaku

pihak pengorder proyek kepada KSO, belum membayarkan sisa kontrak untuk tahun 2012 sebesar kurang lebih Rp 500 miliar.”, karena itu bangunan Hambalang yang sudah 49 persen terbangun akhirnya di runtuhkan. Dalam menjalankan sebuah proyek tak jauh dari kata “biaya”, tak ada biaya maka proyek pun tersendat. Karena kurang dan tak adanya biaya maka bahan material pun tak dapat dipenuhi, hal ini yang menyebabkan tersendatnya suatu proyek dan lambatnya jalan suatu proyek. Karena tidak adanya bahan material, maka para tenaga kerja pun tak mempunyai kerjaan. Hal ini lah yang sebenarnya merugikan si pemilik proyek karena pekerjaan menjadi lambat dan pembayaran kontrak pekerja semakin meningkat juga. Oleh karena itu, proyek ini dihentikan. Bukan hanya bahan material bangunan dan tenaga kerja yang terkena imbas dari tidak adanya biaya. Tetapi, pada peralatan juga terkena imbasnya, bagaimana peralatan dapat dipenuhi jika biaya penyewaannya saja tidak dapat dipenuhi. Sekarang proyek Hambalang sudah dihentikan dan diruntuhkan karena kondisi lingkungan bangunan yang sudah tidak mendukung dan bangunan yang sudah bertahun-tahun ditinggalkan, selain itu karena bangunan yang sudah terlalu lama terkena hujan, badai, longsor, dan pergeseran tanah yang membuat bangunan tersebut tidak kokoh lagi dan menjadi ambles. Dari pembahasan kali ini, yang saya dapat simpulkan bahwa menjalani sebuah proyek konstruksi diperlukan adanya kedisiplinan dan keseriusan dalam menjalaninya. Manajemen waktu, biaya dan kualitas adalah pedoman untuk menjalankan sebuah proyek, disamping itu perlu juga adanya rasa tanggung jawab dari semua pihak yang berperan dalam proyek konstruksi. Jika kita disiplin, serius dan komitmen maka akan mendapatkan hasil yang memuaskan.

Contoh kegagalan proyek konstruksi akibat salah satu faktor diatas : Robohnya Jembatan Penghubung Gedung Perpustakan Daerah DKI (November 2014) – Disebabkan faktor peralatan & faktor tenaga kerja (SDM)

Bangunan jembatan penghubung ini menghubungkan gedung Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi DKI Jakarta. Keruntuhan terjadi pada tanggal 3 November 2014.

Jembatan Penghubung runtuh Keruntuhan terjadi diakibatkan sistem perancah yang mengalami kegagalan. Scafolding yang digunakan merupakan scafolding besi dengan kondisi yang sudah tidak layak pakai:   

Kondisi scafolding banyak yang sudah keropos dan ada beberapa yang sudah bolong. Pemasangan scafolding tidak dilengkapi dengan bracing, sehingga scafolding tidak stabil. Adanya perlemahan scafolding yang tidak dihitung seperti adanya jalan akses untuk kendaraan dibawah struktur yang sedang dibangun.

Scafolding bengkok Demikian contoh beberapa kasus kegagalan struktur yang pernah terjadi di Indonesia. Sebenarnya masih ada beberapa contoh kasus lain akan tetapi belum sempat dibahas pada kesempatan kali ini. Penulis berharap deretan kasus yang terjadi dapat menjadi bahan pembelajaran bagi para engineer untuk dapat lebih cermat baik pada saat desain maupun saat pengawasan pekerjaan di lapangan. Sehingga deretan kasus kegagalan struktur diatas tidak bertambah panjang. Runtuhnya Jembatan Mahakam II, Tenggarong (November 2011) – Disebabkan faktor bahan & faktor tenaga kerja (SDM)

Jembatan yang merupakan tipe Gantung (Suspension Bridge) ini memiliki panjang total 710 m. Keruntuhan terjadi pada tanggal 26 November 2011 sekitar sepuluh tahun setelah diresmikan.

Jembatan Tenggarong Runtuh Identifikasi penyebab keruntuhan ini merupakan hasil investigasi yang dilakukan oleh tim LPPM UGM pada tanggal 27 November 2011 (sehari setelah kejadian). Berdasarkan fakta yang ditemukan di lapangan menunjukkan bahwa

jatuhnya truss jembatan beserta hangernya terjadi akibat kegagalan konstruksi pada alat sambung kabel penggantung vertikal (clamps and sadle) yang menghubungkan dengan kabel utama.

Clamps and Sadle Ada beberapa kemungkinan yang menyebabkan alat sambung ini mengalami kegagalan diantaranya: 











Kurang baiknya perawatan jembatan yang menyebabkan konstruksi alat penggantung kabel vertikal tidak berfungsi dengan baik dan tidak terdeteksi kemungkinan adanya kerusakan dini. Kelelahan (fatigue) pada bahan konstruksi alat penggantung kabel vertikal akibat kesalahan desain dalam pemilihan bahan atau sering terjadi kelebihan beban rencana (over load) yang mempercepat proses terjadinya degradasi kekuatan. Kualitas bahan konstruksi alat sambung kabel penggantung ke kabel utama yang tidak sesuai dengan spesifikasi dan standar perencanaan yang ditetapkan. Kesalahan prosedur dalam pelaksanaan perawatan konstruksi atau kesalahan dalam menyusun standar operasional dan perawatan konstruksi yang direncanakan. Kemungkinan terjadinya penyimpangan kaidah teknik sipil dalam perencanaan karena seharusnya konstruksi alat penyambung harusnya lebih kuat daripada kabel penggantung yang disambungkan dalam kabel utama. Kesalahan desain dalam menentukan jenis bahan/ material untuk alat penyambung kabel penggantung vertikal yang dibuat dari besi tuang/ cor (cas iron) atau kesalahan dalam menentukan jenis atau kapasitas kekuatan alat tersebut.

Related Documents


More Documents from ""