Cerita Koko & Kiki.docx

  • Uploaded by: cyprine
  • 0
  • 0
  • October 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Cerita Koko & Kiki.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 849
  • Pages: 4
NAMA : CYPRINE ARUDHIPTA DEWAYANI ALAMAT : JL MENTENG TENGGULUN RT 02/ RW 10 PEKERJAAN : GURU PAUD MELATI 03 MENTENG Owner Usaha Hijab, Sepatu Lukis & Usaha Jamu Herbal NO HP : 089530467637 EMAIL : [email protected] Hobby : Melukis, puisi

Sinopsis Cerita Judul “Kejujuran Koko dan Kiki”

Cerita Disuatu desa hiduplah 2 orang kakak beradik bernama Koko dan Kiki yang tinggal bersama ibunya. Setiap hari sang ibu pergi ke ladang untuk menggarap tanah milik soudagar kaya raya nan baik hati di desanya bernama Pak Rustam. Koko dan Kiki membantu sang ibu dengan menjaga kambing milik sang saudagar. Biasanya Koko dan Kiki akan mengajak para kambing ke kaki bukit tak jauh dari ladang. Koko adalah seorang kakak yang rajin dan suka menolong sedangkan Kiki adalah adik yang ceria dan suka membantu. Seperti biasanya pagi ini mereka pergi ke rumah Pak Rustam untuk ijin Membawa Kambing-kambingnya pergi ke kaki bukit. “ Assalamualaikum selamat pagi Pak Rustaam” serentak di ucapkan Koko dan Kiki dengan ceria. “Waalaikum salam, pagi anak-anak” jawab pak Rustam. “ hari ini kami akan membawa kambing-kambing pak rustam ke bukit sebelah boleh pak”, kata KOKO. “Rumput disana sepertinya subur dan lebih hijau”, Kiki menambahkan. “Baiklah jangan lupa bawa kembali kambing bapak sebelum Ashar ya agar kalian tidak terlambat pergi ke TPA”, ujar Pak Rustam. “Siaaapp Pak Rustam” Jawab mereka serentak.Sebelum Berangkat Koko dan Kiki menghitung jumlah kambing yang dibawanya. “satu, Dua.....” hitungan mereka bersama. Koko dan Kiki membawa 10 Ekor Kambing pak Rustam dan setiap kambing diberi inisial R di badannya. Tak lupa Koko dan Kiki berpamitan kepada sang Ibu. “Ibu Kami pergi dulu” ujar Koko dan Kiki sambil mencium tangan ibu secara bergantian. “ hati-hati ya dan jangan lupa habiskan bekal dari ibu” Kata sang Ibu. “ baik Ibu Assalamualaikum” jawab Koko dan Kiki Segeralah mereka membawa Kambing-kambing untuk pergi ke sana. Hari semakin siang saatnyalah mereka beristirahat, solat dan memakan bekal yang dibuatkan sang ibu. Berteduhlah mereka dibawah pohon rindang“ hari ini ibu masak apa ya?” koko bertanya pada sang adik. Sang adik yang sudah lapar tanpa menjawab langsung membuka bekal dengan semangat.” Wah ada ikan kembung, tempe goreng dan sayur kangkung kesukaanku” kiki langsung menyuap tempe goreng ke mulutnya, langsung koko menghentikannya. “ kiki sebelum makan kita berdoa dulu” kata Koko. “ eh iya lupa yuk sama-sama kita berdoa” jawab Kiki.

Setelah habis bekal dari ibu Koko mulai mengantuk, “Kiki aku sudah mengantuk bagaimana kalau kakak tidur sebentar dan kamu mengawasi kambing, kita bergantian istirahat” kata koko. Sang adik pun setuju “baik kak” jawab kiki. Koko pun tidur terlebih dahulu. Angin sepoi-sepoi dibawah pohon rindang ditambah perut yang kenyang, membuat Kiki tak kuasa menahan kantuk. “hoaaammm ngantuknya tak apalah aku tidur sebentar toh kambing-kambing pun sedang beristirahat setelah mereka makan tadi” kata si Kiki. Tak terasa Adzan Ashar pun berkumandang sayup-sayup terdengar membangunkan Koko. “ astaghfirullah sudah Ashar” dan ia melihat si Kiki tertidur lelap disebelahnya. Segeralah iya membangunkan Kiki. “ Kiki.... kiki ayo bangun sudah Ashar kita harus pergi k TPA nanti Pak Ustadz marah” Kiki terbangun sambil mengusap-usap matanya,” Iya kak “, “kenapa kamu tidak membangunkanku sebelum kamu tidur?” tanya Koko .”maaf kak aku ketiduran” jawab Kiki. Segeralah Koko beranjak merapikan perbekalan dan Kiki menggiringkmbing-kambing untuk pulang. Saat menghitung Kiki terkejut” Bang Kambingnya kurang 1 Cuma ada 9”. Koko tak kalah terkejut dan ia berlari ke arah Kiki dan mulai menghitung ulang “ satu, Dua........sembilan, iya ya kurang 1 kemana ya” mereka mencari kesana kemari hingga hampir petang. Dan si koko mulai menyalahkan sang adik karna tertidur, adik pun tidak mau disalahkan. Mereka pun bingung saat berjalan pulang menuju rumah pak Rustam. Tidak tahu harus berkata apa. Sampai rumah pak Rustam. Pak Rustam Sang ibu sudah menunggu dengan cemas. “kenapa kalian terlambat?” kata sang Ibu. Koko tertunduk lesu dan kiki menangis sambil di peluk ibu. Pak rustam Cuma tersenyum dan berkata. “ yuk kita masuk dulu, koko masukkan semua kambing ke dalam kandang” Koko segera menggiring kambing-kambing ke kandang dan segera masuk ke rumah Pak Rustam. “ bu tolong buatkan teh manis untuk Koko dan Kiki” pak Rustam Meminta tolong kepada istrinya. Kiki masih menangis di pelukan Ibunya. “koko kenapa terlambat membawa kambing Bapak?” tanya pak Rustam. “Ini karna Kiki tertidur dan tidak membangunkan saya sehingga kami terlambat” dan kiki semakin keras tangisannya “hiks....hiks....”. Pak Rustam “ apa hanya itu saja?” tanya pak Rustam. Kiki hanya terdiam tak menjawab. Sang ibu mengusap kepala Koko sambil berkata,” sayang ibu selalu mengajarkan koko dan Kiki untuk Jujur sekarang katakan kepada Pak Rustam dengan Jujur Inshaallah kami tak akan marah”. Sambil menitikkan air mata koko menceritakan dengan jujur kepada pak Rustam. Dan pak Rustam berkata dengan tersenyum “ sore tadi ada kenalan bapak sedang mencari kayu bakar di bukit dan ia melihat seekor kambing dengan inisial R di badannya. Dan ia tau kalau kambing itu pasti punya bapak, akhirnya ia membawa kembali kambing tersebut kerumah

bapak”. Mendengar cerita Pak Rustam Koko dan kiki lega. Pak Rustam sangat menghargai Kejujuran 2 kakak beradik ini, dan Pak Rustam pun menjamu mereka untuk makan malam Bersama. Malam Itu Koko dan Kiki belajar akan kejujuran lebih baik dari pada berbohong.

Related Documents

Cerita Koko & Kiki.docx
October 2019 13
Koko
June 2020 49
Cerita
May 2020 54
Cerita
June 2020 51
Cerita
June 2020 51
Koko Pic.docx
November 2019 31

More Documents from ""

Cerita Koko & Kiki.docx
October 2019 13
Bab Iv Bela Negara.docx
October 2019 15