ANALISIS JURNAL
“COMPLEMENTARY
TREATMENT IN SCHIZOPHRENIA PATIENTS IN TURKEY” Karina Dea S Amalia Dika Alfiofita Diah Ixsar Mustika D Aprillya Putri F Imung Dessy Erma P Amalia Nur Fitriati Gondo Arintoko Daffa Ibnu Fauzan Dwi Safitri
A. Problem (P) 1.
Latar Belakang Penelitian Dalam Jurnal Skizofrenia serius dan penting karena tanda dan gejala penyakit yang menyertainya sekarang dianggap gangguan yang dapat diobati dengan baik. Dalam pengobatan skizofrenia, ada beberapa macam misalnya :
a.
terapi organik (Misalnya, antipsikotik dan antipikal)
b.
terapi somatik (Misalnya, ECT),
c.
perawatan psikologis (Misalnya, psikoterapi individu, terapi kelompok, terapi perilaku, pelatihan keterampilan sosial),
d.
perawatan sosial (Misalnya, terapi keluarga , terapi komunitas) dan
e.
sebagai tambahan terapi komplementer (Misalnya, terapi musik, yoga, terapi okupasi dan terapi seni)
Di Turki, pasien dengan skizofrenia selain penggunaan obat, metode pengobatan komplementer bisa efektif dengan hasil yang lebih jelas dalam pengobatan skizofrenia serta pengurangan beban sosial dan global dengan menyebarkan layanan ini di Turki dan dunia.
2. Latar belakang pengambilan jurnal Gangguan jiwa terjadi pada siapa saja dan kapan saja. Hasil analisa dari WHO bahwa sekitar 450 orang menderita gangguan jiwa termasuk skizofrenia. Sedangkan pada ruang larasati RSJD Surakarta terdapat 12 pasien yang mengalami halusinasi yang diantaranya mengalami halusinasi ringan dan halusinasi berat. Dengan gejala menarik diri, tertawa sendiri, tidak bisa memusatkan perhatiannya, dan terdapat 5 pasien yang mengalami kegelisahan dan kecemasan. Maka dari itu jurnal ini dapat menjadi referensi lain untuk melakukan terapi komplementer yoga pada pasien skizofrenia di .ruang larasati RSJD Surakarta karena suasana yang tenang dan nyaman, serta dilengkapi fasilitas yang dibutuhkan untuk mendukung kegiatan TAK berjalan dengan lancar.
B. Intervensi (I) 1.
Terapi komplementer pada jurnal
Terapi komplementer pada Skizofrenia di Turki : a.
Terapi Okupasi
b.
Terapi music
c.
Terapi seni tempat
d.
Yoga
Desain penelitian control groups prepost only dengan total partisipan 80 pasien. Dengan kriteria inklusi a. Pasien rawat jalan
b. Pasien penderita skizofrenia yang masih memiliki beberapa symtoms positif c. Pasien dengan skizofrenia residual. (Lana, Sesar, & Ivezic, 2017)
2.
Terapi komplementer pada jurnal yang diterapkan Kriteria Inklusi : a.
Pasien menderita skizofrenia
b.
Menunjukkan tanda gejala halusinasi.
c.
Pasien yang sudah tenang
Kriteria Ekslusinya : a. Pasien yang tidak kooperatif
b. Pasien yang masih dalam halusinasi berat Prosedur terapi yang dilakukan : a. Pasien melakukan relaksasi nafas dalam 2x 8 hitungan b. Pasien melakukan gerakan yoga yang dicontohkan terapis
1.
Bound Angel Pose
2.
Head to Knee Pose
3.
Child Pose
C. Compare (C) 1.
Jurnal Pasien dengan skizofrenia selain pengobatan dengan menggunakan obat, metode pengobatan komplementer juga efektif untuk diterapkan dan tidak menimbulkan efek samping. Perawatan yang menggabungkan terapi farmakologi dan komplementer akan memberikan hasil yang lebih baik.
2.
TAK Prosedur dalam pelaksanaan TAK dalam terapi yoga terdapat 4 langkah yaitu:
a.
Nafas dalam 2x 8 hitungan
b.
Pasien melakukan gerakan yoga yang dicontohkan terapis Bound Angel Pose
c.
Gerakan Head to Knee Pose
d.
Gerakan Child Pose
D. Outcome (O) 1. Hasil evaluasi jurnal Pasien dengan skizofrenia selain pengobatan dengan menggunakan obat, metode pengobatan komplementer juga efektif untuk diterapkan dan tidak menimbulkan efek samping. Perawatan yang menggabungkan terapi farmakologi dan komplementer akan memberikan hasil yang lebih baik. Kesimpulan dari penelitian ini adalah terapi komplementer juga efektif menjadi pengobatan untuk skizofrenia.
2. Hasil Evaluasi TAK Dalam praktik Terapi Aktifitas Kelompok Yoga Excercises di bangsal Larasati RSJD Dr. Arif Zainudin Surakarta dari 5 pasien 90% pasien mengatakan badan lebih enak dan segar karena yoga dapat menghasilkan perubahan neurobiologis, seperti peningkatan kadar oksitosin. Hal ini memicu fungsi fisik dan emosi, seperti kebahagiaan, ketertarikan, cinta, kasih sayang, serta kebencian dan tekanan.
Hasil evaluasi Hari ke-1 : 1. pada hari ke-1 ini belum maksimal dikarenakan beberapa peserta lupa dan tidak hafal dengan gerakan yoga yang sudah diajarkan.
Hasil evaluasi Hari ketiga : 1. Satu pasien sudah pulang namun pada evaluasi hari ke dua pasien tersebut dapat melakukan gerakan yoga secara madiri dan menyampaikan hasil bahwa setelah melakukan yoga tubuh terasa segar.
Hasil evaluasi Hari kedua : 1. Terdapat peningkatan hasil dibandingkan dengan hari ke-1.
Hasil evalusi hari keempat : 1. evaluasi hari keempat pasien tersebut dapat melakukan gerakan yoga secara madiri dan menyampaikan hasil bahwa setelah melakukan yoga tubuh terasa segar
E. Kesimpulan Terapi yoga efektif dilakukan dilakukan di ruang larasatai sebagai salah satu terapi komplementer dengan kriteria inklusi pasien menderita skizofrenia, menunjukkan tanda gejala halusinasi, pasien yang sudah tenang dan kooperatif. Hal ini dibuktikan dengan hasil evaluasi selama 4 hari didapatkan hasil bahwa terapi yoga dapat membantu meningkatkan kebugaran klien dan membuat psikologis klien lebih sehat dikarenakan yoga dapat mengeluarkan hormone oksitosin yang dapat membuat mood jadi bahagia.
F. Saran 1.
Aktivitas yoga dapat dilakukan oleh pasien dipimpin oleh perawat ruang sebagi kegiatan olahraga pada pagi hari. Yoga dapat menjadi alternative olahraga selain jalan-jalan menggelilingi wilayah rumah sakit.
2.
Pasien yang sudah paham tentang tata cara yoga dapat diandalkan untuk melatih teman lainnya untuk terapi yoga.
G. Implikasi Diharapkan dengan analisa jurnal ini mahasiswa ataupun tenaga kesehatan yang telah bekerja dirumah sakit khususnya di RSJD Surakarta dapat menerapkan terapi ini untuk membantu mengisi pikiran positif dan meningkatkan tingkat pemulihan fungsional pada pasien skizofrenia.