SERBA-SERBI SHALAT BERJAMAAH
[email protected]
Shalat berjamaah dengan makmum di atas gerbong kereta atau bus ini hanya diperbolehkan dalam keadaan situasi dan kondisi tertentu saja. Yaitu apabila masjid sudah penuh begitu pula areal di sekeliling masjid, sedangkan makmum sangat banyak. Photo seperti ini biasa terjadi di sekitar Masjidil Haram di Makkah.
Cara duduk imam ini benar dan memang ada dalam sunnah Rasul, tapi tidak kita rekomendasikan. Berdoa bersama tidak ada dalam hadis tentang shalat berjamaah. Kecuali itu merupakan ijtihad ulama. Sehingga kita perlu mencari dalil hadis daripada kita terjerumus ke dalam perkara bid’ah yang berdosa.
Dalam jamaah, para ulama berpendapat tentang beberapa keutamaan. Salah satunya adalah keutamaan pahala shalat berjamaah di dalam masjid tentu saja berbeda dengan pahala yang dilakukan di luar masjid atau lapangan terbuka. Maksud keutamaan adalah perkalian atau kelipatan jumlah pahala yang didapat.
Anak-anak memang harus diajarkan tentang kewajiban shalat berjamaah yang dianggap sebagai Fardhu Ain, artinya kewajiban terhadap setiap orang yang sudah baligh. Dalam keadaan situasi dan kondisi tertentu diperbolehkan untuk membuat banyak shaf, dan tentu saja keadaan darurat itu tidak boleh setiap hari.
Dalam keadaan situasi dan kondisi tertentu, shalat berjamaah seperti ini diperbolehkan dan dianggap sah meskipun para makmumnya tidak dapat merapatkan shaf-shaf mereka. Tapi tentu saja keadaan seperti dalam gambar ini tidak boleh setiap saat dilakukan. Jika masih ada lapangan yang luas dan datar serta rata, maka shalat di atas tangga tentu saja ditolak. Maha Suci ALLAH Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Sujud tidak sempurna
Demi kesempurnaan shalat dan supaya shalat itu dapat diterima pleh ALLAH maka hendaknya kita menyempurnakan pula setiap gerakan zahir shalat. Karena kita tidak pernah tahu rahasia-rahasia shalat. Mungkin saja gerakan yang salah menyebabkan shalat kita tidak sah dan tidak diterima.
Bersedekap di perut
Ketika shalat di lapangan terbuka atau di atas tanah/aspal kita boleh shalat memakai sepatu (khuf) selama ia tidak kena najis, namun tetap harus merapatkan shaf dengan menempelkan ujung sepatu dengan makmum lainnya. Jika makmum lain tidak memakai sepatu, maka lepas saja sepatu.
Sutrah
Dalam shalat sendirian maupun berjamaah kita wajib menghadap atau dihalangi oleh pembatas berupa dinding/tabir/tirai (sutrah) atau apapun yang berfungsi untuk menghalangi orang-orang berjalan lewat di depan kita yang sedang shalat. Karena dosa lewat di hadapan orang yang shalat adalah sangat besar.
SHAF TIDAK RAPAT
Shalat berjamaah ini salah karena makmumnya tidak merapatkan shaf. Imam yang benar harus mengatur makmumnya agar merapatkan shaf karena rapatnya shaf adalah kesempurnaan shalat dan sunnah Rasulullah yang harus diikuti oleh kita sebagai penganut AhlusSunnah wal Jamaah.
Imam disebelah sini
Shalat dengan terpisah ada jarak antara makmun dan imam adalah benar dan sah. Karena hal semacam ini pernah terjadi dimana Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam shalat di dalam kamar rumah dan para sahabat bermakmum di luar rumah. Namun shalat melalui televisi tidak termasuk dalam syarat ini.
Merapatkan shaf adalah kesempurnaan shalat. Dan perkara yang wajib untuk dilaksanakan dalam shalat berjamaah. Pada kondisi di dalam pesawat terbang dimana ruangan sangat sempit, maka Imam dan Makmum boleh saling berhimpitan meskipun jumlah makmum lebih dari satu orang. Pada saat safar (bepergian) dan jarak menuju bandara masih jauh dan kita takut kehabisan waktu shalat, maka boleh saja shalat sambil duduk di atas kursi, namun kita tidak dapat pahala jamaah. Sehingga jika dilakukan dengan shalat berjamaah meskipun dengan ruangan yang sempit tentu saja pahala jamaah yang didapat akan berlipat ganda.
~ wallahu ‘alam ~ hanya ALLAH Yang Maha Mengetahui
File-file yang berhubungan: • Kewajiban untuk shalat dengan Sutrah • Tata Cara Shalat – Bacaan dan Gerakan • Tata Cara Shalat Berjamaah • Zikir Sesudah Shalat • Pelaksanaan Shalat Jum’at • Shalat-shalat Sunat Berjamaah
© diedarkan dan dipertanggungjawabkan dalam milis:
Public Unmoderated:
[email protected] [email protected]