Cerita Inspiratif Tentang Seseorang Yang Bangkit Dari Depresi
Dikisahkan bahwa ada seorang ayah yang sempat kehilangan anak laki-lakinya. Namanya seorang ayah, tentu saja akan sangat terluka ketika buah hati yang begitu disayangi tiba-tiba pergi meninggalkannya terlebih dahulu menjemput maut. Mungkin memang banyak yang berhasil melewati situasi ini, namun tidak dengan seorang lelaki bernama Brian ini. Brian bisa di katakan mengalami stress dan syock berat akibat meninggalnya putranya tersebut. Bahkan, saking parahnya kondisi Brian, dia pun pernah mencoba untuk bunuh diri. Padahal, anak laki-lakinya yang telah meninggal bukanlah putra semata wayang yang dia miliki. Brian masih memiliki seorang putri juga yang seharusnya bisa menghibur kesedihan laki-laki tersebut. Meski demikian, keluarganya masih begitu bersyukur karena Brian tidak sampai hilang kendali dan benar-benar menyusul putranya saat itu. Bahkan, saat ini depresi yang di alami oleh Brian pun telah pulih seperti sedia kala. Dia tidak lagi mengalami hal-hal yang di luar batas wajar sebagaimana beberapa tahun lalu sejak meninggalnya sang putra. Kondisi Brian akhirnya membaik dengan perjuangan keras dan berbagai tahap pemulihan yang dia jalani. Bahkan, saat ini dia begitu sehatnya hingga ikut andil dalam berbagai penyembuhan untuk penderita depresi. Hal ini di lakukan sebagai rasa syukur atas kesembuhannya hingga sekarang. Dan dia pun bekerja di recovery support worker. Dari cerita ini bisa di ambil banyak pelajaran penting. Seseorang yang pernah mengalami depresi pun akhirnya mengabdikan diri bagi mereka yang sedang mengalami hal yang sama. Oleh karena itu, sesedih apa pun hal atau peristiwa yang
pernah terjadi dalam hidup. Termasuk ketika orang yang paling di sayangi pergi, jangan sampai kehilangan akal sehat dan melakukan tindakan merugikan. Hal ini karen segala sesuatu pasti kembali ke asalnya dan hanya menunggu giliran masing-masing saja. Selain itu, bagi Anda yang sedang memiliki keluarga dalam kondisi serupa, tidak perlu khawatir terlalu berlebih karena dengan ikhtiar yang kuat, niat serta doa dari keluarga, orang yang Anda sayang dan sedang mengidap depresi bisa sembuh sebagaimana kondisi semula. Bahkan, bisa jadi dia akan menjadi pribadi yang jauh lebih baik. Dan hal ini telah di buktikan oleh Brian serta putrinya yang melewati masa-masa sulit dengan kondisi sang ayah yang begitu mengharukan. Bahkan, cerita inspiratif yang satu ini pun di ceritakan sendiri oleh sang putri yang begitu senang karena ayahnya telah kembali seperti sedia kala.
Cerita Inspiratif Tentang Perjuangan Bayi Penderita Patau Syndrome
Apa itu penyakit Patau Syndrome? Bagi Anda yang tidak banyak menggeluti dunia kesehatan mungkin masih bertanya-tanya sebenarnya penyakit apa ini. Dalam hal ini perlu di ketahui bahwasanya Patau Syndrome bukanlah sembarangan penyakit. Bahkan, Patau Syndrome tergolong penyakit yang bisa menyebabkan kematian dalam waktu dekat bagi penderitanya. Patau Syndrome ini di sebut juga dengan penyakit trisomi 13. Secara lebih gamblang, bisa di sebut juga sebagai salah satu penyakit genetik yang kadang di alami seorang bayi karena adanya kelainan kromosom. Bagi bayi yang sudah telanjur mengalaminya, pada umumnya akan meninggal dalam waktu dekat, bahkan di bulan-bulan pertama. Hal ini sudah di buktikan dalam survei bahwasanya para penderita patau Syndrome 82 % bayi di antaranya memang meninggal di bulan pertama kelahiran mereka. Tentu saja merupakan sebuah keajaiban ketika bayi dengan kondisi yang mengalami trisomi 3 bisa bertahan hidup selama berbulan-bulan lamanya. Dan hal tersebut masuk dalam golongan minoritas. Dalam hal ini, pada survei di sebutkan baha hanya sekitar 5-10 % saja mereka dengan kondisi trisomi 13 bisa bertahan hingga kurun waktu satu tahun lamanya. Akan tetapi, meski telah di buktikan dalam berbagai penelitian dan survei, ada salah seorang bayi yang telah membuktikan bahwasanya dia kuat dan tidak hanya berhenti pada perjuangan satu bulan saja dengan kondisi trisomi 13. Bayi kuat ini bernama Adam. Adam di lahirkan dengan kondisi sebagaimana telah di jabarkan di atas, yakni mengalami patau Syndrome. Namun, Adam bisa di sebut sebagai salah satu bayi hebat yang sangat kuat karena berhasil bertahan hidup dengan trisomi 13 nya hingga berbulanbulan lamanya. Bahkan lebih dari setengah tahun, padahal ini sangat langka untuk bayi lain dengan kondisi sama. Setelah lahir, dengan Patau Syndromenya, ternyata Adam mampu bertahan hidup hingga 7 bulan lamanya. Tentu saja angka ini bukanlah waktu yang sebentar untuk kelas penderita Trisomi 3.
Apalagi mengingat bahwa mayoritas pengidapnya hanya berusia sekitar satu bulanan saja. Meski akhirnya Adam tidak mampu bertahan lagi di usia ke 7 bulan, perjuangannya pantas di akui. Kisah Adam seorang bayi yang terus berjuang keras dan berhasil dalam perjuangannya ini sangat penting untuk di kenali. Jika seorang bayi saja, dengan kemauan yang keras untuk hidup mampu melakukannya, bagaimana dengan yang sudah dewasa? Meski akhirnya harus kalah dari penyakit, hendaknya setiap orang melakukan perjuangan hingga titik darah penghabisannya. Setiap perjuangan tentu saja tidak akan sia-sia. Masalah menang atau kalah, pada akhirnya bisa bertahan, mati, atau hidup, itu urusan belakang karena hanya takdir yang bisa menentukan. Namun, usaha adalah hal yang sangat penting. melihat akan kisah yang di alami oleh Adam, tanpa adanya perjuangan dan kemauan hidup, tentu saja dia tidak akan bisa bertahan selama itu. Kisah ini juga bisa menjadi penyemangat besar bagi Anda yang melahirkan bayi dengan kelainan sejak lahir. Jadi, jangan sampai orang tuanya sudah putus asa sejak awal karena hal itu akan mempengaruhi kondisi priskologi sang buah hati. Dengan semangat dan doa, tidak ada yang tau berapa lama akhirnya anak Anda akan bertahan. Atau bahkan, bisa jadi dia akan kembali normal. Kisah inspiratif singkat, cerita inspiratif kehidupan, kisah inspiratif sukses, cerita inspiratif bisnis, dll.
Cerita Inspiratif Tentang Kemanusiaan
Cerita yang berkaitan dengan naluri kemanusiaan ini hadir dari kisah seorang pengantin pria yang menyelamatkan seorang anak ketika terjatuh ke sebuah kolam. Namanya pengantin, tentu saja sudah rapi dengan pakaian lengkap dan siap untuk melangsungkan pernikahannya. Bagi penata rias, penampilan pengantin yang seperti ini perlu di jaga dengan baik hingga pernikahan selesai. Ketika sudah rapi dan acara pernikahan sedang berlangsung, tentu saja harusnya pengantin berdiam diri dan tidak banyak bertingkah. Namun, bagaimana jika sesuatu yang tak terduga terjadi dan naluri kemanusiaan untuk membantu orang lain mulai datang? Pertanyaan tersebut bisa terjawab melalui kisah inspiratif pasangan bernama clayton dalam upacara pernikahannya. Saat itu, bahkan upcara pernikahan memang sedang berlangsung di Kanada. Tepatnya saat upacara pemberkatan. Tanpa di sangka-sangka, di tenga upacara pemberkatan ini seorang anak laki-laki terjatuh di dalam kolam air. Namanya juga seorang anak tentu saja cukup sulit untuk menyelamatkan dirinya sendiri meski saat itu dia sudah berusaha dengan sangat keras untuk bebas. Melihat akan hal ini, clayton, sang pengantin pria dengan sigap berniat menolong anak laki-laki tersebut meski kala itu dia sedang menjadi seorang pengantin di tengah hari paling bahagia dalam hidupnya. Satu-satunya cara untuk menolong sang anak laki-laki adalah ikut masuk ke kolam juga. Akhirnya clayton pun melompat ke kolam untuk merealisasikan niatnya. Berkat clayton, akhirnya sang anak pun selamat. Tentu saja dia sangat berterimakasih pada pemuda yang satu ini. Apalagi mengingat clayton rela berbasah-basahan demi menyelamatkan nyawa anak kecil padahal dia sedang menjalani upacara penting. Namun, hal inilah yang harus digaris bawahi bahwa tidak ada batasan ketika seseorang memang sedang ingin menyelamatkan nyawa orang lain.
Jika saat itu clayton tidak dengan sigap dan rela basah-basahan masuk dalam kolam demi sang anak, entahlah apa yang akan terjadi pada anak tersebut. Karena itulah, kisah ini begitu menginspirasi dan menyentuh hati. Ada banyak pelajaran penting didalamnya. Terlebih mengingat sang pengantin tidak lagi memperdulikan tampilannya yang rapi dan tentu akan rusak ketika dia berbasah-basahan. Dari cerita tersebut, sebagai seorang manusia, seharusnya memang selalu lebih mementingkan sesuatu yang bersifat darurat. Apalagi jika itu bersangkutan dengan nyawa seseorang, termasuk anak kecil sekalipun. Bahkan, jika orang yang sedang membutuhkan pertolongan bukanlah orang yang di kenal dengan baik. Clayton memberikan pelajaran berharga bahwa dalam sebuah hari terpenting sekalipun dia masih bisa menumbuhkan naluri kemanusiaannya. Meski pada akhirnya penampilan sang pengantin ini memam rusak, berantakan dan tidak lagi rapi. Disini dia memiliki cerita dan pengalaman menarik yang begitu berharga pada hari pernikahannya tersebut di tengah upacara pemberkatan. Kisah inspiratif singkat, cerita inspiratif kehidupan, kisah inspiratif sukses, cerita inspiratif bisnis, dll.
Cerita Inspiratif Dimana Anjing Menjadi Penyemangat Hidup Penderita Azheime
Kondisi ketika seseorang mengalami keterbatasan akan penyakit tertentu tentu saja bukanlah kabar yang baik. Apalagi jika penyakitnya adalah penyakit mematikan atau penyakit yang tidak bisa di sembuhkan lagi meskipun sudah menggunakan berbagai cara dalam tahap pemulihannya. Katakan saja salah satunya seperti penyakit yang di kenal dengan nama Alzheimer. Alzheimer sebenarnya bukanlah penyakit yang menular. Bahkan setiap penderitanya bisa bertahan hidup begitu lama bahkan hingga bertahun-tahun setelah di vonis terkena penyakit yang satu ini. Akan tetapi, tidak daoat di pungkiri bahwa Alzheimer tersebut merupakan penyakit cukup berbahaya yang sejauh ini sudah menyerang banyak sekali penderita dari berbagai kalangan yang ada. Kebanyakan penderita Alzheimer sendiri tidak lain adalah mereka yang sudah berusia tua. Bahkan, bisa di katakan bahwa penyakit ini sangat erat hubungannya dengan orang-orang lansia. Definisi penyakit ini pun tidak lain adalah penyakit yang menyerang mental dan otak seseorang sehingga bisa saja penderita akan kehilangan semangat hidupnya. Berkaitan dengan penyakit Alzheimer, dalam hal ini ada sebuah kisah menarik dari seseorang nenek tua yang awalnya sudah mengalami kondisi begitu parah. Namun ternyata suatu hari dia kembali mendapatkan semangat hidupnya dengan kehadiran seekor anjing yang akhirnya begitu dia sayangi. Dilihat dari usianya, jelas nenek ini sudah sangat lanjut karena sudah mencapai angka 95 tahun. Menurut cucunya yang bernama Dawson sang nenek memang sudah menderita Alzheimer. Dengan kelainan tersebut, sang nenek pun mengalami kondisi yang cukup memprihatinkan karena sering menangi sendiri. Tidak hanya itu, neneknya juga sering marah-marah dan kadangkala seperti orang kebingungan yang tidak jelas. Tentu saja hal ini membuat keluarga pun sangat prihatin.
Ditengah kondisi sang nenek yang sedemikian rupa, Dawson memutuskan untuk mengadopsi seekor anjing yang memikiki nama Orla. Anjing ini sengaja di adopsi untuk sang nenek yang menderita penyakit cukup memprihatinkan tersebut. Tanpa di sangka, setelah kehadiran Orla untuk sang nenek ternyata ada perubahan besar yang terjadi dalam hidupnya. Saat pertama kali bertemu dengan Orla sang nenek begitu bahagia. Akhirnya suasana hati beliau pun berubah secara tiba-tiba dan menjado senang. Nenek pun bisa kembali tersenyum dan menjalani hidup dengan penuh kebahagiaan bersama orla sang anjing pemberian cucunya tersebut. Bahkan, sang nenek bisa tertawa hingga berjam-jam lamanya saking bahagianya. Hal ini membuat Dawson merasa senang dengan kehadiran sang anjing akhirnya kondisi neneknya pun kian membaik dari penyakit yang di deritanya tersebut. Bahkan sang nenek tidak lagi suka marah dan bisa menjalani hidup dengan bahagia. Pada akhirnya semangat hidup sang nenek bisa kembali hanya karena sang anjing yang dia Adopsi dengan nama Orla ini. Cerita ini tentu saja sangat menyentuh hati. Apalagi ketika mengingat bahw Alzheimer ini bisa membuat kondisi pasiennya sangat memprihatinkan. Hal ini juga sangat mengisnpirasi terutama generasi muda yang kini mungkin sedang menjalani perawatan medis dengan kondisi cukup parah bahwa tidak ada sesuatu di dunia ini yang tidak mungkin. Nenek yang sudah 95 tahunan saja bisa mendapatkan kembali semangat hidupnya dan bahagia karena seekor anjing yang mungkin tidak disangka-sangka. Sebuah keajaiban bisa datang kapan saja bahkan secara tidak terduga. Jadi, jangan pernah putus asa karena sang pencipta akan selalu menyayangi makhluknya dan sudah berencana sesuai takdir untuk mereka.
Cerita Inspiratif Tentang Perjuangan Besar Melawan Tumor
Di dunia ini siapa yang tidak mengenal istilah penyakit kanker atau tumor? Kanker adalah salah satu penyakit ganas yang jauh lebih berbahaya jika di bandingkan penyakit pada umumnya. Jika seseorang sudah mengalami kanker harapan hidupnya sudah diambang-ambang. Apalagi jika level kanker yang diderita sudah tinggi dan jenis kankernya adalah kanker langka dan sulit untuk di atasi. Nama penyakit kanker ini tidak hanya menyerang fisik seseorang tetapi bisa dikatakan bahwa bisa menyerang dan mematikan mental secara tiba-tiba. Mereka yang sudah di vonis kanker oleh pihak medis tentu saja sudah merasa bahwa hidupnya pun sudah akan berakhir dan dia berada diambang kematian. Sangat jarang penderitanya memiliki keyakinan kuat untuk hidup dan bertahan. Meski penyakit kanker maupun tumor ini merupakan penyakit yang sangat sulit untuk diatasi, tidak dapat dipungkiri bahwa tidak semuanya akan membawa pasien menuju kematian. Masih banyak penderita yang bisa di sembuhkan dengan serangkaian perawata medis serta obat-obatan yang kini sudah banyak diteliti ahlinya. Baik untuk jenis kanker maupun tumor apa pun. Bukti bahwa k bisa disembuhkan pun bisa dijumpai di berbagai wilayah maupun penderita di berbagai usia pula. Salah satunya adalah kisah yang datang dari seorang anak kecil yang akhirnya terbebas dari kanker setelah dia menjalani kemoterapi dalam beberapa jangka waktu terakhir. Padahal dia sudah terkena kanker sejak masih berusia 4 bulan setelah kelahirannya. Kisah ini adalah kisah seorang anak laki-laki dengan nama Jimmy. Selama satu tahun lamanya dia menjalani pengobatan tumor. Sedangkan jenis tumor yang dideritanya bukanlah tumor biasa melainkan jenis tumor otak yang jelas begitu berbahaya. Diusianya yang masih balita, tentu saja begitu menyakitkan karena harus menjalani serangkaian pengobatan untuk ketagori penyakit ini. Setelah di vonis tumor otak di usia 4 bulan tersebut, akhirnya Jimmy menjalani kemoterapi di rumah sakit anak bersama banyak penderita lainnya. Dia harus melakukan kemoterapi karena
sejak divonis menderita penyakut mematikan ini dokter sudah mengatakan bahwa tumor tersebut tidakm bisa dioperasi sehingga langkah penyembuhan satu-satunya adalah dengan kemoterapi tersebut. Meski tidak melalui jalur operasi dalam penyembuhan penyakitnya, ternyata pada akhirnya tumor di otak Jimmy pun bisa menyusut dan dia bisa sembuh kembali. Yang membuat banyak orang terinspirasi oleh kisah ini adalah semangat dan ketahanan Jimmy untuk sembuh hingga pada akhirnya dia begitu bahagia setelah kemoterapi terakhirnya di lakukan. Saking bahagianya, kala itu Jimmy terus menarik dengan begitu senangnya dan membunyikan bel congratulation di rumah sakit yang sudah disediakan. Hal ini bisa membuka mata setiap pasien, terutama tumor dan kanker ganas bahwa setiap penyakit sebenarnya bisa sembuh. Entah melalui pengobatan yang maksimal atau dari sebuah keajaiban. Bahkan seorang bayi saja bisa sembuh dari penyakitnya dengan semangat dan kemauan yang kuat. Tentu saja termasuk dengan doa yang tiada henti untuk dipanjatkan pada sang pencipta. Lalu bagaimana dengan Anda yang sudah dewasa dan sudah mengenal pencipta selama ini? Sebuah takdir memang tidak bisa di rubah, namun jangan sampai meninggalkan yang namanya usaha. Separah apa pun kondisi Anda saat ini, jangan pernah putus asa sebagaimana Jimmy tiada henti melalui pengobatan kemoterapinya yang menyakitkan. Khususnya bagi para penderita kanker, yang harus di jalani saat ini tidak lain adalah tetap bertahan, mengikuti aturan medis, bersemangat untuk sembuh dan berdoa semaksimal mungkin karena tidak ada yang tahu kapan keajaiban akan datang.
Cerita Inspiratif Dari Orang Buta
Kisah inspiratif yang satu ini datang dari orang buta asal india yang bernama Srikanth. Dia sudah buta sejak dilahirkan dan kebutaannya membawa anggapan buruk bagi orangorang disekitarnya. Bahkan, beberapa teman dan kerabatnya menyarankan pada orang tua untuk meninggalkan si buta ini. Apalagi jika mengingat bahwa mereka pun adalah orang tua yang menengah kebawah atau miskin. Namun, pada akhirnya pasangan ini memutuskan tetap membesarkan anaknya dengan pendidikan yang baik. Alhasil, mereka pun mendapatkan bayaran yang begitu memuaskan dengan masa depan anaknya yang begitu cerah. Kini sang anak berhasil menjadi seorang miliarder dengan penghasilan begitu besar dan kedaan ekonomi keluarga pun berubah menjadi semakin baik dibanding dulu. Yang menarik lagi, kesuksesan sang anak ini bisa diraihnya ketika masih berusia 23 tahun. Bisa dikatakan bahwa dia adalah seorang pembisnis muda yang sukses dibidangnya. Selain sukses di bidang tersebut, perusahaan ini ini juga merupakan perusahaan yang mampu memberikan manfaat besar bagi orang lain, khususnya mereka dengan keterbatasan fisik layaknya Srikanth. Kini Srikanth pun pada akhirnya merasa bahwa dia adalah orang paling beruntung di dunia ini. Namun, hal ini bukan berkaitan dengan kesuksesan usaha dan bisnis yang telah di bangunnya. Yang membuatnya begitu bersyukur adalah karena orang tuanya telah memutuskan untuk tetap membesarkan dan sayang padanya hingga mencapai keberhasilan seperti sekarang. Karena itulah dia begitu menyayangi orang tuanya. Kisah ini tentu saja memberikan kekuatan besar bagi Anda yang mungkin memiliki buah hati dengan kondisi keterbatasan,
khususnya pada penglihatan. Kisah ini menjadi harapan besar banyak orang bahwa seseorang dengan penglihatan yang tidak berfungsi pun masih bisa sukses di usia muda dengan semangat dan usaha yang tinggi. Jadi, bagaimana pun kondisi Anda sekarang maupun keluarga, jangan pernah putus asa. Terus saling memberi semangat sehingga meski tidak sempurna tetap memiliki masa depan yang cerah, bisa di kenal dan membanggakan banyak orang. Jika Srikanth yang dulu sempat tidak diinginkan banyak dari anggota keluarga pun bisa sukses tentu saja Anda juga bisa, apalagi yang fisiknya masih sempurna.
Cerita Inspiratif Tentang Keterbatasan Fisik
Keterbatasan fisik tentu saja bukanlah kabar yang baik bagi siapa pun yang mengalaminya. Apalagi jika keterbatasan ini di dapatkan sejak lahir karena cacat atau sebagainya. Tidak hanya bagi yang menderita saja tetapi juga bagi orang tua dan keluarganya. Selain itu, ketika seseorang mengalami keterbatasan, maka bisa dikatakan ini bukan hanya ujian secara fisik tetapi juga secara mental. Jika seseorang tidak tahan mental akan keterbatasan mental yang sedang di alaminya, sudah jelas dia akan mengalami keputus asaan yang aman mendalam pada hidupnya. Apalagi mengingat bahwa dia memiliki kondisi fisik yang berbeda dari teman-teman lain. terutama ketika dia masih di usia anak-anak hingga remaja yang biasanya akan mengalami tekanan ketika merasa berbeda. Meski dari banyak pengalaman seseorang yang mengalami keterbatasan mental ada banyak rintangan yang dihadapi dan sang penderita pun banyak yang putus asa, realitanya masih banyak mereka yang malah mengisnpirasi. Salah satunya datang dari kisah seorang laki-laki bernama Ahmad Zulkarnain. Sejauh ini dia biasa di kenal dengan sebutan bang Dzoel. Keterbatasan fisik yang dia alami ini bukan karena apa-apa melainkan memang sudah bawaan sejak dia lahir. Bahkan bisa di katakan keterbatasannya cukup parah karena dia tidak memiliki tangan maupun kaki. Namun, yang cukup menarik, tanpa tangan dan kaki tersebut Dzoel ini menjadi seorang fotografer handal dan memang niat serta minatnya cukup tinggi dibidang yang satu ini. Jika melihat kondisinya, tentu saja seolah sudah tidak mungkin Dzoel menjadi fotografer. Untuk melakukan skali potret saja jika dibanyangkan pastinya sudah kualahan dan cukup rumit. Bagaimana tidak, untuk melakukan jepretan, seseorang membutuhkan tangannya sehingga bisa menghasilkan gambar yang sempurna, fokus dan matang sesuai jarak yang diinginkan. Sedangkan Dzoel sejak dia lahir sudah tidak memiliki tangan yang bisa diandalkan untuk itu maupun kaki untuk menopang tubunya selama beraktivitas. Namun, ternyata hal ini bukanlah suatu hambatan besar yang menghalaginya untuk meraih mimpi besar yang sudah dia idamidamkan tersebut. Ketika menginjak usia dewasa, Dzoel mampu mendirikan bisnis fotografi yang berkembang. Memang dunia fotografi ini sendiri sudah ditekuninya sejak lama. Tapi, bagaimana dia bisa melakukan pemotretan. Dalam hal ini sang fotografer memanfaatkan wajahnya untuk mengoperasikan kamera, khususnya untuk mengatasi urusan zoom, ISO, dan fokus. Sedangkan untuk mematikan maupun menyalakan kamera, dia memanfaatkan bagian mulut. Hal lain yang di manfaatkan oleh Dzoel dalam pengoperasian kamera ini tidak lain adalah kulit lebih dibagian tangan yang di fungsikan untuk menekan tombol shutter. Hingga akhirnya, nama Dzoel yang sukses menghasilkan gambar-gambar bagus banyak di kenal orang. Bahkan, dia sempat menjadi sorotan media dengan kesuksesannya meski memiliki keterbatasan fisik yang tinggi.
Ketika seseorang dengan kisah menarik ini banyak diliput media, dia mengatakan bahwa sesungguhnya dia tidak ingin orang lain terlalu banyak memikirkan tentangnya. Yang dia inginkan sebenarnya sejauh ini hanyalah banyak orang diluar sana yang melihat kreativitas yang sudah di hasilkannya. Kisah Dzoel dengan segenap tekad, kekuatan mental dan fisik ini tentu saja memberikan banyak pelajaran yang amat berhara bagi siapa pun. Seseorang yang hadir dengan keterbatasan fisik saja mampu mewujudkan cita-citanya dan sukses ketika dia dewasa dengan semangat dan niat yang kuat. Perjuangan yang sudah dihadapinya tentu saja lebih berat di bandingkan manusia sempurna. Lalu, bagaimana dengan Anda yang saat ini sedang sehat-sehatnya di luar sana? Tentu saja tidak perlu lagi melalui rintangan sesulit Dzoel. Jika yang memiliki keterbatasan saja bisa sukses, tentu saja Anda yang masih memiliki anggota tubuh sempurna dan bisa beraktivitas sebagaimana orang biasa bisa jauh lebih sukses di bandingkan dengannya. Kisah ini juga sangat mengisnpirasi Anda yang saat ini berada dalam kondisi serupa dengan Dzoel dan memiliki cita-cita yang cukup tinggi. Mungkin kini Anda merasa cita-cita tersebut memang cukup mustahil untuk di wujudkan. Namun, dengan niat dan tekad yang kuat, tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini selagi masih mau berusaha. Dan selagi ada waktu, kini saatnya wujudkan impian Anda. Dari banyak cerita di atas, tentu saja sudah banyak yang membuka hati dan pikiran Anda bahwa ketika tidak ada hal yang mustahil asal mau berusaha. Keajaiban bisa datang kapan saja, jadi jangan pernah putus asa. Diantara beberapa cerita ini, mungkin ada yang mirip dengan cerita hidup yang Anda alami. Karena itu, salah satunya bisa di jadikan inspirasi penting pula dalam kehidupan.
Selalu Ada Tetesan Air Walau Itu Di Padang Gurun
Pasar malam dibuka di sebuah kota. Penduduk menyambutnya dengan gembira. Berbagai macam permainan, stand makanan dan pertunjukan diadakan. Salah satu yang paling istimewa adalah atraksi manusia kuat. Begitu banyak orang setiap malam menyaksikan unjuk kekuatan otot manusia kuat ini. Manusia kuat ini mampu melengkungkan baja tebal hanya dengan tangan telanjang. Tinjunya dapat menghancurkan batu bata tebal hingga berkeping-keping. Ia mengalahkan semua pria di kota itu dalam lomba panco. Namun setiap kali menutup pertunjukkannya ia hanya memeras sebuah jeruk dengan genggamannya. Ia memeras jeruk tersebut hingga ke tetes terakhir. ‘Hingga tetes terakhir’, pikirnya. Manusia kuat lalu menantang para penonton: “Hadiah yang besar kami sediakan kepada barang siapa yang bisa memeras hingga keluar satu tetes saja air jeruk dari buah jeruk ini!” Kemudian naiklah seorang lelaki, seorang yang atletis, ke atas panggung. Tangannya kekar. Ia memeras dan memeras… dan menekan sisa jeruk… tapi tak setetespun air jeruk keluar. Sepertinya seluruh isi jeruk itu sudah terperas habis. Ia gagal. Beberapa pria kuat lainnya turut mencoba, tapi tak ada yang berhasil. Manusia kuat itu tersenyum-senyum sambil berkata : “Aku berikan satu kesempatan terakhir, siapa yang mau mencoba?” Seorang wanita kurus setengah baya mengacungkan tangan dan meminta agar ia boleh mencoba. “Tentu saja boleh nyonya. Mari naik ke panggung.” Walau dibayangi kegelian di hatinya, manusia kuat itu membimbing wanita itu naik ke atas pentas. Beberapa orang tergelak-gelak mengolok-olok wanita itu. Pria kuat lainnya saja gagal meneteskan setetes air dari potongan jeruk itu apalagi ibu kurus tua ini. Itulah yang ada di pikiran penonton. Wanita itu lalu mengambil jeruk dan menggenggamnya. Semakin banyak penonton yang menertawakannya. Lalu wanita itu mencoba memegang sisa jeruk itu dengan penuh konsentrasi. Ia memegang sebelah pinggirnya, mengarahkan ampas jeruk ke arah tengah, demikian terus ia ulangi dengan sisi jeruk yang lain. Ia terus menekan serta memijit jeruk itu, hingga akhirnya memeras… dan “ting!” setetes air jeruk muncul terperas dan jatuh di atas meja panggung. Penonton terdiam terperangah. Lalu cemoohan segera berubah menjadi tepuk tangan riuh.
Manusia kuat lalu memeluk wanita kurus itu, katanya, “Nyonya, aku sudah melakukan pertunjukkan semacam ini ratusan kali. Dan, banyak orang pernah mencobanya agar bisa membawa pulang hadiah uang yang aku tawarkan, tapi mereka semua gagal. Hanya Anda satusatunya yang berhasil memenangkan hadiah itu. Boleh aku tahu, bagaimana Anda bisa melakukan hal itu?” “Begini,” jawab wanita itu. Aku adalah seorang janda yang ditinggal mati suamiku. Aku harus bekerja keras untuk mencari nafkah bagi hidup kelima anakku. Jika engkau memiliki tanggungan beban seperti itu, engkau akan mengetahui bahwa selalu ada tetesan air walau itu di padang gurun sekalipun. Engkau juga akan mengetahui jalan untuk menemukan tetesan itu. Jika hanya memeras setetes air jeruk dari ampas yang engkau buat, bukanlah hal yang sulit bagiku. Selalu ada tetesan setelah tetesan terakhir. Aku telah ratusan kali mengalami jalan buntu untuk semua masalah serta kebutuhan yang keluargaku perlukan. Namun hingga saat ini aku selalu menerima tetes berkat untuk hidup keluargaku. Aku percaya Tuhanku hidup dan aku percaya tetesan berkat-Nya tidak pernah kering, walau mata jasmaniku melihat semuanya telah kering. Aku punya alasan untuk menerima jalan keluar dari masalahku. Saat aku mencari, aku menerimanya karena ada pribadi yang mengasihiku. Bila Anda memiliki alasan yang cukup kuat, Anda akan menemukan jalannya, demikian kata seorang bijak. Seringkali kita tak kuat melakukan sesuatu karena tak memiliki alasan yang cukup kuat untuk menerima hal tersebut.
Nama Kelas
: Marita : IX.6 PUNCAK KESUKSESAN
Suatu pagi hari yang buta, terlihat seorang pemuda dengan tas di punggungnya tengah berjalan dengan tujuan mendaki ke puncak gunung yang terkenal. Konon kabarnya, di puncak gunung itu terdapat pemandangan yang sangat indah. Ketika sampai di lereng gunung, terlihat sebuah rumah kecil yang dihuni oleh seorang kakek tua. Setelah menyapa pemilik rumah, si pemuda segera mengutarakan maksudnya. “Kek, saya ingin mendaki gunung ini. Tolong tunjukkan jalur yang paling mudah untuk mencapai ke puncak gunung.” Si kakek dengan enggan mengangkat tangan dan menunjukkan tiga jari ke hadapan si pemuda, “Ada tiga jalan untuk menuju puncak gunung ini. Kamu bisa memilih sebelah kiri, tengah, atau sebelah kanan.” “Kalau saya memilih sebelah kiri…?” tanya si pemuda. “Jalur sebelah kiri ada banyak bebatuan,” jawab sang kakek pendek sambil berbalik masuk ke dalam rumah. Si pemuda bergegas melanjutkan perjalanannya. Beberapa waktu kemudian, si pemuda terlihat kembali di depan pintu rumah sang kakek. “Saya tidak sanggup melewati terjalnya batu-batuan,” keluhnya. “Jalan sebelah mana lagi yang bisa aku lewati?” Si kakek dengan tersenyum mengangkat lagi tiga jari tangannya sambil menjawab, “Pilih saja sendiri, jalur kiri, tengah atau sebelah kanan?” “Hmmmm, jika saya memilih jalan sebelah kanan..?”
“Jalur sebelah kanan banyak semak berduri.” Setelah beristirahat sejenak, si pemuda kembali berangkat untuk mendaki. Tak lama kemudian, dia kembali lagi ke rumah si kakek. Sambil mengatur napas, si pemuda berkata, “Saya sungguhsungguh ingin mencapai puncak gunung. Jalan sebelah kanan dan kiri telah kutempuh, tapi rasanya saya tetap berputar-putar di tempat yang sama. Saya tidak berhasil mendaki ke tempat yang lebih tinggi dan harus kembali kemari tanpa hasil. Tolong tunjukkan jalan lain yang lebih rata dan lebih mudah agar saya sukses mendaki hingga ke puncak gunung.” Sang kakek dengan serius mendengarkan keluhan si pemuda. Kemudian sambil menatap tajam, dia berkata tegas, “Anak muda.. Jika kamu ingin sampai ke puncak gunung, tidak ada jalan yang rata dan mudah! Rintangan berupa bebatuan dan semak berduri, harus kamu lewati, bahkan kadang jalan buntu pun harus kamu hadapi. Selama keinginanmu untuk mencapai puncak itu tetap tidak goyah, hadapi semua rintangan! Hadapi semua tantangan yang ada! Jalani langkahmu setapak demi setapak, kamu pasti akan berhasil mencapai puncak gunung itu. Jangan lupa, nikmati juga pemandangan yang luar biasa. Mengerti?” Dengan takjub si pemuda mendengar semua ucapan kakek. Lalu, sambil tersenyum gembira, dia menjawab, “Saya mengerti, saya mengerti. Terima kasih! Saya siap menghadapi selangkah demi selangkah setiap rintangan dan tantangan yang ada. Tekad saya makin mantap untuk mendaki lagi sampai mencapai puncak gunung ini.” Dengan senyum puas, sang kakek berkata, ”Anak muda, aku percaya kamu pasti bisa mencapai puncak gunung itu.” Untuk mencapai kesuksesan seperti yang kita inginkan, sama seperti analogi mendaki gunung tadi. Tidak ada jalan rata dan pintas menuju sukses. Sewaktu-waktu, rintangan, kesulitan, dan kegagalan selalu datang menghadang. Hanya dengan mental dan tekad yang kuat, tetap menjaga komitmen dan berjuang menyingkirkan/menyelesaikan halangan & rintangan, kita akan mencapai puncak kesuksesan.
JANGAN MEREMEHKAN PEKERJAAN
Dua orang pemuda yang tak berpengalaman mendapatkan pekerjaan di sebuah kontraktor bangunan, namun keduanya mendapatkan pekerjaan yang berbeda. Pemuda pertama bernama Hendro, ia mendapatkan tugas untuk mengerjakan kusen kayu dan daun pintu. Sedangkan pemuda yang kedua bernama Dede, mendapatkan tugas untuk mengaduk semen dan pasir serta memasang bata. Dalam pikiran Hendro, pekerjaannya sebagai tukang kayu lebih ringan dan mudah dibandingkan dengan Dede. Namun kejutan muncul saat dia tahu ternyata rumah yang akan dibangun adalah rumah dengan desain antik dan banyak ukiran kayunya, hal itu diluar dugaan Hendro. Setelah berkali-kali diajari oleh tukang senior di perusahaan itu dan tidak bisa juga, Hendro akhirnya putus asa. Ia pun mendatangi Dede yang giat bekerja tanpa lelah, untuk berdiskusi, kemungkinan tukar pekerjaan dan ternyata Dede setuju. Dede pun akhirnya mengerjakan pekerjaan bagian Hendro, tentunya dengan dilatih terlebih dahulu. Setelah beberapa waktu, sang mandor memeriksa pekerjaan kedua anak baru tersebut. Mandor itu terpana dengan hasil kusen dan pintu yang dikerjakan dengan begitu baik. Ia pun bertanya “Siapa yang mengerjakan ini?” Pegawai yang ada di sana langsung menunjuk Dede. Sang Mandor penasaran, bagaimana Dede bisa bekerja dengan begitu baik dan tidak seperti temannya Hendro yang menyerah berhenti di tengah jalan.
“Bagi saya sederhana saja Pak,” ujarnya dengan rendah hati. ”Lakukan semuanya dengan tulus dan jangan meremehkan apapun. Dengan begitu, saya lebih mengerti saat diajarkan dan bersungguh-sungguh mengerjakannya.” Itulah rahasia keberhasilan Dede, dia tidak cepat berasumsi dan meremehkan pekerjaan yang ditawarkan kepadanya. Sikapnya pada akhirnya membantu dia mencapai keberhasilan. Hal sama berlaku juga dengan hidup kita, dalam kehidupan kita akan dihadapkan dengan berbagai tantangan dan seringkali menjadi sebuah kesempatan bagi kita untuk melangkah maju mencapai keberhasilan. Kuncinya adalah bagaimana kita menyikapi tantangan itu, jangan pernah meremehkan atau sebaliknya merasa tidak mampu dan menolaknya. Coba belajarlah dengan sungguhsungguh, lalu bekerjalah dengan sepenuh hati, niscaya kerja keras kita tidak akan sia-sia.
GARAM DAN TELAGA
Suatu ketika, hiduplah seorang tua yang bijak. Pada suatu pagi, datanglah seorang anak muda yang sedang dirundung banyak masalah. Langkahnya gontai dan air muka yang ruwet. Tamu itu, memang tampak seperti orang yang tak bahagia. Tanpa membuang waktu, orang itu menceritakan semua masalahnya. Pak Tua yang bijak, hanya mendengarkannya dengan seksama. Ia lalu mengambil segenggam garam, dan meminta tamunya untuk mengambil segelas air. Ditaburkannya garam itu kedalam gelas, lalu diaduknya perlahan. “Coba, minum ini, dan katakan bagaimana rasanya..”, ujar Pak tua itu. “Pahit. Pahit sekali”, jawab sang tamu, sambil meludah kesamping. Pak Tua itu, sedikit tersenyum. Ia, lalu mengajak tamunya ini, untuk berjalan ke tepi telaga di dalam hutan dekat tempat tinggalnya. Kedua orang itu berjalan berdampingan, dan akhirnya sampailah mereka ke tepi telaga yang tenang itu. Pak Tua itu, lalu kembali menaburkan segenggam garam, ke dalam telaga itu. Dengan sepotong kayu, dibuatnya gelombang mengaduk-aduk dan tercipta riak air, mengusik ketenangan telaga itu. “Coba, ambil air dari telaga ini, dan minumlah. Saat tamu itu selesai mereguk air itu, Pak Tua berkata lagi, “Bagaimana rasanya?”. “Segar.”, sahut tamunya. “Apakah kamu merasakan garam di dalam air itu?”, tanya Pak Tua lagi. “Tidak”, jawab si anak muda.
Dengan bijak, Pak Tua itu menepuk-nepuk punggung si anak muda. Ia lalu mengajaknya duduk berhadapan, bersimpuh di samping telaga itu. “Anak muda, dengarlah. Pahitnya kehidupan, adalah layaknya segenggam garam, tak lebih dan tak kurang. Jumlah dan rasa pahit itu adalah sama, dan memang akan tetap sama. “Tapi, kepahitan yang kita rasakan, akan sangat tergantung dari wadah yang kita miliki. Kepahitan itu, akan didasarkan dari perasaan tempat kita meletakkan segalanya. Itu semua akan tergantung pada hati kita. Jadi, saat kamu merasakan kepahitan dan kegagalan dalam hidup, hanya ada satu hal yang bisa kamu lakukan. Lapangkanlah dadamu menerima semuanya. Luaskanlah hatimu untuk menampung setiap kepahitan itu.” Pak Tua itu lalu kembali memberikan nasehat. “Hatimu, adalah wadah itu. Perasaanmu adalah tempat itu. Kalbumu, adalah tempat kamu menampung segalanya. Jadi, jangan jadikan hatimu itu seperti gelas, buatlah laksana telaga yang mampu meredam setiap kepahitan itu dan merubahnya menjadi kesegaran dan kebahagiaan.” Keduanya lalu beranjak pulang. Mereka sama-sama belajar hari itu. Dan Pak Tua, si orang bijak itu, kembali menyimpan “segenggam garam”, untuk anak muda yang lain, yang sering datang padanya membawa keresahan jiwa. Hatimu, adalah wadah itu. Perasaanmu adalah tempat itu. Kalbumu, adalah tempat kamu menampung segalanya. Jadi, jangan jadikan hatimu itu seperti gelas, buatlah laksana telaga yang mampu meredam setiap kepahitan itu dan merubahnya menjadi kesegaran dan kebahagiaan.
"MAAF" Banyak orang dengan mudah mengatakan "Maaf", tetapi tidak tahu maksut sebenarnya dari kalimat "Maaf". "Maaf" bukan hanya ngomong, tetapi bertindak apa yang seharusnya dilakukan oleh kalimat "Maaf". Memang kalimat saya sedikit membingungkan, tapi saat anda nanti mengerti anda akan menyadarinya. "KISAH NYATA YG SANGAT MENGHARUKAN" Pelayan Restoran Ini Menumpahkan Saus ke Atas Tas Kulit Seorang Wanita, tapi Reaksinya... Cerita ini berawal ketika kami sekeluarga berlibur di luar negeri. Kami dilayani oleh seorang anak gadis ketika kami makan di sebuah restoran yang cukup ternama di negara itu. Ketika ikan yang kami pesan disajikan, piring yang dipegang pelayanan malah miring dan menumpahkan saus ikannya ke atas tas kulit saya. Saya marah! Tapi, sebelum saya meluapkan emosi saya, putriku langsung berdiri dan menghampiri pelayan itu. Dengan tersenyum dia menepuk pundaknya dan berkata, "Tidak apa-apa kok..." Pelayan itu ketakutan merasa bersalah dan berkata, "Maaf, saya akan ambilkan lap... Putriku menjawabnya, "Sudah tidak apa, nanti akan saya bersihkan setelah saya pulang. Kamu kembali bekerja saja, beneran tidak apa-apa kok..." Anak perempuanku berkata dengan sangat lembut. Saya menatap tajam anak saya dan rasanya emosi saya sudah pada puncaknya. Malam harinya ketika kami kembali ke hotel, Putriku bercerita pengalaman dia di London 3 tahun lalu. Tiga tahun lalu demi mengajarnya untuk hidup mandiri, saya dan suami saya tidak mengizinkan dia pulang untuk liburan musim panas, malahan kami berharap dia bisa pergi berlibur di sana atau cari kerja di sana. Putriku yang manja dan tidak biasa melakukan pekerjaan rumah ini, malah memilih menjadi seorang pelayan di sebuah restoran di Inggris. Namun hari pertama mulai bekerja, dia sudah membuat kesalahan fatal... Dia ditugaskan didapur membersihkan gelas - gelas anggur yang tipis. Jika dibersihkan dengan tenaga yang kuat akan mudah pecah.
Putriku membersihkan semua gelas, Tapi ketika dia memutar badannya, tidak sengaja mendorong setumpukan gelas tersebut dan dalam sekejap gelas-gelas itu pun berubah menjadi sekumpulan keping-keping kaca. "Ma, waktu itu, rasanya aku tuh seperti langsung masuk neraka tahu gak?" Suara putriku bergetar ketika menceritakannya kembali pengalamannya. Tapi, apa reaksi dari bosnya? Bosnya menghentikan semua pekerjaannya dan menghampiri dia, memeluk dia sambil berkata, "Oh sayang, kamu tidak apa - apa kan?"" Kemudian, dia berbalik dan menyuruh rekan kerja yang lain, "Tolong bersihkan keping - keeping gelas ini ya!" "Dia sama sekali tidak mengeluarkan kata-kata yang membuat aku tertuduh," kata putriku sambil mengingat masa lalunya. "Sudah jatuh tertimpa tangga" menjadi pribahasa yang cocok untuk putriku. Dia melakukan satu kesalahan fatal lagi yaitu tidak sengaja menumpahkan anggur ke atas gaun tamu yang datang! Dalam hatinya dia berkata, "matilah aku! Pasti bos akan pecat aku!" Tapi ternyata tamu itu menghiburnya! Dia berkata, "Tidak apa-apa... Alkohol gampang kok dibersihkan." Dia pun berdiri, menepuk pundak putriku dan pergi ke kamar mandi membersihkan gaunnya. Suara putriku terdengar penuh dengan rasa bersyukur dan berkata, "Ma, kalau orang lain saja bisa memaafkan putrimu yang manja ini, masa mama tidak bisa memaafkan orang lain? Anggap saja mama memaafkan putri sendiri." Memaafkan orang lain, menandakan kita bisa memaafkan diri kita sendiri. JADIKAN PENGALAMAN DIRI SENDIRI DAN PENGALAMAN ORANG LAIN, MENJADI CERMIN KEHIDUPAN.
Kesempatan Kedua
Di kesepian malam, tampak seorang pemuda berwajah tampan sedang memacu laju kendaraannya. Karena kantuk dan lelah yang mendera, tiba-tiba ia kehilangan kesadarannya dan guuubraaaaaak.. Mobil yang dikendarainya melintasi trotoar dan berakhir dengan menabrak sebuah pohon besar. Karena benturan yang keras di kepala, si pemuda sempat koma dan dirawat di rumah sakit. Saat kesadarannya mulai kembali, terdengar erangan perlahan. “Aduuuh…kepalaku sakit sekali. Kenapa badanku tidak bisa digerakkan. Oh..ada di mana ini?”. Nanar, tampak bayangan bundanya sedang menangis, memegangi tangan dan memanggilmanggil namanya. Lewat beberapa hari, setelah kesadarannya pulih kembali, ia baru tahu kalau mobil yang dikendarainya ringsek tidak karuan bentuknya dan melihat kondisi mobil, seharusnya si pengemudi pasti meninggal dunia. Ajaibnya, dia masih hidup (walaupun mengalami gegar otak lumayan parah, tulang paha yang patah menjadi enam, dan memar di sana-sini; hal ini membuatnya harus menjalani operasi dan proses terapi penyembuhan yang lama dan menyakitkan). Saat pamannya datang menjenguk, si pemuda menggerutu tidak puas pada kehidupannya, “Dunia sungguh tidak adil! Sedari kecil aku sudah ditinggal oleh ayahku. Walaupun aku tidak pernah hidup berkekurangan tetapi teman-temanku jauh lebih enak hidupnya. Garagara Bunda membelikan mobil jelek, aku jadi celaka bahkan kini cacat pula wajah ini. Oh…sungguh sial hidupku..” Pamannya yang kenal si pemuda sedari kecil menegur keras, “Anak muda. Wajahmu rupawan, tetapi jiwamu ternyata tidak. Bundamu bekerja keras selama ini hingga
hidupmu berkecukupan. Lihatlah sekelilingmu, begitu banyak orang yang tidak seberuntung kamu. Tidak perlu menyalahkan orang lain. Kecelakaan ini karena kesalahanmu sendiri! Pernahkan kamu pikirkan, seandainya kecelakaan itu merenggut nyawamu, bekal apa yang kamu bawa untuk mempertanggungjawabkan seluruh perbuatanmu di hadapan Sang Pencipta? Tuhan begitu baik, memberi kesempatan kedua kepadamu untuk hidup lebih lama. Itu artinya, kamu harus hidup lebih baik! Apakah kamu mengerti?” Si pemuda terpana sesaat dan lirih menjawab, “Terima kasih paman. Saya akan mengingat nasihat paman. Biarlah luka di wajah ini sebagai pengingat agar aku tahu diri dan mampu untuk bersyukur”. Setiap hari di setiap tarikan napas kita sesungguhnya adalah “kesempatan kedua” di dalam kehidupan kita. Kesempatan untuk selalu mengingat kebaikan yang telah kita terima dan mengingatkan kita untuk selalu berbuat bajik kepada sesama. Mari, manfaatkan setiap kesempatan yang ada dengan menjalankan ibadah dan amanah.
HIKMAH DARI SEBUAH KEHILANGAN BIla Anda sering merasa banyak yang hilang dari kehidupan Anda, percayalah, tidak ada kehilangan yang benar-benar hilang. Seperti kisah inspirasi ini… Pada suatu masa, di sebuah pedesaan China, hidup seorang pria tua dan keluarganya. Pria tersebut mengolah sebuah kebun dan memiliki beberapa hewan peliharaan, salah satu peliharaannya adalah seekor kuda jantan. Suatu ketika, kuda yang dimiliki pria tua tersebut hilang. Beberapa tetangga mengatakan sempat melihat kuda tersebut berlari melewati batas daerah yang tidak boleh dilewati oleh warga desa. Pria tua itu menjadi sedih, tetapi dia mengatakan, “Tidak apa, barangkali kejadian ini bukan sesuatu yang buruk dan siapa tahu akan datang sesuatu yang baik.” Setelah hari berganti hari, pada malam hari, pria tua itu dikejutkan dengan suara kuda. Dia langsung bangkit dan melihat ke arah luar rumah, tampak kudanya yang hilang telah kembali dan membawa seekor kuda betina entah milik siapa yang menjadi pasangannya. Tentu saja, seperti peraturan di desa itu, kuda yang tidak diketahui pemiliknya atau liar akan menjadi milik mereka yang menemukan. Para tetangga memberi selamat pada pria tua yang telah mendapatkan kembali kudanya serta tambahan satu kuda secara cuma-cuma. Setelah waktu berjalan, anak laki-laki dari pria tua tersebut mulai berlatih untuk naik ke atas punggung kuda dan memacu kuda tersebut di sekitar area perkebunan. Sayangnya, pada suatu hari, anak laki-laki itu jatuh dari atas punggung kuda dan mengalami cedera kaki yang sangat parah. Perlu waktu lama untuk sembuh, tetapi sekalipun telah sembuh, anak laki-laki itu tidak bisa berjalan normal. “Tidak apaapa, nak” ujar si pria tua, “Mungkin hal ini akan mendatangkan sesuatu yang lebih baik untuk mu,” Dan seperti kejadian sebelumnya, si pria tua merasakan kembali sesuatu yang baik tersebut. Pada masa itu adalah masa perang, semua anak laki-laki di desa wajib memanggul senjata dan bertempur di medan perang. Tetapi karena cacat, anak laki-laki sang pria tua tetap di desa dan bekerja mengolah kebun. Tidak ada yang disesali, karena anak laki-laki itu juga bersikap sama seperti ayahnya, dia percaya
akan ada hikmah di balik kejadian buruk yang menyebabkan dia kehilangan cara berjalan yang normal. Tahun berganti tahun. Perang telah berakhir dan para anak laki-laki yang bertempur kembali ke desa. Ternyata hanya beberapa yang kembali, karena kebanyakan dari mereka ternyata tewas di medan perang. Sang pria tua sedikit bersyukur karena anak laki-lakinya tetap dalam kondisi sehat dan semakin pintar mengurus perkebunan. Sehingga, tidak ada yang perlu disesali karena bagi keluarga tersebut, kebahagiaan tidak hanya dinilai pada saat sesuatu terjadi, tetapi juga pada masa-masa setelahnya.
Luangkan Waktumu
Aku menghabiskan satu jam di sebuah bank dengan ayahku. Beliau hendak mentransfer sejumlah uang. Aku tak bisa menahan diri untuk bertanya. “Kenapa tidak aktifkan saja internet banking?” “Kenapa kita mesti melakukan itu?” Ayahku balik bertanya. “Ya, supaya kita tidak perlu menghabiskan sejam hanya untuk transfer. Kita bahkan bisa belanja online, dan segala sesuatunya akan menjadi sangat mudah.” Aku begitu bersemangat memperkenalkannya pada dunia internet banking. Ayahku lantas bertanya, “Jadi kita tidak harus keluar rumah?” “Ya, ya betul,” kataku bersemangat. Aku bercerita bahkan sayuran pun bisa dikirim sampai depan pintu. Dan bagaimana perusahaan besar seperti Amazon dan Alibaba mampu mengirim apapun yang kita inginkan dan kita pesan! Jawaban orangtuaku membuat lidahku tercekat. “Sejak ayah masuk ke bank hari ini, ayah sudah bertemu dengan 4 teman, mengobrol sebentar dengan pegawai bank yang sudah mengenal keluarga kita dengan baik. Kamu tahu, Nak, ayah dan ibumu kan tinggal sendirian. Temanlah yang kami perlukan.” Ayahku melanjutkan. “Saat ini, bagi ayah, pertemuan dengan orang lain terasa penting. Dua tahun lalu, Ayah jatuh sakit. Pemilik warung langganan dan anaknya menjenguk ayah, duduk di ruang keluarga, menemani mengobrol dan menghibur
kami. Ketika ibumu jatuh waktu jalan pagi beberapa hari lalu, petugas keamanan keliling melihatnya dan segera mengantarkan ibu ke rumah, sebab ia tahu di mana kami tinggal.” “Apakah ayah dan ibu akan mengalami sentuhan manusia jika segala sesuatunya menjadi online? Ayah ingin mengenal pribadi yang sedang berelasi dengan ayah. Bukan sekedar ‘seller’. Ini menciptakan ikatan dan rasa aman. Nak, teknologi memang penting tapi bukanlah inti kehidupan. Ingat untuk meluangkan waktu bersama orang-orang di sekitarmu, bukan dengan gadget.”
SEBUAH PENYESALAN Kelas 10...
Saat aku duduk di kelas Bahasa Inggris, aku menatap seorang cewek di sebelahku. Ia adalah teman baikku. Aku menatap rambutnya yang panjang, halus, dan berharap ia milikku. Tetapi ia tidak berpikir sama sepertiku, dan aku tahu itu. Setelah sekolah usai, ia berjalan ke arahku dan menanyakan catatannya yang ketinggalan kemarin. I Aku memberikannya padanya. Ia berkata 'terima kasih' dan memberikan ciuman di pipiku. Aku ingin mengatakan padanya, aku ingin ia tahu bahwa aku tidak ingin hanya menjadi temannya, aku mencintainya tetapi aku terlalu malu... aku tidak tahu mengapa. Kelas 11... Telepon berbunyi. Di sisi lain telepon, itu adalah dirinya. Ia menangis, bergumam terus menerus mengenai bagaimana kekasihnya membuat dirinya patah hati. Ia memintaku untuk datang karena ia tidak ingin sendiri, akupun juga begitu. Saat aku duduk di sebelahnya, aku menatap matanya yang lembut, berharap ia milikku. Ia melihatku, mengatakan 'terima kasih' dan memberikan ciuman di pipiku. Aku ingin mengatakannya, aku ingin ia tahu bahwa aku tidak ingin hanya menjadi temannya, aku mencintainya tetapi aku terlalu malu... aku tidak tahu mengapa. Tahun kedua... Sehari sebelum festival dansa di universitas, ia berjalan ke locker ku. "Pacarku sakit" katanya, "ia tidak akan datang". Well, aku tidak punya kekasih, dan saat di kelas 7, kita membuat perjanjian bahwa jika tidak ada salah satupun dari kita yang punya pacar, kita akan pergi bersama sebagai teman baik. Dan kitapun melakukannya. Malam itu, setelah semuanya selesai, aku berdiri di depan pintu nya. Aku menatapnya saat ia tersenyum padaku dan menatapku dengan matanya yang bening. Ia berkata "Aku mengalami hari yang menyenangkan, terima kasih" dan memberikan ciuman di pipiku. Aku ingin mengatakan padanya, aku ingin ia tahu bahwa aku tidak ingin hanya menjadi teman, aku mencintainya namun aku terlalu malu... Aku tidak tahu mengapa.
Sehari berlalu, kemudian seminggu, kemudian sebulan ...dan lebih banyak waktu berlalu. Tanpa kusadari, akhirnya datanglah hari kelulusan. Aku melihatnya naik ke panggung untuk di wisuda. Aku ingin memilikinya namun ia tidak memperhatikan aku seperti itu, dan aku tahu. Sebelum semua orang pulang ke rumah, ia mendatangiku dan menangis saat aku memeluknya. Ia kemudian mengangkat kepalanya dari bahuku dan berkata "kamu teman baikku, terima kasih" dan memberikan ciuman di pipiku. Aku ingin berkata padanya, aku ingin ia tahu bahwa aku tidak ingin hanya menjadi teman, aku mencintainya tetapi aku terlalu malu... Aku tidak tahu mengapa. Sekarang aku duduk di bangku gereja. Wanita itu akan menikah.. wanita yang aku cintai sepanjang hidupku akan menikah sekarang!!! Aku melihat ia berkata 'aku mau' dan membawa dirinya ke hidup yang baru, menikah dengan pria lain. Aku ingin ia menjadi milikku, tetapi ia tidak melihatku seperti itu, dan aku tahu. Sebelum ia pergi, ia mendatangiku dan berkata 'terima kasih' dan memberikan ciuman di pipiku. Aku ingin berkata padanya, aku ingin tahu bahwa aku tidak ingin hanya menjadi teman, aku mencintainya tetapi aku terlalu malu... Aku tidak tahu mengapa. Tahun-tahun berlalu... Aku melihat ke peti mati milik seorang wanita yang dulu pernah menjadi teman baikku. Dalam sebuah upacara keagamaan, mereka membacakan isi buku harian yang pernah ia tulis di saat ia berada di high school. Ia menulis: "Aku menatapnya berharap ia milikku, tetapi ia tidak menyadari aku seperti itu, dan aku tahu itu. Aku ingin berkata padanya, aku tidak ingin hanya menjadi teman, aku mencintainya tetapi akut erlalu malu... Aku tidak tahu mengapa." 'Aku juga berharap seperti itu...' Aku berpikir pada diriku sendiri, dan aku menangis.. I thought to my self, and I cried. Cerita ini adalah cerita yang bisa terjadi kapan saja... bisa saja sedang terjadi sekarang dalam hidupmu .. mungkin !!! Maka tolonglah dirimu sendiri, katakan padanya bahwa kamu mencintainya karena mereka tida akan berada di dunia ini selamanya.
Tentang Sebuah Kehilangan Yang Mendewasakanku Terimakasih untuk yang telah sudi hadir menaruh rasa lalu meninggalkan rasa kecewa. Aku tidak pernah lupa untuk tersenyum saat melihat dan mengingat kamu. Meski hanya diberi durasi sesingkat mungkin untuk meilihatmu, tapi dapat menciptakan durasi panjang untuk mengenangnya. Bukan bermaksud untuk mengusik, hanya saja merindukan kekonyolan yang pernah singgah sekejap mata. Bukan bermaksud merindukan kekasih orang lain, hanya saja mengenang mahluk yang sudah berjasa dihidup ini. “Abai” yang pernah kau sodorkan untuk kedewasaanku, “pergi” yang kau bungkus untuk mematangkan sikap kanak-kanakku. Aku tidak mendendam, dan tidak juga membenci, dan tidak juga menghakimi. Aku hanya rindu merangkai kata menjadi kalimat yang kemudian melahirkan paragraf yang berbau tentang seseorang yang ketika dekat hanya mampu kutatap dan ketika jauh hanya mampu kukagumi. Sesungguhnya masih belum mengerti dengan proses yang sedang Tuhan sajikan untuk hidupku, scenario ini merebah banyak pertanyaan, dan dihiasi oleh banyak ajaran. Kini, di tengah-tengah proses yang sedang kunikmati. Melahirkan keyakinan baru, memilih untuk membiarkan rasa ini tersimpan rapi pada tempatnya hingga kelak Tuhan hadirkan sesorang yang memang pantas menerimanya. Melihatmu membuat aku mengerti, bahwa kita adalah sepasang doa yang belum Tuhan amini. Memutuskan untuk menikmati rasa sambil berbenah diri, membiarkan rasa ini untuk letih dengan sendirinya. Bukankah ada Tuhan yang lebih tahu sepanjang apa lelah yang bisa kupikul? Hanya perlu tetap tebarkan semangat baru, dan tetap memantaskan diri untuk yang lebih manis lagi. Selalu berserah, sebab suatu saat nanti ia pasti akan merangkul doaku. Seperti pertemuan kita di hari itu. Entah kamu yang menemukanku atau aku yang menemukanmu. Atau takdir memang sengaja mempertemukan kita. Untuk saling membasuh luka, lalu menjadi alasan mengapa bahagia tercipta. Tidak ada yang kebetulan di bumi ini, tiap perkenalan, pertemuan pasti sudah diatur sedemikian rupa. Tuhan tidak pernah membuat takdir tanpa tujuan. Walaupun akhir kisah ini masih sangat rahasia, denganmu yang sampai saat ini masih dalam fase kekaguman. Yang kutahu hadirmu memperkencang degup jantungku, membuat punya seribu alasan untuk merindu. Di sini tugas ku sudah selesai, mendampingimu dengan kemaksimalanku telah kulakukan. Sekarang kutitipkan kau dengan dia yang menjadi alasanmu untuk mengusaikan kisah ini. Mata manusia memang tidak diatur untuk bisa melihat bagaimana kehendak Tuhan bekerja, aku yang hanya bisa tahu apa yang memang bisa dipandang mata tanpa bisa mengetahui serta menebak hal apa yang Tuhan gambarkan dilangkah ku berikutnya. Aku yang dulunya membenci cerita ini, hingga sekarang bisa mensyukuri atas makna yang telah terasa dalam diri ini. Makna yang tak terlihat oleh siapa pun, namun boleh dirasakan olehku dengan sendirinya.
Walaupun pernah terluka tapi aku harus tetap mencoba. Walau aku merasa telah menghabiskan setengah waktuku untuk mewujudkan harapan tentang bahagia yang menurut pandangan orang sangat sederhana tapi bagiku sungguh merupakan ujian dari sang pencipta. Mungkin untuk saat ini, hidup sendiri lebih baik dari pada berjalan pada hubungan yang salah. Aku yang kini memilih diam, mengubur rasa ini dalam-dalam, bukan karena takut untuk bertindak dan berjuang. Tetapi menyadari pengabaianmu ini adalah cara Tuhan menegurku untuk menutup dan menyudahi cerita denganmu. Meski dengan berat hati mengikhlaskan kisah ini hilang termakan luka, namun menguatkan komitmen 'yang menabur dengan air mata pasti pulang dalam bersuka'. Baru memahami, kepergianmu ini menyimpulkan bahwa akan ada dunia baru yang harus aku isi, yang tentunya itu bukan kamu. Selalu ada alasan di balik perpisahan. Selalu ada cerita suka di balik kata duka. Sekelam dan sepahit apa pun kisah yang kulalui, selalu punya pilihan untuk bisa bangkit kembali, meski belum hari ini. Bersabar menjadi manusia yang lebih baik dari sebelumnya. Bukan yang merasa lebih baik dari semuanya. Aku yang kini menyediakan hati untuk selalu berbenah diri. Meski telah merasakan kepedihan, namun aku telah memaafkan dan mengiklaskan. Bukan karena tak menyakitkan, namun karena menyadari aku ini butuh ketenangan. Karena menyimpan dendam dihati sama saja halnya aku mengasah belati untuk di tusuk kejantung sendiri. Aku tidak bisa memesan takdir seperti yang kumau. Dengan siapa kelak aku menghabiskan sisa usiaku, atau bagaimana kelak cara malaikat mencabut nyawaku. Entah di jalan yang sedang berlumpurkan dosa atau di tempat ibadah yang sedang meraih cintanya. Tidak ada yang tau takdir itu bagaimana, tapi aku tahu bagian akhir seperti apa yang aku ciptakan. Tetap menjadi actor yang sebaik-baiknya agar naskahku salah satu bagian dari yang indah. Terimakasih untuk yang sudah hadir menaruh rasa lalu meninggalkan rasa kecewa. Semoga aku adalah sekuat-kuatnya jiwa. Aku percaya, Tuhan tak akan biarkan aku bersama orang yang salah. Yakinlah! Bahwa setiap jiwa yang hilang adalah cara membuka ruang untuk yang lebih baik datang. “Di mana ada cinta yang tulus, di situ hati ini akan berlabuh.” “Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”
HIDUP HARMONIS
Di sebuah pegunungan yang cukup tinggi di daerah Tibet, terdapat sebuah kuil kuno. Tak jauh dari kuil kuno tersebut terdapat dua biara yang berukuran cukup besar. Sekalipun kedua biara itu berdekatan dan terlihat mirip, situasi di dalamnya ternyata sangat bertolak belakang. Biara 1 merupakan tempat belajar sangat sunyi, tenteram, dan teduh. Semua penghuninya hidup dengan harmonis dan damai. Tidak pernah terjadi perselisihan diantara mereka dan semua penghuni hidup bahagia. Biara 2, sebaliknya, bagaikan menyimpan api dalam sekam, yang tertiup angin sedikit saja akan berkobar. Hampir setiap hari ada saja penghuninya yang berselisih pendapat dan rebut. Kehidupan di sana sungguh tidak harmonis. Kepada Biara 2 merasa bingung menghadapi situasi tersebut. Dia lalu mengutus muridnya yang terpandai untuk tinggal selama beberapa hari di Biara 1. Misi sang murid adalah menyelidiki mengapa penghuni biara itu bisa hidup rukun dan harmonis. Beberapa hari kemudian, sang murid kembali dan melaporkan, “Guru, para penghuni Biara 1 bisa hidup dengan harmonis karena mereka sering melakukan kesalahan.” Kepala Biara 2 bingung mendengarnya. Bagaimana mungkin sering melakukan kesalahan malah membuat mereka hidup rukun? “Ya, Guru. Mereka sering sekali melakukan kesalahan, jadi setiap orang saling mengerti,” lanjut sang murid. Semakin dijelaskan, semakin bingunglah sang Kepala Biara. Akhirnya dia memutuskan berkunjung sendiri ke Biara 1. Saat dia memasuki aula utama Biara 1, lantai aula itu sedang dipel. Saat itu ada orang lain yang ikut masuk bersamanya dan orang itu tergelincir karena lantai masih basah. Melihat hal itu, orang yang sedang mengepel buru-buru berkata, “Aduh maaf, ini salah saya. Saya menggunakan terlalu banyak air untuk mengepel.” Mendengar hal itu, orang yang tergelincir juga meminta maaf. “Ah tidak, saya yang harus meminta maaf. Saya kurang hati-hati dana tidak melihat bahwa Anda sedang mengepel. Malah saya mengotori lagi lantai yang sedang Anda pel ini.” Kepala Biara 2 yang melihat hal itu tersenym dan akhirnya mengerti.
Andai saja semua orang mau melakukan instrospeksi diri, mengakui bahwa dirinyalah yang salah, dan menyampaikan penyesalah, tentu semua orang akan hidup harmonis tanpa perselisihan dan menjalani haro-hari yang penuh kedamaian, kebahagiaan, dan sentosa. Banyak manusia bertengkar karena hanya melihat kesalahan yang ada pada orang lain , tapi tidak bisa melihat kesalaha pada diri sendiri. Ketika ada masalah, yang diketahuinya hanya matimatian menyalahkan pihak lawan demi menutupi kesalahan sendiri. Pertengkaran pun jadi semakin sengit. Akibatnya, masalah kecil berubah menjadi masalah besar dan masalah besar berubah menjadi masalah yang tak dapat diselesaikan. Banyak manusia juga bertengkar karena mati-matian menjelaskan dari posisinya saat itu. Misalkan dari posisinya berdia dia melihat suatu angkat sebagai 6, sedangkan dari posisi kita berdiri, kita melihat angka itu sebagai 9. Dia ngotot bahwa itu adalah 6, bukan 9. Padahal, kalau saja dia mau melihat dari sudut pandang kita, dia akan mendapati bahwa kedua angka itu benar dari posisi masing-masing. Dalam baha Indonesia ada ungkapan seperti ini, “Dalam pertengkaran, kalah jadi abu, menang jadi arang.” Artinya apa? Dalam pertengkaran tidak akan ada yang menang; kedua belah pihak pasti kalah. Jadi, untuk apa bertengkar? Setiap manusia pada hakikatnya memiliki persamaan dan perbedaan dengan satu sama lain. Apakah kita akan membedakan persamaan yang ada? Ataukah kita justru menyamakan perbedaan yang ada? Mari, jangan biarkan perbedaan mencerai-beraikan persatuan kita. Kita boleh berbeda, tapi tetap hidup rukun damai dalam persatuan.
Cerita Inspiratif Tentang Kasih Sayang
Ketika ada yang berkata bahwa rasa kasih sayang tidak akan pernah mati, mungkin akan ada pro dan kontra antara menyetujuinya atau tidak. Namun, melalui kisah yang satu ini bisa di buktikan bahwa rasa kasih sayang dan cinta yang tidak pernah mati itu memang ada dan bisa di wujudkan. Meskipun fakta yang ada, pemilik rasa kasih sayang tersebut saat ini telah meninggal dunia. Cerita yang satu ini datang dari kisah seorang anak dan ayahnya yang tentu saja memiliki ikatana kasih sayang begitu kuat dalam hidup ini. Selain karena keduanya memang terikat oleh ikatan batin secara naluriah, selama hidupnya pun hari-hari selalu diisi oleh kebersamaan dengan keluarga khususnya sang ayah. Jadi, tidak heran jika kasih sayang tersebut bisa abadi dan bisa dirasakan pula. Anak yang senantiasa tetap mendapatkan kasih sayang dari sang ayah sekalipun ayahnya telah tiada ini bernama sellers. Saat ayahnya meninggal kala itu dia masih berusia 16 tahun. Sedangkan penyebab meninggalnya sang ayah tidak lain adalah karena penyakit ganas berupa kanker yang sering menjadi momok bagi banyak orang, khususnya yang sudah mengalaminya. Ketika seseorang sudah di vonis mengidap penyakit kanker, tentu saja sudah ada banyak sekali bayangan kelam yang juga penuh dengan keputusasaaan dalam hidupnya. Pada umumnya, penderita penyakit ini pun akan berakhir dengan kematian karena kanker memang penyakit yang sangat mematikan. Termasuk ayah sellers yang juga penderita pun berfikir demikian. Dalam kasus ini, sang ayah adalah sosok penyayang yang sangat mencintai keluarganya, termasuk anaknya sellers yang bisa di katakan masih remaja. Oleh karena itu, mengetahui kondisinya yang buruk, tentu saja ayah sellers cukup terpukul dan tidak ingin melihat anaknya kesepian sekaligus kehilangan kasih sayang seorang ayah sepeninggalnya. Meski demikian, dengan segala cara, sebelum meninggal, ayah sellers berusaha menemukan cara sebaik mungkin sehingga buah hatinya tetap merasa bahwa ayahnya masih ada. Kasih sayang
tulus sang ayah yang abadi ini terbukti dan bisa di sarakan secara nyata oleh Sellers karena setiap tahun sepeninggal ayahnya, dia selalu mendapatkan kiriman bunga dari sang ayah. Bahkan, tidak hanya sebatas bunga saja, dalam kiriman yang masih satu paket sang ayah juga telah mempersiapkan kalimat-kalimat surat yang matang sehingga Sellers bisa benar-benar merasaan kehadirannya. Lalu, bagaimana bisa seseorang yang sudah meninggal mengirimkan bunga pada anaknya di setiap tahun dan tepat pada tanggal ulang tahun sang anak tersebut? Singkat cerita, ternyata sebelum meninggal sang ayah memesan dan membayar pemesanan bunga di salah satu toko untuk di berikan pada anaknya setiap hari ulang tahun. Hal ini pun di tepati dengan baik oleh toko bunga tersebut sehingga sellers bisa merasakan kehadiran sang ayah setiap hari ulang tahunnya. Hal ini membuktikan bahwa kasih sayang bisa tumbuh abadi bagi siapa pun. Pada hari ulang tahun Sellers yang ke dua puluh satu, yakni setelah 5 tahun kematian sang ayah, ada pesan penting ang di tulis ayahnya untuk sellers. Pesan itu berbunyi bahwa ayahnya aan selalu bersama Sellers sampai kapan pun dan ketika Sellers melihat sekelilingnya, di situlah ayahnya berada. Hal ini tentu akan membuat hati Sellers kuat akan motivasi yang terus datang dari ayahnya. Bagaimana menurut Anda? Seseorang yang sudah meninggal saja masih bisa dan punya kesempatan untuk menunjukkan kasih sayangnya pada orang yang dia cintai. Tentu saja bagi yang masih punya banyak waktu di dunia jangan sampai menyia-nyiakan kesempatan yang telah Tuhan berikan. Setiap orang perlu menyadari bahwa kasih sayang harus di berikan secara tulus pada mereka yang berhak. Keluarga adalah segalanya, maka harus disayangi dan diutamakan selama masih ada kesempatan. Manusia tidak pernah tahu kapan kesempatannya akan habis dan maut akan menjemput. Jika kesempatan hidup dari Tuhan untuk saling menyayangi ini di sia-siakan, besar kemungkinan ketika fisik mulai renta dan maut pun terasa kian dekat, mereka akan menyesal.
CERITA INSPIRATIF Batu, kerikil, dan pasir Pada awal kelas filsafat di sebuah universitas, profesor berdiri dengan beberapa item yang terlihat berbahaya di mejanya. Yaitu sebuah toples mayonaisse kosong, beberapa batu, beberapa kerikil, dan pasir. Mahasiswa memandang benda-benda tersebut dengan penasaran. Mereka bertanya-tanya, apa yang ingin profesor itu lakukan dan mencoba untuk menebak demonstrasi apa yang akan terjadi. Tanpa mengucapkan sepatah kata apapun, profesor mulai meletakkan batu-batu kecil ke dalam toples mayonaisse satu per satu. Para siswa pun bingung, namun profesor tidak memberikan penjelasan terlebih dahulu. Setelah batu-batu itu sampai ke leher tabung, profesor berbicara untuk pertama kalinya hari itu. Dia bertanya kepada siswa apakah mereka pikir toples itu sudah penuh. Para siswa sepakat bahwa toples tersebut sudah penuh. Profesor itu lalu mengambil kerikil di atas meja dan perlahan menuangkan kerikil tersebut ke dalam toples. Kerikil kecil tersebut menemukan celah di antara batu-batu besar. Profesor itu kemudian mengguncang ringan toples tersebut untuk memungkinkan kerikil menetap pada celah yang terdapat di dalam stoples. Ia kemudian kembali bertanya kepada siswa apakah toples itu sudah penuh, dan mahasiswa kembali sepakat bahwa toples tersebut sudah penuh. Para siswa sekarang tahu apa yang akan profesor lakukan selanjutnya, tapi mereka masih tidak mengerti mengapa profesor melakukannya. Profesor itu mengambil pasir dan menuangkannya ke dalam toples mayones. Pasir, seperti yang diharapkan, mengisi setiap ruang yang tersisa dalam stoples. Profesor untuk terakhir kalinya bertanya pada muridmuridnya, apakah toples itu sudah penuh, dan jawabannya adalah sekali lagi : YA. Profesor itu kemudian menjelaskan bahwa toples mayones adalah analogi untuk kehidupan. Dia menyamakan batu dengan hal yang paling penting dalam hidup, yaitu : Kesehatan, pasangan anda, anak-anak anda, dan semua hal yang membuat hidup yang lengkap. Dia kemudian membandingkan kerikil untuk hal-hal yang membuat hidup anda nyaman seperti pekerjaan anda, rumah anda, dan mobil anda. Akhirnya, ia menjelaskan pasir adalah hal-hal kecil yang tidak terlalu penting di dalam hidup anda.
Profesor menjelaskan, menempatkan pasir terlebih dahulu di toples akan menyebabkan tidak ada ruang untuk batu atau kerikil. Demikian pula, mengacaukan hidup anda dengan hal-hal kecil akan menyebabkan anda tidak memiliki ruang untuk hal-hal besar yang benar-benar berharga. Pesan Moral : Perhatikan segala sesuatu yang penting demi kehidupan yang penuh dengan kebahagiaan. Luangkan waktu untuk bersama dengan anak-anak dan pasangan anda. Selesaikan pekerjaan anda ketika anda berada di kantor, jangan saat anda sedang berkumpul dengan keluarga. Dendam terhadap seseorang tidak akan bermanfaat untuk anda. Dapatkan prioritas anda sekarang dan bedakan antara batu, kerikil, dan pasir.
IBU DENGAN SATU MATA Ibuku hanya memiliki satu mata. Ketika aku tumbuh dewasa, aku membencinya karena hal itu. Aku benci perhatian tak diundang yang aku dapatkan ketika berada di sekolah. Aku benci bagaimana anak-anak lain menatapnya dan memalingkan muka dengan jijik. Ibuku bekerja dengan dua pekerjaan untuk menafkahi keluarga, tetapi aku justru malu dengan keadaannya dan tidak ingin terlihat sedang bersamanya. Setiap kali ibu saya datang untuk mengunjungi saya di sekolah, rasanya aku ingin dia menghilang. Aku merasakan gelombang kebencian terhadap wanita yang membuat saya menjadi bahan tertawaan sekolah. Pada suatu waktu, ketika aku ingin meluapkan kemarahan ekstrim, aku bahkan pernah mengatakan kepada ibu saya bahwa saya ingin dia mati. Aku benar-benar tidak peduli tentang perasaannya. Setelah aku tumbuh dewasa, aku melakukan apapun sekuat tenaga untuk menjauhkan diri dari ibuku. Aku belajar dengan keras dan mendapat pekerjaan di luar negeri, jadi aku tidak akan bertemu dengannya. Aku menikah dan mulai membesarkan keluargaku sendiri. Aku sibuk dengan pekerjaan dan keluarga, demi menyediakan kehidupan yang nyaman untuk anak-anakku tercinta. Aku bahkan tidak memikirkan ibuku lagi. Namun tidak disangka, ibuku datang untuk mengunjungi rumahku pada suatu hari. Wajah bermata satunya membuat anak-anak saya takut, dan mereka mulai menangis. Aku marah pada ibuku karena muncul mendadak dan saya melarang dia masuk. Kemudian aku berkata : “Jangan pernah kembali ke rumah saya dan kehidupan keluarga baru saya..!”. Aku berteriak, tapi ibu saya hanya diam dan meminta maaf, lalu pergi tanpa mampu berkata-kata lagi. Pada suatu ketika, sebuah undangan untuk reuni sekolah tinggi membawa aku kembali ke kampung halaman setelah puluhan tahun lamanya. Aku tidak bisa menolak berkendara melewati rumah masa kecilku dan mampir ke gubuk tua tersebut. Tetangga saya mengatakan kepadaku bahwa ibuku sudah meninggal dan meninggalkan surat untukku. Beginilah isi surat ibu : “Anakku sayang : Ibu harus memulai surat ini dengan meminta maaf karena telah mengunjungi rumahmu tanpa pemberitahuan dan menakuti anak-anakmu yang cantik. Ibu juga sangat menyesal karena ibu adalah wanita yang memalukan dan sumber penghinaan bagimu, ketika kamu masih kecil sampai tumbuh dewasa.
Ibu sudah mengetahui bahwa kamu pasti akan datang kembali ke kota ini untuk reuni sekolah. Ibu mungkin tidak lagi berada di tempat ini ketika nanti kamu datang, dan ibu pikir itu adalah waktu yang tepat untuk memberitahumu sebuah insiden yang terjadi ketika kamu masih kecil. Tahukah kamu, anakku sayang? Kamu mengalami sebuah kecelakaan dan kehilangan satu mata. Ibu sangat terpukul karena terus memikirkan bagaimana nasib anakku apabila anak ibu tercinta tumbuh hanya dengan satu mata. Ibu ingin kamu dapat melihat dunia yang indah dengan sempurna, jadi ibu memberikan padamu sebelah mata ibu. Anakku sayang, ibu selalu memilikimu dan akan selalu mencintaimu dari lubuk hati ibu yang terdalam. Ibu tidak pernah menyesali keputusan ibu untuk memberikan mata ibu. Dan ibu merasa tenang ketika ibu mampu memberikan kamu kemampuan untuk menikmati hidup yang lengkap. Dari : Ibumu tersayang.” Setelah membaca surat dari ibu, air mataku menetes. Aku sangat menyesal. Diriku selalu menyalahkan diriku sendiri, mengapa dulu aku tidak pernah sedikitpun bersikap baik pada ibu. Aku bahkan tega menghilangkan dirinya dari kehidupanku, padahal ibu selalu ada untuk membantuku. Pesan Moral : Jangan pernah anda menyakiti perasaan orang tua. Karena anda tidak pernah tahu apa saja yang telah dilakukan oleh orang tua anda sehingga anda bisa menjadi seperti sekarang. Dan anda tidak akan pernah tahu kapan orang yang anda sayangi akan meninggalkan anda untuk selama-lamanya.
Nama
: Nadila
CERITA INSPIRATIF CATATAN PENYELESAIAN Untuk membiayai pendidikannya, seorang anak miskin menjual barang dari pintu ke pintu. Suatu hari, anak laki-laki ini benar-benar lapar tapi tidak punya uang untuk membeli makanan. Dia memutuskan untuk meminta sesuatu untuk dimakan ketika ia mengetuk pintu di rumah berikutnya. Seorang wanita muda yang cantik membuka pintu tersebut, dan anak itu kehilangan keberaniannya. Akhirnya dia hanya meminta untuk diberi segelas air, ia terlalu malu untuk meminta makanan. Wanita muda tersebut membawakannya segelas susu, yang segera diminum dengan rakus oleh anak itu. Anak itu bertanya berapa banyak dia berhutang. Tetapi wanita tersebut hanya tersenyum dan berkata bahwa ibunya telah mengajarinya untuk bersikap baik kepada orang lain. Dan ia tidak pernah mengharapkan imbalan apapun. Anak itu meninggalkan rumah wanita tersebut dengan perut penuh dan hati yang penuh kekuatan baru untuk terus melanjutkan pendidikan dan terus bekerja keras. Namun setiap kali ia merasa ingin berhenti, ia teringat pada wanita itu. Seseorang yang telah menanamkan keyakinan baru dan ketabahan di dalam dirinya. Bertahun-tahun kemudian, di sebuah kota besar, seorang ahli bedah ternama Dr. Howard Kelly dipanggil untuk berkonsultasi dengan seorang wanita paruh baya yang menderita penyakit langka. Ketika wanita tersebut mengatakan kepadanya nama kota kecil di mana dia tinggal, Dr. Kelly merasa memori samar muncul dalam pikirannya. Kemudian, secara tiba-tiba Dokter itu tersadar. Dia adalah wanita yang telah memberinya segelas susu bertahun-tahun yang lalu. Kemudian dokter melanjutkan konsultasi dengan menyediakan wanita itu perawatan yang terbaik dan memastikan dia mendapatkan perhatian khusus. Bahkan, ia mengerahkan seluruh kemampuannya sebagai seorang dokter untuk menyelamatkan hidup wanita tersebut. Setelah lama dirawat di rumah sakit dengan melalui berbagai perawatan, wanita itu akhirnya siap untuk kembali ke rumah. Wanita itu sangat khawatir karena akan
membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk menyelesaikan pembayaran biaya perawatannya selama di rumah sakit. Penyakit serius yang dideritanya dan lamanya ia tinggal di rumah sakit telah menghasilkan tagihan yang cukup besar. Namun, ketika dia menerima surat tagihan, ia menemukan bahwa Dr. Kelly telah membayar seluruh tagihannya dan menulis catatan kecil untuknya. Dr. Kelly menulis catatan seperti ini : “Sudah dibayar lunas dengan segelas susu”. Pesan Moral : Teruslah berbuat kebaikan di dalam hidup anda. Bantulah orang lain walaupun anda hanya dapat memberikan bantuan kecil. Karena bantuan kecil yang anda berikan sangat berarti bagi orang lain. Percayalah, ketika suatu saat anda mengalami kesulitan, akan datang bantuan dari orang lain. Itulah balasan dari bantuan kecil yang anda berikan di masa lalu.
ANAK RANTAU MERAIH MIMPI Cerita sukses di perantauan tentunya identik dengan dengan hal - hal yang menyenangkan dan indah selama diperantauan. Namun pada tulisan ini saya akan berbagi cerita kisah sakitnya merantau yang terus berjuang hingga sukses meraih mimpi. Pertama kali saya merantau masih bersama dengan ibusSaat masih mengenyam dibangku SMPdi Kota duri Riau Daratan. Saat itu benar - benar perjuangan jauh dari Ayah dan adik-adik yang sudah pindah ke kalimantan. Sebagai seorang anak tertua tentunya saya punya tanggung jawab untuk menjaga ibu. Saat merantau di riau banyak hal unik yang bisa di ceritakan. Dari di saat SD hingga SMP sekitar 4 tahun lamanya di bumi minyak indonesia ini. Selama merantau dikota ini saya benar benar dituntut untuk bisa mandiri, punya tanggung jawab lebih sebagai anak tertua dan berjuang membangun karakter dengan pola hidup yang bersaing ingin menjadi no.1. Di ranah minang ini saya memiliki banyak teman yang punya Impian yang tinggi, punya motivasi yang lebih serta ambisi yang luar biasa. Namun ada juga sahabat yang merasa pasrah dengan kehidupan dan menerima takdir tuhan yang diberikan. Dari sinilah awalnya karakter saya terbentuk ingin menjadi seorang yang kuat, mandiri dan bisa banyak berbagi manfaat kepada orang lain disekitar saya. Setelah merantau di riau saya sempat kembali ke Kalimantan di Kota Pontianak untuk menamatkan sekolah Tsnawiyah hingga selesai. Dan barulah episode kedua merantau di mulai yakni merantau di Ibu Kota yang dikenal kejam saat masih di bangku sekolah SMK. Di Ibu kota ini banyak cerita yang akan saya bagi. Saat menginjakkan kaki di jakarta pertama sekali pada tahun 2005 hingga 2008. Diawal sekali sudah punya tekad saya sudah harus siap mental, tahan banting dan berani mengambil resiko untuk hidup yang dijalani dijakarta sendirian tanpa ada orangtua dan keluarga saat itu. Dijakarta banyak kejadian yang tidak mengenakkan terjadi, mulai di todong dan dipalakin, dikejar sama anak - anak sekolah yang sedang tawuran, kehilangan handphone, merasakan banjir maha dahsyat di tahun 2006 dan 2007. Semua itu saya lalui dengan ketabahan dan terus bangkit dan tidak patah semangat demi Impian saya sukses di tanah rantau dan pulang kembali ke kampung halaman dengan bekal ilmu dan pengalaman yang bisa di share. Di jakarta saat saat masih sekolah smk saya mulai berbisnis jualan pulsa keliling, menjadi guru ngaji di TPA masyarakat sekitar. Hal itu sebenarnya saya lakukan bukan karena ekonomi semata, namun sekali lagi saya ingin membangun jati diri, membangun karakter dan tentunya menjalani episode kehidupan dengan benar. Sakitnya banyak, saat pembayaran uang pulsa macet, anak-anak yang ikut pengajian dari latar pendidikan putus sekolah bahkan sampai ada yang mengaku mantan pengguna narkoba. Saya semakin punya motivasi ingin berkarya, ingin berbagi semangat untuk orang disekitar saya agar dia yakin bahwa hidup itu bukan untuk hari ini saja tapi ada hari esok, masih ada mimpi yang harus dikejar demi masa depan yang cerah. Dijakarta lah saya juga mulai bergabung dengan keorganiasasian pelajar jakarta dan organisasi ektsra lainnya yang bisa menambah bekal saya menjadi seorang leader dimasa depan. Pernah kejadiaan saat ikut aksi turun kejalan di Bundaran HI dikejar polisi, disusupi penyusup dan lainnya. Sekali lagi inilah proses yang harus saya lewati agar punya mental yang kuat, berani dalam bertindak dan tegar dalam menjalani episode demi episode kehidupan. Selesai dari sekolah SMK di daerah daan magot jakarta barat tahun 2008, saya harus memilih untuk bekerja atau melanjutkan ke jenjang perkuliahan di perguruan tinggi. pada waktu itu bulan mei saya ingat setelah selesai UAN (Ujian Akhir Nasional) saya mengikuti salah satu lomba cipta elenktronika nasioan (LCEN) di ITS Surabaya. Inilah jalan tuhan yg maha kuasa mungkin menurut saya agar saya memilih untuk melanjutkan kuliah. Saat itu berangkat ke Surabaya untuk mengikuti lomba dengan menggunakan kereta dari Gambir. Dijadwal kami harus berangkat pukul 5sore namun karena macetnya ibu kota saat itu saya dan sahabat telat 15 menit. Alhasil kami ketinggalan kereta eksekutif saat itu. sayapun tidak menyerah begitu saja karena ini adalah
awal mimpi saya untuk berprestasi. dan akhirnya setelah berhasil melobi kepala stasiun gambir diperbolehkan menumpang kereta bisnis pada jam berikutnya. Namun apa daya karena kami ini menumpang mau ga mau sakit juga yang kami alami, mau tidak mau kami tidur dilantai depan toilet dan jalan. Sekali lagi ini perjalanan pertama yang mungkin tidak mengenakkan namun saya tidak akan pernah kecewa karena di akhir Alhamdulillah hasil manis kami peroleh menyabet gelar Juata II Nasional bidang mikrontroler pelajar. Semua ini saya percaya bahwa Tuhan akan menggantikan usaha kerjasa kita dengan hasil yg baik juga. Jadi jangan berharap Mimpi kita akan terwujud tanpa perjuangan dan semangat meraihnya. Selesai lomba cipta elektronika tersebut, kabar baiknya adalah saya diberi kemudahan untuk ikut beasiswa di peruruan tinggi negeri tersebut. Dan benar saja dengan melampirkan sertifikat lomba yang didapat, sayapun diterima di salah satu perguruan tinggi negeri ternama di daerah Indonesia timur yaitu Insitut teknologi Sepuluh Nopember. Perantauan episode berikutnya pun saya jalani di Kota pahlawan Surabaya. Kota ini sungguh sangat berkesan , orangnya sangat ramah, kalau kongko(berkumpul) serasa menjadi keluarga sendiri karena masih ada unsur kekeluargaan gotong royong, saling membantu antar sesama teman. Inilah bedanya mungkin dulu merantau di Riau dan Jakarta. Di Surabaya saat masih kuliah saya melatih jiwa bisnis kembali dengan menjual pulsa, mengeprintkan tugas mahasiswa, menjual snack ringan dan lainnya. Pada intinya saya ingin melatih kembali semangat bisnis dan mulai dari awal menjadi seorang pengusaha. Namun selama 4 semester saya jalani bisnis tersebut tutup satu persatu. Sekali lagi, inilah indahnya perjuangan, saya harus melalui episode keGAGALan berulag kali dalam membangun Mimpi. Saya juga sempat Gagal Sidang Ujian Tugas Akhir yang harusnya lulus normal empat tahun namun harus menajdi 4,5 tahun. Semua epiode kegagalan itu saya hadapi dengan tegar dan terus mengevaluasi diri, apa yang salah, apa yang harus diperbaiki. Satu kekuatan saya agar selalu tetap semangat meraih mimpi adalah doa orang tua dan terutama doa IBU. Karena doa itulah saya masih terus berjuang untuk terus memperjuangkan mimpi saya selama di perantauan. Dibalik kegagalan itu ada hikmah, Pada tahun 2011 bulan september saya mulai bangkit dan bersama teman - teman mahsiswa ITS membangun komunitas belajar dan software house yang kami beri nama DTS (Dynamic Team Solution). Sebuah small company yang berisikan mahasiswa semester 7 waktu itu yang mau memulai usaha dari 0. Dan pada tahun 2012 kami sudah mempunya badan usaha yang berdomisi di Sidoarjo dan Surabaya. Saat ini saya sebagai salah satu founder di DTS masih terus eksis membangun perusahaan ini yang alhamdulillah clien kami sudah masuk ke Instansi Pemerintah, BUMN dan hingga negeri tetangga Malaysia. Pencapaian yang kami dapat ini tentunya buah hasil dari kerja keras seluruh anggota DTS tim yang terus berkarya, berbagi manfaat terhadap sesama. Puji syukur kepada Tuhan yang maha kuasa bahwa rezeki yang kami dapat ini lebih dari cukup sebagai mahasiswa tingkat pakhir pada waktu itu. Dan sekarang saya masih melanjutkan sekolah pascasarjana dengan mendapatkan dana Beasiswa dari DIKTI. Ini semua saya yakin adalah kuasa Allah yang kuasa, atas takdirnya lah saya seperti sekarang ini, dan tentunya berkat doa ibu dan sahabat yang selalu medoakan. Semoga cerita ini ada hikmah, Pesan yang mau saya sampaikan dari Tulisan ini adalah. Selama kita diperantauan teruslah berjuang untuk meraih impian kita. Jangan pernah ragu,Mimpi adalalah doa dan harus diperjuangkan.Biarkan orang lain berkata aneh tentang mimpi kita, tapi yakini kita mampu merealisasikan mimpi kita menjadi nyata.“No matter what people said, I will make my dream come true.” Sukses terus untuk Anak Rantau Peraih Mimpi
ANGGREK DAN POHON DI HUTAN Alkisah, di sebuah hutan, terdapat sebuah bunga anggrek yang tumbuhnya menempel pangkal batang sebuah pohon besar. Anggrek sangat nyaman bersama sang pohon karena selain bisa mendapat makanan yang cukup, ia juga terlindung dari teriknya sinar matahari dan derasnya air hujan yang mengguyur. Namun, suatu kali, bencana besar datang. Angin bertiup kencang saat itu, disertai hujan sangat lebat. Tiba-tiba petir menyambar. ”Blaaarr!!” dengan kerasnya, tepat di di pohon besar tempat anggrek bernaung. Batang yang tadinya besar dan kokoh, kini patah beberapa bagian. Pohon yang tadinya jadi rumah si anggrek, telah hancur, hampir berantakan. Anggrek menangis sejadi-jadinya, ketakutan akan masa depannya. “Pohon… kamu selama ini yang melindungi aku dari panas dan hujan. Kenapa kamu jadi begini? Kamu juga baik mengizinkan aku mengambil sebagian makanan dari batangmu. Sekarang…Kamu sendiri hanya tersisa beberapa daun hijau di sebagian sisa batangmu. Siapa lagi yang akan melindungiku?” Pohon yang tersisa, melihat anggrek terus menangis, menyapa sahabatnya itu. “Wahai anggrek. Jangan menangis. Aku pun mengalami kejadian yang sangat menyulitkan. Tapi, aku bersyukur bisa tetap hidup meski hanya dengan sedikit sisa daun di batangku ini. Aku yakin, dengan sisa ini, aku akan tetap bisa kembali tumbuh, meski tak sesempurna dulu lagi. Begitu juga kamu. Lihatlah, kilau mentari pagi yang kini langsung mengenaimu. Kamu tampak semakin indah, ditambah embun yang menempel di tubuhmu. Panas mentari dan hujan yang langsung mengenaimu, pasti akan membuatmu semakin subur, cantik dan berbunga lebih banyak. Tentunya akan makin banyak yang mengagumi keindahanmu.” Anggrek tersentak dengan ucapan pohon sahabatnya itu. Ia kini sadar. Ujian semalam ternyata malah membuka hal lain yang tak pernah terpikirkan selama ini. Anggrek yang indah, ternyata jauh lebih indah saat terkena pancaran mentari langsung. Air yang mengenainya langsung, juga membuat anggrek tumbuh lebih subur. Sahabat Luar Biasa,
Sama dengan kita yang sering terlena di zona nyaman, kadang tidak lagi merasa harus belajar dan memperbaiki diri. Makin nyaman seseorang, ia tak mau lagi beranjak pergi. Padahal, di luar sana, kadang tersedia peluang yang jauh lebih indah, lebih menyenangkan, lebih menghasilkan, banyak yang masih bisa digali. Hal itulah yang kadang-kadang membuat seseorang menjadi berhenti, melambat, dan malah akhirnya kemudian terlibas oleh kemajuan zaman atau perubahan yang terjadi. Peristiwa yang disebut musibah atau bencana sering diperlukan hadir untuk mengingatkan kita agar mawas diri dan mulai belajar lagi. Pada saat awal kejadian, sangat wajar kita mungkin “menangis” seperti sang anggrek. Namun perlu kita yakini, bahwa itu semua datang untuk membawa kita jadi lebih baik dan lebih baik lagi. Mari, terus bersiap diri. Evaluasi setiap hari, lakukan pembelajaran tiada henti. Tidak takut ancaman dan cobaan yang bisa datang setiap saat. Sebab seringkali di sanalah pertumbuhan mental sedang terjadi untuk menyongsong sukses yang akan kita raih.
Ulat Kecil yang Berani Dikisahkan, ada seekor ulat kecil sejak lahir menetap di daerah yang tidak cukup air, sehingga sepanjang hidupnya, dia selalu kekurangan makanan. Di dalam hati kecilnya ada keinginan untuk pindah dari rumah lamanya demi mencari kehidupan dan lingkungan yang baru. Tapi dari hari ke hari dia tidak juga memiliki keberanian untuk melaksanakan niatnya. Hingga suatu hari, karena kondisi alam yang semakin tidak bersahabat, si ulat terpaksa membulatkan tekat memberanikan diri keluar dari rumahnya, mulai merayap ke depan tanpa berpaling lagi ke belakang. Setelah berjalan agak jauh, dia mulai merasa bimbang, katanya dalam hati, “Jika aku sekarang berbalik kembali ke rumah lama rasanya masih keburu, mumpung aku belum berjalan terlalu jauh. Karena kalau aku berjalan lebih jauh lagi, jangan-jangan jalan pulang pun takkan kutemukan lagi, mungkin aku akhirnya aku tersesat dan… entah bagaimana nasibku nanti!” Ketika si ulat sedang maju mundur penuh kebimbangan dan pertimbangan, tiba-tiba ada sebuah suara menyapa di dekatnya, “Halo ulat kecil! Apa kabar? Aku adalah kepik. Senang sekali melihatmu keluar dari rumah lamamu. Aku tahu, engkau tentu bosan kekurangan makan karena musim dan cuara yang tidak baik terus menerus. Kepergianmu tentu untuk mencari kehidupan yang lebih baik, kan?” Si ulat pun menjawab, “Benar. Aku memutuskan pergi dari sarangku untuk kehidupan yang lebih baik. Apakah engkau tahu, apa yang ada di depan sana?” “Aku tahu, jalan ke depan yang akan kau lalui, walaupun tidak terlalu jauh tetapi terjal dan berliku, dan lebih jauh di sana ada sebuah goa yang gelap yang harus kau lalui, tetapi setelah kamu mampu melewati kegelapan, akan terbentang sebuah tempat yang terang, indah dan sangat subur. Kamu pasti menyukainya. Di sana kau pasti bisa hidup dengan baik seperti yang kamu inginkan.” Si kepik dengan bersemangat memberi dorongan kepada ulat yang tampak ragu dan ketakutan. “Kepik, apakah tidak ada jalan pintas untuk sampai ke sana?” “Tidak sobat. Jika kamu ingin hidup lebih baik dari hari ini, kamu harus melewati semua tantangan itu. Nasihatku, tetaplah berjalan langkah demi langkah, fokuskan pada
tujuanmu. Niscaya kamu akan tiba di sana dengan selamat. Selamat jalan dan selamat berjuang sobat!” Sambil berteriak penuh semangat, si kepik pun meninggalkan ulat. Pembaca yang budiman, Memang benar! Kemenangan, kesuksesan adalah milik mereka yang secara sadar, tahu apa yang menjadi keinginannya sekaligus siap menghadapi rintangan apapun yang menghadang, serta mau memperjuangkannya habis habisan melalui cara yang benar/halal. Pengertian sukses secara sederhana memang demikian, telah dipraktikkan oleh manusia sukses berabad-abad lampau sampai saat ini sesuai dengan bidangnya masing-masing. Maka untuk meraih kesuksesan yang maksimal, kita tidak memerlukan teori teori kosong yang rumit. Cukup tahu akan nilai yang akan dicapai dan take action! Ambil tindakan!
Nama
: Dian Putri
Kelas
: IX.6 SEKANTONG BIBIT KACANG TANAH
Dikisahkan, ada seorang gadis muda yang bertekad membantu desa asalnya yang miskin dan terbelakang. Dia rajin mengusahakan segala daya upaya untuk bisa menghasilkan uang guna membeli buku dan perlengkapan sekolah anak-anak di sana. Tetapi, sehebat apapun usahanya, terasa masih saja serba kekurangan. Hingga suatu hari, dia mendapatkan janji bertemu dengan seorang kaya di kota, dengan harapan si tuan kaya mau memberi sumbangan uang. Setelah bertemu, si gadis muda menceritakan keadaan desanya dan sarana pendidikan yang jauh dari memadai serta memohonkan bantuan untuk mereka. Dengan nada bosan dan tidak bersahabat, tuan kaya berkomentar santai, “Gadis muda. Kamu salah alamat. Di sini bukan badan amal yang memberi sumbangan cuma-cuma. Kalau memang anak-anak desamu tidak bisa sekolah, ya itu nasib mereka. Kenapa aku yang harus membantu?” Tampak dia tidak mempercayai sedikitpun ketulusan gadis muda di hadapannya. Dengan pandangan tidak berdaya dan putus asa, si gadis tahu, usahanya telah gagal. Tetapi sebelum pergi, dia mencoba berusaha yang terakhir, “Tuan, kalau boleh, apakah saya bisa meminjam sekantong bibit unggul biji kacang yang tuan hasilkan selama ini? Anggaplah hari ini tuan telah membantu kami dan saya berjanji tidak akan mengganggu tuan lagi.” Dengan heran dan karena ingin segera mengusir si gadis, tanpa banyak cakap, segera diberinya sekantong bibit kacang tanah yang diminta. Sepulang dari sana, si gadis memulai gerakan menanam biji kacang tanah di atas tanah penduduk miskin, dengan tekad sebanyak satu kantong biji kacang tanah, akan menghasilkan kacang sebanyak yang bisa tumbuh di sana. Usahanya berhasil. Dan beberapa saat setelah panen, si gadis kembali mendatangi si hartawan, “Tuan, saya datang kemari dengan tujuan untuk mengembalikan sekantong biji kacang tanah yang saya pinjam waktu itu.”
Lalu si gadis menceritakan keberhasilan mereka menanam hingga memanen, dari sekantong biji kacang menjadi sebanyak itu. Si tuan kaya terkesan dengan hasil usaha dan ketulusan si gadis muda dan berkenan datang ke desa meninjau. Dia sangat terkesan dan kemudian malahan menyumbangkan alat-alat pertanian, mengajarkan cara bertani yang baik, dan membeli semua hasil panen yang dihasilkan desa tersebut. Tiba-tiba kehidupan di desa itu berubah total. Mereka mampu menghasilkan uang, hidup lebih sejahtera, dan mampu membangun sekolah untuk pendidikan anak-anaknya. Sungguh perjuangan seorang gadis muda yang membanggakan dan nyata! Tidak ada usaha yang sia-sia! Seluruh penduduk desa selalu bersyukur dan berterima kasih atas jasa si gadis muda. Kesimpulan: Kehidupan di dunia ini sangat realistis. Saat kita dalam keadaan lemah, mundur, gagal, banyak orang mencemooh kita. Saat kita ingin memulai usaha atau ada ide-ide baru yang mau kita kerjakan, ada saja orang yang tidak mau membantu tetapi meremehkan, menghina dan memandang sebelah mata. Ya, tidak usah marah, dendam ataupun membenci. Lebih baik siapkan segalanya secara maksimal dan perjuangkan sampai berhasil. Setelah ada bukti sukses baru orang akan percaya dan lambat atau cepat akan memberi pengakuan pada kita. Tapi jangan heran, saat kita sukses ada pula orang yg menunggu kapan kita jatuh. Maka yang paling utama adalah sikap kita. Sewaktu kita gagal dan diremehkan tidak marah. Sewaktu kita sukses, tidak lupa diri. Walaupun sukses tetap rendah hati dan bersahaja. Dan, tetap optimis menciptakan kesuksesan yang lebih besar.
Nama Kelas
: Fitri Ayu Maharani : IX.6
KISAH SEHELAI DAUN
Pada sebatang pohon kecil, hiduplah beberapa daun yang tumbuh bersama. Diantara daun-daun tersebut terdapat sebuah daun yang sangat besar dan kuat. Daun itu diagung-agungkan karena kekuatannya. Dialah yang dianggap pelindung bagi daun-daun lainnya dari badai, hujan, panas matahari yang terik, dan bahaya lainnya. Suatu ketika datanglah musim kemarau yang panjang. Daun-daun di pohon kecil itu mulai layu karena tidak mendapat air dan makanan. Daun besar yang tadinya kuat dan besar mulai terlihat keriput. Ia berusaha melindungi daun-daun lainnya dari matahari yang bersinar sangat terik sehingga daun2 sahabatnya itu tidak kehilangan air lebih banyak lagi. Hari berganti hari, daun besar itu sudah sampai pada puncak usahanya. Ia mulai sobek-sobek sehingga sinar matahari mulai menembusnya. Ia mulai kehilangan kekuatannya dan daun-daun lainnya pun sudah mulai mengabaikannya karena ia tidak kuat lagi seperti dulu. Beberapa hari kemudian daun besar itu merasa tidak kuat lagi akhirnya ia berkata kepada teman-temannya : Teman-teman aku tidak lagi mempunyai kekuatan untuk melindungi kalian, aku akan gugur. Selamat tinggal. Setelah berkata demikian akhirnya daun besar itu pun gugurlah. Musim kemarau terus berlanjut, daun-daun di pohon kecil itu saling bertahan untuk hidup. Mereka sama sekali sudah melupakan daun besar yang telah berjasa melindungi mereka sehingga mereka dapat bertahan sampai sekarang.
Musim kemarau tidak juga berakhir. Daun-daun di pohon kecil itu sudah mulai kehilangan harapan. Mereka merasa sangat kelaparan, kehausan dan akan mati. Di saat mereka putus asa, tiba tiba dirasakan adanya air dan makanan dari tanah. Mereka terheran-heran akan adanya keajaiban itu. Setelah lama mencari-cari, mereka menyadarinya. Mereka melihat bahwa daun besar itu sudah membusuk dan menghasilkan air dan sari makanan bagi mereka. Akhirnya dengan air dan sari makanan dari daun besar tadi, daun daun di pohon kecil itu berhasil bertahan sampai musim hujan datang. Daun-daun di pohon kecil itu sangat menyesal karena telah melupakan daun besar itu. Padahal sampai akhir hayatnya daun besar itu tetap menjadi pahlawan bagi daun-daun lainnya. Renungan bagi kita, Janganlah menilai seseorang dengan penampilan dan kekuatannya. Allah memberikan bantuan kepada kita melalui siapa saja bahkan melalui orang yang kita anggap telah jatuh dan hina. Ingatlah rencana Allah itu ajaib dan tidak pandang bulu terhadap semua hambaNya
KASIH SAYANG SEORANG IBU
Pagi itu, seperti biasa Arif langsung berangkat ke sekolahnya tanpa pamit dan peduli pada ibunya. Sejak ayahnya meninggal dunia, sikap Arif berubah. Ia menjadi kasar dan tidak peduli pada lingkungannya. Ibunya yang sudah cukup tua pun sering sakit hati melihat tingkah laku anaknya tersebut. Besok adalah hari ulang tahun ibunya. Arif seakan tidak peduli dengan hal itu. Seperti biasa, ia pergi ke sekolahnya dengan berjalan kaki. Ia sudah sering mengeluh kepada ibunya untuk dibelikan motor, namun ibunya tidak punya cukup uang untuk mengabulkan permintaannya.
Sesampainya di sekolah ia langsung menyapa teman-temannya dan langsung menuju ke belakang sekolah untuk merokok dan nongkrong-nongkrong bersama teman-temannya. Hari itu, lagi-lagi Arif tidak masuk kelas padahal ia sudah kelas III SMA dan tidak lama lagi akan menghadapi Ujian. Ia hanya menghabiskan waktunya dengan bermain gitar dan merokok di belakang sekolah bersama teman-temannya. “Rif, kapan kamu akan membayar hutangmu yang kemarin?”, tanya salah satu temannya. “Nanti sore pasti kubayar, jangan takut”, Arif menjawab dengan yakin meskipun sebenarnya ia sedang tidak memegang uang sedikit pun.
Siang harinya, ia bolos ke luar sekolah dengan meloncati pagar sekolah. Ia pergi ke sebuah pasar di dekat sekolahnya dan mencoba mencopet karena butuh uang untuk membayar hutang pada temannya. Ia berhasil mengambil dompet korbannya namun belum sukses melarikan diri dari kejaran masa. Akhirnya ia gagal melarikan diri. Arif babak belur dihakimi masa dan akhirnya dibawa ke kantor polisi untuk ditindak lebih lanjut. Setibanya di kantor polisi, orang tua Arif langsung ditelpon dan diminta untuk datang ke kantor polisi. Ibunya kaget dan langsung menangis mendengar anak satu-satunya harus berurusan dengan polisi. Dengan wajah babak belur karena dihajar masa, Arif menangis dan menyesali perbuatannya. Ia menyesal karena selalu mengecewakan ibunya. Bahkan saat ibunya sakit sekalipun ia tidak pernah peduli dengan keadaan ibunya. Ia hanya sibuk bergaul dengan teman-temannya. Dalam tangisannya, Arif berjanji akan membahagiakan ibunya. Ia berjanji dengan dirinya sendiri untuk langsung mencium
kaki
sang
ibu
saat
ibunya
datang
menjemputnya
di
kantor
polisi.
Detik demi detik, menit demi menit, dan tiga jam sudah berlalu. Orang tua Arif belum juga datang. Arif pun merasa gelisah. Setelah tiga jam lewat, akhirnya telpon arif berbunyi. Di ujung telpon terdengar suara petugas rumah sakit yang mengabarkan bahwa ibunya sedang dalam kondisi kritis setelah mengalami tabrakan dalam perjalanan menuju kantor polisi. Ibunya tertabrak sebuah mobil saat menyeberangi jalan. Arif pun histeris. Ia langsung menuju rumah sakit dengan diantar oleh pihak kepolisian. Di tengah perjalanan, ia meminta untuk berhenti dan membeli setangkai bunga untuk sang ibu. Nampaknya Arif ingin memberikan sebuah kado ulang tahun untuk ibunya. Sesampainya di rumah sakit, Arif berlari menuju kamar sang ibu. Ia kaget karena ibunya tidak ada di ruangan. Ia mencari informasi ke sana kemari dan akhirnya ia mendengar sebuah kabar buruk yang sesungguhnya tidak ingin ia dengar. Ibunya baru saja dipindahkan ke kamar mayat. Ya..ibu Arif tidak bisa diselamatkan. Ia meninggal dunia karena kehabisan darah. Setelah mendengar kenyataan pahit itu, Arif pun terdiam. Bunga yang baru ia beli jatuh ke lantai. Ia berlari menuju jenazah sang ibu. Ia menangis histeris seakan tidak bisa menerima kenyataan. Tangisannya semakin dalam ketika ia menemukan sebuah dokumen pembelian sepeda motor di dalam tas ibunya. Rupanya hari ini ibunya berhasil mengumpulkan uang dan membelikan sebuah sepeda motor untuk Arif. Ia sangat menyesal karena selama ini hanya bisa mengeluh dan mengeluh. Salah seorang saksi mengatakan bahwa selama ini ibunya Arif menjadi pengamen dan penjual kue di pasar. Biar bagaimanapun, tangisan Arif tidak dapat mengembalikan apa-apa. Ia sudah terlambat untuk menyesal. Semua telah terjadi. Bagi Anda yang masih mempunyai orang tua, sayangilah mereka. Berikan yang terbaik untuk mereka. Jangan sampai kita menyakiti hati mereka apalagi sampai membuat mereka menangis. Sudahkan Anda menanyakan kabar orang tua Anda sekarang? Jika belum, telponlah mereka. Tanyakan keadaan mereka dan katakan bahwa Anda sangat menyayangi mereka. Jangan sampai terlambat. Karena kita tidak pernah tau apa yang akan terjadi besok bahkan satu detik ke depan. Semoga ada sesuatu yang bisa kita petik dari cerita ini. Sekian…
Semangkuk Bakso Dikisahkan, biasanya di hari ulang tahun Putri, ibu pasti sibuk di dapur memasak dan menghidangkan makanan kesukaannya. Tepat saat yang ditunggu, betapa kecewa hati si Putri, meja makan kosong, tidak tampak sedikit pun bayangan makanan kesukaannya tersedia di sana. Putri kesal, marah, dan jengkel. "Huh, ibu sudah tidak sayang lagi padaku. Sudah tidak ingat hari ulang tahun anaknya sendiri, sungguh keterlaluan," gerutunya dalam hati. "Ini semua pasti gara-gara adinda sakit semalam sehingga ibu lupa pada ulang tahun dan makanan kesukaanku. Dasar anak manja!" Ditunggu sampai siang, tampaknya orang serumah tidak peduli lagi kepadanya. Tidak ada yang memberi selamat, ciuman, atau mungkin memberi kado untuknya. Dengan perasaan marah dan sedih, Putri pergi meninggalkan rumah begitu saja. Perut kosong dan pikiran yang dipenuhi kejengkelan membuatnya berjalan sembarangan. Saat melewati sebuah gerobak penjual bakso dan mencium aroma nikmat, tiba-tiba Putri sadar, betapa lapar perutnya! Dia menatap nanar kepulan asap di atas semangkuk bakso. "Mau beli bakso, neng? Duduk saja di dalam," sapa si tukang bakso. "Mau, bang. Tapi saya tidak punya uang," jawabnya tersipu malu. "Bagaimana kalau hari ini abang traktir kamu? Duduklah, abang siapin mi bakso yang super enak." Putri pun segera duduk di dalam. Tiba-tiba, dia tidak kuasa menahan air matanya, "Lho, kenapa menangis, neng?" tanya si abang. "Saya jadi ingat ibu saya, nang. Sebenarnya... hari ini ulang tahun saya. Malah abang, yang tidak saya kenal, yang memberi saya makan. Ibuku sendiri tidak ingat hari ulang tahunku apalagi memberi makanan kesukaanku. Saya sedih dan kecewa, bang." "Neng cantik, abang yang baru sekali aja memberi makanan bisa bikin neng terharu sampai nangis. Lha, padahal ibu dan bapak neng, yang ngasih makan tiap hari, dari neng bayi sampai segede ini, apa neng pernah terharu begini? Jangan ngeremehin orangtua sendiri neng, ntar nyesel lho." Putri seketika tersadar, "Kenapa aku tidak pernah berpikir seperti itu?"
Setelah menghabiskan makanan dan berucap banyak terima kasih, Putri bergegas pergi. Setiba di rumah, ibunya menyambut dengan pelukan hangat, wajah cemas sekaligus lega, "Putri, dari mana kamu seharian ini, ibu tidak tahu harus mencari kamu ke mana. Putri, selamat ulang tahun ya. Ibu telah membuat semua makanan kesukaan Putri. Putri pasti lapar kan? Ayo nikmati semua itu." "Ibu, maafkan Putri, Bu," Putri pun menangis dan menyesal di pelukan ibunya. Dan yang membuat Putri semakin menyesal, ternyata di dalam rumah hadir pula sahabat-sahabat baik dan paman serta bibinya. Ternyata ibu Putri membuatkan pesta kejutan untuk putri kesayangannya. ===================================================== Saat kita mendapat pertolongan atau menerima pemberian sekecil apapun dari orang lain, sering kali kita begitu senang dan selalu berterima kasih. Sayangnya, kadang kasih dan kepedulian tanpa syarat yang diberikan oleh orangtua dan saudara tidak tampak di mata kita. Seolah menjadi kewajiban orangtua untuk selalu berada di posisi siap membantu, kapan pun. Bahkan, jika hal itu tidak terpenuhi, segera kita memvonis, yang tidak sayanglah, yang tidak mengerti anak sendirilah, atau dilanda perasaan sedih, marah, dan kecewa yang hanya merugikan diri sendiri. Maka untuk itu, kita butuh untuk belajar dan belajar mengendalikan diri, agar kita mampu hidup secara harmonis dengan keluarga, orangtua, saudara, dan dengan masyarakat lainnya.