PENDEKATAN DALAM PEMBELAJARAN ILMU TAUHID
D I S U S U N OLEH: NAMA:
NIM:
Irma Yani
1720300072
Meriyani Harahap
1720300023
Rabiatul Hadawiyah
1720300053
DOSEN PENGAMPU: RAHMAT LUBIS, M.Pd.I
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTUTUT AGAMA ISLAM NEGERI PADANGSIDIMPUAN T.A. 2018/2019
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ...................................................................... ..i DAFTAR ISI ..................................................................................... . ii BAB I: PENDAHULUAN A. Latar Belakang ......................................................................... 1 B. Rumusan Masalah .................................................................... 1 C. Tujuan ....................................................................................... 1
BAB II: PEMBAHASAN A. Pengertian pendekatan dalam pembelajaran ............................ 2 B. Macam macam pendekatan dalam pembelajaran ...................... 3 1. Pendekatan teologis ............................................................... 3 2. pendekatan filosofis .............................................................. 5 3. pendekatan teoristik .............................................................. 6 4. pendekatan kontekstual ......................................................... 6 C. Mamfaat mempelajari ilmu tauhid ............................................. 9 BAB III: PENUTUP A. Kesimpulan ............................................................................ 11 B. Saran ...................................................................................... .11 DAFTAR PUSTAKA ....................................................................... 12
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan pada Allah swt. atas petunjuk dan rahmat-Nya seta sholawat salam kepada Nabi Muhammad SAW sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah
yang
berjudul
“PENDEKATAN
DALAM
PEMBELAJARAN ILMU TAUHID”. Penyajian intisari dari makalah ini berupa tentang pengertian pendekatan pembelajaran dalam ilmu tauhid serta macam-macamnya. Makalah ini bertujuan untuk membantu mahasiswa memahami materi tentang pendekatan pembelajaran dalam ilmu tauhid. Penulis berharap makalah ini dapat memberikan sumbangan bagi proses pembelajaran ilmu tauhid. Dalam penulisan ini penulis menyadari banyak kesalahan, maka kritikan dan saran sangat penulis harapkan.
Padangsidimpuan , 13 november 2018
penulis
ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Kedudukan ilmu tauhid dalam ajaran Islam adalah paling sentral dan paling esensial. Yang dimana ilmu tauhid ini mengajarkan keimanan seseorang kepada Allah SWT. Iman yang benar akan mengesahkan segala amal ibadah serta perbuatan manusia. Untuk itu pada pembahasan makalah ini akan sedikit kami paparkan mengenai pendekatan dalam pembelajaran ilmu tauhid. Dimana pendekatan dalam mempelajari ilmu tauhid ini akan berguna bagi bagi proses pembelajaran ilmu tauhid.
B. Rumusan Masalah 1. Apa yang dimaksud dengan pendekatan pembelajaran ilmu tauhid? 2. Apa saja macam-macam pendekatan ilmu tauhid? 3. apa mamfaat dalam mempelajari ilmu tauhid? C. Tujuan Disusunnya makalah ini adalah untuk memberikan pemahaman kepada mahasiswa tentang pengertian pendekatan dalam pembelajaran ilmu tauhid serta macam-macam pendekatannya dan tujuan pendekatan pembelajaran ilmu tauhid.
1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Ilmu Tauhid dan Pendekatan Pembelajaran Ilmu Tauhid Dari segi bahasa ”mentauhidkan” sesuatu yang berarti menjadikan sesuatu itu Esa. Dari segi syari’ tauhid ialah mengEsakan Allah dalam perkara-perkara yang Allah tetapkan melalui Nabi-Nya yaitu dari segi rububiyah, uluhiyah, dan asma wa wassifat. Bukan sesuatu yang tersembunyi bagi mereka yang memiliki sedikit saja perhatian mengenai ilmu aqidah akan pentingnya tauhid uluhiyah yaitu tauhid ibadah. Dan ibadah merupakan puncak keridhoan dan kecintaan Allah karenanya diciptakan surga dan neraka, ditegakkan jihad antara orang-orang beriman dan kafir, diturunkan kitab-kitab suci dan para rasul. Tauhid dalam pembagiannya mempunyai beberapa peringkat yaitu: 1. Tauhid dalam zat Allah, maksudnya adalah Allah itu Esa, tidak ada yang mampu menyamai-Nya dalam hal apapun. 2. Tauhid dalam penciptaan, maksudnya Allah adalah pencipta sebenarnya, dana tidak ada makhluk yang bertindak sendiri tanpa adanya pengaruh dari allah. 3. Tauhid dalam hal rububiyah dan pentakbiran, yaitu bahwa alam semesta ini diatur oleh mudabbir (pengelola) yang Esa yaitu Allah swt. 4. Tauhid dalam penetapan hukum dan perundang-undangan, yakni dimana hanya Allah yang berhak menetapkan hukum. 5. Tauhid dalam ketaatan, maksudnya tidak satupun yang wajib ditaati dan diikuti perintahnya kecuali allah semata. 6. Tauhid dalam hal kekuasaan pemerintahan, yaitu pengaturan dan kekuasaan pemerintah harus sesuai dengan izin Allah.
7. Tauhid dalam ibadah, yaitu ibadah ditujukan hanya Allah semata.1 Tauhid merupakan konsep islam yang mempercayai bahwa tuhan itu hanya satu. Tidak ada tempat bersandar, berlindung dan beharap kecuali hanya kepada-Nya. Tidak ada yang menghidupkan dan mematikan dan tidak ada yang memberi dan menolak melainkan Allah. Konsep ini melahirkan konsep tawakkal, dimana selepas kita berusaha tetap kita membutuhkan Allah. Tauhid adalah pembebasan terhadap penyembahan kepada semua yang bukan kepada Allah dan penerimaan dengan hati serta hanya kepada Allah. Pendekatan pembelajaran ialah cara pandang atau paradigma yang terdapat pada suatu bidang ilmu yang selanjutnya digunakan dalam memahami pelajaran. Dalam hubungan ini Jamaluddin Rakhmat mengatakan bahwa agama dapat diteliti dengan menggunakan
berbagai
paradigma
yang
mempunyai
nilai
kebenaran. Berbagai pendekatan manusia dalam memahami agama dapat melalui pendekatan pembelajaran. Dengan pendekatan ini kita dapat memahami kandungan serta cara belajar. Pendekatan pembelajaran dalam ilmu tauhid itu mengajarkan bagaimana cara pandang manusia dalam mempelajari ilmu tauhid. Dimana ilmu tauhid mempengaruhi iman manusia pada Allah.
B. Macam-macam pendekatan Dalam pembelajaran ilmu tauhid dapat digunakan beberapa pendekatan sebagai berikut:
1. Pendekatan Teologis (Naqli)
1
Samudi Khalim, Tauhid Benteng Moral Umat Beriman (Semarang: Robar Bersama, 2011) hal.70.
Naqli menurut bahasa adalah dari ( ) نَقَلَة الحديثnaqalah alhadist yakni mengambil sesuatu dari satu tempat ketempat lain, dan yakni yang menulis hadist-hadist dan menyalinkannya dan menyadarkannya kepada sumber-sumbernya. Dikatakan pada dalil-dalil dari Al-Quran dan Hadist: dalil naqli. Oleh karena itu naqli secara istilah identik dengan dalildalil yang diambil dari kitab Allah yang Maha Mulia dan dari sunnah yang suci atau dalil-dalil yang diriwayatkan kepada kita oleh naqalah al-hadist dan perawi-perawi. Namun ketika naqli ketika dihubungkan dengan ilmu tafsir maka disebut bi al-mat’sur, yaitu penafsiran al-Qur’an, yaitu penafsiran yang didasarkan kepada riwayat-riwayat yang shahih atau cara penafsiran dengan as-sunnah yang diterima dari para sahabat atau para tabi’in (orang islam yang hidup setelah para sahabat nabi atau murid sahabat nabi).2
Pendekatan teologis adalah pendekatan yang menekankan bentuk formal sibol-simbol keagamaan, mengklaim sebagai agama yang paling benar. Pendekatan teologis dalam memahami ilmu tauhid secara harfiah dapat diartikan sebagai upaya agama dengan menggunakan kerangka ilmu ketuhanan yang bertolak dari suatu keyakinan bahwa wujud empiris dari keagamaan dianggap sebagai yang paling benar dibandingkan dengan yang lainnya. Pendekatan
teologis
dalam
memahami
ilmu
tauhid
menggunakan cara berfikir deduktif yang berawal dari keyakinan dan yang diyakini benar dan mutlak adanya, karna ajaran yang berasal dari Allah sudah pasti benar sehingga tidak perlu dipertanyakan lagi.
2
Omar Muhammad, Filsafah Pendidikan Islam (Jakarta: Balai Pustaka, 1979) hal.25.
Pendekatan naqli juga dikenal juga dikenal dengan pendekatan bayani. Mengandung empat pengertian, yakni pemisahan,
keterpisahan,
jelas
dan
penjelasan.
Tujuan
pendekatan bayani adalah memahami atau menganalisis teks guna menemukan atau mendapatkan makna yang dikandung dalam lafadz.
2. Pendekatan Filosofis (Aqli) Kata aqli secara bahasa berasal dari bahasa arab ( )عقلakal yang mempunyai
beberapa
makna
diantaranya:
denda,
kebijakan, tidakan yang baik atau tepat. Secara istilah akal memiliki beberapa defenisi diantaranya: a. Cahaya nurani dengan jiwa dapat mengetahui perkara yang penting dan fitrah. b. Aksioma rasional dan pengetahuan dasar yang ada pada setiap manusia. c. Kesiapan bawaan yang bersifat instinktif dan kemampuan yang matang.
Sebagaimana Allah berfirman: َِو إ ِ ذ َ ا ق ِ ي َل ل َ هُ مُ ا ت َّب ِ ع ُ وا َم ا أ َن ْ زَ َل َّللاَّ ُ ق َ ا ل ُ وا ب َ ْل ن َ ت َّب ِ ُع َم ا أ َل ْ ف َ ي ْ ن َا عَ ل َ ي ْ ه آ ب َ ا َء ن َا ۗ أ َ َو ل َ ْو كَا َن آ ب َ ا ُؤ ه ُ ْم ََل ي َ ع ْ قِ ل ُ و َن شَ ي ْ ئ ًا َو ََل ي َ ْه ت َد ُو َن Artinya : “Dan apabila dikatakan kepada mereka: "Ikutilah apa yang telah diturunkan Allah," mereka menjawab: "(Tidak), tetapi kami hanya mengikuti apa yang telah kami dapati dari (perbuatan) nenek moyang kami". "(Apakah mereka akan mengikuti juga), walaupun nenek moyang mereka itu tidak mengetahui suatu apapun, dan tidak mendapat petunjuk?"( Al-Baqarah 180).
Pendekatan aqli juga dikenal dengan pendekatan burhani. Burhani adalah penjelasan terhadap sesuatu hujjah secara transparan,
atau
merupakan
hujjah
itu
sendiri
yang
mengharuskan adanya pembenaran terhadap suatu persoalan. Adapun menurut termalogika, burhani adalah analogi yang disusuan dari beberapa premis untuk mendapatkan hasil yang meyakinkan serta yang didasari pada kekuatan rasio melalui instrument logika dan mitode diskursif tujuan dari pendekatan ini ialah menetapkan aturan-aturan yang digunakan untuk diperoleh darinya.3
3. Pendekatan Teoritik Pendekatan teoritik adalah pendekatan yang didasari oleh teori-teori dan juga didasari pada penelitian dan penemuan yang didukung oleh data dan argumentasi. Konsekuensi logis dari teori ini adalah pengakuan yang ikhlas bahwa Allah adalah satusatunya wujud mutlak, yang menjadi sumber segala wujud. Jadi, suatu teori pada hakikatnya adalah suatu konsepsi berfikir manusia tentang suatu bidang kehidupan yang tersusun berdasarkan fakta-fakta yang saling berkaitan. Pada pendekatan ini juga menunjukkan bahwa suatu perkembangan keilmuan seperti dalam pendidikan merupakan proses yang mengandung sifat yang lentur dan relatif dalam mencari kebenaran ilmiah melalui kegiatan studi yang dilakukan. Sebagaimana pada teori ketuhanan yang dimana Allah lah satu- satunya zat yang berhak disembah. Allah lah yang mengatur, menciptakan serta menguasai alam semesta. Hanya 3
Ghofir Romas, Ilmu Tauhid( Semarang : Rineka Cipta, 1997) hal. 36
Allah yang wajib diibadahi dan yang berhak untuk menetapkan syariat. Sebagaimana pada firman Allah swt: ٌق ُ ْل إ ِ ْن ك ُ نْ ت ُ ْم ت ُ ِح ب ُّو َن َّللاَّ َ ف َ ا ت َّب ِ ع ُ و ن ِ ي ي ُ ْح ب ِ ب ْ ك ُ مُ َّللاَّ ُ َو ي َ غ ْ فِ ْر ل َ ك ُ ْم ذ ُن ُ و ب َ كُ ْم ۗ َو َّللاَّ ُ غَ ف ُ و ٌر َر ِح ي م
Artinya : Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu". Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” ( Ali-Imran 31). 3.
Pendekatan kontekstual Pendekatan
kontekstual
adalah
pendekatan
dalam
pengkajian ilmu tauhid didukung oleh ilmu-ilmu terapan seperti kedokteran, teknologi, sosiologi, psikologi, ekonomi, dan sebagainya. Dalam memahami realitas kehidupan sosial-keagamaan dan sosial-keislaman, lebih baik digunakan pendekatan sosiologi, antropologi, kebudayaan dan sejarah. Pendekatan sosiologi digunakan dalam pemikiran Islam untuk memahami realitas sosial-keagamaan dari sudut pandang interaksi antara anggota masyarakat. Pendekatan antropologi bermanfaat untuk mendekati permasalahan manusia dalam rangka melakukan rekacipta budaya Islam. Dan dalam melakukan itu tentunya harus menggunakan pendekatan kebudayaan agar pendekatan ini dapat ideal ke masyarakat. Strategi ini menjalin kesinambungan historis sehingga dibutuhkan juga pendekatan sejarah. Oleh Karena itu, dalam pendekatan burhani keempat pendekatan tersebut berada dalam posisi berhubungan secara dialektik dan saling membentuk jaringan pengetahuan. Seperti pada beberapa pendekatan yang dikutip sebagai berikut: a. Pendekatan melalui psikologi
Dalam pendekatan psikologi ini lebih mengutamakan hasil kajian psikologi islam, karena psikologi Islam masih dalam tarap pertumbuhan dan perkembangan, namun diyakini lebih terjamin kebenarannya.4 Uraian tersebut juga membuktikan dengan jelas, bahwa psikologi amat berjasa dalam membantu m engembangkan konsep dan praktik pendidikan pada umumnya, dan pendidikan islam pada khususnya pada ketauhidan kepada Allah swt. b. Pendekatan melalui sejarah Pendekatan sejarah telah memberikan sumbangan yang amat besar bagi penyusunan ilmu pendidikan Islam yang
bercorak
historis
serta
mewarnai
praktik
pendidikan tauhid. Dari sejarah juga kita mengetahui asal muasal bumi dan seluruh yang ada di alam semesta itu merupakan
ciptaan Allah swt. Dan Allah lah yang
menghidupkan serta mematikan seluruh makhluk hidup yang di bumi ini. c. Pendekatan melalui hukum Hukum bersumber pada Al-Qur’an dan as- sunnah yang jelas terperinci. 5 Yakni Al-Qur’an dan as sunnah lah yang menjadi landasan dalam penetapan hukum. Al –Qur’an merupakan firman Allah yang patut menjadi teladan. Ketauhidan disini ialah bahwa Allah lah yang berhak untuk menetapkan syariat atau aturan-aturan hidup, sesuai dengan tauhid tasyrik.
C. Tujuan Mempelajari Ilmu Tauhid
4 5
Abuddin Nata, Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta: Raja Grafindo, 2009) hal. 180. Ibid, 320.
Tujuannya ialah memtransformasi setiap individu yang meyakininya menjadi manusia yang lebih kirang ideal dalam arti memiliki sifat-sifat mulia yang membebaskan dirinya dari setiap belenggu sosial, politik, ekonomi dan budaya. Belenggu-belenggu yang memasungnya kedalam situasi yang nista, yang tidak manusiawi. Diantara berbagai atribut manusia tauhid adalah: 1. Ia memiliki komitmen utuh dengan Tuhannya. Ia berusaha secara maksimal untuk menjalankan pesan dan perintah allah sesuai dengan kadar kemampuan yang ada. 2. Ia menolak pedoman hidup yang datang bukan dari Allah. Dalam konteks masyarakat manusia, penolakannya itu berarti emansipasi dan restorasi kebebasan esensialnya dari seluruh belenggu buatan manusia, supaya komitmennya pada Allah menjadi utuh dan kokoh. 3. Ia bersikap progresif dengan selalu melakukan penilaian terhadap kualitas kehidupannya, adat istiadatnya, tradisi dan paham hidupnya. Bila dalam penilainnya ternyata terdapat unsur-unsur syirik dalam arti luas, maka ia selalu bersedia untuk berubah dan mengubah hal-hal itu agar sesuai dengan pesanpesan ilahi. 4. Tujuan hidupnya amat jelas. Ibadahnya, kerja kerasnya, hidup dan matinya hanyalah untuk Allah semata (lillahi robbil ‘alamin). Ia tidak pernah terjerat kedalam nilai-nilai palsu atau hal-hal yang tanpa nilai (disvalues) sehingga tidak pernah mengejar kekayaan, kekusaan dan kesenangan hidup sebagai tujuan. 5. Manusia tauhid memiliki visi yang jelas tentang kehidupan yang harus dibangunnya bersama-sama manusia lain, suatu kehidupan yang harmonis antara manusia dengan tuhannya, dengan lingkungan hidupnaya, denagn sesama manusia dan dengan dirinya sendiri.
6. Agar memperoleh kepuasan batin, keselamatan hidup di dunia dan di akhirat, sebagaimana yang dicita-citakan. Serta kita terhindar dari pengaruh akidah-akidah yang menyesatkan, yang sebenarnya hanya hasil pikiran atau kebudayaan semata-mata, atau hasil perubahan yang dilakukan terhadap seseorang Nabi dan Rasul yang sebenarnya.
Tujuan lainnya dari mempelajari ilmu tauhid yaitu membebaskan manusia dari menyembah sesame manusia tetapi menyembah hanya kepada Allah sematadan juga mengajarkan emansipasi manusia dari nilai-nilai palsu yang bersumber pada hawa nafsu, gila kekuasaan, dan kesenangan-kesenangan sensual belaka. Tauhid juga memberi petunjuk kebenaran kepada ummat manusia melalui Al-Qur’an serta mengajarkan bahwa seluruh fenomena lahiriah seperti terjadinya siang dan malam, lautan dan daratan, matahari, bumi, manusia dan seluruh makhluk adalah tanda-tanda kekuasaan Allah swt.
BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Dalam pendekatan pembelajaran ilmu tauhid dapat disimpulkan bahwa ada 4 pendekatan yang dapat dipelajari sebagai pembelajaran ilmu tauhid yakni pendekatan teologis, filosofis, teoritik dan kontekstual. Dalam pembelajaran ilmu tauhid banyak manfaat yang dapat kita rasakan sehari-harinya seperti mendapat kepuasan batin, keselamatan dunia akhirat, terhidar dari akidahakidah yang menyesatkan manusia. B. Saran Makalah kali ini membahas tentang urgensi dan signifikansi akhlak dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, dan bernegara. Jika terdapat kesalahan dari makalah ini kami sebagai penulis mohon maaf. Dan kepada para pembaca kami memohon partisipasinya dalam penulisan makalah ini. Terimakasih.
DAFTAR PUSTAKA
Khalim Samudi, Tauhid Benteng Moral Umat Beriman
(Semarang: Robar
Bersama, 2011) Muhammad Omar, Filsafah Pendidikan Islam (Jakarta: Balai Pustaka, 1979) Romas Ghofir, Ilmu Tauhid( Semarang : Rineka Cipta, 1997) Nata Abuddin, Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta: Raja Grafindo, 2009)