Nama
: Iis Tarsiyah
NIM
: 1605035012
Mata Kuliah : Pembelajaran Fisika 2 Hari, tanggal : Selasa, 19 Maret 2019 “Classical Conditioning dan Operant Conditioning”
Tugas Pembelajaran Fisika kali ini membahas mengenai pembelajaran classical conditioning dan operant conditioning melalui sebuah Film. Film yang akan saya ulas adalah The Duff (Designated Ugly Fat Friends) bergenre komedi, drama yang rilis tahun 2015. Menceritakan kehidupan remaja masa kini yang tak luput dari permasalahan bullying. Seperti yang telah diketahui bahwa Pada dasarnya classical conditioning adalahsebuah prosedur penciptaan reflex baru dengan cara mendatangkanstimulus sebelum terjadinya refleks tersebut. Pembiasaan klasikal (classical conditioning) ini termasuk pada Teori Behaviorisme, Behaviorisme adalah pandangan yang menyatakan bahwa perilaku harus dijelaskan melalui pengalaman yang harus diamati, bukan dengan proses mental (Terrace, 1973). Pengkodisian klasik adalah tipe pembelajaran dimana suatu organisme belajar untuk mengaitkan atau mengasosiasikan stimuli. Dalam pengkondisian klasik, stimulus netral (seperti melihat seseorang) diasosiasikan dengan stimulus yang
bermakna
(seperti
makanan)
dan
menimbulkan
kapasitas
untuk
mengeluarkan kapasitas yang sama (Muhbbin Syah, 2007). Menurut Sri Esti Wuryani Djiwandono (2006), Pavlov mengidentifikasi makanan sebagai unconditioned stimulus (US) dan air liur sebagai unconditioned respons (UR) atau respons tak bersyarat. Unconditioned stimulus (US) atau perangsang tak bersyarat atau perangsang alami, yaitu perangsang yang secara alami dapat menimbulkan respons tertentu, misalnya makanan bagi anjing dapat menimbulkan air liur. Perangsang bersyarat atau conditioned stimulus (CS), yaitu perangsang yang secara alami tidak dapat menimbulkan respons tertentu, misalnya suara lonceng yang dapat menimbulkan keluarnya air liur. Respons
1
bersyarat atau unconditioned respons (UR), yaitu respons yang ditimbulkan oleh bersyarat (bel). Prosedur percobaan Pavlov dapat digambarkan sebagai berikut: Sebelum conditioning CS (bel)
tidak ada respons air liur
UCS (daging)
(UCR) mengeluarkan air liur
Selama conditioning CS (bel) dan + UCR
(mengeluarkan air liur) + UCS (daging)
Sesudah conditioning CS (bel)
CR (mengeluarkan air liur)
Pada film The Duff (Designated Ugly Fat Friends), Biance tak terima mendapatkan predikat sebagai Duff oleh teman-teman berpredikat popular dan menjadi korban bullying oleh teman-teman sekolahnya. Tak selang beberapa hari kemuadian, Biance bolos (tidak hadir) sekolah. Perilaku buruk ini yang ditunjukkan oleh Biance terhadap sekolah. Dengan cara yang sama bahwa makanan menimbulkan air liur pada anjing-anjing Palov, demikian juga tindakan bullying menimbulkan perasaan takut, sakit, penghinaan, stres dan kecemasan pada Biance. Diintimidasi adalah stimulus tanpa syarat yang mengarah pada emosi negatif (tanggapan tanpa syarat). Selain itu, mirip dengan lonceng Pavlov, tindakan pergi ke sekolah atau sekolah itu sendiri terkait dengan emosi negatif dan akhirnya sekolah menjadi stimulus terkondisi yang dipelajari, yang mengingatkan Biance perilakukan sebagai duff dan di bullying teman-teman sekolahnya. Dari sudut pandang Bianca sebagai korban, tindakan pergi ke sekolah dianggap sebagai bentuk hukuman utama, yang ia berusaha melarikan diri melalui bolos sekolah. Film selanjutnya akan saya ulas adalah Film The 9th Life of Louis Drax. Film ini dirilis tahun 2016 dengan genre thriller dan supernatural. Menceritakan Louis Drax yang memiliki kisah hidup yang lebih dari sekedar bocah 9 tahun tinggal bersama sang ibu dan ayah tirinya. Louis melewati peristiwa yang nyaris
2
merenggut nyawanya setiap tahunnya selama 8 tahun. Louis sangat menyayangi ayah tirinya layaknya ayah kandungnya sendiri begitu juga sebaliknya. Ayah tirinya menggunakan Operant Conditioning dalam mendidik Louis Drax seperti acungan ibu jari, dan tepukan tangan saat Louis berhasil memukul memukul dengan kuat saat berlatih tinju (ayah tirinya mantan petinju). Menepuknepuk bahu dan mengelus kepala Louis jika menjawab pertanyaan ayahnya dengan benar. Operant
conditioning
adalah
suatu
menimbulkan dan mengembangkan respons
usaha sebagai
pengkondisian
untuk
usaha memperoleh
“penguatan”. Dengan kata lain melalui pemberian reinforcement (penguatan) itu maka seseorang dapat mengontrol tingkah laku organisme. Operant conditioning meliputi proses-proses belajar yang digambarkan melalui pola perilaku secara sadar, memberikan respon dengan pola perilaku yang dipengaruhi oleh konsekuensi (positif/negatif) dan mengikutinya dengan pengulangan sebagai efek dari penguatan. Dalam pendidikan dikenal dengan pemberian efek reward (imbalan) dan punishment (hukuman). Konsekuensi positif (imbalan) berlaku ketika individu berbuat sesuai aturan. Hal ini akan merangsang individu untuk menetapkan perilaku tersebut berulang-ulang atau bahkan ditingkatkan dengan harapan mendapatkan imbalan lebih. Sebaliknya, pemberlakuan efek negatif (hukuman) diharapkan akan menghentikan perilaku yang buruk atau yang ingin dihilangkan (Azizah, 2012).
3