Project Location
RDC-Papua Kampung Marur, Distrik Warsa, Kabupaten Biak Numfor Praktek Fasilitasi Modul Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan
Peserta kegiatan berjumlah 20 Orang (L;10 P;10)terdiri dari tokoh pemuda, tokoh kampung dan tokoh perempuan mengikuti kegiatan pelatihan di dari Kampung Marur, Distrik Warsa, Kabupaten Biak Numfor
Place
Kampung Marur, Distrik Warsa
Date of Training Participants Facilitators
25-27 Februari 2009
Resource Persons
-
20 ( P;10 M;10 ) Sem Weyai, Bertha Ronsumbre, Sisinur Randongkir, Timo Rumansara, Frits Rumbino, Rosita Asyerem
Background Pembangunan Papua harus dilakukan ditingkat masyarakat paling bawah agar berhasil, demikian pernyataan dari salah seorang tokoh di Biak, keberhasilan pembangunan ini terkait erat dengan peran serta masyarakat dalam proses pembangunan. Dengan kata lain, tanpa adanya partisipasi dari masyarakat maka justru program dari atas-lah yang akan lebih menonjol. Tujuan kegiatan : a. Membangun pemahaman masyarakat kampung Marur terhadap pembangunan b. Memahami dampak pada proses pembangunan berkaitan dengan tata kehidupan bersama (EKOSOB & SIPOL). c. Membangun kesadaran dan tanggung jawab akan kebersamaan dalam pembangunan Process Rumsram telah mendampingi Kampung Marur selama tiga tahun dengan program ekonomi. Sebagian fasilitator yang tampil berlatih dalam kegiatan ini adalah alumni kegiatan RDC di tahun pertama, serta motivator kampung yang bertugas di daerah ini. Tercatat, sedikitnya sebanyak 20 peserta ( L;10 P;10) mengikuti kegiatan yang diselenggarakan tanggal 25-27 Februari 2009, sementara enam orang fasilitator (F:3 M;3) yaitu Sem Weyai, Bertha Ronsumbre, Sisinur Randongkir, Timo Rumansara, Frits Rumbino, Rosita Asyerem, memfasilitasi kegiatan pelatihan ini. Dalam kegiatan ini para calon fasilitator mampu menjelaskan topik-topik pembangunan, antara lain mengapa masyarakat harus turut berpartisipasi dan proses-proses dalam pembangunan. Telah tampak adanya kerjasama saling mengisi antar fasilitator dalam menjelaskan materi, mereka berkolaborasi, sehingga ada saling mengisi antar fasilitator dalam kegiatan.
Dalam prosesnya peserta masih memahami pembangunan sebagai pembangunan fisik. Diskusi yang terjadi selama dua hari tampak bahwa fasilitator berusaha keras menyatukan pandangan mengenai pembangunan.
Conclusion
Melihat apa yang telah dilakukan oleh para calon fasilitator dalam kegiatan ini, pemonitor melihat ada potensi yang bisa diharapkan dari proses yang telah berlangsung , antara lain dipahaminya proses pembangunan oleh masyarakat. Sementara itu dari segi kemampuan fasilitator dalam membawakan materi sudah baik, kemampuan mereka menggunakan bahasa daerah menjadi nilai tambah dalam proses fasilitasi di dalam kelompok masyarakat. Selama proses berlangsung, dinamika dan keaktifan peserta belum terlalu nampak. Masyarakat yang mengikuti latihan ini tampak tenang dan menunggu, namun situasi ini berhasil diantisipasi oleh fasilitator dengan mengadakan permainan dinamika kelompok untuk mengantar peserta kepada topik yang dibawakan. Disisi lain karena ini masih merupakan ajang belajar bagi fasilitator, maka kekurang tepatan dalam memilih model permainan masih sering terjadi di sana sini. Pembelajaran Munculnya tim fasilitator ( tifa ) yang merupakan kumpulan fasiltator muda perlu diberikan apresiasi, pendampingan dan pengarah. Dukungan terhadap kiprah tifa diperlukan. Seperti pada contoh kegiatan di kampung Marur, apa yang disampaikan dalam kegiatan pelatihan ini mendapatkan apresiasi yang cukup menarik dari masyarakat. Revolusi besar memang ditak terjadi di Marur, namun paling titak sudah ada titik terang di kampung ini, yang diharapkan dapat mengajak daerah lain untuk maju. Kesediaan fasilitator memfasilitasi tema pembangunan, mendorong generasi muda di kampung Marur untuk memfasilitasi kegiatan mereka di kampung sendiri.
GALERI KEGIATAN
Berta Ronsumbre, menjelaskan alur pembangunan
Suasana belajar. Rumah ibadah yang disulap menjadi tempat untuk belajar.
Sisinur Randongkir, menjelaskan tujuan pembangunan millenium
Fritz Rumbino, Staf Rumsram memfasilitasi topik partisipasi masyarakat dalam pembangunan
Sem Weyai menjelaskan topic melalui permainan kelompok
Dinamika peserta dalam menanggapi topic yang diwakan oleh fasilitator