Cerpen Kupu Kupu.docx

  • Uploaded by: Aldin Sulthani
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Cerpen Kupu Kupu.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 720
  • Pages: 5
KARYA : ALDIN SULTHANI MAPEL : BAHASA INDONESIA

..............Berawal dari perkemahan ini Rasa itupun hadir dihatiku menghiasi relung sukmaku cinta bersemi di Bumi perkemahan Oh mungkinkah rasa cinta ini akan abadi untuk selamanya rasa ini semakin membelenggu cinta bersemi di Bumi perkemahan Akankah cintaku sebatas patok tenda Tenda terbongkar sayonara cinta................

Lagu itu masih mengalun lembut dalam ingatanku. Kegiatan pramuka di Bumi perkemahan masih terniang dalam pikiranku. Entah dari mana aku memulainya, mungkin dari huruf A atau mungkin huruf Z, bisa jadi huruf C. Oh tidak, ini adalah cerita bukan abjad. Sekali lagi ini bukan abjad, ini tidak lain adalah sebuah cerita tentang perasaan yang mengalir pada saat pandangan pertama dan perasaan itu datang dengan cepat, Entah darimana asalnya. Kata orang cinta itu datang dari mata turun ke hati. Mungkin saya sependapat, pasalnya cinta yang saya alami ini datangnya dari mata turun ke hati. Tapi apakah cinta yang ku alami ini abadi?. Tidak ada yang tahu, kecuali Tuhan yang merencanakan ini semua. Pertemuanku dengan seekor kupu kupu indah ditengah lautan tenda yang gersang dan panas itu membuat aku bertanya tanya tentang hal yang akan terjadi selanjutnya. Kata orang, jika kita bertemu dengan seekor kupu kupu itu pertanda kita akan bertemu seseorang. Padahal jika dipikir secara logika, di tempat yang panas, gersang, dan tidak ada bunga yang tumbuh, mustahil untuk kupu kupu terbang bebas disini. “sangat aneh sekali.” Gumamku. Dihari pertamaku menginjakan kaki di bumi perkemahan, aku baru saja dikejutkan dengan peristiwa aneh tadi, ya bertemu dengan seekor kupu kupu. Dihari pertama ini, tidak begitu menarik bagiku, mungkin diriku belum beradaptasi dengan suasana hiruk pikuk perkemahan. Hari pertama ini berlalu

begitu cepat dan membosankan. Lagu Jayalah Pramuka menjadi gelombang suara yang pertama aku dengar dihari kedua ini. Terdengar juga oleh ku seseorang sedang membangunkanku. “men, bangun men, kita olahraga dulu” ucap Fadil setengah berteriak kepadaku. Sebenarnya malas bagiku untuk olahraga dipagi yang dingin seperti ini. Tapi Fadil telah memaksaku untuk bangun dari tidurku yang lelap ini. Ragaku memang sudah bangun dan akan olahraga, namun nyawaku masih berkeliaran dialam mimpiku yang begitu indah. Tetapi nyawaku kembali terkumpul semua ketika aku dengan tak sengaja melihat kupu kupu indah itu lagi. Kali ini kupu kupu itu menjelma menjadi seorang gadis yang sangat cantik. Rasa nya aku sedang terbang kelangit tujuh menggapai embun diatas sana. Setelah olahraga aku kembali ke tenda biruku yang kecil itu. Bergegas aku berkemas untuk bersiap berkenalan dengan gadis tadi. Berkeliling di bumi perkemahan yang panas dan padat untuk mencari seekor kupu kupu(begitulah aku menyebut gadis itu) bukanlah perkara yang mudah. Hingga arlojiku menunjukan pukul 12.30 WIB, aku belum juga menemukan kupu kupu itu. Sampai aku memutuskan untuk kembali ke camp biruku. Panas dibumi perkemahan tidak membuat aku putus asa untuk mencari gadis itu. Sampai akhirnya aku menemukan kupu kupu itu sedang bersandar di bawah pohon yang amat rindangnya. Segera ku hampiri dan aku pun memulai perbincangan dengan mengucapkan salam kepadanya. “assalamualaikum.” Ucapku “ walaikumsalam.” Balasnya sambil menoleh kearahku “perkenalkan, Nama saya Sulthani, saya dari Gudep Panser.” Kataku sambil tersenyum padanya “Namaku ....” Belum sempat dia mengucapkan namanya, dari kejauhan sana ada yang berteriak memanggil kupu kupu itu, aku rasa dia adalah pembinanya. “vir, ayo cepat kesini.” Teriak pembina itu.

“aku duluan ya, nih...” kata gadis itu setengah bergegas sambil memberikan secarik kertas. Kertas itu bertuliskan pin BB miliknya. Aku hanya dapat melihat kupu kupu itu berlari menuju pembinanya. Sebenarnya, maksud hati ingin mengobrol lebih lama dengan dirinya. Tapi secarik kertas ini sudah lebih dari cukup untukku mengobrol dengan dirinya nanti, walaupun tak bertatapan langsung dengan kupu kupu itu. Segera aku kembali ke tenda untuk memejamkan mata sejenak, rasa lelah yang aku alami terbayar lunas dengan secarik kertas ini. Hari kedua ini merupakan hari yang panjang bagiku, pengalaman yang luar biasa aku alami disini, aku bagaikan seorang ksatria yang sedang memperjuangkan cinta sang putri. Hari ketiga adalah hari terakhir dibumi perkemahan, terlihat beberapa tenda telah beranjak dari tanah. Begitu juga dengan kami. Sebentar lagi pengalaman dibumi perkemahan hanya tinggal cerita belaka. Namun cerita itu akan tetap abadi dalam ingatanku. Tak terlebih saat bertemu dengan sang kupu kupu. Itu adalah pengalaman yang luar biasa yang dapat aku rasakan. Pertemuanku dengan gadis itu tidaklah layak disebut kebetulan. Pasalnya ini semua telah diatur oleh yang maha kuasa. Harapanku hanya satu, yaitu dapat bertemu kembali dengan kupu kupu itu dimana saja dan kapan saja.

TAMAT

Related Documents

Cerpen Kupu Kupu.docx
June 2020 3
Kupu-kupu
November 2019 20
Kupu
May 2020 16
Cerpen
November 2019 40

More Documents from ""

Cerpen Kupu Kupu.docx
June 2020 3
Latinski 3
April 2020 5
Latin Ski
April 2020 7
Rjesenja
April 2020 5