BERISI PERHITUNGAN-PERHITUNGAN DASAR FARMASI Perkiraan luas permukaan tubuh (m2) anak berdasarkan berat badan (kg). Berat badan (kg)
Luas permukaan tubuh(m2)
1-5
(0,05 x kg) + 0,05
6-10
(0,04 x kg) + 0,10
11-20
(0,03 x kg) + 0,20
21-40
(0,02 x kg) + 0,40
Tabel dari Drug Fact and Comparison 2007, Pocket edition
Konversi temperatur Fahrenheit ke Centigrade
: (°F - 32) x 5/9 = °C
Centigrade ke Fahrenheit
: (°C x 9/5) + 32 = °F
Centigrade ke Kelvin
: °C + 273 = °K
Ekivalensi ukuran berat 1 kilogram (kg)
= 1000 gram
1 gram (g)
= 1000 miligram
1 milligram (mg)
= 0.001 gram
1 microgram (mcg, µg)
= 0.001 milligram
1 nanogram (ng)
= 0.001 microgram
1 picogram (pg)
= 0.001 nanogram
1 femtogram (fg)
= 0.001 picogram
Ekivalensi ukuran volume 1 liter (L)
= 1000 mililiter
1 deciliter (dL)
= 100 mililiter
1 milliliter (mL)
= 0.001 liter
1 microliter (µL)
= 0.001 mililiter
1 nanoliter (nL)
= 0.001 microliter
1 picoliter (pL)
= 0.001 nanoliter
1 femtoliter (fL)
= 0.001 picoliter
Ekivalensi berat/volume 1 mg/dL
= 10 mcg/mL
1 mg/dL
= 1 mg%
1 ppm
= 1 mg/L
Ekivalensi konversi 1 gram (g)
= 15.43 grain
1 grain (gr)
= 64.8 miligram
1 ounce (oz)
= 28.35 gram
1 pound (lb)
= 453.6 gram
1 kilogram (kg)
= 2.2 pound
1 fluid ounce (fl oz)
= 29.57 mililiter
1 pint (pt)
= 473.2 milliliter
0.1 miligram
= 1/600 grain
0.5 miligram
= 1/120 grain
1 miligram
= 1/65 grain
Ekivalensi ukuran panjang 1 inch
= 2.54 cm
1 feet
= 30.48 cm
1 mile
= 1.6 km
Formula Klirens kreatinin
1. Formula untuk menetapakan klirens kreatinin pada pasien dengan fungsi ginjal stabil. Cockroft-Gault Formula Dewasa ( usia ≥ 18 tahun ) : Kl kr laki-laki
= (140 - Umur) x Berat / Krs x 72
Kl kr perempuan
= 0,85 x [(140 - Umur) x Berat / Krs x 72]
Catatan: Beberapa studi menyarankan bahwa nilai ketepatan prediksi formula ini untuk perempuan akan lebih baik tanpa dikoreksi faktor 0,85 Anak 1-18 tahun Kl kr = 0.48 x Tinggi x LPB / Krs x 1,73 Kl kr (klirens kreatinin) dalam mL/menit Krs (kreatinin serum) dalam mg/dL Umur dalam tahun Berat dalam Kg LPB (luas permukaan Badan) dalam M2 Tinggi dalam cm. 2. Formula untuk memperkirakan Klirens Kreatinin dengan pengumpulan urin Kl kr = U x V/ P x T U : konsentrasi kreatinin di sample urin V : volume urin yang diukur pada periode pengumpulan P : konsentrasi kreatinin pada titik tengah periode pengumpulan urin T : waktu pengumpulan urin dalam menit. U, V, P diukur dengan unit pengukuran yang sama Hasil U X V sama dengan produksi kreatinin selama periode pengumpulan urin. Pada steady state, seharusnya sebanding dengan 20-25 mg/kg per hari untuk laki-laki dengan berat badan ideal dan 15-20 mg/kg per hari untuk perempuan dengan berat badan ideal. Bila lebih rendah dari nilai tersebut , mungkin karena pengumpulan urin yang tidak adekuat dan Kl kr akan terprediksi lebih rendah.
Berat Badan Ideal (BBI) BBI adalah perkiraan berat terhadap tinggi tubuhnya untuk seseorang yang tidak gemuk (obes) Dewasa ( usia ≥ 18 tahun ) : BBI laki-laki
= 50 + (2,3 x tinggi dalam inci)
BBI perempuan
= 45.5 + (2.3 x tinggi dalam inci)
BBI dalam Kg.
Anak ( 1-18 tahun): Tinggi < 5 feet BBI = Tinggi 2 x 1,65 / 1000 Tinggi dalam cm Bila tinggi ≥ 5 feet BBI laki-laki
= 39 + (2.27 x tinggi dalam inci)
BBI perempuan
= 42.2 + (2.27 x tinggi dalam inci)
Dari: Chisholm-Burns MA, Wells BG., Schwinghammer TL, MalonePM., Kolesar JM., Rotschafer JC, DiPiro JT. 2008 Pharmacotherapy Principle & Practice., McGraw-Hill Medical, 1541-1543. (Ebook)
Perkiraan Dosis Anak 1. Dosis Anak Berdasarkan Berat badan a.
Rumus Augsberger
(1,5 x Berat dlm Kg + 10) % dosis dewasa b.
Rumus Clark
(Berat dalam pound/ 150) x dosis dewasa 2. Dosis Anak Berdasarkan Umur ( dalam satuan tahun) a.
Rumus Augsberger
(4 x umur + 20) % dosis dewasa b.
Rumus Bastedo
(Umur + 3/30) x dosis dewasa c.
Rumus Cowling
(Umur pada ulang tahun berikutnya /24) x dosis dewasa d.
Rumus Dilling
(Umur ≥ 8 th) x dosis dewasa e.
Rumus Young
(Umur ≤ 8 th) x dosis dewasa 3. Dosis Bayi Berdasarkan umur (dalam satuan bulan ) Rumus Fried (Umur/150) x dosis dewasa
Kelarutan No
Istilah Deskriptif
Bagian pelarut yang diperlukan untuk melarutkan 1 bagian zat
1
Sangat mudah larut
Kurang dari 1
2
Mudah larut (freely soluble)
1 - 10
3
Larut (soluble)
10 - 30
4
Agak sukar larut (slightly soluble)
30 - 100
5
Sukar larut (very slightly soluble)
100 - 1000
6
Sangat sukar larut (sparingly soluble)
1000 - 10.000
7
Praktis tidak larut/ tidak larut (practically insoluble)
lebih dari 10.000
DEFINISI OPERASIONAL MONOGRAFI OBAT 1 Nama Generik Adalah nama dasar sediaan farmasi yang sama dengan kandungan zat aktifnya dan bukan nama dagang (International Nonproprietary Name = INN) 2 Deskripsi a. Nama, Strukur Kimia dan Rumus Bangun : Menjelaskan nama, struktur kimia dan rumus bangun senyawa berkhasiat obat. b. Sifat Fisikokimia : Menjelaskan sifat fisikokimia senyawa berkhasiat obat. c. Keterangan lain yang dianggap perlu berhubungan dengan deskripsi obat (pH, osmolaritas dan osmolalitas). 3 Golongan Menjelaskan golongan senyawa berkhasiat obat sesuai dengan kelas terapinya 4 Nama Dagang Menjelaskan nama yang diberikan oleh industri farmasi pembuat sediaan farmasi dan tidak sama dengan nama kandungan zat aktifnya. 5 Indikasi Menjelaskan khasiat (efikasi) dan keamanan obat yang telah terbukti melalui uji klinis. 6 Perhatian pada penggunaan offlabel Menjelaskan tentang perhatian khusus yang perlu diberikan oleh apoteker berkaitan dengan penggunaan obat yang tidak sesuai dengan indikasi yang tepat. 7 Dosis, Cara, Frekuensi dan Lama Penggunaan a. Menjelaskan rekomendasi dosis dan cara penggunaan untuk semua bentuk sediaan, usia dan kondisi pasien b. Menjelaskan dosis awal, dosis pemeliharaan dan dosis maksimum c. Menjelaskan frekuensi , waktu dan lama penggunaan obat 8 Farmakologi Menjelaskan tentang mekanisme farmakokinetik dan farmakodinamik senyawa berkhasiat obat 9 Stabilitas dan Penyimpanan a. Menjelaskan tentang informasi stabilitas seperti pH, suhu, lembab dan cahaya b. Menjelaskan tentang persyaratan penyimpanan obat c. Menjelaskan tentang kompatibilitas (untuk injeksi)
10 Kontraindikasi Menjelaskan tentang larangan penggunaan untuk indikasi atau kondisi tertentu 11 Peringatan dan atau Perhatian a. Menjelaskan tentang perhatian khusus yang berhubungan dengan pemakaian obat yang efektif. b. Menjelaskan tentang efek obat yang tidak diharapkan yang serius dan berpotensi untuk mengakibatkan bahaya bagi keselamatan pasien, termasuk tindakan yang harus diambil jika terjadi sesuatu. c. Menjelaskan pengaruh obat terhadap kehamilan, ibu menyusui, anak-anak, gangguan ginjal, gangguan hati dan lansia 12 Reaksi Obat yang Tidak Dikehendaki (ROTD) Menjelaskan tentang efek yang tidak dikehendaki dari penggunaan suatu obat , yang merupakan bagian atau bukan dari mekanisme kerja obat secara farmakologi maupun imunologi termasuk efek samping obat. 13 Interaksi Obat a. Menjelaskan tentang interaksi antara obat - obat, obat - makanan yang dapat menimbulkan pengaruh yang berarti secara klinik. b. Menjelaskan tentang pengaruh obat terhadap hasil pemeriksaan laboratorium, perubahan hasil pemeriksaan laboratorium menggambarkan efek patologi dari obat (seperti penggunaan aminoglikosida akan meningkatkan serum kreatinin) 14 Monitoring Pasien Menjelaskan tentang parameter monitoring proses dan outcome(s) penggunaan obat seperti hasil pemeriksaan laboratorium dan kondisi klinis pasien (tanda-tanda vital dan hasil pemeriksaan fisik) 15 Bentuk dan Kekuatan Sediaan Menjelaskan macam-macam bentuk sediaan dan kekuatan sediaan yang tersedia 16 Daftar Pustaka Merupakan sumber informasi terkini dan akurat yang digunakan sebagai acuan dalam software PIO ini.
Istilah-istilah Asing atau Singkatan No
Istilah/Singkatan
Keterangan
1
ARV
Antiretroviral : Senyawa berkhasiat obat yang menghambat reproduksi retrovirus (Mis. HIV).
2
Abdomen
Perut
3
Akathisia
Keadaan yang ditandai oleh kegelisahan motorik, mulai dari rasa gelisah sampai ketidakmampuan untuk berbaring atau duduk dengan baik atau tidur, seperti yang tampak pada reaksi toksik dari fenotiazin
4
Akromegali
Pembesaran abnormal tulang ekstremitas yang disebabkan oleh hipersekresi hormon pertumbuhan dari hipofisis setelah dewasa.
5
Alzeimer
Merupakan kondisi progresif dimana sel saraf otak mengalami degenerasi dan otak mengalami pengerutan dan pada umumnya menyebabkan demensia (pikun)
6
Amenorrhea (Amenore)
Tidak ada atau terhentinya haid secara abnormal; primer : tidak terjadinya haid pada pubertas; sekunder : berhentinya haid setelah pernah ada pada pubertas.
7
Anafilaksis
Syok anafilaksis; manifestasi dan hipersensitivitas tipe cepat pada individu yang peka terpajan (terpapar) suatu antigen spesifik atau hapten yang mengakibatkan gangguan pernapasan yang mengancam jiwa, biasanya diikuti dengan kolaps vaskular, syok dan disertai dengan urtikaria, pruritus, dan angioedema.
8
Anestesi
1. Kehilangan sensasi oleh kerusakan saraf atau reseptor 2. Kehilangan kemampuan untuk merasakan sakit, disebabkan oleh pemberian obat atau intervensi medis lainnya."
9
Anorexia
Tidak ada atau hilangnya selera nafsu makan
10
Antiemetik
Senyawa berkhasiat yang mencegah atau meringankan mual dan muntah.
11
Antineoplastik
Senyawa yang menghambat atau mencegah perkembangan neoplasma; memeriksa pematangan dan proliferasi sel-sel ganas;
12
Anxiety Disorder
Gangguan berupa kegelisahan
13
Apendisitis
Peradangan apendix vermiformis.
14
Apnea
Penghentian pernafasan.
15
Arteriosklerosis
Sekelompok penyakit khas yang ditandai dengan penebalan dan hilangnya elastisitas dinding arteri, terdiri dari tiga bentuk : aterosklerosis, arteriosklerosis dan Monckeberg.
16
Arthralgia
Nyeri sendi
17
Asidosis Laktat
Penurunan pH darah sebagai akibat dari peningkatan kadar asam laktat.
18
Bigemini
Terdapatnya dua denyut pada nadi dalam penghentian cepat sebagai salah satu tanda serangan jantung
19
Bioavailabilitas
Kadar obat yang mencapai sirkulasi sistemik.
20
Bradikardia
Perlambatan denyut jantung, seperti yang tampak pada kecepatan denyut nadi kurang dari 60.
21
Bronkospasme
Kontraksi spasmodik otot polos bronki, seperti yang terjadi pada asma.
22
CBC
Complete Blood Count (hitung darah lengkap)
23
Cellulitis
Peradangan jaringan lunak atau jaringan penghubung, dengan suatu eksudat encer, menyebar ke jaringan sekitarnya dan dapat menyebabkan luka dan bernanah.
24
Cholangitis
Peradangan pada duktus biliaris.
25
Clearance
Volume plasma yang dibersihkan per satuan waktu.
26
Cushingoid
Keadaan sebagai akibat hiperadrenokortikisme yang disebabkan neoplasma korteks adrenal atau lobus anterior hipofisis, atau akibat asupan glukokortikoid untuk tujuan terapi. Gejala ini dapat meliputi adipositas pada wajah, leher, dan badan, kifosis yang disebabkan oleh pelunakan tulang belakang, amenore, hipertrikosis (pada wanita), impotensi (pada laki - laki), corak kulit kehitaman dengan tanda ungu, hipertensi, polisitemia, nyeri pada abdomen dan punggung, serta kelemahan otot.
27
Defisit kognitif
Menurunnya daya ingat
28
Delirium
Gangguan mental yang berlangsung singkat biasanya mencerminkan keadaan toksik, yang ditandai oleh ilusi, halusinasi, delusi, kegirangan, kurang istirahat, dan inkoheren
29
Demensia
Lihat alzeimer
30
Demineralisasi
Pengeluaran mineral atau garam anorganik yang berlebihan dari
jaringan tubuh 31
Depresi
Dalam psikiatri, suatu kesedihan yang tidak wajar, dejeksi, atau melankoli.
32
Desquamation
Pelepasan elemen epitel, terutama kulit, dalam bentuk sisik atau lembaran halus
33
Diaphoresis
Berkeringat, terutama keringat yang banyak.
34
Diplopia
Persepsi adanya dua bayangan dari satu objek
35
Dispnea
Pernafasan yang sukar atau sesak.
36
Dyslexia
Ketidakmampuan untuk membaca, mengeja, atau membaca kata, walaupun mampu melihat dan mengenali huruf
37
Edematosa
Pengumpulan cairan secara abnormal dalam ruang jaringan interselular tubuh.
38
Efek Inotropik
Efek yang mempengaruhi daya kontraksi otot
39
Efek Kronotropik
Gangguan terhadap keteraturan dari gerak periodik, seperti denyut jantung.
40
Efikasi
Kemampuan obat untuk menghasilkan efek terapeutik yang diinginkan.
41
Efusi
Keluarnya cairan ke dalam bagian tubuh berupa eksudasi atau transudasi.
42
Eksantema
Penyakit virus akut, ringan, pada anak - anak dengan demam kontinu atau remiten yang berlangsung selama kira - kira 3 hari, demam turun melalui krisis dan diikuti oleh ruam pada badan, disebabkan oleh herpes virus manusia
43
Emboli pulmonal
Bekuan darah atau sumbatan lain, pada paru yang terbawa oleh darah dari satu pembuluh darah dan terdesak ke dalam pembuluh yang lebih kecil, sehingga menyumbat sirkulasi darah.
44
Enuresis
Buang air kecil yang tidak terasa; istilah ini sering digunakan khusus untuk mengompol waktu tidur di malam hari.
45
Eosinofilia
Peningkatan kadar eosinofil dalam darah secara abnormal.
46
Epidermalnekrolisis
Pemisahan atau eksfoliasi jaringan nekrotik pada epidermal.
47
Epidermolisis
Keadaan terurainya epidermis dengan pembentukan lepuh dan bula, yang terjadi baik secara spontan maupun pada tempat trauma.
48
Epistaksis
Perdarahan dari hidung biasanya akibat pecahnya pembuluh darah kecil yang terletak di bagian anterior septum nasal kartilaginosa.
49
EPS (Extra Pyramidal Symptoms)
Perwujudan efek obat yang tidak dikehendaki seperti akatisia,distonia, pseudoparkinsonism dan tardive. Efek yang tidak dikehendaki terjadi secara akut atau tertunda atau keduanya.
50
Eritema Multiform
Kemerahan pada kulit yang dihasilkan oleh kongesti pembuluh kapiler secara polimorfik
51
Euphoria
Rasa gembira yang abnormal atau berlebihan.
52
Fanconi syndrome
1. kelainan herediter langka, yang diturunkan secara resesif autosom, ditandai dengan pansitopenia, hipoplasia sumsum tulang, dan perubahan warna kulit bercak-bercak cokelat akibat deposisi melanin, serta berkaitan dengan anomali kongenital multipel sistem muskuloskeleton dan genitourinaria 2. istilah umum untuk sekelompok penyakit yang ditandai dengan disfungsi tubuli renalis proksimal, disertai hiperaminoasiduria generalisata, glikosuria renal, hiperfosfaturia, serta kehilangan bikarbonat dan air; penyebab yang paling umum adalah sistinosis, tetapi juga dihubungkan dengan penyakit genetik lain serta terjadi dalam bentuk idiopatik dan didapat"
53
Flebitis
Radang pembuluh vena.
54
Furunculosis
Penimbunan furunkel berturut-turut yang menetap sepanjang periode beberapa minggu atau bulan;
55
Galaktorrhea
Mengalirnya air susu dari payudara secara berlebihan atau spontan diantara waktu menyusui atau setelah anak disapih; sekresi air susu secara terus - menerus (persisten)
56
Gastroenteritis
Peradangan lambung dan usus
57
Gestasi
Gestation : Periode perkembangan dari saat pembuahan ovum sampai lahir.
58
Gynecomastia
Perkembangan kelenjar susu laki-laki yang berlebihan, bahkan sampai tingkat fungsional
59
Halusinasi
Persepsi sensorik (penglihatan, sentuh, pendengaran, penciuman, atau pengecap) tanpa rangsangan luar
60
HBV
Hepatitis B Virus
61
Hemodialisis
Pembuangan elemen-elemen tertentu dari darah melalui membran dialisis ketika disirkulasikan di luar tubuh (cuci darah).
62
Hemoperitoneum
Efusi darah dalam peritonium.
63
Hepatomegali
Pembesaran Hati
64
HGPRT
Hypoxanthine Guonine Phosphoribosyl Transferase
65
Hiperavitaminosis A
Kekurangan vitamin A yang berlebihan
66
Hiperemesis gravidarum
Muntah yang hebat pada kehamilan
67
Hiperkinesia
Peningkatan abnormal fungsi atau aktivitas motor, baik neurogenik maupun sikogenik.
68
Hiperprolaktinemia
Peningkatan kadar prolaktin dalam cairan tubuh
69
Hipersensitivitas
Keadaan perubahan reaktivitas dimana tubuh bereaksi dengan respon imun secara berlebihan terhadap senyawa asing (alergi)
70
Hipertensi
Tekanan darah arterial yang tetap tinggi; dapat tidak memiliki sebab yang diketahui (esential, idiopatik, atau primary) atau berkaitan dengan penyakit lain (secondary)
71
Hipokalsemia
Penurunan kalsium darah di bawah normal, ditandai dengan refleks tendon dalam yang hiperaktif, tanda Chvostek (spasme pada otot wajah), kejang otot dan perut, serta spasme karpopedal
72
Hipoksia
Penurunan pemasukan oksigen ke jaringan sampai dibawah tingkat fisiologis meskipun perfusi jaringan oleh darah memadai
73
Hipoparatiroidism
Keadaan yang sangat dipengaruhi oleh pengurangan fungsi atau pengangkatan kelenjar paratiroid, disertai hipokalsemia, yang dapat menimbulkan tetani, hiperfosfatemia, yang menurunkan resolusi tulang dan gejala lainnya
74
Hipotensi
Tekanan darah yang rendah secara abnormal.
75
Hipoventilasi
Penurunan jumlah udara yang memasuki alveoli paru-paru.
76
Hipovolemia
Penurunan abnormal volume cairan sirkulasi (plasma) dalam tubuh.
77
HIV
Human Immunodeficiency Virus
78
HUS
Hemolytic Uremic Syndrome
79
Hyperkeratosis
1. hipertrofi lapisan bertanduk pada kulit, atau setiap penyakit yang ditandai olehnya 2. hipertrofi kornea mata"
80
Hypokinensia
Penurunan aktivitas atau fungsi motorik secara abnormal
81
Ileus
Obstruksi usus.
82
Ileus paralitik
Ileus adynamic. Ileus akibat penghambatan motilitas usus
83
Immunocompromised
Respons imun yang diperlemah sebagai akibat pemberian obat imunosupresif, radiasi, malnutrisi, dan proses penyakit tertentu (misalnya kanker, )
84
Impetigo
Infeksi streptokokus atau stafilokokus pada kulit yang ditandai oleh vesikel atau bula yang menjadi pustula, rapuh, dan membentuk keropeng kuning
85
Infeksi Indolen
Infeksi yang menimbulkan sedikit nyeri, tumbuh lambat
86
Infeksi Oportunistik
Infeksi bawaan oleh suatu organisme yang biasanya tidak menyebabkan penyakit dan menjadi patogenik dalam kondisi tertentu.
87
Insomnia
Tidak dapat tidur, keadaan terjaga yang abnormal
88
Jaundice
Ikterus; warna kekuningan pada kulit, sklera, membran mukosa, dan ekskresi akibat hiperbilirubinemia dan pengendapan pigmen empedu.
89
Kolestatik
Penghentian atau supresi dari aliran empedu, dengan penyebab intrahepatik ataupun ekstrahepatik.
90
Konstipasi
Pengeluaran feses yang jarang atau sulit.
91
Leukopenia
Berkurangnya jumlah leukosit di dalam darah secara abnormal.
92
Malabsorpsi
Absorpsi usus terhadap zat gizi yang terganggu
93
Mastitis
Peradangan dari kelenjar payudara
94
Meningitis
Peradangan pada selaput otak.
95
Miopati
Penyakit yang berkaitan dengan otot
96
Miositis
Radang otot volunter
97
Moniliasis
Nama lain Candidiasis
98
Myalgia
Nyeri otot
99
Myoclonus kortikal
Kontraksi otot atau sekelompok otot (syok)
100 Necrotizing vasculitis
Setiap kelompok kelainan yang ditandai dengan radang dan nekrosis dinding pembuluh darah
101 Nefrotoksisitas
Destruktif terhadap sel ginjal
102 Nekrolisis
Pemisahan atau eksfoliasi jaringan nekrotik
103 Nekrolisis epidermal toksik
Hilangnya jaringan kulit yang luas, sehingga meninggalkan daerah kulit yang kasar
104 Neonatus
Bayi yang baru lahir.
105 Nervus vagus
Saraf yang berasal dari sejumlah radiks kecil di sisi lateral medula oblongata dalam alur di antara oliva dan pedunkulus serebelaris inferior
106 Neuritis
Radang saraf
107 Neuroblastoma
Sarkoma yang berasal dari system saraf, terutama terdiri dari neuroblas serta terutama menyerang bayi dan anak-anak kecil, biasanya berawal dari system saraf otonom (simpatokoblastoma) atau dalam medulla adrenal.
108 Neuromuskular
Berhubungan dengan otot dan saraf atau hubungan diantara keduanya
109 Neurotoksisitas
Efek destruktif atau beracun terhadap jaringan saraf
110 Nystagmus
Gerak cepat bola mata involunter (horizontal, vertikal, berputar, atau campuran dari dua variasi)
111 Obesitas
Peningkatan berat badan melebihi batas kebutuhan rangka dan fisik, sebagai akibat akumulasi lemak berlebihan dalam tubuh.
112 Obsessive Convulsive Disorder
Gangguan yang ditandai dengan kompulsi untuk melakukan tingkah laku tertentu secara berulang - ulang atau menjalankan ritual tertentu
113 Osteomalasia
Mineralisasi osteoid yang inadekuat atau terlambat pada tulang kortikal dewasa dan spongiosa
114 Otolisis
1. perusakan spontan jaringan-jaringan atau sel-sel oleh enzim autolog, seperti yang terjadi setelah kematian dan pada beberapa keadaan patologis 2. perusakan sel-sel tubuh oleh serumnya sendiri."
115 Pansitopenia
Depresi semua elemen sel darah secara abnormal
116 Papilledema
Edema diskus optikus
117 Phenylketonuria (PKU)
Kelainan metabolisme sejak lahir yang ditandai dengan ketidakmampuan mengubah fenilalanin menjadi tirosin, sehingga menyebabkan akumulasi fenilalanin dan hasil metaboliknya di dalam cairan tubuh.
118 Pneumonia
Radang paru-paru disertai eksudasi dan konsolidasi
119 Post Traumatic Stress Disorder
Gangguan paska trauma
120 Premedikasi
Pengobatan pendahuluan
121 Prodrug
Senyawa yang dalam pemberiannya harus mengalami perubahan kimiawi terlebih dahulu melalui proses metabolisme sebelum menjadi senyawa aktif.
122 Pruritus
Gatal/ Alergi pada kulit
123 Psoriasis
Dermatosis yang kronis, herediter, dan kambuhan ditandai dengan diskret berupa makula, papula, atau plak berwarna merah terang yang ditutupi oleh skuama keperakan
124 Pustular
Lesi kulit yang kecil, menonjol, berbatas, dan mengandung nanah
125 Radioterapi
Pengobatan penyakit dengan menggunakan radiasi.
126 Recrusendence
Munculnya kembali gejala-gejala setelah mereda sementara
127 Resusitasi (Resuscitation) Upaya pemulihan kehidupan pada seseorang. 128 Retinoblastoma
Blastoma congenital ganas, dapat herediter atau sporadic, terdiri dari sel-sel tumor yang tumbuh dari retinoblastoma.
129 Rhabdomiolisis
Putusnya serat otot lurik yang disertai pengeluaran mioglobin di urin
130 Sarcoma Botryoides
Rabdomiosarkoma embrional yang timbul pada jaringan submukosa, biasanya pada vagina bagian atas, serviks uteri, atau leher kandung kemih pada anak kecil atau bayi, tampak sebagai struktur polipoid seperti anggur.
131 Seizure
Episode tunggal epilepsi , sering diberi nama menurut gambaran tipenya.
132 Sepsis
Adanya mikroorganisme patogen atau toksinnya di dalam darah atau jaringan lain.
133 Sindrom SIADH (Secretion of antidiuretic hormone)
Hiponatremia persisten, kenaikan osmolalitas urin yang tidak sesuai, dan tidak adanya stimulus yang dapat dilihat untuk pelepasan ADH.
134 Sindrom Steatosis Hepatik
Sindrom degenerasi lemak hati
135 Sinkop
Pingsan, hilangnya kesadaran sementara waktu yang disebabkan oleh iskemia serebral umum
136 Sirosis
Peradangan interstisial suatu organ, terutama hati
137 Somnolent (Somnolence)
Perasaan mengantuk yang tidak normal
138 Stenosis pirolik
Penyumbatan pada pilori lambung.
139 Steven Johnson Sydrome
Sindroma eritema multiforme yang bisa berakibat fatal ditandai dengan lesi mukokutan yang berat. Sindroma ini dapat juga menyebabkan gangguan pada paru-paru, gastrointestinal, jantung dan ginjal.
140 Superinfeksi
Infeksi baru yang menyulitkan jalannya terapi antimikroba dari proses infeksi yang ada, akibat invasi bakteri atau jamur yang resisten terhadap obat-obatan yang sedang digunakan.
141 Tinea corporis
Infeksi jamur kulit glabrosa, biasanya disebabkan oleh spesies Trichophyton dan Microsporum
142 Tinea cruris
Infeksi jamur yang menyerang lipat paha, perineum, dan regio perianal serta kadang-kadang menyebar ke daerah sekitarnya; infeksi ini paling sering menyertai tinea pedis, sehingga organisme penyebabnya adalah sama untuk kedua infeksi
143 Tinea pedis
Athlete's foot; infeksi jamur kulit superfisial kronis pada kaki, khususnya di antara jari kaki dan telapak kaki, disebabkan oleh spesies Trichophyton atau Epidermophyton floccosum.
144 Tinea versicolor
Gangguan yang kronis, tanpa peradangan, dan biasanya tanpa gejala yang hanya ditandai dengan terdapatnya bercak makular multipel; biasanya terlihat pada daerah tropis dan disebabkan oleh Malassezia furfur.
145 TMTP
Thiopurine Menthyl Transferase
146 Tourette's Syndrome (TICS)
Gilles de la Tourette's s. Townes' s. : kelainan yang diturunkan berupa anomali aurikular, defek pada anus, anomali tungkai dan jarijari, serta defisiensi ginjal, kadang-kadang juga meliputi penyakit jantung, ketulian, atau ovarium kistik.
147 Tromboplebitis
radang vena yang berhubungan dengan pembentukan trombus.
148 Trombositopenia
Menurunnya jumlah trombosit dalam sirkulasi darah.
149 Tumor Testicular
Tumor pada testis.
150 Tumor Wilms
Tumor ginjal campuran ganas yang tumbuh dengan cepat, terbentuk dari unsur embrional. BIasanya mengenai anak-anak sebelum usia
lima tahun. 151 Urtikaria
Reaksi vascular lapisan dermis bagian atas yang ditandai dengan gambaran sementara bercak (bentol) yang agak menonjol yang lebih merah atau lebih pucat daripada kulit sekitarnya dan sering disertai dengan gatal yang hebat.
152 Vasculitis
Radang pembuluh
153 Vertigo
Perasaan berputar atau bergerak pada diri seseorang (subyektif) atau terhadap benda-benda yang berada di sekitarnya (obyektif) pada setiap bidang; kadang-kadang digunakan secara keliru untuk mengartikan semua bentuk pusing
154 Xerophtalmia
Kekeringan dan penebalan konjungtiva dan kornea akibat defisiensi vitamin A
155 Xerostomia
Kekeringan mulut akibat disfungsi kelenjar saliva